Modul Lokakarya KB-2
Modul Lokakarya KB-2
A. Pengantar
B. Capaian Pembelajaran
25
Capaian pembelajaran pada kegiatan pembelajaran (KB) satu yaitu memahami
konsep dan implementasi kurikulum merdeka dan menganalisis capaian
pembelajaran kurikulum merdeka belajar, komponen capaian pembelajaran,
menganalisis elemen dan konten atau materi esensial, dan menganalisis keluasan
dan kedalaman materi
C. Tujuan Pembelajaran
D. Aktivitas Pembelajaran
26
Tabel 2: Aktivitas Pembelajaran KB 2
Hari Aktivitas
Waktu Formulir
ke-… Mahasiswa Dosen/Guru Pamong
2 06.00-08.00 Membaca modul, - -
memperbaiki tugas, dan
Mengunggah tugas
08.00-10.00 Pertemuan Zoom/GM/VC Pertemuan Zoom/GM/VC LK-2
KB 2 1. Berdiskusi teknik menyusun LK-2
Capaian Pembelajaran (CP)
2. Memfasilitasi diskusi
3. Memberi Tugas mengacu
LK-2
10.00-12.00 1. Membaca Modul KB2 1. Memantau hasil diskusi dan LK-2
2. Menyusun CP penysunan LK-2 LK-2
3. Menganalisis CP (LK-2) 2. Memberi tugas
4. Mengerjakan tugas
mengacu LK-2
12.00-15.00 1. Mengerjakan Tugas LK-2 1. Memantau mahasiswa
2. Berkonsultasi kepada dalam mengerjakan tugas
dosen 2. Merespon konsultasi dan
diskusi
15.00-17.00 Mengunggah tugas LK-2 Memantau unggahan tugas -
mahasiswa
20.00-22.00 Belajar Mandiri 1. Menilai tugas mahasiswa
1. Memperdalam 2. Memberikan catatan yang
pemahaman dalam akan diperbaiki mahasiswa
belajar di hari ke-5 (Review)
2. menyiapkan
pembelajaran materi
berikutnya
E. Uraian Materi
27
global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Adapun di
Kemenag dikembangkan profil pelajar rahmatallilalamin yaitu: ta’adud, qudwah,
muwathonah, tawassut, tawazun, I’tidal, musawah, syuro, tasamuh dan tatawwur
wa ibkar. Istilah yang kita kenal adalah P5 dan PPRA
Kurikulum merdeka dapat membantu guru memilih perangkat ajar
menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum merdeka
terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila da
PPRA, dan ekstrakurikuler, atau dalam istilah emery disebut dengan the
Academic Curriculum and the Citizenship Curriculum (Emery et al., 2004).
The citizenship curriculum atau kurikulum kebangsan harus
diimplementasikan dalam proses pembelajaran di sekolah apakah dalam bentuk
muatan lokal maupun internalisasi nilai-nilai kebangsaan ke dalam mata pelajaran
lainnya. Hal ini juga ditegaskan dalam Surat Keputusan Kemendikbud No 56
tahun 2022 bahwa satuan pendidikan dapat menambahkan muatan lokal yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah.
Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai
karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai
berikut: 1) mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain; 2) mengintegrasikan
ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau 3)
mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri (Kebudayaan, 2022).
Dalam proses pembelajaran kurikulum merdeka belajar penuh dengan
kreatifitas dan keaktifan berpikir dan berkarya. Menurut Mulyasa (2022: 31-32),
Merdeka Belajar dapat dimaknai sebagai situasi belajar yang aktif dan
menyenangkan, sehingga peserta didik bisa bebas memilih belajar dari berbagai
sumber dan bebas dari tekanan. Tujuan Merdeka Belajar adalah agar para guru,
peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia. Kurikulum ini
menitik beratkan pada peningkatan karakter, kompetensi kreatif-inovatif yang
melibatkan peserta didik, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Azmi &
Iswanto (2021: 162) juga menyampaikan, Merdeka Belajar mempunyai ciri critical,
creative, innovative, transformative, relevant, effective, and efficient dalam
proses pembelajaran.
