02
ُم
ْر الّٰر ِح ِم ْي َنَح َا َت ْنَا ُّض َم
ْي َّس ِن َي ال ُّر َو ِّنَا ٓٗه َّب ٰد َن ْذ ُّي
َو ْو َب ِا ا ى َرَا
MUNAJAT
Munajat inilah yang telah dipanjatkan oleh
penghulu orang orang yang sabar, Nabi Ayyub.
Munajat ini adalah doa yang mujarab dan sangat
efektif. Maka selayaknya bagi kita mendapatkan
percikan dari cahaya ayat suci ini seraya
bermunajat:
رب إني مسني الضر وأنت أرحم الرحمين
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa
penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang"
04
Sesungguhnya dalam setiap dosa, ada jalan menuju kekufuran. Jika tidak segera
dihapus dengan istighfar, maka ia akan berubah menjadi ular-ular yang maknawi
yang siap menggigit dan menyakiti hati.
07
08
09
01 Aspek Pertama
Allah menjadikan busana eksistensi yang Dia pakaikan
kepada manusia sebagai petunjuk atas kreasi-Nya. Sebab,
Dia menciptakan manusia dalam bentuk "model" yang
dipaparkan pada dirinya pakaian eksistensi, yang diganti,
digunting, diubah, dan dimodifikasi untuk menjelaskan
manifestasi Asmaul Husna yang beraneka ragam.
02 Aspek Kedua
Rasa sedih dan kecewa muncul karena penderitaan jiwa yang bersumber dari
keterpisahannya dari berbagai kenikmatan pada masa sebelumnya (masa
lalu). Karena hilangnya kenikmatan merupakan sebuah penderitaan dan
memikirkan nikmat yang hilang akan memeras derita tersebut, meneteskan
rasa kesal dan duka.
Apabila si penderita mengingat imbalan yang indah dan ganjaran yang baik
yang disediakan di akhirat, maka selain bersabar dia juga mencapai derajat
syukur kepada Allah dan ridho atas ketentuan-Nya. Seraya berkata:
Segala puji bagi Allah dalam kondisi apa pun, kecuali kekufuran dan
kesehatan.
Apabila manusia tidak mencerai-beraikan kekuatan
kesabaran yang dianugerahkan kepadanya dan tidak
mengamburkannya dalam berbagai ilusi dan
kekhawatiran, maka kekuatan kesabaran tersebut sudah
cukup membuatnya tegar menghadapi semua musibah
dan bencana.
Adalah merupakan kebodohan menghawatirkan musibah
dan penyakit yang menimpa manusia pada masa
mendatang. sebab, saat itu masih belum tiba. Dengan
demikian orang tersebut sama saja sedang menganiaya
dirinya sendiri.
14
15
Persoalan Pertama
Sesungguhnya musibah dan bencana yang hakiki dan dianggap sangat
berbahaya adalah yang menyerang agama. Adapaun musibah yang tidak
menyerang agama, pada hakikatnya bukanlah musibah. Sebab, musibah
jenis ini memiliki beberapa makna:
Pertama, sebagai peringatan (teguran penuh kasih) yang Allah tunjukan
kepada hamba-Nya yang lalai.
Kedua, sebagai penebus dosa
Ketiga, sebagai anugerah ilahi untuk memberikan ketenangan kepada
manusia dengan cara membendung kelalaian, serta memberitahukan
kelemahan dan kefaikran yang tertanam dalam fitrahnya.
16
Persoalan Ketiga
Pada masa kelalaian sekarang ini, musibah telah berubah bentuk. Bagi
sebagian orang, musibah tidak selamanya merupakan musibah, tapi
kemurahan dan kelembutan Ilahi.
19
Penutup
Allah telah menyertakan kelemahan tak terbatas dan kefakiran tak
berujung ke dalam diri manusia demi menunjukkan kekuasaan-Nya yang
mutlak dan rahmat-Nya yang luas.
Allah menciptakan manusia dalam bentuk dan penampilan spesifik,
yang mana ia terkadang sedih dan kadang sangat gembira, untuk
memperlihatkan (memanifesikan) nama-nama-Nya yang mulia.
Musibah tidak mendorong manusia untuk berlindung kepada Allah
dengan satu lidah saja. Tapi dengan seluruh anggota tubuhnya.
20
Terima Kasih!
Ada pertanyaan?