Anda di halaman 1dari 12

Pembentukan Ketatanegaraan Indonesia

Membahas tentang pembentukan ketatanegaraan Indonesia pada masa awal kemerdekaan. kita telah
mengetahui bahwa 17 Agustus 1945 menandai perubahan besar dan penting bagi bangsa Indonesia
ketika Soekarno Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang berarti Indonesia
telah merdeka lepas dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa lain, meski demikian yang harus kita
pahami bersama bahwa ketika membacakan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 posisi dari
Insinyur Soekarno dan Drs Muhammad Hatta Belumlah sebagai presiden dan wakil presiden melainkan
saat itu jabatannya adalah ketua dan wakil ketua PPKI
berkaitan dengan PPKI sendiri kita telah mengetahui bahwa setelah dibentuk pada tanggal 7 Agustus
1945 PPKI belum sempat melaksanakan sidangnya karena tanda tangan 9 Agustus Soekarno
Muhammad Hatta dan Radjiman widyodiningrat dipanggil oleh Marsekal Terauchi ke dalam Vietnam
lantas ketika pada tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno Hatta mengagendakan adanya rapat PPKI untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia kita tahu ternyata disaat yang bersamaan di tanggal 16 Agustus
1945 para pemuda melakukan sebuah aksi tindakan pengamanan yang bagi golongan tua adalah sebuah
aksi penculikan kepada Soekarno Hatta ketika Soekarno Hatta dibawa ke Rengasdengklok maka
kemudian kita mengetahui peristiwa ini sebagai peristiwa Rengasdengklok.
PPKI kemudian melaksanakan sidangnya setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 18
Agustus dan 22 Agustus 1945. di sini kemudian kita dapat melihat bahwa PPKI setidaknya
melaksanakan tiga kali sidang yang nantinya akan sangat penting bagi pembentukan ketatanegaraan
Indonesia akan kita bahas kali ini adalah sidang-sidang PPKI.
sidang PPKI dilaksanakan di pejambon tepatnya di gedung yang dulunya merupakan bekas gedung
Chuo sangi In sebuah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang jadi sidang PPKI
dilaksanakan di bekas gedung Chuo Sangi In atau di daerah pejambon. Nah sekarang kita lihat Apa saja
Kemudian yang menjadi hasil dari sidang pertama PPKI sidang pertama PPKI kemudian setidaknya
menghasilkan 3 keputusan penting yang pertama adalah penetapan Soekarno dan Muhammad Hatta
sebagai presiden dan wakil Wakil presiden Soekarno dan Muhammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden ini tidak terlalu mengagetkan Kenapa karena memang keduanya sejak lama telah dikenal
sebagai tokoh nasional tokoh yang kemudian dianggap merapresentasikan bangsa Indonesia
lantas penetapan Soekarno dan Muhammad Hatta sebagai presiden maupun wakil presiden diusulkan
oleh oto Iskandardinata usulan Oto Iskandardinata di kota ini ternyata mendapatkan sambutan luas
sehingga PPKI kemudian mengesahkan dan menetapkan Soekarno Hatta sebagai presiden dan wakil
presiden secara aklamasi artinya kebulatan suara semua pihak yang hadir dalam sidang PPKI
di sini kita dapat melihat bahwa bahkan tokoh-tokoh di dalam PPKI pun juga meyakini menganggap
bahwa memang sosok yang paling pantas sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia adalah
Soekarno serta Muhammad Hatta. ini adalah hasil yang pertama
Apa hasil berikutnya, hasil berikutnya adalah pengesahan undang-undang Dasar 1945. yang harus
digarisbawahi bahwa dalam sidang PPKI tidak lagi dirumuskan undang-undang dasar Kenapa karena
barusan undang-undang dasar telah dilakukan sebelumnya di dalam sidang BPUPKI kita tahu BPUPKI
melaksanakan sidangnya sebanyak 2 kali yang pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni
1945 yang bertujuan untuk merumuskan dasar negara
kemudian dalam sidang kedua BPUPKI yang dilaksanakan pada tanggal 10 sampai 17 Juli 1945
terbentuk 1 panitia kecil yang diketuai oleh Insinyur Soekarno yaitu panitia perumus undang-undang
dasar karena itulah sidang PPKI tidak lagi merumuskan melainkan mengesahkan undang-undang Dasar
1945
kemudian hasil yang ke tiga adalah pembentukan suatu komite yang nantinya akan membantu tugas
Presiden yaitu komite nasional Indonesia atau KNI di mana nantinya sebelum terbentuknya DPR MPR
Maka nanti tugas dari pemerintah Presiden maupun Wakil Presiden akan dibantu oleh komite nasional
tersebut Inilah hasil dari sidang pertama PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari
berselang tempatnya pada tanggal 19 Agustus 1945 dilaksanakanlah sidang yang kedua di mana dalam
sidang kedua PPKI ada dua hasil kesepakatan penting yang dicapai oleh anggota PPKI yang pertama
adalah pembentukan delapan provinsi
yang harus kamu garis bawahi adalah pada awalnya Indonesia memiliki 8 provinsi apa saja provinsi
yang dibentuk pada awal kemerdekaan kita dapat menyebutkan 8 provinsi yang dibentuk pada awal
kemerdekaan adalah Sumatera kemudian Jawa Barat Jawa Tengah kemudian Jawa Timur berikutnya
Kalimantan/borneo, Sulawesi berikutnya Maluku dan sunda kecil.
inilah delapan provinsi yang dibentuk pada awal kemerdekaan Indonesia masing-masing kemudian
ditunjuk satu orang gubernur yang akan memimpin Provinsi tersebut Sumatera nanti akan dipimpin oleh
tokoh teunku Muhammad Hasan kemudian jawa barat akan dipimpin oleh soekardjo hadi Kusumo
(Soekardjo K.) Kemudian Jawa tengah dipimpin oleh Gubernur Raden Panji Suroso (R.P Suroso),
kemudian Jawa Timur akan dipimpin oleh RM suerjo, kemudian Kalimantan Mohammad Noor ( M.
