Ekologi Manusia
• Ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya
Ekologi Manusia Interaksi Sistem Sosial dan Ekosistem
Materi, energi dan informasi berpindah dari sistem sosial ke ekosistem sebagai
konsekuensi aktivitas manusia yang berdampak terhadap ekosistem:
• Manusia memengaruhi ekosistem ketika mereka menggunakan sumberdaya
(air, kayu, padanga pengembalaan)
• Setelah menggunakan berbagai materi dari ekosistem, manusia
mengembalikannya ke ekosistem sebagai limbah
• Manusia secara intensif mengubah atau mengatur kembali ekosistem yang
ada, atau menciptakan yang baru, untuk memenuhi kebutuhannya.
Rantai Pengaruh antara
Sistem Sosial dan Ekosistem
Penangkapan ikan
secara komersial di
perairan
Deforestasi dan Penggunaan Kayu Bakar Introduksi Bahan Bakar Nabati di Perdesaan
Intensitas Permintaan
terhadap Ekosistem
Population regulation
and carrying capacity
Exponential Growth
and
Carrying Capacity
Pengertian
Daya Dukung Lingkungan (DDL)-1
• DDL: Kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia
dan makhluk hidup lain (UU 32/2009)
• DDL: Jumlah individu suatu spesies yang
dapat didukung secara tak terbatas dalam
suatu ruang atau kawasan tertentu (Miller,
1986)
• DDL: kemampuan untuk mendapatkan
hasil dan produk di suatu kawasan dari
sumber daya alam yang terbatas, dengan
mempertahankan jumlah dan kualitas This Photo is licensed under CC BY-SA-NC
1. Aktivitas manusia
2. Sumber daya
3. Daya dukung
lingkungan
4. Konsumsi SDA
5. Limbah
6. Daya tampung
lingkungan
7. Kualitas lingkungan
8. Kesejahteraan
manusia
Daya Dukung Lingkungan
dalam konteks Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumber:
Undang-undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebutuhan Pengukuran DDL
• Daya dukung lingkungan secara umum
didefinisikan sebagai kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya.
→ DDL berusaha “ditingkatkan” dengan
menggunakan bantuan teknologi canggih dan
pertukaran barang/jasa atau perdagangan.
• Dari sisi neraca lahan, misalnya, daya dukung
suatu kawasan dapat ditingkatkan dengan
menggunakan teknologi pembangunan • Gagasan analisi EF menempatkan bahwa
mutakhir, misalnya pembangunan secara manusia mengkonsumsi berbagai produk,
vertikal (menciptakan bangunan pencakar sumberdaya dan jasa untuk bertahan hidup
langit).
• Dari sisi neraca air ketika suatu kawasan tidak → Jumlah konsumsi setiap sumberdaya tsb
dapat lagi memenuhi kebutuhan air dapat ditelusuri ke belakang sebagai luas
penduduknya, maka air tersebut dapat lahan produktif secara ekologis yang
didatangkan dari wilayah sekitar melalui menyediakan materi dan energi.
pertukaran barang dan jasa atau perdagangan.
Konsep dasar Ecological Footprint
• Kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat
dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk
berbagai aktivitasnya → Jejak ekologi (ecological
footprint).
• Untuk mengetahui tingkat keberlanjutan SDA dan
lingkungan, luas area JE dibandingkan dengan luas
aktual lahan produktif
• Perbandingan antara luas area JE dengan luas aktual
lahan produktif ikemudian dihitung sebagai
perbandingan antara lahan yang dibutuhkan
(demand) dan lahan yang tersedia (supply).
→ Perbandingan menunjukkan kondisi/status daya
dukung lingkungan: pengertian kemampuan suatu
wilayah dalam menunjang kehidupan mahluk William Rees dan Mathis Wackernagel
hidup secara berkelanjutan. memperkenalkan konsep ecological footprint
(EF) pertama kali pada tahun 1986.
Dikembangkan pada tahun 1995.
Ecological Footprint
(Jejak Ekologis, Telapak Ekologis)
• Ecological Footprint (EF) adalah indikator baru
untuk menghitung keberlanjutan.
• EF didefinisikan sebagai luas lahan produktif
secara ekologis yang dapat menopang dan
mendukung populasi tertentu dengan gaya
hidup yang dapat diterima.
