Anda di halaman 1dari 41

PEMERIKSAAN REFLEK

FISIOLOGIS DAN
PATOLOGIS

Pembimbing : dr. Stephanie chandra sp.pd


REFLEK FISIOLOGIS

 Kelelahan (mudah lelah)


 Kesulitan berjalan (gg. berjalan)
 Kelemahan dan nyeri otot
 Nyeri ekstremitas
 Gg. Fungsi otonom
Prinsip dasar pada pemeriksaan
reflek
 Alat yg digunakan “Reflek Hammer”

 Terbuat dari karet sehingga tidak menyebabkan sakit/nyeri.

 Pasien rileks dan area pemeriksaan harus bebas.

 Stimulasi cepat dan langsung serta intensitas normal

 Jika ingin membandingkan sisi kanan dan kiri, posisi ekstremitas


harus simetris.
Interpretasi
0 : tidak ada respon
+1 : menurun, dibawah normal
+2 : normal
+3 : lebih cepat dibanding normal; masih
fisiologis ( tidak perlu dianalisis & tindak lanjut)
+4 : Hiperaktif sangat cepat (mengindikasikan
adanya suatu penyakit)
reflek kedalaman tendon
1. Reflek fisiologis

a. Reflek bisep:

Posisi: dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkan lengan untuk beristirahat di

pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku.

Identifikasi tendon: minta pasien memflexikan di siku sementara pemeriksa mengamati dan

meraba fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal.

Cara : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi

lengan setengah diketuk pada sendi siku.

Respon : fleksi lengan pada sendi siku


b. Reflek trisep :

- Posisi :dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik lengan

keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau

Lengan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku

- Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi

siku dan sedikit pronasi

- Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku


c. Reflek brachiradialis

• Posisi: dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus beristirahat

longgar di pangkuan pasien.

• Cara : ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi (sisi ibu

jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan

tangan. posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.

• Respons: - flexi pada lengan bawah

- supinasi pada siku dan tangan


d. Reflek patella

• posisi klien: dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring


terlentang

• Cara : ketukan pada tendon patella

• Respon : plantar fleksi kaki karena kontraksi m.quadrisep femoris


e. Reflek achiles

• Posisi : pasien duduk, kaki menggantung di tepi meja ujian. Atau dengan
berbaring terlentang dengan posisi kaki melintasi diatas kaki di atas yang
lain atau mengatur kaki dalam posisi tipe katak.

• Identifikasi tendon:mintalah pasien untuk plantar flexi.

• Cara : ketukan hammer pada tendon achilles

• Respon : plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius


2. Reflek Patologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus
tertentu.
PEMERIKSAAN REFLEKS
HOFFMANN
• Mintalah klien berbaring telentang atau duduk dengan santai
• Tangan klien kita pegang pada pergelangan dan jari-jarinya disuruh
fleksi-entengkan
• Jari tengah penderita kita jepit di antara telunjuk dan jari tengah
kita.
• Dengan ibu jari kita ”gores kuat” ujung jari tengah klien
• INTERPRETASI :
• Refleks positif (+), bila goresan kuat tadi mengakibatkan fleksi jari
telunjuk, serta fleksi dan aduksi ibu jari.
• Kadang disertai fleksi jari lainnya.
PEMERIKSAAN REFLEKS TROMNER
1. Mintalah klien berbaring telentang atau duduk dengan santai

2. Tangan klien kita pegang pada pergelangan dan jari-jarinya


disuruh fleksi-entengkan
3. Jari tengah penderita kita jepit di antara telunjuk dan jari
tengah (ibu jari) kita.
4. Dengan jari tengah kita mencolek-colek ujung jari klien
INTERPRETASI :
Refleks positif (+), bila goresan kuat tadi
mengakibatkan fleksi jari telunjuk, serta fleksi
dan aduksi ibu jari.
Kadang disertai fleksi jari lainnya.
a. Reflek babinski:

- Pesien diposisikan berbaring supinasi dengan kedua kaki diluruskan.

- Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki pasien agar kaki tetap pada tempatnya.

- Lakukan penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior

- Respon : posisitf apabila terdapat gerakan dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan jari kaki

lainnya
b. Reflek chaddok

- Penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus


lateralis dari posterior ke anterior

- Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari, disertai


mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
c. Reflek schaeffer

- Menekan tendon achilles.

- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai
mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
d. Reflek oppenheim

- Pengurutan dengan cepat krista anterior tibia dari proksiml ke


distal

- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai
mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
e. Reflek Gordon

- menekan pada musculus gastrocnemius (otot betis)

- Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari kaki, disertai


mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
f. Reflek bing
rangsang tusuk pada kulit metatarsal 5.
g. Reflek gonda

- Menekan (memfleksikan) jari kaki ke-4, lalu melepaskannya dengan


cepat.

- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai
mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
SISTEM MOTORIK
Kekuatan otot
Tingkat Deskripsi
0 Tidak terdapat kontraksi muskular
yang terlihat
1 Sedikit jejak kontraksi yang terdeteksi
2 Gerakan aktif degan penghilangan
gravitasi
3 Gerakan aktif terhadap gravitasi
4 Gerakan aktif terhadap gravitasi dan
beberapa tahanan
5 Gerakan aktif terhadap tahanan penuh
PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH
BENING
Pada pemeriksaan getah bening • Di daerah leher :
yang diperiksa dan dilaporkan • Anterior, media, posterior
adalah : • Superior, inferior
• Di daerah dada :
Di daerah kepala :
• Supraklavikularis
• Preaurikularis
• Aksilaris
• Aurikularis posterior
• Di lengan :
• Oksipitalis
• Epitroklearis
• Submentalis
• Di tungkai :
• Inguinal medialis dan lateralis
• Poplitea
Pemeriksaan Leher: Anatomi
Pada leher terdapat banyak kgb  letak
maupun drainage nya perlu diketahui
Pemeriksaan KGB Leher
Observasi lokasi/regio.
Periksa KGB dg urutan ttt.
Periksa kekakuan leher & cari trigger point.

- Perhatikan simetri leher:


 Adakah tortikolis ?
 Terlihatkah benjolan,
sikatriks, warna atrofi kulit,
gambar vena ?
- Periksa limfonodi dg urutan:
1 s/d 10 (lihat gambar)
- Lakukan dg gerakan memutar.
- Ingat bahwa: pembesaran
keras terfixir  proses
metastasis
Pembesaran krn inflamasi 
nyeri tekan.
Pemeriksaan fisik anemia
Anemia def zat besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis
Anemia def asam folat : lidah merah
Anemia hemolitik : ikterus, hepatosplenomegali
Anemia anaplastik : perdarahan kulit atau mukosamdan tanda-tanda infeksi
Selain itu pula dapat didapatkan
Warna kulit : pucat
Rambut : kering dan mudah dicabut
Purpura : pthechie dan echymosis
Kuku : koilonychias (kuku sendok)
Mata : ikterus, konjungtiva pucat.
Mulut : ulserasi
Limfadenopati
Hepatomegali
Splenomegali.
CLUBBING FINGER
Clubbing fingers (jari tabuh atau digital clubbing) adalah kelainan
bentuk jari dan kuku tangan yang menjadikan jari tangan dan
kaki membulat yang berkaitan dengan penyakit jantung dan
paru-paru. Penyebab : penambahan jaringan ikat yang terjadi
pada bagian jaringan lunak di dasar kuku yang berkaitan dengan
kekurangan oksigen kronik/hipoksia kronik.
Tanda-tanda clubbing fingers yaitu :
• Setiap jari membulat dan mengembung (adanya penebalan
pada seluruh distal jari tangan).
• Bantal kuku menjadi cembung dan melengkung.
• Ketika dipalpasi terasa seperti busa.
• Perubahan sudut antara kuku dan dasar kuku lebih dari 180
derajat (susut kuku normal : 160 derajat)
• Timbul aspek mengkilap pada jari dan kulit
Clubbing biasanya berkaitan erat dengan penyakit :
• Paru-paru, seperti kanker paru primer dan metastatic,
bronkiektasis, abses paru, kristik fribosis serta mesotelioma.
• Jantung, seperti kelainan jantung sianotik bawaan lahir, atrial
myxoma, endokarditis infeksiosa.
• Gastrointestinal, yang mencakup enteritis regional, colitis
ulseratif kronik dan sirosis hepatic.
• Lainnya, seperti hipertiroid, sakit liver, malabsorbsi
• Memegang tangan pasien lebih tinggi dari jantung (mencegah
1 refluks vena)

• Lalu menekan kuku jari tangan atau jari kaki dengan sampai terlihat pucat
atau putih, kemudian dilepaskan
2

• Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk warna kuku kembali normal


(memerah) setelah tekanan dilepaskan
3

• Pada bayi yang baru lahir, pengisian kapiler dapat diukur dengan menekan
pada tulang dada selama lima detik dengan jari telunjuk atau ibu jari, dan
mencatat waktu yang dibutuhkan untuk warna kulit kembali normal
4 setelah tekanan dilepaskan.
Pemeriksaan
capilary refill Pemeriksaan
time (CRT) capilary refill
pada bayi time pada Alat
dewasa oksimetri

Anda mungkin juga menyukai