Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN NET

PROFIT MARGIN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA


(Studi Kasus pada Perusahaan Subsektor Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020 )
USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam


Melaksanakan Seminar Usulan Penelitian pada Jurusan
Akuntansi

Disusun Oleh:
Sasabela Gita Pratama
NIM: 5211181030

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN NET


PROFIT MARGIN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Kasus pada Perusahaan Subsektor Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 )

USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Penyajian
Laporan Usulan Penelitian pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad
Yani

Disusun Oleh:
Sasabela Gita Pratama
NIM: 5211181030

Cimahi, …….. 2021

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Heni Nurani, S.E., M.Si., Ak., CA


NID: 4121.199.60
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi

Nunung Aini Rahmah, S.E., M.Si


NID: 4121.661.72
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji dan syukur senantiasa
dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan usulan penelitian ini dengan tepat waktu.
Adapun judul usulan penelitian yang penulis ambil yaitu
“PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN NET
PROFIT MARGIN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA
(Studi Kasus pada Perusahaan Subsektor Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2020 )”.Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan
dalam penyajian seminar usulan penelitian pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jenderal
Achmad Yani. Penulis menyadari sepenuhnya dalam
penyusunan penelitian ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, baik dalam format, tata tulis, maupun materi,
maka dari itu penulis membuka pintu saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian
ini dibantu dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati
izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal
Achmad Yani.
2. Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ekonomi Universitas
Jenderal Achmad Yani.
3. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Yang Terhormat Ibu Dr. Heni Nurani H. SE., MSi., Ak.,
CA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan serta bantuan sangat berarti kepada penulis,
serta memberikan masukan berupa kritik dan saran
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian ini dengan baik.
5. Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani
yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan kepada
penulis.
7. Seluruh staff Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani terima kasih
atas semua pelayanan dan informasinya.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar
besarnya kepada:
8. Kedua orang tua tercinta, Ibu Umi Kusnawati dan Bapak
Heri Suwoto yang senantiasa memberikan doa, kasih
sayang dan support terbaik kepada penulis dalam
menyelesaikan usulan penelitian ini. Semoga beliau selalu
diberikan kesehatan dan umur yang panjang.
9. Saudara penulis, Satria Ahmada yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis.
10. Teman-teman Kuyang Mau Lulus 3,5 Tahun yaitu Hilmii
Rosyidatul Ummaht dan Danil Lukman yang selalu
menjadi tempat canda tawa dan keluh kesah dalam waktu
3 tahun terakhir dan telah membantu dan memberikan
saran serta dukungan kepada penulis.
11. Teman-teman Nax Jenderal yaitu Riszka Adhi Yanti,
Echa Kusniati, Wina Nur Oktaviani dan Tiya yang selalu
memberikan semangat dan saran kepada penulis.
12. Teman-teman kelas Akuntansi A 2018 yang selalu
memberi semangat dan kekompakan selama kuliah.
13. Teman-teman Anggota Muda Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jabar Periode 2020/2021 yang selalu
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan dari penulis. Besar harapan penulis semoga doa
dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
SWT, serta usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhir kata semoga
keikhlasan doa dan bantuannya serta semua tenaga dan pikiran
yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT amin.

