Anda di halaman 1dari 15

Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen

P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430


Volume 9 No 2 (2020)

PENGARUH BEBAN PAJAK, MEKANISME BONUS, EXCHANGE


RATE, DAN KEPEMILIKAN ASING TERHADAP INDIKASI
MELAKUKAN TRANSFER PRICING
Rihhadatul ‘Aisy Prananda
Program Studi Akuntansi Universitas Telkom
rihhaaisy@students.telkomuniversity.ac.id

Dedik Nur Triyanto


Program Studi Akuntansi Universitas Telkom
dediknurtriyanto@telkomuniversity.ac.id

Abstrak: Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Exchange Rate, dan Kepemilikan Asing
Terhadap Indikasi Melakukan Transfer Pricing. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah
Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Exchange Rate, dan Kepemilikan Asing berpengaruh terhadap
Indikasi Melakukan Transfer Pricing pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2014-2018. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling sehingga diperoleh sebanyak 75 sampel dari
15 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi logistik dengan bantuan dari aplikasi
IBM SPSS 25. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Beban Pajak dan Kepemilikan
Asing secara parsial berpengaruh positif terhadap Indikasi Melakukan Transfer Pricing, sedangkan
variabel Mekanisme Bonus dan Exchange Rate secara parsial tidak berpengaruh terhadap Indikasi
Melakukan Transfer Pricing.

Kata kunci: Beban Pajak, Exchange Rate, Kepemilikan Asing, Mekanisme Bonus, dan Transfer
Pricing

Abstract: The Effect Of Tax Expenses, Bonus Mechanism, Exchange Rate, and Foreign
Ownership On Indication To Performs Transfer Pricing. This study aims to examine whether
the tax expenses, bonus mechanism, exchange rate and foreign ownership affect the indications of
transfer pricing on mining companies listed on the Indonesian stock exchange during the 2014-2018
period. The sampling technique used in this study is nonprobability sampling with the type of purposive
sampling in order to obtain as many as 75 samples from 15 mining companies listed on the Indonesia
stock exchange during the 2014-2018 period. The analytical method used is logistic regression analysis
method with the help of the IBM SPSS 25 application. The results showed that both of tax expenses and
foreign ownership have a positive effect on indication of transfer pricing, while bonus mechanism and
exchange rate didn’t have effect on indication of transfer pricing.

Keywords: Tax Expenses, Exchange Rate, Foreign Ownership, Bonus Mechanisms, and Transfer
Pricing

PENDAHULUAN yang beroperasi di bawah pengendalian suatu


pihak tertentu yang tidak hanya beroperasi
Seiring dengan berkembangnya era
dalam satu negara, namun dapat beroperasi di
globalisasi membuat perdagangan ekonomi
lebih dari satu negara. Mengingat operasi
menembus pasar internasional. Perusahaan
yang dilakukan oleh perusahaan
lokal bertransformasi menjadi perusahaan
multinasional dapat melibatkan beberapa
multinasional (multinational enterprises)

211
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

negara yang memiliki ketentuan perpajakan transfer pricing terbilang sudah memadai
berbeda, risiko perpajakan seperti upaya mengenai bagaimana praktik transfer pricing
penghindaran pajak dapat terjadi. serta perlakuan perpajakannya. Hal yang
Penghindaran pajak dapat dilakukan dengan disayangkan dalam praktik transfer pricing
menggeser laba (profit shifting) melalui ini masih banyak digunakan oleh pihak yang
transaksi antar perusahaan yang memiliki ingin menghindari membayar pungutan
hubungan istimewa, namun berada di negara pajak yang besar, dalam hal ini perusahaan
yang berbeda. Perbedaan atas pengenaan multinasional mentransfer laba perusahaan
tarif pajak pada setiap negara, di mana ke negara lain yang menetapkan tarif pajak
perusahaan multinasional beroperasi memicu lebih rendah. Tarif pajak yang semakin tinggi
perusahaan untuk memperkecil kewajiban ditetapkan oleh suatu negara kemungkinan
pembayaran pajak dengan cara melakukan besar akan memunculkan motif perusahaan
praktik transfer pricing. multinasional untuk menjalankan praktik
Transfer pricing dapat terjadi pada transfer pricing ini.
perusahaan multinasional dikarenakan Bagi negara yang menetapkan tarif pajak
transfer pricing ialah kebijakan atas yang relatif tinggi akan semakin rendah
penetapan harga, baik harga jual maupun penerimaan negara yang diperoleh karena
harga beli pada produk atau jasa tertentu para pelaku praktik transfer pricing
yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki cenderung melakukan pemindahan laba ke
hubungan istimewa atau transaksi afiliasi negara yang menetapkan tarif yang lebih
(Melmusi, 2016). Hubungan istimewa diatur rendah. Terlihat jelas dampak negatif atas
dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2008 penerimaan negara akibat praktik transfer
Pasal 18 ayat (4) yang menjelaskan pricing, namun tidak jarang pemerintah
bahwasanya hubungan istimewa dapat terjadi kalah saat mengajukan banding ke
apabila antara Wajib Pajak Badan dengan pengadilan pajak. Kurangnya sumber daya
Wajib Pajak lainnya terdapat kepemilikan manusia yang memahami mengenai transfer
modal saham sebanyak 25% atau lebih, pricing dan minimnya pemeriksa pajak yang
secara langsung maupun tidak berada di memahami mengenai transfer pricing dalam
bawah pengawasan yang sama, serta terdapat Direktorat Jenderal Pajak menyebabkan
hubungan keluarga. pemeriksaan terhadap perusahaan
Praktik transfer pricing secara umum multinasional yang terindikasi melakukan
tidak menyalahi aturan, dan aturan praktik transfer pricing juga sangat terbatas.
perpajakan mengenai praktik-praktik Sehingga perusahaan multinasional dapat

