Anda di halaman 1dari 40

MODUL 6

Anggaran Fleksibel

Prof. Dr. I Made Narsa, S.E., M.Si., Ak., CA.

\1-- J. PEND AH UL LIAN _

(0 ada modul sebelumnya, kita telah mempelajari bagaimana penyusunan


':Jr master anggaran yang terdiri atas anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Tujuan anggaran yang ditekankan pada modul 5 tersebut adalah
sebagai alat perencanaan manakala anggaran-anggaran tersebut disusun
dengan menggunakan suatu level aktivitas tertentu yang sudah ditentukan dari
awal dan nilainya cenderung naik secara konstan dari satu periode ke periode
lainnya. Konsep penyusunan anggaran yang digunakan untuk tujuan
perencanaan disebut Anggaran Statis.
Namun demikian, level yang dianggarkan tentu tidak selalu sama dengan
level aktual yang terjadi. Sehingga akan kurang adil apabila kinerja manajer
dinilai berdasarkan pencapaian aktual yang dibandingkan dengan level
aktivitas yang dianggarkan karena jumlah yang dianggarkan tidak tepat
dibandingkan dengan jumlah aktual yang diperoleh. Oleh karenanya, ketika
akan menilai kinerja seorang manajer, anggaran yang telah disusun
disesuaikan dengan tingkat aktual yang terjadi agar menjadi apple to apple.
Konsep penyusunan anggaran yang digunakan untuk tujuan penilaian kerja
disebut Anggaran Fleksibel. Dengan demikian, penting pula bagi perusahaan
untuk menyiapkan anggaran fleksibel untuk tujuan penilaian kinerja. Modul 6
ini menekankan fungsi anggaran sebagai alat penilaian kinerja.
Modul 6 ini memiliki dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar pertama akan
membahas mengenai Anggaran Fleksibel Konvensional. Selanjutnya, kegiatan
belajar kedua akan membahas mengenai Anggaran Fleksibel Berbasis
Aktivitas. Setelah membaca dan memahami modul ini, diharapkan Anda
dapat:
1. mengerti dan memahami perbedaan anggaran statis dan anggaran
fleksibel;
2. menyusun anggaran statis dan anggaran fleksibel untuk penilaian kinerja;
3. menyiapkan anggaran tleksibel dengan pendekatan tradisional;
4. menyiapkan anggaran fleksibel dengan pendekatan berbasis aktivitas.
6.2 AKUNTANSI MANAJEMEN e

KEGIATAN BELAJAR 1

Anggaran Fleksibel Konvensional

ANGGARAN STATIS DAN ANGGARAN FLEKSIBEL

Dari berbagai macam tujuan dan fungsinya, anggaran dapat digunakan


sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Untuk tujuan perencanaan,
perusabaan menyiapkan master anggaran yang didasarkan pada estimasi atau
perkiraan di level aktivitas tertentu. Contoh ilustrasi PT Abadi mengenai
penyusunan master anggaran di Modul 5, seluruhnya adalah menggunakan
pendekatan anggaran statis. Anggaran statis merupakan anggaran yang disusun
untuk level aktivitas tertentu.
Misalkan untuk anggaran penjualan PT Abadi yang ada di ilustrasi modul
sebelumnya, telah ditentukan bahwa anggaran penjualan disusun berdasarkan
ekspektasi unit penjualan sebanyak 5.700 unit untuk satu tahun. Tidak akan
disusun anggaran lain yang berdasarkan pada level aktivitas selain 5.700 unit
tersebut. Anggaran statis akan bergantung pada suatu level aktivitas tertentu
sehingga penggunaannya akan menjadi tidak tepat ketika ditujukan unruk
menyusun laporan kinerja. Dengankata lain, apabila laporan kinerja dilakukan
dengan pendekatan anggaran statis maka kos aktual akan dibandingkan dengan
kos anggaran pada level aktivitas yang dianggarkan. Sehingga, perlu bagi
perusahaan untuk menyusun anggaran fleksibel yang digunakan untuk tujuan
evaluasi kinerja. Apabila laporan kinerja dilakukan dengan pendekatan
anggaran fleksibel maka kos aktual akan dibandingkan dengan level aktivitas
aktualnya.
Terdapat satu terminologi yang harus dipahami terlebih dahulu dalam
memahami kaitan antara anggaran dengan fungsinya sebagai alat penilaian
kinerja, yakni variansi (variance). Variansi merupakan selisih yang muncul
antara basil aktual dengan yang dianggarkan, baik dalam bentuk level akti vitas
maupun kos. Variansi inilah yang akan menentukan bagaimana penilaian
k.inerja, apakah bersifat menguntungkan (favorable) ataupun tidak
menguntungkan (unfavorable).
Variansi dikatakan favorable apabila memiliki pengaruh meningkatkan
laba operasi, sedangkan variansi dikatakan unfavorable apabila memiliki
pengaruh menurunkan laba operasi. Sehingga dapat diambil tindakan korektif
yang tepat. Untuk memudahkan pemahaman, ditarnpilkan Gambar 6.1 berikut
e EKMA4314/MODUL 6 6.3

ini yang menggambarkan hubungan antara variansi anggaran statis dan


variansi anggaran fleksibel pada level kuantitas yang cliproduksi.

Flexible
Variance
__ } (fa,•orabre)

AnggaJ'ID
Kos Aktual Anggal'an Fleksibel
Statb
(Budgeted costs
(B~eted costs at actual
at,b,1ttJgdeil vol11me)
volume)

@ @
10.000 10.000
Unit Unit

Gambar 6.1
Hubungan antara Variansi Anggaran Statis dan Anggaran Fleksibel
Pada Level Aktivitas Kuantitas Aktual yang Diproduksi

1. Penyusunan Laporan Penilaian Kinerja dengan Menggunakan


Anggaran Statis
Pada kegiatan belajar I ini kita akan mempelajari mengenai anggaran
fleksibel, khususnya yang bersifat konvensional, atau seringkali disebut pu1a
tradisional. Namun sebelum masuk ke pembahasan mengenai hal tersebut,
akan disampaikan terlebih dahulu mengenai bagaimana penyusunan laporan
kinerja dengan menggunakan pendekatan anggaran statis. Seperti yang telah
disebutkan bahwa anggaran statis disusun didasarkan pada level aktivitas
tertentu yang telah ditentukan di awal.
Seringkali manajer menggunakan anggaran ini untuk membandingkan
jumlah aktual dengan jumlah yang dianggarkan. Nanti dapat kita lihat bahwa
pendekatan anggaran statis ini akan menjadi tidak adil apabila digunakan untuk
menilai kinerja Berikut akan ditunjukkan ilustrasi bagaimana analisis laporan
kinerja dengan rnenggunakan pendekatan anggaran statis. Ilustrasi berikut ini
melanjutkan informasi dari ilustrasi 2 hingga 5 pada Modul 5 mengenai
anggaran statis.
6.4 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Ilustrasi 1

lnformasi yang berkaitan dengan Anggaran lnformasi yang berkaitan dengan data aktual
Master: untuk kuartal pertama:
-Produksi yang dianggarkan untuk kuarter -Unit yang diproduksi: 1200 unit
pertama: 1.060 unit
-Bahan baku: -Kos bahan baku: Rp4.830.000
1 kaos polos @Rp3.000
5 ans tinta warna @Rp200
- Tenaga kerja: Kos tenaga kerja langsung Rp1 .500.000
0, 12 jam @Rp10000
-Overhead variabel
Pemeliharaan 0, 12 jam @Rp3750 Kos pemeliharaan: Rp535.000
Daya 0, 12 jam @Rp1250 Kos Daya: Rp170.000
-Overhead tetap
Grounds keeping Rp1 .200.000 per kuartal Grounds keeping: Rp1 .050.000
Depresiasi Rp600.000 per kuartal Depresiasi Rp600.000

Berdasarkan data tersebut, berikut ini adalah penyusunan laporan kinerja


dengan menggunakan dasar tingkat produksi yang dianggarkan (pendekatan
anggaran statis).

Jawaban:

Aktual Anggaran Variansi


Unit yang diproduksi 1.200 1.060 140 Favorable
Kos bahan baku 4.830.000 4.240.000 a 590.000 Unfavorable
Kos tenaga kerja 1.500.000 1.272.000 b 228.000 u
Overhead variabel
Pemeliharaan 535.000 477.000 c 58.000 u
Daya 170.000 159.000 d 11.000 u
Overhead tetap
Grounds keeping 1.050.000 1.200.000 - 150.000 F
Depresiasi 600.000 600.000
RQ8.685.000 RQ7.948.000 RQ737.000 u
a Unit yang Dianggarkan (Kos Kaos polos + Kos Tinta) = 1.060 [(Rp3.000 x 1
Kaos) + (Rp200 x 5 ons))
b Unit yang Dianggarkan (Rp 4.000 x 1.000 unit)
c Unit yang Dianggarkan (Rp. 10.000 per jam TKL x 0, 12 Jam TKL Per unit)
d Unit yang Dianggarkan (Rp 1.200 x 1.000 unit)
e EKMA4314/MODUL 6 6.5

