2 PB
2 PB
Abstrak: Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Exchange Rate, dan Kepemilikan Asing
Terhadap Indikasi Melakukan Transfer Pricing. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah
Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Exchange Rate, dan Kepemilikan Asing berpengaruh terhadap
Indikasi Melakukan Transfer Pricing pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2014-2018. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling sehingga diperoleh sebanyak 75 sampel dari
15 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi logistik dengan bantuan dari aplikasi
IBM SPSS 25. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Beban Pajak dan Kepemilikan
Asing secara parsial berpengaruh positif terhadap Indikasi Melakukan Transfer Pricing, sedangkan
variabel Mekanisme Bonus dan Exchange Rate secara parsial tidak berpengaruh terhadap Indikasi
Melakukan Transfer Pricing.
Kata kunci: Beban Pajak, Exchange Rate, Kepemilikan Asing, Mekanisme Bonus, dan Transfer
Pricing
Abstract: The Effect Of Tax Expenses, Bonus Mechanism, Exchange Rate, and Foreign
Ownership On Indication To Performs Transfer Pricing. This study aims to examine whether
the tax expenses, bonus mechanism, exchange rate and foreign ownership affect the indications of
transfer pricing on mining companies listed on the Indonesian stock exchange during the 2014-2018
period. The sampling technique used in this study is nonprobability sampling with the type of purposive
sampling in order to obtain as many as 75 samples from 15 mining companies listed on the Indonesia
stock exchange during the 2014-2018 period. The analytical method used is logistic regression analysis
method with the help of the IBM SPSS 25 application. The results showed that both of tax expenses and
foreign ownership have a positive effect on indication of transfer pricing, while bonus mechanism and
exchange rate didn’t have effect on indication of transfer pricing.
Keywords: Tax Expenses, Exchange Rate, Foreign Ownership, Bonus Mechanisms, and Transfer
Pricing
211
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
negara yang memiliki ketentuan perpajakan transfer pricing terbilang sudah memadai
berbeda, risiko perpajakan seperti upaya mengenai bagaimana praktik transfer pricing
penghindaran pajak dapat terjadi. serta perlakuan perpajakannya. Hal yang
Penghindaran pajak dapat dilakukan dengan disayangkan dalam praktik transfer pricing
menggeser laba (profit shifting) melalui ini masih banyak digunakan oleh pihak yang
transaksi antar perusahaan yang memiliki ingin menghindari membayar pungutan
hubungan istimewa, namun berada di negara pajak yang besar, dalam hal ini perusahaan
yang berbeda. Perbedaan atas pengenaan multinasional mentransfer laba perusahaan
tarif pajak pada setiap negara, di mana ke negara lain yang menetapkan tarif pajak
perusahaan multinasional beroperasi memicu lebih rendah. Tarif pajak yang semakin tinggi
perusahaan untuk memperkecil kewajiban ditetapkan oleh suatu negara kemungkinan
pembayaran pajak dengan cara melakukan besar akan memunculkan motif perusahaan
praktik transfer pricing. multinasional untuk menjalankan praktik
Transfer pricing dapat terjadi pada transfer pricing ini.
perusahaan multinasional dikarenakan Bagi negara yang menetapkan tarif pajak
transfer pricing ialah kebijakan atas yang relatif tinggi akan semakin rendah
penetapan harga, baik harga jual maupun penerimaan negara yang diperoleh karena
harga beli pada produk atau jasa tertentu para pelaku praktik transfer pricing
yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki cenderung melakukan pemindahan laba ke
hubungan istimewa atau transaksi afiliasi negara yang menetapkan tarif yang lebih
(Melmusi, 2016). Hubungan istimewa diatur rendah. Terlihat jelas dampak negatif atas
dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2008 penerimaan negara akibat praktik transfer
Pasal 18 ayat (4) yang menjelaskan pricing, namun tidak jarang pemerintah
bahwasanya hubungan istimewa dapat terjadi kalah saat mengajukan banding ke
apabila antara Wajib Pajak Badan dengan pengadilan pajak. Kurangnya sumber daya
Wajib Pajak lainnya terdapat kepemilikan manusia yang memahami mengenai transfer
modal saham sebanyak 25% atau lebih, pricing dan minimnya pemeriksa pajak yang
secara langsung maupun tidak berada di memahami mengenai transfer pricing dalam
bawah pengawasan yang sama, serta terdapat Direktorat Jenderal Pajak menyebabkan
hubungan keluarga. pemeriksaan terhadap perusahaan
Praktik transfer pricing secara umum multinasional yang terindikasi melakukan
tidak menyalahi aturan, dan aturan praktik transfer pricing juga sangat terbatas.