Cimahi, Oktober 2021


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Setiap perusahaan senantiasa menginginkan usaha mereka
berkembang. Perkembangan tersebut akan terjadi apabila
didukung oleh adanya kemampuan manajemen dalam
menetapkan kebijaksanaan melalui perencanaan, pendapatan,
dan pemanfaatan dana untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. Masalah yang dihadapi perusahaan di antaranya,
bagaimana perusahaan mendapatkan dan menggunakan dana
tersebut dengan efektif. Seiring dengan laju tatanan
perekonomian dunia yang pesat, maka setiap perusahaan
semakin terdorong untuk meningkatkan daya saing mereka.
Persaingan yang sangat ketat antara satu dengan lainnya
mengakibatkan setiap perusahaan dituntut untuk selalu
mencari cara agar dapat memenangkan persaingan tersebut
dengan mengelola perusahaan sebaik mungkin (Sulbahri,
2020).
Perkembangan ekonomi yang pesat menuntut setiap
perusahaan untuk mampu melakukan perubahan ke arah yang
lebih baik dengan menghadapi persaingan dalam dunia bisnis.
Laporan keuangan yang baik juga diharapkan dimiliki oleh
perusahaan yang diharuskan fokus untuk menjalankan
kegiatan operasionalnya demi memaksimalkan laba yang
diperoleh setiap tahunnya (Adella, 2021).
Pertumbuhan laba merupakan peningkatan angka laba
bersih dari tahun sebelumnya yang mencerminkan kondisi
perusahaan bertambah baik atau tidak. Salah satu indikasi
kesuksesan suatu perusahaan dapat dilihat melalui perolehan
laba. Pertumbuhan laba perlu dicermati kesesuaian targetnya
dengan data yang telah ditetapkan perusahaan atau tidak,
bukan hanya melalui perolehan laba saja. Namun, tidak
mengalami pertumbuhan yang baik (Permada, 2019).
Pertumbuhan laba yang baik mampu mengisyaratkan bahwa
perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam mengelola
keuangan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Jie &
Pradana, 2021). (Napitupulu, 2019) mengungkapkan bahwa
pertumbuhan laba merupakan selisih laba bersih tahun tertentu
dengan laba bersih tahun sebelumnya dibagi dengan laba
bersih tahun sebelumnya.
Menurut PSAK 1 (2019), menjelaskan bahwa laba
merupakan “jumlah residual yang tertinggal setelah semua
beban termasuk penyesuaian pemeliharaan modal dikurangkan
pada penghasilan”. Jika beban melebihi penghasilan, maka
jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.
PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) mengalami
penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk sebesar 26,92% menjadi Rp 162,07
miliar di tahun 2020. Laba turun meski pendapatan DVLA
meningkat tipis 0,55% atau setara Rp 1,82 triliun
dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya sebesar
Rp 1,81 triliun. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh
penurunan kunjungan masyarakat ke rumah sakit di masa
Covid-19. Sulitnya mendapatkan pasokan bahan baku obat
akibat Covid-19 membuat kinerja DVLA menurun
dikarenakan terjadi Covid-19 gelombang pertama di China,
India dan Italia. Ketiga negara tersebut, menjadi sumber bahan
baku terbanyak dari produksi obat DVLA.
(https://industri.kontan.co.id/ : Jum'at, 8 Oktober 2021 | 17:43
WIB).
Berikut ini adalah fenomena yang terjadi pada
perusahaan farmasi mengenai pertumbuhan laba pada tahun
2016 sampai dengan 2020.
Tabel 1.1
Pertumbuhan Laba pada Subsektor Farmasi Tahun 2016-
2020
Nama Pertumbuhan Laba
Perusahaan 2016 2017 2018 2019 2020
Darya Varia
Laboratoria 0.41 0.07 0.24 0.11 (0.27)
Tbk
Indofarma
(3.65) 1.67 (0.29) (1.25) (1.44)
(Persero) Tbk
KAEF 0.02 0.22 0.21 (0.96) 0.29
Kimia Farma
Tbk
Kalbe Farma
0.14 0.04 0.02 0.02 0.10
Tbk
Merck
0.08 (0.06) 7.04 (0.93) (0.08)
Indonesia Tbk
PEHA
0.38 0.44 0.06 (0.23) (0.52)
Phapros Tbk
Sumber : www.idx.co.id data diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui terdapat
beberapa perusahaan di subsektor farmasi yang mengalami
penurunan persentase angka pertumbuhan laba, bahkan
ditemukan pula beberapa data minus. Hal itu mencerminkan
bahwa pertumbuhan laba perusahaan tersebut masih berada di
bawah standar baik sebab standar nilai laba yang baik akan
bernilai positif. Saat ini, terdapat sedikit perusahaan yang
mencerminkan nilai pertumbuhan laba positif atau telah
mencapai laba. Perusahaan tersebut mengalami nilai
pertumbuhan laba negatif akibat penurunan penjualan dari
tahun 2019 ke tahun 2020 yang disebabkan oleh pandemi
covid-19. Akibat hal itu, kalangan masyarakat harus
mengurangi pembelian produk dari perusahaan tersebut dan
lebih mengutamakan kebutuhan lainnya. Berdasarkan fakta
tersebut, maka peneliti akan menggunakan debt to equity ratio
yang dilihat dari leverage perusahaan serta net profit margin
yang dilihat dari profitabilitas perusahaan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan laba antara lain: quick ratio, deb to equity ratio,
dan working capital turnover (Permada, 2019). Faktor lain
seperti: net profit margin, return on assets, current ratio juga
mempengaruhi pertumbuhan laba (Susyana & Nugraha, 2021).
Dalam penelitian ini yang akan dilakukan oleh penulis yaitu
mengambil faktor debt to equity ratio dan net profit margin.
Konsep leverage diartikan sebagai kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
dibubarkan atau dilikuidasi. Adapun cara mengukur leverage
antara lain: debt to assets ratio, debt to equity ratio, long term
debt to equity , tangible assets debt coverage, current
liabilities to net worth, times intereset earned dan fixed charge
coverage (Kasmir, 2018:151). Cara mengukur leverage
tersebut menggambarkan ukuran-ukuran kinerja manajemen
sejauh mana manajemen mampu mengelola modal yang
didanai dari aktiva dan utang. Rasio leverage biasanya diukur
dengan debt to equity ratio. Debt to equity ratio menunjukkan
kemampuan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
oleh peminjam kepada pemilik perusahaan (Kasmir,
2018:158). Besar-kecilnya rasio debt to equity ratio akan
mempengaruhi tingkat pencapaian laba perusahaan (Sulbahri,
2020). Semakin besar debt to equity ratio akan mempengaruhi
tingkat pencapaian laba perusahaan maka akan baik bagi
pertumbuhan laba sebaliknya semakin rendah debt to equity
ratio maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan
pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam
jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva dan
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (Puspasari dkk,
2017).
Konsep profitabilitas ditujukan untuk mengukur
efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh
besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan (Irham Fahmi, 2020:140).
Adapun cara mengukur profitabilitas antara lain: net profit
margin, gross profit margin, return on assets, return on
equity, earning per share, dan return on investment. Cara
mengukur profitabilitas tersebut menggambarkan kinerja
manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas biasanya diukur
dengan net profit margin. Net profit margin menunjukkan
pendapatan bersih perusahaan atas penjualan (Kasmir,
2018:200). Semakin besar net profit margin menunjukkan
bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan
dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang besar,
bertambah luas kesempatan bagi perusahaan untuk
memperbesar modal usahanya tanpa melalui utang-utang,
sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat
(Puspasari,dkk 2017).
Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan
debt to equity ratio dan net profit margin terhadap
pertumbuhan laba, antara lain: penelitian Panjaitan (2018)
menunjukkan hasil variabel debt to equity ratio berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dan
penelitian Puspasari,dkk (2017) net profit margin berpengaruh
positf dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Namun, hal
ini bertolak belakang dengan penelitian Siti dan Diah (2017)
menunjukkan hasil variabel debt to equity ratio tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Dan penelitian Dianitha,dkk (2020) net profit margin tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan penelitian sekarang oleh penulis adalah dari
segi periode tahun yang mengambil sampel penelitian mulai
dari 2015-2020, serta perusahaan SubSektor Farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil fenomena dan dengan adanya hasil
penelitian terdahulu, maka peneliti memutuskan untuk
melakukan penelitian ini dengan judul “PENGARUH DEBT
TO EQUITY RATIO DAN NET PROFIT MARGIN
TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus pada
Perusahaan Subsektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016-2020 )”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasakan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, penulis mengidentifikasi masalah yang akan
menjadi pokok pemikiran dan pembahasan yaitu sebagai
berikut :

