Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.

UPA

BAB III

LANDASAN TORI

3.1 Pengertian Manajemen Produksi

Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Istilah

manajemen mengandung tiga pengertian yaitu pertama manajemen sebagai suatu proses

kedua manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan

ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.

Pengertian manajemen produksi menurut Sofjan Assauri (2004:17) adalah proses

pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan

barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran

organisasi

3.2 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam perusahaan yang sama pentingnya dengan

fungsi-fungsi lain seperti halnya produksi. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan

atau fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau

fasilitas tersebut. Dalam usaha untuk terus dapat menggunakan peralatan atau fasilitas

tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan

pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pengecekan, meminyaki, dan perbaikan

atas kerusakan-kerusakan yang ada.

Andri handriyansah 24
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat dalam suatu

perusahaan kurang diperhatikannya bidang pemeliharaan atau maintenance ini, sehingga

terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru

diingat setelah mesin-mesin yang dimiliki rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali.

Hendaknya kegiatan pemeliharaan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi

berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh mesin atau

fasilitas produksi.

Setelah kita membicarakan mengenai peranan pemeliharaan, maka perlulah kita

ketahui apa yang dimaksud dengan pemeliharaan tersebut.

Menurut Sofjan Assauri (2004:124) pengertian pemeliharaan atau maintenance adalah

: Sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan pabrik dan mengadakan

perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi

produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Dari definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemeliharaan tersebut

meliputi kegiatan untuk memelihara, merawat dan memperbaiki kerusakan pada peralatan

sebagai salah satu cara untuk meminimalisasi biaya operasi dan produksi

Jadi dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka peralatan pabrik dapat

dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama

peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu

yang direncanakan tercapai. Sehingga dapatlah diharapkan proses produksi dapat berjalan

lancar dan terjamin, karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan disebabkan tidak baiknya

beberapa peralatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi.

Fungsi dari pemeliharaan menurut Sopjan Assauri (2004:127) mempunyai tujuan, sebagai

berikut :

Andri handriyansah 25
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan

oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas

dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang

ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.

5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para

pekerja.

6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari

suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu

tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya

yang terendah.

3.3 Jenis-jenis Pemeliharaan

Menurut Sopjan Assauri (2004:128) jenis dari sistem pemeliharaan dibagi menjadi :

1. Pemeliharaan tidak terencana :

Disebut Break Down Maintenance, yaitu menunggu sampai terjadi kerusakan baru

dilakukan pemeliharaan atau perbaikan.

2. Pemeliharaan Terencana :

Dikenal dengan Preventive Maintenance serta Corrective Maintenance yang mengacu

pada jadwal atau waktu secara periodik yang ketat dan Predictive Maintenance yaitu

kegiatan pemeliharaan yang mengacu pada kondisi dari peralatan yang ada.

Andri handriyansah 26
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

3. Productive Maintenance

Seluruh kegiatan yang terencana ini dituangkan dalam suatu program pemeliharaan

yang lebih luas dan mulai memasuki aspek-aspek lini dibagian-bagian produksi dan

operasi.

4. Total Productive Maintenance

Dengan adanya kata total maka lebih dikembangkan lagi mencakup seluruh aspek

perusahaan dengan :

a. Total dalam partisipasi

b. Total dalam effektivitas

c. Total dalam sistem pemeliharaan

Pemeliharaan atas peralatan maupun fasilitas produksi pada suatu perusahaan umumnya

dilakukan oleh suatu bagian yang khusus yang umumnya dipanggil dengan istilah bagian

teknik atau maintenance departement. Kegiatan pemeliharaan di dalam perusahaan pabrik

umumnya hanya meliputi pemeliharaan terencana, yaitu sebagai berikut :

1. Preventive Maintenance

Menurut Sofjan Assauri (2004:123) yang dimaksud dengan preventive maintenance

adalah:

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya

kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat

menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses

produksi

Dengan demikian semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance

akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang

siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat. Sehingga

dapatlah dimungkinkan pembuatan suatu rencana dan skedul pemeliharaan dan perawatan

Andri handriyansah 27
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat. Preventive maintenance ini sangat

penting karena kegunaannya yang sangat efektif didalam menghadapi fasilitas-fasilitas

produksi yang termasuk dalam golongan ”critical unit”. Sebuah fasilitas atau peralatan

produksi akan termasuk dalam golongan ”critical unit” apabila :

a. Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan keselamatan atau kesehatan

pekerja.

b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.

c. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas tersebut

cukup besar atau mahal.

Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik

dapat dibedakan atas : Routine Maintenance dan Periodic Maintenance

Menurut Sofjan Assauri (2004:125) Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari”

Sebagai contoh dari kegiatan routine maintenance adalah pembersihan fasilitas, pelumasan

(lubrication), serta pengecekan isi bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan

(warming up) dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang

hari.