212
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

memanfaatkan celah-celah yang ada untuk bonus berpengaruh signifikan secara positif
melakukan praktik transfer pricing ini. terhadap transfer pricing, akan tetapi
Beban pajak yang terlalu besar yang bertentangan dari hasil penelitian yang
harus dibayarkan kepada negara dapat ditemukan Saraswati & Sujana (2017) serta
mengakibatkan perusahaan memutuskan Ayshinta dkk. (2019) yang menemukan
untuk melakukan praktik transfer pricing bahwa mekanisme bonus tidak berpengaruh
agar dapat menekan dan atau meminimalkan terhadap transfer pricing.
besarnya beban pajak yang harus dibayarkan Motif lainnya yang memungkinkan dapat
(Fitri, 2018). Penelitian mengenai beban memengaruhi perusahaan dalam menetapkan
pajak dalam indikasi melakukan transfer kebijakan transfer pricing adalah exchange
pricing telah dilakukan, di antaranya oleh rate atau nilai tukar. Nilai tukar yang terus
Tiwa dkk. (2017) dan Saraswati & Sujana menerus berfluktuasi akan memengaruhi
(2017) yang menemukan bahwa pajak besaran harga produk atau jasa yang
berpengaruh signifikan secara positif dihasilkan perusahaan, maka keputusan
terhadap transfer pricing. Lain pula dengan transfer pricing lah yang dijadikan pilihan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh manajemen agar jumlah kas yang
Mispiyanti (2015) dan Melmusi (2016) yang tersedia dapat digunakan untuk melakukan
menemukan bahwa pajak tidak berpengaruh transaksi (Ayshinta dkk., 2019). Hasil
signifikan terhadap transfer pricing. penelitian mengenai pengaruh exchange rate
Faktor lain yang dapat memengaruhi terhadap transfer pricing yang dilakukan
keputusan perusahaan dalam menentukan Ayshinta dkk. (2019) menemukan bahwa
apakah melakukan atau tidak melakukan exchange rate berpengaruh signifikan secara
praktik transfer pricing adalah mekanisme positif terhadap transfer pricing, namun
bonus. Mekanisme dasar pemberian bonus tidak sejalan dengan Pratiwi (2018) yang
berdasarkan pada besarnya laba yang menyimpulkan bahwa exchange rate tidak
diperoleh, suatu hal yang masuk akal apabila berpengaruh terhadap transfer pricing.
direksi berupaya mengatur sebagaimana Dalam PSAK No.15 pemegang saham
mestinya laba dapat dimaksimalkan demi pengendali merupakan entitas dengan
mendapatkan bonus walaupun itu harus kepemilikan saham 20% atau lebih, baik
sedikit di manipulatif dengan memanfaatkan kepemilikan langsung ataupun tidak
transfer pricing (Hartati, Desmiyawati, & langsung terhadap entitas lain sehingga dapat
Julita, 2015). Hasil penelitian oleh Melmusi memberikan pengaruh yang besar dalam
(2016) menyimpulkan bahwa mekanisme mengendalikan entitas (Melmusi, 2016).

213
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Semakin besarnya pemegang saham KAJIAN LITERATUR