Noor), sementara Sulawesi akan dipimpin oleh Samuel Ratulangi atau Sam Ratulangi Maluku akan
dipimpin oleh J. Latuharhary (Yohannes Latuharhary) sementara Sunda Kecil akan dipimpin oleh I
Gusti Ketut Pudja.
inilah 8 tokoh yang kemudian ditetapkan sebagai gubernur pada awal kemerdekaan Indonesia kemudian
selain pembentukan delapan provinsi sidang kedua PPKI juga menyepakati pembentukan 12
kementerian dan 4 menteri negara
Jadi hasil berikutnya adalah pembentukan 12 Kementerian ditambah 4 menteri portofolio artinya tidak
memegang Departemen atau yang sekarang mungkin kita kenal istilahnya sebagai menteri negara gitu
ya jadi ada total 16 orang yang ditunjuk sebagai Menteri, pada awal kemerdekaan Indonesia. selanjutnya
PPKI melanjutkan sidangnya 3 hari setelah sidang kedua yang kemudian dilakukan pada tanggal 22
Agustus 1945
apa saja Kemudian yang menjadi hasil dari sidang ketiga PPKI. sidang ketiga PPKI menghasilkan 3
keputusan penting yang pertama hasilnya adalah pembentukan partai Nasional Indonesia atau PNI, yang
kedua pembentukan badan keamanan rakyat atau BKR dan yang ketiga pembentukan komite nasional
Indonesia Pusat atau KNIP, jadi hasil sidang ketiga PPKI yang pertama adalah pembentukan Partai
Nasional Indonesia yang kedua pembentukan badan keamanan rakyat atau BKR dan yang ketiga
pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat
Apa alasan dibentuknya PNI awalnya PNI dibentuk sebagai partai tunggal yang ada di Indonesia meski
nanti dalam perkembangannya untuk kemudian melengkapi ketatanegaraan Indonesia pemerintah akan
menerbitkan suatu maklumat berisi himbauan pembentukan partai-partai politik kemudian alasan
dibentuknya BKR yang harus digaris bawah BKR ini bukanlah suatu organisasi atau badan yang
dibentuk sebagai fungsi pertahanan nah BKR atau badan keamanan rakyat ini adalah suatu badan yang
dibentuk oleh pemerintah sebagai organisasi atau badan yang mengurusi permasalahan keamanan Jadi
bukan sebagai ketentaraan Kenapa dalam pandangan para pemimpin Indonesia pembentukan kesatuan
tentara pada awal kemerdekaan dapat mengakibatkan terjadinya bentrokan antara Indonesia dengan
Jepang maka untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi ketika kemudian muncul bentrokan
antara Indonesia dengan Jepang maka pada awal pembentukan ketatanegaraan Indonesia mendirikan
badan keamanan rakyat meski nanti badan keamanan rakyat ini akan berganti menjadi tentara keamanan
rakyat
dan yang ketiga untuk menegaskan adanya suatu badan yang membantu tugas-tugas presiden maka
dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat di mana Yang ditunjuk sebagai ketua KNIP adalah
Kasman Singodimedjo Bagaimana dipahami
Masa Demokrasi Liberal
Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas materi tentang masa demokrasi liberal dimana masa
demokrasi liberal sendiri berlangsung dari tahun 1950 dan berakhir pada tahun 1959. apa yang menjadi
penanda masa demokrasi liberal diterapkan di Indonesia demokrasi liberal ditandai dengan adanya
peristiwa pembubaran Republik Indonesia Serikat atau RIS sementara 1959 menjadi penanda
berakhirnya masa demokrasi liberal dengan diterbitkannya dekrit presiden oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 5 Juli 1959 dua peristiwa inilah yang menjadi penanda berawalnya dan berakhirnya masa
demokrasi liberal
sebelum kita membahas masa demokrasi liberal lebih jauh kita terlebih dahulu akan membahas tentang
Republik Indonesia Serikat sebagaimana hasil kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar disebutkan
bahwa bentuk pemerintahan negara Indonesia adalah Republik Indonesia Serikat atau bentuk negara
federal. Ris sendiri terbentuk sejak tanggal 27 Desember 1949 jadi berdirinya Ris ditandai dengan
penandatanganan Konferensi Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949
dengan bentuk negara federal inilah yang mengakibatkan di dalam Republik Indonesia Serikat nantinya
terdiri atas 7 negara bagian serta 9 daerah otonom. 7 negara bagian yang terdapat di dalam Republik
Indonesia Serikat diantaranya adalah negara Sumatera Timur kemudian negara Sumatera Selatan
kemudian negara Pasundan kemudian negara Jawa Timur kemudian negara Madura berikutnya negara
Indonesia Timur serta Republik Indonesia inilah 7 negara bagian yang terdapat di dalam Republik
Indonesia Serikat
berikutnya terdapat 9 daerah otonom di dalam Republik Indonesia Serikat apa saja daerah-daerah
otonom yang terdapat di dalam Republik Indonesia Serikat diantaranya adalah wilayah Kalimantan
Barat, Kalimantan Tenggara, Kalimantan Timur, Dayak besar, kemudian Banjar, kemudian Jawa
Tengah, kemudian Riau, bangka dan Belitung inilah 9 daerah otonom yang terdapat di dalam Republik
Indonesia Serikat. siapa kemudian yang diangkat menjadi presiden RIS , yang diangkat sebagai presiden
RIS adalah Soekarno sementara yang ditunjuk sebagai Perdana Menteri adalah Mohammad Hatta
Mad Hatta jika presiden RIS adalah Soekarno dan perdana menteri RIS adalah Hatta Siapakah yang
menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia yang ditunjuk sebagai Presiden Republik Indonesia
nantinya adalah Mr. Asaat jadi jangan sampai salah presiden RIS adalah Soekarno dan Presiden RI saat
RI menjadi bagian dari RIS adalah Mr. Assat, sedangkan yang ditunjuk sebagai Perdana Menteri RI