Ilustrasi 1 tersebut merupakan anggaran yang berkaitan dengan kos yang


dikeluarkan saat melakukan produksi. Tentu saja dapat dilogika bahwa apabila
kos aktual nantinya lebih rendah daripada yang dianggarkan akan terjadi
variansi yang bersifat favorable. Sebaliknya, apabila kos aktual lebih tinggi
dibandingkan yang dianggarkan maka variansi akan bersifat unfavorable.
Berdasarkan Ilustrasi 1 tersebut, variansi unfavorable terjadi untuk bahan
baku, tenaga kerja langsung, pemeliharaan dan daya. Nam.un, apakah menjadi
adil apabila penilaian kinerja atas kos produksi dilakukan dengan
membandingkan anggaran yang level kuantitasnya berbeda dengan level
kuantitas aktual? Pada ilustrasi tersebut, diketahui bahwa unit yang
dianggarkan akan diproduksi adalah sebesar 1.060, namun unit yang
diproduksi sebenarnya adalah sebesar 1.200 unit. Jelas saja kos yang timbul
untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel untuk level
aktual akan lebih besar dibandingkan level yang dianggarkan karena
keseluruban kos tersebut bersifat variabel. Seperti yang telah kita pelajari
bahwa kos variabel adalah kos yang akan meningkat seiring dengan
meningkatnya unit yang diproduksi. Meskipun dilakukan upaya penekanan
dan pengendalian yang ketat pada pengeluaran kos untuk level sebanyak 1.200
unit, tetap akan muncul variansi unfavorable untuk kos yang bersifat variabel.
Oleh karenanya, agar menjadi apple to apple, agar penilaian kinerja dilakukan
dengan adil, serta agar laporan penilaian kinerja bermakna sesuai apa adanya,
sudah seharusnya perbandingan antara kos aktual dan kos anggaran dilakukan
pada level aktivitas yang sama.
Selain menimbulkan ketidakadilan, penggunaan anggaran statis untuk
penilaian kinerja seringkalijuga menimbulkan perilaku yang menyimpang dari
manajer. Misal untuk kegiatan produksi, rnanajer produksi dengan sengaja
memproduksi unit yang lebih sedikit daripada unit yang telah dianggarkan agar
kos aktual yang ditirnbulkan lebih rendah. Misal, alih-alih memproduksi t-shirt
sebanyak 1.060 unit, maka manajer produksi lebih memilih untuk
memproduksi sebanyak 1.000 unit. Dengan kos aktual yang lebih rendah,
maka variansi bersifatfavorable dan kinerja manajer produksi bersangkutan
dinilai baik- meskipun harusnya tidak.
6.6 AKUNTANSI MANAJEMEN e

2. Anggaran Fleksibel Fungsional/Tradisional/Konvensional


Penggunaan anggaran fleksibel untuk penilaian kinerja memungkinkan
perusahaan untuk menyesuaikan tolak ukur agar mencerminkan kos yang
direncanakan pada level aktivitas aktualnya dan bahkan pada rentang aktivitas
berapa pun. Terdapat dua tipe dari anggaran fleksibel:
a. SebeJum fakta ( before-the-fact):anggaran yang dibuat pada berbagai level
aktivitas.
b. Sesudah fakta (after-the-fact): anggaran yang dibuat pada level aktual.

Anggaran fleksibel sebelum fakta memungkinkan manajer untuk


menghasilkan informasi keuangan pada berbagai skenario yang
memungkinkan sehingga manajer mampu menentukan efeknya terhadap kos
atas berbagai leveJ output yang bervariasi. Anggaran fleksibel sesudab fakta
digunakan untuk menghitung berapa kos yang seharusnya rnuncul pada level
aktivitas yang sebenarnya. Kos ekspektasi tersebut, kemudian dibandin.gkan
dengan kos aktual untuk menentukan penilaian kinerja. Tindakan korektif akan
segera dieksekusi setelah ditemukan adanya variansi yang bersifat
unfavorable. Di sinilah peran penting lain dari anggaran fleksibel karena
secara berkala mampu menyediakan umpan balik positif yang diperlukan
manajer agar berkinerja lebih baik lagi. Berikut akan ditampilkan ilustrasi
penyusunan anggaran fleksibel before-the-fact.

Ilustrasi 2
Berikut adalah informasi yang berkaitan dengan persiapan penyusunan
anggaran fleksibel before-the-fact:
Tingkat Output : 1.000, 1.200, dan 1.400
Bahan:
1 kaos polos @Rp 3.000
5 ons tinta @ Rp 200 per ons
Tenaga Kerja:
0,12 Jam @Rp 10.000
Overhead Variabel:
Pemeliharaan: 0,12 Jam @Rp 3.750
Daya: 0, 12 Jam@Rp 1.250
Overhead Tetap:
Pemeliharaan Tanah: Rp 1.200.000 Per Kuartal
Penyusutan: Rp 600.000 Per Kuartal
e EKMA4314/MODUL 6 6.7

Berdasarkan data di atas, Anda diminta untuk menyiapkan anggaran tiga level
output yakni: 1.000, 2.000, dan 1.400 Unit.

Jawaban:

Kos Variabel Rentang Produksi


Kos Produksi Per Unit 1.000 1.200 1.400
Variabel:
Bahan Baku Langsung 4.000 a 4.000.000 b 4.800.000 5.600.000
Tenaga Kerja Langsung 1.200 c 1.200.000 d 1.440.000 1.680.000
VOH:
Pemeliharaan 450 e 450.000 r 540.000 630.000
Daya 150 g 150.000 h 180.000 210.000
Total Kos Variabel 5.800 5.800.000 6.960.000 8.120.000
FOH
Pemeliharaan Tanah 1.200.000 1.200.000 1.200.000
Depresiasi 600.000 600.000 600.000
Total Kos Tetap 1.800.000 1.800.000 1.800.000
Total Kos Produksi 7.600.000 8.760.000 9.920.000

a Kaos polos + Biaya Tinta = [(Rp3.000 x 1 Kaos) + ( Rp 200 x 5 ons)]


b (Rp4.000 x 1.000 unit)
c (Rp10.000 per jam TKL x 0, 12 Jam TKL Per unit)
d (Rp1 .200 x 1.000 unit)
e (R3. 750 x 0, 12 Jam TKL Per unit)
t (Rp450 x 1.000 Unit)
g (Rp1 .250 per jam TKL x 0, 12 jam TKL per unit)
h (Rp150 x 1.000 unit)

Dapat kita lihat pada Ilustrasi 2 di atas bahwa seiring terjadi peningkatan
pada level produksi maka kos produksi juga ikut meningkat. Hal tersebut
dikarenakan kos variabel akan meningkat mengikuti peningkatan yang terjadi
pada level produksi. Karena itulah, seringkali anggaran fleksibel disebut juga
anggaran variabel. Sedangkan untuk kos overhead tetap nilainya akan sama
terns berapa pun level produksinya.
Selanjutnya, mari kita analisis bagaimana perubahan yang terjadi padakos
per unit di masing-masing level produksi. Untuk unit sebanyak 1.000 unit, kos
produksi adalah sebesar Rp7,6 (Rp7.600.000: 1.000 unit). Berikutnya untuk:
unit sebanyak l .200 unit dan 1.400 unit, berturut-turut kos per unitnya adalah
Rp7,3 dan Rp7,08. Dapat disimpulkan, seiring dengan meningkatnya level
6.8 AKUNTANSI MANAJEMEN e

produksi, justru total kos produksi per unit semakin turun. Hal tersebut
dikarenakan semakin kos yang bersifat tetap menanggung semakin banyak
unit.
Selanjutnya, manajer dapat menyusun anggaran fleksibel after-the-fact.
Mengingat contoh di bagian sebelumnya diceritakan bahwa PT Abadi
berencana untuk memproduksi 1.060 unit, sehingga anggaran pun dibuat pada
level 1.060. Padahal kenyataannya PT Abadi memproduksi 1.200 unit. Maka
tidak masuk akal apabila penilaian kinerja dilakukan dengan mernbandingkan
kos yang terjadi pada level 1.060 serta 1.200. Berikut akan ditampilkan
ilustrasi penyusunan anggaran fleksibel tipe kedua, yakni after-the-fact yang
mana digunakan sebagai input dari laporan penilaian kinerja,

Ilustrasi 3
Berikut adalah informasi yang berkaitan dengan persiapan penyusunan
anggaran fleksibel after-the-fact yang digunakan untuk menyusun laporan
penilaian kinerja. Gunakan informasi dan jawaban yang telab disediakan di
Ilustrasi I dan 2 sebelumnya yakni mengenai kos aktual dan kos anggaran
untuk level aktivitas produksi sebanyak 1.200 unit. Berikut adalah informasi
terkait hal tersebut.

Kos Aktual Kos yang Dianggarkan


Unit Diproduksi
1.200 1.200
Biaya Bahan Baku Langsung 4.830.000 4.800.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 1.500.000 1.440.000
YOH:
Pemeliharaan 535.000 540.000
Daya 170.000 180.000
FOH:
Pemeliharaan Tanah 1.050.000 1.200.000
Depresiasi 600.000 600.000

Berdasarkan data tersebut, Anda diminta untuk menyiapkan laporan


kinerja dengan berdasarkan anggaran fleksibel after-the-fact yakni
membandingkan kos aktual dengan kos yang dianggarkan pada tingkat
akti vitas aktual.
e EKMA4314/MODUL 6 6.9

Jawaban:

Unit yang Diproduksi Aktual Anggaran Variansi


1.200 1.200 0 F
Biaya Produksi :
Bahan Baku Langsung 4.830.000 4.800.000 30.000 U

Tenaga Kerja Langsung


1.500.000 1.440.000 60.000 U

VOH:
Pemeliharaan 535.000 540.000 (5.000) F
Daya 170.000 180.000 (10.000) F

Total Biaya Variabel 7.035.000 6.960.000 75.000 U

FOH:
Pemeliharaan Tanah 1.050.000 1.200.000 (150.000) F
Depresiasi 600.000 600.000 (0)

