Anda di halaman 1dari 4

1.

Menara Babel
Pendahuluan
Menara Babel adalah salah satu cerita dalam Alkitab yang tercatat dalam Kitab Kejadian 11:
1-9. Cerita ini bercerita tentang upaya manusia untuk membangun sebuah menara yang
mencapai langit. Namun, usaha ini dihentikan oleh Tuhan dengan memberikan berbagai
macam bahasa yang berbeda-beda kepada para pembangun, sehingga mereka tidak dapat
saling memahami dan terpaksa untuk berhenti membangun. Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai latar belakang, isi cerita, serta implikasi yang dapat diambil dari cerita Menara
Babel.

Latar Belakang Cerita Menara Babel


Cerita Menara Babel berasal dari Kitab Kejadian dalam Alkitab. Kitab Kejadian sendiri
merupakan bagian dari kelompok tulisan-tulisan yang disebut sebagai Taurat (atau
Pentateukh). Kitab Kejadian memuat kisah penciptaan dunia dan manusia, kisah Adam dan
Hawa, kisah Nuh dan air bah, serta kisah bangsa-bangsa di bumi. Cerita Menara Babel
termasuk ke dalam kisah bangsa-bangsa di bumi.

Isi Cerita Menara Babel


Cerita Menara Babel dimulai dengan manusia yang tinggal di satu tempat dan berbicara
dengan satu bahasa. Mereka memutuskan untuk membangun sebuah kota dan sebuah menara
yang mencapai langit, dengan tujuan agar mereka tidak tersebar ke seluruh penjuru bumi.
Mereka berpikir bahwa jika mereka berhasil membangun menara tersebut, mereka akan
menjadi terkenal dan tidak akan terpisahkan.
Namun, Tuhan melihat usaha manusia tersebut dan memutuskan untuk menghentikannya.
Tuhan memberikan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda kepada para pembangun,
sehingga mereka tidak dapat saling memahami. Hal ini menyebabkan para pembangun
menjadi terpecah dan tidak dapat bekerja sama dalam membangun menara tersebut. Akhirnya,
mereka terpaksa berhenti membangun dan tersebar ke seluruh penjuru bumi sesuai dengan
bahasa yang mereka miliki.

Implikasi Cerita Menara Babel


Cerita Menara Babel memiliki beberapa implikasi yang dapat diambil. Pertama, cerita ini
mengajarkan bahwa manusia tidak boleh sombong dan menganggap dirinya lebih hebat dari
Tuhan. Manusia harus selalu menghormati kehendak Tuhan dan menjalankan perintah-Nya.
Kedua, cerita ini juga mengajarkan bahwa kerjasama dan persatuan sangat penting dalam
mencapai tujuan yang besar. Namun, persatuan tersebut haruslah didasarkan pada kesetaraan
dan saling menghormati. Ketiga, cerita ini juga mengajarkan bahwa keanekaragaman adalah
sebuah anugerah yang harus dihargai dan dijaga. Keanekaragaman bahasa, budaya, dan
agama merupakan kekayaan yang harus dipelihara dan dijaga, bukan dijadikan alasan untuk
memusuhi satu sama lain.
2. 3 Contoh Menara Babel dalam Kehidupan Nyata
a. Komunikasi yang tidak efektif dalam tim atau organisasi
PT Garapan Indah ,bergerak dalam bidang konveksiatautextil, mengalami
permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi
yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan
karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai
penghitungan gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum
memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan
semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan
yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHK
besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Bisa kita liat salah satu contoh Menara Babel dalam kehidupan nyata adalah
ketika tim atau organisasi tidak dapat berkomunikasi secara efektif. Misalnya,
contoh diatas dimana hubungan komunikasi antara karyawan dan boss yang
memiliki perbedaan dalam latar belakang, pengalaman, atau bahasa, yang
memungkinan terjadinya kesalahpahaman atau kesalahan dalam interpretasi
pesan sangat tinggi. Hal ini dapat memperlambat proses kerja dan
menimbulkan konflik di antara anggota tim atau organisasi.

b. Perbedaan Bahasa dan budaya dalam perdagangan internasional


PT. HBD merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi
bahan baku untuk industri makanan dan minuman. Perusahaan ini ingin
memperluas pasar ke luar negeri dan memutuskan untuk melakukan
perdagangan internasional dengan mitra di Jepang. Namun, perbedaan bahasa
dan budaya menjadi tantangan dalam proses bisnis mereka.Perusahaan PT.
HBD ingin menjual produk bahan baku makanan dan minuman ke Jepang.
Mereka sudah menyiapkan presentasi produk dan melakukan negosiasi dengan
mitra di Jepang melalui video conference. Namun, selama negosiasi
berlangsung, terdapat beberapa kesalahan dalam interpretasi pesan yang
disampaikan oleh kedua belah pihak.Masalah utama dalam kasus ini adalah
perbedaan bahasa dan budaya antara perusahaan PT. HBD dan mitra di
Jepang. Bahasa Jepang yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi salah
satu hambatan dalam berkomunikasi secara efektif. Selain itu, perbedaan
budaya antara kedua negara juga menjadi tantangan dalam memahami
kebutuhan dan preferensi pelanggan.

