Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)

SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)


Nama Mahasiswa : FINNA INDRIA SARI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 045160691

Tanggal Lahir : 08 FEBRUARI 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4110/PENGANTAR SOSIOLOGI

Kode/Nama Program Studi : 50/ ADMINISTRASI NEGARA

Kode/Nama UPBJJ : 49 / BANJARMASIN

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 28 Juni 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

FINNA INDRIA SARI

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.

2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.

3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.

4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA

SURAT PERNYATAAN MAHASISWA

KEJUJURAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : FINNA INDRIA SARI

NIM : 045160691

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4110/PENGANTAR SOSIOLOGI

Fakultas : FAKULTAS PENGANTAR SOSIOLOGI

Program Studi : ADMINISTRASI NEGARA

UPBJJ-UT : 49 / BANJARMASIN

Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapaun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id
2. Saya tidak memberikan naskahh UAS THE kepada siapapun
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

PELAIHARI, 28 Juni 2023

Yang Membuat Pernyataan

FINNA INDRIA SARI


NO.1

Jelaskan bentuk sosialisasi yang Anda alami di dalam keluarga dan bagaimana proses sosialisasi
tersebut terjadi

JAWAB :

1.Menurut saya yang dialami dalam keluarga sosialisasi

a) Sosialisasi yang saya alami di dalam keluarga melibatkan proses pembelajaran nilai-nilai,
norma-norma, dan perilaku yang diterima dalam keluarga. Sosialisasi ini terjadi melalui interaksi
sehari-hari dengan anggota keluarga, terutama orang tua. Beberapa bentuk sosialisasi yang saya
alami dalam keluarga meliputi:

1. Sosialisasi Nilai: Saya diajarkan tentang pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras,
tolong-menolong, saling menghormati, dan penghargaan terhadap keluarga. Nilai-nilai ini
diteruskan melalui contoh dan nasihat yang diberikan oleh orang tua.

2. Sosialisasi Norma: Saya belajar tentang norma-norma sosial yang berlaku dalam keluarga,
seperti waktu makan bersama, menghormati batasan privasi anggota keluarga, dan menjaga
kebersihan. Norma-norma ini diajarkan dan dipraktikkan sehari-hari dalam interaksi dengan
anggota keluarga.

3. Sosialisasi Perilaku: Saya juga belajar tentang perilaku yang diharapkan dalam keluarga,
seperti berbicara sopan, menghormati orang dewasa, berbagi tanggung jawab rumah tangga, dan
menghargai pendapat orang lain. Perilaku ini diajarkan melalui pemberian contoh dan arahan
dari orang tua.

2. Berikan analisis Anda mengenai konsep role taking dalam proses sosialisasi yang Anda alami
dalam keluarga!

JAWAB :
Konsep role taking dalam proses sosialisasi yang saya alami dalam keluarga adalah proses
mengambil peran atau memahami perspektif orang lain. Dalam keluarga, role taking terjadi
ketika saya belajar untuk melihat dunia dari sudut pandang orang tua dan anggota keluarga
lainnya. Hal ini melibatkan kemampuan saya untuk mengenali dan memahami peran dan
ekspektasi yang ada dalam keluarga.

Dalam proses sosialisasi, saya diajarkan untuk memahami peran saya sebagai anak, adik, dan
anggota keluarga lainnya. Saya belajar bagaimana berperilaku sesuai dengan peran tersebut,
termasuk menghormati dan mendukung anggota keluarga lainnya. Melalui role taking, saya juga
belajar untuk memahami perspektif orang tua dan mengenali pentingnya tanggung jawab dan
komitmen dalam keluarga.

Role taking dalam sosialisasi keluarga juga melibatkan proses pemahaman diri dan
mengembangkan identitas pribadi. Saya diajarkan untuk memahami nilai-nilai, minat, dan bakat
saya sendiri, serta mendapatkan dukungan dan arahan dari orang tua dalam mengembangkan diri
secara pribadi.Secara keseluruhan, role taking memainkan peran penting dalam proses sosialisasi
keluarga, membantu saya memahami peran dan ekspektasi dalam keluarga serta
mengembangkan identitas dan nilai-nilai yang saya anut.

