Anda di halaman 1dari 34

PENGELOLAAN DAK FISIK

BIDANG KESEHATAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEBIJAKAN DAK FISIK
DASAR HUKUM
Peraturan Presiden No. 15/2023 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik Tahun 2023
PMK No. 198/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan DAK Fisik
PERKEMBANGAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
DAN KEBIJAKAN TA 2023
mendanai program, kegiatan, dan/atau kebijakan tertentu yg menjadi prioritas nasional serta penggunaannya telah ditentukan oleh Pemerintah
untuk mendukung pembangunan/pengadaan sarana dan prasarana layanan publik Daerah.

PERKEMBANGAN ALOKASI DAN REALISASI DAK FISIK


11% 18%
Kebijakan 2023
80 -4%
-10%
70 -23% -22%
-12%
❑ Mendorong percepatan penyediaan infrastruktur pelayanan dasar
60
69,5 69,3 serta tematik tertentu dengan tujuan:
62,4 63,7
50
60,9 ▪ Pencapaian Prioritas Nasional (PN)
53,8 53,42
40 ▪ Percepatan pembangunan daerah
30 62,1 58,1
64,2
57,1 54,4
▪ Mengurangi kesenjangan layanan publik antar daerah,
50,2
20 ▪ Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah
10 ❑ Melanjutkan kebijakan TA 2022
0
• Mempertajam implementasi konsep tematik berbasis pendekatan
2017 2018 2019 2020* 2021* Outlook APBN 2023
Alokasi Realisasi Growh Alokasi 2022 holistik, integratif dan spasial dalam rangka pencapaian outcome
optimal.
1. Mendukung Peningkatan Kualitas SDM TEMATIK DAK FISIK TA 2023 • Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan
DAK melalui optimalisasi pemanfaatan sistem informasi dalam
2. Mendukung Konektivitas Daerah proses perencanaan, penganggaran, penyaluran, pelaporan serta
3. Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pemb. Infrastruktur pemantauan dan evaluasi DAK
a. Tematik Penguatan Destinasi Pariwisata Prioritas • Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan DAK Fisik melalui penguatan
b. Tematik Penanganan Kawasan Kumuh alokasi dan penyaluran berbasis kinerja serta penguatan kualitas
c. Tematik Peningkatan Konektivitas dan Elektrifikasi di Daerah Afirmasi
pengawasan.
4. Mendukung Ketahanan Pangan
• Memperkuat sinergi pendanaan DAK Fisik dengan kegiatan yang
a. Tematik Pengembangan Food Estate
b. Tematik Penguatan Kawasan Sentra Produksi Pangan
didukung oleh APBD, APBN, maupun sumber pendanaan lainnya.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3


EVALUASI DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
70.000 99,1% 99,7% 100,0%
89,7% 95,9% 90,6%
93,3%
91,1%
90,0% ▪ Alokasi DAK Fisik 2022 mengalami
60.000 93,3%
90,0% 86,8%
90,0% kenaikan sebesar 13,18%
80,0%
dibandingkan dengan tahun 2020.
50.000 76,9% 70,0% Namun mengalami penurunan
sebesar 4,36% dibandingkan
60,0%
40.000 dengan tahun 2021.
Dalam Miliar Rupiah

50,0%
▪ Tahun 2022 %salur terhadap pagu
30.000
40,0% DAK Fisik secara nasional sebesar
30,0%
90%.
20.000

20,0%
▪ %Penyaluran DAK Fisik 2022
10.000 mengalami penurunan 3,3%
53.787

53.287

50.198

50.176

48.424

63.648

63.485

57.988

57.070

55.247

60.874

58.373

55.177

54.784

46.798
10,0% dibandignkan tahun 2020 dan
0 0,0% mengalami kenaikan 0,3%
2020 2021 2022 dibandingkan tahun 2021.

Pagu RK Kontrak Salur Serap % RK % Kontrak % Salur % Serap

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4


KINERJA DAK FISIK 2022
% KINERJA PENYALURAN BIDANG DAK FISIK 2022 KINERJA DAK FISIK 2022
100,0% KINERJA 2021 2022 Δ
90,0% % RK 99,7% 95,9% -3,9%
90,0%
% Kontrak 91,1% 90,6% -0,5%
80,0% % Salur 89,7% 90,0% 0,3%

70,0% ➢ Kinerja Penyelesaian RK dan


Penyelesaian Kontrak DAK Fisik TA
60,0%
2022 lebih rendah dari TA 2021.
Namun demikian, Kinerja Penyaluran
97,7%
96,4%

93,9%
50,0%

93,4%
91,0%

90,7%

89,5%
88,7%

88,1%
DAK Fisik TA 2022 lebih tinggi

87,3%
85,6%

84,7%

83,7%
81,6%

dibanding TA 2021

74,3%
40,0%

72,2%
66,7%

30,0%
➢ 6 Bidang memiliki kinerja penyaluran
DAK Fisik TA 2022 diatas rerata
20,0% nasional, dengan penyaluran tertinggi
sebesar 97,7% pada Bidang Sanitasi
10,0%
➢ 11 Bidang memiliki kinerja penyaluran
0,0% DAK Fisik TA 2022 dibawah rerata
nasional, dengan penyaluran terendah
sebesar 66,7% pada Bidang
Perumahan dan Permukiman

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5


KINERJA ALOKASI DAN PENYERAPAN
DAK FISIK KESEHATAN
25,00 99,07%
97,66% 98,98% 100,00% 97,31% 100,00%
90,43% 92,27% 88,95%
Alokasi DAK Fisik Bidang Kesehatan dalam lima
92,48% 88,65%
92,25% 90,00% tahun terakhir sekitar Rp15 – Rp21 triliun dengan
92,74% 89,98% 90,38%
87,74% persentase antara 26% - 32% dari alokasi DAK Fisik.
20,00 87,56% 85,21% 85,09% 81,55% 80,00%
82,69% Rata-rata alokasi sekitar Rp18 T dengan persentase
70,00% 28% dari alokasi DAK Fisik.
15,00
61,57%
60,00% Dengan alokasi yang cukup besar dibandingkan
Trillions