Salah satu titik tekan kurikulum merdeka adalah pembelajaran di kelas
mengedepankan pada pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk
mengembangkan soft skill dan karakter siswa sesuai profil pelajar pancasila.
Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam prosesnya berpegang pada
karakteristik berikut:
a. Fokus kepada materi esensial sehingga ada waktu untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar antara lain: literasi dan numerasi
b. Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai
kemampuan peserta didik
c. penyelenggaraan pembelajaran yang inklusif.
Adapun untuk pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka
merupakan siklus dari tiga tahap yaitu: asesmen diagnostic, perencanaan,
pembelajaran dan asesmen
28
Gambar 1: Siklus Pembelajaran Kurikulum Merdeka
3. Pengorganisasian pembelajaran
29
Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya
jika ada (mulok), penetapan konsentrasi dan Praktik Kerja Lapangan untuk
MAK, Program Kebutuhan Khusus dan Pasca Madrasah untuk madrasah yang
memiliki PDBK
b. Kokurikuler Projek penguatan profil pelajar
Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila dan Profil pelajar Rahmatan lil
Alamin dirancang dalam bentuk kokurikuler atau dapat juga dirancang secara
terpadu dengan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
c. Ekstrakurikuler,
Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan
pengawasan madrasah.
4. Pendekatan dalam Pengorganisasian Pembelajaran
30
2) Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPA akan
diajarkan dari jam 07.00- 12.00 dalam semester 1.
3) Contoh lain, mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu
Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah.
5. Capaian pembelajaran
31
moderasi beragama sebagai hal yang tidak terpisah dari Profil Pelajar
Pancasila.
CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar
Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan
“Understanding by Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe.
Dalam kerangka teori ini “memahami” merupakan kemampuan yang
dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan
mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan
berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian pemahaman bukanlah
suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir tingkat rendah
CP juga dapat merujuk pada pada Taksonomi Bloom, pemahaman
dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Konteks
Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran
dan asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak
dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk
menurunkan/menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret.
Beberapa contoh pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk
memandu guru dalam memahami CP, antara lain:
1) Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di
capaian pembelajaran akhir fase?
2) Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
3) Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami? Apakah capaian yang
ditargetkan sudah biasa saya ajarkan?
Selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang
diajarkan, memahami CP juga dapat memantik ide-ide pengembangan
rancangan pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk
memantik ide:
1) Bagaimana capaian dalam fase ini akan dicapai peserta didik?
2) Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam?
3. Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik?
3) Bagaimana cara mengetahui bahwa peserta didik telah mencapai CP di
akhir fase ini?
32
3) Fase C: Kelas 5-6 SD/MI/SDLB/Paket A
4) Fase D: Kelas 7-9 SMP/MTs/SMPLB/Paket B
5) Fase E: Kelas 10 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
6) Fase F: Kelas 11-12 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual
dapat menggunakan CP Pendidikan Khusus. Sementara itu, peserta didik
berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP
umum dengan menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum.
33
No. Elemen Deskripsi
1 Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Hadis menekankan kemampuan baca dan tulis Al-
Qur’an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga
mengantar peserta didik dalam memahami
makna secara tekstual dan kontekstual serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan
tinggi kepada Al-Qur’an dan Hadis Nabi sebagai
pedoman hidup utama seorang muslim.
