Selayang Pandang

Kali Belik merupakan salah satu kali di DIY yang melewati 3 kabupaten. Kali Belik
berhulu di selokan mataram kemudian mengalir ke arah selatan melalui Klitren,
Gondokusuman, Umbulharjo, Banguntapan hingga akhirnya bermuara Kali Opak
tepatnya di desa Wonokromo, Pleret, Bantul. Pada awalnya hulu Kali Belik bukanlah dari
selokan mataram, namun dari sumber mata air di dusun Karang Wuni, Catur Tunggal,
Sleman namun sumber air tersebut kini telah diambil alih oleh Perusahaan Dagang Air
Minum.

Nama kali Belik berasal dari Bahasa jawa. Kali berarti sungai dan belik berarti
mata air. Orang dahulu menyebut kali Belik dikarenakan adanya banyak sumber mata
air di sepanjang aliran sungai, bahkan di daerah hilir sungai. Warga bantaran sungai
sering memanfaatkan belik ini untuk mandi ataupun mencuci pakaian.

Pada tahun 80an Kali yang memiliki lebar 2-3 meter ini merupakan kali yang
jernih, penuh batuan padas dan pasir serta dihuni oleh banyak ikan endemik. Kala itu,
bagi warga sekitar bantaran sungai, mencari ikan merupakan hal yang mudah. Bahkan
menurut cerita dari orang tua, Ketika membuang air besar di sungai, ikan-ikan tersebut
langsung berkerumun dan saling berebut kotoran manusia.

Adapun beberapa ikan endemik yang hidup di Kali Belik antara lain, wader,
wader abang ( merah ), wader pari, uceng, sili, lele lokal, kepek, melem, tawes, udang
sungai hingga ikan sidat.

Seiring berjalannya waktu, pencemaran limbah dari pabrik serta sampah yang
dibuang ke sungai mulai merusak ekosistem Kali Belik. Sungai yang dahulu damai
tersebut mulai banjir dengan volume yang cukup besar Ketika musim hujan tiba. Sungai
yang dahulu diisi oleh pasir dan bebatuan kini diisi oleh sampah plastik dan kain bekas.
Adapula sampah kaca dan sampah lainnya. Selain tertutupi sampah, dasar sungai yang
dahulu pasir sekarang tertutup sedimentasi tanah. Dasar sungai pun terlihat abu-abu
kehitaman penuh sampah . ikan endemik yang dahulu sangat melimpah kini mulai sulit
dijumpai, seperti halnya udang kali yang bisa dibilang sudah punah dari Kali belik .
Masalah tersebut masih ditambah dengan warga yang mencari ikan menggunakan alat
setrum.

Kini kali belik didominasi oleh ikan sapu-sapu yang mengindikasikan tercemarnya
air sungai serta ikan pendatang seperti nila dan red devil.

Berawal dari permasalahan ini, banyak warga terutama dari kalangan kelompok
pemancing dan warga yang menggunakan belik merasa prihatin dengan kondisi yang
ada. Oleh karena itu berangkat dari keprihatinan tersebut maka Komunitas Merti Kali
Belik didirikan.

Komunitas mertikali belik berdiri sejak bulan Juli tahun 2015 dan disahkan oleh
pemerintah desa pada hari Kamis, 10 Agustus 2015. Komunitas Merti Kali belik
merupakan komunitas peduli lingkungan yang berbasis kerelawanan. Komunitas ini
memiliki sekretariat di dususn Jejeran 1, Wonokromo Pleret, Bantul. Komunitas ini
memiliki jangkauan di sepanjang kali belik di desa Wonokromo yang merupakan hilir
sungai dan diharapkan akan meluas hingga hulu sungai.

Sesuai dengan Namanya, merti, yang berarti menjaga maka Komunitas Merti Kali
Belik selalu berusaha menjaga Kali Belik.

Program Kerja

Adapun program kerja yang sedang berjalan dan telah dilakukan oleh komunitas ini
adalah :

1. terjun langsung ke sungai untuk membersihkan sampah di sungai secara rutin 3

bulan sekali.
2. Melakukan penanaman benih pohon di bantaran sungai.
3. Tebar benih ikan endemik.
4. Sosialisasi kepada masyarakat tentang lingkungan terutama sungai.
5. Pemberian himbauan.
6. Pengawasan terhadap pelanggar terutama pembuang sampah dan penyetrum
ikan.
 7. Pelepasan bibit ikan tebar benih sebelum tebar benih oleh pengantin baru
( sedang dirapatkan di raperdes, diharapkan berlaku untuk warga se-Desa
Wonokromo )
8. Penanaman bibit pohon oleh pencak silat PSHT pada saat pengesahan warga.

Komunitas Merti kali belik juga memiliki program jangka Panjang, yaitu :

1. Sadarnya masyarakat sekitar bantaran sungai akan pentingnya kelestarian air

dan ekosisitem sungai.
2. Menjaga kualitas air tanah.
3. Membuat ekosistem baru untuk ikan endemik.