DAK FISIK
BIDANG
KESEHATAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN DAK FISIK
DASAR HUKUM
Peraturan Presiden No. 15/2023 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik Tahun 2023
PMK No. 198/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan DAK Fisik
PERKEMBANGAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
DAN KEBIJAKAN TA 2023
mendanai program, kegiatan, dan/atau kebijakan tertentu yg menjadi prioritas nasional serta penggunaannya telah ditentukan oleh Pemerintah
untuk mendukung pembangunan/pengadaan sarana dan prasarana layanan publik Daerah.
50.176
48.424
60.874
10,0%
55.177
57.070
55.247
54.784
46.798
50.198
53.287
58.373
63.648
63.485
57.988
50,0%
91,0%
87,3%
Namun demikian, Kinerja Penyaluran
85,6%
93,9%
81,6%
88,7%
88,1%
89,5%
40,0%
93,4%
DAK Fisik TA 2022 lebih tinggi
84,7%
72,2%
90,7%
66,7%
74,3%
dibanding TA 2021
83,7%
30,0%
➢ 6 Bidang memiliki kinerja
20,0% penyaluran DAK Fisik TA 2022 diatas
rerata nasional, dengan penyaluran
10,0% tertinggi sebesar 97,7% pada Bidang
Sanitasi
0,0%
➢ 11 Bidang memiliki kinerja
penyaluran DAK Fisik TA 2022
dibawah rerata nasional, dengan
penyaluran terendah sebesar
66,7% pada Bidang
Perumahan dan
Permukiman
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
5
KINERJA ALOKASI DAN PENYERAPAN
DAK FISIK KESEHATAN
25,00 99,07%97,66% 98,98% 100,00% 97,31% 100,00%
90,43% 92,27% 88,95%
Alokasi DAK Fisik Bidang Kesehatan dalam lima
92,48% 88,65% tahun terakhir sekitar Rp15 – Rp21 triliun dengan
92,25% 90,00%
92,74% 89,98% 90,38%
87,74% persentase antara 26% - 32% dari alokasi DAK Fisik.
20,00 87,56% 85,21% 85,09% 81,55% 80,00%
82,69% Rata-rata alokasi sekitar Rp18 T dengan
70,00% persentase
28% dari alokasi DAK Fisik.
15,00 61,57% 60,00%
Trillions
50,00%
Dengan alokasi yang cukup besar dibandingkan
Bidang lain, kinerja Bidang Kesehatan tidak terlalu
10,00 40,00% bagus selama lima tahun terakhir 2018-2023.
30,00% Tahun 2022 nilai kontrak dan salur Bidang
5,00 20,00% Kesehatan yaitu sebesar 98,61% dibawah rata-rata
kontrak dan penyaluran DAK Fisik sekitar 99,29%.
10,00%
19,87
19,41
17,88
17,97
16,93
20,78
20,56
19,17
19,17
18,23
19,79
19,79
17,89
17,60
16,84
15,77
13,98
13,04
12,86
13,40
13,04
17,98
17,81
16,67
16,62
15,74
9,71
0,08
Rata-rata nilai RK tahun 2023 sebesar 97,2% atau
- 0,00%
2018 2019 2020 2021 2022 2023
dibawah rata-rata RK DAK Fisik sebesar 98,6%.
Pagu RK Kontrak Salur Serap Bahkan di tahun 2021 ada Rp2,19 T yang tidak
% RK % Kontrak % Salur % Serap
tersalurkan dan di 2022 ada Rp2,91 T yang tidak
dapat disalurkan.
*Data per 6 Januari 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
6
REALISASI DAN OUTPUT DAK FISIK
KESEHATAN dalam triliun rupiah
2020 2021 2022 2023
Bidang Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Pagu Realisa % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu
Daerah Daerah Daerah Daerah
si
Kesehatan
20.781 18.234 87.74% 542 19.796 17.608 88.95% 542 19.796 15.774 81.6% 542 13.400 537
dan KB
Keterlambatan Juknis
Terlambatnya penetapan
juknis berdampak pada
Perpres tentang juknis DAK Fisik 2023
Permasalahan keterlambatan pelaksanaan
telah memuat materi utama yang
diatur dalam jukops sehingga tidak
diperlukan Permen tentang jukop.