NO.2

Bacalah dengan seksama wacana berikut! Acapkali kita membaca pemberitaan tentang proses
rekrutmen pegawai di kantor pemerintahan maupun swasta yang tidak memenuhi asas
kesetaraan. Misalnya pelaksanaan tes alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang dikecam oleh Gerak Perempuan dan KOMPAKS (Koalisi Masyarakat Sipil Anti
Kekerasan Seksual) karena pada beberapa tes dan pertanyaan tidak etis yang bernuansa seksis,
mengandung bias agama, bias rasisme, dan diskriminatif. Mulai dari pertanyaan soal status
perkawinan, hasrat seksual, kesediaan menjadi istri kedua, hingga apa saja yang dilakukan
pegawai ketika menjalin hubungan. (Sumbe rujukan:
https://nasional.tempo.co/read/1460348/gerak-perempuan-kecam-soal-tes-pegawai-kpk-
yangbias-agama-dan-seksisme) Berdasarkan wacana diatas, kemukakan analisis Anda mengenai:

a) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar kelompok yang terkandung


pada wacana diatas
JAWAB :

1. Seksisme:

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi hubungan antar kelompok dalam wacana tersebut


adalah seksisme.

Praktek tes rekrutmen yang mengandung pertanyaan-pertanyaan seksis menunjukkan adanya


diskriminasi terhadap jenis kelamin tertentu, dalam hal ini perempuan.Hal ini mencerminkan
pandangan yang merendahkan perempuan dan tidak memperlakukan mereka secara setara dalam
proses rekrutmen.

2. Bias agama:

Faktor kedua yang mempengaruhi hubungan antar kelompok adalah bias agama.Jika


tes rekrutmen mengandung pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada preferensi agama
tertentu atau mengecualikan agama tertentu, hal ini dapat memicu ketidaksetaraan dan memicu
konflik antar kelompok yang berbeda agama.

3. Bias rasisme:

Faktor ketiga yang mempengaruhi hubungan antar kelompok adalah bias rasisme.Jika


tes rekrutmen mengandung pertanyaan-pertanyaan yang merendahkan atau
mendiskriminasi kelompok ras tertentu, hal ini dapat
memperburuk hubungan antar kelompok dan menciptakan ketegangan sosial.

4. Diskriminasi: Faktor terakhir adalah diskriminasi secara umum.

Jika tes rekrutmen tidak memperlakukan semua calon pegawai secara adil dan setara, baik


berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, atau faktor lainnya, hal ini dapat menciptakan
ketidakpuasan, ketidakpercayaan, dan konflik antar kelompok.

b. Ungkapkan analisis Anda mengenai hubungan antar kelompok yang dipengaruhi oleh faktor
seksisme
jawab :

1. Ketidaksetaraan Gender:

Faktor seksisme yang terkandung dalam tes rekrutmen yang tidak etis dapat memperkuat
ketidaksetaraan gender dalam masyarakat.

Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat seksis dan diskriminatif menunjukkan adanya pandangan


yang merendahkan atau memandang rendah terhadap perempuan.Hal ini dapat memperkuat
stereotip gender yang berpotensi merugikan perempuan dan menyulitkan mereka dalam
mendapatkan kesempatan yang setara dalam dunia kerja.

2. Menguatnya Gerakan Perempuan:

Adanya faktor seksisme dalam tes rekrutmen dapat memicu reaksi dan protes


dari kelompok masyarakat sipil, seperti Gerak Perempuan dan KOMPAKS, yang menentang
kekerasan seksual dan memperjuangkan kesetaraan gender.Kelompok-kelompok ini
menggunakan akses media dan advokasi untuk mengkritik praktik-praktik seksis dalam
rekrutmen pegawai dan mendorong perubahan dalam sistem tersebut.Oleh karena itu,
faktor seksisme dapat memperkuat gerakan perempuan dan kesadaran akan pentingnya
kesetaraan gender.

3. Perpecahan dan Konflik:

Faktor seksisme dalam proses rekrutmen dapat menciptakan perpecahan dan konflik


antara kelompok yang terlibat.Kelompok yang satu akan merasa bahwa kesempatan mereka
untuk mendapatkan pekerjaan yang adil dan setara telah dikurangi.