pengendali asing memiliki proporsi Teori Keagenan (Agency Theory)
kepemilikan saham, maka pemegang saham Teori keagenan dibangun sebagai suatu
pengendali asing mempunyai kendali atas upaya agar dapat menemukan jalan keluar
ketetapan penting perusahaan yang lebih untuk memecahkan suatu masalah yang
besar pula dibandingkan dengan pemegang timbul apabila terdapat ketidaklengkapan
saham non pengendali. Hasil penelitian dari informasi ketika melakukan sebuah
Kusumasari dkk. (2018) dan Refgia (2017) perjanjian atau kontrak. Kontrak antara
membuktikan bahwa kepemilikan asing prinsipal (pemberi kerja) dengan agen
berpengaruh terhadap transfer pricing, (penerima pemerintah) lah kontrak yang
namun tidak sejalan dengan Tiwa dkk. dimaksud. Teori keagenan memperkirakan
(2017) dan Cristea & Nguyen (2016) yang agen akan mempunyai keunggulan
membuktikan bahwasanya kepemilikan dibandingkan dengan prinsipal dalam
asing tidak berpengaruh signifikan terhadap kecepatan dalam menerima informasi, yang
transfer pricing. dapat menimbulkan adanya asimetri
Fenomena masalah yang terjadi terkait informasi atau ketimpangan informasi yang
dengan transfer pricing serta adanya diterima pihak tertentu (Gudono, 2017:142-
ketidakkonsistenan pada hasil penelitian 143).
terdahulu membuat penulis tertarik untuk
Teori Akuntansi Positif
mengangkat kembali beban pajak,
Teori Akuntansi Positif menurut Watts
mekanisme bonus, exchange rate, dan
& Zimmerman yaitu teori akuntansi memiliki
kepemilikan asing sebagai variabel
tujuan untuk menjelaskan (to explain) dan
independen dan indikasi melakukan transfer
untuk memprediksi (to predict) praktik
pricing sebagai variabel dependen.
akuntansi yang dijalankan. Maksud untuk
Berdasarkan latar belakang yang telah
menjelaskan di sini yaitu mempersiapkan
dijelaskan, maka penulis tertarik untuk
alasan atas praktik akuntansi yang dijalankan
mereplikasi variabel terkait menggunakan
untuk bisa diobservasi, kemudian maksud
judul “Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme
memprediksi di sini yaitu bahwa teori
Bonus, Exchange Rate dan Kepemilikan
akuntansi dapat memperkirakan fenomena
Asing Terhadap Indikasi Melakukan
yang tidak mampu terobservasi sebelumnya
Transfer Pricing”.
(Wardiyah, 2016:8).

214
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Pendapat lain mengenai teori akuntansi terlihat “rugi” sehingga dapat menghindari
positif bahwa teori akuntansi positif pembayaran pajak di suatu negara (Pohan,
menyediakan seperangkat prinsip yang luas 2018). Abuse of transfer pricing merupakan
agar dapat menjelaskan, yang berarti contoh dari hal yang bermakna peyoratif,
memberi jawaban terhadap praktik akuntansi sebab istilah abuse of transfer pricing sendiri
yang berlaku serta dapat memprediksi memiliki arti pemindahalihan pendapatan.
fenomena yang terjadi (Hery, 2017:106- Perusahaan dalam negara bertarif pajak
107). Hipotesis mengenai mekanisme tinggi akan memindahalihkan pendapatannya
pemberian bonus merupakan contoh ke perusahaan yang memiliki hubungan
penerapan dari teori akuntansi positif ini, istimewa di luar negara beroperasi dan
menjelaskan bahwa manajemen yang bertarif pajak lebih rendah. Hal ini dilakukan
remunerasinya berdasarkan bonus akan dengan tujuan untuk mengurangi beban pajak
berupaya memaksimalkan bonus yang akan yang harus dibayarkan (Doly, 2016).
diperoleh dengan memakai metode akuntansi Transaksi antara satu pihak dengan
yang dapat menaikkan laba dan pada pihak afiliasinya (pihak yang memiliki
akhirnya dapat memperbesar pemberian hubungan istimewa) cenderung tidak
bonus. mencerminkan harga pasar yang wajar, maka
dari itu Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Transfer Pricing
berwenang untuk menguji penerapan prinsip
Transfer pricing atau penentuan harga
kewajaran dan kelaziman usaha. Prinsip
transfer merupakan suatu kebijakan yang
kewajaran dan kelaziman usaha tercermin
digunakan dalam menentukan besarnya
dalam transaksi yang dilakukan dengan
harga transfer atas suatu transaksi yang
pihak-pihak independen. Oleh karena itu,
melibatkan penjualan atau pembelian atas
transaksi kepada pihak independen menjadi
barang, jasa, intangible assets, maupun
tolak ukur kewajaran atas transaksi kepada
transaksi finansial lainnya yang dilakukan
pihak berafiliasi (Pohan, 2018).
perusahaan (Herawaty & Anne, 2019).
Direktur Jenderal Pajak (DJP) juga
Istilah transfer pricing sering dikaitkan
memiliki wewenang untuk menetapkan
dengan sesuatu hal yang tidak baik atau
harga transaksi antara pihak-pihak yang
bermakna “peyoratif”. Menurut Plasschaert,
memiliki hubungan afiliasi atau istimewa
secara peyoratif transfer pricing merupakan
dalam suatu periode tertentu serta memantau
suatu rekayasa harga secara sistematis
bagaimana pelaksanaannya. Maka dari itu
dengan tujuan mengurangi laba artifisial agar
pemerintah menetapkan peraturan mengenai

