3 KELAINAN MUSKULOSKELETAL
Pemeriksaan Sendi Leher
1. Inspeksi: Pasien duduk
a. Anterior :
Leher dan kepala: adakah tortikolis, miring ke satu arah, asimetri wajah, Pembengkakan di bagian anterior
leher pada thoracic outlet karena tumor.
Perubahan kulit: adakah inflamasi, sikatriks, sinus
b. Lateral : Lordosis? Pembengkakan? Perubahan kulit: adakah inflamasi, sikatriks, sinus
c. Posterior: Prominent m. trapezius, Wasting muscle, Pembengkakan, Perubahan kulit : adakah inflamasi,
sikatriks, sinus Prominent processus spinalis.
2. Palpasi
- Palpasi processus spinalis T1 (paling prominen). Meraba suhu kulit (hangat/ dingin).
- Adanya nyeri tekan: anterior, processus spinalis (dari C2 – T1).
- Adanya spasme otot (m. sternocleidomastoideus= pasien diminta melihat kiri-kanan, pemeriksa di belakang
pasien).
4. Tes Khusus
a. Compression Test
Kedua tangan pemeriksa diletakkan di atas kepala pasien, tekan ke bawah. Pasien dalam keadaan duduk.
(+) bila pasien merasakan nyeri di sepanjang daerah cervical.
b. Distraction Test
Tangan pemeriksa bagian palmar diletakkan di bawah dagu pasien, dan tangan pemeriksa yang lain diletakkan
di bagian occiput pasien. (+) bila pasien merasa lebih nyaman/enak.
b. Lateral :
- Apakah bentuk dinding thoraks dan lumbal normal/simetris : dilihat adanya kifosis thorakal dan lordosis lumbal.
- Kyphosis : dilihat konveksitas posterior dari tulang belakang.
- Lordosis : dilihat konveksitas anterior dari tulang belakang.
- Gibbus: acute short angle kyphotic pada tuberkulosis spinal.
c. Anterior :
- Dilihat adanya asimetri dinding dada: penonjolan kosta.
- Short trunk: pasien dengan spondyloptosis dan severe osteoporosis tulang belakang dgn fraktur vertebra multipel.
- Pinggang: adanya inflamasi, sikatriks, sinus.
Deformitas anggota gerak bawah:
- Panggul: rotasi internal/ eksternal, fleksi/ekstensi ?
- Lutut :pada ekstensi penuh, dilihat adanya varus/ valgus.
- Tumit : dilihat adanya varus/ valgus.
2. Palpasi :
Sepanjang processus spinalis → adanya bony landmarks. Diraba suhu kulit.
Nyeri tekan: di antara vertebra lumbalis, pada lumbosacral junction, sendi-sendi sela iga. Pembengkakan, gibbus,
spasme paraspinal.
4. Tes Khusus
a. Plumb line (dari processus spinosus C7, dengan menggunakan tali bandul untuk mengetahui keseimbangan tulang
belakang seimbang dengan mengukur kesegarisan T1 - S1)
b. Schober test
- Buat 2 titik di midline lumbal berjarak 10 cm.
- Pasien diminta membungkuk ke depan (fleksi anterior).
- Ukur penambahan jarak kedua titik tersebut indikasikan lumbal Excursion (normal : > 5 cm)
c. Aprehension test
Untuk pemeriksaan adanya kronik dislokasi shoulder
- Posisikan shoulder penderita abduksi
- Pemeriksa melakukan gerakan gentle eksorotasi
- Positif bila penderita nyeri
Tes fungsi otot dan sendi siku
4. Tes khusus
a. Carpal tunnel syndrome
Tes untuk penyakit entrapment/jepitan syaraf medianus terowongan carpal
- Phallen’s test
Gejala umum pada sindrom, seperti rasa geli pada jari-jari dapat juga
disebabkan oleh fleksi maksimum dari pegelangan tangan dan
mempertahankan posisi tersebut selama minimal satu menit. prayer test
Cara pemeriksaan : Provokasi test n. Medianus dilakukan dengan posisi fleksi
wrist s.d 90°. (+)= terasa nyeri/sensori penjalaran saraf n.medianus. phallen’s test
- Prayer test
Provokasi test n. Medianus dgn posisi ekstensi wrist s.d 90° /gerakan
menyembah
b. De Quervain’s syndrome
Sindrom yang menyebabkan inflamasi pada 2 tendon yang digunakan untuk
menggerakkan ibu jari, abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis
- Finkelstein test
Pasien disuruh membuat kepalan tangan,jempol masuk ke dalam kepalan.