adalah Susanto nantinya Susanto akan digantikan oleh Abdul Halim nah itulah dua orang tokoh yang
pernah menjabat sebagai Perdana Menteri RI saat Republik Indonesia berada di dalam Republik
Indonesia Serikat
Lantas apa ciri-ciri yang kemudian tampak dalam Ris dalam Ris konstitusi yang digunakan adalah
konstitusi RIS jadi kita menyebutnya sebagai konstitusi Republik Indonesia Serikat dalam
perkembangannya RIS tidak bertahan lama dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan Konferensi Meja
Bundar tetapi Ris kemudian dibubarkan 8 bulan setelah terbentuk tepatnya Kapan tepatnya pada bulan
Agustus 1950 bertepatan dengan Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1950
menjadi penanda berakhirnya masa RIS
lantas peristiwa apa yang menjadi latar belakang pembubaran Ris sebagaimana yang kita ketahui bahwa
bentuk negara serikat pada dasarnya adalah keinginan dari Belanda kita tahu dalam diplomasi yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan Belanda pada Februari 1946 perwakilan dari negeri
Belanda menginginkan agar Indonesia berbentuk Serikat kemudian menjadi anggota persemakmuran
negeri Belanda tetapi keinginan tersebut kemudian ditolak oleh pemerintah Indonesia Lantas dalam
perundingan-perundingan yang dilakukan antara Indonesia dengan Belanda pada masa
mempertahankan kemerdekaan sebagai contoh dalam Linggarjati disebutkan bahwa akan dibentuk
negara Indonesia Serikat dan dalam Konferensi Inter Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia dengan BFO disepakati bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara serikat dengan nama
Republik Indonesia Serikat
oleh negara itulah dalam Konferensi Meja Bundar pengakuan kedaulatan yang dilakukan oleh Belanda
atas Indonesia adalah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat nah tetapi dalam perjalanannya
tepatnya pada bulan april tahun 1950 seorang tokoh yang bernama Muhammad Natsir mengajukan
sebuah mosi dimana mosi ini kemudian dikenal sebagai mosi integral Natsir
Apa yang dimaksud dengan mosi integrasi ini mosi Integral adalah sebuah Mouse yang diajukan
Muhammad Natsir di depan Dewan Perwakilan Rakyat Ris ketika kemudian Natsir menginginkan agar
negara-negara bagian di dalam RIS bergabung ke dalam Republik Indonesia membentuk kembali
sebuah negara kesatuan
jadi latar belakang pembubaran Ris yang pertama disebabkan karena adanya mosi integral yang diajukan
oleh Muhammad Natsir selain adanya mosi integral Natsir berisi pernyataan Natsir yang menginginkan
agar Republik Indonesia Serikat bubar dengan cara menggabungkan negara-negara bagian di dalam RIS
ke dalam Republik Indonesia faktor lain yang mempercepat pembubaran RIS adalah timbulnya gejolak-
gejolak di daerah yaitu dengan terjadinya pemberontakan APRA kemudian terjadinya pemberontakan
yang dilakukan oleh Andi Azis serta pemberontakan Republik Maluku Selatan gejolak gejolak yang
terjadi di daerah ini mempercepat pembubaran RIS di sini berarti kita dapat melihat bahwa faktor yang
mengakibatkan dibubarkannya Ris setidaknya ada dua faktor utama
Inilah dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya pembubaran Republik Indonesia Serikat yaitu
adanya mosi integral berisi pernyataan Natsir di depan parlemen Republik Indonesia Serikat yang
meminta agar negara-negara bagian di dalam RIS bergabung ke dalam Republik Indonesia serta
terjadinya pemberontakan-pemberontakan baik APRA yang terjadi di Bandung Republik Maluku
Selatan yang terjadi di Maluku serta pemberontakan Andi Azis di Makassar Sulawesi Selatan inilah
faktor yang mempercepat pembubaran Ris
dalam perkembangannya ternyata ide Natsir dalam mosi integrasi didukung oleh banyak tokoh nasional
Indonesia salah satunya adalah Soekarno Soekarno jelas memberi dukungan kuat terhadap upaya
penyatuan wilayah-wilayah di dalam RIS ke dalam Republik Indonesia Kenapa karena bentuk negara
yang dicita-citakan oleh banyak tokoh nasional Indonesia adalah negara kesatuan bukan negara serikat
atau negara federal maka dalam perkembangannya Ris akhirnya bubar pada tanggal 17 Agustus 1950
dan terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam perkembangannya setelah pembubaran Ris Republik Indonesia menggunakan suatu konsep
demokrasi yang kemudian dikenal sebagai demokrasi liberal
Demokrasi liberal memiliki beberapa ciri-ciri apa saja ciri-ciri yang kemudian tampak dalam demokrasi
liberal yang pertama adalah penggunaan undang-undang dasar sementara 1950 dalam masa demokrasi
liberal undang-undang yang digunakan bukanlah undang-undang Dasar 1945 melainkan undang-undang
dasar sementara 1950 sifatnya sementara artinya akan diganti dengan undang-undang dasar yang baru
oleh karena itulah nantinya dalam masa demokrasi liberal pemilihan umum yang dilakukan pada tahun
55 salah satunya bertujuan untuk memilih anggota Dewan Konstituante
Apa tujuan pemilihan anggota Dewan Konstituante tujuan pemilihan anggota Dewan Konstituante
adalah untuk membuat merancang undang-undang dasar yang baru jadi yang perlu digarisbawahi pada
masa demokrasi liberal undang-undang yang digunakan bukanlah undang-undang Dasar 45 melainkan
undang-undang dasar sementara 1950
ciri yang berikutnya tampak adalah penggunaan konsep kabinet parlementer artinya Apa artinya kabinet
