Disusun oleh:
1. Ni Wayan Puji Padma Sari (21089014002)
2. Gede Eka Darma Kusuma (21089014044)
3. Made Depi Juliawati (21089014025)
4. Luh Putu Artini (21089014027)
5. I Kadek Agus Duwik Peranata (21089014001)
6. Putu Metriani (21089014012)
7. Ni Putu Ayu Ramadani (21089014022)
8. Ni Luh Rosita Cahyani (21089014019)
9. Novita Sari (21089014060)
10. Luh Putu Sintia Dewi (21089014023)
A.Latar Belakang
Rabies adalah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai orangtua karena bisa
terjadi pada anak-anak. Apalagi bila memiliki hewan peliharaan, seperti anjing dan
kucing di rumah. Hal ini karena rabies paling sering ditularkan oleh gigitan hewan.
Meskipun dengan melakukan penanganan secepat mungkin, virus rabies bisa
dijinakkan, tetapi bagi anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya masih rendah,
rabies bisa menjadi sangat berbahaya. Ketahui bahaya rabies pada anak di sini.
Rabies atau yang dikenal juga dengan sebutan “anjing gila” adalah infeksi virus
yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini termasuk penyakit yang
berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Memberikan vaksin rabies segera
setelah tergigit hewan yang terinfeksi memang bisa mencegah penyakit tersebut
bertambah parah. Meski demikian, di Indonesia sendiri, terdapat 90 korban
meninggal dari 25.000 kasus gigitan hewan penular rabies yang sudah diberi
vaksin anti rabies.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai penyakit rabies selama 30 menit
diharapkan sasaran dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit
rabies dan penatalaksanaannya.
Sebagai salah satu penyakit Zoonis yang dekat dengan masyarakat, penting bagi
kita semua untuk mengetahui apa itu rabies, Apa saja hewan yang dapat
menularkannya hingga bagaimana gejala dan pencegahan rabies. Berbagai hal
tersebut akan dijelaskan secara lengkap dan disertai dengan ilustrasi pendukung,
guna mengendalikan dan meminimalisir potensi paparan rabies ditengah
masyarakat. Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Virus
penyebab rabies umumnya menular ke manusia melalui gigitan hewan. Jika tidak
cepat ditangani, rabies dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia, rabies atau
yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah
yang mengancam kesehatan masyarakat. Meskipun demikian, penyakit ini dapat
dicegah dengan pemberian vaksinasi pada hewan peliharaan. Hewan yang
dapat menularkan penyakit rabies pada manusia diantaranya adalah anjing,
kucing, dan kera. Selain hewan tersebut, beberapa hewan liar yang dapat
menularkan rabies yaitu rubah, musang, dan anjing liar. Di Indonesia, hewan yang
paling sering menularkan rabies pada manusia adalah anjing (98%) dan sisanya
oleh kucing dan kera ( 2%)
• Tipe Ganas
• Tipe Tenang
Munculnya gejala rabies bisa sangat bervariasi, antara 5 hari hingga sekitar 1
tahun. Namun, gejala penyakit ini umumnya muncul 30–90 hari setelah penderita
tergigit hewan yang terinfeksi. Gejala rabies bisa lebih cepat muncul jika lokasi
gigitan atau cakaran hewan dekat dengan otak, misalnya di dada, leher, atau di
kepala.
Gejala awal yang dapat muncul
Setelah itu, ada beberapa keluhan lanjutan yang dapat dialami oleh penderita
rabies, seperti kram otot, sesak napas, halusinasi dan koma. Gejala lanjutan
tersebut menandakan bahwa kondisi pasien makin memburuk.
Jika Anda baru saja digigit hewan yang diduga terinfeksi virus rabies, lakukan hal-
hal berikut sebagai langkah pertolongan pertama:
• Bila mengalami perdarahan aktif, tekan bagian yang terluka dengan kain
bersih atau kain kasa untuk menghentikan perdarahan
• Cuci luka gigitan atau cakaran menggunakan air dan sabun, selama 10–15
menit.