Kemudian tangan kiri pemeriksa memegang antebrachii pasien, tangan
kanan pemeriksa menggerakkan wrist ke arah deviasi ulnar. (+) : nyeri.
Pengukuran panjang ekstremitas inferior
a. Inspeksi
Pasien Berdiri :
- Anterior tilting pelvis, scar, sinus, pembengkakan,muscle wasting,
rotasi.
- Lateral meningkat/menurunnya lordosis lumbal, fleksi/ekstensi
panggul,fleksi/ekstensi lutut, ankle equinus.
- Posterior tilting bahu/ pelvis, skoliosis, scar, sinus, gluteal muscle
wasting, deformitas tumit/ kaki.
- Trendelenburg’s Tes : Untuk mengetahui stabilitas level arm hip,
dilakukan oleh mekanisme abduktor
• Pasien supinasi :
- Kulit :scar, sinus, pembengkakan, muscle wasting (m. quadriceps
femoris, gluteal).
- Bandingkan kedua ekstremitas inferior adakah pemendekan ?
b. Palpasi
- Palpasi origo m. adductor longus, bila nyeri biasanya oleh karena
strain adductor longus & osteoarthritis panggul.
- Rotasi eksternal artikulasio coxae, palpasi trochanter minor. Bila
terasa nyeri, biasanya oleh karena strain m. illiopsoas.
c. ROM :ekstensi panggul : 0 – (5-20º); fleksi panggul (0-135º)
LUTUT: Penilaian ligament cruciate, ligament kollateral
Tes khusus
Anterior/Posterior drawer test:menilai ruptur
ligamentum cruciatum anterior/posterior (ACL/ PCL).
Anterior drawer test, :
- Penderita berbaring posisi knee fleksi, Pemeriksa fiksasi
kedua kaki dan kedua tangan memegang tulang tibia
dgn sendi lutut, Dengan gentle menarik tulang tibia ke
anterior
(+) = tulang tibia terasa bergerak/seperti lepas ke
anterior
Posterior drawer test
Sama spt anterior ,namun menarik tulang tibia ke
posterior, (+)= tulang tibia terasa bergerak/ seperti
terlepas ke posterior
a. Inspeksi :
d. Tes Khusus
- Aspek anterior dan posterior=
• Solomon’s test: mengangkat
genu valgum/ genu varum?
patella untuk mengetahui
- Aspek lateral= genu recurvatum?
adanya synovial thickening.
- Penderita jongkok.
• Patella tap test: tempatkan
b. Palpasi :
ibu jari dan telunjuk tangan
- Untuk mengetahui adanya wasting
kanan di samping patella,
otot dilakukan dengan cara
dengan tangan kiri lakukan
mengukur lingkar paha. Palpasi :
kompresi kantung suprapatella.
nyeri, suhu lutut
• Pemeriksaan pivot shift
c. ROM
lateral: tambahan untuk
Fleksi (0-150º) dan ekstensikan lutut,
mengetahui defisiensi
internal dan eksternal rotasi
ligamentum krusiatum anterior
Penilaian meniscus (Lutut)
• Uji Lachman: lutut difleksi 15-20°. Satu tangan memegang tungkai atas
pada kondilus femur, tangan lainnya memgang tibia proksimal. Kedua
tangan kemudian digerakkan ke depan dan ke belakang antara tibia
proksimal dan femur.