nantinya bertanggung jawab kepada parlemen kabinet sendiri akan dipimpin oleh perdana menteri dalam
masa demokrasi liberal presiden nanti akan menjadi kepala negara sedangkan kepala pemerintahan
dijabat oleh Perdana Menteri, Perdana Menteri dan jajaran menterinya akan bertanggung jawab kepada
parlemen yang saat itu bentuknya adalah sampai dengan tahun 1955 adalah dprs atau Dewan Perwakilan
Rakyat sementara Kenapa ada kata sementaranya karena belum adanya pelaksanaan Pemilu untuk
memilih anggota DPR sehingga DPR yang terbentuk adalah dprs
ciri berikutnya yang tampak pada masa demokrasi liberal adalah terjadinya instabilitas politik,
instabilitas Politik ini nantinya ditandai dengan seringnya kabinet jatuh bangun tercatat selama 9 tahun
masa penerapan demokrasi liberal terdapat 7 kabinet yang berbeda yang dipimpin oleh 6 orang Perdana
Menteri karena nanti satu orang eee Perdana Menteri menjabat 2 kali yaitu Ali Sastroamidjojo jadi bisa
dilihat bisa dibayangkan selama 9 tahun terdapat 7 kepala pemerintahan
jadi kita bisa lihat bahwa instabilitas politik terjadi ketika kemudian partai-partai politik di dalam
parlemen kerap menjatuhkan kabinet di sisi yang lain kita dapat melihat bahwa masa demokrasi liberal
menunjukkan betapa kuatnya kekuatan parlemen Pada masa itu jadi bisa dilihat bahwa mungkin
sepanjang sejarah masa demokrasi liberal inilah masa di mana parlemen atau DPR memiliki kekuatan
yang sangat kuat
Nah inilah beberapa ciri yang kemudian tampak pada masa demokrasi liberal sebagaimana yang telah
disampaikan bahwa pada masa demokrasi liberal tercatat terdapat 7 kabinet apa saja kabinet yang
kemudian muncul pada masa demokrasi liberal di antara kabinet-kabinet yang kemudian muncul yang
pertama secara berurutan adalah kabinet yang dipimpin oleh Muhammad Natsir yang kemudian
berlangsung dari tahun 1950 sampai tahun 1951 kemudian kabinet Sukiman dari tahun 1951 sampai
tahun 1952 kemudian kabinet wilopo dari tahun 1952 sampai 1953 berikutnya kabinet Ali
Sastroamidjojo I berlangsung dari tahun 1953 sampai 1955 kemudian kabinet Burhanudin Harahap
tahun 1955 sampai 1956 kemudian kabinet Ali Sastroamidjojo II tahun 1956 sampai 1957 dan Kabinet
Djuanda yang juga kerap disebut sebagai zaken kabinet berlangsung dari tahun 1957 sampai 1959
dari pemaparan periode waktunya terlihat bahwa kabinet-kabinet umumnya hanya bertahan selama 1
tahun tercatat hanya ada dua kabinet yang bertahan selama 2 tahun yaitu kabinet Ali Sastroamidjojo
yang pertama tahun 1953-55 serta Kabinet Djuanda yang kerap disebut sebagai zaken kabinet dari tahun
1957 sampai 1959 berarti dari periodisasi ini terlihat jelas bahwa pada masa demokrasi liberal terjadi
instabilitas politik sebagai akibat kepentingan-kepentingan partai politik lebih diutamakan daripada
kepentingan bangsa Bagaimana dapat dipahami

nah tadi kita sudah membahas bahwa terdapat beberapa ciri yang tampak pada masa demokrasi liberal
yang pertama penggunaan undang-undang dasar sementara 1950 jadi pada masa demokrasi liberal
bukan undang-undang Dasar 45 yang digunakan yang kedua bentuk pemerintahan menggunakan sistem
kabinet parlementer yang berarti kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri dan jajarannya yaitu para
menteri akan bertanggung jawab kepada parlemen dan yang ketiga adalah terjadinya instabilitas politik
akibat dari kepentingan-kepentingan partai politik lebih diutamakan daripada kepentingan nasional
bangsa Indonesia
tercatat ada 7 kabinet selama 9 tahun masa penerapan demokrasi liberal yang pertama adalah kabinet
yang dipimpin Muhammad Natsir berikutnya kabinet Sukiman kabinet wilopo kabinet Ali
Sastroamidjojo yang pertama kabinet Burhanudin Harahap kabinet Ali Sastroamidjojo yang kedua dan
yang terakhir adalah kabinet Djuanda tercatat 7 kabinet dalam 9 tahun masa penerapan demokrasi liberal
kali ini kita akan membahas terlebih dahulu Kabinet Natsir
Kabinet Natsir dipimpin oleh Perdana Menteri Muhammad Natsir dan Kabinet Natsir sendiri nantinya
akan didukung antara lain oleh partai Masyumi kemudian Partai Sosialis Indonesia kemudian Parindra
Partai Indonesia Raya serta PSII (partai Sarekat Islam Indonesia)
dalam Kabinet Natsir Salah satu partai politik besar yaitu PNI memilih untuk tidak bergabung di dalam
Kabinet Natsir dengan kata lain PNI pada masa naksir menjadi partai Oposisi Hal inilah salah satu yang
mengakibatkan sulitnya Kabinet Natsir untuk menjalankan program-programnya sebagaimana yang kita
ketahui 2 partai politik terbesar sebelum pelaksanaan Pemilu tahun 55 adalah partai Masyumi dan PNI
Hal ini dapat terlihat dari banyaknya anggota Partai Masyumi dan TNI sebagai anggota parlemen jadi
memang dua partai ini masih Masyumi dan PNI tercatat sebagai dua partai dengan jumlah kursi
terbanyak di dalam dprs tetapi PNI dalam Kabinet Natsir bersikap sebagai partai oposisi
Natsir sendiri ditunjuk sebagai Perdana Menteri banyak yang menganggap bahwa ini merupakan balas
jasa kepada Natsir yang telah mengupayakan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik
Indonesia ketika pada bulan april tahun 50 Natsir berkeliling ke parlemen Ris menyampaikan ide
gagasannya untuk menyatukan kembali negara-negara bagian di dalam RIS ke dalam Republik
Indonesia yang kemudian dikenal sebagai mosi integral Natsir maka Presiden Soekarno kemudian