50,00% Bidang lain, kinerja Bidang Kesehatan tidak terlalu


bagus selama lima tahun terakhir 2018-2023.
10,00 40,00%
Tahun 2022 nilai kontrak dan salur Bidang
30,00%
Kesehatan yaitu sebesar 98,61% dibawah rata-rata
5,00 20,00% kontrak dan penyaluran DAK Fisik sekitar 99,29%.
10,00% Rata-rata nilai RK tahun 2023 sebesar 97,2% atau
19,87

20,56

18,23

17,89
17,98
17,81
16,67
16,62
15,74

19,41
17,88
17,97
16,93
20,78
19,17
19,17

19,79
19,79
17,60
16,84
15,77
13,98
13,04
12,86

13,40
13,04
9,71

0,08
dibawah rata-rata RK DAK Fisik sebesar 98,6%.
- 0,00%
2018 2019 2020 2021 2022 2023
Bahkan di tahun 2021 ada Rp2,19 T yang tidak
Pagu RK Kontrak Salur Serap
tersalurkan dan di 2022 ada Rp2,91 T yang tidak
% RK % Kontrak % Salur % Serap
dapat disalurkan.

*Data per 6 Januari 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6


REALISASI DAN OUTPUT DAK FISIK KESEHATAN
dalam triliun rupiah
2020 2021 2022 2023
Bidang Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Pagu Realisa % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu
Daerah Daerah Daerah Daerah
si

Kesehatan
20.781 18.234 87.74% 542 19.796 17.608 88.95% 542 19.796 15.774 81.6% 542 13.400 537
dan KB

Capaian Output DAK Target Output DAK Fisik


Capain Output DAK Capain Output DAK Fisik TA 2023
Fisik TA 2020 Fisik TA 2021 TA 2022

Pembangunan dan Rehab Peningkatan PPeningkatan SPA di


Balai Penyuluhan KB Pembangunan Balai
Penyuluhan KB Ketersediaan SPA di 4.717 Puskesmas
sebanyak 283 Unit 3.037 Puskesmas
sebanyak 366 Unit

Penyediaan Obat dan BHP


sebanyak 1.645.758 Paket
Pembangunan 231 Pembangunan/Rehab Peningkatan SPA di
Puskesmas Balai Penyuluhan KB 300 RS
Pembangunan dan sebanyak 796 Unit
Rehabiltasi Puskesmas
sebanyak 425 Puskesmas

*Data masih dapat berubah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7


PERKEMBANGAN ALOKASI DAK FISIK DAN KEBIJAKAN TA 2024
mendanai program, kegiatan, dan/atau kebijakan tertentu yg menjadi prioritas nasional serta penggunaannya telah ditentukan oleh Pemerintah
untuk mendukung pembangunan/pengadaan sarana dan prasarana layanan publik Daerah.

PERKEMBANGAN ALOKASI DAN REALISASI DAK FISIK


11% 18%
Kebijakan 2024
80 0%
-10% -4%
-12%
70 -22% ❑ Mengarahkan penggunaan DAK Fisik untuk:
69,5 69,3
60
62,4 63,7 ▪ Pengurangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan
60,9
50 53,8
ekstrem.
53,4 53,4
40 ▪ Penguatan daya saing usaha.
30 62,1 64,2 ▪ Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan (termasuk untuk
58,1 57,1
50,2 54,8
penurunan stunting) dan Pendidikan.
20
▪ Percepatan pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas
10
1,6 pembangunan rendah karbon dan transisi energi.
0
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 * 2024
❑ Mempertajam pemilihan daerah prioritas/menu/kegiatan agar
alokasi per daerah signifikan dengan mempertimbangkan kinerja
Alokasi Realisasi Growh Alokasi DAK Fisik tahun sebelumnya dan kapasitas APBD/fiskal daerah.
* Data Reaslisasi 2023 per tanggal 27 Mei 2023 ❑ Penguatan kualitas pelaksanaan kegiatan untuk mencapai dampak
(outcome) yang ditargetkan.
❑ Rata-rata persentase peyaluran DAK Fisik (2017-2022) adalah sebesar 91,3%
❑ Memperkuat sinergi pendanaan DAK Fisik dengan kegiatan yang
❑ Realisasi penyaluran DAK Fisik TA 2023 (per 27 Mei) adalah sebesar Rp1,6
didukung APBN maupun sumber pendanaan lainnya, melalui
Triliun
sinkronisasi dan harmonisasi perencanaan penganggaran, sehingga
❑ Kebijakan terkait hutan lindung, cagar alam kualitas belanja lebih optimal.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


STRATEGI PERCEPATAN PENETAPAN JUKNIS DAK
Permasalahan keterlambatan juknis DAK pada tahun 2022 telah diantisipasi agar tidak terulang di 2023

Keterlambatan Juknis
Terlambatnya penetapan
juknis berdampak pada
Perpres tentang juknis DAK Fisik 2023
Permasalahan keterlambatan pelaksanaan
DAK Fisik oleh Pemda. telah memuat materi utama yang
diatur dalam jukops sehingga tidak
diperlukan Permen tentang jukop.
Dengan demikian, potensi
keterlambatan pelaksanaan DAK
karena keterlabatan penerbitan jukops
Juknis disatukan dengan Jukop
dan diatur dengan Perpres
oleh K/L dapat diantisipasi.

