Soal 2
Soal 2
Oleh:
Titis Sari Dwi Mukti
NIM:15010044015
2019
1
METODE STORY TELLING BERMEDIA AUDIO TERHADAP EFIKASI
DIRI ANAK TUNANETRA
Abstrak : Dilatarbelakangi oleh kemampuan dalam efikasi diri anak tunanetra dalam pembelajaran yang
masih perlu dikembangkan. Dalam penelitian ini kemampuan efikasi diri anak tunanetra ditingkatkan
melalui metode story telling bermedia audio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
metode story telling bermedia audio terhadap efikasi diri anak tunanetra di SLB-A YPAB Tegalsari Surabaya.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis pre eksperimen
dan rancangan one group pre test-post test design. Teknik statistik yang digunakan dalam analisis data adalah
wilcoxon. Teknik pengumpulan data berupa tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh dari
hasil pre-test dan post-test. Hasil pre-test 35.35, dan hasil post-test 86.78. Diperoleh hasil Zh=2.36 lebih besar
dibanding Zt=1,96 dengan nilai krisis 5%. Jadi ada pengaruh metode story telling bermedia audio terhadap
efikasi diri siswa tunanetra di SLB-A YPAB Tegalsari Surabaya.
yang telah dijalaninya. Bandura dalam
Kata kunci: story telling, efikasi diri, tunanetra Alwisol (2009:287), efikasi diri
merupakan sumber pengontrol tingkah
PENDAHULUAN laku tersebut antara lingkungan,
Keyakinan diri seseorang penting tingkah laku dan pribadi.
agar dapat mencapai tujuan yang Menurut Somantri (2012:65),
diharapkan secara optimal. Efikasi diri tunanetra merupakan individu yang tidak
membantu seseorang dalam menentukan berfungsi sempurna dalam indera
pilihan, kegigihan dan ketekunan yang penglihatannya (kedua-duanya) sebagai
mereka tunjukkan dalam menghadapi saluran penerima informasi dalam kegiatan
kesulitan, dan derajat kecemasan atau sehari-hari seperti halnya orang awas.
ketenangan yang mereka alami saat mereka Efikasi diri pada anak tunanetra terutama
mempertahankan tugas-tugas yang di muncul sebagai akibat langsung maupun
kehidupan mereka (Bandura, 2001:189). tidak langsung dari ketunanetraan.
Dengan efikasi diri siswa akan mampu Menurut Bahar (2015:171), kurangnya
merencanakan tindakan, menampilkan motivasi, ketakutan menghadapi
perilaku baru, merespon dengan aktif dan lingkungan sosial yang lebih luas atau
kreatif serta mampu memberikan solusi baru, perasaan rendah diri, malu, sikap-
atau memecahkan masalah terhadap sikap masyarakat yang seringkali tidak
persoalan hidup yang sedang dialami siswa menguntungkan seperti penolakan,
maupun tugas yang diberikan, (Harahap, penghinaan, sikap tak acuh, ketidakjelasan
2016:54). tuntutan sosial, serta terbatasnya
Seharusnya siswa usia 8 sampai 9 kesempatan bagi anak untuk belajar
tahun menunjukkan kemampuan dalam tentang pola-pola tingkah laku yang
menghadapi dan memecahkan masalah diterima maupun kecenderungan tunanetra
yang ada disekitarnya adalah dasar utama yang dapat mengakibatkan perkembangan
dari tindakan dalam efikasi diri, sosialnya menjadi terhambat. Hal ini
(Syaefullah, 2015:2). Dalam perkembangan mengakibatkan efikasi diri anak tunanetra
Efikasi dalam diri berkembang sesuai rendah, karena keyakinan diri anak kurang
dengan masa perkembangan dalam diri dalam mengerjakan tugas.
masing-masing siswa. Efikasi dapat Hasil observasi dan wawancara
berkurang maupun bertambah sesuai pada tanggal 12 November 2018 di
dengan kemampuan individu melakukan SDLB-A YPAB Tegalsari Surabaya,
evaluasi terhadap setiap fase kehidupan menemukan anak tunanetra yang
2
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
kurang aktif dalam pembelajaran terutama meningkatkan efikasi diri pada siswa
dalam bersosialisasi pada saat tunadaksa mampu meningkatakan efikasi
pembelajaran. Anak cenderung lebih diam diri pada siswa. Penelitian ini juga
atau mengalah dengan temannya saat dijadikan dasar empiris karena memiliki
proses pembelajaran berlangsung. Anak persamaan untuk meningkatkan efikasi diri
kurang aktif saat pembelajaran dan pada siswa. Penelitian konseling individu
keyakinan diri anak dalam mengerjakan tersebut digunakan untuk meningkatkan
tugas kurang. efikasi diri anak tunadaksa dan metode
Berdasarkan uraian di atas efikasi penelitian yang dipakai metode kualitatif.