Sedangkan periodic maintenance menurut Sofjan Assauri (2004:126) adalah :

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka

waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap satu bulan sekali

dan akhirnya setiap satu tahun sekali

Andri handriyansah 28
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

2. Corrective Maintenance

Pengertian corrective maintenance menurut Sofjan Assauri (2004:126) adalah kegiatan

pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan

pada fasilitas atau peralatan sehingga berfungsi dengan baik.

Kegiatan corrective maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan

atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat

tidak dilakukannya preventive maintenance ataupun telah dilakukan preventive maintenance

tetapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas tersebut rusak.

3.4 Kegiatan-Kegiatan Pemeliharaan

Menurut Sofjan Assauri (2004:129) ada lima tugas atau kegiatan pemeliharaan yaitu :

3.4.1 Inspeksi (Inspection)

Kegiatan inspeksi merupakan kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala

(routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai rencana serta pengecekan atau

pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalamai kerusakan dan membuat laporan-laporan

dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.

3.4.2 Kegiatan Teknik (Engineering)

Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan kegiatan

pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan

penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah

dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi

perluasan dan kemajuan dari bangunan dan peralatan pabrik.

Andri handriyansah 29
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

3.4.3 Kegiatan Produksi (Production)

Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu

memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan

pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan

kegiatan service dan perminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar

kegiatan pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana, dan untuk ini diperlukan usaha-

usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

3.4.4 Kegiatan Administrasi (Clerical Work)

Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-

pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan

pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen

atau sparepart yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu

dilakukannnya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut dan komponen atau

sparepart yang tersedia dibagian pemeliharaan. Jadi dalam kegiatan pencatatan ini termasuk

penyusunan planning dan schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa,

diminyaki dan direparasi.

3.4.5 Pemeliharaan Bangunan (Housekeeping)

Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan

gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi kegiatan ini meliputi pembersihan

gedung, halaman dan kegiatan pemeliharaan lainnya yang tidak termasuk dalam kegiatan

teknik dan produksi dari bagian maintenance

Andri handriyansah 30
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

3.4 Mesin dan Peralatan

Penemuan mesin dan peralatan mesin adalah sebagian dari peradaban manusia dalam

usahanya meningkatkan produktivitas dan memperbanyak produksi baik variasi maupun

jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi dengan adanya mesin-mesin sangat

membantu manusia dalam melakukan proses produksi suatu barang, sehingga barang-barang

dapat dihasilkan dalam jangka waktu yang lebih pendek, jumlah yang lebih banyak dan

kualitas yang lebih baik.

Yang dimaksud dengan mesin menurut Sofjan Assauri ( 2004 : 103) adalah suatu

peralatan yang digerakan oleh suatu tenaga atau kekuatan yang dipergunakan untuk

membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian produk-produk tertentu.

Didalam peralatan mesin juga ada yang dikenal dengan tools, yaitu setiap instrumen

atau perkakas yang kecil sekali yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam

mengerjakan produk atau bagian-bagian produk. Sebagai contoh dari tools adalah gergaji,

palu, test pen, kikir, dan sebagainya. Tools sebenarnya juga merupakan instrumen dari suatu

mesin.

Menurut Sofjan Assauri (2004:104) mesin dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

a. Mesin-mesin yang bersifat umum atau serba guna (general purpose machines)

Mesin ini merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan

tertentu untuk berbagai jenis produk atau bagian dari produk.

b. Mesin-mesin yang bersifat khusus (Special purpose machines)

Mesin jenis ini merupakan mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu

atau beberapa jenis kegiatan yang sama.

Andri handriyansah 31
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

3.5 Pengertian efektifitas mesin

Menurut Warjito (2002:2) pengertian efektifitas mesin adalah ukuran nilai tambah yang

diberikan oleh alat atau mesin pada saat kegiatan proses produksi

Ada dua hal yang dapat memaksimalkan efektifitas mesin yaitu :

a. Kuantitatif : meningkatkan ketersediaan alat (availability) dan memperbaiki

produktivitas

b. Kualitatif : mengurangi jumlah produk cacat, menjaga dan meningkatkan mutu

3.5.1 Mengukur Efektifitas mesin

Selanjutnya, menurut Warjito (2002:6) ada tiga hal yang dapat mengukur efektifitas dari

mesin yaitu :

a. Availability ditingkatkan dengan mengurangi kerugian karena breakdown, setup,

dan adjustment

b. Performance rate ditingkatkan dengan mengurangi kerugian karena kecepatan

rendah, idling dan minor stoppages

c. Quality rate ditingkatkan dengan mengurangi cacat produk dan kerugian karena

start up.