memberikan mandat pembentukan kabinet kepada Muhammad Natsir dalam perkembangannya
terbentuk kemudian Kabinet Natsir pada bulan September tahun 1950 apa saja yang kemudian menjadi
program dari Kabinet Natsir
Ada beberapa program dari Kabinet Natsir yang pertama adalah berkaitan dengan keamanan dan
ketertiban negara kita tahu bahwa ketika Natsir ditunjuk sebagai Perdana Menteri Mari banyak terdapat
permasalahan keamanan dan ketertiban di Indonesia Hal ini merupakan buah dari masa revolusi yang
terjadi dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia
yang kedua yang merupakan program Kabinet Natsir dan ini merupakan salah satu program penting
adalah persiapan pelaksanaan pemilu kita tahu bahwa sejak merdeka sampai dengan terbentuknya
Kabinet Natsir Indonesia belum pernah melaksanakan pemilihan umum nantinya Pemilu yang pertama
baru dilaksanakan pada tahun 1955
dan yang ketiga adalah terkait dengan Irian Barat Bagaimana kemudian Kabinet Natsir berupaya untuk
mempercepat berintegrasinya Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia berkaitan dengan upaya
memasukkan Irian Barat ke dalam Republik Indonesia Mohammad Natsir mengutus menteri luar negeri
yang saat itu dijabat oleh Muhammad Roem untuk menemui perwakilan pemerintah Belanda ketika
Mohammad Roem tiba di negeri Belanda pada tahun atau pada akhir tahun 1950 apa yang kemudian
dilakukan yang dilakukan oleh Mohammad roem kemudian adalah mengupayakan adanya perundingan
bilateral antara pemerintah Indonesia dengan Belanda untuk membicarakan status Irian Barat
sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Konferensi Meja Bundar Salah satu isi kesepakatannya adalah
membahas Irian Barat dalam KMB dikatakan bahwa permasalahan Irian Barat akan dibicarakan satu
tahun setelah Konferensi Meja Bundar oleh karena itulah kemudian pemerintah Indonesia berupaya
untuk memulai perundingan bilateral dengan Belanda terkait dengan permasalahan Irian Barat tetapi
sayangnya Perdana Menteri Belanda saat itu menolak upaya dari pemerintah Indonesia
Belanda terus mengundurkan pembicaraan antara Indonesia dengan Belanda terkait dengan status Irian
Barat bahkan sebelumnya di bulan Oktober tahun 1950 ada misi parlemen yang dilakukan oleh parlemen
Indonesia ke Belanda untuk mengupayakan proses integrasi Irian Barat ke dalam Republik Indonesia
sayangnya upaya yang dilakukan oleh Natsir terkait dengan Irian Barat kemudian menemui kegagalan
Kabinet Natsir praktis tidak banyak melakukan eee atau menjalankan program-program kerjanya
Kenapa karena ketika Natsir kemudian menjabat sebagai Perdana Menteri banyak rongrongan yang
terjadi dari parlemen terhadap Kabinet Natsir sejak awal permasalahan Kabinet Natsir adalah Kabinet
Natsir kurang kuat Kenapa karena hanya didukung oleh satu partai besar yaitu partai Masyumi
sedangkan partai besar lainnya yaitu PNI tidak terlibat di dalam Kabinet Natsir dan pada awal tahun
1951 muncul kemudian mosi yang mengakibatkan kejatuhan dari Kabinet Natsir
jadi kita dapat melihat di sini bahwa penyebab kejatuhan dari Kabinet Natsir disebabkan oleh munculnya
mosi tidak percaya yang diajukan oleh anggota parlemen PNI yang bernama Hadi Kusumo sehingga
penyebab kejatuhan dari Kabinet Natsir adalah mosi Hadi Kusumo apa itu mosi Hadikusumo?, mosi
hadikusumo ini berkaitan dengan penerapan suatu Peraturan Pemerintah yaitu PP nomor 39 tahun 1950
Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1950 mengatur tata cara pengangkatan anggota DPRD jadi PP
ini mengatur tentang pengangkatan anggota DPRD
dalam pandangan Hadikusumo yang ternyata mendapatkan dukungan mayoritas dari anggota parlemen
saat itu Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 50 yang sebenarnya ditetapkan pada masa kabinet Hatta
pada masa Ris hanya memberikan keuntungan kepada partai Masyumi sebagai contoh adalah DPRD
Jawa Barat yang banyak diisi oleh anggota partai masyumi atau orang-orang yang dekat secara ideologi
dengan partai Masyumi
oleh karena itulah Hadikusumo kemudian menyatakan atau menyampaikan mosi tidak percaya kepada
Kabinet Natsir pada bulan Januari tahun 1951 dan tanpa diduga ternyata dukungan besar diberikan oleh
partai-partai politik di dalam parlemen kepada Hadikusumo dan bukan hanya partai oposisi seperti PNI
melainkan juga partai pendukung pemerintah salah satunya adalah PSII atau partai Sarekat Islam
Indonesia kemudian menyatakan dukungannya terhadap mosi Hadikusumo
akibat yang jelas ketika kemudian parlemen menyetujui atau sebagian besar mendukung isi dari mosi
Hadikusumo Muhammad Natsir kemudian menyerahkan mandat pengangkatannya sebagai Perdana
Menteri kembali kepada Presiden Soekarno maka Kabinet Natsir kemudian jatuh pada bulan Maret
tahun 1951
selanjutnya Siapa yang kemudian ditunjuk oleh pemerintah atau Presiden Soekarno sebagai pembentuk
kabinet terjadi kemudian dialog antara partai Masyumi dengan PNI sebagai dua kekuatan besar
parlemen pada saat itu dalam perkembangannya diputuskan bahwa kabinet berikutnya akan dipimpin
oleh perwakilan dari kedua partai politik yaitu Sukiman dan Suwiryo Sukiman berasal dari partai
Masyumi Suwiryo berasal dari PNI atau Partai Nasional Indonesia maka dengan kesepakatan yang
terjalin antara partai Masyumi dan PNI secara resmi terbentuk kemudian kabinet Sukiman jadi kita dapat