1. Bagaimana pengaruh debt to equity ratio terhadap


pertumbuhan laba pada perusahaan subsektor farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020.
2. Bagaimana pengaruh net profit margin terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan subsektor farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020.
3. Bagaimana pengaruh debt to equity ratio dan net profit
margin terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2020.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan
data dan informasi tentang debt to equity ratio dan net profit
margin terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sehingga dapat menjelaskan fenomena yang terjadi dari
variabel yang terkait.
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan di
atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut
1. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan subsektor farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020.
2. Untuk mengetahui pengaruh net profit margin terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan subsektor farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020.
3. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio dan net
profit margin terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2016-2020.
1.4 Kegunaan Penelitian
Terdapat juga beberapa manfaat yang ingin penulis
harapkan terhadap penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Untuk memberikan gambaran himpunan data dan
informasi mengenai pengaruh debt to equity ratio dan net
profit margin terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2016-2020.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai hal yang diteliti.
b. Peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dan penambahan wawasan bagi peneliti-peneliti
selanjutnya untuk mendalami topik-topik yang sama
terkait dengan debt to equity ratio dan net profit margin
terhadap pertumbuhan laba.
c. Akademik
Untuk dapat menambah pengetahuan tentang
pertumbuhan laba khusunya yang berkaitan dengan debt
to equity ratio dan net profit margin terhadap
pertumbuhan laba dan juga memberikan kontribusi
terhadap perkembangan teori yang berkaitan dengan debt
to equity ratio dan net profit margin terhadap
pertumbuhan laba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Agensi
Teori agensi merupakan hubungan kontrak antara
pemilik perusahaan (principal) dengan pihak manajemen
(agent). Pemilik perusahaan memberikan wewenang kepada
manajemen untuk menjalankan kegiatan operasional
perusahaannya (Hery, 2017:26). Menurut Wijaya dalam Siti
Mariam (2018) teori keagenan menjelaskan mengenai
pemisahaan antara fungsi manajemen (pengelola) dengan
fungsi kepemilikan (pemegang saham). Masalah agency ini
muncul ketika terdapat dua pihak yang saling
memperjuangkan dua kepentingan yang berbeda.
Manajer (agent) memiliki informasi yang banyak
mengenai posisi keuangan yang sebenarnya daripada investor
(principal). Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan
informasi hanya diketahui oleh pihak manajemen perusahaan
dan tidak diungkapkan kepada investor. Sehingga situasi
tersebut menimbulkan asimetri informasi antara pihak
manajemen dengan pihak eksternal perusahaan. Manajer
memiliki motivasi lebih untuk memenuhi kepentingannya
sendiri, begitu juga dengan para pemegang saham yang
memiliki kepentingan untuk meningkatkan kemakmuran
perusahaannya (Hery, 2017:26).
Pada umumnya, tujuan antara manajer dan pemegang
saham serupa, yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Namun,
seringkali pihak manajer bertindak sesuai dengan kepentingan
pribadinya. Pengambilan keputusan oleh manajer terkadang
belum memaksimalkan nilai perusahaan (Wijaya dalam Siti
Mariam, 2018). Tingginya nilai perusahaan biasanya diiringi
dengan kemakmuran para pemegang saham. Apabila masing-
masing pihak menaati komitmen yang telah disepakati
sebagaimana tertuang dalam kontrak kerja, kerjasama yang
dilakukan antara agent dan principal hendaknya saling
menguntungkan. Dalam mengetahui nilai perusahaan, tentu
pihak eksternal melihat laba perusahaan yang terdapat pada
laporan keuangannya (Hery, 2017:27).
2.1.2 Laporan Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan catatan informasi
finansial dalam suatu periode akuntansi yang menggambarkan
keadaan dari sebuah perusahaan. Selain digunakan sebagai alat
pertanggungjawaban, laporan keuangan juga diperlukan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Menurut PSAK 1 (2019:09) menjelaskan bahwa
laporan keuangan adalah:
“Suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (sebagai contoh
yaitu laporan arus kas atau laporan arus dana) dan
catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan“

Sedangkan menurut Kasmir (2018:6) menjelaskan


bahwa laporan keuangan adalah:
“Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.”
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian laporan keuangan merupakan kumpulan catatan
yang memberikan informasi mengenai kondisi serta kinerja
suatu entitas sebagai gambaran atas hasil kinerja yang telah
dicapai oleh perusahaan dan dapat digunakan juga sebagai alat
pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan.
2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada kurun
waktu tertentu. Adapun tujuan lain dari laporan keuangan
menurut PSAK No.1 (2019:9) yang menyatakan bahwa:
“Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam
pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan
juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.”