Solusi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9


PENGALOKASIAN DAK FISIK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


PROSES PERENCANAAN & PENGANGGARAN
DAK FISIK
START FINISH Pelaksanaan tahun
berjalan

KRISNA (LEAD BAPPENAS) KRISNA (LEAD DJPK) KERTAS KERJA KRISNA SAKTI / OMSPAN

Penilaian Sinkronisasi & Perpres Rencana


Pra-Usulan Usulan Rekomendasi
Awal Harmonisasi Alokasi Kegiatan (RK) Penyaluran
PERENCANAAN

FEB-APRIL JUN-JULI JUN-JULI JULI AGS SEP-OKT NOV-DES JAN

Multilateral K/L dan Bappenas melakukan:


Meeting: • Perhitungan • Penyusunan dan • Penyaluran
• Pemda menyiapkan dan • Penilaian awal dg mempertimbangkan: penyampaian
1. DJPK alokasi DAK DAK Fisik dari
2. Bappenas − Target output dan lokpri
menyampaikan usulan − Pagu indikatif/pagu anggaran Fisik
Rencana RKUN ke RKUD
3. KL awal DAK Fisik melalui Kegiatan (RK)
4. Kemendagri • Sinkronisasi/harmonisasi usulan dg pemda: • Pembahasan
KRISNA − Kesesuaian usulan dg kebutuhan daerah DAK Fisik oelh
dan penetapan pemda
membahas dan • Rekomendasi usulan − Pemenuhan readiness criteria
menyepakati − Keselarasan kegiatan dg pendanaan lain RUU APBN • Pembahasan dan
dilakukan oleh Gubernur antara
arah kebijakan, − Keselarasan kegiatan suatu daerah dalam 1 persetujuan RK
sebagai wakil pemerintah wilayah provinsi dg mempertimbangkan pemerintah dan
prioritas pemda dengan
rekomendasi gubernur DPR RI K/L
nasional, dan − Pagu anggaran
PENGANGGARAN

• Menyusun DPA
sasaran DAK
berdasarkan RK
Fisik

IKD PAGU INDIKATIF PAGU ANGGARAN PAGU DIPA DAK


Ket: ALOKASI FISIK
• KRISNA adalah sistem informasi perencanaan yang terintegrasi
• SAKTI/OMSPAN adalah sistem informasi penganggaran yang terintegrasi
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11
PERHITUNGAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
❑Kategori Kapasitas Fiskal (Kapfis) suatu daerah mencerminkan adanya ruang
fiskal daerah dalam menggunakan sumber pendapatannya, dimana hal
KAPASITAS FISKAL tersebut juga menggambarkan kemampuan daerah tersebut dalam
DAERAH memenuhi kebutuhan daerahnya secara mandiri.
❑Model Penghitungan Kapfis menggunakan PMK Nomor
116/PMK.07/2021 Tentang Peta Kapasitas Fiskal.
➢ Daerah dibagi dalam 5 kategori Kapasitas Fiskal Daerah (Sangat Rendah,
Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat Tinggi)

INDIKATOR
❑Model Penilaian Kinerja daerah yang digunakan, yaitu
❑Kinerja Daerah menggambarkan efektifitas pelaksanaan
kegiatan DAK Fisk di daerah
INDEKS PENILAIAN 20% 20% 30% 30%
Kinerja Kinerja Kinerja
KINERJA Daerah
Kinerja
Perencanaan
Penyelesaian Kinerja
Penyerapan Ketercapaian
Pengadaan* Output

Data RK terhadap Data Output Kontrak Data Penyerapan Data Output


Pagu Alokasi terhadap Output RK terhadap Penyaluran Selesai terhadap
Output Kontrak

Ket :
50% 50% 50% 50%
1. kinerja penyelesaian pengadaan TA 2021 hanya untuk bidang Pendidikan dan kesehatan.
TA 2021 TA 2022 TA 2021 TA 2022 TA 2021
2. Pada Bidang Jalan diterapkan secara terpisah antara Usulan Pemda dan DPR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12


PERSIAPAN TEKNIS DAK FISIK
Berpedoman pada Perpres No 15/2023 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik Tahun 2023

1 Penyusunan RK oleh Pemda 2 Usulan Perubahan RK oleh Pemda 3 Ketentuan Kegiatan Penunjang
Pemda menyusun dan menyampaikan usulan RK di Kepala Daerah dapat mengajukan paling banyak 1 kali Pemerintah Daerah dapat menggunakan paling
aplikasi KRISNA mengacu pada: perubahan usulan RK paling lambat minggu pertama banyak 5% dari pagu alokasi untuk mendanai
a. Dokumen Usulan Bulan Maret dan disetujui/ditolak oleh K/L paling kegiatan penunjang yang meliputi:
b. Hasil Penilaian Usulan lambat minggu kedua bulan maret setelah 1. Desain perencanaan untuk kegiatan kontraktual;
c. Hasil Sinkronisasi dan harmonisasi usulan berkoordinasi dengan Bappenas 2. Biaya tender, tidak termasuk honor pejabat
d. Hasil Penyelarasan atas usulan aspirasi anggota DPR pengadaan barang dan jasa/unit layanan
dalam memperjuangkan program pembangunan Usulan Perubahan RK dilakukan dalam rangka: pengadaan dan pengelolaan keuangan;
Daerah. a. optimalisasi sisa kontrak selain usulan aspirasi DPR 3. Jasa pendamping/fasilitator nonaparatur sipil
e. Alokasi DAK Fisik yang tercantum dalam Perpres b. Pemenuhan readiness criteria usulan aspirasi DPR negara kegiatan DAK Fisik yang dilakukan secara
Rincian APBN swakelola;
Dalam hal Daerah mengalami bencana alam, 4. Penyelenggaraan rapat koordinasi di Pemerintah
Usulan RK paling sedikit memuat:
kerusuhan, kejadian luar biasa, dan/atau wabah Daerah; dan/atau
a. Rincian dan lokasi kegiatan
penyakit menular, Kepala Daerah dapat mengajukan 5. Perjalanan dinas ke/dari lokasi kegiatan untuk
b. Metode pengadaan
usulan perubahan RK yang telah disetujui perencanaan, pengendalian, dan pengawasan.
c. Target keluaran kegiatan
d. Rincian kebutuhan dana K/L memberikan persetujuan/penolakan perubahan
e. Kegiatan penunjang RK setelah berkoordinasi dengan Bappenas,
Kementerian Keuangan, Kemendagri, dan BPKP (bila
Usulan RK dibahas dengan K/L untuk mendapat
diperlukan) paling lambat 10 hari kerja
persetujuan paling lambat bulan Desember 2022
setelah berkoordinasi dengan Bappenas

