Rangkuman SL 4.1
Rangkuman SL 4.1
1 KELAINAN KARDIOVASKULAR
Checklist Pemeriksaan Fisik Jantung
• Inspeksi
1. Kulit : Sianosis atau Asianosis ?
2. Leher : Perhatian Ada Webbing ? Bendungan pada Vena Jugularis ? Refluks Hepato Jugular ? Pulsasi
Arteri Karotis ?
3. Dinding Dada : Simetris kanan dan kiri? deformitas bentuk dada? apa ada barrel chest? pigeon
chest? dsb
4. Iktus Kordis : Normal: ICS 5 sebelah medial garis Midklavikularis sinistra.
Lihat dari sudut tangensial. Jika tidak tampak, minta pasien untuk sedikit miring ke kiri. Bisa tidak
tampak pada wanita.
5. Ekstremitas : Ada deformitas jari dan persendian jari, sianosis dan Clubbing Finger?edema tungkai,
edema pretibial, edema pergelangan kaki (Ankle Edema) ?ada varises dan tromboflebitis ?
• Palpasi
1. Palpasi Denyut Karotis: untuk menilai ejeksi ventrikel kiri. Letakan tiga jari pertama pada
a.karotis, perhatikan intensitas bisa meningkat dan menurun tiba2
2. Palpasi Iktus Cordis: Letakkan telapak tangan dan jari di daerah iktus kordis saat inspeksi.
- Tentukan lokasi iktus kordis. Normal: ICS V kira2 1 jari medial dari garis midklavikula sinistra
- Tentukan lebar iktus kordis. Normal lebar 2-3 ujung jari (1-2cm)
- Tekanan iktus kordis dgn kedua ujung jari. Normal jari tidak terangkat
• Perkusi: tentukan batas dari suara pekak jantung (absolut),
kalau suara redup batas relatif.
Kiri Normal :
Atas : ICS II linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)
perubahan suara sonor ke redup.
Bawah : ICS V medial linea midklavikularis kiri (tempat iktus)
Kanan Normal:
Atas: ICS II linea parasternalis kanan.
Bawah: ICS III-IV linea parasternalis kanan
Lakukan perkusi sampe batas organ lain, naik lagi 2 jari, lakukan
perkusi lagi hingga redup (batas relatif) lalu perkusi lagi hingga pekak untuk memastikan
• Auskultasi
Pasien dalam posisi berbaring dengan kepala dinaikkan 30 °.
- Identifikasi BJ I dan II : Auskultasi dapat dimulai dari apeks
ataupun basis jantung.
- Auskultasi daerah keempat katup
Aorta: ICS 2 parasternalis kanan;
Pulmonal: sepanjang parasternalis kiri dari ICS 2;
Tricuspid: ICS 3-5 parasternalis kiri;
Mitral: ICS 5 midklavikula kiri (daerah apeks jantung)
Sejajar
t
v6 ¥ ¥4
RANGKUMAN SINGKAT EKG
Septal :V V2 ,
Ante : V3 V4
Late : V5 V6
lnfe : 11,111 AVF
,
PR
segment
PR
illia
LBBB :
William
Hipertensi
Anamnesis:
BIASANYA TIDAK BERGEJALA, tp sering dikeluhkan NYERI KEPALA.
1. Durasi hipertensi,
2. Riwayat terapi hipertensi sebelumnya, efek sampingnya
3. Riwayat hipertensi dan kardiovaskular pada keluarga
4. Kebiasaan makan dan psikososial
5. Faktor risiko: merokok, perubahan BB, dislipidemia, diabetes,
inaktivitas fisik
6. Bukti hipertensi sekunder:riwayat penyakit ginjal, perubahan penampilan,
kelemahan otot [palpitasi, keringat berlebih, tremor), tidur tidak teratur, mengorok, somnolen di siang hari, gejala hipo-/
hipertiroidisme, riwayat konsumsi obat yang dapat menaikkan tekanan darah
7. Bukti kerusakan organ target: riwayat TIA, stroke, buta sementara, penglihatan kabur tiba-tiba, angina, infark miokard,
gagal jantung, disfungsi seksual
Pemeriksaan Fisik: TTV, penyakit penyerta, kerusakan organ target kemungkinan adanya hipertensi sekunder, Palpasi
leher apabila terdapat pembesaran kelenjar tiroid, Palpasi pulsasi arteri femoralis, pedis, Auskultasi bruit(pelebaran)
karotis, bruit abdomen, Funduskopi, Evaluasi gagal jantung dan pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan penunjang: test darah rutin, Urinalisis, tes fungsi ginjal, ekskresi albumin, serum BUN, kreatinin, gula darah,
elektrolit, profil lipid, foto toraks, EKG.
