Anda di halaman 1dari 4

Pemeliharaan Pendengaran di

Industri

Dr. M.S. Wiyadi


Litb./U.P.F. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

PENDAHULUAN periodik, bentuk gelombang tak da-


Pada tempat-tempat industri, sesuatu yang mengancam pen- pat diikuti atau diprodusir lagi da-
dengaran manusia ialah suara bising yang ditimbulkan oleh lam waktu tertentu
suara mesin pabrik atau suara-suara lain yang ditimbulkan oleh Spooner : Bising adalah suara yang tidak me-
pekerjaan-pekerjaan pada industri tersebut. ngandung kualita musik
Suara bising akan menimbulkan gangguan pendengaran Burns dan Littler : Bising ialah suara yang tak dike-
atau ketulian pada seseorang yang bekerja atau berada di hendaki oleh yang mendengarkan-
lingkungan industri. Istilah-istilah occupational deafness, nya2
industrial deafness, noise induced hearing loss, trauma akustik, Wall : Bising ialah suara yang meng-
adalah istilah-istilah untuk menggambarkan ketulian akibat ganggu
suara bising. Bila suara bising menyebabkan ketulian pada
anggota militer, disebut military deafness. JENIS KEBISINGAN6
Ketulian ini sifatnya neuro-sensorik dan ireversibel. Untung- Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan :
nya ketulian ini bisa dicegah, dengan cara penanggulangan 1.a. Kebisingan yang kontinu dengan spektrum frekuensi
bising di industri yang pada hakekatnya adalah pemeliharaan yang luas (Steady state, Wide band noise) misal kipas
pendengaran di industri. Pemeliharaan pendengaran di industri angin.
ditujukan untuk mencegah terjadinya ketulian bagi pekerja- b. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi sempit
pekerja yang masih normal telinganya dan mencegah agar tak (Steady state, narrow band noise) misalnya gergaji sir-
jadi lebih jelek pada pekerja-pekerja yang sudah terdapat ke- kuler, katup gas. .
kurang pendengaran. 2.Kebisingan terputus-putus (intermittent) misalnya suara
Maksud dari tulisan ini untuk membicarakan akibat ke- lalu lintas dan kapal terbang di lapangan udara.
bisingan pada manusia, terutama pada telinganya, dan caracara 3.a. Kebisingan impulsif (impact impulsive noise) misalnya
menanggulangi kebisingan agar tidak merusak pendengaran tembakan bedil atau meriam juga ledakan-ledakan yang
para pekerja di lingkungan industri. lain.
b. Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di
perusahaan.
DEFINISI BISING1-5 Akhir-akhir ini banyak terjadi noise pollution yang disebab-
Bising ialah bunyi atau suara yang mengganggu atau tak kan :
dikehendaki3,4,5 – perkembangan industri modern
Denis : Bising ialah suara yang timbul dari – lalu lintas udara, darat dan Taut yang makin ramai.
getaran-getaran yang tak teratur – musik-musik pop dengan alat-alat akustik yang mutakhir.
dan periodik2.
Hirsh dan Ward (1952) : Bising ialah suara yang komplek
yang mempunyai sedikit/tak punya PENGARUH KEBISINGAN NON AUDITOIR2,3,6
*) Ceramah pada latihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja khusus bagi dokter
Biarpun pengaruh ini kadang-kadang samar-samar dan be-
perusahaan di Surabaya, tanggal 24 Nopember 1986. lum diselidiki secara mendalam, dalam beberapa tulisan di-