3.5.2 Kerugian efektifitas mesin

Menurut Warjito (2002 : 4) efektifitas mesin selain memberikan keuntungan juga

memberikan kerugian pada perusahaan. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan dari efektifitas

mesin tersebut adalah sebagai berikut :

Andri handriyansah 32
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

a) Shutdown losses, yaitu kerugian waktu karena produksi dihentikan, untuk

memberikan waktu untuk melaksanakan pemeliharaan shutdown terencana atau

melakukan inspeksi periodik.

b) Production Adjusment losses, yaitu kerugian waktu karena penyesuai produksi

yang disebabkan oleh berubahnya pasokan dan permintaan produk

c) Equipment failure losses, yaitu kerugian waktu saat pabrik berhenti karena tiba-

tiba alat atau mesin rusak

d) Process failure losses, yaitu waktu yang hilang ketika pabrik dihentikan karena

sebab-sebab diluar kondisi mesin seperti kesalahan operasi, atau perubahan sifat

fisik dan kimia bahan yang diolah.

e) Normal production losses, yaitu kerugian kapasitas yang terjadi selama produksi

normal pada saat starup, cooldown, dan changeover

f) Abnormal production losses, yaitu kerugian kapasitas yang terjadi saat pabrik

bekerja kurang baik sebagai akibat mal fungsi atau kondisi tidak normal lainnya.

g) Quality defect losses, yaitu kerugian waktu untuk memproduksi barang reject,

bahan terbuang, kerugian financial karena produk downgrading

Reprocessinglosses,yaitukerugianyangterjadikarenaharusmengerjakankembalidirej

ectagardapatditerima

3.5 Proses Produksi

PT. Ultra prima abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, adapun

produk yang dihasilkan adalah produk kesehatan mulut, minuman suplemen, makanan ringan

dan plastic. Pada penelitian ini, penulis hanya meneliti di PT. Ultra Prima Abadi yang

memproduksi produk kesehatan mulut, yaitu divisi sikat gigi.

Andri handriyansah 33
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

Proses pembuatan sikat gigi tersebut meliputi 3 tahapan proses produksi, yaitu :

1. Injection

Bagian Injection terdiri dari 2 proses utama, yaitu Mixing dan Injection (pencetakan

handle sikat gigi).

Proses Mixing dimulai dengan proses penyiapan bahan yang akan dipakai. Kemudian

dilihat apakah bahan tersebut adalah SAN (Styrene Acrylonitrite), yang adalah bahan baku

utama untuk pembuatan handle sikat gigi single material. Jika iya, maka bahan tersebut perlu

melalui proses pemanasan atau pengeringan terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk

menghilangkan segala kandungan air yang mungkin ada di dalam SAN tersebut. Proses

pemanasan atau pengeringan dilakukan menggunakan Dryer Hopper dengan suhu ± 65o - 80o

C selama ± 2 – 3 jam. Jika bahan yang akan digunakan bukan merupakan SAN, melainkan

PP (Polyprophylene) dan Rubber (karet), yang adalah bahan baku utama untuk pembuatan

handle sikat gigi double material, maka bahan tidak perlu dipanaskan, melainkan langsung

dicampur.

Proses mixing bahan dilakukan menggunakan mixer, dimana bahan baku utama

(SAN, atau PP dan Rubber) dicampur dengan bahan additive dan pewarna. Bahan pewarna

yang digunakan bisa berupa serbuk ataupun granule. Setelah dicampur, bahan langsung

digunakan untuk proses yang berikutnya yaitu proses Injection.

Bahan dimasukkan ke dalam mesin, dicetak menggunakan mold, dan setelah jadi

disortir, apakah produk yang dihasilkan sesuai standar. Jika iya, kemudian produk diperiksa

oleh bagian QC. Tetapi jika tidak, produk dianggap BS dan dihancurkan dengan mesin

crusher. Setelah hancur kemudian produk yang bentuknya sudah menyerupai bahan kembali

(Co-product) digunakan kembali untuk campuran bahan baku proses Injection.

Setelah melalui proses QC, jika produk dinyatakan OK maka produk disimpan

sebagai WIP Handle, untuk kemudian dilakukan proses selanjutnya. Tetapi jika tidak OK,

Andri handriyansah 34
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan. Yang pertama bisa dilakukan konsesi yaitu

produk dianggap masih cukup baik sehingga akhirnya diterima kembali sebagai WIP

handle.Bisa juga dilakukan retur (dikembalikan) jika produk tersebut adalah hasil dari

subkontrak. Alternatif lain adalah melakukan sortir kembali untuk kemudian dipisahkan

antara produk yang benar-benar tidak dapat diterima lagi dengan produk yang masih bisa

diterima. Pilihan terakhir jika produk benar-benar tidak dapat diterima lagi adalah melakukan

proses crusher.