Tatalaksana: MODIFIKASI GAYA HIDUP PERLU DILAKUKAN PADA SETIAP DERAJAT HIPERTENSI (↓ BB, Diet rendah
garam, perbanyak konsumsi buah sayur, produk rendah lemak jenuh, hindari konsumsi alkohol, aktivitas fisik rutin spt
aerobik, jalan cepat 30menit/hari)
Farmakologis: PERTIMBANGKAN PADA TD NORMAL TINGGI (130-139/85-89), LEBIH DARI ITU BERI OBAT
Stage 1 TD 140-159/90-99 (ACEI = Captopril 2x12,5mg/hari + CCB= Amlodipine 1x5mg/hari)
Stage 2 TD ≥160/100 (sama spt kombinasi diatas, bila perlu tambah Thiazide= HCT 1x12,5mg/hari)
OBATI HINGGA SEHAT
Diagnosis Banding
Infark miokard, Unstable Angina Pektoris
• Pemeriksaan Penunjang
- EKG: tidak spesifik, dapat ditemukan hipertrofi ventrikel, Stress testing dengan EKG
- Darah (mengetahui faktor yang pemberat): GDS, profil lipid, hemoglobin A1C, fungsi ginjal
- Biokimia jantung
- Rontgen dada:pembesaran cor, aneurisma ventrikular (tdk khas)
- Pencitraan jantung: SPECT, MSCT; Arteriografi koroner
Tatalaksana: stop rokok, alkohol, diet, ↓ BB, rutin olahraga 30-60 menit/hari
Farmakologis: Nitrogliserin sublingual 0,3-0,6mg tiap 5 menit hingga nyeri hilang (maksimal konsumsi 1,2mg dalam
15 menit) + CCB(Amlodipine 10mg/hari) atau ß -blocker (Propanolol 2x20-80mg/hari)
RUJUK KE SPESIALIS
Acute coronary syndrome
Angina Tidak Stabil (UAP)/ NSTEMI
1. saat istirahat (Iatihan ringan), >10 menit,
2. Gejala berat dan baru pertama kali timbul
3. Muncul dgn pola crescendo (lebih berat, panjang, dan sering
drpd sebelumnya).
• Pemeriksaan penunjang:
- EKG (ST depresi dan atau inversi T);
- Cardiac biomarker: NSTEMI: CK-MB & Troponin↑;UAP: NORMAL
(N: cTnI <1,0; cTnT: <0,1, CKMB <16IU)
- Stress testing; CT angiography
RUJUK KE SPESIALIS
→
Antiplatelet
ONAM
STEMI (GAWAT DARURAT)
• Anamnesis: NYERI DADA >20 menit, Nyeri viscera spt
terbakar/tertusuk, letak di dada tengah/epigastrium,saat istirahat,
kdg menjalar ke lengan, perut, punggung, rahang bawah, leher,
nyeri dibarengi dgn lemah, nausea, keringat, muntah, ansietas.
• Pemeriksaan penunjang:
1. EKG: ST Elevasi dgn gelombang Q
2. ↑ Lab Biomarkers: NORMAL CKMB <16IU, cTnT dan cTnI ↑
>20x dari normal tertinggi, bertahan 7-10 hari setelah STEMI,
3. Radiologis: Echocardiografi (infark RV, aneurisma ventrikel,
efusi perikardia, trombus LV).
Doppler Echocardiografi utk deteksi dan kuantitas defek septum
ventrikel dan regurgitasi mitral. Cardiac MRI
RUJUK KE SPESIALIS
SEMUANYA RUJUK KE SPESIALIS
THROMBOFLEBITIS
Penyakit dgn peradangan+ ggn pembentukan bekuan darah, umumnya di tungkai
Gejala
Bengkak pada jalur vena permukaan kulit, berupa rasa sakit atau tidak nyaman
spt keram, gejala perlahan mereda selama 1-2minggu, tapi meninggalkan
gumpalan keras yg bisa dirasakan sepanjang PD
Tatalaksana:
• Nonfarmakologis: mengangkat tungkai yg terserang scr teratur, dan kompres hangat bagian yg sakit
• Farmakologis: obat antiinflamasi oral/krim/gel
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik mulai dari inspeksi dan palpasi tungkai pasien, penilaian ankle
brachial index untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab arteri
• Hasil pemeriksaan klinis ini ditunjang dengan pemeriksaan Doppler/ MRI/ CT scan
• Tatalaksana: Menghindari posisi berdiri dan duduk terlalu lama, Elevasi tungkai secara periodik
NONINVASIF: gradient compression stocking (tekanan 30-40 atau 40-50 mmHg pada pergelangan kaki)
dgn tekanan yang semakin kurang ke arah proksimal tungkai → ada gradien tekanan pd proximal dan distal
INVASIF: Injeksi obat, Radiofrequency ablation atau RFA, Pembedahan
LYMPHEDEMA
Akumulasi cairan berlebihan dari cairan ekstraseluler, biasanya pd tungkai
• Pemeriksaan Fisik
Edema yang dimulai dari kaki dan menyebar sampai tungkai atas. Awalnya edema
bersifat halus dan pitting, selanjutnya men jadi indurasi dan fibrosis. Dermatitis stasis dan hiperpigmentasi dapat ditemui.