Dengan demikian, potensi
keterlambatan pelaksanaan DAK
karena keterlabatan penerbitan jukops
Juknis disatukan dengan Jukop
oleh K/L dapat diantisipasi.
dan diatur dengan Perpres
Solusi
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
9
PENGALOKASIAN DAK FISIK
KRISNA (LEAD BAPPENAS) KRISNA (LEAD DJPK) KERTAS KERJA KRISNA SAKTI / OMSPAN
Penilaian Sinkronisasi & Perpres Rencana
Pra-Usulan Usulan Rekomendasi Awal Harmonisasi Alokasi Kegiatan (RK) Penyaluran
PERENCANAA
11
PERHITUNGAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
❑Kategori Kapasitas Fiskal (Kapfis) suatu daerah mencerminkan adanya ruang
fiskal daerah dalam menggunakan sumber pendapatannya, dimana hal
KAPASITAS FISKAL tersebut juga menggambarkan kemampuan daerah tersebut dalam
DAERAH memenuhi kebutuhan daerahnya secara mandiri.
❑Model Penghitungan Kapfis menggunakan PMK Nomor
116/PMK.07/2021 Tentang Peta Kapasitas Fiskal.
➢ Daerah dibagi dalam 5 kategori Kapasitas Fiskal Daerah (Sangat Rendah,
Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat Tinggi)
INDIKATOR
❑Model Penilaian Kinerja daerah yang digunakan, yaitu
❑Kinerja Daerah menggambarkan efektifitas pelaksanaan
kegiatan DAK Fisk di daerah
Ket :
1. kinerja penyelesaian pengadaan TA 2021 hanya untuk bidang Pendidikan dan kesehatan. 50% 50% 50% 50%
2. Pada Bidang Jalan diterapkan secara terpisah antara Usulan Pemda dan DPR TA 2021 TA 2022 TA 2021 TA 2022 TA 2021
24.760,08
25.000,00 80,00
Nominal kontrak
tertinggi: 2 bulan
20.715,57
terakhir sebelum
20.000,00
deadline 60,00 ▪ Proses penandatangan
kontrak dimulai Maret,
15.000,00 14.044,40 40,00 kemudian meningkat pesat di
13.024,66
Juni-Juli;
10.000,00
8.589, 2
20,00 ▪ Sekitar 70% dari nilai
7.514,74 kontrak, dilakukan di Juni-Juli
5.061,43
▪ Berdasarkan tren penyampaian
5.000,00 4.347,05 4.322,82 4.320,61 0,00 data kontrak, kegiatan yang
2.541,30 2.722,43
1.069,18
didanai DAK Fisik cenderung
0,00 Jun Jul
0,91 53,37 54,63 23,36
-20,00 baru mulai di semester 2,
Jan Feb Mar Apr May Aug Sep Oct Nov Dec
sehingga kurang optimal.
2021 2022 Akumulasi (%) 2021 Akumulasi (%) 2022
Catatan:
• pada tahun 2021 terdapat relaksasi deadline penyampaian syarat salur tahap I dari Juli ke Agustus , dan Penandatangan kontrak Cadangan DAK Fisik
• pada tahun 2022 terdapat relaksasi deadline penyampaian syarat salur tahap I DAK Fisik Bidang Pendidikan dan Kesehatan dari 21 Juli ke 31 Juli (KMK 22/KM.7/2022)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
16
KINERJA ALOKASI DAN PENYERAPAN DAK FISIK
KESEHATAN
Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan dalam miliar rupiah
12,00
Pagu alokasi DAK Fisik Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan
10,00 9 ,7 4
9,44 meningkat di tahun 2023 dengan nilai RK yang cukup baik.