Total Biaya T etap 1.650.000 1.800.000 (150.000) F


Total Biaya Produksi 8.685.000 8.760.000 (75.000) F

Dapat kita lihat bahwa penilaian kinerja yang disusun dengan


menggunakan anggaran fleksibel after-the-fact di atas, akan menjadi apple-
to-apple karena kos yang berkaitan dengan aktivitas tersebut sama-sama
dianalisis bagaimana perbedaannya pada level yang sama, yakni 1.200 unit.
Bandingkan tabel pada Ilustrasi 3 ini dengan tabel pada Ilustrasi 1. Ilustrasi 1
menampilkan hasil penilaian kinerja apabila yang digunakan adalah Anggaran
Statis. Seluruh komponen kos produksi tersebut, hasil yang diperoleh adalah
varians yang unfavorable kecuali untuk overhead tetap grounds keeping.
Sedangkan setelah dilakukan penyusunan laporan kinerja dengan
menggunakan anggaran fleksibel, ternyata hanya kos bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung yang menghasilkan varians yang unfavorable. Dapat
kita pahami babwa apabila kinerja dinilai dengan menggunakan anggaran
statis maka akan menjadi tidak adil bagi manajer bersangkutan karena
6.10 AKUNTANSI MANAJEMEN e

perbandingan antara aktual dan yang dianggarkan dilakukan pada level ouput
yang berbeda.
Lantas apa makna dari masing-masing hasil variansi tersebut? Varians
unfavorableyang terjadi pada bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
memberikan petunjuk bahwa kos per unit untuk baban baku langsung dan
tenaga kerja langsung lebih tinggi secara aktualnya dibandingkan
anggarannya. Namun demikian, varians yang terjacli jumlahnya tidak terlalu
besar, sehingga mungkin tindakan korektif yang dieksekusi tidak terlalu
darurat untuk dilakukan. Misalkan varians yang terjadi besar, maka manajer
tingkat atas barus segera mencari akar penyebabnya dan memberikan tindakan
korektif agar dike depannya tidak timbul varians unfavorable. Misalkan bisa
j adi manaj er produksi kurang baik dalam melakukan pengumpulan informasi
kos bahan baku dari beberapa pilihan vendor atau tidak memperhatikan tenggat
waktu pembayaran yang menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan
untuk memperoleh diskon pembelian.
Dengan demikian, anggaran fleksibel menyediakan informasi berk.enaan
dengan efisiensi seorang manajer, yakni seberapa baik manajer tersebut
mengendalikan kos pada level aktual. Lalu apak.ah anggaran statis tidak
berguna sama sekali dalam penilaian kinerja? Tentu tidak. Anggaran statis
dapat digunakan pula untuk menilai efisiensi dari seorang manajer. Dengan
anggaran statis kita dapat mengetahui apakah seorang manajer telah mencapai
targetnya karena anggaran statis menggambarkan tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Manajer dikatakan efektif apabila ia mampu mencapai atau
rnelebihi target unit yang telah ditetapkan. Misalkan untuk kasus PT Abadi
yang ada di Modul sebelumnya, perusahaan menargetkan manajer bagian
produksi untuk memproduksi sebanyak 1.060 unit, sedangkan aktualnya
temyata yang diproduksi adalah 1.200 unit. Artinya manajer mampu
memanfaatkan kapasitas menganggur semaksimal mungkin karena dengan
prediksi kapasitas yang sama, tingkat produksi melebihi yang direncanakan.
Perlu diingat bahwa anggaran fleksibel (before-the-factdan after-the-fact)
yang dimaksud pada kegiatan belajar ini merupakan anggaran fleksibel dengan
pendekatan tradisional atau fungsional. Anggaran fleksibel dengan berbasis
aktivitas akan dibahas pada kegiatan belajar selanjutnya.
e EKMA4314/MODUL 6 6.11

~,
-
-- -~
-..,,-
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

I) Mengapa anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian kinerja?


2) Apa perbedaan antara anggaran statis dan anggaran fleksibel?
3) Apa maksud dari variansi yangfavorable dan unfavorable?
4) Mana yang tepat digunakan untuk penilaian kinerja antara anggaran statis
dan anggaran fleksibel? Mengapa?
5) Apa perbedaan antara anggaran fleksibel before-the-factdan after-the-
/act?
6) PT Top sedang mempersiapkan anggaran kuartalan pada tiga jenis level
output yang berbeda (diukur dalam unit), yakni masing-masing sebanyak
2.000, 2.500, dan 3.000 unit.
Berikut adalah informasi yang berkaitan dengan input untuk memproduksi
unit tersebut:

Baban Baku Overhead V ariabel


Ins eksi 0,2 iam
Proses emesanan 0,3 · am
Tena a Keria Overhead Teta
0,5 iam Sewa R 15.000.000 er kuartal
Utilitas Rp3.000.000 per kuartal

Pertanyaan: Berdasarkan data tersebut, susunlah anggaran fleksibel


fungsional untuk level output: 2.000, 2.500, dan 3 .000 unit.
7) City of Stars Co. n1emiliki informasi berikut ini:
Data Anggaran Master: Data Aktual:
Tingkat produksi yang dianggarkan: 4.000 unit 3.800 unit
Bahan baku langsung:
3 pon @Rp600 per pon Rp6.800.000
Tenaga kerja langsung:
0,5 jam @Rpl6.000 per jam Rp30.500.000
Overhead variabel
6.12 AKUNTANSI MANA.JEMEN e

0,5 jam @Rp2.200 Rp4.200.000


Overhead tetap
Penanganan bahan baku Rp6.200.000 Rp6.300.000
Depresiasi Rp2.600.000 Rp2.600.000

Pertanyaan: a). Susunlah anggaran fleksibel atas jumlah yang dianggarkan


untuk masing-masing kategori kos pada level unit yang dianggarkan sebanyak
4.000 unit; b). Siapkan laporan penilaian kinerja menggunakan dasar level
produksi yang dianggarkan (Anggaran Statis); c). Analisislah hasil nomor b
tersebut. Menurut Anda adilkah apabila manajer yang berhubungan dengan
aktivitas produksi tersebut dinilai kinerjanya berdasarkan cara seperti itu?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Untuk menjawab soal latihan nomor 1 Anda harus membaca dan


memahami bagian Pendahuluan dalam Kegiatan Belajar 1 ini.
2) Untuk menjawab soal latihan nomor 2 Anda harus membaca dan
rnemahami bagian Anggaran Statis dan Anggaran Fleksibel dalam
Kegiatan Belajar 1 ini.
3) Untuk menjawab soal latihan nomor 3 Anda harus membaca dan
memahami bagian Anggaran Statis dan Anggaran Fleksibel dalam
Kegiatan Belaj ar 1 ini.
4) Untuk menjawab soal latihan nomor 4 Anda harus membaca dan
memahami bagian Anggaran Statis dan Anggaran Fleksibel serta
Penyusunan Laporan Kinerja dengan Menggunakan Anggaran Statis
dalam Kegiatan Belajar 1 ini.
5) Untuk menjawab soal latihan nomor 5 Anda harus membaca dan
memahami bagian Anggaran Fleksibel
Fungsional/Tradisional/Konvensional dalam Kegiatan Belajar 1 ini.
6) Cocokkan jawaban Anda denganjawaban berikut ini.
e EKMA4314/MODUL 6 6.13

Tingkat Produksi {dalam unit}


Kos
Kos produksi variabel
per unit 2.000 2.500 3.000
Variabel:
Bahan Baku 26.000 a 52.000.000 b 65.000.000 78.000.000
Tenaga Ke~a langsung 5.000 c 10.000.000 d 12.500.000 15.000.000
VOH
lnspeksi 2.000 e 4.000.000 1 5.000.000 6.000.000
Proses pemesanan 1.500 g 3.000.000 h 3.750.000 4.500.000
Total kos VOH 34.500 69.000.000 86.250.000 103.500.000
FOH:
Sewa 15.000.000 15.000.000 15.000.000
Utilitas 3.000.000 3.000.000 3.000.000
Total kos FOH 18.000.000 18.000.000 18.000.000
Total kos produksi 8Z.OQQ,QQQ jQ4.25Q.QQQ 121 .5QQ.QQQ

Keterangan Penghitungan:
a (3 x Rp6.000) + (4 x Rp2.000)

b (Rp26.000 x 2.000)

c (0,5 x Rp I 0.000)

ct (Rp5.000 x 2.000)

e (0,2 x Rpl0.000)

f (Rp2.000 x 2.000)

g (0,3 x Rp5.000)
h (Rp 1.500 x 2.000)

7) Cocokkan jawaban Anda dengan jawaban berikut ini:


a) Anggaran Statis untuk level Produksi sebanyak 4.000 unit
6.14 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Kos Tingkat Produksi (dalam unit)


variabel
Kos produksi per unit 4.000
Variabel:
Bahan Baku 1.800 a 7.200.000 d

Tenaga Kerja langsung 8.000 b 32.000.000 e

Overhead Variabel l.] 00 c 4.400.000 r


Overhead Tetap
Penanganan BB 6.200.000
Depresiasi 2.600.000
Total kos produksi 52.400.000
Keterangan P enghitungan:
a (3 X Rp6.000)
b (0,5 x Rp 16.000)

c (0,5 x Rp2.200)

d (1.800 x Rp4.000)

e (8.000 x Rp4.000)

r (1.100 x Rp4.000)

b) Laporan Penilaian Kinerja dengan menggunakan level produksi


anggaran sebagai dasar (Pendekatan Anggaran Statis)
A.ktual Anggaran Variansi
Unit yang diproduksi
3.800 4.000 (200) U
Kos produksi
Bahan Baku 6.800.000 7.200.000 (400.000) F
Tenaga Kerja langsung 30.500.000 32.000.000 (1.500.000) F
Overhead V ariabel 4.200.000 4.400.000 (200.000) F
Overhead Tetap
Penanganan BB 6.300.000 6.200.000 100.000 U
Depresiasi 2.600.000 2.600.000 OF
Total kos produksi 50.400.000 52.400.000 (2.000.000) F

c) Berdasarkan laporan kinerja yang telah disusun di atas - dengan


pendekatan anggaran statis - tingkat produksi aktual lebih kecil
e EKMA4314/MODUL 6 6.15

dibandingkan tingkat produksi yang dianggarkan sehingga artinya


manajer tersebut tidak mampu memenuhi target yang telah ditentukan
oleh perusahaan tersebut. Oleh karenanya variansi yang .muncul
bersifat unfavorable. Sedangkan terkait kinerja atas komponen kos
produksi, keseluruhannya menghasilkan varians yang bersifat
favorable, kecuali untuk komponen kos overhead tetap penanganan
bahan baku. Hal tersebutjelas saja terjadi karena unit yang diproduksi
aktual lebih rendah dibandingkan unit produksi yang dianggarkan,
sehingga kos-kos yang bersifat variabel akan lebih rendah pada
tingkat produksi 3.800 unit. Penilaian kinerja akan menjadi tidak adil
bagi manajer bersangkutan, karena menguntungkan rnanajer tersebut.
Ia menjadi salah dinilaifavorable padahal ia tidak mampu memenuhi
target produksi yang telah ditentukan.