• Jejak ekologis adalah alat perhitungan
sederhana yang memaparkan dampak
manusia dalam sebuah indeks, yang konsisten
dengan prinsip termodinamika dan ekologi
(Chambers et al., 2000).
JEJAK EKOLOGIS dihitung
• Konsep jejak ekologis ini dikembangkan oleh mulai dari skala individu, rumah
William Rees dan Mathis Wackernagel pada tangga, kominutas, kota, wilayah,
awal 90-an sebagai pengembangan dari negara, hingga global.
konsep carrying capacity.
EF Demand vs. EF Supply
• Dengan teknologi tertentu luas lahan yang
produktif secara ekologis tsb menopang
jumlah populasi tertentu sesuai dengan
gaya hidupnya
→ EF demand.
• EF supply (sering juga disebut daya
dukung lingkungan, biocapacity) adalah Jenis lahan produktif
luas lahan produktif secara ekologis yang
tersedia. secara ekologis:
• Jika EF demand lebih kecil dari EF supply, • Lahan untuk energi fosil
berarti pola pembangunan ekonomi dan • Lahan basah
sosial berkelanjutan; • Padang rumput
• Jika EF demand lebih besar dari EF supply, • Hutan
pola pembangunan tidak berkelanjutan. • Kawasan terbangun
• Laut
EF Supply – Biocapacity
• Daya dukung lingkungan (ecological • Di bumi yang hijau-biru ini, ternyata tidak
banyak ekosistem produktif yang dapat
carrying capacity) berbeda-beda pada menunjang kehidupan (padang pasir yang
tiap wilayah karena perbedaan SDA, tandus, kutub es yang beriklim dingin tidak
tidak hanya perbedaan produktivitas dapat dimanfaatkan)
pada tiap jenis lahan yang berbeda, • Dalam menyediakan daya dukung pada
tapi juga perbedaan produktivitas kehidupan, hanya ekosistem produktif
tertentu yang dianggap dapat memberikan
pada jenis lahan yang sama. dukungan.
• Untuk mencerminkan karakteristik ini → ekosistem produktif lahan dan perairan
yang ada yang mampu menyokong
digunakan faktor panen yang keberlanjutan populasi (manusia, flora dan
mencerminkan produktivitas lahan, fauna).
yaitu rasio produktivitas jenis lahan • Kapasitas lahan kehidupan (biocapacity)
tertentu terhadap rata-rata bumi hanya 11,3 miliar gha, yang hanya
produktivitas global untuk jenis lahan merupakan seperempat permukaan bumi
atau hanya memberi jatah paling tinggi 1,8
yang sama. gha per orang.
Faktor konversi
dalam penghitungan EF dan Biocapacity
• Faktor penyama (equivalent factor)
Faktor yang mengkonversi satuan lokal lahan
tertentu menjadi satuan yang universal, yaitu
hektar global (gha). Global Footprint Network
menentukan untuk 6 kategori lahan:
Lahan pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40),
lahan peternakan (0,50), lahan kehutanan (1,33),
lahan terbangun (2,64) dan lahan penyerapan
karbon (1,33).
1. Keterpaduan
2. Keserasian, keselarasan &
keseimbangan
3. Keberlanjutan Keberlanjutan:
4. Keberdayagunaan dan Penataan ruang diselenggarakan
keberhasilgunaan;
keterbukaan; dengan menjamin kelestarian
5. Kebersamaan dan kemitraan dan kelangsungan daya
dukung dan daya tampung
6. Pelindungan kepentingan umum;
lingkungan dengan
7. Kepastian hukum dan keadilan; dan memperhatikan kepentingan
8. Akuntabilitas. generasi mendatang.
Dimensi Pembangunan Berkelanjutan
1. Keberlanjutan laju
pertumbuhan ekonomi
yang tinggi
2. Keberlanjutan
kesejahteraan sosial
yang adil dan merata
3. Keberlanjutan
lingkungan dalam tata
kehidupan yang serasi
dan seimbang
DIMENSI
KEBERLANJUTAN
Tipologi Keberlanjutan
(Pearce dan Turner, 1990)
KEBERLANJUTAN
KUAT Heavely regulated,
Deep Ecology pemanfaatan SDA dilakukan
dengan seminimal mungkin
KEBERLANJUTAN
Cornucopian Pasar bebas
KEBERLANJUTAN
LEMAH Ekonomi hijau, dengan
pemanfaatan instrumen
Accomodating ekonomi untuk pengelolaan
lingkungan
Tipologi Keberlanjutan
(Pezzoli, 1997)
1. Sains lingkungan
Klaster 2. Eco-design
Teknikal 3. Ecological Economics
• Keberlanjutan kuat:
mengasumsikan bahwa modal
manusia dan modal alam saling
melengkapi, tetapi tidak dapat
dipertukarkan.