4. Dampak pada Organisasi:

Faktor seksisme dalam proses rekrutmen dapat berdampak negatif pada organisasi secara


keseluruhan.

Jika sebuah organisasi terlibat dalam praktik-praktik seksis, hal ini dapat menghambat
kemampuan organisasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan produktif.
Selain itu, ketidaksetaraan gender dalam rekrutmen juga dapat mempengaruhi komposisi tenaga
kerja dan keragaman pandangan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk keberhasilan
organisasi.

5. Perubahan Kebijakan:

Faktor seksisme dalam proses rekrutmen dapat memicu tuntutan perubahan


kebijakan.Kelompok masyarakat sipil, seperti Gerak Perempuan dan KOMPAKS,
serta kelompok advokasi lainnya dapat menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong
pemerintah dan organisasi terkait untuk mengubah kebijakan rekrutmen dan mengadopsi
pendekatan yang lebih inklusif dan adil.

Dalam jangka panjang, hal ini dapat membantu menciptakan sistem rekrutmen yang lebih setara
dan bebas dari diskriminasi gender.Dalam keseluruhan, faktor seksisme dalam proses rekrutmen
dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok dengan memperkuat ketidaksetaraan gender,
memperkuat gerakan perempuan, menciptakan perpecahan dan konflik, berdampak pada
organisasi, dan mendorong perubahan kebijakan.

Penting untuk memperhatikan isu-isu seksisme dalam proses rekrutmen agar dapat membangun


lingkungan kerja yang inklusif, setara, dan adil bagi semua individu

No.3

Konsep struktur sosial adalah istilah yang tidak asing dalam kajian Sosiologi. Struktur sosial
merupakan salah satu elemen penting dalam membentuk tatanan sosial di dalam masyarakat.
Tatanan sosial akan berlangsung dan terpelihara apabila adanya kelompok, interaksi, status dan
peranan, nilai dan norma serta proses. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup secara
berkelompok sehingga mereka tidak terlepas dari struktur yang ada dalam masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, berikan analisis Anda.

a) Jelaskan yang dimaksud dengan struktur sosial dan berikan contohnya di lingkungan
Anda.
b) Berkaitan dengan poin 1, kemukakan analisis Anda lebih lanjut menggunakan
argumen/pendapat Erich Goode tentang struktur sosial, berikan contohnya di lingkungan
Anda

JAWAB :

a) Struktur sosial merujuk pada pola-pola yang terorganisir dalam masyarakat yang


mempengaruhi interaksi dan hubungan antarindividu.Ini mencakup kelompok-kelompok sosial,
status dan peran, norma dan nilai, serta pola interaksi yang terjadi dalam masyarakat.

Contohnya, di lingkungan saya, terdapat beberapa contoh struktur sosial:

1. Kelompok Kerja:

Di tempat kerja, terdapat struktur sosial yang terdiri dari manajemen, staf, dan


karyawan.Terdapat hirarki yang jelas dalam struktur organisasi, dengan manajer atau atasan yang
memiliki peran otoritas dan tanggung jawab yang berbeda dengan karyawan biasa.Setiap anggota
kelompok memiliki peran dan tanggung jawab spesifik dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Keluarga:

Dalam keluarga, terdapat struktur sosial yang terdiri dari anggota keluarga seperti ayah, ibu,
anak-anak, dan mungkin anggota keluarga yang lebih luas seperti kakek, nenek, dan
paman.Setiap anggota keluarga memiliki peran dan status yang berbeda, seperti peran sebagai
orang tua, anak, atau saudaraStruktur keluarga juga mencakup norma-norma dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi, seperti nilai kesetiaan, saling mendukung, dan rasa tanggung jawab.

3. Masyarakat Sekitar:

Di lingkungan sekitar, terdapat struktur sosial yang melibatkan berbagai kelompok seperti


tetangga, komunitas, dan asosiasi.Struktur ini mencakup norma-norma sosial yang
mempengaruhi interaksi dan hubungan antara anggota masyarakat.Misalnya, ada norma
kesopanan dan saling membantu di antara tetangga yang dapat membentuk hubungan yang
harmonis dan saling mendukung.