Sedangkan menurut Kasmir (2018:11) menjelaskan


bahwa beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan, yaitu:
“1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada
saat ini:
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan
pada saat ini;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
pendapatan yang diperoleh pada satu periode
tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya
dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu periode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan-
perubahan yang terjadi aktiva, pasiva dan modal
perusahaan;
6. Memberikan informasi tentang kinerja
manajemen perusahaan dalam suatu periode;
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan
atas laporan keuangan;
8. Informasi keuangan lainnya.“

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa


tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
mengenai keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu
bagi pemangku kepentingan.
2.1.2.3 Jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2018:28), terdapat lima jenis laporan
keuangan yang biasa disusun, yaitu:
“1. Neraca (balance sheet) merupakan laporan
yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu;
2. Laporan laba rugi (income statement)
merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan
dalam suatu periode tertentu;
3. Laporan perubahan modal merupakan laporan
yang berisi jumlah dan jenis modal yang
dimiliki pada saat ini;
4. Laporan arus kas merupakan laporan yang
langsung atau tidak langsung terhadap kas;
5. Laporan catatan atas laporan keuangan
merupakan laporan yang memberikan
informasi apabila ada laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan tertentu.”

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan


2.1.3.1 Pengertian Rasio Keuangan
Menurut James C Van Horne dalam Kasmir
(2018:104), pengertian rasio keuangan adalah:
“Indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya.”
Sedangkan menurut Harahap (2020:297) pengertian
rasio keuangan adalah:
“Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(berarti).”

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa


pengertian rasio keuangan adalah hubungan antar angka yang
dapat diperbandingkan.
2.1.3.2 Tujuan Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2018:104) tujuan rasio keuangan
adalah:
“Menilai kinerja manajemen dalam suatu periode
apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.
Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen
dalam memberdayakan sumber daya perusahaan
secara efektif.”

2.1.3.3 Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity


Ratio)
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan
cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang
lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor)
dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
berfungsi untuk mengetahui modal sendiri dalam setiap rupiah
yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2018:157).
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2020:132)
menjelaskan bahwa:
“Debt to Equity Ratio mendefinisikan sebagai ukuran
yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan
untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia
untuk kreditor.”
Rasio debt to equity ratio yang baik harus dibawah
angka 1 atau di bawah 100%. Itu berarti semakin rendah rasio
debt to equity ratio, maka semakin bagus kondisi fundamental
perusahaan. Hal ini menunjukkan besarnya utang perusahaan
lebih kecil dibandingkan besaran aset yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara total utang dengan modal
sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai dari utang.
Rumus untuk mencari Rasio Utang terhadap Ekuitas
(Debt to Equity Ratio) dapat digunakan sebagai berikut:

Total Utang ( Debt )


Debt ¿ Equity Ratio ( DER )= X 100 %
Ekuitas ( Equity )

2.1.3.4 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Margin laba bersih (Net Profit Margin) merupakan
ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba
setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.
Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas
penjualan (Kasmir, 2018:200).
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2020:141)
menjelaskan bahwa:
“Net Profit Margin disebut juga dengan rasio
pendapatan terhadap penjualan. Rasio ini mengukur
laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Semakin
tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu
perusahaan.”
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur laba atas penjualan.
Rumus untuk mencari Margin laba bersih (Net Profit
Margin) dapat digunakan sebagai berikut:
EAIT
Net Profit Margin(NPM )= x 100 %
Sales

2.1.4 Pertumbuhan Laba


Pada umumnya kinerja perusahaan diukur dengan
pendapatan laba yang diperoleh. Adapun salah satu penilaian
kinerja perusahaaan tersebut adalah pertumbuhan laba.
Perhitungan untuk menentukan pertumbuhan laba dihitung
dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba
periode sebelumnya dan kemudian dibagi dengan laba pada
periode sebelumnya.
Menurut Harahap (2020:310) menjelaskan bahwa
sebagai berikut:
“Pertumbuhan laba merupakan rasio yang dapat
menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan laba bersih dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.”
Pertumbuhan laba yaitu persentase kenaikan maupun
penurunan laba yang diperoleh perusahaan. Adapun rumus
dari pertumbuhan laba adalah sebagai berikut:
Laba Bersiht−Laba Bersiht −1
Pertumbuhan Laba= X 100 %
Laba Bersih t −1
=laba tahun berjalan
t

