A. Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang terutama menyerang parenkim
paru. Itu juga dapat ditularkan kebagian lain dari tubuh, termasuk meningen, ginjal,
tulang, dan kelenjar getah bening. Agen infeksi utama, M. tuberculosis, adalah batang
aerobik tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet.
Mycobacterium bovis dan Mycobacterium avium jarang dikaitkan dengan perkembangan
infeksi TB.
TB adalah masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia yang erat kemiskinan,
malnutrisi, kepadatan penduduk, perumahan di bawah standar, dan perawatan kesehatan
yang tidak memadai. Kematian dan tingkat morbiditas terus meningkat; M. tuberculosis
menginfeksi diperkirakan sepertiga dari populasi dunia dan tetap menjadi penyebab
utama kematian akibat penyakit menular di Dunia. Menurut WHO, diperkirakan 1,6 juta
kematian akibat TB pada tahun 2005 (WHO, 2007).
B. Etiologi
TB menyebar dari orang ke orang melalui penularan melalui udara. Orang yang
terinfeksi melepaskan inti tetesan (biasanya partikel) diameter 1 sampai 5 m) melalui
berbicara, batuk, bersin, tertawa, atau bernyanyi. Tetesan yang lebih besar mengendap;
tetesan yang lebih kecil tetap melayang di udara dan dihirup oleh orang yang rentan.
Bagan 23-4 mencantumkan faktor risiko TB. Bagan 23-5 merangkum rekomendasi CDC
untuk pencegahan penularan TB di fasilitas pelayanan kesehatan.
E. Pemeriksaan penunjang
Anamnesis lengkap
Pemeriksaan fisik
Tes tuberkuli (Tes mantoux)
Tes QuantifFERON – TB gold (QFT)
Foto rontgen dada
Apusan basil tahan asam
Kultur sputum
F. Penatalaksanaan medis
Terapi obat:
- TB Paru diobati terutama dengan anti tuberkulosis agen selama 6 bulan sampai
12 bulan. Durasi pengobatan yang lama diperlukan untuk memastikan
pemberantasan organisme dan untuk mencegah kekambuhan.
- Medikasi lini pertama: isoniazid atau INH (nydrazid, rifampin (rifadin),
pirazinamid, dan ethambutol (myambutol) setiap hari selama 8 minggu dan
berlanjut sampai dengan 4 sampai 7 bulan.
- Medikasi lini kedua: kapremisin (capastat), etionamid (trecator), natrium
paraminosaisilat, dan sikloserin (seromycin).
- Vitamin B (piridoksin) biasanya diberikan bersama INH.
Seorang pria berusia 63 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan batuk disertai sesak
napas yang diduga pasien karena alergi dingin. Namun menurut keluarga selama ini pasien
tidak memiliki alergi dingin. Pasien menyatakan kekhawatirannya, ia merasa mungkin
sesuatu yang lebih buruk terjadi karena pasien juga mengalami batuk berdarah selama 3 hari
terakhir. Pasien juga mengaku bangun di tengah malam dalam kondisi "basah kuyup" selama
beberapa minggu terakhir. Ketika ditanya, pasien menyangkal pernah memiliki penyakit paru
sebelumnya. Namun pasien mengatakan ia pernah ke puskesmas dengan gejala yang sama
dan dokter mendiagnosa pasien dengan pneumonia yang didapatkan dari masyarakat
(community acute pneumonia) dan dipulangkan dengan diberi obat azitromisin.
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi, dislipidemia, COPD, fibrilasi atrium, dan
gangguan kecemasan umum selama 3 tahun terakhir.
Hasil pemeriksaan rontgen dada:
Hasil pemeriksaan laboratorium:
Hb 10,4; Eritrocyte 4,11; Hematocrit 41,9; Granulocyte 80 %; Limfosit 16 %; dan SGOT 49.
Pasien belum pernah melakukan pengobatan tuberculosis sebelumnya.