2 Akidah Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan
mengantarkan peserta didik dalam mengenal
Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi
dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari
akhir serta qadā’ dan qadar. Keimanan inilah yang
kemudian menjadi landasan dalam melakukan
amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum
3 Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu
dan keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota
yang mewarnai keseluruhan elemen dalam
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu
akhlak mengantarkan peserta didik dalam
memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan
akhlak sosial, dan dalam membedakan antara
perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela
(mażmūmah). Dengan memahami perbedaan ini,
peserta didik bisa menyadari pentingnya
menjauhkan diri dari perilaku tercela dan
mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi
maupun sosialnya. Peserta didik juga akan
memahami pentingnya melatih (riyāḍah), disiplin
(tahżīb) dan upaya sungguh sungguh dalam
mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak,
peserta didik menyadari bahwa landasan dari
perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri,
sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta
(maḥabbah). Pendidikan Akhlak juga
mengarahkan mereka untuk menghormati dan
menghargai sesama manusia sehingga tidak ada
kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan
agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus
menjadi mahkota yang masuk pada semua topik
34
No. Elemen Deskripsi
bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasi
keseluruhan konten dan menjadi buah dari
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti
4 Fikih Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih
merupakan aturan hukun yang berkaitan dengan
perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang
mencakup ritual atau hubungan dengan Allah
Swt. (‘ubudiyyah) dan kegiatan yang
berhubungan dengan sesama manusia
(mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai
pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan
ketentuan hukum dalam Islam serta
implementasinya dalam ibadah dan mu‘āmalah
5 Sejarah Menguraikan catatan perkembangan perjalanan
Peradaban hidup manusia dalam membangun peradaban
Islam dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah
Peradaban Islam (SPI) menekankan pada
kemampuan mengambil hikmah dari sejarah
masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa
dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah
dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan
refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta
didik mempunyai pijakan historis dalam
menghadapi permasalahan dan menghindari dari
terulangnya kesalahan untuk masa sekarang
maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi
keteladanaan (‘ibrah) dan menjadi inspirasi
generasi penerus bangsa dalam menyikap dan
menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka
membangun peradaban di zamannya.
35
No Elemen Deskripsi
1 Ilmu Tajwid Ilmu membaca Al-Quran meliputi ketentuan
membaca dan melafalkan ayat-ayat Al-Quran
dengan baik dan benar
2 Ilmu Al-Quran Ilmu yang mengkaji tentang hal ihwal Al-Quran
terkait dengan aspek dan turunnya, transmisinya,
lafaz dan maknanya, yang berhubungan dengan
hukum serta lainnya
3 Ilmu hadits Ilmu yang mempelajari dasar dan kaidah untuk
mengetahui hal ikhwal tentang asbabul wurud,
sanad, matan dan rawi hadis dari aspek diterima
atau ditolaknya hadist
4 Al-Quran Kemampuan membaca, menterjemahkan,
menghafal, memahami makna secara tektual dan
kontektual, menganalisis ayat-ayat Al-Quran
tentang tema-tema tertentu dalam kehidupan
dan menyajikannya secara lisan atau tertulis,
serta membiasakan diri terlaksananya tilawah,
tadabur dan berusaha mengamalkannya dalam
kehidupan keseharian
5 Hadits Kemampuan menghafal menerjemahkan,
memahami makna secara tektual dan kontektual,
menganalisis, dan menyajikannya secara lisan
atau tertulis, hadis-hadis tentang tema-tema
tertentu dalam kehidupan, dengan membiasakan
diri mengamalkan kandungannya dalam
kehidupan keseharian
36
dengan tepat, fasih, terampil, efisien dan
efektif sesuai budaya bahasa target
Kemahiran membaca/ Membaca adalah kemampuan memahami,
Memirsa menginterpretasi dan menentukan fakta,
ide pokok, urutan peristiwa, makna tersurat
dan tersirat, nilai, fakta, opini, solusi,
manfaat, membaca tabel, membuat
pertanyaan, dan menyimpulkan isi teks
yang dibaca.
Memirsa merupakan kemampuan
memperhatikan, memahami,
menggunakan, merefleksi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengapresiasi struktur,
isi, asumsi,nilai, keyakinan, fungsi sosial
teks visual dan teks multimoda sesuai
tujuan dan kepentingannya.
Menulis/mempresentasikan Menulis adalah kemampuan menuliskan
kata dan ungakapan, menyampaikan
pesan, mengkomunikasikan fakta dan ide
dalam kalimat dan paragraf dengan
memperhatikan kerangka waktu, struktur
gramatikal, dan budaya bahasa target.
