Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEJUJURAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini:
NIM : 045160691
UPBJJ-UT : 49 / BANJARMASIN
Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapaun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id
2. Saya tidak memberikan naskahh UAS THE kepada siapapun
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Jelaskan bentuk sosialisasi yang Anda alami di dalam keluarga dan bagaimana proses sosialisasi
tersebut terjadi
JAWAB :
a) Sosialisasi yang saya alami di dalam keluarga melibatkan proses pembelajaran nilai-nilai,
norma-norma, dan perilaku yang diterima dalam keluarga. Sosialisasi ini terjadi melalui interaksi
sehari-hari dengan anggota keluarga, terutama orang tua. Beberapa bentuk sosialisasi yang saya
alami dalam keluarga meliputi:
1. Sosialisasi Nilai: Saya diajarkan tentang pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras,
tolong-menolong, saling menghormati, dan penghargaan terhadap keluarga. Nilai-nilai ini
diteruskan melalui contoh dan nasihat yang diberikan oleh orang tua.
2. Sosialisasi Norma: Saya belajar tentang norma-norma sosial yang berlaku dalam keluarga,
seperti waktu makan bersama, menghormati batasan privasi anggota keluarga, dan menjaga
kebersihan. Norma-norma ini diajarkan dan dipraktikkan sehari-hari dalam interaksi dengan
anggota keluarga.
3. Sosialisasi Perilaku: Saya juga belajar tentang perilaku yang diharapkan dalam keluarga,
seperti berbicara sopan, menghormati orang dewasa, berbagi tanggung jawab rumah tangga, dan
menghargai pendapat orang lain. Perilaku ini diajarkan melalui pemberian contoh dan arahan
dari orang tua.
2. Berikan analisis Anda mengenai konsep role taking dalam proses sosialisasi yang Anda alami
dalam keluarga!
JAWAB :
Konsep role taking dalam proses sosialisasi yang saya alami dalam keluarga adalah proses
mengambil peran atau memahami perspektif orang lain. Dalam keluarga, role taking terjadi
ketika saya belajar untuk melihat dunia dari sudut pandang orang tua dan anggota keluarga
lainnya. Hal ini melibatkan kemampuan saya untuk mengenali dan memahami peran dan
ekspektasi yang ada dalam keluarga.
Dalam proses sosialisasi, saya diajarkan untuk memahami peran saya sebagai anak, adik, dan
anggota keluarga lainnya. Saya belajar bagaimana berperilaku sesuai dengan peran tersebut,
termasuk menghormati dan mendukung anggota keluarga lainnya. Melalui role taking, saya juga
belajar untuk memahami perspektif orang tua dan mengenali pentingnya tanggung jawab dan
komitmen dalam keluarga.
Role taking dalam sosialisasi keluarga juga melibatkan proses pemahaman diri dan
mengembangkan identitas pribadi. Saya diajarkan untuk memahami nilai-nilai, minat, dan bakat
saya sendiri, serta mendapatkan dukungan dan arahan dari orang tua dalam mengembangkan diri
secara pribadi.Secara keseluruhan, role taking memainkan peran penting dalam proses sosialisasi
keluarga, membantu saya memahami peran dan ekspektasi dalam keluarga serta
mengembangkan identitas dan nilai-nilai yang saya anut.
NO.2
Bacalah dengan seksama wacana berikut! Acapkali kita membaca pemberitaan tentang proses
rekrutmen pegawai di kantor pemerintahan maupun swasta yang tidak memenuhi asas
kesetaraan. Misalnya pelaksanaan tes alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang dikecam oleh Gerak Perempuan dan KOMPAKS (Koalisi Masyarakat Sipil Anti
Kekerasan Seksual) karena pada beberapa tes dan pertanyaan tidak etis yang bernuansa seksis,
mengandung bias agama, bias rasisme, dan diskriminatif. Mulai dari pertanyaan soal status
perkawinan, hasrat seksual, kesediaan menjadi istri kedua, hingga apa saja yang dilakukan
pegawai ketika menjalin hubungan. (Sumbe rujukan:
https://nasional.tempo.co/read/1460348/gerak-perempuan-kecam-soal-tes-pegawai-kpk-
yangbias-agama-dan-seksisme) Berdasarkan wacana diatas, kemukakan analisis Anda mengenai:
1. Seksisme:
2. Bias agama:
3. Bias rasisme:
b. Ungkapkan analisis Anda mengenai hubungan antar kelompok yang dipengaruhi oleh faktor
seksisme
jawab :
1. Ketidaksetaraan Gender:
Faktor seksisme yang terkandung dalam tes rekrutmen yang tidak etis dapat memperkuat
ketidaksetaraan gender dalam masyarakat.
Jika sebuah organisasi terlibat dalam praktik-praktik seksis, hal ini dapat menghambat
kemampuan organisasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan produktif.
Selain itu, ketidaksetaraan gender dalam rekrutmen juga dapat mempengaruhi komposisi tenaga
kerja dan keragaman pandangan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk keberhasilan
organisasi.