2. Filling - Cutting

Bagian Filling – Cutting terdiri dari 2 bagian utama, proses Filling yaitu proses

pengisian bulu sikat ke dalam lubang sikat pada handle, serta proses Cutting di mana bulu

sikat dipotong dan diratakan, kemudian dipoles agar ujungnya berbentuk bulat (rounded),

dengan tujuan agar tidak merusak gusi.

WIP handle disusun di mesin Filling untuk diisi dengan bulu lalu dilakukan proses

QC. Jika OK, maka dilanjutkan dengan proses Cutting. Setelah melalui proses Cutting,

kembali dilakukan proses QC. Jika OK, kembali dilanjutkan. Proses selanjutnya adalah sortir

yang dilakukan oleh operator Cutting. Jika produk dianggap baik, dilakukan set warna. Jika

tidak, maka dilakukan Re-Sortir (sortir ulang). Hasil Re-Sortir yang berupa produk dengan

bulu kotor atau penyok diperbaiki dengan pencelupan ke dalam air panas dan pembersihan

ulang. Hasil dari Re-Sortir yang dianggap baik kemudian dilakukan set warna. Tetapi jika

tidak maka dilakukan proses penggal, dimana kepala sikat dipotong lalu dibuang, sementara

gagang sikat di-crusher untuk digunakan kembali sebagai campuran bahan baku. Jika produk

dianggap baik maka menjadi WIP Cutting, dan dilanjutkan dengan proses packing.

Andri handriyansah 35
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

3.Sealing – Packing

Pertama-tama dilakukan proses sealing, dimana produk sikat gigi di-pack secara

satuan menggunakan mesin sealing. Setelah itu dilakukan proses QC, diperiksa apakah seal-

nya cukup kuat, sudah menempel dengan benar, atau produknya sendiri benar-benar bisa

dianggap baik. Jika OK, maka dilanjutkan ke proses lusinan, di mana packing-packing satuan

dimasukkan dalam MDS (Master Dus Satuan) yang berisi 12 pieces produk. Setelah itu MDS

tersebut dimasukkan dalam carton box. Lalu kembali dilakukan proses QC. Jika produk

dianggap sudah OK, maka produk tersebut sudah menjadi produk akhir, dan siap untuk

dikirimkan ke gudang barang jadi.

3.7. Lubrication / Grease Yang Di Gunakan

Dalam pelaksanaan pemeliharaan mesin injection khususnya mengenai pelumasan

atau lubrication agar tidak merusak komponen atau bagian – bagian mesin, maka dalam

pelaksanaan pemeliharaan pelumasan mesin injection menggunakan grease dan oli hidrolik

sesuai dengan spesifikasi yang diijinkan pabrik produsen mesin injection tersebut. Ada pun

grease dan oli tersebut dapat dilihat dalam table di bawah ini:

Mesin Type Grease Oli Hidrolik

Jsw 01 J-450-ED AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46

Jsw 02 J-450-ED AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46

Jsw 03 J-450-E-II AGIP MU EP 0 AGIP OSO 46

Jsw 04 J-450-E-II AGIP MU EP 0 AGIP OSO 46

Engel 05 ES-700H330L250H-2F AGIP MU EP 1 AGIP OSO 68

Jsw 06 J-220-ED AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46

Jsw 07 J-220-ED AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46

Nissei 08 FS210550ASE AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46

Andri handriyansah 36
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.UPA

Nissei 09 FS210550ASE AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46

Jsw 10 J-200-SB AGIP MU EP 2 AGIP OSO 68

Jsw 11 J-200-SB AGIP MU EP 2 AGIP OSO 68

Jsw 12 J-200-SB AGIP MU EP 2 AGIP OSO 68

Jsw 13 J-450-E-II AGIP MU EP 0 AGIP OSO 46

3.8. Manajemen Pemeliharaan Di PT Ultra Prima Abadi

Pemeliharaan mesin injection di PT Ultra Prima Abadi di bagi menjadi 3 yaitu:

1.Pemeliharan bulanan

Pemeliharaan bulan meliputi pembersihan mesin, pelumasan bagian – bagian mesin,

penggantian hose / selang cooling,dll

2. Pemeliharaan Tahunan

Pemeliharaan tahunan dilakukan pada waktu libur bersama, pemeliharaan itu meliputi ;

pembersihan seluruh dbagian mesin, pelumasan , dan penggantian selang cooling, dan

penggantian oli hidrolik.

3. Over Houl

Over houl dilakukan setiap lima tahun sekali, over houl ini meliputi penggantian bushing link

toggle, penggantia AS toggle, dan penggantian seal silinder clamping unit.

Andri handriyansah 37

Anda mungkin juga menyukai