Mempresentasikan merupakan
kemampuan mempresentasikan,
mengkritisi dan mengevaluasi gagasan
secara jelas dan efektif, baik secara individu
maupun berkolaborasi dengan
menggunakan strategi dan gesture yang
tepat.
Learning Progress
Pembelajaran bahasa arab yang terbagi dari beberapa fase A B C D dan F
akan mengikuti peta jalan capaian yang sering disebut sebagai Learning
Progression, sebagai berikut:
Elemen FASE A FASE B FASE C
Kelas I-II Kelas III-IV Kelas V-V I
Menyimak Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan
secara intensif: secara responsif: secara
peserta didik peserta didik responsif:
mampu mampu peserta didik
mendengarkan memahami mampu
komponen bahasa perintah, memahami ide
seperti fonem, kata, sapaan, pokok dan
pertanyaan membuat
37
intonasi, penanda tanggapan
wacana sederhana
Berbicara Berbicara secara berbicara secara Berbicara
imitasi: peserta intensif: peserta secara
didik mampu didik mampu responsif:
meniru kata, frasa, menggunakan peserta didik
kalimat bahasa arab mampu
sesuai dengan merespon
gramatikal, dengan
frasa, leksikal, bertanya,
atau fonologis menjawab
sebagai alata dalam
komunikasi percakapan
global yang sangat
sederhana
sebagai alat
komunikasi
global
Membaca-Memirsa Membaca-Memirsa Membaca- Membaca-
secara perseptif: memirsa secara memirsa secara
peserta didik selekttif: selektif: peserta
mampu membaca peserta didik didik mampu
huruf dan mampu membaca dan
memahami kata, membaca dan memahami
tanda baca dalam memahami wacana yang
bentuk teks tertulis wacana yang singkat dalam
atau teks visual sangat teks tertulis
sederhana atau teks visual
dalam teks
tertulis atau teks
visual
Menulis- Menulis- Menulis- Menulis-
mempresentasikan mempresentasikan mempresentasik mempresentasi
secara imitasi: an secara kan secara
peserta didik intensif: peserta intensif: peserta
mampu meniru dan didik mampu didik mampu
memaparkan huruf, menghasilkan menghasilkan
kata, tanda baca dan dan
dan kalimat yang memaparkan memaparkan
sangat sederhana. kosa-kata yang kosa-kata yang
Kategori ini sesuai dalam sesuai dalam
mecakup kemjuan konteks dan konteks dan
mengeja dengan tata bahasa tata bahasa
benar. yang benar yang benar
38
Menyimak Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan
secara selektif: secara selektif: secara
peserta didik peserta didik ekstensif:
mampu mampu peserta didik
mengeksplorasi mengevaluasi mampu
informasi yang informasi yang membuat
didengar didengar tanggapan dari
informasi yang
didengar
Berbicara Berbicara secara Berbicara secara Berbicara
interaktif: peserta interaktif: secara
didik mampu peserta didik ekstensif:
membangunkan mampu peserta didik
interaksi dengan membangunkan mampu
teks sederhana interaksi dengan berbicara
sebagai alat teks dengan
komunikasi global komplekssebagai memproduksi
alat komunikasi bahasa secara
global lisan sebagai
alat komunikasi
global.