melihat berikutnya kabinet yang terbentuk adalah kabinet Sukiman
Nah jadi kalau kemudian kita bandingkan antara kabinet Sukiman dengan Kabinet Natsir maka akan
terlihat bahwa kabinet Sukiman lebih kuat karena mendapatkan dukungan dari dua partai terkuat di
parlemen yaitu Masyumi dan PNI
Lantas apa saja Kemudian yang menjadi program kabinet Sukiman pada dasarnya program kabinet yang
kemudian dijalankan oleh Sukiman tidak berbeda jauh dengan program Kabinet Natsir diantaranya
persiapan pelaksanaan Pemilu pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif Nah itu adalah
beberapa program kabinet Sukiman termasuk pula di dalamnya adalah mengupayakan pengembalian
Irian Barat dari Belanda kepada Indonesia
jadi kita dapat mencatat bahwa program kabinet Sukiman diantaranya adalah persiapan pelaksanaan
pemilu kemudian yang berikutnya adalah upaya untuk mendapatkan kembali Irian Barat serta
pelaksanaan politik bebas aktif yang merupakan arah politik luar negeri Indonesia politik bebas dan
aktif tetapi dalam perkembangannya banyak terjadi peristiwa-peristiwa politik pada masa kabinet
Sukiman
pada bulan Juni 1951 Menteri Kehakiman saat itu yang dijabat oleh Muhammad Yamin menerbitkan
suatu aturan yang cukup kontroversial ketika Muhammad Yamin memutuskan untuk membebaskan para
tahanan hampir 1000 tahanan kemudian dilepaskan oleh Muhammad Yamin hal ini mendapatkan protes
dari pimpinan militer Indonesia Kenapa karena Muhammad Yamin tidak berdiskusi terlebih dahulu
dengan pimpinan militer Indonesia
jadi kita dapat mencatat pada bulan Juni 1951 Muhammad Yamin kemudian mengeluarkan suatu aturan
yang dipandang kontroversial akibatnya Muhammad Yamin kemudian mengundurkan diri kemudian
dua setelahnya tepatnya pada bulan Agustus 1951 terjadi aksi razia yang dilakukan oleh kabinet
Sukiman terhadap anggota Partai Komunis Indonesia yang dianggap kerap melakukan aksi-aksi yang
membahayakan Republik dianggap banyak melakukan aksi-aksi yang dipandang bisa membahayakan
keamanan oleh karena itulah kemudian ada aksi razia terhadap anggota dari Partai Komunis Indonesia
salah satu pemicunya adalah terjadinya peristiwa Tanjung Priok ketika pos polisi di Tanjung Priok
kemudian diserang oleh orang tidak dikenal yang dituduh kemudian sebagai pelakunya adalah anggota
Partai Komunis Indonesia
Nah dalam perkembangannya pula ternyata kabinet Sukiman kemudian mendapatkan mosi tidak
percaya yang kemudian diajukan oleh Salah satu tokoh dari Partai Nasional Indonesia ketika kemudian
kabinet Sukiman menandatangani kesepakatan bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat berupa
bantuan msa atau mutual security act ini kita dapat melihat bahwa faktor penyebab kejatuhan dari
kabinet Sukiman adalah adanya mosi soenario di mana mosi soenario ini berkaitan dengan isu
pembelokan politik luar negeri Indonesia
di mana dalam masa kabinet Sukiman disebutkan bahwa Ahmad Subarjo yang merupakan Menteri Luar
Negeri saat itu menandatangani dokumen pemberian bantuan dari Amerika Serikat saat itu dokumen
bantuan yang ditawarkan oleh Amerika Serikat diserahkan oleh duta besar Amerika untuk Indonesia
lantas mengapa penandatanganan dokumen bantuan ini mengakibatkan kejatuhan kabinet Sukiman
karena dianggap Sukiman telah membelokkan politik luar negeri Indonesia yang seharusnya bebas aktif
kita tahu pada masa demokrasi liberal pasca perang dunia ke-2 politik dunia terbagi menjadi dua
kekuatan ideologi yaitu Amerika Serikat yang berideologi liberalis berhadapan dengan Uni Soviet yang
berideologi komunis maka dengan menandatangani bantuan dari Amerika Serikat dianggap bahwa
Sukiman telah membelokkan politik luar negeri Indonesia ke arah blok barat yang dipimpin Amerika
Serikat
begitu kemudian dokumen ini diketahui oleh publik diketahui oleh parlemen soenario mengajukan mosi
tidak percaya terhadap kabinet Sukiman dan ternyata mosi soenario ini mendapatkan dukungan dari
sebagian besar anggota parlemen akibat yang jelas akibatnya kemudian adalah kabinet Sukiman jatuh
Sukiman kemudian menyerahkan mandat pengangkatannya kepada Presiden Soekarno peristiwa ini
kemudian terjadi sekitar awal tahun 1952 tepatnya pada bulan Februari 1952 maka dengan demikian
berakhirlah masa kabinet Sukiman

Masa Demokrasi Terpimpin


Dalam membahasan kali ini kita akan membahas materi tentang masa demokrasi terpimpin di mana
masa demokrasi terpimpin dimulai sejak tahun 1959 dan berakhir Pada tahun 1966 Kenapa dimulai
tahun 1959 dan dianggap berakhir Pada tahun 1966 maka kita harus melihat apa yang menjadi patokan
awal dimulainya masa demokrasi terpimpin tahun 1959 dianggap sebagai penanda dimulainya masa
demokrasi terpimpin dengan diterbitkannya Dekrit Presiden oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli
1959 sedangkan tahun 1966 dianggap sebagai penanda berakhirnya masa demokrasi terpimpin karena
pada tahun 1966 diterbitkan Surat Perintah yang kemudian dikenal sebagai Supersemar atau Surat
Perintah 11 Maret
nah keluarnya Surat Perintah 11 Maret menandai berakhirnya masa demokrasi terpimpin ketika
kekuasaan di Indonesia beralih dari Presiden Soekarno kepada yang nantinya akan menjabat sebagai
presiden yaitu Soeharto Nah jadi pada tahun 1966 keluar Supersemar yang mengakibatkan berakhirnya