215
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

pelaksanaan kesepakatan harga transfer Pengaruh Mekanisme Bonus terhadap


(advance pricing agreement). Advance Indikasi Melakukan Transfer Pricing
Pricing Agreement (APA) merupakan Mekanisme pemberian bonus
perjanjian antara pihak DJP dengan Wajib merupakan sebuah apresiasi yang diberikan
Pajak bersangkutan mengenai sistem oleh pemilik perusahaan kepada manajer dan
penentuan harga transfer yang sesuai untuk direksi apabila target laba yang sudah di
satu set transaksi yang diterbitkan selama tetapkan dapat terpenuhi. Mekanisme
periode tertentu. APA diadakan dengan pemberian bonus ini akan mengakibatkan
tujuan agar dapat mengurangi perusahaan manajer melakukan tindak manipulatif atas
multinasional menyalahgunakan praktik data laporan keuangan agar terlihat bahwa
transfer pricing ini (Pohan, 2018). laba telah tercapai dan nantinya manajer lah
yang akan menikmati pemberian bonus
Pengaruh Beban Pajak terhadap Indikasi
tersebut (Lilik Purwanti, 2010). Dalam
Melakukan Transfer Pricing
melakukan penilaian kinerja atas kinerja
Praktik transfer pricing masih menjadi
manajer dan juga direksi, pemilik perusahaan
salah satu alternatif penghindaran pajak
mempertimbangkan pencapaian yang telah
perusahaan agar dapat meminimalkan
diraih oleh manajer dan direksi. Penilaian
besarnya beban pajak yang harus dibayarkan
atas pencapaian laba secara keseluruhan
kepada negara dengan memanipulasi laporan
membuat manajer dan direksi akan berupaya
keuangan dan merekayasa penetapan harga
penuh dalam memaksimalkan laba
transfer antar perusahaan dalam satu grup
perusahaan dengan menerapkan praktik
yang sama yang memiliki hubungan
transfer pricing (Hartati et al., 2015).
istimewa. Yuniasih berpendapat bahwa
H2: Mekanisme bonus berpengaruh positif
semakin besar beban pajak yang wajib
terhadap indikasi melakukan transfer
dibayarkan, semakin besar pula praktik
pricing.
transfer pricing akan diterapkan oleh
perusahaan demi meringankan beban pajak Pengaruh Exchange Rate terhadap
yang harus dibayarkan tersebut (Rosa, Indikasi Melakukan Transfer Pricing
Andini, & Raharjo, 2017). Exchange rate merupakan nilai tukar
H1: Beban pajak berpengaruh positif mata uang suatu negara dengan mata uang
terhadap indikasi melakukan transfer negara lainnya yang dapat digunakan sebagai
pricing. alat pembayaran pada masa kini atau di masa
yang akan datang. Exchange rate dapat

216
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

memengaruhi neraca perdagangan di suatu diimplementasikan dalam praktik transfer


negara akibat perbedaan antara nilai ekspor pricing.
dan impor yang diperoleh suatu negara H4: Kepemilikan asing berpengaruh positif
(Cahyadi & Noviari, 2018). Nilai tukar yang terhadap indikasi melakukan transfer
terus menerus berfluktuasi akan pricing.
memengaruhi besaran harga produk atau jasa
yang dihasilkan perusahaan, maka keputusan
transfer pricing lah yang dijadikan pilihan
oleh manajemen agar jumlah kas yang
tersedia dapat digunakan untuk melakukan
transaksi (Ayshinta dkk., 2019).
H3: Exchange rate berpengaruh positif
terhadap indikasi melakukan transfer
pricing.

Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap


Gambar 1: Kerangka Pemikiran
Indikasi Melakukan Transfer Pricing
Dalam PSAK No.15 pemegang saham METODE PENELITIAN
pengendali merupakan entitas dengan Penelitian ini bersifat kausal, penelitian
kepemilikan saham 20% atau lebih, baik kausal sebagaimana didefinisikan oleh
kepemilikan langsung ataupun tidak (Indrawati, 2015:117) merupakan penelitian
langsung terhadap entitas lain sehingga dapat yang dilakukan bilamana peneliti ingin
memberikan pengaruh yang besar dalam menggambarkan penyebab (causes) dari
mengendalikan entitas (Melmusi, 2016). suatu masalah. Dalam hal ini, tujuan penulis
Ketika pemegang saham pengendali melakukan penelitian kausal yaitu agar
didominasi oleh pemegang saham asing, mampu menyatakan bahwa variabel
maka pemegang saham asing mempunyai independen yang terdiri atas beban pajak,
pengaruh yang semakin besar dalam mekanisme bonus, exchange rate dan
menetapkan berbagai keputusan yang akan kepemilikan asing dapat memengaruhi
digunakan oleh perusahaan, termasuk variabel dependen yaitu indikasi melakukan
keputusan dalam menentukan besarnya transfer pricing baik penyebab positif
penentuan harga yang dapat maupun negatif.

217
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Populasi dan Sampel sampel yang dapat digunakan pada penelitian