diri anak tunanetra perlu ditingkatkan, Sedangkan penelitian yang akan dilakukan
dalam penelitian ini akan diterapkan adalah metode story telling bermedia
metode story telling bermedia can (cerita aplikasi android untuk meningkatkan
anak nusantara) yang bermanfaat untuk efikasi diri anak tunanetra dengan metode
melatih ketrampilan berbicara, dan berani penelitian kuantitatif.
untuk mengungkapkan pendapat di depan Metode story telling terlebih dahulu
orang banyak. Meningkatkan keyakinan harus menetapkan pembicara dan
diri anak dalam berinteraksi dengan, dan pendengar, pembicara membacakan
bermanfaat untuk mengembangkan aspek- ringkasannya selengkap mungkin, dengan
aspek efikasi diri anak berupa keyakinan memasukkan ide-ide pokok dalam
diri melaksanakan tugas dan bersosialisasi ringkasannya. Sementara pendengar
dalam pembelajaran (Frank dalam Yulia, menyimak ide-ide pokok yang kurang
2007:98). Metode Story telling bermedia can lengkap dan membantu mengingat ide-ide
(cerita anak nusantara) yang akan pokok dengan menghubungkan materi
diterapkan berisi cerita dongeng anak sebelumnya atau dengan materi lainnya,
nusantara. (Hasbiyah, 2017:46). Sedangkan metode
Penelitian menggunakan metode story telling bermedia can (cerita anak
story telling berkaitan dengan penelitian nusantara) ini berbentuk suara berasal
terdahulu relevan yang dijadikan dasar dari aplikasi android disambungkan
penelitian ini yaitu penelitian yang dengan speaker sehingga suara terdengar
dilakukan oleh Pratiwi (2016). Hasil dengan jelas menceritakan tentang kegiatan
penelitian menyatakan bahwa setelah seharihari anak. Hal ini sesuai dengan
dilakukan metode story telling untuk pendapat (Kurniawan, 2015:1051),
meningkatkan keterampilan berbicara berkaitan dengan karakteristik anak
meningkat secara signifikan. Penelitian tunanetra karena dalam pembelajaran anak
Pratiwi (2016) memiliki variabel bebas yang tunanetra lebih mengandalkan fungsi indra
sama yaitu metode story telling. Penelitian pendengarannya, anak tunanetra akan
tersebut digunakan untuk meningkatkan lebih mudah memahami pelajaran ketika
ketrampilan berbicara anak, subyek pembelajaran tersebut disampaikan berupa
penelitian siswa kelas II dan menggunakan suara. Manfaat metode story telling
metode penelitian tindakan kelas. bermedia can (cerita anak nusantara)
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah pendengar akan lebih tertarik,
adalah metode story telling bermedia pendengar dapat menggambarkan secara
aplikasi android untuk meningkatkan detail
efikasi diri dengan subyek anak tunanetra
dan menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian lain yang dijadikan acuan
penelitian ini berdasarkan penelitian Sari
(2017). Hasil penelitian menunjukan bahwa
konseling pribadi dalam upaya untuk
3
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
4
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
tunanetra.
Pada desain penelitian ini, yang dimaksud F. Variabel Penelitian Dan Definisi
(O) dan (X) adalah pemberian perlakuan Operasional 1. Variabel Penelitian
pada kemampuan efikasi diri pada anak Variabel penelitian merupakan suatu
tunanenetra di SLB-A YPAB Tegalsari kondisi atau keadaan yang memiliki
Surabaya. Observasi yang dimaksud dalam karakteristik yang berbeda antara satu
penelitian ini yaitu observasi sebelum diberi sama lain hal ini sependapat dengan
perlakuan dan setelah perlakuan. Observasi kerlinger (dalam sugiyono, 2016:39)
sebelum perlakuan ) yaitu observasi awal, variabel merupakan sesuatu yang
kemampuan efikasi diri pada anak bervariasi. Kidder (dalam sugiyono,
tunananetra di SLB-A YPAB Tegalsari 2016:29) menyatakan bahwa suatu
Surabaya sebelum diberi perlakuan melalui variabel adalah suatu kualitas dimana
metode story telling bermedia audio. peneliti mempelajari dan menarik
Sedangkan observasi setelah perlakuan ) kesimpulan darinya. Variabel dalam
yaitu observasi akhir, kemampuan efikasi diri penelitian ini adalah:
anak tunanetra di SLB-A YPAB a. Independent variable merupakan variabel
Tegalsari Surabaya setelah diberi perlakuan yang mempengaruhi atau yang menjadi
melalui metode story telling bermedia audio sebab perubahannya atau timbulnya
terhadap efikasi diri. Perbedaan antara - dependent variable (Sugiyono, 2016:39).