8,00
8,08
7,41
Terdapat selisih sekitar Rp1 triliun antara pagu alokasi tahun 2022
6,97 6,87
dengan kontrak, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap
Trillions
6,00
5,09
kesiapan daerah dalam pelaksanaan DAK Fisik.
18
PENYALURAN DAK FISIK ( ) 2
Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana,
atau
norma yang telah ditetapkan.
Tujuan Reviu
• membantu Pemda dalam menyajikan RUANG LINGKUP REVIU
laporan secara benar sesuai ketentuan yang
berlaku; Reviu dilakukan terhadap laporan realisasi
• memberikan keyakinan terbatas mengenai penyerapan dana dan capaian keluaran
keandalan dan keabsahan laporan realisasi (output) kegiatan DAK Fisik per jenis per
penyerapan dana dan capaian keluaran bidang/subbidang
(output) kegiatan DAK Fisik sesuai dengan Laporan realisasi dimaksud merupakan
ketentuan yang berlaku; laporan yang akan disampaikan kepada
• sehingga dapat meningkatkan kualitas Kepala KPPN sebagai syarat penyaluran DAK
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Fisik
Fisik.
RUANG LINGKUP REVIU APIP
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
23
PEREVIU MELAKUKAN PENGECEKAN TERHADAP:
PENGGUNAAN Mengatur penggunaan sisa DAK Fisik s.d TA 2014 dan/atau sisa DAK Fisik tahun-tahun
SISA DAK FISIK sebelumnya pada bidang/subbidang yang keluaran (output) kegiatannya sudah tercapai dan yang
belum tercapai.
Sisa DAK Fisik 1 TA sebelumnya, Mendanai kegiatan pd bidang/subbidang
digunakan utk pencapaian outputdgn juknis yang sama dgn juknis tahun berjalan
pada saat output belum tercapai
Sisa DAK Fisik TA 2014 dan/atau > 1 DAK Mendanai kegiatan pd bidang/subbidang
TA sebelumnya, digunakan utk kegiatan
Fisik
tertentu sesuai kebutuhan daerah
sesuai kebutuhan daerah dgn Juknis TA berdasar juknis TA berjalan
berjalan
Hasil Penerbitan
Reviu Reviu SP2D BUN
Dokumen RKUD
Persyaratan
Penyaluran
APIP Daerah
Transfer
Dana
RKUN SP2D BUN
ALUR PENYALURAN DAK FISIK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
28
MEKANISME PENYAMPAIAN DOKUMEN DAN PELAKSANAAN
PENYALURAN
OM SPAN KPPN
BPKAD selaku
KPPN BUN
selaku
Dinas Dinas
User Dinas: 1. Pengujian SPM
• Rekam Hasil rekam Dinas/OPD
Data wajib disetujui/ditolak KPA Penyaluran 2. menerbitkan
Kontrak
BPKA
D DAK Fiisk dan SP2D sesuai
• SP2D BUD
Dana Desa tanggal RPD
aplikasi
Krisna
• Daftar Kontrak Kegiatan OPERATOR
PPK PPSPM
29
ALUR DATA DAN PROSES BISNIS DALAM APLIKASI OMSPAN
LAPORAN
PENYERAPAN DAN INPUT APROVE SUBMIT Verifikasi dokumen
CAPAIAN OUTPUT DATA DATA DATA OM SPAN
Laporan penyerapan dan capaian output yang OPD TEKNIS OM SPAN BPKAD
disampaikan ke KPPN telah direviu
Inspektorat
KPA PENYALURAN
daerah Provinsi/Kabupaten/Kota (APIP) : 1. Rencana
Kegiatan RKUD PENERBITA
✓ Tahun sebelumnya (Laporan Tahunan) Hasil
(Aplikasi Reviu N SP2D
✓ s.d. tahap I realisasi penyerapan min 75% KRISNA) Laporan
Reviu
✓ s.d. tahap II realisasi penyerapan min 90% dan 2. Data Kontrak
capaian output min 70% Kegiatan
3. Laporan APIP Daerah TRANSF