Sektor Pertambangan yang terdaftar di ini.
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
Metode Pengumpulan Data
2018 menjadi populasi yang digunakan
Data sekunder digunakan pada penelitian
dalam penelitian ini, terdiri sebanyak 41
ini, di mana data dikumpulkan dengan
perusahaan yang terdapat pada sektor
teknik-teknik sebagai berikut:
pertambangan.
1. Studi Kepustakaan, dengan memperoleh
Nonprobability sampling merupakan
data baik dari buku-buku ilmiah, jurnal
teknik sampling yang digunakan pada
dari penelitian sebelumnya, serta
penelitian ini, sampel diperoleh dari populasi
referensi lainnya yang berkaitan dengan
dan dipilih secara sengaja berdasarkan
pembahasan penelitian yang dilakukan.
pertimbangan tertentu, sehingga tidak
2. Dokumentasi, dilakukan dengan cara
seluruh populasi mempunyai kesempatan
mengumpulkan laporan tahunan dan
yang sama untuk menjadi sampel (Purwanto
laporan keuangan perusahaan
& Sulistyastuti, 2017:47). Kriteria
pertambangan yang terdaftar di Bursa
pengambilan sampel yang ditetapkan dalam
Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018
penelitian ini meliputi:
melalui website resmi BEI dan melalui
Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel
website resmi perusahaan terkait.
No. Keterangan Jumlah
1 Perusahaan pertambangan 41
yang terdaftar di Bursa Efek Operasionalisasi Variabel
Indonesia (BEI) pada tahun
2014-2018
a. Indikasi Melakukan Transfer Pricing
2 Perusahaan pertambangan (11) Variabel dependen yang digunakan
yang tidak konsisten
menerbitkan laporan tahunan dalam penelitian ini yaitu indikasi melakukan
dan laporan keuangan yang transfer pricing. Diukur menggunakan
telah di audit secara lengkap
selama tahun 2014-2018 pendekatan dikotonomi, di mana dilihat dari
3 Perusahaan pertambangan (15)
yang mengalami rugi selama posisi penjualan kepada pihak berafiliasi atau
tahun 2014-2018 pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Jumlah perusahaan sampel 15
penelitian Apabila perusahaan melakukan transaksi
Jumlah data penelitian (15x5) 75
yang berhubungan dengan pihak istimewa,
Sumber: Data yang telah diolah (2019)
maka diberi nilai satu (1) dan diberi nilai nol
Dengan lama penelitian selama lima
(0) apabila tidak melakukan transaksi yang
tahun dari tahun 2014 hingga tahun 2018,
berhubungan dengan pihak istimewa
diperoleh 75 sampel dari 15 perusahaan
(Cahyadi & Noviari, 2018).

218
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

b. Beban Pajak yang dimiliki penanam modal asing pada


Beban pajak di ukur menggunakan akhir periode, sedangkan total saham yang
proksi Effective Tax Rate (ETR). ETR beredar dihitung dengan cara menjumlahkan
merupakan persentase besaran pajak yang keseluruhan saham yang dimiliki perusahaan
ditanggung oleh perusahaan, dihitung dengan yang diterbitkan pada akhir periode
mengurangi beban pajak (tax expense) (Kusumasari dkk., 2018).
dengan beban pajak tangguhan (differed tax 𝐊𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐬𝐢𝐧𝐠 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠
expense) lalu dibagi dengan laba kena pajak
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐛𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫
(Saraswati & Sujana, 2017).
𝐄𝐓𝐑 Metode Analisis Data
𝑻𝒂𝒙 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒏𝒔𝒆 − 𝑫𝒊𝒇𝒇𝒆𝒓𝒆𝒅 𝒕𝒂𝒙 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒏𝒔𝒆 Teknik analisis data dalam penelitian ini
=
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐚 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
menggunakan statistik deskriptif serta
c. Mekanisme Bonus menggunakan metode analisis regresi
Mekanisme bonus dalam penelitian ini logistik dengan bantuan aplikasi IBM SPSS
di proksikan menggunakan Indeks Trend 25.
Laba Bersih (ITRENDLB), berdasarkan
HASIL PENELITIAN DAN
besarnya pencapaian laba bersih tahun t
PEMBAHASAN
terhadap laba bersih tahun t-1 (Fitri, 2018).
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐭 Analisis Statistik Deskriptif
𝐈𝐓𝐑𝐄𝐍𝐃𝐋𝐁 =
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐭 − 𝟏
Tabel 2. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif
d. Exchange Rate Variabel N Min Max Mean
Std
Dev
Variabel exchange rate dihitung BP 75 0.09 19.96 0.74 2.28
menggunakan laba rugi selisih kurs MB 75 -0.98 25.16 2.18 3.98
ER 75 -7.62 1.33 -0.16 0.98
dibandingkan dengan laba rugi sebelum
KA 75 0.00 0.97 0.36 0.30
pajak (Cahyadi & Noviari, 2018). TP 75 0.00 1.00 0.69 0.46
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐫𝐮𝐠𝐢 𝐬𝐞𝐥𝐢𝐬𝐢𝐡 𝐤𝐮𝐫𝐬 Valid N 75
𝑬𝒙𝒄𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒆 =
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐫𝐮𝐠𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐩𝐚𝐣𝐚𝐤 Sumber: Output SPSS 25
Berdasarkan hasil pada tabel hasil
e. Kepemilikan Asing
pengujian statistik deskriptif, dapat diketahui
Variabel kepemilikan asing di ukur
bahwa variabel dependen yaitu indikasi
dengan membagi jumlah kepemilikan saham
melakukan transfer pricing yang diukur
asing dengan total saham yang beredar.
menggunakan variabel dummy memiliki nilai
Jumlah kepemilikan saham asing yang
rata-rata sebesar 0,69 dan standar deviasi
dimaksud yaitu besarnya komposisi saham