4. Institusi Pendidikan:
Di lembaga pendidikan, terdapat struktur sosial yang melibatkan guru, siswa, dan staf
administratif.Terdapat peran dan status yang berbeda, seperti peran guru sebagai pengajar dan
siswa sebagai pembelajar.Struktur ini juga mencakup norma-norma akademik, seperti disiplin
belajar, tata tertib sekolah, dan nilai-nilai pendidikan yang dijunjung tinggi.Struktur sosial ini
membentuk tatanan sosial di lingkungan sekitar dan memberikan kerangka bagi interaksi dan
hubungan sosial antara individu-individu.Melalui struktur sosial, masyarakat dapat menciptakan
keteraturan, koordinasi, dan pemahaman bersama yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

b) Sebagai contoh, di lingkungan Yogyakarta, kita dapat melihat contoh struktur sosial dalam


beberapa konteks.Salah satunya adalah dalam konteks kehidupan masyarakat di desa atau
kampung.Di desa atau kampung di Yogyakarta, terdapat struktur sosial yang ditandai oleh
perbedaan status dan peran antara warga desa.Misalnya, terdapat Kepala Desa atau Kepala
Kampung yang memegang peran dan tanggung jawab sebagai pemimpin lokal.Mereka memiliki
otoritas dan kekuasaan dalam mengambil keputusan yang memengaruhi masyarakat desa atau
kampung.

Selain itu, ada juga perbedaan peran dan status antara warga desa seperti kepala RT (Rukun
Tetangga) atau RW (Rukun Warga), tokoh agama, atau tokoh masyarakat yang memiliki peran
dan tanggung jawab dalam menjaga ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat di
tingkat lokal.Selain itu, struktur sosial juga dapat ditemukan dalam konteks lembaga pendidikan
di Yogyakarta. Misalnya, di universitas atau sekolah, terdapat struktur sosial yang melibatkan
dosen, mahasiswa, dan staf administrasi.

NO.4

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial di daerah pedesaan.
Perubahan sosial ini sangat tergantung pada faktor geografi, ekonomi, budaya, dan politik.
Misalnya perubahan dalam struktur sosial, dimana terjadi perubahan dalam pembagian pekerjaan
antara lakilaki dan perempuan, atau terjadi pergeseran dalam struktur keluarga tradisional.
Kemudian, perubahan budaya di pedesaan yang dilihat berdasarkan penurunan dalam praktik-
praktik keagamaan yang tradisional, atau terjadi peningkatan dalam minat terhadap hiburan
modern. Berkaitan dengan fenomena di pedesaan ini, kemukakan analisis Anda mengenai:

a) Jelaskan fenomena perubahan sosial di pedesaan berdasarkan pendapat Gilin & Gilin.
JAWAB :

1.john luwis gillin dan john Philip gillin

Perubahan social adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah
diterima karena adanya perubahan kondisi geografi kebudayan material dan
komposisi,penduduk,ideologi maupun adanya difusi atau penemuan -penemuan baru dalam
masyarakat .

b) Kemukakan analisis Anda mengenai perubahan sosial di pedesaan menggunakan teori Siklik
oleh Arnold Toynbee

Jawab :

Arnold J. Toynbee telah memperkenalkan sejarah dalam kaitan dengan teori Challange and
Respons. Berdasarkan teori tersebut, budaya bisa muncul karena tantangan dan respon antara
manusia dan alam sekitarnya, serta pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan oleh sebagian
kecil pemilik kebudayaan. Selain itu menurut Arnold J. Toynbee tantangan dan respon muncul
akibat dari adanya kausalitas baik dalam ide, wacana, mapun gerak. Di tegaskan Nasruloh,
(2016:1) “teori tantangan dan respons dari sejarawan Arnold J. Toynbee. Tantangan dan respons
adalah teori mengenai dialektika sejarah dan budaya akibat kausalitas dari adanya tantangan dan
respons, baik dalam ide, wacana, maupun gerakan”.

Anda mungkin juga menyukai