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 13


PENGUSULAN DAK FISIK
Masih tingginya usulan kegiatan pada DAK Fisik tidak sebanding dengan jumllah pagu yang ada
900

826,77
795,48
814,72 • Usulan DAK Fisik dari
800 776,25 766,36 766,16 769,93 769,61 daerah masih sangat
tinggi dibandingkan
700
pagu (usulan 6 sd 9 kali
602,32 lipat dari besaran
600
alokasi)
520,69
500
511,14
• Usulan perlu
424,74
448,49 disesuaikan dengan
400 yang benar-benar
352,11
338,04 menjadi kebutuhan
daerah
301,76
300

• Bappenas, K/L teknis


200 terkait, dan Kemenkeu
memproses usulan agar
89,4
100 75,23 69,5362,1 62,44
58,15 69,33
64,17 53,79
50,18
63,65
57,07 60,87
54,78 53,42 sesuai dengan prioritas
nasional, ketersediaan
pagu, dan kinerja tahun
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

Usulan DAK Fisik Alokasi DAK Fisik Realisasi DAK Fisik TKD sebelumnya
Dalam Triliun Rupiah Data per 11 November 2022
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan – Kementerian Keuangan RI
PENYALURAN DAK
FISIK
PERKEMBANGAN PENANDATANGANAN KONTRAK DAK FISIK (DATA 2022)
Proses penandatangan kontrak terkonsentrasi pada dua bulan menjelang deadline syarat penyampaian daftar kontrak

Tren Kontrak DAK Fisik 2021-2022


30.000,00 100,00

24.760,08
25.000,00 80,00
Nominal kontrak
tertinggi: 2 bulan
20.715,57
terakhir sebelum
20.000,00
deadline
60,00 ▪ Proses penandatangan kontrak
dimulai Maret, kemudian
15.000,00 14.044,40 40,00 meningkat pesat di Juni-Juli;
13.024,66

▪ Sekitar 70% dari nilai kontrak,


10.000,00
8.589,12
20,00 dilakukan di Juni-Juli
7.514,74

5.061,43
▪ Berdasarkan tren penyampaian
4.347,05 4.322,82 4.320,61
5.000,00
2.722,43
0,00
data kontrak, kegiatan yang
2.541,30
1.069,18 didanai DAK Fisik cenderung
0,91 53,37 54,63 23,36
0,00 -20,00 baru mulai di semester 2,
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
sehingga kurang optimal.
2021 2022 Akumulasi (%) 2021 Akumulasi (%) 2022

Catatan:
• pada tahun 2021 terdapat relaksasi deadline penyampaian syarat salur tahap I dari Juli ke Agustus , dan Penandatangan kontrak Cadangan DAK Fisik
• pada tahun 2022 terdapat relaksasi deadline penyampaian syarat salur tahap I DAK Fisik Bidang Pendidikan dan Kesehatan dari 21 Juli ke 31 Juli (KMK 22/KM.7/2022)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 16


KINERJA ALOKASI DAN PENYERAPAN DAK FISIK KESEHATAN
Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan
dalam miliar rupiah

Tahun Pagu RK % RK Kontrak % Kontrak Penyaluran % Salur Penyerapan % Serap


2022 8.075,26 7.407,26 91.73% 6.967,26 86.28% 6.870,93 85.09% 5.090,04 63.03%
2023 9.740,17 9.442,35 96.94% 1.176,91 12.11% 180,45 1.85% 0.00%

12,00
Pagu alokasi DAK Fisik Subbidang Penguatan Sistem Kesehatan
9,74 9,44 meningkat di tahun 2023 dengan nilai RK yang cukup baik.
10,00

8,08
8,00 7,41 Terdapat selisih sekitar Rp1 triliun antara pagu alokasi tahun 2022
6,97 6,87
dengan kontrak, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap
Trillions

6,00 5,09 kesiapan daerah dalam pelaksanaan DAK Fisik.


4,00 Perlu dilakukan percepatan untuk Pemerintah Daerah segera
menginput kontrak pada aplikasi OMSPAN mengingat batas waktu
2,00 1,18 penyampaian syarat penyaluran DAK Fisik Tahap 1 TA 2023 adalah
0,18 21 Juli 2023.
-
2022 2023
Pagu RK Kontrak Salur Serap

*Data per 31 Mei 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17


PENYALURAN DAK FISIK
Penyaluran DAK Fisik dilaksanakan sesuai dengan
PMK No. 198/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan DAK Fisik sebagaimana diubah dengan PMK No. 14/PMK.07/2023 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan nomor 198/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan DAK Fisik
Penyaluran DAK Fisik dilakukan melalui pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD
Apabila terdapat perubahan RKUD, Kepala Daerah Wajib menyampaikan permohonan perubahan RKUD kepada Menteri Keuangan c.q DJPK dengan
melampirkan: (i) asli rekening koran dari RKUD dan (ii) Salinan keputusan Kepala Daerah mengenai penunjukan bank tempat menampung RKUD

Penyaluran DAK Fisik dilakukan per Mekanisme Penyaluran DAK Fisik


jenis, dengan ketentuan:
Sekaligus Dilakukan untuk Bidang dengan pagu
Per Bidang untuk bidang DAK Fisik yang
alokasi dibawah Rp1 Miliar
tidak memiliki Subbidang
Dilakukan untuk Bidang/Subbidang dengan pagu
Per Subbidang untuk bidang DAK Fisik Bertahap alokasi diatas Rp1 Miliar kecuali untuk kegiatan
yang memiliki Subbidang yang direkomendasikan K/L dilakukan
pembayaran secara sekaligus
Dilakukan untuk Bidang/Subbidang yang
Campuran sebagian kegiatannya dilakukan pembayaran
secara sekaligus/ bertahap
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 18
PENYALURAN DAK FISIK (2)
Sesuai Ketentuan PMK No. 198/PMK.07/2021