28 Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987


kemukakan sebagai berikut : basilaris lebih kuat dari keadaan normal, hal ini dapat me-
– Adanya gangguan menangkap pembicaraan kalau kita ber- nyebabkan sentuhan outer dan inner hair cells pada membrana
ada dalam lingkungan bising (interference with speech tectoria yang berlebihan, hingga dapat menimbulkan atrofinya
communication). hair cells tersebut.
– Ada pengaruh terhadap kelakuan atau tabiat seseorang Menurut penyelidikan Guild (1952) ialah, bagian koklea
(Behavioural effects) yang mengakibatkan daya efisiensi yang terdekat dengan oval window menerima suara-suara
berkurang. Weston dan Adams (1935) melporkan, karya- dengan frekuensi tinggi. Ini sesuai dengan bentuk gelombang
wan tanpa alat pelindung diri telinga prestasi kerjanya ku- nada-nada tinggi yang di sini lebih pendek, sebaliknya nada-
rang 12% dibanding karyawan yang memakai alat pelin- nada rendah mempunyai gelombang-gelombang lebih panjang
dung telinga, Atma Life Insurance Co, menemukan kesalah- sesuai dengan bagian koklea yang mendekati apex. Kerusakan
an juru tik menurun 30 – 50% setelah ruang tempat kerja- koklea akibat suara/nada tinggi berpusat di sekitar 4000 hz dan
nya dipasang dinding yang menyerap bising2. ini sesuai dengan getaran membrana basilaris (wave motion),
– Pengaruh terhadap jiwa seseorang yang berupa perasaan yang mana kerusakan-kerusakan tersebut dapat menjadi lebih
mudah marah (Annoyance). berat lagi dengan robeknya hair cells akibat menerima suara
– Mudah menimbulkan keletihan, kelelahan atau kecapaian yang terlalu keras.
meskipun agak sukar dibuktikan. • Gambaran audiogramnyal
– Pengaruh terhadap kesehatan yang lain seperti napsu makan Pada audiogram, kelainan pendengaran karena suara keras
berkurang daya kerja otot-otot yang berkurang. Dapat atau bising yang lama adalah suatu tuli persepsi. Terdapat dip
terjadi vertigo bila bising melebihi 130 dB seperti terbukti (penurunan): acoustic dip pada frekuensi 4 khz (menurut teori
di Inggris pada pengeboran sumur borax. Pernah juga tim- lokalisasi), atau pada sekitar 4 khz (menurut teori non
bul nistagmus karena pengaruh mesin-mesin jet. lokalisasi).
Kenapa terjadinya acoustic dip pada 4 khz atau sekitarnya ada
PENGARUH KEBISINGAN AUDITOIR1,2,6,7 beberapa teori.
• Pengaruh terhadap pendengaran dapat sementara atau a) Anatomic. Oleh Kelemen (1962) didemonstrasikan, adanya
menetap. Yang menetap ada 2 pengertian : kelemahan pada bony capsul pada basal turn dari koklea di
a) Trauma akustik daerah frekuensi 4 khz.
Dulu pengertian ini lama dengan semua ketulian yang disebab- b) Physiologic. Pada pembuatan audiogram-audiogram karena
kan suara bising. Sekarang pengertian ini menjadi suatu penga- TTS (Temporary Threshold Shift) yang berulang-ulang selalu
ruh insidentil yang merusak sebagian atau seluruh alat pen- didapati pada 4 khz.
dengaran disebabkan oleh letusan senjata api, ledakan-ledakan c) Physic. Dengan menggunakan teori resonansi akhirnya ke-
suara dahsyat. rusakan pada daerah 4 khz juga.
b) Occupational Deafness d) Nutritional (vasculair), vaskularisasi pada basal turn dari
Diartikan sebagai hilangnya sebagian atau seluruhnya pen- koklea 4 khz paling sedikit, maka pemberian makanan juga
dengaran seseorang yang bersifat permanen , mengenai satu terkecil maka mudah menjadi kerusakan.
atau dua telinga yang disebabkan oleh bising atau gaduh suara e) Phylogenetic. Pada Chimpanzees. didapatkan natural dari
yang terus menerus di lingkungan tempat kerja: hearing depression pada daerah 4 khz.
Pengaruh rangsangan suara terhadap telinga adalah sebagai Faktor-faktor yang meinpengaruhi terjadinya theshold shift atau
berikutl : trauma akustik adalah :
a) Adaptation yang berjalan 0 sampai dengan 3 menit. a. Intensitas suara.
b) "Temporary threshold shift" : – "Fatigue" b. Spektrum frekuensi. Sifat dari bising, kontinu, impulsif atau
– "Temporary stimulation intermiten.
deafness". c. Waktu lamanya exposure, waktu interval di antara
"Fatigue" mungkin suatu biochemical effect , yang pasti exposure.
purely nervous. d. Individual susceptibility.
"Temporary stimulation deafness" adalah physical effect,
disebut pula "Temporary noise-induced hearing loss". Jangka PROGRAM PENANGGULANGAN BISING2,3,4,8,9,10,11
waktu sampai 6 bulan. A. Perlindungan menurut undang-undang.
c) "Persistent Threshold". Nilai ambang yang masih ada se- B. Perlindungan menurut tata cara medis teknis.
telah 40 jam stimulus menyebabkan suatu "Prolonged noise- A. Perlindungan menurut undang-undang.
induced hearing loss". Untuk membatasi bising di perusahaan atau industri beberapa
d) "Permanent threshold shift" menimbulkan "permanent negara menentukan Nilai Ambang Batas (NAB) yang dikuat-
noise-induced hearing loss". Di sini sudah terdapat suatu ke- kan sebagai undang-undang, sebagian lagi hanya merupakan
lainan patologis yang permanen pada koklea , sifat ketulian rekomendasi. Yang sudah menentukan undang-undang ialah
juga permanen . Ini terjadi pada trauma akustik dan occupa- Amerika Serikat, Rusia, Belgia, Canada dan Yugoslavia.
tional deafness. Dalam menentukan NAB tiap negara juga berbeda misalnya :
• Lokalisasi kelainan pada telinga7 – Belgia dan Brasilia 80 dB A
Suara yang kuat/keras menyebabkan getaran membrana – Denmark, Finlandia, I/talia, Swedia, Switzerland dan Rusia
timpani yang dilanjutkan melalui ossicula auditiva ke perilimfe 85 dB A.
dan endolimfe yang selanjutnya menggetarkan membrana – Australia (hanya Tasmania), Canada, Germany, Inggris,

Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987 29


Inggris, Amerika Serikat, Yugoslavia dan Jepang 90 dB A. c. Pengurangan jumlah bising yang dirambatkan melalui udara
Lokakarya Hiperkes di Cibogo (Bogor) tanggal 18 sampai atau bagian-bagian dari bangunan, di mana sumber bising itu
dengan 22 Februari 1974 telah memutuskan NAB untuk ke.. berada. Pemasangan peredam, penyekat mesin dari bahan-
bisingan suara di Perusahaan-perusahaan di Indonesia sebesar bahan penyerap suara.
85dB A, yang pada waktu itu diusulkan menjadi suatu peratur- d. Alat-alat pelindung telinga (ear protectors) untuk para
an Menteri. Yang pada khirnya dengan surat edaran Menteri karyawan:
Tenaga Kerja., Transmigrasi dan Koperasi No. SE. 01/MEN/ – Yang paling sederhana dengan kapas (acoustic wool).
1978 ditetapkan NAB. 85 dB A.9 Kapas ini kira-kira 300 mg yang telah dimasak dan
lembut (kapas primisima). Telah dicobakanpada maha-
B. Perlindungan menurut tata cara medis taknis
siswa GAMA mengurangi 10 sampai dengan 15 db pada
1) Pengendalian pengaruh bising (control of noise exposure)
frekuensi kurang dari 1000 Hz, dan 25 sampai 30 db
berupa.
untuk frekuensi di atas 1800 Hz.
a. Program analisa bising (noise analysis).
– Ear plug/mold suatu alat yang dipakai dengan
– Mengukur intensitas bising dan frekuensinya. Tujuan-
memasukkan ke dalam telinga, dapat dibuat dari karet.
nya untuk mendapat cacatan tentang keadaan maksi-
Mold dicetak menurut kontur telinga pemakai,
mum, rata-rata, minimum, fluktuasi jenis intermitensi
mengurangi 30 sampai dengan 40 db.
dan ketepatan (steadiness) bising. Untuk pengukuran
– Ear muff/valve ini dapat menutup sendiri bila ada suara
bising dipakai alat "Sound Level Meter", disingkat
keras, dan membuka sendiri bila suara kurang kerasnya.
SLM. Ada yang dilengkapi dengan "Octave Band
Alat ini cukup mahal, tetapi penderita selama kerja tak
Analyser", disingkat OBA. Alat SLM dan OBA tersebut
usah membuka dan menutup telinga.
tidak dapat dipergunakan untuk pengukuran-pengkuran
– Helmet: suatu penutup kepala yang disamping memberi
impulsive noise. Untuk maksud ini dipergunakan
perlindungan terhadap cidera tengkorak juga merupakan
peralatan yang lebih rumit lagi.
pelindung telinga. Di Australia menurut statisttk, indi-
Untuk tujuan perkiraan/penilaian pengaruh-penga-
vidual Mold lebih disengani oleh para pekerja.
ruh yang buruk terhadap indera pendengaran para
e. Indoktrinasi tentang bahaya bising.
pekerja (for assessment of noise exposure) dipergunakan
Program ini harus dapat mencapai hasil agar masyarakat
SLM diukur dengan skala A. Yang dmaksud dengan
yakin dan mengerti serta rela mengusahakan perlindungan
"tingkat suara A" atau "Sound Level A" ialah tingkat
terhadap bising bagi diri sendiri dan segera memeriksakan
tekanan akustik secara keseluruhan (overall sound pres-