Membaca-memirsa Membaca-memirsa Membaca- Membaca-
secara interaktif: memirsa secara memirsa secara
peserta didik interaktif: ekstensif:
mampu memahami peserta didik peserta didik
, merefleksi mampu mampu
beberapa paragraf memahami , memahami ,
dalam teks tertulis merefleksi merefleksi
atau teks visual beberapa beberapa
secara interaktif paragraf dalam paragraf dalam
teks tertulis atau teks tertulis
teks visual secara atau teks visual
interaktif berupa cerita
pendek/artikel/l
aporan/buku
Menulis- Menulis- Menulis- Menulis-
mempresentasikan mempresentasikan mempresentasik mempresentasi
secara responsif: an secara kan secara
peserta didik responsif: ekstensif:
mampu peserta didik peserta didik
menghubungkan mampu mampu
dan memaparkan menghubungkan memproduksi
kalimat ke dalam dan bahasa tulisan
paragraf pada memaparkan secara bebas
wacana terbatas, kalimat ke dalam dan mendalam
dan membuat paragraf pada serta mampu
urutan yang wacana terbatas, memaparkanny
terhubung secara dan membuat
39
logis dari dua atau urutan yang a dalam konteks
tiga paragraf terhubung secara sesuai tema
logis dari empat
atau lima
paragraf
40
Contoh 5: Elemen Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti
41
No Elemen Deskripsi
3 Gereja dan Pada elemen gereja dan masyarakat majemuk peserta
Masyarakat didik belajar tentang hidup bergereja dan
Majemuk bermasyarakat serta memahami tanggung jawab
terhadap gereja, bangsa dan negara. Peserta didik
memahami makna kehadiran gereja bagi umat Kristen
dan dunia serta mengkritisi berbagai bentuk pelayanan
gereja. Mensyukuri keragaman suku, budaya bangsa,
dan agama sebagai anugerah Allah. Mengembangkan
kehidupan harmonis dalam kehidupan bersama
melalui sikap terbuka, toleran, dan inklusif terhadap
sesama dalam masyarakat majemuk. Memahami
model-model dialog dan kerja sama antar umat
beragama dalam rangka moderasi beragama.
4 Alam dan Pada elemen alam dan lingkungan hidup, peserta didik
Lingkungan belajar membangun hubungan yang harmonis dengan
Hidup alam, memelihara dan melestarikan alam sebagai
wujud syukur kepada Allah. Pada elemen ini peserta
didik mensyukuri bahwa Allah Mahakuasa hadir
melalui alam ciptaan. Menyadari bahwa manusia diberi
tugas oleh Allah untuk mengolah dan memelihara alam
dengan mengkritisi tindakan manusia yang merusak
alam dan menerapkan sikap ugahari.
d. Materi Esensial
Materi Esensial dalam kurikulum merdeka adalah materi atau mata
pelajaran penting yang harus dikuasai dan dipahami oleh siswa dan materi
yang berkelanjutan yang ada pada semua jenjang kelas atau fase pendidikan.
Materi esensial ditemukan dan ditentukan oleh guru yang mengajar mata
pelajaran atau guru yang bersangkutan berdasarkan pada kompetensi dasar
yang harus benar dipahami, pada kurikulum merdeka telah dirancang dimana
guru telah mendesain capain pembelajaran, struktur kurikulum, alur
pembelajaran dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Proses belajar-
mengajar akan lebih fokus pada materi-materi esensial. Yaitu materi materi
yang dianggap pokok sehingga tidak memberatkan guru maupun siswa dalam
proses belajar mengajar.
Pemilihan materi esensial berdasarkan pada karakteristik mata
pelajaran pada setiap fase, analisis CP dan hasil dan karakteristik siswa,
sehingga pembelajaran lebih mendalam dikarenakan pembelajaran
intrakurikuler dilakukan secara terdiferensiasi yang mana peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan mendalami kompetensi.
42
Guru dapat merumuskan materi esensial dengan berdasarkan pada
hasil asesmen awal baik asesmen dalam pemahaman, gaya belajar atau bakat
dan minat. Asesmen awal pengetahuan siswa dapat menjadi dasar
menentukan materi esensial yang diberikan kepada siswa.