Tahap I Tahap II Tahap III


Penyaluran : paling cepat Februari – paling Penyaluran : paling cepat April – paling Penyaluran : paling cepat September –
lambat Juli lambat Oktober paling lambat Desember
Dokumen Persyaratan Dokumen Persyaratan Dokumen Persyaratan
(Paling Lambat 21 Juli): (Paling Lambat 21 Oktober): (Paling lambat 15 Desember):
1. Perda APBD TA berjalan; 1. Daftar kontrak kegiatan yang final; 1.laporan realisasi penyerapan dana yang
2. laporan realisasi penyerapan dana dan 2. laporan realisasi penyerapan dana yang menunjukkan paling sedikit 90% dari dana
capaian output kegiatan DAK Fisik TA menunjukkan paling sedikit 75% dari yang telah diterima di RKUD dan capaian
sebelumnya yang telah direview APIP. dana yang telah diterima di RKUD dan output kegiatan DAK Fisik sampai dengan
3. Foto dengan titik koordinat yang capaian output kegiatan DAK Fisik tahap tahap II yang menunjukkan paling sedikit
menunjukkan realisasi pelaksanaan I yang telah direview APIP; 70% yang telah direview APIP.
kegiatan 3. Foto dengan titik koordinat yang 2.Laporan yang memuat nilai rencana
4. Rencana Kegiatan yang telah disetujui oleh menunjukkan realisasi pelaksanaan penyelesaian kegiatan dalam rangka
K/L Teknis terkait kegiatan penyelesaian capaian output 100%.
5. Daftar Kontrak Kegiatan. 3.Foto dengan titik koordinat yang
Selisih nilai
kontrak dengan menunjukkan realisasi pelaksanaan
45% kontrak salur tahap I jika Tidak Salur kegiatan
25% Pagu jika Nilai Nilai kontrak > jika Nilai
kontrak >70% 25% dan <70% kontrak < 25% selisih jumlah dana yg telah disalurkan s.d. TW
Pagu Pagu Pagu II dengan nilai rencana penyelesaian kegiatan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 19
PENYALURAN DAK FISIK (3)
Sesuai Ketentuan PMK No. 198/PMK.07/2021
Sekaligus, bidang <1 miliar Sebagian atau seluruhnya sekaligus
1. Dapat dilaksanakan sekaligus sebesar kebutuhan dana dalam 1. Alokasi Bidang > 1 Miliar
rangka penyelesaian output kegiatan DAK Fisik 2. Berdasarkan rekomendasi dari K/L yang diterima DJPK paling lambat
2. Rentang waktu penyaluran : April – Juli Januari
3. Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan paling lambat 21 3. DJPK menyampaikan ketetapan penyaluran yang tidak dapat
Juli dilaksanankan secara bertahap kepada KPPN melalui Koordinator
4. Dokumen Persyaratan : KPA
a) Perda APBD tahun anggaran berjalan; 4. Rentang waktu penyaluran sekaligus : April- Desember
b) Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output 5. Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan paling lambat 15
kegiatan DAK Fisik TA sebelumnya yang telah direview APIP; Desember
c) Foto dan Geotagging pelaksanaan DAK Fisik TA sebelumnya; 6. Dokumen Persyaratan :
d) Rencana Kegiatan yang telah disetujui oleh K/L teknis; dan a) Perda APBD tahun anggaran berjalan;
e) Daftar kontrak Kegiatan. b)laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan
5. Daftar kontrak berisi seluruh kontrak kegiatan yang dilaksanakan DAK Fisik tahun anggaran sebelumnya (seluruh kegiatan sekaligus)
dan berifat final yang telah direview APIP;
c)Foto dan Geotagging pelaksanaan DAK Fisik TA sebelumnya;
d)Rencana Kegiatan yang telah disetujui oleh K/L teknis
e) Daftar kontrak Kegiatan dan
f) Sebagian dan/atau seluruh Daftar BAST
6.Daftar kontrak berisi seluruh kontrak kegiatan yang dilaksanakan dan
berifat final
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 20
REKOMENDASI PENYALURAN SEKALIGUS
1)
BIDANG KESEHATAN DAN KB (NON-KB)
No Nama Bidang Nama Subbidang Nama Menu Kode Rincian Nama Rincian
Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Penguatan Layanan Maternal Neonatal di Alat Kegawatdaruratan Maternal dan
1 Kesehatan 02.01.01.01
Intervensi Stunting Puskesmas Neonatal
Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Penguatan Layanan Maternal Neonatal di
2 Kesehatan 02.01.01.02 USG 2 Dimensi
Intervensi Stunting Puskesmas
Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan
3 Kesehatan Penguatan Kapasitas RS PONEK 02.01.02.01 Alat Kesehatan untuk RS PONEK
Intervensi Stunting
Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan
4 Kesehatan Pembangunan Unit Transfusi Darah (UTD) 02.01.03.02 UTD Donor Mobile
Intervensi Stunting
Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan
5 Kesehatan Pembangunan Unit Transfusi Darah (UTD) 02.01.03.03 Alat UTD
Intervensi Stunting
Penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan
6 Kesehatan Penyediaan Alat Surveillans Gizi 02.01.04.01 Penyediaan alat antropometri
Intervensi Stunting
7 Kesehatan Pengendalian Penyakit Peralatan Pengendalian Penyakit 02.02.01.01 IVA Kit
8 Kesehatan Pengendalian Penyakit Peralatan Pengendalian Penyakit 02.02.01.02 Vaccine Refrigerator
9 Kesehatan Pengendalian Penyakit Peralatan Pengendalian Penyakit 02.02.01.03 Sanitarian Kit
10 Kesehatan Pengendalian Penyakit Peralatan Pengendalian Penyakit 02.02.01.04 Hermatology analyzer
11 Kesehatan Pengendalian Penyakit Peralatan Pengendalian Penyakit 02.02.01.05 Alat Kimia Darah
Pembangunan Puskesmas di Kecamatan
12 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan 02.03.01.03 Alat Kesehatan
Tanpa Puskesmas
13 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Penguatan Layanan Primer 02.03.02.03 Prasarana
14 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Penguatan Layanan Primer 02.03.02.04 Alat Kesehatan
15 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Penguatan Layanan Primer 02.03.02.05 Alat Laboratorium Puskesmas
16 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Pengembangan Posyandu Prima/Pustu 02.03.03.02 Peralatan Pet Posyandu Prima/Pustu
17 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Pengembangan Posyandu Prima/Pustu 02.03.03.03 Posbindu/Lansia Kit
18 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Pengembangan Posyandu Prima/Pustu 02.03.03.04 HB Meter
19 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Pembangunan RS Pratama 02.03.04.03 Alat Kesehatan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 21