• Pemeriksaan Penunjang
- USG, MRI/CT,
- Lymphoscintigraphy dan lymphangiography (dx limfaedema primer/sekunder), Lymphoscintigraphy (suntik plasma
protein radioaktif ke ekstremitas yg kena), Lymphangiography (melihat kelainan anatomis saluran limfe)
• Pemeriksaan Fisik
- Posisi pasien tidur terlentang/ duduk jika sesak.
- TD normal/ ↑ pada tahap awal, lalu akan ↓ karena disfungsi LV
- Nilai perfusi perifer, suhu kulit, peninggian tekanan pengisian vena,
adanya murmur sistolik, murmur diastolik, dan irama gallop
- Kongesti paru ditandai ronki basah pada kedua basal paru.
- Penilaian vena jugular normal saat istirahat tetapi dapat ↑
dgn adanya abdominojugular reflux positif. JVP ↑ 2 MAYOR/ 1 MAYOR 2 MINOR
• Pemeriksaan Penunjang
- Lab:DPL,elektrolit,urea,kreatinin,gula darah,albumin, enzim hati.
- Analisa gas darah
- Natriuretic peptide(BNatriureticPeptides/BNP atau NT-pro BNP),
- EKG (bisa STEMI/NSTEMI/ Hipertrofi, bundle branch block,
interval QT memanjang, disritmia, dll),
- Foto toraks, Ekokardiografi, Exercise Testing
SYOK KARDIOGENIK: Akibat ↓ curah jantung → hipoksia jaringan dgn volume intravaskular yg adekuat
KRITERIA HEMODINAMIK SYOK KARDIOGENIK:
1. ↓ curah jantung (<2,2L/menit/m2)
2. Hipotensi sistolik arteri (90mmHg) atau mean arterial pressure (MAP) kurang lebih dari 30mmHg nilai normal
3. ↑ Tekanan diastolik akhir LV (Pulmonary capillary wedge pressure/PCWP>18mmHg)/ Tekanan Diastolik RV >10-15mmHg
Klinis: Sesuai etiologi
Bisa nyeri dada, sesak napas, ataupun perubahan status mental (somnolen, kebingungan, agitasi). TTV (nadi teraba lemah,
cepat atau bradikardia pd kasus blok konduksi jantung berat), Sistolik↓ (<90mmHg) dgn TD yg menyempit (<30mmHg).
Tatalaksana: sesuai AHA
PRINSIP: • Terapi dilakukan bersama dgn perbaikan frekuensi jantung dan volume intravaskular
• Koreksi penyulit: hipoksia, hipoglikemia, keracunan obat
• Perbaiki kontraksi: baik dgn medikamentosa, alat bantu mekanik atau pembedahan
Manajemen:
1. Airway dan breathing stabil, posisikan pasien setengah duduk, pasang akses vena dan kateter urin, serta beri O2 hingga
8L/menit mll nasal kanul
2. Pasang kateter arteri pulmonalis utk lihat tekanan pengisian dan curah jantung, terutama pd pasien hipotensi berat. (Bila
ragu hipovolemik/kardiogenik: bisa lakukan fluid challenge test, beri RL 500ml 10 menit, nilai tanda perfusi jaringan
3. Medikamentosa: inotropik dan vasopresor
4. Tidak ada perbaikan adekuat: Intraaortic ballon couterpulsation (IABP)
5. Syok kardiogenik akibat IM: Pertimbangkan prosedur reperfusi segera dgn fibrinolik, PCI, CABG
Perbedaan:
• Syok hipovolemik (hipotensi, takikardi, ekstremitas dingin/basah). Berikan cairan kristaloid atau koloid
• Syok neurogenik (hipotensi, bradikardi, esktremitas hangat/ kering). Berikan vasopresor (dopamin, adrenalin 0,2
mg subkutan). Target MAP>70 mmHg