B. Wawancara
DOKUMENTASI PENGKAJIAN
Ruang Rawat :-
Tanggal Rawat :-
No.Medrec :-
Tanggal Pengkajian: -
Diagnosa Medis : Tuberkolosis paru
Sumber Data : Data Primer
C. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. P
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Agama :-
Status Marital :-
Suku / Bangsa : Indonesia
Alamat :-
F. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum : Compos metis
Tanda-tanda vital:
- Suhu :
- Tekanan darah :
- Nadi :
- Respirasi :
- Saturasi oksigen :
Pemeriksaan Fisik
- Kepala dan rambut
Bentuk kepala simetris, penyebaran rambut merata, tidak ada benjolan tidak ada luka,
tidak ada nyeri tekan.
- Mata
Simetrisan, konjungtiva anemis, tidak ada nyeri tekan, sclera ikhterik, reflek pupil
isokor
- Hidung
Simetris, tidak ada sumbata, tidak ada benjolan, tidak terdapat secret
- Mulut
Simetris, tida ada tonsil, tidak ada sariawan, mulut lembab, langit langit utuh
- Telinga
Simetris, pendengaran baik ,tidak ada kelainan atau benjolan
- Kulit
Turgor kulit baik dan tidak ada lesi
- Leher
Simetris, posisi trakea baik, tidak adanya peningkatan Jvp
- Dada
Simetris, tidak ada bekas luka, pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan
- Abdomen
Simetris, tidak ada bekas luka sc, tidak ada pembesaran hepar
- Ekstermitas atas
Simetris ,tidak terdapat luka, 5|5,
- Ektermitas bawah
Simetris, tidak terdapat luka, 5_|_5
Pemeriksaan Diagnostik
o Hasil pemeriksaan rontgen dada:
Terapi Obat
o Diberi obat azitromisin saat dokter mendiagnosa pasien dengan pneumonia
G. ANALISA DATA
No Sysptoms Etiologi Masalah
1. DS:
Pneumonia Bersihan Jalan
- Pasien mengalami batuk ↓
Nafas Tidak
berdarah selama 3 hari Inflamasi
↓ Efektif
terakhir
Respon tubuh atau
kekebalan tubuh
menurun
DO:
- Pasien batuk disertai sesak nafas ↓
Bakteri
- Pasien menyatakan khawatir
TBC
masuk
↓
Penurunan
fungsi silia
↓
Batuk
produktif
↓
Saluran
nafas
terititasi
↓
Batuk
berdarah
↓
Bersihan
jalan nafas
tidak
efektif
DS:
Masuknya bakteri TB
- Pasien mengalami batuk Ansietas
↓
berdarah selama 3 hari
Munculnya respon
terakhir
tubuh yang
mengganggu aktivitas
↓
Pasien merasa khawatir
dengan kondisinya
DO:
↓
- Pasien batuk disertai sesak
Stress psikologis
nafas
↓
- Pasien menyatakan khawatir
Ansietas
Diagnosa Keperawatan
- Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d d.d batuk tidak efektif, dispnea
- Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d merasa lhawatir dengan
akibat dari kondisi yang dihadapi, sulit tidur
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan intervensi Observasi
efektif b.d proses infeksi
keperawatan selama 2x24 jam Monitor pola nafas
d.d batuk tidak efektif,
dispnea maka bersihan jalan napas Monitor sputum
meningkat dengan kriteria
Terapeutik
hasil:
Berikan minum
- Batuk efektif
hangat
meningkat (5)
Berikan oksigen jika
- Dispnea menurun (5)
perlu
- Frekuensi napas
Edukasi
membaik (5)
Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari
Ansietas b.d Setelah dilakukan intervensi
kekhawatiran mengalami keperawatan selama 2x24 jam
kegagalan d.d merasa maka tingkat ansietas menurun
lhawatir dengan akibat dengan kriteria hasil:
dari kondisi yang - Verbalisasi khawatir
dihadapi, sulit tidur akibat kondisi yang
dihadapi menurun (5)
- Konsentrasi pola tidur
membaik (5)