Akidah Akhlak
Akidah Akhlak
B. SIFAT SERAKAH
Serakah (rakus) adalah sifat selalu menginginkan yang lebih banyak
dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang sudah dimilikinya. Orang
yang serakah biasanya juga memiliki sifat kikir, oleh sebab itu mereka tidak
mau mengeluarkan zakat atau bersedekah.
Ciri-ciri orang yang serakah: 1) tidak mau berbagi; 2) selalu
menginginkan bagian yang paling banyak; dan 3) tidak perduli terhadap
orang lain.
Cara menghindari sifat serakah: 1) senantiasa bersyukur kepada Allah;
2) mengingat azab bagi orang yang serakah dan tidak bersyukur; 3)
RINGKASAN MATERI menanamkan sifat qana’ah (rela dan merasa cukup atas nikmat yang telah
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak diberikan oleh Allah)
KB / Materi : 5 – Sifat Kikir dan Serakah Akibat dari sifat serakah diantaranya: 1) melalaikan kewajiban kepada
Kelas : 5 (Lima) – B Allah; 2) hidup tidak tenang karena tidak pernah merasa puas; 3) hilang
Semester : 2 (Genap) martabat sebagai manusia dan hamba Allah; 4) mendapatkan azab dari
Tahun Pelajaran : 2021/2022 Allah; 5) merusak kerukunan dan kedamaian.
C. KISAH QARUN
A. SIFAT KIKIR
Pada zaman Nabi Musa as. hidup seorang yang setia dan rajin beribadah.
Kikir (bakhil) adalah sikap tidak mau berbagi terhadap orang lain yang
Orang tersebut bernama Qarun, keturunan dari Bani Israil. Qarun berubah
membutuhkan. Orang yang memiliki sifat kikir cenderung ingin menyimpan
menjadi orang yang malas beribadah ketika hartanya bertambah banyak. Ia
harta untuk dirinya sendiri. Orang-orang kikir beranggapan bahwa harta
lebih banyak mengurusi hartanya dibandingkan dengan beribadah kepada Allah
yang mereka miliki adalah hasil usahanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Swt.
Sifat kikir merupakan salah satu sifat tercela dan dibenci oleh Allah Setelah kaya raya, Qarun menjadi orang yang sangat sombong. la tidak
sehingga kita harus menghindari sifat ini, berikut adalah cara untuk mau membantu orang fakir, tidak mau bersedekah, bahkan ketika dihimbau
menghindari sifat kikir. oleh Nabi Musa as. untuk mengeluarkan zakat ia tidak bersedia, karena ia
1. Mengingat akibat buruk dan azab dari Allah yang akan ditimbulkan beranggapan bahwa harta yang ia miliki adalah hasil dari kerja kerasnya
karena sifat kikir sendiri, bukan bantuan dari orang lain, dan bukan pemberian Allah Swt. la
2. Membiasakan bersedekah meskipun sedikit berpikir, dengan bersedekah atau mengeluarkan zakat akan mengurangi jumlah
3. Selalu mengingat bahwa harta yang dimiliki adalah titipan Allah harta kekayaannya. Bahkan ia menuduh Nabi Musa as. berniat memerasnya.
4. Mengingat pahala bagi orang yang dermawan (gemar bersedekah) Qarun sangat benci kepada Nabi Musa as, karena dianggap selalu
5. Menyadari bahwa harta benda tidak akan kekal mengganggu ketenangan hidupnya. Disebabkan kebencian tersebut, Qarun
6. Melihat kehidupan orang miskin yang serba kekurangan selalu berusaha membuat malu dan menyingkirkan Nabi Musa as. dari
kaumnya.
Suatu ketika, Qarun menyuruh seorang wanita muda untuk mengaku telah
berzina dengan Nabi Musa as. dengan janji akan diberi upah yang besar. Pada
mulanya wanita muda itu mau melaksanakan keinginan Qarun, sehingga
dengan cepat tersebar berita bahwa Nabi Musa as. telah berzina.
Dengan ujian ini, Nabi Musa as. tetap bersabar dan selalu berdoa semoga
Allah Swt. membuka hati wanita muda tersebut untuk mengakui
kebohongannya. Doa Nabil Musa as, dikabulkan oleh Allah Swt. Wanita muda
tersebut mengaku bahwa yang dilakukannya adalah kebohongan semata. la
melakukan kebohongan itu karena tergiur atas hadiah yang ditawarkan oleh
Qarun.
Dengan pengakuan wanita itu, maka selamatlah Nabi Musa as. dari tipu
daya Qarun dan sebaliknya Qarun mendapat malu atas kebohongan yang
dilakukannya.
Setelah Nabi Musa as. tidak mempunyai harapan lagi untuk memperbaiki
dan menolong Qarun yang tersesat, beliau berdoa kepada Allah Swt. agar
Qarun dan pengikutnya diberi peringatan. Doa Nabi Musa as. dikabulkan oleh
Allah Swt. Qarun dan para pengikutnya serta seluruh harta bendanya
ditenggelamkan oleh Allah Swt., sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur’an
surah al-Qashas ayat 81 yang artinya: “Maka Kami benamkanlah Karun
beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun
yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang
(yang dapat) membela (dirinya).