REKOMENDASI PENYALURAN SEKALIGUS
2)
BIDANG KESEHATAN DAN KB (NON-KB)
No Nama Bidang Nama Subbidang Nama Menu Kode Rincian Nama Rincian
Pemenuhan Layanan Unggulan-Layanan
20 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan 02.03.05.02 Alat Kesehatan
Kardiovaskular
Pemenuhan Layanan Unggulan - Layanan
21 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan 02.03.06.02 Alat Kesehatan
Kanker
Pemenuhan Layanan Unggulan - Layanan
22 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan 02.03.07.02 Alat Kesehatan
Stroke
23 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Penguatan Layanan Rujukan 02.03.08.02 Prasarana
24 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan Penguatan Layanan Rujukan 02.03.08.03 Alat Kesehatan
Peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan
25 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan 02.03.09.02 Prasarana
daerah (Labkesda) menuju standa BSL-2
Peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan
26 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan 02.03.09.03 Alat Kesehatan
daerah (Labkesda) menuju standa BSL-2
Penyediaan Sarana dan Prasarana Instalasi
27 Kesehatan Penguatan Sistem Kesehatan 02.03.10.02 Prasarana
Farmasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 22


RUANG LINGKUP REVIU APIP

Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau
norma yang telah ditetapkan.

Tujuan Reviu
RUANG LINGKUP REVIU
• membantu Pemda dalam menyajikan
laporan secara benar sesuai ketentuan yang Reviu dilakukan terhadap laporan realisasi
berlaku; penyerapan dana dan capaian keluaran
• memberikan keyakinan terbatas mengenai (output) kegiatan DAK Fisik per jenis per
keandalan dan keabsahan laporan realisasi bidang/subbidang
penyerapan dana dan capaian keluaran
(output) kegiatan DAK Fisik sesuai dengan Laporan realisasi dimaksud merupakan
ketentuan yang berlaku; laporan yang akan disampaikan kepada
• sehingga dapat meningkatkan kualitas Kepala KPPN sebagai syarat penyaluran DAK
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Fisik
Fisik.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 23
PEREVIU MELAKUKAN PENGECEKAN TERHADAP:

Kesesuaian antara data titik koordinat pada


Kesesuaian antara dokumen kontrak kegiatan foto kegiatan DAK Fisik atau titik koordinat
DAK Fisik dengan daftar kontrak kegiatan yang yang disampaikan secara terpisah dengan
dilaporkan dalam Aplikasi OMSPAN data titik koordinat yang dilaporkan dalam
aplikasi OMSPAN

Kesesuaian antara nilai yang masih harus


Kesesuaian antara dokumen BAST dibayarkan kepada penyedia/pelaksana
barang/pekerjaan kegiatan DAK Fisik dengan kegiatan untuk mencapaian output 100%
data capaian output dan data input BAST yang kegiatan DAK Fisik dengan nilai rencana
dilaporkan dalam aplikasi OMSPAN kebutuhan dana yg dilaporkan dalam aplikasi
OMSPAN

Kesesuaian antara jumlah sisa DAK Fisik pada


RKUD dan SP2D BUD atas penggunaan sisa
DAK Fisik dengan data sisa dan penggunaan
sisa DAK Fisik yg dilaporkan dalam aplikasi
OMSPAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 24


PENGHENTIAN PENYALURAN DAK FISIK

Penghentian penyaluran DAK Fisik dilakukan dalam hal:


a. Daerah tidak menyampaikan dokumen syarat penyaluran DAK Fisik dan/atau melampaui
batas waktu penyampaian;
b. K/L mengajukan permohonan penghentian penyaluran DAK Fisik kepada Kemenkeu c.q.
DJPK; dan
c. Daerah mengajukan permohonan penghentian penyaluran DAK Fisik kepada Kemenkeu c.q.
DJPK.

DJPK akan melakukan pembahasan bersama Dalam hal penghentian penyaluran


antara K/L Teknis terkait, dan Bappenas dilakukan, kewajiban kepada pihak ketiga
berkaitan dengan pengajuan permohonan atas pelaksanaan kegiatan DAK Fisik
penghentian penyaluran DAK Fisik menjadi tanggung jawab pemda.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 25


PENGELOLAAN SISA DAK FISIK

Mengatur penggunaan sisa DAK Fisik s.d TA 2014 dan/atau sisa DAK Fisik tahun-tahun
PENGGUNAAN
sebelumnya pada bidang/subbidang yang keluaran (output) kegiatannya sudah tercapai dan yang
SISA DAK FISIK
belum tercapai.