Penyerapan Dana ER SP2D
OPD Teknis & Capaian
DANA RKUN
Output
✓ Input Data Kontrak DAK Fisik
✓ Input data daftar SP2D BUD dan Capaian Output
untuk
APIP Daerah
menghasilkan laporan realisasi penyerapan dana capaian ✓ Melakukan Reviu sesuai Program Kerja Reviu
output ✓ Melakukan konfirmasi dan koreksi data ke
✓ Melakukan Perbaikan Data atas koreksi reviu APIP OPD Jika terdapat perbedaan OPD
✓ Memberikan klarifikasi ke APIP ✓ Menyampaikan Hasil Reviu (CHR) ke BPKAD Teknis melakukan perbaikan
BPKAD Laporan Penyerapan dan Capaian Output data shg Laporan sama dg
✓ Laporan Penyerapan dan Capaian Output ttd kepala Daerah prinsipnya harus sama dengan Hasil CHR;
(Reviu dilakukan sebelum ditandatangani oleh Reviu (CHR)
Kepala ✓ Reviu Paling Lambat 10 HK sebelum batas
Daerah). akhir
persyaratan penyaluran
Pokok-pokok hasil Reviu pada CHR, sebagai berikut:
1. Realisasi penyerapan DAK Fisik Jenis ...Bidang ....menurut hasil sebesar Rp ....... Atau .... % dari dana yang
telah diterima di RKUD.
2. Capaian output Kegiatan DAK Fisik Jenis .....Bidang .....menurut hasil reviu sebesar .....%
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
30
RENCANA MENU BIDANG KESEHATAN DAN
Subbidang Menu Rincian Penentuan Lokpri Ket
Penguatan Layanan Primer Cold Storage Limbah 1) Puskesmas belum memiliki cold storage (freezer) limbah medis baru
Sistem Medis 2) Tersedia tenaga kesehatan lingkungan/tenaga sanitarian.
Kesehatan
Sarana Prasarana Puske 1) Pustu dengan kondisi bangunan Rusak Berat berdasarkan data per Maret 2023 Kemenkes
smas Pembantu 2) Memiliki SDM minimal 1 bidan dan 1 perawat
3) Daerah di Papua dan Papua Barat
4) Daerah tertinggal sesuai Perpres No. 63 Tahun 2020/ daerah kepulauan/daerah perbatasan/ daerah kepulauan
5) Kab Kota dengan kapasitas fikcal Sedang, rendah dan Sangat rendah
Peralatan Puskesmas Pe 1. Pustu dengan kondisi bangunan baik atau rusak ringan berdasarkan data Maret 2023 Kemenkes
mbantu 2. Desa dan Kelurahan yang memiliki Pustu dengan alat pustu tersedia <60% kelengkapannya (set KIA/Umum, Set
Laboratorium, Set Imnisasi)
3. Pustu dengan minimal SDM 1 bidan dan 1 perawat
4. Daerah di Papua dan Papua Barat
5. Daerah tertinggal berdasarkan Perpres 63 Tahun 2020/ daerah perbatasan/ daerah kepulauan
6. Kab Kota dengan kapasitas fiskal Sedang, rendah dan Sangat rendah
Peralatan Spraycan Kab/Kota dengan endemis malaria tinggi dan sedang berdasarkan data SISMAL Kemenkes Baru
Pengendalian
Penyakit CO Analyzer 1) Puskesmas yang melaksanakan konseling Upaya Berhenti Merokok berdasarkan data SIPTM Kemenkes
2) Puskesmas yang belum memiliki CO Analyzer berdasarkan data dashboard UBM
Pembangunan • Sarana Kab/Kota yang memenuhi minimal 2 kriteria dari kriteria sebagai berikut:
RS Pratama • Prasarana a) Rasio TT di Kab/ Kota kurang dari 1 per 1000 penduduk (Rasio Jumlah Penduduk dan ketersediaan TT)
• Alat Kesehatan b) Daerah tertinggal sesuai Perpres 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024/ daerah