t-1 =laba tahun lalu


Sebuah perusahaan dengan pertumbuhan laba yang
baik memperlihatkan bahwa perusahaan tersebut baik-baik
saja dari segi keuangan dan kinerja. Hal tersebut menjadi
acuan pengambilan keputusan oleh para stakeholder dan
kreditor dalam berinvestasi dan pemberian pinjaman.
Sedangkan pengertian laba secara operasional merupakan
perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dan timbul dari
transaksi selama satu periode dengan biaya pendapatan
tersebut (Adella,2020).
Nilai laba suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
rasio yang menjadi faktor menurut Yohanes (2014) yaitu:
“1. Besarnya Pertumbuhan
Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan
pertumbuhan laba yang diharapkan semakin
tinggi.
2. Umur Perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki
pengalaman dan meningkatkan laba, sehingga
ketepatannya masih rendah.
3. Tingkat Leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang
tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan dimasa
yang akan datang sehingga pertumbuhan laba
semakin tinggi.
4. Tingkat Penjualan
Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi,
semakin tinggi tingkat penjualan dimasa yang
akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin
tinggi.
5. Pertumbuhan Laba Dimasa Lalu
Semakin besar pertumbuhan laba masa lalu,
semakin tidak pasti laba yang diperoleh dimasa
yang akan datang.”
2.2 Telaah Penelitian Terdahulu
1. Susilawati (2020)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
current ratio, debt to asset ratio, total asset
turnover dan net profit margin terhadap
pertumnbuhan laba studi empiris pada perusahaan
manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-
2016. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dan metode
analisis data yang berupa analisis regresi
berganda. Adapun hasil penelitiannya adalah
secara parsial current ratio yang menunjukkan
tidak adanya pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba, sedangkan debt to asset ratio,
total asset turnover dan net profit margin
menunjukkan adanya pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Namun secara
simultan, current ratio, debt to asset ratio, total
asset turnover dan net profit margin memiliki
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Kekurangan penelitian ini adalah tidak adanya
penjelasan detail alasan variabelnya dapat
berpengaruh kepada variabel y, sedangkan untuk
kelebihan dari penelitian ini adalah tercantumnya
hasil uji yang disajikan secara detail.
2. Sihura & Gaol (2016)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
current ratio, debt ratio, total asset turnover dan
return on equity terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur sektor automotif dan
allied product yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2011. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dan metode analisis data yang berupa
analisis regresi berganda. Adapun hasil
penelitiannya adalah secara parsial current ratio,
total asset turnover dan return on equity yang
berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan laba, sedangkan debt ratio tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Namun
secara simultan, current ratio, debt ratio, total
asset turnover dan return on equity berpengaruh
positif signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak
tercantum teori yang digunakan dan berhubungan
dengan penelitian ini, sedangkan kelebihannya
adalah terdapat penjelasan mengenai pendahuluan
samapai metode penelitian secara detail sehingga
mudah dipahami.
3. Amar & Nurfadila (2017)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
working capital to total asset, debt to equity ratio,
total asset turnover dan net profit margin
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2011. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dan metode analisis data yang berupa
analisis regresi berganda. Adapun hasil
penelitiannya adalah secara parsial dan secara
simultan working capital to total asset, debt to
equity ratio, total asset turnover dan net profit
margin yang tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Kekurangan
penelitian ini adalah abstrak disajikan kurang jelas
dan kurang lengkap, sedangkan kelebihannya
adalah terdapat penjelasan secara detail dari
pendahuluan sampai metode penelitian.
4. Qurani & Hendratno (2019)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
debt to equity ratio, current ratio, dan net profit
margin terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur subsektor makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI tahun 2014-2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dan metode analisis
data yang berupa regresi data panel. Adapun hasil
penelitiannya adalah secara parsial debt to equity
ratio dan current ratio yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan
net profit margin berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Namun secara simultan, debt
to equity ratio, current ratio, dan net profit
margin berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Kekurangan penelitian ini
adalah abstrak yang disajikan kurang jelas dan
kurang lengkap, sedangkan kelebihannya adalah
hasil uji yang disajikan sangat lengkap dan jelas.
5. Agustina & Mulyadi (2019)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
debt to equity ratio, total asset turn over, current
ratio, dan net profit margin terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia periode 2015-2018. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dan metode analisis data yang terdiri
dari uji asumsi klasik, uji analisis regresi linier
berganda, uji t, uji F, dan uji R2. Adapun hasil
penelitiannya adalah secara parsial debt to equity
ratio, dan current ratio yang berpengaruh positif,
tetapi tidak signifikan terhadap variabel
pertumbuhan laba, sedangkan variabel total assets
turn over dan net profit margin berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel
pertumbuhan laba. Namun secara simultan, debt
to equity ratio, total assets turn over, current
ratio, dan net profit margin berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Kekurangan penelitian ini adalah penyampaian
alasan atau permasalahan yang terjadi dalam
penelitian terkesan kurang jelas, sedangkan
kelebihannya adalah hasil uji yang disajikan
sangat lengkap dan jelas.
6. Sulbahri (2020)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
sales (penjualan) dan debt to equity ratio (der)
terhadap pertumbuhan laba studi empiris pada
perusahaan manufaktur periode 2014-2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dan metode analisis
data yang berupa analisis regresi berganda data
panel. Adapun hasil penelitiannya adalah secara
parsial dan secara simultan, sales (penjualan) dan
debt to equity ratio (der) berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Kekurangan
penelitian ini adalah abstrak yang disajikan
kurang jelas dan kurang lengkap, sedangkan
kelebihannya adalah hasil uji yang disajikan
sangat lengkap dan jelas.