yakni diasumsikan sebagai efek dari Variabel bebas pada penelitian ini ialah
perlakuan yang telah diberikan sehingga metode story telling yang dimaksud
menunjukkan adanya pengaruh metode story
Dalam penelitian ini yang termasuk
telling bermedia audio terhadap efikasi diri
variabel bebas adalah metode story telling
anak tunanetra di SLB-A YPAB
bermedia audio. Metode story telling
Tegalsari Surabaya.
bermedia audio dalam penelitian ini
terbatas pada cara meningkatkan efikasi
D. Lokasi Penelitian
diri dengan memanfaatkan media
Penelitian ini dilaksanakan di SLB-A YPAB
aplikasi android yang berupa audio yang
Tegalsari Surabaya.
5
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
6
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
mendapatkan kembali efikasi diri setelah efikasi diri siswa tunanetra di SLB-A
mengalami kegagalan tersebut. YPAB Tegalsari Surabaya. Observasi
dilakukan ketika kegiatan
G. Teknik Pengumpulan Data pembelajaran berlangsung. Di mana
Agar diperoleh suatu data maka perlu peneliti akan terlibat dalam kegiatan
bagi peneliti untuk menggunakan suatu siswa yang diamati. Hasil observasi
metode yang tepat serta mengumpulkan digunakan sebagai data pendukung
data-data yang berkaitan erat dengan efikasi diri siswa tunanetra.
penelitian. Teknik pengumpulan data yang
akan digunakan: H. Instrumen Penelitian
1. Tes Adapun instrumen penelitian yang
Menurut (Arikunto, 2013:193) tes digunakan dalam penelitian ini terdiri
adalah serentetan pertanyaan atau dari: 1. Kisi-kisi pengembangan
latihan serta alat lain yang digunakan instrumen
untuk mengukur keterampilan, 2. Lembar tes awal/Pre Test dan lembar tes
pengetahuan, intelegensi, kemampuan akhir/Post Test.
atau bakat yang dimilki individu atau 3. Lembar Observasi
kelompok.
Penelitian ini melakukan dua kali I. Teknik Analisis Data
tes yaitu pre tes dan pos tes. Pre tes Menurut Sugiyono (2016:243), teknik
dilakukan di awal sebelum intervensi analisis data adalah proses menganalisa
dengan dilakukan, sedangkan pos tes data yang telah dikumpulkan untuk
dilakukan setelah dilakukan intervensi. menjawab rumusan masalah atau
Tujuan pre tes dan pos tes pada menguji hipotesis yang telah dirumuskan
penelitian untuk mengetahui kemajuan dalam proposal. Dalam penelitian
efikasi diri anak dalam melaksanakan ini menggunakan teknik analisis data
tugas sehari-hari pada anak tunanetra. statistik non parametrik yaitu pengujian
Tes berupa tugas sederhana yang telah statistik yang dilakukan karena salah satu
disesuaikan dengan kemampuan anak. asumsi normalitas tidak dapat dipenuhi.
Tes ini dilakukan dengan menggunakan Hal ini diakibatkan oleh jumlah sampel
tes perbuatan yang kecil. Subjek penelitiannya kurang
2. Observasi dari 30 anak. Selain itu statistik non
Menurut Arikunto (2013:199) parametrik juga digunakan untuk
menyatakan bahwa, observasi menganalisis data yang berskala nominal
adalah dasar semua ilmu dan ordinal (berjenjang), sehingga rumus
pengetahuan. Data yang akan yang digunakan adalah rumus Wilcoxon
digunakan dalam penelitian akan Match Pairst Test.
diperoleh melalui kegiatan
observasi. Data observasi dilakukan Tabel. 1.
mulai dari pre tes dan pos tes dan Tabel penolong untuk Tes Wilcoxon
dilakukan selama anak diberikan
treatmen berupa metode story telling
bermedia can (cerita anak
nusantara) untuk meningkatkan
kemampuan efikasi diri anak dalam
penelitian ini sebagai penunjang
data hasil tes.
Dalam penelitian ini metode
observasi berperan serta untuk
mengumpulkan data aktual dalam
memperoleh informasi tentang
7
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
8
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
Tabel. 3.
9
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
Data Hasil Observasi Akhir/Post-Test rekapitulasi Tes awal/ pre tes dan Tes
Efikasi Diri akhir/ pos tes efikasi diri pada siswa
tunanetra kelas II SLB-A YPAB Tegalsari
Surabaya terdapat pada tabel. 4.