~DJ RANG KUMAN _

Anggaran Statis dianggap kurang tepat untuk digunakan sebagai alat


penilaian kinerja karena anggaran statis akan membandingkan kos aktual
yang terjadi dengan kos yang dianggarkan pada level aktivitas yang tidak
sama. Akibatnya penilaian kinerja menjadi tidak adil serta menimbulkan
peluang kesengajaan dari sisi manajer untuk tidak mengeksekusi
tindakannya sesuai dengan telah ditetapkan oleh perusahaan.
Anggaran fleksibel mampu memenuhi kebutuhan tersebut, dimana
nanti perbandingan yang dilakukan antara kos aktual dengan kos yang
dianggarkan dilakukan pada level aktivitas yang sama. Selisih yang
muncul antara basil aktual dengan basil anggaran disebut variansi.
Variansi itu sendiri bisa bersifat.favorable maupun unfavorable. Terdapat
dua tipe anggaran fleksibel yakni before-the-fact dan after-the-fact.
Anggaran fleksibel before-the-fact memungkinkau manajer untuk
menyusun anggaran pada beberapa kemungkinan skenario level aktivitas
berapa pun dan dilihat pengaruhnya terhadap basil keuangan, sedangkan
anggaran fleksibel after-the-fact dibuat pada level aktual sehingga
diketahui berapa seharusnya kos yang keluar pada level aktualnya.
6.16 AKUNTANSI MANA.JEMEN e

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Untuk membantu menilai kinerja, manajer sebaiknya menggunakan ....


A. master anggaran
B. anggaran statis
C. continuous budget
D. anggaran fleksibel

2) Untuk menghasilkan suatu laporan kinerja yang bermakna maka


sebaiknya kos aktual dan kos yang dianggarkan diperbandingkan pada
level aktivitas ....
A. aktual
B. rata-rata
C. yang dianggarkan
D. rmngguan

3) Berikut ini yang bukan merupakan pemyataan yang tepat adalah:


A. anggaran statis menyediakan kos ekspektasi pada suatu level aktivitas
tertentu. Apabila level produksi aktual dari aktivitas berbeda dengan
level produksi yang dianggarkan, maka membandingkan antar
keduanya rnerupakan hal yang masuk akal.
B. anggaran fleksibel rnembagi kos menjadi dua tipe berdasarkan
perilakunya, yakni yang pertama adalah kos yang akan bervariasi
dengan jumlah unit yang diproduksi, serta kedua adalah yang tidak
bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
C. terdapat dua tipe pengaplikasian dari anggaran fleksibel yakni before-
the-fact dan after-the-fact.
D. mengetahui hasil dari anggaran fleksibel bertipe after-the-fact akan
memungkinkan manajer untuk men.gevaluasi efisiensi dengan
membandingkan kos aktual dengan kos yang dianggarkan yang
seharusnya pada level produksi aktualnya.

4) Untuk membantu melakukan penilaian pekerjaan maka manajer


seharusnya menggunakan ....
A. anggaran statis
B. anggaran master
C. anggaran fleksibel before-the-fact
D. tidak ada jawaban yang tepat
e EKMA4314/MODUL 6 6.17

5) Untuk membantu manajer mengatasi ketidakpastian rnaka sebaiknya


manajer menggunakan ....
A. anggaran statis
B. anggaran master
C. anggaran fleksibel before-the-fact
D. tidak adajawaban yang tepat

6) Perusahaan yang membandingkan kos variabel aktual pada level produksi


10.000 unit dengan total kos variabel yang dihasilkan dari anggaran statis
atas level produksi 9. 000 unit maka yang ditemui adalah ....
A. tidak ada varians yang muncul
B. muncul varians yang bersifatfavorable
C. muncul varians yang bersifat unfavorable
D. tidak ada jawaban yang tepat

Gunakan informasi berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 7-10.


PT Chocolatoks bergerak pada industry dairy. Salah satu produk andalannya
adalah choco-almond-capucip. Berikut adalah informasi yang berkaitan
dengan input untuk memproduksi produk tersebut.

Bahan Baku Overhead V ariabel


2 pon kacang almond @Rp5.000 Inspeksi O, 4 jam @Rp 15. 000
3 pon coklat @Rp2.000 Proses pemesinan 0,5 jam@Rp4.000
I pon cappuccino @Rp1500
Tenaga Kerja Overhead T etap
0,5 jam @Rp20.000 Sewa Rpl0.000.000 per kuartal
Utilitas Rp2.5000.000 per kuartal

7) Berdasarkan data tersebut, apabila Anda diminta untuk menyusun


anggaran fleksibel fungsional kuartal, maka total anggaran kos produksi
yang diperlukan untuk memproduksi 1.000 unit pada kuartalan pertama
adalah?
A.. Rp35.500.000
B. Rpl2.500.000
C. Rp48.000.000
D. Rp27.500.000
6.18 AKUNTANSI MANAJEMEN e

8) Berikut ini merupakan pernyataan yang tepat, kecuali ....


A. Total kos overhead tetap akan sama terns di kuartal berapa pun yakni
sebesar Rpl2.500.000
B. Apabila perusahaan berencana untuk memproduksi 2.000 unit pada
kuartal pertama maka, total kos overhead variabel sebesar
Rp71.000.000
C. Kos bahan baku langsung per unit adalah sebesar Rpl 7.000
D. Kos produksi variabel untuk 2.000 unit akan lebih besar dibandingkan
untuk 1. 000 unit

9) Berikut ini adalah basil yang paling tepat mengenai rincian anggaran kos
produksi yang akan dikeluarkan jika perusahaan berencana memproduksi
2.500 unit pada kuartal pertama, berturut-turut untuk kos variabel bahan
baku langsung; kos variabel tenaga kerja langsung; kos overhead variabel;
kos overhead tetap adalah ( dalam satuan rupiah) ....
A. 25.000.000; 43.750.000; 20.500.000; 12.500.000
B. 35.750.000; 25.000.000; 88.750.000; 12.500.000
C. 43.750.000; 25.000.000; 20.500.000; 10.000.000
D. 43.750.000; 25.000.000; 20.000.000; 12.500.000

10) Pernyataan berikut ini adalah tidak tepat kecuali ....


A. total anggaran kos bahan baku langsung untuk produksi sebanyak
1.000, 1.500, dan 2.500 unit berturut-turut adalah sebesar 16.000.000,
28.500.000. 35.750.000
B. total kos overhead tetap akan bervariasi dengan semakin
meningkatnya j umlah unit yang diproduksi
C. total kos produksi untuk produksi sebanyak 2.000 unit adalah sebesar
l O 1.250.000
D. anggaran kos produksi per unit untuk tingkat produksi sebanyak
3.000 unit adalah Rp39.667
e EKMA4314/MODUL 6 6.19

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglahjawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Bela jar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = ----------- x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89o/o = baik
70 - 79°/o = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di ba:wah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
6.20 AKUNTANSI MANAJEMEN e

KEGIATAN BELAJAR 2

Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas

rfn ada kegiatan belajar sebelumnya, kita telah mernpelajari bagairnana


':!r pendekatan tradisional/konvensional/fungsional dalam rnenyusun
anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel yang disusun dengan pendekatan
tersebut menekankan pada penggunaan pemicu tuuggal yang bersifat unit-
related seperti jam tenaga kerja langsung yang digunakan pada ilustrasi-
ilustrasi di kegiatan belajar sebelumnya.
Pada kegiatan belajar kali ini kita akan mempelajari mengenai anggaran
fleksibel yang disusun dengan pendekatan berbasis aktivitas. Dengan berbasis
pada aktivitas, artinya pemicu yang digunakan tidak hanya menggunakan
pemicu tunggal yang bersifat unit-related namun juga yang bersifat non unit-
related. Hal tersebut sama persis dengan konsep mengenai activity-based
costing yang telah dipelajari di Modul 3.