diri begitu merasa adanya kelainan pada alat pendengaran-
sure level) dari suatu bising tetap atau steady noise yang
nya. Pemasangan poster-poster atau tanda peringatan pada
diukur dengan SLM skala A. Tenaga akustik dari bising
daerah bising seperti :
itu yang telah diubah menjadi tenaga listrik oleh alat
– Anda diharuskan memakai alat pelindung telinga.
pengukur bising itu dilewatkan melalui suara penyaring
– Lindungi telinga anda.
elektronik yang sifatnya serupa dengan pendengaran
– Apakah ada alat pelindung telinga ?
telinga manusia atau human ear. Pengukuran-pengukur-
f. Penyelidikan dan penelitian terhadap bising.
an pada skala A terutama ditujukan kepada frekuensi-
Tindakan dimaksudkan agar supaya ditemukan cara-cara
frekuensi yang dapat didengar human ear, dan dinyata-
baru dan metode-metode serta cara-cara perlindungan baru
kan dalam satuan dbA. Jika dalam pengukuran-peng-
yang bisa lebih menjamin keamanan para pekerja dan
ukuran suatu sumber bising tidak ada OBA, pengukuran
masyarakat dari gangguan bising.
tersebut dilakukan dengan SLM skala A. Akan tetapi
2) Pengukuran-pengukuran, pemeriksaan dari pendengar-
sebaiknya (lebih lengkap) jika dipergunakan kedua-
an para karyawan dengan pure tone Audiometer yang terdiri
duanya yaitu skala A dan OBA-nya.
atas:
– Mencatat jangka waktu terkena bising (noise exposure
a. Pengukuran pendengaran sebelum karyawan diterima
time) dari pada buruh untuk menentukan DRC (Damage
bekerja di lingkungan bising (pre employment hearing test).
Risk Criteria).
Termasuk disini masyarakat di lingkungan bising diperiksa
Makin tinggi instensitas bising jangka waktu terkena
pendengarannya.
yan diizinkan makin pendek. Di bawah ini adalah suatu
b. Pengukuran pendengaran secara berkala dan teratur, misal-
ringkasan dari OSHA (Occupational Safety and Health
nya 6 bulan sekali. Dimaksud pula untuk mendapatkan
Act) yang berlaku di USA, sebagai berikut.
Sound level (db.A) Duration per day (hours)
gambaran-gambaran dasar dari kemampuan dengan pekerja
90 8 dan masyarakat di lingkungan bising itu untuk dapat melihat
95 4 perubahan pendengaran secara dini, agar segera diambil
100 2 tindakan perlindungan.
105 1
110 0,5
c. Pengukuran pendengaran jika diperlukan dan dimungkinkan
115 0,25 dengan membuat speech audiogram. Dalam pemeriksaan
Exposure to impulsive or impact noise should not exceed 140 dbA audiometris perlu diperhatikan faktor-faktor:
peak sound pressure level. – Usia
b. Pengurangan jumlah bising di sumber bising. Di sini ter- – lama kerja atau tinggal di lingkungan bising.
masuk pengurangan bising di tahap perencanaan mesin dan – lama kerja atau tinggal di lingkungan bising sebelum-
bangunan, di mana mesin di tempatkan (enginering control nya.
program). – kebiasaan sehari-hari, merokok, memakan obat menahun