Hasil Rekapitulasi Pre Testdan Post-Test
Kemampuan Orientasi dan Mobilitas
(Melindungi Diri)
10
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
11
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
4
= 56= 14
4
T: Simpangan baku =
12
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
13
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
Penelitian Azizah pada tahun 2018 yang (Zh > Zt) sehingga Ho ditolak dan Ha
berjudul pengaruh penerapan metode diterima. Hal ini berarti ada pengaruh
pembelajaran snowball throwing terhadap signifikan antara metode story telling bermedia
peningkatan prestasi belajar matematika siswa audio terhadap efikasi diri pada siswa
tunarungu ditinjau dari efikasi diri akademik. tunanetra di SLB-A YPAB Tegalsari Surabaya.
Penelitian ini membuktikan bahwa metode
pembelajaran snowball throwing dianggap PENUTUP A. Simpulan
berhasil dalam B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
meningkatkan prestasi belajar dengan metode story telling bermedia audio
selfefficacy akademik yang tinggi pada siswa berpengaruh secara signifikan
tunarungu. Penelitian ini dijadikan dasar terhadap efikasi diri siswa tunanetra.
empiris karena memiliki persamaan untuk Hal tersebut berdasarkan hasil
meningkatkan efikasi diri pada siswa. Subyek penelitian sebelum diterapkan
penelitian ini adalah siswa kelas VII, analisis metode story telling bermedia audio
data menggunakan uji data Wilcoxon. diperoleh nilai rata-rata 35.35 dan
Berdasarkan rata-rata nilai hasil post-test setelah diterapkannya metode story
efikasi diri siswa tunanetra kelas II di SLB-A telling bermedia audio diperoleh nilai
YPAB Tegalsari Surabaya diperoleh ratarata rata-rata 86.78. Selain itu hasil
nilai 86.78 hal tersebut terlihat perbedaan nilai penelitian juga menunjukkan bahwa
yang diperoleh dari ratarata nilai pre-test Zh=2.36 lebih besar dari pada nilai
dengan nilai 35.35. Terjadi peningkatan krisis Z tabel 5% (pengujian dua sisi)
dengan pencapaian beda ratarata antara pre- yaitu 1,96, berarti Zh=2.36 > Zt =
test dan post-test 51.43. 1,96. Berdasarkan hasil tersebut
Berdasarkan hasil penelitian efikasi diri pada terbukti bahwa ada pengaruh
siswa tunanetra melalui metode story telling metode story telling bermedia audio
bermedia audio didapatkan nilai Zh=2.36 terhadap efikasi diri pada siswa
lebih besar dari nilai Z tabel, suatu kenyataan tunanetra di SLB-A YPAB Tegalsari
bahwa nilai Z yang diperoleh dalam hitungan Surabaya.
adalah 2,36 lebih besar dari pada nilai krisis Z
tabel 5% (pengujian dua sisi) yaitu 1,96 C. SARAN
(Zh>Zt). Hal ini berarti ada pengaruh
signifikan dari metode story telling bermedia Berdasarkan hasil penelitian yang
audio terhadap efikasi diri pada siswa telah dilaksanakan diketahui bahwa
tunanetra di SLB-A YPAB metode story telling bermedia audio dapat
Tegalsari Surabaya. meningkatkan efikasi diri pada siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah tunanetra. Berdasarkan pernyataan
dilakukan dapat menjawab rumusan masalah tersebut maka peneliti dapat memberikan
dan tujuan penelitian bahwa ada pengaruh saran sebagai berikut:
metode story telling bermedia audio terhadap
efikasi diri pada siswa tunanetra di SLB-A 1. Bagi guru
YPAB Tegalsari Surabaya. Hal ini dikarenakan a. Metode story telling bermedia
dalam kegiatan bercerita menggunakan audio dapat digunakan sebagai
metode story telling bermedia audio terdapat salah satu alternative metode
situasi dimana siswa tertarik dengan pembelajaran di kelas yang dapat
pembelajaran yang sedang berlangsung, siswa diterapkan untuk meningkatkan
merasa tidak terbebani serta selama proses efikasi diri anak dalam
pembelajaran siswa ikut terlibat semua. melaksanakan tugas dan
Sehingga kemampuan efikasi diri siswa bersosialisasi dalam pembelajaran,
tunanetra dapat berkembang dengan baik. selain itu pembelajaran yang
melibatkan guru bersama siswa
disimpulkan bahwa nilai Zh = 2,36 lebih besar
mempraktikkan langsung dan
dari pada nilai Zt = 1,96 dengan nilai krisis 5%
14
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
15
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
16
Metode Story Telling Terhadap Efikasi Diri Anak Tuananetra
17