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK DARI ANGGARAN


BERBASIS AKTIVIT AS

Anggaran berbasis aktivitas merupakan anggaran yang didasarkan pada


aktivitas dan pemicu kos yang digunakan untuk rnenyiapkan anggaran
berkaitan dengan aktivitas itu sendiri. Umumnya, perusahaan yang telah
menerapkan activity-based costing (ABC) akan menerapkan pula sistem
anggaran berbasiskan aktivitas.
Anggaran berbasis fungsional yakni yang telah dijelaskan di kegiatan
belajar sebelurnnya, memiliki karakteristik: 1) pengestimasian pendapatan dan
biaya per unit-unit organisasional seperti departemen dan pabrik; 2)
penggunaan pemicu kos tunggal yang bersifat unit-related seperti jam mesin
dan jam tenaga kerja langsung. Sedangkan anggaran berbasis aktivitas
(activity-based budgeting - untuk selanjutnya disebut ABB rnerniliki
karakteristik: I) pengestimasian pendapatan dan biaya per aktivitas
dibandingkan per departemen dan pabrik; 2) penggunaan pemicu kos baik
yang bersifat unit-related rnaupun nonunit-related. Penekanan utama pada
ABB adalah pengestimasian kebutuhan yang diperlukan untuk masing-masing
aktivitas, kemudian menentukan berapa sumber daya yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas tersebut. Apa maksudnya?
e EKMA4314/MODUL 6 6.21

Pada anggaran berbasis fungsional atau tradisional, langkah awal diawali


dengan penyusunan anggaran bahan bak:u langsung dan tenaga kerja langsung.
Tidak ada perbedaan dalam hal tersebut. Mengapa? Karena bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung merupakan jenis kos produksi yang
jumlahnya dapat ditelusuri langsung ke produk dengan mudah.
Lantas, dimana letak perbedaannya? Perbedaan utama antara anggaran
fungsional dengan anggaran berbasis aktivitas adalah pada proses penyusunan
anggaran overhead dan anggaran kos penjualan dan administratif. Alasannya
berkebalikan dengan alasan untuk kos bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Kos overhead dan kos penjualan serta administratif merupakan jenis
kos yang jumlahnya tidak dapat ditelusuri langsung dengan mudah ke produk.
Dengan pendekatan basis fungsional, kos-kos tersebut diklasifikasikan
berdasarkan perilakunya (kos variabel atau kos tetap) yang ditentukan dengan
menggunakan dasar pemicu kos berupa ukuran unit output produksi atau
output penjualan. Selain itu juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kelompok
departemennya yang kemudian seluruh nilainya diakumulasi menjadi suatu
anggaran overhead master. Misal, master anggaran kos overhead depresiasi
merupakan penjumlahan kos overhead depresiasi dari seluruh departemen.
Dengan pendekatan berbasis aktivitas, kos overhead; penjualan; dan
administratif juga akan diidentifikasi berdasarkan perilak:unya (tetap atau
variabel), namun bedanya, dalam menentukan suatu kos berdasarkan
perilakunya tersebut yang digunakan bukan sekedar pemicu kos berupa unit
output produksi atau penjualan, melainkan berupa pemicu kos yang berkaitan
langsung dengan aktivitas yang telah diklasifikasikan. Misalkan, kos yang
dianggarkan untuk aktivitas pembelian bahan baku maka pemicu kos (cost
driver) yang digunakan adalahjurnlah berapa kali order pembelian dilakukan.
Pendekatan apapun yang berbasis aktivitas, akan mendukung terjadinya
perbaikan berkelanjutan. Seperti yang telah dipelajari pada moduJ mengenai
ABC, kita mempelajari bahwa kos tidak akan timbul tanpa adanya aktivitas
karena aktivitas itulah yang mengkonsumsi sumber daya. Activity-Based
Costing merupakan dimensi kos dari Activity-Based Management. Activity-
Based Budgeting dapat digunakan sebagai alat pengurang kos melalui
pengeliminasian aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah serta
meningkatkan efisiensi aktivitas yang bernilai tambah.
6.22 AKUNTANSI MANA.JEMEN e

1. Anggaran Statis Berbasis Aktivitas


Sebelum membahas lebih Ianjut mengenai bagaimana penyusunan
anggaran fleksibel berbasis aktivitas, akan dibahas dulu bagaimana
penyusunan anggaran statis berbasis aktivitas. Sama halnya seperti yang telah
kita pelajari di modul sebelumnya mengenai penyusunan anggaran statis
berbasis fungsional, anggaran statis berbasis aktivitas juga dimulai dengan
penyusunan anggaran penjualan dan anggaran produksi dengan proses yang
sama.
Anggaran statis berbasis aktivitas sering digunakan oleh manajer untuk
mendapatkan gambaran kasar mengenai pencapaian aktual apa telah terjadi
sesuai rencana, namun akan menjadi tidak apple-to-apple karena nilai aktual
konsumsi sumber daya dibandingkan dengan nilai anggaran konsumsi sumber
daya yang seringkali tidak berada pada level konsumsi yang sama. Ilustrasi
berikut ini akan menampilkan bagaimana penyusunan anggaran statis berbasis
aktivitas untuk aktivitas pembelian bahan baku.

Ilustrasi 4
Berikut adalah informasi yang dibutuhkan.
1. Pemrintaan pesanan pembelian berdasarkan permintaan kebutuhan bahan
adalah 15.000 kali pesanan pembelian.
2. Sumber daya yang dibutuhkan untuk aktivitas pembelian.
a. Luna agen pembelian, masing-masing mampu mengolah 3.000
pesanan per tahun; gaji masing-masing adalah sebesar Rp40.000.000.
b. Perlengkapan (formulir, kertas, perangko, amplop dll); diprediksikan
akan rnenghabiskan kos Rp l .000 per pesanan pembelian.
c. Depresiasi peralatan-peralatan kantor Rp5.000.000 per tahun.
d. Sewa dan Utilitas Ruang kantor Rp6.000.000.

Berdasarkan data di atas, Anda diminta untuk menyusun anggaran statis


berbasis aktivitas untuk aktivitas pembelian tersebut. Dengan menggunakan
pendekatan berbasis aktivitas maka anggaran statis pembelian adalah sebagai
berikut.
e EKMA4314/MODUL 6 6.23

Gaji 200.000.000 a
Perlengkapan kantor 15.000.000 b
Depresiasi 5.000.000
Sewa dan Utilitas Ruang Kantor 6.000.000
Total 226.000.000

Keterangan Penghitungan:
a (5 x Rp40.000.000)

b (5 x 3.000 x Rp 1.000)

Kos yang bersifat variabel pada aktivitas pembelian tersebut adalah untuk
perlengkapan kantor karena jumlah kosnya akan meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah pesanan pembelian. Kos setiap pesanan berkaitan
dengan perlengkapan adalab sebesar Rp 1.000, namun oleh karena pesanan
pembelian yang dilakukan setiap tenaga pembelian setiap tahunnya adalah
sebanyak 3 .000 pesanan maka besarnya kos perlengkapao. total ada]ah sebesar
RplS.000.000. Sedangkan yang lain merupakan kos tetap. Namun, untuk kos
depresiasi serta kos sewa dan utilitas lebih merupakan kos tetap bertahap.
Hal penting yang harus dipahami di sini adalah, alih-alih menggunakan
jam tenaga kerja langsung, total kos pembelian dihitung dengan menggunakan
dasar pemicu kos berupa jumlah order pembelian. Pemicu kos berupa jumlah
order pembelian tersebut merupakan pemicu kos yang tidak bersifat unit-
related, melainkan batch-related (baca kembali Modul 3 mengenai ABC).
Dengan mengetahui ukuran output sebagai pemicu kos - yang mana berkaitan
erat dengan aktivitas itu sendiri - rnaka dapat membantu pengendalian dan
penghematan kos yang berkaitan dengan aktivitas pembelian. Misalkan,
pengambilan keputusan diambil berkenaan dalam hal pendesainan ulang
produk agar menggunakan input kornponen yang serupa. Hal tersebut
menyebabkan komponen bahan yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit
sehingga order pembelian yang dilakukan menjadi tidak sesering biasanya.
Dengan demikian, apabila jumlah order pembelian diturunkan maka sumber
daya yang diperlukan untuk aktivitas pembelian juga menjadi lebib sedikit,
sehingga kos yang berkaitan dengan aktivitas tersebutjuga lebih rendah. Perlu
diperhatikan bahwa anggaran statis berbasis aktivitas yang diilustrasikan di
atas dibuat pada satu level aktivitas saja yakni 3.000 order.
6.24 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Perlu diperhatikan bahwa anggaran statis berbasis aktivitas tersebut hanya


dibuat untuk satu level aktivitas tanpa memperbatikan adanya kemungkinan
perubahan pada kos yang dianggarkan ketika estimasi level aktivitas juga
berubah. Itulah pembeda antara anggaran fleksibel berbasis aktivitas dengan
anggaran statis berbasis aktivitas.

2. .Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas


Activity Flexible Budgeting memungkinkan prediksi terhadap berapa kos
aktivitas jika terjadi perubahan pemakaian aktivitas (activity usage). Sama
halnya dengan anggaran fleksibel berbasis fungsional, anggaran kos akan
dibuat pada berbagai level aktivitas. Analisis varians dalam kerangka acuan
ak:tivitas ini memungkinkan manajer memecah aktivitas-aktivitas menjadi
value-added dan non value-added. Dengan memahami hubungan antara
perubahan pada kos aktivitas dan perubahan pada pemicu aktivitas maka
memungkinkan manajer rnerencanakan dan memantau peningkatan efisiensi
pada aktivitas secara hati-hati. Anggaran fleksibel berbasis aktivitas akan
menghasilkan prediksi kos yang lebih akurat dibandingkan anggaran fleksibel
berbasis :fungsional. Hal tersebut dikarenakan penggunaan pemicu kos yang
lebih dari satu, yang tentu saja masing-masing memiliki hubungan yang erat
dengan aktivitasnya. Seringkali penggunaan pemicu kos yang hanya satujenis
tidak berkorelasi dengan berbagai kos yang timbul. Berikut ini perbandingan
anggaran fleksibel yang disusun berbasis tradisional/fungsional dengan yang
berbasis aktivitas. Katakanlah anggaran fleksibel ini dibuat untuk level
produksi masing-rnasing sebanyak 10.000 unit dan 20.000 unit.
Anggaran Fleksibel: Berbasis Fungsional
10.000 unit 20.000 unit
Kos berdasarkan Perilaku Driver: Jam Kerja Langsung
Komponen Kos
Teta~ Variabel 10.000 JKL 20.000 JKL
Bahan Baku Langsung Rp10.000.000 Rp100.000.000 Rp 200.000.000
Tenaga Kerja Lang sung 8.000.000 80.000.000 160.000.000
Perlengkapan 2.000.000 20.000.000 40.000.000
Pemeliharaan Rp20.000.000 3.000.000 50.000.000 80.000.000
Daya 15.000.000 1.000.000 25.000.000 35.000.000
lnspeksi 120.000.000 - 120.000.000 120.000.000
Setup mesih 16.000.000 - 16.000.000 16.000.000
Penerimaan 22.000.000 - 22.000.000 22.000.000
TOTALANGGARAN Rp433.000.000 Rp673.000.000
e EKMA4314/MODUL 6 6.25