5. Perubahan Kebijakan:
Dalam jangka panjang, hal ini dapat membantu menciptakan sistem rekrutmen yang lebih setara
dan bebas dari diskriminasi gender.Dalam keseluruhan, faktor seksisme dalam proses rekrutmen
dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok dengan memperkuat ketidaksetaraan gender,
memperkuat gerakan perempuan, menciptakan perpecahan dan konflik, berdampak pada
organisasi, dan mendorong perubahan kebijakan.
No.3
Konsep struktur sosial adalah istilah yang tidak asing dalam kajian Sosiologi. Struktur sosial
merupakan salah satu elemen penting dalam membentuk tatanan sosial di dalam masyarakat.
Tatanan sosial akan berlangsung dan terpelihara apabila adanya kelompok, interaksi, status dan
peranan, nilai dan norma serta proses. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup secara
berkelompok sehingga mereka tidak terlepas dari struktur yang ada dalam masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, berikan analisis Anda.
a) Jelaskan yang dimaksud dengan struktur sosial dan berikan contohnya di lingkungan
Anda.
b) Berkaitan dengan poin 1, kemukakan analisis Anda lebih lanjut menggunakan
argumen/pendapat Erich Goode tentang struktur sosial, berikan contohnya di lingkungan
Anda
JAWAB :
1. Kelompok Kerja:
2. Keluarga:
Dalam keluarga, terdapat struktur sosial yang terdiri dari anggota keluarga seperti ayah, ibu,
anak-anak, dan mungkin anggota keluarga yang lebih luas seperti kakek, nenek, dan
paman.Setiap anggota keluarga memiliki peran dan status yang berbeda, seperti peran sebagai
orang tua, anak, atau saudaraStruktur keluarga juga mencakup norma-norma dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi, seperti nilai kesetiaan, saling mendukung, dan rasa tanggung jawab.
3. Masyarakat Sekitar:
4. Institusi Pendidikan:
Di lembaga pendidikan, terdapat struktur sosial yang melibatkan guru, siswa, dan staf
administratif.Terdapat peran dan status yang berbeda, seperti peran guru sebagai pengajar dan
siswa sebagai pembelajar.Struktur ini juga mencakup norma-norma akademik, seperti disiplin
belajar, tata tertib sekolah, dan nilai-nilai pendidikan yang dijunjung tinggi.Struktur sosial ini
membentuk tatanan sosial di lingkungan sekitar dan memberikan kerangka bagi interaksi dan
hubungan sosial antara individu-individu.Melalui struktur sosial, masyarakat dapat menciptakan
keteraturan, koordinasi, dan pemahaman bersama yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ada juga perbedaan peran dan status antara warga desa seperti kepala RT (Rukun
Tetangga) atau RW (Rukun Warga), tokoh agama, atau tokoh masyarakat yang memiliki peran
dan tanggung jawab dalam menjaga ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat di
tingkat lokal.Selain itu, struktur sosial juga dapat ditemukan dalam konteks lembaga pendidikan
di Yogyakarta. Misalnya, di universitas atau sekolah, terdapat struktur sosial yang melibatkan
dosen, mahasiswa, dan staf administrasi.
NO.4
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial di daerah pedesaan.
Perubahan sosial ini sangat tergantung pada faktor geografi, ekonomi, budaya, dan politik.
Misalnya perubahan dalam struktur sosial, dimana terjadi perubahan dalam pembagian pekerjaan
antara lakilaki dan perempuan, atau terjadi pergeseran dalam struktur keluarga tradisional.
Kemudian, perubahan budaya di pedesaan yang dilihat berdasarkan penurunan dalam praktik-
praktik keagamaan yang tradisional, atau terjadi peningkatan dalam minat terhadap hiburan
modern. Berkaitan dengan fenomena di pedesaan ini, kemukakan analisis Anda mengenai:
a) Jelaskan fenomena perubahan sosial di pedesaan berdasarkan pendapat Gilin & Gilin.
JAWAB :
Perubahan social adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah
diterima karena adanya perubahan kondisi geografi kebudayan material dan
komposisi,penduduk,ideologi maupun adanya difusi atau penemuan -penemuan baru dalam
masyarakat .
b) Kemukakan analisis Anda mengenai perubahan sosial di pedesaan menggunakan teori Siklik
oleh Arnold Toynbee
Jawab :
Arnold J. Toynbee telah memperkenalkan sejarah dalam kaitan dengan teori Challange and
Respons. Berdasarkan teori tersebut, budaya bisa muncul karena tantangan dan respon antara
manusia dan alam sekitarnya, serta pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan oleh sebagian
kecil pemilik kebudayaan. Selain itu menurut Arnold J. Toynbee tantangan dan respon muncul
akibat dari adanya kausalitas baik dalam ide, wacana, mapun gerak. Di tegaskan Nasruloh,
(2016:1) “teori tantangan dan respons dari sejarawan Arnold J. Toynbee. Tantangan dan respons
adalah teori mengenai dialektika sejarah dan budaya akibat kausalitas dari adanya tantangan dan
respons, baik dalam ide, wacana, maupun gerakan”.