perpajakan mengenai praktik-praktik Sehingga perusahaan multinasional dapat
212
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
memanfaatkan celah-celah yang ada untuk bonus berpengaruh signifikan secara positif
melakukan praktik transfer pricing ini. terhadap transfer pricing, akan tetapi
Beban pajak yang terlalu besar yang bertentangan dari hasil penelitian yang
harus dibayarkan kepada negara dapat ditemukan Saraswati & Sujana (2017) serta
mengakibatkan perusahaan memutuskan Ayshinta dkk. (2019) yang menemukan
untuk melakukan praktik transfer pricing bahwa mekanisme bonus tidak berpengaruh
agar dapat menekan dan atau meminimalkan terhadap transfer pricing.
besarnya beban pajak yang harus dibayarkan Motif lainnya yang memungkinkan dapat
(Fitri, 2018). Penelitian mengenai beban memengaruhi perusahaan dalam menetapkan
pajak dalam indikasi melakukan transfer kebijakan transfer pricing adalah exchange
pricing telah dilakukan, di antaranya oleh rate atau nilai tukar. Nilai tukar yang terus
Tiwa dkk. (2017) dan Saraswati & Sujana menerus berfluktuasi akan memengaruhi
(2017) yang menemukan bahwa pajak besaran harga produk atau jasa yang
berpengaruh signifikan secara positif dihasilkan perusahaan, maka keputusan
terhadap transfer pricing. Lain pula dengan transfer pricing lah yang dijadikan pilihan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh manajemen agar jumlah kas yang
Mispiyanti (2015) dan Melmusi (2016) yang tersedia dapat digunakan untuk melakukan
menemukan bahwa pajak tidak berpengaruh transaksi (Ayshinta dkk., 2019). Hasil
signifikan terhadap transfer pricing. penelitian mengenai pengaruh exchange rate
Faktor lain yang dapat memengaruhi terhadap transfer pricing yang dilakukan
keputusan perusahaan dalam menentukan Ayshinta dkk. (2019) menemukan bahwa
apakah melakukan atau tidak melakukan exchange rate berpengaruh signifikan secara
praktik transfer pricing adalah mekanisme positif terhadap transfer pricing, namun
bonus. Mekanisme dasar pemberian bonus tidak sejalan dengan Pratiwi (2018) yang
berdasarkan pada besarnya laba yang menyimpulkan bahwa exchange rate tidak
diperoleh, suatu hal yang masuk akal apabila berpengaruh terhadap transfer pricing.
direksi berupaya mengatur sebagaimana Dalam PSAK No.15 pemegang saham
mestinya laba dapat dimaksimalkan demi pengendali merupakan entitas dengan
mendapatkan bonus walaupun itu harus kepemilikan saham 20% atau lebih, baik
sedikit di manipulatif dengan memanfaatkan kepemilikan langsung ataupun tidak
transfer pricing (Hartati, Desmiyawati, & langsung terhadap entitas lain sehingga dapat
Julita, 2015). Hasil penelitian oleh Melmusi memberikan pengaruh yang besar dalam
(2016) menyimpulkan bahwa mekanisme mengendalikan entitas (Melmusi, 2016).