Sisa DAK Fisik 1 TA sebelumnya, Mendanai kegiatan pd


digunakan utk pencapaian bidang/subbidang yang sama
outputdgn juknis pada saat output dgn juknis tahun berjalan
belum tercapai

Output belum Output


tercapai Sisa tercapai

Sisa DAK Fisik TA 2014 dan/atau > 1 DAK Fisik Mendanai kegiatan pd
TA sebelumnya, digunakan utk bidang/subbidang tertentu sesuai
kegiatan sesuai kebutuhan daerah kebutuhan daerah berdasar juknis
dgn Juknis TA berjalan TA berjalan

Laporan penggunaan sisa DAK


Fisik melalui Aplikasi OMSPAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 26


SISTEM PENYALURAN DAK
FISIK
ALUR PENYALURAN DAK FISIK
Interkoneksi
data RK
OMSPAN OMSPAN
Perbaikan
KRISNA dan
Approve
Submit
Data Data
OPD Teknis BPKAD
Mengajukan Input Verifikasi
Data
dokumen Data
persyaratan
penyaluran

Hasil Penerbitan
Reviu Reviu SP2D BUN
Dokumen RKUD
Persyaratan
Penyaluran

APIP Daerah
Transfer
Dana
SP2D BUN
RKUN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 28
MEKANISME PENYAMPAIAN DOKUMEN DAN PELAKSANAAN
PENYALURAN
OM SPAN KPPN

BPKAD selaku
KPPN BUN

selaku
Dinas Dinas
User Dinas: 1. Pengujian SPM
• Rekam Data Hasil rekam Dinas/OPD
wajib disetujui/ditolak KPA Penyaluran 2. menerbitkan
Kontrak
• SP2D BUD
BPKAD
DAK Fiisk dan SP2D sesuai
Dana Desa tanggal RPD

PEMDA 1. Verifikasi dokumen


penyaluran melalui
aplikasi OMSPAN
Pemda merekam dan mengupload dokumen 2. Menyampaikan Rencana
penyaluran melalui OMSPAN : Penarikan Dana (RPD)
• Laporan realisasi Penyerapan Dana dan 3. Menerbitkan SPP, dan
Capaian Output Kegiatan DAK Fisik tahun SPM melalui aplikasi
sebelumnya atau tahun berjalan (setelah SAKTI
direviu APIP)
• Rencana Kegiatan diambil dari aplikasi
OM SPAN
Krisna
• Daftar Kontrak Kegiatan
• Laporan Rencana Penyelesaian Kegiatan
PPK PPSPM
• Foto Geotagging OPERATOR

• Daftar BAST
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 29
ALUR DATA DAN PROSES BISNIS DALAM APLIKASI OMSPAN
LAPORAN PENYERAPAN DAN KPPN selaku
CAPAIAN OUTPUT BUN
INPUT DATA APROVE DATA SUBMIT DATA Verifikasi dokumen
Laporan penyerapan dan capaian output yang
OPD TEKNIS OM SPAN BPKAD OM SPAN
disampaikan ke KPPN telah direviu Inspektorat
KPA PENYALURAN
daerah Provinsi/Kabupaten/Kota (APIP) : 1. Rencana Kegiatan
RKUD
(Aplikasi KRISNA) PENERBITA
✓ Tahun sebelumnya (Laporan Tahunan) Hasil
2. Data Kontrak Reviu N SP2D
✓ s.d. tahap I realisasi penyerapan min 75% Kegiatan Laporan
Reviu
✓ s.d. tahap II realisasi penyerapan min 90% dan 3. Laporan
Penyerapan Dana
capaian output min 70% & Capaian Output APIP Daerah TRANSFER
DAK Fisik DANA SP2D
OPD Teknis
RKUN
✓ Input Data Kontrak APIP Daerah
✓ Input data daftar SP2D BUD dan Capaian Output untuk
menghasilkan laporan realisasi penyerapan dana capaian ✓ Melakukan Reviu sesuai Program Kerja Reviu
output ✓ Melakukan konfirmasi dan koreksi data ke OPD
✓ Melakukan Perbaikan Data atas koreksi reviu APIP ✓ Menyampaikan Hasil Reviu (CHR) ke BPKAD Jika terdapat perbedaan OPD
✓ Memberikan klarifikasi ke APIP Laporan Penyerapan dan Capaian Output Teknis melakukan perbaikan
BPKAD prinsipnya harus sama dengan Hasil Reviu data shg Laporan sama dg
✓ Laporan Penyerapan dan Capaian Output ttd kepala Daerah (CHR) CHR;
(Reviu dilakukan sebelum ditandatangani oleh Kepala ✓ Reviu Paling Lambat 10 HK sebelum batas akhir
Daerah). persyaratan penyaluran

Pokok-pokok hasil Reviu pada CHR, sebagai berikut:


1. Realisasi penyerapan DAK Fisik Jenis ...Bidang ....menurut hasil sebesar Rp ....... Atau .... % dari dana yang
telah diterima di RKUD.
2. Capaian output Kegiatan DAK Fisik Jenis .....Bidang .....menurut hasil reviu sebesar .....%
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 30
RENCANA MENU BIDANG KESEHATAN DAN KB TA 2024
Subbidang Menu Rincian Penentuan Lokpri Ket
Penguatan Layanan Primer Cold Storage Limbah 1) Puskesmas belum memiliki cold storage (freezer) limbah medis baru
Sistem Medis 2) Tersedia tenaga kesehatan lingkungan/tenaga sanitarian.
Kesehatan
Sarana Prasarana Puske 1) Pustu dengan kondisi bangunan Rusak Berat berdasarkan data per Maret 2023 Kemenkes
smas Pembantu 2) Memiliki SDM minimal 1 bidan dan 1 perawat
3) Daerah di Papua dan Papua Barat
4) Daerah tertinggal sesuai Perpres No. 63 Tahun 2020/ daerah kepulauan/daerah perbatasan/ daerah kepulauan
5) Kab Kota dengan kapasitas fikcal Sedang, rendah dan Sangat rendah
Peralatan Puskesmas Pe 1. Pustu dengan kondisi bangunan baik atau rusak ringan berdasarkan data Maret 2023 Kemenkes
mbantu 2. Desa dan Kelurahan yang memiliki Pustu dengan alat pustu tersedia <60% kelengkapannya (set KIA/Umum, Set
Laboratorium, Set Imnisasi)
3. Pustu dengan minimal SDM 1 bidan dan 1 perawat
4. Daerah di Papua dan Papua Barat
5. Daerah tertinggal berdasarkan Perpres 63 Tahun 2020/ daerah perbatasan/ daerah kepulauan
6. Kab Kota dengan kapasitas fiskal Sedang, rendah dan Sangat rendah
Peralatan Spraycan Kab/Kota dengan endemis malaria tinggi dan sedang berdasarkan data SISMAL Kemenkes Baru
Pengendalian
CO Analyzer 1) Puskesmas yang melaksanakan konseling Upaya Berhenti Merokok berdasarkan data SIPTM Kemenkes
Penyakit
2) Puskesmas yang belum memiliki CO Analyzer berdasarkan data dashboard UBM