Anggaran di atas merupakan anggaran fleksibel yang dibuat pada level


aktual (katakanlah pada level produksi 10.000 unit dan 20.000 unit) namun
hanya didasarkan pada satu cost driver yang bersifat unit-related yakni jam
kerja langsung, sehingga jika terjadi perubahan aktivitas pada komponen
aktivitas yang non-unit related, penilaian kinerja akan tetap bias meskipun
sudah dilakukannya perbandingan antara kos aktual dengan kos anggaran pada
level aktualnya.
Untuk menyusun anggaran yang lebih realistis, aktivitas-aktivitas yang
diproyeksikan akan terjadi, harus dikelompokkan ke dalam kelompok-
kelompok homogen. Setiap kelompok aktivitas homogen dibuatkan anggaran
tersendiri. Suatu kelompok aktivitas dikatakan homogen apabila memiliki
pemicu kos aktivitas yang sama. Dari data di atas, asumsikan bahwa
kelompok-kelompok homogen beserta volume aktivitas dari pemicu kosnya
sebagai berikut:

Komponen Kos Pemicu Kos Volume Aktivitas untuk Level Produksi


1.000 dan 2.000 unit
Bahan Baku Langsung Jam Kerja Langsung 10.000 dan 20.000
Tenaga Kerja Langsung
Perlengkapan
Pemeliharaan Jam Mesin 8.000 dan 16.000
Daya
lnspeksi Jumlah Setup 25 dan 30
Setup mesin
Penerimaan Jumlah Order 120 dan 150

Dari tabel tersebut, terdapat empat pengelompokan pemicu kos, yaitu


untuk aktivitas yang berkaitan dengan komponen kos bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung memiliki pemicu kos yang sama yakni jam kerja
langsung. Lalu untuk komponen kos perlengkapan, pemeliharaan, dan daya
pemicu kosnya adalah j am mesin. Berikutnya untuk pemicu kos berupa jumlah
setup adalah untuk komponen kos inspeksi dan setup. Terakhir untuk
komponen kos, jumlah order menjadi pemicu kosnya. Dengan menggunakan
informasi yang sama, berikut ini adalah penyusunan anggaran fleksibel yang
dibuat berbasiskan aktivitas untuk level produksi 1.000 unit dan 2.000 unit.
6.26 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Anggaran Fleksibel: Berdasarkan Aktivitas

1.000 unit 2.000 unit


Kelompok Homocen I: Cost Driver Jam Kerja Lancsunc
Perilaku Kos Tinokat Aktivitas
Komponen Kos Tetap Vanabel 10.000 JKL 20.000 JKL
Bahan Baku Langsung - Rp10.000.000 Rp100.000.000 Rp200.000 .000
Tenaga Ke~a - 8.000 .000 80.000.000 160.000.000
Lang sung - 2.000.000 20.000.000 40.000.000
Supplies
Jumlah Rp20.000.000 Rp200.000.000 Rp 400.000.000

Kelompok Homogen II: Cost Driver Jam Mesin


Perilaku Kos Tingkat Aktivitas
Komponen Kos Tetap Vanabel 8.000JM 16.000 JM
Pemeliharaan Rp20 .000.000 Rp5.500 Rp64.000.000 Rp 108.000.000
Daya 15.000.000 2.000 31.000.000 47.000.000
Jumlah Rp35.000.000 Rp?.500 Rp 95.000.000 Rp 155.000.000

Kelompok Homogen Ill: Cost Driver Jumlah Setup


Perilaku Kos Tingkat Aktivitas
Komponen Kos Tetap Vanabel 25 Setup 30 Setup
Setup mesin 0 Rp800.000 Rp20.000.000 Rp24.000.000
lnspeksi Rp80.000.000 2.100.000 132.500.000 143.000.000
Jumlah Rp80.000.000 Rp2.900.000 Rp152.500.000 Rp155.000.000

Kelompok Homogen IV: Cost Driver Jumlah Order


Perilaku Kos Tirckat Aktivitas
Komponen Kos Tetap Vanabel 120 Order 150 Order
Penenrnaan Rp6.000.000 Rp200.000 Rp30.000.000 Rp36.000.000
Jumlah Rp6.000.000 Rp200.000 Rp30.000 .000 Rp36.000.000
TOTALANGGARAN Rp477.500.000 Rp758.000.000

Dapat dilihat pada Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas di atas, bahwa


nilai anggaran untuk masing-masing komponen biaya dihitung pada suatu
kelompok homo gen. Nilai anggaran total diperoleh dari penjumlahan kos tetap
dan kos variabel. Sama halnya dengan anggaran fleksibel berbasis fungsional,
untuk kos variabel jurnlah dari kos anggarannya masing-rnasing diperoleh dari
perkalian antara kos variabel per unit dengan suatu pemicu pada tingkat
aktivitas tertentu. Namun bedanya, untuk anggaran fleksibel berbasis
fungsional, keseluruhan komponen kos menggunakan tingkat aktivitas dari
pemicu yang sama yakni jam kerja langsung. Sedangkan anggaran fleksibel
e EKMA4314/MODUL 6 6.27

berbasis aktivitas, tingkat aktivitas yang digunakan adalah dari pemicu yang
berbeda-beda pada masing-masing kelompok homogen. Dengan demikian
diperolehlah nilai total anggaran yang berbeda. Tabel berikut adalah ilustrasi
laporan kinerja yang memperbandingkan nilai anggaran dan realisasi dengan
menggunakan anggaran fleksibel berbasis aktivitas. Misalkan laporan kinerja
ini dibuat pada level produksi aktual sebanyak 1.000 unit.

Komponen Kos Anqqaran Realisasi Varians Keteranqan


Bahan Baku Langsung Rp100.000.000 Rp101.000.000 Rp1 .000.000 Unfavorable
Tenaga Kerja Langsung 80.000.000 80.000.000 0 Favorable
Perlengkapan 20.000.000 23.500.000 3.500.000 Unfavorable
Pemeliharaan 64.000.000 55.000.000 9.000.000 Favorable
Daya 31.000.000 29.000.000 2.000.000 Favorable
Setup mesin 20.000.000 21.500.000 1.500.000 Unfavorable
lnspeksi 132.500.000 125.500.000 7.000.000 Favorable
Penerimaan 30.000.000 24.000.000 6.000.000 Favorable
Jumlah Rp 477.500.000 Rp 459.500.000 Rp18.000.000 Favorable

Laporan kinerja yang dihasilkan tersebut memiliki proses dan konsep


pengerjaan yang sama dengan laporan kinerja yang menggunakan input dari
anggaran fleksibel berbasis fungsional dan bahkan anggaran statis. Yakni
intinya hanya membandingkan nilai anggaran dengan nilai realisasinya. Han ya
saja informasi yang dihasilkan dari laporan kinerja yang menggunakan
anggaran fleksibel berbasis aktivitas mungkin akan lebih akurat dibandingkan
yang lainnya. Pertama, karena basil realisasi aktual dibandingkan dengan
anggarannya pada level aktivitas aktualnya (sesuai sifat dari anggaran fleksibel
itu sendiri), serta yang kedua, ketika mencari berapa besaran kornponen kos
overhead, digunakan pemicu kos yang berkorelasi erat dengan timbulnya kos
dari aktivitas itu sendiri.
Hasil yang unfavorable merrunjukkan bahwa kos aktual melebihi yang
dianggarkan sehingga memberikan dampak buruk pada pemerolehan laba.
Begitu pula sebaliknya untuk varians favorable. Dengan demikian, dari segi
penyimpulan hasil varians pun tidak terdapat perbedaan.
6.28 AKUNTANSI MANAJEMEN e

"'- _..,...
____--=
..._
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Apa karakteristik pembeda antara Anggaran Fleksibel berbasis Fungsional


dengan Anggaran Fleksibel berbasis aktivitas?
2) Apa kelebihan Anggaran Fleksibel berbasis aktivitas?
3) Apa perbedaan antara Anggaran Statis berbasis aktivitas dengan
Anggaran Fleksibel berbasis aktivitas?
4) Bagaimana pembuatan laporan kinerja yang disusun dengan
menggunakan input dari Anggaran fleksibel berbasis aktivitas? Apa ada
perbedaan dalam hal cara dan penyimpulan varians antara anggaran
fleksibel berbasis aktivitas dengan anggaran fleksibel berbasis fungsional?
5) Perhatikan beberapa data dari PT Tatu berikut ini.
6) Berikut adalah data mengenai aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
kos overhead.
Akti vitas Pemicu Kos Kos Tetap Tarif Kos Variabel
Pemeliharaan JamMesin Rp 20.000.000 Rp 5.500
Mes in Jam Mesin 15.000.000 2.000
Pengaturan Setup 1.800.000
lnspeksi Setup 80.000.000 2.100.000
Pembelian Pesanan Pembelian 211.000.000 1.000

Kemudian, berikut ini adalah tingkat aktivitas yang diketahui untuk level
produksi sebanyak 32.000 unit dan 64.000 unit.
Driver (Pemicu Kos) 32.000 Unit 64.000 Unit
Jam Mesin 8.000 16.000
Setup 25 30
Pesanan Pembelian 15.000 25.000

Terakhir, berikut ini adalah informasi mengenai kos aktual yang terjadi:
Perneliharaan Rp55.000.000 Setup 46.500.000
Mesin 29.000.000 Pembelian 220.000.000
lnspeksi 125.500.000
e EKMA4314/MODUL 6 6.29

Berdasarkan beberapa data di atas Anda diminta untuk menyusun:


1) Anggaran fleksibel berbasis aktivitas untuk level produksi 32.000 unit dan
64.000 unit; 2) Laporan Kinerja Berbasis aktivitas dengan level produksi
aktual terj adi pada 3 2. 000 unit.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Untuk menjawab soal latihan nomor 1 Anda harus membaca dan


memahami subjudul Pengertian dan Karakteristik Anggaran Fleksibel
Berbasis Aktivitas dalam Kegiatan Belajar 2 ini.
2) Untuk menjawab soal latihan nornor 2 Anda hams membaca dan
memahami subjudul Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas dalam
Kegiatan Belajar 2 ini.
3) Untuk menjawab soal latihan nomor 3 Anda harus membaca dan
memahami subjudul Pengertian dan Karakteristik Anggaran Fleksibel
Berbasis Aktivitas dalam Kegiatan Belajar 2 ini
4) Untuk menjawab soal latihan nomor 4 Anda harus membaca dan
memahami subjudul Pengertian dan Karakteristik Anggaran Fleksibel
Berbasis Aktivitas dalam Kegiatan Belajar 2 ini.
5) Untuk menjawab soal latihan nomor 5, cocokkan jawaban Anda dengan
jawaban berikut ini:
6) Perlu diperhatikan bahwa dalam menyusun anggaran fleksibel berbasis
aktivitas haruslah sistematis. Pertama, buatlah tabel yang menunjukkan
aktivitas berdasarkan pemicu kos yang terkait. Kedua, hitunglah total kos
aktivitas dengan mengalikan tarif kos variabel dengan level aktivitas
pemicu kos, kemudian jumlah tersebut tambahkan dengan jumlah kos
tetap. Berdasarkan data di atas, rnisalnya untuk aktivitas pemeliharaan
pada level aktivitas 8.000 jam mesin, maka total kos aktivitasnya adalah:
Rp20.000.000 + (Rp5.500 x 8.000 jam mesin) = Rp 64.000.000.
Sedangkan pada level aktivitas 16.000 jam mesin, total kos aktivitasnya
adalab:
Rp20.000.0000 + (Rp5.500 x 16.000 jam mesin)= Rpl 08.000.000.
Kemudian berdasarkan data di soal, dapat diketahui bahwa kelima aktivitas
yang menimbulkan kos overhead tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok homogen, yang masing-masing memiliki pemicu kos berupa jam
mesin, jumlah setup, dan jumlah pemesanan pembelian.
6.30 AKUNTANSI MANAJEMEN e

a. Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas


Dibutuhkan Untuk
32.000 Unit 64.000 Unit
Driver: Jam Mesin
Tetap Vari a be I 8.000 16.000
Pemeliharaan 20.000.000 5.500 64.000.000 108.000.000
Me sin 15.000.000 2.000 31.000.000 47.000.000
Sub total 35.000.000 7.500 95.000.000 155.000.000

Driver: Jumlah Setup


Tetap Variabel 25 30
Setup 1.800.000 45.000.000 54.000.000
lnspeksi 80.000.000 2.100.000 132.500.000 143.000.000
Sub total 80.000.000 3.900.000 177.500.000 197.000.000

Driver: Jum/ah Pesanan Pembelian


Tetap Variabel 15.000 25.000
Pembelian 211.000.000 1.000 226.000.000 236.000.000
Total 498.500.000 588.000.000

b. Laporan Kinerja Berbasis Aktivitas pada level aktual produksi sebanyak


32.000 unit

'Kos Aktual Kos yang Varians Anggaran


Dianggarkan
Pe.meliharaan 55.000.000 64.000.000 9.000.000 F
Mes in 29.000.000 31.000.000 2.000.000 F
Inspeksi 125.500.000 132.500.000 7.000.000 F
Setup 46.500.000 45.000.000 1.500.000 U
Pembelian 220.000.000 226.000.000 6.000.000 F
Total 476.000.000 498.500.000 22.500.000 F
e EKMA4314/MODUL 6 6.31

-a RANG KUMAN _

Berbeda dengan anggaran berbasis fungsional yang menekankan


pada pengestimasian pada pendapatan dan biaya pada tiap unit organisasi
(seperti departemen dan pabrik), anggaran berbasis aktivitas lebih
menekankan pada pengestimasian pendapatan maupun biaya per masing-
masing aktivitas. Akibatnya, apabila anggaran berbasis fungsional
menggunakan hanya satu jenis pemicu kos, anggaran berbasis aktivitas
menggunakan tidak hanya satu jenis pernicu kos. Pemicu kos itu pun tidak
hanya yang bersifat unit-related namun juga bersifat nonunit-related.
Namun perlu diperhatikan, perbedaan tersebut banya muncul un.tuk jenis
kos yang sukar ditelusuri secara langsung ke produk, seperti kos overhead.
Anggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas merupakan salah satu alat
bantu manajemen yang merupakan bagian dari dimensi proses Activity-
Based Management. Hal tersebut dikarenakan Anggaran Fleksibel
Berbasis Aktivitas membantu perusahaan dalam menelusuri varians yang
terjadi secara lebih hati-hati dan menghasilkan hasil yang lebih akurat
sehingga tindakan korektif yang diambil akan menjadi tepat. Penggunaan
driver (pemicu kos) sebagai pusat dar.i tindakan evaluasi rnerupakan hal
masuk akal karena kos itu sendiri tirnbul karena terjadi aktivitas, sehingga
sudah seharusnya apabila perusahaan ingin mengevaluasi kos yang
timbul, dimulai dari analisis ke akar penyebabnya (pemicu kos dari
aktivitas itu sendiri).
Anggaran fleksibel berbasis aktivitas disusun dengan dimulainya
terlebih dahulu pengklasifikasian aktivitas-aktivitas sebagai kelompok
yang homogen dengan pemicu kos yang sama. Selanjutnya, anggaran kos
total diperoleh dari penjumlahan antara kos tetap dan kos variabel (sama
seperti anggaran statis maupun anggaran fleksibel berbasis fungsional).
Namun demikian, dalam mencari kos variabel, tarif kos variabel tidak
dikalikan dengan level unit yang diproduksi melainkan dengan level
aktivitas yang terjadi untuk masing-masing level estimasi produksi yang
diinginkan. Perbandingan antara basil dari anggaran fleksibel berbasis
aktivitas dengan basil aktual pada level produksi aktual menghasilkan
laporan kinerja berbasis aktivitas.
6.32 AKUNTANSI MANA.JEMEN e

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Dalam Penganggaran Fleksibel Berbasis Aktivitas, kos diklasifikasikan


menjadi kos tetap maupun kos variabel. ..
A. hanya berdasarkan unit yang dianggarkan dan diproduksi
B. hanya berdasarkan unit yang terjual
C. hanya jam tenaga kerja langsung
D. tidak ada jawaban yang tepat

2) Dengan menggunakan Anggaran Fleksibel Berbasis Ak:tivitas rnaka


memungkink:an perusahaan untuk ....
A. memprediksi kos aktivitas apa yang akan terjadi karena perubahan
aktivitas output
B. memperbaiki pelaporan kinerja anggaran fungsional
C. meningkatkan kemampuan untuk mengelola kegiatan
D. semua adalah benar

3) Berikut ini adalah pemyataan tepat berkaitan dengan anggaran fleksibel


berbasis aktivitas, kecuali ....
A. anggaran fleksibel berbasis aktivitas dibuat berdasarkan level
aktivitasnya
B. anggaran fleksibel berbasis aktivitas dibuat berdasarkan klasifikasi
departemen fungsional yang ada pada perusahaan
C. formula kos yang dihasilkan anggaran fleksibel berbasis aktivitas
berbeda dengan anggaran fleksibel berbasis fungsional karena
digunakannya pemicu kos yang lebih dari satu serta tidak hanya yang
bersifat unit-related.
D. perbedaan mendasar antara anggaran fleksibel berbasis aktivitas dan
anggaran statis berbasis aktivitas sama halnya dengan perbedaan
mendasar antara anggaran :fleksibel fungsional dan anggaran statis
fungsional.

4) Berikut ini adalah pernyataan yang tepat, kecuali ....


A. Activity-Based Budgeting (ABB) merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Activity-Based Costing (ABC) dan Activity-Based
Management (ABM)
B. Lebih lanjutnya, ABB dapat digunakan untuk mengurangi kos
melalui pengeliminasian aktivitas yang tidak bernilai tambah dan
meningkatkan efisiensi dari aktivitas yang bernilai tambah
e EKMA4314/MODUL 6 6.33

C. Umumnya perusahaan yang dari awal sudah menggunakan Activity-


Based Costing maka untuk menambah kebertnanfaatannya, dalam
menyusun anggaran perusahaan juga menggunakan anggaran
berbasis aktivitas
D. Anggaran fleksibel berbasis aktivitas cenderung lebih sederhana
dibandingkan anggaran fungsional

5) Apa perbedaan yang paling utama antara anggaran berbasis aktivitas


dengan anggaran berbasis fungsional?
A. Anggaran berbasis aktivitas lebih menekankan pada penyederhanaan
berupa dikurangkannya pemicu-pemicu kos aktivitas yang umumnya
jumlahnya banyak
B. Letak perbedaan utama adalah saat penentuan anggaran kos overhead
dan kos administratif dan penjualan., karena anggaran berbasis
aktivitas lebih mendasarkan kepada berapa konsumsi sumber daya
yang diperlukan untuk menjalani suatu aktivitas yang merupakan
sumber dari timbulnya kos
C. Anggaran berbasis aktivitas memfokuskan pada kos yang diperlukan
pada setiap unit departemen
D. Tidak adajawaban yang tepat

6) Gambaran langkab-langkah yang tepat untuk menyusun anggaran


fleksibel berbasis aktivitas ( dalam hal kegiatan produksi) adalah?
.A. Menganalisis beberapa tingkat kebutuban unit yang diproduksi,
menganalisis sumber daya apa saja yang diperlukan untuk
mendukung beberapa tingkat kebutuhan produksi yang telah
diestimasi, mengestimasi berapa sumber daya yang diperlukan untuk
tnenjalankan aktivitas sesuai beberapa tingkat kapasitas produksi
yang diinginkan, menyusun anggaran
B. Menyusun rencana kebutuhan produksi di setiap departemen,
mengestimasi berapa sumber daya yang diperlukan masing-masing
departemen untuk melakukan produksi, menyusun anggaran
C. Tidak diperlukan suatu langkah kbusus.
D. Tidak adajawaban yang tepat
6.34 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Gunakaninformasi berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 7-10.