• McMurray Test: untuk mengetahui adanya robekan meniskus, lutut di
ekstensikan → eksorotasi maksimal (meniskus medial), endorotasi
maksimal (meniskus lateral). Penderita berbaring terlentang , tungkai
bawah dipegang, lutut difleksikan 90° dan dilakukan eksorotasi maksimal
dan kemudian tungkai diluruskan sambil mempertahankan eksorotasi.
• Apley Compression Test: Pasien tengkurap knee fleksi 90º, fiksasi paha
dengan menggunakan lutut/tangan pemeriksa. Lakukan gerakan rotasi
medial dan lateral dikombinasikan dengan kompresi
KAKI: Inspeksi Postur dan Bentuk
Anamnesis
Nyeri berangsur-angsur, Tidak disertai inflamasi (kaku sendi dirasakan < 30 menit, bila disertai inflamasi, umumnya perabaan
hangat, bengkak minimal, tidak disertai kemerahan), Tidak disertai gejala sistemik, Nyeri sendi saat beraktivitas, hambatan
gerakan sendi, krepitasi (gemertak sendi yg sakit), kaku sendi karena imobilitas yg lama (misal bangun pagi hari).
Predileksi : TENTUKAN OA DIMANA!!!
Sendi tangan: Carpometacarpal(CMC) 1, Metatarsophalangeal(MTP) 1, Distal interfalang (DIP),
Proksimal interfalang (PIP); Sendi kaki: MTP 1, Sendi lain: lutut, V. servikal, lumbal, hip.
Pemeriksaan penunjang
Radiologis: Penyempitan celah sendi, peningkatan densitas (sklerosis) tulang
subkondral, kista tulang, osteofit pd pinggir sendi, perubahan struktur anatomi sendi
Tatalaksana
Non farmakologis: reduksi, rehabilitasi, penurunan BB, olahraga teratur, edukasi nutrisi, diet rendah kalori
Farmakologis: OA nyeri ringan-sedang (Paracetamol 4x500mg/hari atau OAINS= Natrium Diclofenac 2x50mg/hari)
OA sedang-berat: injeksi glukokortikoid intraartikular (triamsinolone hexatonide 40 mg) penanganan jangka pendek, panjang:
OAINS/opioid ringan (tramadol oral 4x50mg/hari max. 400mg/hari)
Arthritis Gout:
Inflamasi sendi (nyeri sendi) akibat deposisi↑/↓Kristal MonoSodium Urat (MSU).
• Faktor risiko: ♂ ,Lanjut usia, asupan tinggi alkohol, daging merah dan fruktosa.
• Anamnesis: awalnya sering mengenai sendi MTP-1, onset tiba2, sendi eritema, hangat, bengkak, nyeri tekan,
kadang disertai gejala sistemik (demam, menggigil, malaise), biasanya 6 bulan-2tahun kemudian kena serangan lagi.
Tanyakan obesitas, hiperglikemia, hiperlipidemia, hipertensi, riwayat keluarga, riwayat batu ginjal. Riwayat konsumsi
jeroan/seafood, penyakit komorbid sbg pertimbangan pemberian obat
• Pemeriksaan fisik: LOOK, FEEL, MOVE pada area yg terlibat, lihat apakah ada tanda inflamasi (eritema, hangat,
bengkak, nyeri tekan, deformitas sendi, tofi). Predileksi: cuping telinga, MTP-1, olekranon, tendon achilles, jari
tangan.
• Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan darah rutin, asam urat, kreatinin.
- USG: double-contour sign (+), DECT: adanya deposisi urat, radiologis sendi bila perlu
• Pemeriksaan fisik:
LOOK, FEEL, MOVE
• Pemeriksaan penunjang
- Darah perifer lengkap: anemia, trombositosis
- Rheumatoid Factor [RF], anti-cyclic citrullinated peptide antibodies (ACPA/anti-CCP/anti-CMV)
- LED atau C-reactive protein [CRP] ↑; Fungsi hati, fungsi ginjal; Analisis cairan sendi (↑ leukosit > 2.000/mm3)
- Radiologis [foto polos/USG Doppler); Biopsi sinovium/nodul reumatoid.