7. Adella Vaya (2021)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
debt to equity ratio, total asset turnover, dan
ukuran perusahaan terhadap pertumbuhan laba.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dan metode analisis
data yang berupa metode regresi data panel.
Adapun hasil penelitiannya adalah secara parsial
debt to equity ratio berpengaruh negative, tetapi
signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan
total asset turnover dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Namun secara simultan, debt to equity ratio,
total asset turnover dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Kekurangan penelitian ini adalah tidak
tercantum periode penelitian, sedangkan
kelebihannya adalah hasil uji yang disajikan
sangat lengkap dan jelas.
8. Siti Dini et al. (2021)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
quick ratio, debt to asset ratio, total asset turn
over, net profit margin terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di BEI tahun 2017-2019. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dan metode analisis
data yang berupa metode regresi linear berganda.
Adapun hasil penelitiannya adalah secara parsial
quick ratio berpengaruh negative, tetapi signifikan
terhadap pertumbuhan laba, sedangkan debt to
asset ratio, total asset turn over, net profit margin
tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Namun secara simultan, quick
ratio, debt to asset ratio, total asset turn over, net
profit margin berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Kekurangan penelitian ini
adalah abstrak yang disajikan kurang lengkap,
sedangkan kelebihannya adalah hasil uji yang
disajikan sangat lengkap dan jelas.
9. Permada (2019)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
quick ratio, der, dan working capital turnover
terhadap pertumbuhan laba Pt Wijaya Karya Tbk
tahun 2007 – 2017. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dan metode analisis data yang berupa metode
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun
hasil penelitiannya adalah secara parsial dan
simultan quick ratio, der, dan working capital
turnover tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Kekurangan
penelitian ini adalah penyampaian alasan atau
permasalahan yang terjadi dalam penelitian
terkesan kurang jelas, sedangkan kelebihannya
adalah hasil uji yang disajikan sangat lengkap dan
jelas.
10. Panjaitan (2018)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
current ratio, debt to equity ratio, net profit
margin dan return on asset terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dan metode
analisis data yang berupa analisis regresi
berganda. Adapun hasil penelitiannya adalah
secara parsial dan simultan current ratio, debt
equity ratio, net profit margin, dan return on asset
berpengaruh dan signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Kekurangan penelitian ini adalah
penyampaian alasan atau permasalahan yang
terjadi dalam penelitian terkesan kurang jelas,
sedangkan kelebihannya adalah hasil uji yang
disajikan sangat lengkap dan jelas.
11. Dianitha et al. (2020)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
quick ratio, debt to equity ratio, net profit margin,
dan return on investment terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode 2015 – 2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dan metode analisis
data yang berupa analisis regresi berganda.
Adapun hasil penelitian ini adalah secara parsial
dan simultan quick ratio, debt to equity ratio, net
profit margin, dan return on investment
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Kekurangan penelitian ini adalah tidak
tercantum periode penelitian, sedangkan
kelebihannya adalah hasil uji yang disajikan
sangat lengkap dan jelas.
12. Puspasari et al. (2017)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
current ratio, debt to equity ratio, total asset
turnover, net profit margin dan ukuran
perusahaan terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur sub sektor farmasi periode
2011-2015. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan
metode analisis data yang berupa analisis regresi
berganda. Adapun hasil penelitiannya adalah
secara parsial dan simultan current ratio, debt to
equity ratio, total asset turnover, net profit
margin dan ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba
Kekurangan penelitian ini adalah abstrak yang
disajikan kurang lengkap, sedangkan kelebihan
dari penelitiannya adalah hasil uji yang disajikan
sangat lengkap dan jelas.
13. Susyana & Nugraha (2021)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
net profit margin, return on assets, dan current
ratio terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
sub sektor industri semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2018. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dan metode analisis data yang berupa
analisis regresi berganda. Adapun hasil
penelitiannya adalah secara parsial net profit
margin yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba, return on assets dan current ratio tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Namun
secara simultan, net profit margin, return on
assets, dan current ratio berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Kekurangan
penelitian ini adalah tidak tercantum teori yang
digunakan dan berhubungan dengan penelitian ini,
sedangkan kelebihan dari penelitiannya adalah
hasil uji yang disajikan sangat lengkap dan jelas.
14. Nikmah & Wahyuningrum (2020)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
net profit margin (NPM), return on equity (ROE),
current ratio (CR), dan debt to equity ratio (DER)
terhadap pertumbuhan laba yang dimoderasi oleh
CSR penyingkapan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dan metode analisis data yang berupa analisis
regresi moderasi. Adapun hasil penelitiannya
adalah secara parsial dan simultan net profit
margin (NPM) berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan laba, sedangkan return on
equity (ROE), current ratio (CR), dan debt to
equity ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba. Kekurangan penelitian ini
adalah penyampaian alasan atau permasalahan
yang terjadi dalam penelitian terkesan kurang
jelas, sedangkan kelebihannya adalah hasil uji
yang disajikan sangat lengkap dan jelas.
15. Dody Firman & Salvia (2018)
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh
total asset turnover, net profit margin, dan debt to
equity ratio terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2018. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dan metode analisis data yang berupa
pendekatan asosiatif dan analisis regresi berganda.
Adapun hasil penelitiannya adalah secara parsial
dan simultan total asset turnover, net profit
margin, dan debt to equity ratio berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Kekurangan penelitian ini adalah penyampaian
alasan atau permasalahan yang terjadi dalam
penelitian terasa kurang jelas, sedangkan
kelebihannya adalah hasil uji yang disajikan
sangat lengkap dan jelas.