Berikut adalah data mengenai aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kos


overhead dari PT Sida atas kegiatan produksi

Aktivitas PemicuKos Kos Tetap Tarif Kos Variabel


Pemeliharaan Jam Mesin Rp 50.000.000 Rp 1.800
Mes in Jani Mesin 35.000.000 3.000
Pengaturan Setup 2.100.000
Pembelian Pesanan Pembelian 75.000.000 7.000

PT Sida memutuskan untuk membuat anggaran fleksibel berba.sis aktivitas


untuk renta.ng produksi 40. 000 dan 60. 000 unit. Setelah menganalisis sumber
daya dan drivernya, berikut adalah tingkat aktivitas yang diketahui untuk level
produksi sebanyak 40.000 unit dan 60.000 unit.
Driver (Pemicu Kos) 40.000 Unit 60.000 Unit
Jam Mesin 60.000 90.000
Setup 50 70
Pesanan Pembelia.n 12.000 18.000

7) Berikut ini a.dalah pernyataan yang tepa.t kecuali:


A. anggaran akan disusun dengan menampilkan tiga sub kelompok
aktivitas yakni untuk aktivitas yang memiliki driver jam mesin, setup,
dan pesanan pembelian
B. jumlah kos pemeliharaan untuk 40.000 unit adalah sebesar
Rp72.000.000 dan untuk 60.000 unit adalah sebesar Rp108.000.000
C. jumlah kos tetap untuk aktivitas pengaturan adalah RpO
D. anggaran fleksibel dibuat baik untuk 40.000 unit 60.000 unit dengan
mernperhatikan driver dan besaran surnber daya yang diperlukan dari
masing-masing aktivitas

8) Angka yang benar berturut-turut untuk total kos variabel untuk aktivitas
pengaturan dan pembelian pada level produksi 40.000 unit adalah:
A. RpO dan Rp75.000.000
B. Rp84.000.000.000 dan Ro40.000.000
C. Rpl05.000.000 dan Rp25.000.000
D. Rpl05.000.000 dan Rpl5.000.000
e EKMA4314/MODUL 6 6.35

9) Total kos semua dari semua aktivitas yang timbul jika unit yang
diproduksi sebanyak 60.000 adalah sebesar ....
A. Rp288.000.000
B. Rp408.000.000
C. Rp432.000.000
D. Rp604.000.000

10) Apabila diketahui bahwa kos aktual yang terjadi pada level produksi
40.000 unit untuk masing-masing aktivitas berturut-turut adalab sebesar
Rp 110.000.000; Rp 195.000.000; Rp 100.000.000; Rp 14.750.000 maka
berikut ini adalah pernyataan yang tepat kecuali ....
A. hanya aktivitas pengaturan yang menghasilkan vari.ansfavorable
B. besaran varians dari aktivitas pemeliharaan dan mesin masing-masing
sebesar Rp2.000.000 dan Rp 15 .000.000 yang keseluruhannya
merupakan varians yang unfavorable
C. varians untuk aktivitas pembelian adalah bersifat favorable namun
selisihnya tidak terlalu besar
D. perlu tindakan korektif agar aktivitas mesin di periode selanjutnya
menghabiskan kos yang tidak terlalu besar

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = ---------- x I 00%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 1 00% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80°/o atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams rnengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
6.36 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2


1) D. 1) D.
2) A. 2) D.
3) A. 3) A.
4) D. 4) D.
5) C. 5) B.
6) C. 6) A.
7) C. 7) B.
8) C. 8) D.
9) D. 9) D.
10) D. 10) A.
e EKMA4314/MODUL 6 6.37

Daftar Pustaka

Adler, Ralph. 2011. Management Accounting: Making it World Class. New


York: Routledge Taylor & Francis Group.

Argyris, C., 1952. The Impact of Budgets on People. Itacha, N.Y.: Prepared for
the Controllership Foundation. at Cornell University.

Atkinson, A. A., R. D. Banker, R. S. Kaplan, dan S. M. Young. 1995.


Management Accounting. Englewood Cliffs, NJ.: Prentice Hall, Inc.

Becker, S. W. 1.967. Discussion of The Effect of Frequency of Feedback on


Attitudes and Performance. Journal of Accounting Research. 5 ed.: 225-
228

Berger, A. 1997. Continuous Improvement and Kaizen: Standardization and


Organizational Designs. Journal of Integrated Manufacturing Systems,
Vol. 8 No. 2, pp. 110-7.

Bessant, J. dan Caffyn, S. 1997. High involvement innovation. International


Journal of Technology Management. Vol. 14 No. 1, pp. 7-28.

Bessant, J., Caffyn, S., Gilbert, J., Harding, R. dan Webb, S. 1994.
Rediscovering Continuous Improvement. Technovation. Vol. 14 No. I.pp.
17-29.

Caffyn, S. 1999. Development of a Continuous Improvement Self- Assessment


Tools. International Journal of Operations & Production Management.
Vol. 19 No. 11, pp. 1138-53.

Carter, W. K., dan M. F. Usry. 2002. Cost Accounting. 13rd Edition Cincinnati
Ohio: College Division, South-Western Publishing, Co.

Davis, Stan, dan Tom Albright. 2004. An Investigation of The Efect of


Balanced Scorecard Implementation on Financial
Performance, Management Accounting Research 15.2: 135-153.
6.38 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Gallagher, M., Austin, S. dan Caffyn, S. 1997. Continuous Improvement in


Action: The Journey of Eight Companies. London: Kogan Page.

Garrison, R.H., Noreen, E.W., Brewer, P. C., Cheng, N. S., dan Yuen, K. C.
K. 2015. Managerial Accounting (Second Edition ed.). New York:
McGraw-Hill Education.

George, M. 2002. Lean Six Sigma: Combining Six Sigma Quality with Lean
Production Speed. New York: McGraw-Hill.

Hansen, D. R., dan Mowen, M. M. 2007. Management Accounting. 8th


Edition, USA: South-Western, a Division of Thompson Leaming.

Juergensen, T. 2000, Continuous Improvement: Mindsets, Capability, Process,


Tools and Results. Indianapolis: The Juergensen Consulting Group. Inc.

Kaplan, R. dan Norton, D. 1996. The Balanced Scorecard: Translating


Strategy into Action. Cambridge: Harvard Business School Press.

Kaplan, Robert S dan David P.Norton. 2004. Strategy Maps - Converting


Intangible Assets into Tangible Outcomes. Harvard Business School
Publishing Corporation.

Kaplan, Robert S., dan David P. Norton. 2007. Using The Balanced Scorecard
as A Strategic Management System. Harvard Business Review 85.7-8:
150-+.

Kaplan, Robert S., David P. Notion. 2006. Alignment: Using the Balanced
Scorecard to Create Corporate Synergies. Harvard Business Press

Kennedy, Carol. 2012. Guide to The Management Gurus 5ed. London:


Random House Business Book.

Kossoff, L. 1993, Total Quality or Total Chaos?. HR Magazine. Vol. 38 No.


4, pp. 131-4.

Linderman, K., Schroeder, R., Zaheer, S. dan Choo, A. 2003. Six Sigma: Agoal
- Theoretic Perspective. Journal of Operations Management. Vol. 21 No.
2, pp. 193-203.
e EKMA4314/MODUL 6 6.39

Maher, M. W., Stickney, C, P., dan Weil, R. L. 2012. ManagerialAccounting:


An Introduction to Concepts, Methods, and Uses 11 ed. USA: South
Western.

Mowen, M. M., D. Hansen, dan D. L. Heitger. 2014. Cornerstones of


Managerial Accounting. 5th. USA: South-Western. Cengage Leaming.

Mowen, M. M., Hansen, D. R., dan Heitger, D. L. 2018. Managerial


Accounting: The Cornertsone of Business Decision Making 7ed. USA:
Cengage Learning.

Narsa, I. M. 1996. "Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan Menjelang


Persaingan Global: Implikasi Perkembangan Teknologi Informasi
terhadap Pendidikan dan Profesi Akuntansi". Makalah Seminar:
Universitas Kristen Petra Surabaya. 10 Desember 1996.

Niven, P. 2006. Balanced Scorecard Step by Step: Maximizing Performance


and Maximizing Results. John Wiley & Sons. New York. NY.

Oakland, J. 1999. Total Organizational Excellence -Achieving World-Class


Performance. Butterworth-Heinemann. Oxford.

Siegel, G dan H. Ramanauskas-Marconi. 1989. Behavioral Accounting.


Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co.

Singh, Surender. 2016. Management Accounting. New Delhi: PHI Learning


Private Limited.

Sudibyo, B. 1986. "Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di Indonesia".


Makalah Tidak dipublikasikan.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.


Edisi Ketiga. Jogjakarta: BPFE.

Watts, R. L., dan Zimmerman, J. L. 1986. Positive Accounting Theory.


Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Weygandt, J. J., D. E. Kieso, dan W. G. Kell. 1996. Accounting Principles.


New York: John Wiley & Sons, Inc.
6.40 AKUNTANSI MANAJEMEN e

Wilton, R. W., dan Platt, D. E. 2014. Managerial Accounting (Global Edition)


JOed. ·usA: McGraw-Hill Education.

Young, D. W. 2014. Management Accounting in Health Care Organizations


3ed Edition. San Fransisco: Jossey-Bass.

Anda mungkin juga menyukai