219
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

sebesar 0,46. Hal ini menunjukkan bahwa -7,62, dan nilai maksimum dimiliki oleh PT
variabel indikasi melakukan transfer pricing Darma Henwa Tbk (2016) sebesar 1,33.
tidak bervariasi atau merupakan data Variabel kepemilikan asing
berkelompok. Nilai minimum dan nilai menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0,36 dan
maksimum variabel transfer pricing ini standar deviasi sebesar 0,30. Hal ini
masing-masing sebesar nol (0) dan satu (1). menunjukkan bahwa data variabel
Variabel beban pajak yang diukur kepemilikan asing tidak bervariasi atau
menggunakan ETR (Effective Tax Rate) merupakan data berkelompok. Nilai
menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0,74 dan minimum dimiliki oleh PT J Resources Asia
standar deviasi sebesar 2,28. Menunjukkan Pasifik Tbk (2014) sebesar nol (0), dan nilai
bahwa variabel beban pajak bervariasi atau maksimum dimiliki oleh PT Golden Energy
tidak berkelompok. Nilai minimum dan nilai Mines Tbk (2015) sebesar 0,97.
maksimum keduanya dimiliki oleh PT
Menilai Kelayakan Model Regresi
Darma Henwa Tbk dengan nilai masing-
Tabel 3. Hosmer and Lemeshow Test
masing sebesar 0,09 dan 19,96.
Step Chi-square df Sig.
Variabel mekanisme bonus yang diukur 1 6.730 7 .457
menggunakan ITRENDLB (Indeks Trend Sumber: Output SPSS 25 (2020)
Laba Bersih) menghasilkan nilai rata-rata Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
sebesar 2,18 dan standar deviasi sebesar 3,98. hasil uji dari hosmer and lemeshow test
Hal ini menunjukkan bahwa data variabel memiliki hasil chi-square sebesar 6,730
mekanisme bonus bervariasi atau tidak dengan signifikasi sebesar 0,457 yang
berkelompok. Nilai minimum dimiliki oleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih
PT J Resources Asia Pasifik Tbk (2014) besar dari 0,05 maka hipotesis diterima atau
sebesar -0,98, dan nilai maksimum dimiliki tidak dapat ditolak, sehingga model dapat
oleh PT Surya Esa Perkasa Tbk (2018) dikatakan fit.
sebesar 25,16.
Menilai Model Fit (Overall Fit Test Model)
Variabel exchange rate menghasilkan
Tabel 4. Overall Model Fit
nilai rata-rata sebesar -0,16 dan standar
Overall Model Fit
deviasi sebesar 0,98. Hal ini menunjukkan -2LogL Block Bernilai 92.461
Number = 0
bahwa data variabel exchange rate bervariasi
-2LogL Block Bernilai 66.693
atau tidak berkelompok. Nilai minimum Number = 1
Sumber: Output SPSS 25 (2020)
dimiliki oleh PT Citatah Tbk (2014) sebesar

220
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


nilai awal -2Log likelihood (Block Number = Tabel 6. Omnibus Test of Model Coeffisients
0) sebesar 92,461 dan nilai -2Log likelihood Chi- df Sig.
square
(Block Number = 1) sebesar 66.693. Hal ini Step Step 25.768 4 .000
menunjukkan bahwa nilai -2Log likelihood 1 Block 25.768 4 .000
Model 25.768 4 .000
(Block Number = 1) lebih kecil dibandingkan Sumber: Output SPSS 25 (2020)
dengan nilai -2Log likelihood (Block Number Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa Chi-
= 0) dengan penurunan sebesar 25,768, Square sebesar 25,678 dengan degree of
sehingga dapat disimpulkan bahwa model fit freedom (df) sebesar 4. Tingkat signifikansi
dengan data ,dan terbukti bahwa variabel yang dihasilkan sebesar 0,000 (p-value<
beban pajak, mekanisme bonus, exchange 0.05), dengan demikian secara simultan
rate, dan kepemilikan asing secara signifikan variabel beban pajak, mekanisme bonus,
dapat memperbaiki model fit. exchange rate, dan kepemilikan asing
berpengaruh terhadap variabel indikasi
Koefisien Determinasi
melakukan transfer pricing.
Tabel 5. Koefisien Determinasi
Model Summary Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Step -2 Log Cox & Nagelkerke
likelihood Snell R R Square Tabel 7. Variable in the Equation
Square
1 66.693a .291 .410 B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Sumber: Output SPSS 25 (2020)
(X1) 3.64 1.56 5.42 1 0.02 38.04
Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian (X2) -0.11 0.08 1.85 1 0.17 0.89
(X3) 1.23 0.77 2.57 1 0.11 3.42
dari Nagelkerke’s R Square sebesar 0,410
(X4) 4.77 1.60 8.88 1 0.00 118
atau sebesar 41% yang memiliki arti bahwa Constant -1.72 0.84 4.20 1 0.04 0.18
Sumber: Output SPSS 25 (2020)
variabel beban pajak, mekanisme bonus,
Model Persamaan Logistik
exchange rate, dan kepemilikan asing
𝑝
mampu menjelaskan variasi dari indikasi 𝐿𝑛 = -1,722 + 3,639 X1 - 0,112 X2 +
(1−𝑝)

melakukan praktik transfer pricing sebesar 1,228 X3 + 4,771 X4 + e


41% dan selebihnya sebesar 59%
Keterangan:
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Ln: log of odds
digunakan dalam penelitian ini. Menurut
P: Probabilitas melakukan transfer pricing
(Sugiyono, 2018:284), koefisien determinasi
X1: Beban Pajak
sebesar 41% termasuk kategori sedang.
X2: Mekanisme Bonus
X3: Exchange Rate