Weak Sustainability
• Keberlanjutan yang lemah didefinisikan menggunakan konsep-
konsep: modal manusia dan modal alam. Modal
menggabungkan sumber daya seperti infrastruktur, tenaga
kerja dan pengetahuan. Modal alam mencakup aset
lingkungan yang bersifat stock seperti bahan bakar fosil,
keanekaragaman hayati dan ekosistem serta fungsinya yang
relevan untuk layanan/jasa ekosistem.
• Dalam keberlanjutan yang lemah, keseluruhan stok modal
buatan manusia dan modal alam tetap konstan dari waktu ke
waktu. Penggantian tanpa syarat antara berbagai jenis modal
diperbolehkan dalam keberlanjutan yang lemah.
• Contoh: penipisan lapisan ozon, hutan tropis dan terumbu
karang dapat diterima jika disertai dengan manfaat bagi
modal sosial/ manusia, dalam peningkatan keuntungan
finansial. Jika modal dibiarkan konstan dari waktu ke waktu
terjamin ekuitas antargenerasi, maka hal ini berarti
Pembangunan Berkelanjutan tercapai.
• Contoh lain: pertambangan batu bara dan menggunakannya
untuk produksi listrik. Batubara sumber daya alam, digantikan
oleh barang yang diproduksi yaitu listrik. Listrik kemudian
digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup domestik dan
untuk tujuan industri (menumbuhkan ekonomi dengan
memproduksi sumber daya lain yang menggunakan mesin
yang dioperasikan listrik.)
Strong Sustainability
• Keberlanjutan kuat mengasumsikan bahwa modal
ekonomi dan lingkungan saling komplementer,
tetapi tidak dapat dipertukarkan.
• Keberlanjutan kuat menerima ada fungsi-fungsi
tertentu yang dilakukan lingkungan yang tidak
dapat diduplikasi oleh manusia atau modal buatan
manusia.
• Fungsi lapisan ozon adalah salah satu contoh
layanan/jasa ekosistem yang sangat penting bagi
keberadaan manusia, membentuk bagian dari
modal alam, tetapi sulit bagi manusia untuk
menduplikasi.
• Tidak seperti keberlanjutan yang lemah,
keberlanjutan yang kuat menempatkan penekanan
pada skala ekologis atas keuntungan ekonomi. Ini
menyiratkan bahwa alam memiliki hak untuk ada;
telah dipinjam dan harus diteruskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dalam kondisi yang
masih utuh seperti asalnya.
Urban society
Dimana dan bagaimana penduduk tinggal dan
Keberlanjutan sosial dan lingkungan: kualitas hidup
bekerja Pembagian produksi, konsumsi dan
kawasan perkotaan sebagai isu perdebatan.
reproduksi secara sosial dan spasial
3 Penekanan pada keterkaitan antara kegiatan rutin
harian rumah tangga dan tata ruang perkotaan
Lingkungan Binaan
dan Pembangunan ekonomi Pembangunan berkelanjutan:
Bentuk, kepadatan dan tata ruang permukiman Proteksi lingkungan dengan pembangunan
2 ekonomi
Penekanan pada peran manajemen pertumbuhan
Penduduk dan Kegiatan dan tata ruang fungsi-fungsi secara efisiensi
Transformasi Regulasi Manajemen (terutama compact city)
Perdebatan lingkungan klasik:
1 Fokus pada dampak negatif kegiatan manusia dan
keterbatasan lingkungan
Lingkungan Biofisik Penekanan pada keberlanjutan dan kesetaraan
antar-generasi
Sistem pendukung kehidupan
Sumber daya alam dan waste sink