Dalam perdagangan internasional, perbedaan bahasa dan budaya bisa menjadi


salah satu contoh Menara Babel. Misalnya, ketika seorang pedagang ingin
berbisnis dengan pihak luar negeri, dia harus dapat memahami bahasa dan
budaya mereka agar dapat melakukan transaksi dengan efektif. Tanpa
pemahaman yang baik mengenai bahasa dan budaya, dapat terjadi
kesalahpahaman atau perbedaan pandangan yang dapat mempengaruhi proses
bisnis tersebut.

c. Perbedaan Agama dan keyakinan dalam hubungan antarbudaya


Sarah adalah seorang pelajar asal Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk
belajar di Amerika Serikat. Saat tinggal di asrama kampus, dia bertemu
dengan teman sekamar barunya, Najwa, yang berbeda agama dan keyakinan
dengannya. Sarah seorang Kristen dan Najwa seorang Islam. Keduanya
memiliki pandangan hidup yang berbeda dan ini menjadi tantangan dalam
membangun hubungan persahabatan mereka. Sarah dan Najwa sering bertemu
di asrama kampus dan menghabiskan waktu bersama. Mereka sering
berdiskusi tentang agama dan keyakinan mereka. Namun, perbedaan
pandangan hidup yang mereka miliki kadang-kadang menimbulkan
ketegangan dalam hubungan mereka. Misalnya, ketika Najwa berbicara
tentang cara beribadahnya, Sarah sering merasa tidak nyaman karena dia tidak
terbiasa dengan cara ibadah di agama Islam. Masalah utama dalam kasus ini
adalah perbedaan agama dan keyakinan antara Sarah dan Najwa. Keduanya
memiliki pandangan hidup yang berbeda dan hal ini dapat mempengaruhi cara
mereka memandang kehidupan, cara berpikir, dan perilaku. Perbedaan ini
dapat menyebabkan ketegangan dan ketidaknyamanan dalam hubungan
persahabatan mereka.

Perbedaan agama dan keyakinan juga dapat menjadi contoh Menara Babel
dalam hubungan antarbudaya. Misalnya, ketika seseorang ingin berinteraksi
dengan orang dari latar belakang agama yang berbeda, dia harus dapat
memahami keyakinan mereka agar dapat membangun hubungan yang baik
dan menghargai perbedaan satu sama lain. Tanpa pemahaman yang baik
mengenai keyakinan mereka, dapat terjadi konflik atau ketidaknyamanan
dalam hubungan tersebut.

3. Kesimpulan
Kejadian 11:1-9 mengisahkan tentang pembangunan Menara Babel oleh manusia
untuk mencapai langit dan membuat nama mereka terkenal. Namun, tujuan manusia
ini digagalkan oleh Tuhan dengan membuat mereka berbicara bahasa yang berbeda-
beda sehingga mereka tidak dapat saling memahami dan membangun Menara Babel
tersebut terpaksa terbengkalai.

Makna dari kejadian ini adalah bahwa manusia sering kali lupa akan keterbatasan
mereka dan merasa bisa mengalahkan Tuhan. Mereka ingin mencapai kesempurnaan
yang tidak bisa dicapai oleh manusia biasa. Pembangunan Menara Babel ini
merupakan simbol ambisi manusia yang berlebihan dan ingin menempatkan diri
mereka sejajar dengan Tuhan.

Pelajaran yang dapat diambil dari kejadian ini adalah bahwa manusia seharusnya
tidak lupa akan keterbatasan dan kelemahan mereka. Tuhan memberikan batasan-
batasan pada manusia agar mereka tidak terlalu jauh dalam membangun ambisi
mereka yang berlebihan. Kita seharusnya belajar untuk merendahkan diri dan tidak
menganggap diri kita lebih besar daripada Tuhan.
Selain itu, kejadian ini juga menunjukkan pentingnya saling memahami dan
berkomunikasi dengan baik. Bahasa merupakan alat penting dalam komunikasi, dan
ketika bahasa yang digunakan berbeda-beda, akan sulit untuk saling memahami dan
berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, kita perlu belajar untuk memahami
bahasa dan budaya orang lain sehingga kita dapat berkomunikasi dengan baik dan
membangun hubungan yang harmonis.

Kesimpulannya, kejadian 11:1-9 mengingatkan kita akan keterbatasan dan kelemahan


kita sebagai manusia. Kita seharusnya belajar untuk merendahkan diri dan
menghargai batasan-batasan yang diberikan oleh Tuhan. Kita juga perlu belajar untuk
memahami bahasa dan budaya orang lain sehingga kita dapat berkomunikasi dengan
baik dan membangun hubungan yang harmonis.

Anda mungkin juga menyukai