2.3 Kerangka Pemikiran


Teori agensi merupakan hubungan kontrak antara
pemilik perusahaan (principal) dengan pihak manajemen
(agent). Pemilik perusahaan memberikan wewenang kepada
manajemen untuk menjalankan kegiatan operasional
perusahaan (Hery, 2017:26). Menurut Wijaya dalam Siti
Mariam (2018) teori keagenan menjelaskan tentang
pemisahaan antara fungsi manajemen (pengelola) dengan
fungsi kepemilikan (pemegang saham). Masalah agency ini
muncul ketika terdapat dua pihak yang saling
memperjuangkan dua kepentingan yang berbeda.
Manajer (agent) memiliki informasi yang banyak
mengenai posisi keuangan yang sebenarnya daripada dengan
investor (principal). Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan
adanya informasi hanya diketahui oleh pihak manajemen
perusahaan dan tidak diungkapkan kepada investor. Sehingga
situasi tersebut menimbulkan asimetri informasi antara pihak
manajemen dengan pihak eksternal perusahaan. Manajer
memiliki motivasi lebih untuk memenuhi kepentingan sendiri,
begitu juga dengan para pemegang saham yang memiliki
kepentingan untuk meningkatkan kemakmurannya (Hery,
2017:26).
Pada umumnya, tujuan dari manajer dan pemegang
saham serupa, yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Namun,
seringkali pihak manajer bertindak sesuai dengan kepentingan
pribadinya. Pengambilan keputusan yang diambil oleh
manajer terkadang belum memaksimalkan nilai perusahaan
(Wijaya dalam Siti Mariam, 2018). Tingginya nilai perusahaan
akan diiringi dengan kemakmuran para pemegang saham.
Kerjasama yang dilakukan antara agent dan principal
seharusnya saling menguntungkan, apabila masing-masing
pihak menaati komitmen yang telah disepakati sebagaimana
tertuang dalam kontrak kerja. Dalam mengetahui nilai
perusahaan tentunya pihak eksternal melihat laba perusahaan
yang terdapat pada laporan keuangannya (Hery, 2017:27).
Menurut Harahap (2020:105) menjelaskan bahwa
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
“Laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka tertentu. Adapun jenis laporan
keuangan yang lazim yang dikenal adalah neraca,
laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas
dan laporan perubahan posisi keuangan.”

Sedangkan menurut Hery (2017:82) menjelaskan


bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
“Laporan keuangan merupakan catatan informasi
keuangan dalam suatu periode akuntansi yang
menggambarkan keadaan dari sebuah perusahaan.
Laporan keuangan yang berkualitas brrmanfaat bagi
pengambilan keputusan ole para pemangku
kepentingan (stakeholders), dengan cara mengevaluasi
kinerja perusahaan melalui laporan keuangan
tersebut.”

Dari beberapa pendapat di atas mengenai definisi


laporan keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah kumpulan catatan yang memberikan
gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan pada
periode tertentu.
Salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan
adalah menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan
dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah
dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu
dan sekarang serta memproyeksikan hasil atau laba yang akan
datang. Dengan adanya rasio keuangan dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan dalam keadaan aman atau tidak serta
bagaimana pertumbuhan laba yang dialami perusahaan. Jika
keadaan keuangan perusahaan tidak aman, maka manajer
dapat segera melakukan evaluasi dalam memperbaiki
keuangan perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan laba
di masa mendatang (Puspasari et al., 2017).
Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari
analisis keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis
yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan
yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio
keuangan. Kasmir (2018: 123), jenis rasio keuangan terdiri
dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio
profabilitas. Rasio keuangan dapat membantu para pelaku
bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaaan
keuangan perusahaan masa lalu dan sekarang serta
memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang. Jika rasio
keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor pertumbuhan laba
di masa yang akan datang, maka hal ini merupakan informasi
yang cukup berguna bagi pemakai laporan keuangan yang
secara riil, maupun potensial berkepentingan dengan suatu
perusahaan. Salah satu informasi yang didapat dari laporan
keuangan adalah kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka
panjang perusahaan dapat dilihat melalui Debt to Equity Ratio.
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang
menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi utang-utang kepada pihak luar (Harahap, 2020:303).
Menurut Hery, (2017:100) Debt to Equity Ratio merupakan
rasio utang terhadap modal, yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Semakin
tinggi debt to equity ratio, maka semakin besar perusahaan
didanai oleh utang sehingga menandakan gejala yang kurang
baik untuk perusahaan dan pada akhirnya menurunkan dividen
bagi pemegang saham. Debt to Equity Ratio menunjukkan
risiko perusahaan. Apabila semakin rendah debt to equity
ratio, maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam
menjamin utangnya dengan ekuitas.
Selain melihat melalui kewajiban jangka panjang,
investor dapat melihat juga dengan laba bersih perusahaan.
Laba bersih perusahaan dapat dilihat dengan menggunakan
Net Profit Margin. Net Profit Margin termasuk salah satu rasio
profitabilitas. Net Profit Margin yang semakin besar
menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh
perusahaan dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang
besar, maka kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar
modal usahanya tanpa melalui utang-utang baru akan
bertambah luas, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi
meningkat (Harahap, 2020: 304). Net Profit Margin diartikan
sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yaitu sejauh mana
kemampuan perusahaan dalam menekankan biaya-biaya yang
ada di perusahaan. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin
baik operasi suatu perusahaan (Panjaitan, 2018).
Dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan,
laba selalu menjadi tujuan utamanya. Keuntungan digunakan
untuk berbagai kepentingan pemilik dan pengelola. Kinerja
seorang manajer dalam menghasilkan keuntungan demi
membayar bunga kreditur, pajak pemerintah dan dividen
investor dapat dijelaskan dengan seberapa besar keuntungan
perusahaan. Laba merupakan hasil perbandingan antara
pendapatan dengan beban. Laba bermanfaat bagi perusahaan
untuk kelangsungan hidupnya serta untuk mengukur
keberhasilan perusahaan (Hery, 2017:85).
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa laba
adalah sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan setelah
melakukan operasional yang telah dikurangi dengan biaya-
biaya didalamnya.
Menurut Harahap (2020:310) menjelaskan bahwa
pertumbuhan laba adalah sebagai berikut:
“Pertumbuhan laba merupakan rasio yang dapat
menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan laba bersih dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.”

