Disusun Oleh:
Tutorial C2
Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
TA 2019/2020
I. OVERVIEW CASE
II. CLINICAL SCIENCE
Definisi dan Diagnosis SIRS adalah adanya dua atau lebih kriteria berikut:
Sepsis Secara umum penyebab sepsis terbesar adalah bakteri gram negatif
dengan prosentase 60 sampai 70% kasus. Produk yang berperan penting adalah
lipopolisakarida (LPS), yang merupakan komponen utama membran terluar dari
bakteri gram negatif. Struktur lipid A dalam LPS bertanggung jawab terhadap
reaksi dalam tubuh penderita. Staphylococci, Pneumococci, Streptococci dan
bakteri gram positif lainnya jarang menyebabkan sepsis, dengan angka kejadian
20 sampai 40%. Selain itu, jamur oportunistik, virus atau protozoa dilaporkan
dapat menyebabkan sepsis walau jarang.
Dari semua faktor di atas, faktor terpenting adalah LPS endotoksin gram
negatif dan dinyatakan sebagai penyebab sepsis terbanyak. LPS di dalam darah
akan berikatan dengan protein plasma (Lippolysaccharide Binding Protein/LBP)
yang akan mentransfer LPS ke CD14 di permukaan sel monosit, makrofag dan
netrofil. Interaksi tersebut dengan sepat akan memicu produksi dan pelepasan
beberapa mediator, misalkan TNF-α, IL-1, IL-6, IL-8.
Bila syok septik persisten, kombinasi gangguan vaskuler perifer dan depresi
miokard akan berakibat mortalitas 50%. Kematian terjadi akibat hipotensi yang
tak teratasi dan akibat timbulnya MODS.
Pada tahun 2014, protokol EGDT ini dibandingkan dengan 3 protokol lain
seperti ARISE (Australasian Resuscitation in Sepsis Evaluation), ProMISe
(Protocolized Management in Sepsis), dan ProCESS (Protocolized Care for Early
Septic Shock) dan hal ini mengubah rangkaian 6 jam dalam Surviving Sepsis
Guideline dimana pengukuran tekanan vena sentral dan saturasi oksigen vena
sentral tidak dilakukan lagi.2 Dalam protokol yang dikeluarkan pada tahun 2016,
target resusitasi EGDT telah dihilangkan, dan merekomendasikan keadaan sepsis
diberikan terapi cairan kristaloid minimal sebesar 30 ml/kgBB dalam 3 jam atau
kurang. Dengan dihilangkannya target EGDT yang statik (tekanan vena sentral),
protokol ini menekankan pemeriksaan ulang klinis sesering mungkin dan
pemeriksaan kecukupan cairan secara dinamis (variasi tekanan nadi arterial).
DAFTAR PUSTAKA
Irvan, et al. 2015. “Sepsis dan Tatalaksana Berdasarkan Guidline Terbaru”. Jurnal
Anestesiologi Indonesia. Diakses 3 Oktober 2019.
file:///C:/Users/X455L/Downloads/20715-54696-3-PB.pdf