masa pemerintahan Presiden Soekarno
apa poin dari Dekrit presiden kita telah memahami bahwa Dekrit Presiden terdiri atas tiga poin utama
yang pertama adalah pembubaran Dewan Konstituante di mana Dewan Konstituante sendiri adalah
badan yang dibentuk bertujuan untuk menciptakan undang-undang dasar yang baru menggantikan
undang-undang dasar sementara 1950 yang diterapkan pada masa demokrasi liberal
tetapi ketika kemudian dewan konstituante dianggap gagal dalam menciptakan undang-undang dasar
yang baru Maka Presiden Soekarno kemudian mengambil langkah membubarkan Dewan Konstituante
pembubaran Dewan Konstituante kemudian diikuti dengan Indonesia kembali menggunakan undang-
undang Dasar 1945 dan poin ketiga adalah pembentukan MPRS dan DPAS Majelis Permusyawaratan
Rakyat sementara dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara inilah yang menjadi poin dari Dekrit
Presiden yang menandai berakhirnya masa demokrasi liberal dan dimulainya masa demokrasi
terpimpin
apa yang kemudian menjadi ciri dari masa demokrasi terpimpin yang pertama cirinya tentu saja adalah
terjadinya perubahan sistem kabinet kita tahu bahwa pada masa revolusi sampai dengan masa demokrasi
liberal sistem kabinet yang digunakan oleh pemerintah Indonesia adalah kabinet parlementer di mana
kabinet parlementer ini menunjukkan bahwa kabinet yang terbentuk bertanggung jawab kepada
parlemen nah di mana pemerintahan sendiri dipimpin oleh seorang Perdana Menteri jadi Perdana
Menteri dan jajaran menteri-menterinya jajaran kabinetnya bertanggung jawab kepada parlemen
sedangkan ciri yang kemudian tampak pada masa demokrasi terpimpin adalah sistem kabinet yang
digunakan adalah kabinet Presidensil Dalam kabinet presidensil kepala negara dan kepala pemerintahan
dijabat oleh seorang presiden Nah inilah yang membedakan antara masa demokrasi liberal dengan masa
demokrasi terpimpin yaitu di mana pada masa demokrasi terpimpin sistem kabinet adalah kabinet
presidensil Presiden Soekarno tampil sebagai kepala negara sekaligus juga sebagai kepala pemerintahan
kemudian ciri yang berikutnya adalah penggunaan Undang Undang Dasar 1945 berbeda dengan masa
demokrasi liberal yang menggunakan undang-undang dasar sementara 1950 dan ciri yang berikutnya
ciri yang ketiga adalah adanya dominasi dari lembaga eksekutif Nah jadi adanya dominasi dari lembaga
eksekutif berbeda dengan masa demokrasi liberal di mana pada masa demokrasi liberal apa namanya
lembaga legislatif lah yang kemudian memiliki dominasi yang sangat kuat terbukti pada masa demokrasi
liberal pemerintahan kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen
tercatat pada masa demokrasi liberal tercatat ada ada 7 kabinet berbeda selama 9 tahun masa
pemerintahan demokrasi liberal Nah jadi kita dapat melihat pada masa demokrasi liberal yang
berlangsung selama 9 tahun tercatat ada 7 kabinet berbeda dimulai dari masa naTsir sampai dengan
masa Kabinet Djuanda tetapi pada masa demokrasi terpimpin yang kemudian mendominasi adalah
lembaga eksekutif Nah inilah beberapa ciri yang kemudian tampak pada masa demokrasi Terpimpin
berikutnya setelah kemudian demokrasi terpimpin terbentuk Presiden Soekarno kemudian
mengeluarkan beberapa kebijakan kita nanti akan membahas kebijakan-kebijakan apa saja yang
dikeluarkan oleh Presiden Soekarno baik kebijakan politik dalam negeri kebijakan politik luar negeri
kemudian kebijakan ekonomi serta kita juga akan membahas nantinya penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin
yang akan kita bahas terlebih dahulu adalah kebijakan politik yang dilakukan pada masa demokrasi
terpimpin ada beberapa kebijakan politik yang diambil oleh pemerintah pada masa demokrasi terpimpin
khususnya kebijakan politik dalam negeri
Yang pertama tentu saja adalah pembentukan MPRS dan DPAS di mana pembentukan MPRS dan
DPAS adalah bagian dari Dekrit Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli
1959 kemudian diikuti dengan adanya pembentukan kabinet atau pemerintahan setidaknya tercatat ada
dua kabinet yang terbentuk pada masa demokrasi terpimpin yang pertama adalah kabinet kerja dan yang
kedua adalah kabinet Dwikora
Kabinet Kerja nantinya berlangsung sejak tahun 1959 sampai dengan tahun 1964 sedangkan Kabinet
Dwikora berlangsung dari tahun 1964 sampai dengan tahun 1966 jadi kita dapat melihat bahwa
terbentuk Kabinet Kerja dan Kabinet Dwikora pada masa demokrasi terpimpin yang juga harus kita
garis bawahi bahwa kabinet-kabinet tersebut dipimpin oleh Presiden Soekarno bukan lagi dipimpin oleh
Perdana Menteri sebagaimana pada masa demokrasi liberal
kemudian kebijakan politik dalam negeri berikutnya adalah pembubaran partai Masyumi dan PSI atau
Partai Sosialis Indonesia Apa latar belakang dibubarkannya partai Masyumi dan PSI maka kita dapat
menjawab bahwa keputusan pemerintah membubarkan partai Masyumi dan PSI di latar belakangi
sebagai akibat dari keterlibatan sebagian anggota dari partai Masyumi dan PSI dalam pemberontakan
PRRI Permesta
sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada masa demokrasi liberal tepatnya menjelang akhir masa
demokrasi liberal terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI dan Permesta di wilayah Sumatera
dan Sulawesi ketika terbentuk dewan-dewan daerah pemberontakan ini sendiri pada awalnya adalah