Pembangunan • Sarana Kab/Kota yang memenuhi minimal 2 kriteria dari kriteria sebagai berikut:
RS Pratama • Prasarana a) Rasio TT di Kab/ Kota kurang dari 1 per 1000 penduduk (Rasio Jumlah Penduduk dan ketersediaan TT)
• Alat Kesehatan b) Daerah tertinggal sesuai Perpres 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024/ daerah
perbatasan/ daerah kepulauan
c) Waktu Tempuh dari lokasi kebutuhan RS ke RSUD terdekat minimal lebih atau sama dengan 3 jam
d) Kab/Kota yang belum memiliki RS

Sumber: Dokumen Multilateral Meeting DAK Fisik Bidang Kesehatan TA 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 31
RENCANA MENU BIDANG KESEHATAN DAN KB TA 2024
Subbidang Menu Rincian Penentuan Lokpri Ket
Penguatan Pemenuhan Sarana 1) RS yang ditetapkan sebagai RS jejaring layanan unggulan Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi sesuai stratifikasi Baru:
Sistem Layanan masing-masing berdasarkan Uronef
Kesehatan Unggulan a) SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/1306/2023 Tentang RS Jejaring Pengampuan Pelayanan Kanker, rologi
Kanker, b) SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07-menkes-1965-2023 Tentang RS Jejaring Pengampuan Pelayanan Kardiovaskular
Jantung, c) SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07-Menkes-1948-2022 Tentang RS Jejaring Pengampuan Pelayanan Stroke,
Stroke, dan d) SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/1297/2023 Tentang RS Jejaring Pengampuan Pelayanan Uronefrologi
Uronefrologi 2) RS pada poin 1 yang belum memenuhi sarana KJSU sesuai standar berdasarkan pemetaan melalui aplikasi ASPAK
Penguatan • Sarana RS yang belum memenuhi sarana dan prasarana sesuai standar berdasarkan data ASPAK Kemenkes di wilayah dengan
Layanan • Prasarana kriteria:
Rujukan • Alat Kesehatan 1) RS yang menjadi prioritas kewilayahan yang tercantum dalam RKP 2024 (Destinasi Pariwisata Prioritas, Kawasan
Ekonomi Khusus, Penanggulangan Dampak dari Pengembangan Kawasan Industri)RS di Wilayah Kab/Kota Penyangga Ibu
Kota Nusantara
2) RS di wilayah Papua yang teridentifikasi terdapat kebutuhan untuk peningkatan kapasitas
3) RS yang terdampak bencana
4) RS di daerah tertinggal/ perbatasan/kepulauan
5) RS milik daerah yang menjadi hasil kesepakatan dalam rangkaian perencanaan pembangunan nasional
6) RS di daerah yang menjadi komitmen dalam koordinasi pusat dan daerah di tingkat pejabat negara dan/atau Min Es 1
Peningkatan • Sarana & 1) Provinsi dan Kab/Kota yang belum memiliki Labkesda sesuai standar BSL-2
Laboratorium Prasarana 2) Labkesda yang belum memiliki BSL 2 sesuai standar
Kesehatan (Pembangunan 3) Khusus untuk rincian menu sarana dan prasarana (pembangunan baru):
Daerah Baru) a) Kab/Kota yang belum memiliki Labkesda
Prov/Kab/Kota • Sarana b) Kab/Kota di poin a yang telah menyampaikan komitmen kesiapan kepada Kementerian Kesehatan
(Pembangunan/Re
novasi)
• Prasarana

Sumber: Dokumen Multilateral Meeting DAK Fisik Bidang Kesehatan TA 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 32
RENCANA MENU BIDANG KESEHATAN DAN KB TA 2024
Subbidang Menu Rincian Penentuan Lokpri Ket
Penguatan Penyediaan Sarana 1) Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang belum memiliki luas bangunan sesuai standar berdasarkan Standar
Sistem Sarana dan Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
Kesehatan Prasarana 2) Kawasan Indonesia Timur
Instalasi 3) Kawasan luar Jawa Bali dengan kapasitas fiskal sangat rendah-sedang
Farmasi 4) Kawasan Jawa Bali dengan kapasitas fiskal sangat rendah-rendah
Kab/Kota
Prasarana 1) Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang belum memiliki prasarana sesuai standar (berdasarkan Standar
Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.)
yang datanya diperoleh dari hasil self assesment yang diselenggarakan Ditjen Farmalkes Kementerian
Kesehatan.
2) Kawasan Indonesia Timur
3) Kawasan luar Jawa Bali dengan kapasitas fiskal sangat rendah-sedang
4) Kawasan Jawa Bali dengan kapasitas fiskal sangat rendah-rendah
Kendaraan Distribusi 1) Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang belum memiliki kendaraan distribusi berdasarkan hasil self Baru: Kendaraan
assesment yang diselenggarakan Ditjen Farmalkes Kementerian Kesehatan Distribusi
2) Kawasan Indonesia Timur
3) Kawasan luar Jawa Bali dengan kapasitas fiskal sangat rendah-sedang
4) Kawasan Jawa Bali dengan kapasitas fiskal sangat rendah-rendah

Regional • Sarana 1) Prov/Kab/Kota yang telah memiliki SK Kepala Daerah tentang Penyelenggaraan RMC Baru
Maintenance • Peralatan Kerja 2) Memiliki SDM yang memadai dan kompetensi yang sesuai standar di dalam Permenkes No 15 Tahun 2023
Center Tentang Pemeliharaan Alat Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3) Kab/Kota dengan kapasitas fiskal yang sangat rendah/rendah/ sedang

Sumber: Dokumen Multilateral Meeting DAK Fisik Bidang Kesehatan TA 2023 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 33
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 34 34

Anda mungkin juga menyukai