• Setelah itu, oleskan alkohol 70% atau cairan antiseptik yang
mengandung povidone iodine ke luka tersebut.
• Segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Setelah sampai di rumah sakit, dokter akan membersihkan luka gigitan atau
cakaran, kemudian memberikan serum dan vaksin rabies. Tujuannya adalah untuk
membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus rabies sehingga infeksi dan
peradangan pada otak dapat dicegah. Akan tetapi, virus rabies yang telah
menginfeksi otak akan lebih sulit ditangani, karena belum diketahui metode yang
benar-benar efektif untuk mengatasinya.
• Gagal napas
• Koma
• Henti jantung
• Kematian
2. Sasaran Penyuluhan
Sasaran dari penyuluhan ini adalah seluruh masyarakat yang hadir di Puskesmas
sawan 2 pada Rabu, 21 Juni 2023
3. Metode Penyuluhan
3.1 Pemaparan materi
3.2 Diskusi dan Tanya Jawab
3.3 Audio Visual
1. Speaker
2. Mic
3. Kursi
4. Meja
6. Pengorganisasian
Susunan Kepanitiaan:
1. Ni Wayan Puji Padma Sari (Ketua Panitia)
2. Gede Eka Darma Kusuma (Moderator)
3. I Kadek Agus Duwik Peranata (Pemateri)
4. Putu Metriani (Sekretaris)
5. Made Depi Juliawati (Sie pudok)
6. Luh Putu Artini (Anggota)
7. Ni Putu Ayu Ramadani (Anggota)
8. Ni Luh Rosita Cahyani (Anggota)
9. Luh Putu Sintia Dewi (Anggota)
10. Novita Sari (Anggota)
D. Kegiatan Penyuluhan
No Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
1. Pendahuluan 15 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan & memperhatikan
diri 3. Mendengarkan
3. Menyampaikan dan memperhatikan
pokok bahasan 4. Mendengarkan
4. Menjelaskan & memperhatikan
tujuan 5. Menyetujui
penyuluhan kontrak waktu
5. Membuat 6. Mengisi d
kontrak waktu Menjawab pre te
6. Membagikan Pre yang diberikan
Test
2. Penyajian 30 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan
Pengertian
Rabies Mendengarkan dan
2. Menjelaskan memperhatikan
Penyebab dan penjelasan
Gejala Rabies penyuluhan
3. Menjelaskan
cara pencegahan
Rabies
3. Evaluasi 20 menit Evaluasi : 1. Aktif bertanya
1. Memberikan kesempatan 2. Mendengarkan
untuk bertanya dan
2. Menjawab Pertanyaan memperhatikan
3. Pembagian Post Test 3. Mengisi d
menjawab po
test
4. Penutup 10 menit Terminasi : 1. Mendengarkandan
1. Menyimpulkan memperhatikan
materi yang 2. Memberikanpesan
disampaikan oleh dan kesan
penyuluh 3. Menjawab salam
2. Meminta /
memberi pesan dan
kesan
3. Salam penutup
E. Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
Secara keseluruhan, persiapan penyuluhan mulai susunan kepanitiaan media, dan
materi sudah dipersiapkan
B. Evaluasi Proses
Seluruh peserta penyuluhan antusias terhadap materi penyuluhan, tidak ada
peserta yang meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai, serta peserta terlibat
aktif dalam kegiatan penyuluhan. Selama kegiatan peserta juga antusias dan aktif
menjawab pertanyaan yang diberikan
C. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab dan menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan melalui pertanyaan yang dilontarkan kepeserta meliputi pengertian
rabies , penyebab rabies dan pertolongan rabies.
SUMBER REFERENSI
TANZIL, Kunadi. Penyakit rabies dan penatalaksanaannya. E-Journal WIDYA
Kesehatan Dan Lingkungan, 2014, 1.1. NUGROHO, D. K., et al. Analisa Data
Surveilans Rabies (2008-2011) di Propinsi Bali, Indonesia. J Outbreak,
Surveillance and Investigation Reports (OSIR), 2013, 6.2: 8-12.