bentuk kekecewaan dari para pemimpin politik di daerah maupun para perwira di daerah karena adanya
ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah tampaknya pembangunan pada masa itu dianggap
oleh tokoh-tokoh PRRI dan Permesta hanya dipusatkan di wilayah pulau Jawa sedangkan pembangunan
di luar Jawa tampaknya diabaikan oleh pemerintah pusat
oleh karena itulah kemudian tuntutan yang muncul dari PRRI Permesta adalah tuntutan pelaksanaan
otonomi daerah tetapi ketika kemudian tuntutan pelaksanaan otonomi daerah ini ditolak oleh pemerintah
pusat maka terjadilah pemberontakan PRRI Permesta ternyata pemberontakan ini mendapatkan
dukungan dari sebagian tokoh-tokoh partai Masyumi dan PSI
kita dapat menyebutkan Muhammad Natsir dan juga Syafrudin prawiranegara adalah dua pimpinan dari
partai Masyumi ini yang kemudian terlibat dalam pemberontakan PRRI karena keterlibatan dari tokoh-
tokoh partai masih dan PSI inilah yang mengakibatkan nantinya partai Masyumi dan PSI dibubarkan
oleh Presiden Soekarno
nah ini merupakan bagian dari kebijakan politik dalam negeri yang dilakukan pada masa demokrasi
terpimpin kemudian apalagi yang dapat kita catat berkaitan dengan kebijakan politik dalam negeri maka
kita juga dapat mencatat terkait dengan kebijakan politik dalam negeri adanya keputusan dari
pemerintah untuk melakukan pembubaran DPR hasil pemilu di tahun 1955
Nah jadi menarik ketika kemudian pemerintah Presiden saat itu membubarkan DPR hasil pemilu tahun
1955 Apa faktor yang kemudian menjadi dasar pembubaran DPR hasil pemilu tahun 1955 sebabnya
adalah penolakan dari DPR untuk menyetujui RAPBN yang diajukan oleh Presiden Soekarno pada
tahun 1960 penolakan dari DPR untuk menyetujui RAPBN yang diajukan oleh Presiden Soekarno
menjadi dasar pembubaran DPR hasil Pemilu tahun 55 oleh Presiden Soekarno sebagai gantinya ketika
kemudian DPR hasil pemilu 55 dibubarkan Presiden Soekarno kemudian membentuk DPR GR atau
dewan apa namanya Perwakilan Rakyat gotong royong Nah jadi dpr-gr adalah singkatan dari Dewan
Perwakilan Rakyat gotong royong inilah Kemudian beberapa kebijakan politik dalam negeri yang
ditempuh oleh Presiden Soekarno pada masa demokrasi terpimpin .
Kemudian Pada awal pelaksanaan Demokrasi Terpimpin, Indonesia cukup berperan aktif dalam
menciptakan perdamaian dan hubungan Internasional. Hal tersebut tampak pada kebijakan-kebijakan
presiden dalam politik luar negerinya, antara lain sebagai berikut.

• Ikut ambil bagian dalam upaya perdamaian di Kongo dengan mengirimkan Misi Garuda II yang
bergabung dengan pasukan perdamainan PBB yang bernama United Nations Operation of Congo
(UNOC).
• Pada tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno berpidato dalam Sidang Umum PBB yang
menguraikan tentang Pancasila, perjuangan merebut Irian Barat, kolonialisme, meredakan
ketegangan dunia Timur dan Barat serta usaha memperbaiki organisasi PBB. Pidati presiden
Soekarno ini berjudul “To Build The Word a New” atau membangun dunia baru.
• Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Non-Blok.
• Berhasil menyelenggarakan pesta olahraga bangsa-bangsa Asia (Asian Games IV) di Jakarta 24
Agustus – 4 September 1962.
Kemudian Kebijakan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin ialah diantaranya:

• Pembentukan Dapernas dan Bappenas


• Pelaksanaan Deklarasi Ekonomi
• Proyek Mercusuar (Proyek mercusuar merupakan proyek pembangunan ibu kota negara supaya
Indonesia makin diperhatikan oleh pihak luar negeri. Beberapa gedung yang dibangun dalam
proyek ini, antara lain gedung DPR, MPR, DPD DKI Jakarta, GBK, Hotel Indonesia hingga
Monas.)
• Nilai Uang Diturunkan (Devaluasi)
• Peleburan Bank (Bank Indonesia adalah hasil peleburan dari beberapa bank negara, seperti Bank
Koperasi dan Nelayan, Bank Umum Negara, dan Bank Tabungan Negara.)
• Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri

Kemudian Penyimpangan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin diantaranya ialah:

• Pembentukan MPRS (mengapa menyimpang? Karena pada saat Pembentukan MPRS pada
masa demokrasi terpimpin dipilih dan diangkat langsung oleh presiden. Padahal, seharusnya
MPRS dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum atau pemilu)
• Terpisahnya Penafsiran Pancasila (saat demokrasi terpimpin, Presiden Soekarno tidak menafsirkan
Pancasila secara utuh. Ia menafsikan terpimpin dengan arti pimpinan terletak di tangan pemimpin
besar revolusi Hal inilah yang kemudian membuat peran presiden sangat besar dan mengarah pada
perilaku otoriter. )
• Pembentukan DPRGR (Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu 1955 dan menunjuk
anggota DPRGR atau Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong.Peran DPRGR ini hanya
merupakan instrumen politik lembaga kepresidenan, sementara peran lembaga legislatif sangatlah
lemah. Hal ini menjadi bentuk penyimpangan karena sebenarnya kedudukan presiden dan DPR
seimbang)
• Presiden Seumur Hidup (Pada masa ini ditetapkan pengangkatan presiden seumur hidup karena
tidak adanya aturan tentang jabatan presiden seumur hidup. Padahal Pasal 7 UUD 1945 telah
mengatur terkait presiden yang bisa memimpin pemerintahan selama lima tahun. Adanya ketatapan
MPRS No.III/1965 mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup.)

Anda mungkin juga menyukai