30 Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987


(kinine, asetosal, streptomisin), minuman keras, laki-laki/ and Throat. Vol. 2 (the ear). 3rd ed, Butterworths, London: 1972, pp. 475 –
510.
perempuan menggunakan pil KB atau tidak. 2. Hendarmin H dan Waspodo D. Gangguan Pendengaran Akibat pen-
3) Merubah tata cara kerja jika diperlukan dan dapat dilaksa- cemaran bising. Kumpulan naskah Kongres Nasional V Perhati Semarang
nakan seperti misalnya : 27 – 29 Oktober 1977, 181 – 188.
a. Merubah daftar-daftar kerja (changing job schedules). 3. Soemanegara R. Ketulian Akibat Pekerjaan dan Rencana Pemeliharaan
Indera Pendengaran di Lingkungan Bising Serta Penelitian Pencemaran
b. Pekerja digilir (Rotary Personel). Rising dan Penilaiannya Selama Empat Tahun di Pembangkit Listr&
4) Rehabilitasi, sudah barang tentu dalam batas-batas ke- Diesel "Mangga". Symposium Tuna Rungu Wicara, Semarang 29 Oktober
mampuan perusahaan dan jika keadaan sosial~ekonomi negara 1977, hal. 9 – 25.
mengizinkan. Ditekankan, mencegah ketulian adalah lebih 4. Soetjipto et al. Noise Induced Hearing Loss pada pekerja Beberapa Pabrik
Tekstil di Semarang. Kumpulan naskah Konas V Perhati, Semarang 27 –
tepat dan lebih mudah serta lebih baik daripada mengobati 29 Oktober 1977, hal. 161 – 169.
suatu ketulian akibat bising yang sudah permanen atau me- 5. Suma'mur. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung,
netap. Jakarta, Cetakan ke-2, 1976, hal. 57 – 68.
6. Wiyadi MS. Pemeliharaan Pendengaran, Majalah Kedokteran Surabaya,
1979; 16: 44 – 54.
7. Rubinny. Pencegahan Ketulian di Stasiun Udara Adisucipto Yogyakarta.
RINGKASAN DAN KESIMPULAN Kumpulan naskah Ilmiah Konas VII Perhati di Surabaya 21 – 23 Agustus
1) Telah dibicarakan bising merupakan penyebab ketulian di 1983, hal. 328 –.335.
industri. Ketulian ini bersifat menetap, sifatnya neuro sensoris, 8. McMahon IS. A Survey of occupational Deafness in An Iron Foundry.
Proceeding of the 3rd Asia Oceania Congres of Otorhinolaryngology, July
sukar sekali dipulihkan kembali. Untungnya ketulian karena 13 – 17, 1975, 348 – 350.
bising ini dapat dicegah. 9. Rasyid R. Peraturan perundangan Ketenaga Kerjaan yang Berkaitan
2) Diterangkan pula tentang bising, pengaruhnya terhadap dengan Masalah Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan di Tempat
manusia baik yang non auditoir dan auditoir. Kerja. Kumpulan Naskah Seminar Ketulian. Tanggal 13 Juli 1985 di
Grahadi Surabaya, Hal 103 – 124.
3) Dibicarakan pula tentang program penanggulangan bising 10. Soewito. "Industrial Deafness" as Found in GKBI Gambridge Factory
agar tidak merugikan orang-orang di sekitar bising itu. Workers at Sleman Yogyakarta. Kumpulan Naskah Ilmiah Konas III
Perhati Yogyakarta, Agustus 1973 hat. Indus 1 – 12.
KEPUSTAKAAN 11. Sutarno, and Agung IB. The Effect of A Cotton Plug as an Ear
Protector in the GKBI Textile Factory, Mendari, Yogyakarta, Indonesia
1. Ballantyne J & Groves J. Scott-Brown'S Diseases of the Ear, Nose Proceeding of the 3rd Asia Oceania of Otorhinolaryngology, July 13 – 17,
1975, 251 – 355.

Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987 31

Anda mungkin juga menyukai