213
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
214
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
Pendapat lain mengenai teori akuntansi terlihat “rugi” sehingga dapat menghindari
positif bahwa teori akuntansi positif pembayaran pajak di suatu negara (Pohan,
menyediakan seperangkat prinsip yang luas 2018). Abuse of transfer pricing merupakan
agar dapat menjelaskan, yang berarti contoh dari hal yang bermakna peyoratif,
memberi jawaban terhadap praktik akuntansi sebab istilah abuse of transfer pricing sendiri
yang berlaku serta dapat memprediksi memiliki arti pemindahalihan pendapatan.
fenomena yang terjadi (Hery, 2017:106- Perusahaan dalam negara bertarif pajak
107). Hipotesis mengenai mekanisme tinggi akan memindahalihkan pendapatannya
pemberian bonus merupakan contoh ke perusahaan yang memiliki hubungan
penerapan dari teori akuntansi positif ini, istimewa di luar negara beroperasi dan
menjelaskan bahwa manajemen yang bertarif pajak lebih rendah. Hal ini dilakukan
remunerasinya berdasarkan bonus akan dengan tujuan untuk mengurangi beban pajak
berupaya memaksimalkan bonus yang akan yang harus dibayarkan (Doly, 2016).
diperoleh dengan memakai metode akuntansi Transaksi antara satu pihak dengan
yang dapat menaikkan laba dan pada pihak afiliasinya (pihak yang memiliki
akhirnya dapat memperbesar pemberian hubungan istimewa) cenderung tidak
bonus. mencerminkan harga pasar yang wajar, maka
dari itu Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Transfer Pricing
berwenang untuk menguji penerapan prinsip
Transfer pricing atau penentuan harga
kewajaran dan kelaziman usaha. Prinsip
transfer merupakan suatu kebijakan yang
kewajaran dan kelaziman usaha tercermin
digunakan dalam menentukan besarnya
dalam transaksi yang dilakukan dengan
harga transfer atas suatu transaksi yang
pihak-pihak independen. Oleh karena itu,
melibatkan penjualan atau pembelian atas
transaksi kepada pihak independen menjadi
barang, jasa, intangible assets, maupun
tolak ukur kewajaran atas transaksi kepada
transaksi finansial lainnya yang dilakukan
pihak berafiliasi (Pohan, 2018).
perusahaan (Herawaty & Anne, 2019).
Direktur Jenderal Pajak (DJP) juga
Istilah transfer pricing sering dikaitkan
memiliki wewenang untuk menetapkan
dengan sesuatu hal yang tidak baik atau
harga transaksi antara pihak-pihak yang
bermakna “peyoratif”. Menurut Plasschaert,
memiliki hubungan afiliasi atau istimewa
secara peyoratif transfer pricing merupakan
dalam suatu periode tertentu serta memantau
suatu rekayasa harga secara sistematis
bagaimana pelaksanaannya. Maka dari itu
dengan tujuan mengurangi laba artifisial agar
pemerintah menetapkan peraturan mengenai
215
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
216
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
217
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
218
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
219
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
sebesar 0,46. Hal ini menunjukkan bahwa -7,62, dan nilai maksimum dimiliki oleh PT
variabel indikasi melakukan transfer pricing Darma Henwa Tbk (2016) sebesar 1,33.
tidak bervariasi atau merupakan data Variabel kepemilikan asing
berkelompok. Nilai minimum dan nilai menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0,36 dan
maksimum variabel transfer pricing ini standar deviasi sebesar 0,30. Hal ini
masing-masing sebesar nol (0) dan satu (1). menunjukkan bahwa data variabel
Variabel beban pajak yang diukur kepemilikan asing tidak bervariasi atau
menggunakan ETR (Effective Tax Rate) merupakan data berkelompok. Nilai
menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0,74 dan minimum dimiliki oleh PT J Resources Asia
standar deviasi sebesar 2,28. Menunjukkan Pasifik Tbk (2014) sebesar nol (0), dan nilai
bahwa variabel beban pajak bervariasi atau maksimum dimiliki oleh PT Golden Energy
tidak berkelompok. Nilai minimum dan nilai Mines Tbk (2015) sebesar 0,97.
maksimum keduanya dimiliki oleh PT
Menilai Kelayakan Model Regresi
Darma Henwa Tbk dengan nilai masing-
Tabel 3. Hosmer and Lemeshow Test
masing sebesar 0,09 dan 19,96.