• Pemeriksaan fisik
- TTV Normal, Head to toe (ekstremitas/spine, lakukan look=swelling, deformitas,dsb ;
feel= nyeri tekan, move= rom ↓ krn nyeri)
- TB dan BB diukur, nilai gait, deformitas tulang, leng-length inequality, nyeri spinal (fraktur kompresi
vertebra), jaringan parut pd leher(bekas op tiroid) T-score <-2,5, bs jg osteomalasia
meskipun T-score >-2.5 bisa jg
Diagnosis Banding: Osteomalasia, osteopenia
osteoporosis bila ditemukan
fraktur vertebra traumatik
• Pemeriksaan Penunjang
- Radiologis: X-RAY pd daerah yg terkena, posisi AP/Lateral. Curiga fraktur, menilai struktur trabekula dan lusensi tulang (tulang lebih
lusen atau radiodensitas <<<), trabekulasi jarang dan kasar disertai penipisan korteks.
- Dual X-Ray Absorptiometry (DXA) →GOLD STANDARD BMD (dx osteoporosis, prediksi risiko fraktur, monitor terapi)
- Petanda biokimia tulang
RUJUK KE SPESIALIS
• Tatalaksana
1. Nonfarmakologis: Edukasi pasien tentang penyebab (kurangi aktivitas yg rentan spt mengangkat beban berat, bergerak yg ekstrem), kurangi
konsumsi glukokortikoid (/↓ dosis), atasi penyakit dasar utk kurangi nyeri dan ↓BMD, rehabilitasi (latihan supaya tdk mudah jatuh, beri ortosis),
penuhi kebutuhan kalsium >1200mg/hari, Vit D 800-1000 IU/hari, paparan sinar matahari yg cukup
2. Farmakologis: Bifosfonat= Alendronat p.o,10 mg/hari
• Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM): Raloxifene (antiesterogen), dosis 60-120 mg/hari
• Terapi lainnya: Kalsitriol, Kalsium, Vitamin D, Hormon Paratiroid, Strontium Ranelat, Kalsitonin injeksi, Denosumab.
3. Pembedahan: dengan fraktur (terutama fraktur panggul)
Evaluasi hasil pengobatan: densitometri 1-2th pengobatan, petanda biokimia tulang setelah terapi 3-4 bln
Ulkus Tungkai
• Anamnesis: Luka yang tak kunjung sembuh, nyeri, ada penyakit yg
mendasari, riwayat konsumsi obat2an, merokok, kemoterapi, dsb.
Luka Infeksi: Klasik (Nyeri ↑, Eksudat banyak, bau busuk, selulitis,
demam, formasi abses);
• Pem. penunjang: darah lengkap, tes urin, Fungsi ginjal dan hati, tes
kultur+tes sensitivitas bakteri, tes penyakit mendasari (gula darah, dll)
Pemeriksaan fisik:
Look, Feel, Move. Periksa dari inguinal hingga kaki, lihat gait, saat pasien duduk, supinasi.