perbatasan/ daerah kepulauan
c) Waktu Tempuh dari lokasi kebutuhan RS ke RSUD terdekat minimal lebih atau sama dengan 3 jam
d) Kab/Kota yang belum memiliki RS
Sumber: Dokumen Multilateral Meeting DAK Fisik Bidang Kesehatan TA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
2023
31
RENCANA MENU BIDANG KESEHATAN DAN
Subbidang Menu Rincian Penentuan Lokpri Ket
Penguatan Pemenuhan Sarana 1) RS yang ditetapkan sebagai RS jejaring layanan unggulan Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi sesuai stratifikasi Baru:
Sistem Layanan masing-masing berdasarkan Uronef
Kesehatan Unggulan a) SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/1306/2023 Tentang RS Jejaring Pengampuan Pelayanan Kanker, rologi
Kanker, b) SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07-menkes-1965-2023 Tentang RS Jejaring Pengampuan Pelayanan Kardiovaskular
Jantung, c) SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07-Menkes-1948-2022 Tentang RS Jejaring Pengampuan Pelayanan Stroke,
Stroke, dan d) SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/1297/2023 Tentang RS Jejaring Pengampuan Pelayanan Uronefrologi
Uronefrologi 2) RS pada poin 1 yang belum memenuhi sarana KJSU sesuai standar berdasarkan pemetaan melalui aplikasi ASPAK
Penguatan • Sarana RS yang belum memenuhi sarana dan prasarana sesuai standar berdasarkan data ASPAK Kemenkes di wilayah dengan
Layanan • Prasarana kriteria:
Rujukan • Alat Kesehatan 1) RS yang menjadi prioritas kewilayahan yang tercantum dalam RKP 2024 (Destinasi Pariwisata Prioritas, Kawasan
Ekonomi Khusus, Penanggulangan Dampak dari Pengembangan Kawasan Industri)RS di Wilayah Kab/Kota Penyangga Ibu
Kota Nusantara
2) RS di wilayah Papua yang teridentifikasi terdapat kebutuhan untuk peningkatan kapasitas
3) RS yang terdampak bencana
4) RS di daerah tertinggal/ perbatasan/kepulauan
5) RS milik daerah yang menjadi hasil kesepakatan dalam rangkaian perencanaan pembangunan nasional
6) RS di daerah yang menjadi komitmen dalam koordinasi pusat dan daerah di tingkat pejabat negara dan/atau Min Es 1
Peningkatan • Sarana & 1) Provinsi dan Kab/Kota yang belum memiliki Labkesda sesuai standar BSL-2
Laboratorium Prasarana 2) Labkesda yang belum memiliki BSL 2 sesuai standar
Kesehatan (Pembangunan 3) Khusus untuk rincian menu sarana dan prasarana (pembangunan baru):
Daerah Baru) a) Kab/Kota yang belum memiliki Labkesda
Prov/Kab/Kota • Sarana b) Kab/Kota di poin a yang telah menyampaikan komitmen kesiapan kepada Kementerian Kesehatan
(Pembangunan/Re
novasi)
• Prasarana
Regional • Sarana 1) Prov/Kab/Kota yang telah memiliki SK Kepala Daerah tentang Penyelenggaraan RMC Baru
Maintenance • Peralatan Kerja 2) Memiliki SDM yang memadai dan kompetensi yang sesuai standar di dalam Permenkes No 15 Tahun 2023
Center Tentang Pemeliharaan Alat Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3) Kab/Kota dengan kapasitas fiskal yang sangat rendah/rendah/ sedang