Step Chi-square df Sig.
Variabel mekanisme bonus yang diukur 1 6.730 7 .457
menggunakan ITRENDLB (Indeks Trend Sumber: Output SPSS 25 (2020)
Laba Bersih) menghasilkan nilai rata-rata Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
sebesar 2,18 dan standar deviasi sebesar 3,98. hasil uji dari hosmer and lemeshow test
Hal ini menunjukkan bahwa data variabel memiliki hasil chi-square sebesar 6,730
mekanisme bonus bervariasi atau tidak dengan signifikasi sebesar 0,457 yang
berkelompok. Nilai minimum dimiliki oleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih
PT J Resources Asia Pasifik Tbk (2014) besar dari 0,05 maka hipotesis diterima atau
sebesar -0,98, dan nilai maksimum dimiliki tidak dapat ditolak, sehingga model dapat
oleh PT Surya Esa Perkasa Tbk (2018) dikatakan fit.
sebesar 25,16.
Menilai Model Fit (Overall Fit Test Model)
Variabel exchange rate menghasilkan
Tabel 4. Overall Model Fit
nilai rata-rata sebesar -0,16 dan standar
Overall Model Fit
deviasi sebesar 0,98. Hal ini menunjukkan -2LogL Block Bernilai 92.461
Number = 0
bahwa data variabel exchange rate bervariasi
-2LogL Block Bernilai 66.693
atau tidak berkelompok. Nilai minimum Number = 1
Sumber: Output SPSS 25 (2020)
dimiliki oleh PT Citatah Tbk (2014) sebesar
220
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
221
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
222
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
Pratiwi (2018) yang menunjukkan bahwa di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
exchange rate tidak berpengaruh terhadap 2014-2018.
transfer pricing. 2. Mekanisme bonus tidak berpengaruh
terhadap indikasi melakukan transfer
Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap
pricing pada perusahaan pertambangan
Indikasi Melakukan Transfer Pricing
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan Tabel 7, nilai signifikansi
(BEI) periode 2014-2018.
kepemilikan asing lebih kecil dari 0,05 yaitu
3. Exchange rate tidak berpengaruh
0,00 dengan nilai koefisien regresi bernilai
terhadap indikasi melakukan transfer
positif sebesar 4,77. Sehingga dapat
pricing pada perusahaan pertambangan
disimpulkan bahwa kepemilikan asing
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berpengaruh secara positif terhadap indikasi
(BEI) periode 2014-2018.
melakukan transfer pricing pada perusahaan
4. Kepemilikan asing berpengaruh
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
signifikan secara positif terhadap
Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Hasil ini
indikasi melakukan transfer pricing
menunjukkan bahwa semakin besar
pada perusahaan pertambangan yang
kepemilikan asing dalam suatu perusahaan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
maka semakin besar pula perusahaan akan
periode 2014-2018.
melakukan kebijakan transfer pricing. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Saran
dilakukan oleh Refgia (2017) yang Penelitian ini hanya menggunakan
menyimpulkan bahwa kepemilikan asing perusahaan pada sektor pertambangan
berpengaruh terhadap transfer pricing. sehingga hasil tidak dapat menggeneralisasi
jenis sektor lain karena perbedaan kondisi
SIMPULAN DAN SARAN
industri. Peneliti selanjutnya diharapkan
Simpulan
dapat menggunakan jenis sektor lain dengan
Berdasarkan hasil analisis statistik
menambahkan variabel independen lainnya
deskriptif dan pengujian menggunakan
yang tidak digunakan dalam penelitian ini
model regresi logistik, diperoleh kesimpulan
seperti intangible asset, debt covenant,
penelitian sebagai berikut:
tunneling incentive, firm size, dan proksi
1. Beban pajak berpengaruh signifikan
lainnya yang mungkin dapat memengaruhi
secara positif terhadap indikasi
indikasi melakukan transfer pricing.
melakukan transfer pricing pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar
223
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
224
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 9 No 2 (2020)
225