Sedangkan menurut Panjaitan (2018) menjelaskan


bahwa pertumbuhan laba adalah sebagai berikut:
“Peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh
perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.”
Dari penjelasan mengenai pertumbuhan laba dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan laba adalah kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan laba yang diperoleh pada
tahun berjalan dibandingkan dengan laba yang diperoleh pada
tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba perusahaan dapat dilihat
dari Laporan Posisi Keuangan yang ada didalam laporan
keuangan perusahaan terkait.

2.3.1 Pengaruh debt to equity ratio terhadap


pertumbuhan laba
Hubungan debt to equity ratio terhadap pertumbuhan
laba diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Kharisma
Aulia Dianitha, Endang Masitoh dan Purnama Siddi (2020),
yaitu debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Hal ini menjelaskan bahwa
semakin tinggi debt to equity ratio, maka akan berdampak
buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat hutang
semakin tinggi. Itu berarti beban bunga akan semakin besar
dan mengurangi tingkat keuntungan. Sebaliknya, jika semakin
rendah debt to equity ratio, maka akan menunjukkan kinerja
yang semakin baik karena menyebabkan tingkat pengembalian
yang semakin tinggi, sehingga investor cenderung memilih
perusahaan dengan debt to equity ratio yang rendah, karena
dapat meningkatkan pertumbuhan laba.
H1: Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan laba.
2.3.2 Pengaruh net profit margin terhadap pertumbuhan
laba
Hubungan net profit margin terhadap pertumbuhan
laba diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Zarra
Regita Alfia Qurani dan Hendratno (2019), yaitu net profit
margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
net profit margin menunjukkan bahwa semakin besarnya laba
yang diperoleh dari hasil penjualan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan semakin baiknya perusahaan
dalam mengelola penjualan, maka hal itu akan meningkatkan
net profit margin atau meningkatkan laba yang diperoleh.
H2: Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan laba.

2.3.3 Pengaruh debt to equity ratio dan net profit margin


terhadap pertumbuhan laba
Hubungan debt to equity ratio dan net profit margin
terhadap pertumbuhan laba diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh Susi Susilawati (2018), yaitu debt to equity
ratio dan net profit margin secara simultan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
H3: Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka kerangka
pemikiran dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai
berikut:

Teori Agensi

Agent Principal

Laporan Keuangan

Debt to Equity Net Profit


Ratio (DER) Margin (NPM)

Pertumbuhan Laba

Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin


Berpengaruh Positif terhadap Pertumbuhan Laba

Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran


2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan langkah awal didalam
pengujian hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini diartikan se
bagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara karena jawabannya baru menggunakan t
eori. Adapun pengertian Hipotesis menurut Sugiyono (2020:
99) adalah:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relev
an, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperole
h melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat d
inyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan mas
alah penelitian, belum jawaban empirik.”

Pengujian hipotesis dilakukan dengan memformulasik


an hipotesis nol (H₀) dan hipotesis alternatif (Hₐ). Hipotesis no
l (𝐻₀) merupakan hipotesis yang ditetapkan menunjukkan tida
k adanya pengaruh antara variabel independen dengan variabel
dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (𝐻ₐ) merupakan hipo
tesis yang ditetapkan menunjukkan adanya pengaruh antara va
riabel independen dengan variabel dependen. Rancangan hipot
esis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara simultan (bersama-sama)
𝐻₀ ∶ 𝛽1 = 𝛽2 = 0 Debt to Equity Ratio dan Net
Profit Margin tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan laba.
𝐻ₐ ∶ 𝛽1 ≠ 𝛽2 ≠0 Debt to Equity Ratio dan Net
Profit Margin berpengaruh
secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

2. Secara Parsial (sendiri-sendiri)


a. Debt to Equity Ratio
𝐻₀1 : 𝛽1 ≥ 0 Debt to Equity Ratio tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.
𝐻ₐ2 ∶ 𝛽1 < 0 Debt to Equity Ratio
berpengaruh signifikan
terhadap partumbuhan laba.

b. Net Profit Margin


𝐻₀2 : 𝛽1 ≥ 0 Net Profit Margin tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.
𝐻ₐ2 ∶ 𝛽1 < 0 Net Profit Margin
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.

Anda mungkin juga menyukai