Capaian
Fase Eleman Keluasan Kedalaman
Pembelajaran
A Akidah Peserta didik ▪ Mengen Apa itu iman
mengenal rukun al rukun kepada Allah
iman kepada iman kenapa harus
Allah melalui ▪ Menyeb beriman kepada
nama-namanya utkan Allah apa bukti
yang agung rukun iman kepada
(asmaul husna) iman Allah
dan mengenal ▪ Menyeb
para malaikat utkan 5
dan tugas yang nama
diembannya. Allah
dalam
Asmaul
husna
43
C Akidah Peserta didik ▪ Menyeb ▪ Memahami
dapat mengenal utkan 10 makna
Allah melalui asmaul setiap nama
asmaul husna, husna dalam
memahami ▪ Memaha asmaul
keniscayaan mi rukun husan
peristiwa hari Iman ▪ Memahami
akhir, qadāʾ dan (iman apa itu qodo
qadr. kepada dan qodar
qodo ▪ Membedaka
dan n qodo dan
Qodar) qodar
▪ Apa bukti
iman kepada
qodo dan
qodar
Contoh 2: Keluasan dan kedalaman materi matematika pada fase A dan fase
C
Mata
Capaian
Fase Pelajaran/ Keluasan Kedalaman
Pembelajaran
Elemen
A Matematik Peserta didik ▪ Mengklasifikasi Memahami
a/ Geometri dapat mengenal bangun ruang macam-
berbagai bangun dan bangun macam
datar dan datar dengan bangun
bangun ruang, menggunakan datar dan
serta dapat benda konkret bangun
menyusun dan ▪ Mengidentifikasi ruang serta
mengurai bangun datar ciri-cirinya
bangun datar yang dapat
disusun
44
membentuk pola
pengubinan
▪ Menyusun
bangun-bangun
datar untuk
membentuk pola
pengubinan
F. Rangkuman
45
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan
peserta didik. Dengan model pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan
kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-
isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan Lil Alamin.
G. Materi Pendukung
1. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam nomor 3211 tahun 2022 tentang
Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum
Merdeka pada Madrasah yang dapat diakses pada laman
https://cendikia.kemenag.go.id/publik/buku_detail/722
46
content/uploads/2022/06/033_H_KR_2022-Salinan-SK-Kabadan-tentang-
Perubahan-SK-008-tentang-Capaian-Pembelajaran.pdf.
4. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 347 tahun 2022 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah, yang dapat diakses
pada laman https://cendikia.kemenag.go.id/publik/buku_detail/706
1. Petunjuk
a. Downloadlah Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam nomor 3211 tahun
2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
Kurikulum Merdeka pada Madrasah yang dapat diakses pada laman
https://cendikia.kemenag.go.id/publik/buku_detail/722
b. Downloadlah Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
033/H/Kr/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum
Merdeka, yang dapat diakses pada laman
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2022/06/033_H_KR_2022-Salinan-SK-Kabadan-tentang-
Perubahan-SK-008-tentang-Capaian-Pembelajaran.pdf.
c. Pahamilah komponen capaian pembelajarannya
d. Lakukanlah analisis capaian pembelajaran pada setiap fase
e. Pilihlah satu capaian pembelajaran pada satu atau dua fase
f. Tentukan fase, elemen, capaian pembelajaran serta keluasan dan kedalamnya
yang akan dilakukan analisis kemudian lakukanlah analisis.
2. Formulir
47
Rasionalitas Mata …
Pelajaran …
Tujuan Mata …
Pelajaran …
Karakteristik Mata …
Pelajaran …
Capaian dalam …
Setiap Fase Mata
Pelajaran …
Capaian dalam …
Setiap Fase Mata
Pelajaran …
menurut elemen
----------------------
Nama Mahasiswa
48
LK-2b: Analisis Capaian Pembelajaran, Fase, Elemen Keluasan dan Kedalaman
Capaian
Fase Eleman Keluasan Kedalaman
Pembelajaran
----------------------
Nama Mahasiswa
I. Referensi
Ardianti, Y., & Amalia, N. (2022). Kurikulum Merdeka: Pemaknaan Merdeka dalam
Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian, 6(3), 399–
407.
Azmi, F., & Iswanto, J. (2021). Merdeka Belajar. International Journal of Islamic
Education, Research and Multiculturalism, 3(3), 40.
Emery, K., Braselmann, S., & Gold, L. (2004). Freedom School Curriculum.
Education and Democracy, 402.
Kebudayaan, K. P. (2022). Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, RIset, dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum Dalam Pemulihan Pembelajaran. Kemendikbud
Ristek, 1–112.
Mulyasa. (2022). Menjadi Guru Penggerak Kurikulum Merdeka (2nd ed.). PT. Bumi
Aksara.
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 262/m/2022, tentang pedoman implementasi kurikulum
merdeka
49