221
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

X4: Kepemilikan Asing transfer pricing pada perusahaan


e: Error Term pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hasil ini
Pembahasan
menunjukkan bahwa besarnya bonus yang
Pengaruh Beban Pajak terhadap Indikasi
diberikan tidak berdasarkan laba yang
Melakukan Transfer Pricing
diperoleh secara keseluruhan. Belum tentu
Berdasarkan Tabel 7, nilai signifikansi
laba yang besar akan menjadikan alasan
beban pajak lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,02
pihak manajemen menerima bonus yang
dengan nilai koefisien regresi bernilai positif
besar pula sehingga harus menerapkan
sebesar 3,64. Sehingga dapat disimpulkan
praktik transfer pricing. Hasil penelitian ini
bahwa beban pajak berpengaruh signifikan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
secara positif terhadap indikasi melakukan
oleh Saraswati & Sujana (2017) serta
transfer pricing pada perusahaan
Ayshinta dkk., (2019) yang menyimpulkan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
bahwa mekanisme bonus tidak berpengaruh
Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hasil ini
terhadap transfer pricing.
menunjukkan bahwa besarnya beban pajak
dapat memengaruhi perusahaan untuk Pengaruh Exchange Rate terhadap
menerapkan praktik transfer pricing agar Indikasi Melakukan Transfer Pricing
dapat menekan beban pajak yang harus Berdasarkan Tabel 7, nilai signifikansi
dibayarkan kepada negara. Hasil penelitian exchange rate lebih besar dari 0,05 yaitu 0,11
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan nilai koefisien regresi bernilai positif
oleh Tiwa dkk. (2017) dan Saraswati & sebesar 1,23. Sehingga dapat disimpulkan
Sujana (2017) yang menyimpulkan bahwa bahwa exchange rate tidak berpengaruh
pajak berpengaruh positif terhadap transfer terhadap indikasi melakukan transfer pricing
pricing. pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pengaruh Mekanisme Bonus terhadap
periode 2014-2018. Hasil ini menunjukkan
Indikasi Melakukan Transfer Pricing
bahwa meningkat atau tidaknya nilai tukar
Berdasarkan Tabel 7, nilai signifikansi
terhadap rupiah tidak memengaruhi
mekanisme bonus lebih besar dari 0,05 yaitu
keputusan perusahaan dalam menetapkan
0,17 dengan nilai koefisien regresi bernilai
kebijakan transfer pricing atau tidak. Hasil
negatif sebesar -0,11. Sehingga dapat
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
disimpulkan bahwa mekanisme bonus tidak
dilakukan oleh Marfuah dkk. (2014) dan
berpengaruh terhadap indikasi melakukan

222
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Pratiwi (2018) yang menunjukkan bahwa di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
exchange rate tidak berpengaruh terhadap 2014-2018.
transfer pricing. 2. Mekanisme bonus tidak berpengaruh
terhadap indikasi melakukan transfer
Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap
pricing pada perusahaan pertambangan
Indikasi Melakukan Transfer Pricing
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan Tabel 7, nilai signifikansi
(BEI) periode 2014-2018.
kepemilikan asing lebih kecil dari 0,05 yaitu
3. Exchange rate tidak berpengaruh
0,00 dengan nilai koefisien regresi bernilai
terhadap indikasi melakukan transfer
positif sebesar 4,77. Sehingga dapat
pricing pada perusahaan pertambangan
disimpulkan bahwa kepemilikan asing
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berpengaruh secara positif terhadap indikasi
(BEI) periode 2014-2018.
melakukan transfer pricing pada perusahaan
4. Kepemilikan asing berpengaruh
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
signifikan secara positif terhadap
Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hasil ini
indikasi melakukan transfer pricing
menunjukkan bahwa semakin besar
pada perusahaan pertambangan yang
kepemilikan asing dalam suatu perusahaan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
maka semakin besar pula perusahaan akan
periode 2014-2018.
melakukan kebijakan transfer pricing. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Saran
dilakukan oleh Refgia (2017) yang Penelitian ini hanya menggunakan
menyimpulkan bahwa kepemilikan asing perusahaan pada sektor pertambangan
berpengaruh terhadap transfer pricing. sehingga hasil tidak dapat menggeneralisasi
jenis sektor lain karena perbedaan kondisi
SIMPULAN DAN SARAN
industri. Peneliti selanjutnya diharapkan
Simpulan
dapat menggunakan jenis sektor lain dengan
Berdasarkan hasil analisis statistik
menambahkan variabel independen lainnya
deskriptif dan pengujian menggunakan
yang tidak digunakan dalam penelitian ini
model regresi logistik, diperoleh kesimpulan
seperti intangible asset, debt covenant,
penelitian sebagai berikut:
tunneling incentive, firm size, dan proksi
1. Beban pajak berpengaruh signifikan
lainnya yang mungkin dapat memengaruhi
secara positif terhadap indikasi
indikasi melakukan transfer pricing.
melakukan transfer pricing pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar

223
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

DAFTAR PUSTAKA Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi


Trisakti.
Ayshinta, P. J., Agustin, H., & Afriyenti, M.
https://doi.org/10.25105/jat.v4i2.4836
(2019). Pengaruh Pajak, Tunneling
Incentive, Dan Mekanisme Bonus Hery. (2017). Teori Akuntansi : Pendekatan
Terhadap Keputusan Perusahaan Konsep dan Analisis (D. S., Ed.).
Melakukan Transfer Pricing. JEA. Jakarta: PT Grasindo.
Cahyadi, A. S., & Noviari, N. (2018). Indrawati. (2015). Metode Penelitian
Pengaruh Pajak, Exchange Rate, Manajemen dan Bisnis Konvergensi
Profitabilitas, dan Leverage Pada Teknologi Komunikasi dan Informasi
Keputusan Melakukan Transfer Pricing. (Di. Sumayyah, Ed.). Bandung: PT
E-Jurnal Akuntansi. Refika Aditama.
https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v24.
i02.p23 Kusumasari, R. D., Fadilah, S., &
Sukarmanto, E. (2018). Pengaruh Pajak
Cristea, A. D., & Nguyen, D. X. (2016). , Kepemilikan Asing dan Ukuran
Transfer pricing by multinational firms: Perusahaan terhadap Transfer Pricing (
New evidence from foreign firm Studi Empiris pada Perusahaan
ownerships. American Economic Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Journal: Economic Policy. Efek Indonesia Periode 2012-2016 ).
https://doi.org/10.1257/pol.20130407 Prosiding Akuntansi.
Doly, T. (2016). Transfer Pricing Dalam Lilik Purwanti. (2010). Kecakapan
Negeri. Retrieved from Managerial, Skema Bonus, Managemen
http://www.nusahati.com/2016/05/trans Laba, dan Kinerja Perusahaan. Jurnal
fer-pricing-dalam-negeri/ Aplikasi Manajemen.
Fitri, A. (2018). Pengaruh Beban Pajak, Melmusi, Z. (2016). Pengaruh Pajak ,
Intangible Assets, Profitabilitas, Mekanisme Bonus , Terhadap Transfer
Tunneling Incentive Dan Mekanisme Pricing Pada Perusahaan Yang
Bonus Terhadap Transfer Pricing (Studi Tergabung Dalam Jakarta Islamic
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Index. Jurnal EKOBISTEK.
Yang Listing di BEI Periode 2014-
2016). JOM Fekon, 1(1), 1–14. Mispiyanti. (2015). Pengaruh Pajak,
Tunneling Incentive dan Mekanisme
Gudono. (2017). Teori Organisasi (Edisi 4). Bonus terhadap Keputusan Transfer
Yogyakarta: ANDI. Pricing. Jurnal Akuntansi & Investasi.
Hartati, W., Desmiyawati, & Julita. (2015). Pohan, C. A. (2018). Pedoman Lengkap
Tax Minimization, Tunneling Incentive Pajak Internasional. Jakarta: PT
dan Mekanisme Bonus terhadap Gramedia Pustaka Utama.
Keputusan Transfer Pricing Seluruh
Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Pratiwi, B. (2018). Pengaruh Pajak,
Indonesia. Jurnal SNA. Exchange Rate, Tunneling Incentive,
Dan Leverage Terhadap Transfer
Herawaty, V., & Anne, A. (2019). Pengaruh Pricing. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis.
Tarif Pajak Penghasilan, Mekanisme https://doi.org/10.30659/ekobis.19.3.90
Bonus, Dan Tunneling Incentives -103
Terhadap Pergeseran Laba Dalam
Melakukan Transfer Pricing Dengan Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R.
Good Corporate Governance Sebagai (2017). Metode Penelitian Kuantitatif

224
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)

Untuk Adminitrasi Publik dan Masalah-


Masalah Sosial (Edisi Kedu).
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Refgia, T. (2017). Pengaruh Pajak,
Mekanisme Bonus, Ukuran Perusahaan,
Kepemilikan Asing dan Tunneling
Incentive terhadap Transfer Pricing.
JOM Fekon.
Rosa, R., Andini, R., & Raharjo, K. (2017).
Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive,
Mekanisme Bonus, Debt Covenant dan
Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Transaksi Transfer Pricing.
Jurnal Universitas Pandanaran
Semarang.
Saraswati, G. A. R. S., & Sujana, I. K.
(2017). Pengaruh Pajak, Mekanisme
Bonus, dan Tunneling Incentive Pada
Indikasi Melakukan Transfer Pricing. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif (Setiyawami, Ed.).
Bandung: Alfabeta, CV.
Wardiyah, M. L. (2016). Akuntansi
Keuangan Menengah. Bandung: CV
Pustaka Setia.

225

Anda mungkin juga menyukai