Dosen Pengampu:
Dr. Fadhil Munawwar Manshur, M.S
Oleh:
Muhammad Rizqy Nawwari (22/500561/PSA/20178)
Pada masa Abbasiyah juga tumbuh sanggar sastra sederhana yang sudah muncul
dari zaman Umayyah, yang kemudian berkembang di zaman Abbasiyah. Di
Sanggar ini terdapat kode etik khusus, yakni sanggar sastra tidak bisa menerima
setiap orang yang menginginkannya, melainkan sanggar tersebut hanya
diperuntukkan untuk kelompok dan kalangan tertentu. 2
Perhatian para Khalifah Abbasiyah terhadap seni budaya sangat besar, yaitu
mencakup syair-syair , seni musik, arsitektur, kaligrafi, dan juga penjulidan buku.
Para penyair terkenal juga lahir dimasa Abbasiyah, diantarnyanya Ibnu Muqaffa’,
Abu Nawas, dan juga Bashar ibn Bard. Di bidang arsitektur juga lahir karya karya
yang sangat menakjubkan, masjid-masjid bercorak indah, istana istana, tempat
peristirahatan. Juga seni kaligrafi yang juga berkembang pada masa ini, dikenal
1
Shubhi Mahmashony, Seni Pada Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Jurnal Kajian Seni,
Vol. O1. 2015, hal 196.
2
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta ; Kencana Perdana Media Griup,
2011), hlm. 162.
para Khattat diantaranya Ibnu Muqlah ibn Bawwab dan juga Yaqut al Musta’shim.
3
Para pemusik ini selalu diberi tunjangan resmi dari pemerintah, dalam cacatan
Afhani, Iqd, Nihayah, Fihrisy, dan juga Kisah Seribu Satu Malam tercatat banyak
biduan biduan baik lelaki dan perempuan yang ada di pemerintahan Abbasiah.
Khalifah Harun Arrasyid menggelar festival musik rutin setiap tahunnya. Ahli
musik yang menjadi kesayangan Khalifah Arrasyid adalah Mukhariq. Yang pada
masa mudanya dibeli seorang penyanyi perempuan karena mukharriq menangis
dengan suara yang kuat dan indah didepan toko milik ayahnya. Istana
kekhhalifahan di Baghdad telah melahirkan banyak penyanyi, pemain lute, dan juga
pencipta lagu yang tersohor dibanding pada masa Umayyah.5
Pada masa Abbasiyah terkenal beberapa alat musik yang dikembangkan. Ada
Alboka, sebuat musik tiup yang terbuat dari kayu. Dikenalkan para seniman muslim
hingga ke Spanyol, Portugal, hingga sebagian Prancis. Alboka merupakan cikal
3
Shubhi Mahmashony, Seni Pada Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, hal 197.
4
Shubhi Mahmashony, Seni Pada Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, hal 198.
5
Shubhi Mahmashony, Seni Pada Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, hal 199.
bakal dari terompet modern. Alat musik yang tersohor lainnya, Qanun dan Lute,
sebuah alat musik dawai, muncul dan dimainkan sejak abad 10 M. Qanun
merupakan kecapi arab yang berbentuj tapezium dengan suara yang datar untuk 81
dawai. Alat musik Qanun adalah alat musik yang ditemukan oleh Al Farabi.
Sedangkan Lute atau ‘Ud´ merupakan penada utama yang populer di wilayah
Azerbaijan. Ada juga Hurdy Gurdy dan musik Instrumen Keyboard Gesek. Alat
yang diwariskan oleh peradaban Islam zama kekhalifahan. Timpani sebuah alat
musik genderang yang berasal dari naqareh Arab. Selain itu ada Naqqara dan juga
Rebab. Naggara adalah drum Timur Tengah dengan punggung bundar dan kepala
bersembunyi. Dimainkan secara berpasangan dengan kombinasi nada antara satu
naqqara dengan lainnya. Sedangkan Rebab merupakan biola modern yang saat ini
sudah berkembang didunia modern. Awal alat ini dari dunia Islam. Alat ini juga
ditemukan oleh Al Farabi yang dikenal sebagai pemain rebab yang handal. 6
6
Ro Hani dan Suryo Ediyono, Terapi Musik Menurut Al Farabi Pada Dinasti Abbasiyah,
Jurnal CMES Vol XIIl, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2019, hlm. 69.