- Pemeriksaan khusus (lihat stabilitas) ligamen kolateral, ligamen cruciate, ligamen kompleks, meniscus
- Test Mcmurray(+) pasien merasa nyeri, saat eksorotasi maksimal (meniskus medial), endorotasi maksimal
(meniskus lateral), krepitasi, Test Thessaly, Tes Apley, Tes Lachman
Diagnosis Banding
Cedera ACL (Anterior cruciate ligament), Cedera PCL (Posterior)
Pemeriksaan Penunjang
- XRay, MRI (GOLD STANDARD), arthroscopy
RUJUK KE SPESIALIS
Terapi: analgetik (Natrium Diclofenac 2x50mg/hari)
- “unlocks” spontan dari meniscus
- Konservatif: memperbaiki daerah perifer spontan
- Setelah fase akut: perbaiki keadaan pasien, gunakan tongkat (ortostik)
- Operatif: Pembedahan (Menistektomi total, Menistektomi arthroscopik)
- Setelah Op: Pemberian OAINS dan pelurus quadriceps
Manajemen prioritas:
BILA GAWAT DARURAT(biasanya pasien datang ke UGD)
1. PRIMARY SURVEY
Airway(airway bersih/tidak, fraktur cervical?),
Breathing(nafas spontan/tidak?frek. nafas),
Circulation(Kesadaran? Sianosis?TD, Nadi?),
Disability(nilai GCS= Alert, Verbal, Pain, Unresponsive),
Exposure (suhu)
• Tatalaksana awal
Kontrol perdarahan, Pembebasan pasien (apabila tertimpa), Manajemen syok(resusitasi),
Stabilisasi fraktur (bila bisa), Transpor pasien)
• Prinsip: 4R (Recognize, Reduction, Retention, Rehabilitation
- Reduksi tdk perlu dilakukan, jika: tdk terjadi/ sedikit displacement, pergeseran tdk bermakna,
reduksi tdk dpt dilakukan)
Reduksi tertutup: menarik bag. distal searah sumbu tulang → reposisi fragmen ke tempat semula,
gaya berlawanan dgn gaya penyebab trauma → susun fragmen hingga tepat di masing2 bidang
Reduksi terbuka: Indikasi (reduksi tertutup gagal, fragmen artikular besar, traksi pd fraktur dgn
fragmen yg terpisah)
• Tatalaksana
- Nonfarmakologis: Pemasangan bidai (jelaskan prinsip, tujuan dan
cara melakukan di checklist pemasangan bidai)
- Farmakologis: Analgetik→ sementara (Asam Mefenamat 3x500mg/hari atau
Natrium Diclofenac 2x50mg/hari)
• Edukasi: pasien diminta melakukan rehabilitasi (latihan fisik, fisioterapi,
tetap melakukan gerakan sederhana, meminum obat antinyeri), apabila
karena trauma minta pasien menjaga keselamatan
Tatalaksana awal: Tangani sbg kasus Gawat darurat, evaluasi dan dx yg dpt
mengancam jiwa, Stabilisasi (lakukan pemasangan bidai, bidai jg bs membantu
menghentikan perdarahan, nyeri dan kerusakan jaringan lebih lanjut)
Lanjutan: beri antibiotik IV, debridemen dan irigasi yg baik, stabilisasi fraktur,
biarkan luka terbuka 5-7 hari, bone graft autogenous secepatnya, rehabilitasi diagnosis fraktur terbuka
tambahkan grade gustilo
Prinsip: Pembersihan Luka, debridement, pengobatan fraktur sesuai grade,
penutupan kulit, pemberian antibiotik, pencegahan tetanus.
Fraktur Clavicula
• Anamnesis- Pemeriksaan Penunjang sama spt fraktur tertutup/terbuka
• Tatalaksana Nonfarmakologis: Imobilisasi arm sling/figure of eight bandage
• Edukasi: bila akibat trauma/ kecelakaan bermotor
Konseling keamanan saat berkendara : menggunakan sepatu dan helm saat mengendarai sepeda motor. Perlengkapan
sepeda motor lengkap (spion, lampu, dll)
arm sling
• Pemeriksaan fisik: nyeri tekan, ROM sendi terganggu dan bertambah berat bila spasme lokal. Dewasa: torako-lumbal
(Tanyakan riwayat: biasanya akibat torakosintesis/ prosedur urologis, dgn riwayat malnutrisi, DM, adiksi obat2an,
obat immunosupresan)
• Pemeriksaan penunjang:
Darah lengkap (WBC >30.000,↑LED,Titer staphylococcus) pemeriksaan feses(curiga bakteri salmonella), biopsi
Foto polos: > 10 hari= gambaran destruksi tulang (Rarefaksi tulang difus daerah metafisis dan pembentukan tulang baru
dibawah periosteum), USG: Untuk lihat efusi sendi
e. Osteomielitis pasca operasi: biasanya muncul segera setelah operasi atau beberapa bulan kemudian.