Anda di halaman 1dari 2

Harta Abadi

Dr. Amir Faishol Fath

Allah swt. selalu menceritakan dalam Al Qur'an mengenai kepastian hancurnya alam dunia. Dalam
pembukaan surah At Takwir, Al Infithaar dan Al Insyiqaaq, digambarkan secara detil bagaimana langit
yang kokoh ini kelak akan menjadi rapuh dan terkelupas, bintang-bintang akan terlepas dari porosnya,
lautan akan dipanaskan lalu diluapkan dan menelan semua daratan, matahari dipadamkan sehingga
tidak ada kehidupan lagi di muka bumi. Ini menunjukkan bahwa harta yang selama ini manusia
perjuangkan akan berakhir. Harta tidak akan pernah bisa mempertahankan kehidupan di muka bumi.
Sehebat apapun usaha manusia untuk memperpanjang hidupnya, kematian pasti akan tiba pada saat
yang telah ditentukan.

Lalu apa yang akan terjadi setelah hancurnya alam dunia? Allah menjelaskan dalam banyak tempat
dalam Al Qur'an bahwa kelak manusia akan dibangkitkan lagi untuk kehidupan abadi. Itulah kehidupan
alam akhirat. Allah berfirman: Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main.
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS. Al
Ankabuut:64). Dari ayat ini nampak bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, melainkan semua akan
berakhir dengan kemusnahan. Dalam surah Ar Rahman:26-27 Allah berfirman: "Semua yang ada di bumi
itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan".

Masihkah dunia akan terus dipertahankan? Masihkan manusia akan terus terlena dengan kesenangan
dunia? Masihkan manusia tidak akan segera berpikir mengenai alam akhirat? Masihkan manusia tidak
akan segera merencanakan untuk kehidupan abadi? Alam akhirat Allah persiapan bukan untuk
sementara, melainkan untuk selama-lamanya. Tidak ada kematian lagi setelah itu. Siapa yang selama di
dunia mempersiapkan diri untuk menjadi penghuni surga dengan mentaati Allah dan rasul-Nya, ia akan
bahagia selamanya. Sebaliknya, siapa yang selama di dunia mempersiapkan diri untuk menjadi bahan
bakar neraka dengan mengingkari ajaran Allah dan rasul-Nya, ia akan menderita selamanya.

Dalam Al Qur'an Allah swt. selalu menceritakan orang-orang yang kelak pasti akan menyesal, karena
selama di dunia lalai. Mereka tidak pernah percaya bahwa kelak akan dihisab semua amal dan kekayaan
yang mereka punya. Akibatnya mereka terlena dengan kemewahan, bukan hanya itu mereka menjadi
kikir dan rakus. Mereka tidak mau beramal untuk akhirat. Kekayaan mereka tumpuk hanya untuk
kepentingan dunia saja. Uang yang mereka punya hanya ditransfer dari bank ke bank. Tidak sedikitpun
yang mereka transfer ke akhirat. Begitu dunia dihancurkan oleh Allah, semua hartanya berakhir. Tidak
bisa membantu mereka di alam akhirat.

Kelak mereka pasti akan menyesal. Mereka kelak akan berkata seperti yang Allah firmankan dalam surah
Al Haqqah: 27-28: "Telah hilang kekuasaanku dariku" Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat
kepadaku". Kita simak lagi gambaran penyesalan mereka di akhir surah An Naba': 40: "Sesungguhnya
Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa
yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku
dahulu adalah tanah". Dalam surah Al Mulk:10, penyesalan seperti ini Allah ceritakan lagi: Dan mereka
berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami
termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".

Sebelum menyesal, masih ada kesempatan untuk membuat harta kita menjadi abadi. Caranya:
transferlah harta anda ke akhirat. Salurkan kekayaan anda melalui lembaga-lembaga sosial yang
membantu fakir miskin dan anak yatim, lebih dari itu wakafkan harta anda untuk pelayanan sosial
seperti masjid, sekolah pendidikan agama dan rumah sakit. Dari sini harta anda akan bergerak
mencarikan pahala untuk anda. Dari sini kecapean yang selama ini anda lakukan tidak akan menjadi sia-
sia. Anda kelak ditunggu oleh harta anda di surga. Wallahu a'lam bishawab.

Sumber : http://www.wakafcenter.com/berita-93-harta-abadi.html

Anda mungkin juga menyukai