7
Shubhi Mahmashony, Seni Pada Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, hlm 202.
Kesenian lain juga berkembang pada kekhalifahan bani Abbasiyah. Kaligrafi
atau seni tulisan arab memang sudah ada sejak awal agama Islam muncul. Diawali
penggunaannya diatas lembaran daun korma, tulang, batu, kulit domba, dan lain
sebagainya. Seni tulis indah ini adlah salah satu kesenian tulisan tertua yang pernah
dihasilkan manusia, terutama bangsa Arab. Beberapa jenis aliran kaligrafi yakni
Naskhi, Tsulus, Rayhani, Diwani, Diwani Jali, Ta’liq Farisi, Koufi, dan juga Riq’ah.
Perkembangan seni kaligrafi juga dibaregi dengan perkebangan seni lukis Islam
yang dimulai pada awal abad ke 11 M hingga 18, tepatnya di Mesopotamia, Persia,
Turki, Syria, dan India. Lukisan lukisan di dinding istana Abbasiyah sebagai bukti
perkembangan kesenian pada era itu. Seniman seniman tersebut juga dipengaruhi
dari seniman seniman di eropa yang menuliskan nama pelukisnya. Pada abad ke 6
hingga ke 13 para pekukis Islam tidak mencantumkan mana mereka pada karyanya.
8
1. Hijaz, Makkah, Madinah sbeagai pusat kegaitan ilmu hadist dan fiqh.
2. Iraq, Kota Iraq pada zaman ini menjadi pusat kegaitan ilmu tafsir, hadist,
fiqh, bahasa, falasafah, sejarah, ilmu alam, hingga musik.
3. Suriah, di masjid Damaskus. Pusat kegiatan ilmu, yang termasuk
didalamnya pengkajian hukum romawi.
4. Mesir, masjid Amr ibn ‘Ash menjadi pusat keilmuan dan seni.
5. Thabristan. Istana Amir Thabristan ibn Wasymakir juga menjadi pusat
keilmuan di tepi laut Qazwin.
8
Sepbianti Rangga, Pengaruh Sosiokultural Budaya Islam terhadap Seni Lukis Kaligrafi
di Indonesia, Jurnal Buana Pendidikan, Surabaya; 2017, hlm 83
9
Shubhi Mahmashony, Seni Pada Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, hal 197.
6. Isfahan, sebuah istana bani Buwaihi merupakan pusat para ulama, sarjan.
Pujangga ilmu. Kota Bukhari juga menjadi pusat ilmu.
7. Ghaznah, dikesultanan Mahmud Ghaznah, juga berkembang keilmuan.
8. Hataib Saif addaulah menjadikan istananya sebagai pertemua para ulaa
dan sarjana, dan juga para pujangga.
9. Istana Ibnu Thulun di Mesir juga terkenal ulama ulama hadist, para
penyair, pengarang, dan ahli sejarah.
DAFTAR PUSTAKA
Hani, Ro dan Ediyono, Suryo, Terapi Musik Menurut Al Farabi Pada Dinasti Abbasiyah,
Jurnal CMES Vol XIIl, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2019.
Mahmashony, Shubhi, Seni Pada Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Jurnal Kajian Seni,
Vol. O1. 2015.
Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta ; Kencana Perdana Media Griup,
2011).
Rangga, Sepbianti, Pengaruh Sosiokultural Budaya Islam terhadap Seni Lukis Kaligrafi
di Indonesia, Jurnal Buana Pendidikan, Surabaya; 2017.