Anda di halaman 1dari 6

REKOMENDASI HASIL PEMBAHASAN BERSAMA DENGAN TIM KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA (TKMKB) PROVINSI JAWA BARAT

ATAS KASUS DISPUTE MEDIS DI KANTOR CABANG BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH JAWA BARAT
SEMESTER II TAHAP 2 TAHUN 2022

KANTOR KODE - NAMA CBGs - JUMLAH JUMLAH


NO TOPIK KASUS URAIAN KASUS DAN PERMASALAHAN PERTANYAAN DASAR TEORI DAN ANALISIS KODING REKOMENDASI
CABANG DIAGNOSA KASUS BIAYA

1 Sukabumi Necrotizing M-4-21-I Permasalahan : Terdapat salah satu RS dengan jumlah kasus Necrotizing Fasciitis yang cukup tinggi dibanding dengan RS lain. 1. Apakah tanda dan gejala Perbedaan abses (jaringan masih hidup dan tidak sampai fascia), Necrotizing fascitis (jaringan sudah
fasciitis Necrotizing fasciitis? sampai fascia) lebih baik dilakukan PA. Jika hasil PA Abses maka yang dientri adalah abses. Meminta
2. Apakah perbedaan Necrotizing hasil PA untuk setiap kondisi necrotizing apakah sampai ke fascia. Jika tidak ada hasil PA sampai ke
fasciitis dengan kondisi Abses? fascia (necrotik di fascia) tidak dientri sebagai necrotizing fasciitis. Fascia adalah penutup otot. Abses
3. Apakah tata laksana Necrotizing letaknya di space yang lebih longgar. Untuk diagnosa necrotizing fasciitis harus ada hasil PAnya
fasciitis yang berbeda dengan sebagai dasar membayar. Prosedur tetap dilihat apakah hingga sampai fascia. Untuk abses
tatalaksana pada Abses? prosedurnya insisi drainage. Abses jaringan hidup dan tidak sampai fascia, jika terbukti necrotizing
fascia dapat diklaimkan.

2 Cirebon Inflamatory A-4-13-II - VIRAL AND 48 133.197.100 Pasien 1 Pertanyaan Kode untuk peningkatan nilai SGOT/SGPT ada pada Peningkatan SGPT/SGOT sering terjadi, setiap infeksi virus yg sistemik akan mempengaruhi liver.
Liver Disease OTHER NON Pasien Wanita 34 tahun 1. Apakah peningkatan SGOT/SGPT R94.5 (Abnormal results of liver function studies) Persentase jika tidak lebih dari 2x lipat, pasien akan mengalami peningkatan SGPT/SGOT. Apabila
(K75) pada BACTERIAL Anamnesa masuk : demam naik turun -+ 2 hari, mual, muntah, nyeri ulu hati, badan linu terjadi pada banyak kasus dengue? terdapat gangguan liver akan lebih memperberat lg kasus dengue. Pasien dengan Inflamatory Liver
diagnosa INFECTIONS - K75 KU : TD 130/80, RR 20, HR 100, SpO2 99, T 36.7 Berapa persentase kasus dengue yang Disease mengalami peningkatan 2x lipat SGPT SGOT. Perlu dilakukan evaluasi setelah pengobatan
Dengue Lab : Trom 108, Hematocrit 45, SGOT 343, SGPT 394, Anti dengue IgG + IgM + disertai peningkatan SGOT/SGPT? dengan pemeriksaan kembali SGPT dan SGOT.
Ro : Normal 2. Bagaimana kriteria penegakan
Rawat Inap : LOS 3 hari diagnosa Inflamatory liver disease?
Diagnosis utama : Dengue Fever (A90) Apakah cukup hanya dengan
Diagnosis sekunder : Other specified inflammatory liver diseases (K75.8) peningkatan nilai SGOT/SGPT?
Prosedur : - Berapa batas peningkatan
Gruper CBG : A-4-13-II INFEKSI VIRAL & NON-BAKTERIAL LAIN (SEDANG) SGOT/SGPT yang dapat dinyatakan
Obat-obatan: Paracetamol tab, Antrain inj, Ranitidin inj, Ondansetron Inj, Sucralfat Susp, Lansoprazole Cap, Omeprazol Inj, sebagai Inflammatory liver disease?
Hepa Balance Cap, Domperidone tab, Curcuma tab, Psidii Cap 3. Bagaimana tata laksana khusus
Pasien 2 untuk diagnosa inflamatory liver
Pasien Laki-laki 17 tahun disease?
Anamnesa masuk : demam naik turun -+ 5 hari, mual, nafsu makan ↓ 4. Apakah tidak cukup hanya dengan
KU : TD 120/80, RR 20, HR 86, T 36.7 koding R94.5 jika hanya ditemukan
Lab : Trom 48, Hematocrit 40.9, SGOT 104, SGPT 69, Anti dengue IgG + IgM + peningkatan nilai SGOT/SGPT?
Ro : Normal
Rawat Inap : LOS 3 hari
Diagnosis utama : Dengue haemorrhagic fever (A91)
Diagnosis sekunder : Other specified inflammatory liver diseases (K75.8)
Prosedur : -
Gruper CBG : A-4-13-II INFEKSI VIRAL & NON-BAKTERIAL LAIN (SEDANG)
Obat-obatan : Paracetamol Inf, Ranitidine Inj, Ondansetron Inj, Lansoprazole Inj, Curcuma Tab, PSIDII Cap

3 Cirebon Prosedur M-4-17-II Masalah 40 210.639.200 Pasien 1 1)Pada kondisi pasien seperti apakah Pada PPK Faskes tidak dijelaskan prosedur CESI dilakukan untuk pasien dengan Indikasi kronik LBP grade 1 dan 2. Tidak harus dilakukan
CESI/Caudal Bagian Pasien Wanita 56 tahun prosedur CESI diberikan? dikerjakan di RJTL atau RITL pemeriksaan penunjang berupa MRI. Kasus ini minimal invasive, sehingga dapat dilakukan di kamar
Epidural Steroid Pinggul/Pinggang Kiriman rawat inap dari poli ortopedi dengan diagnosis chronic LBP ec Stenosis L5-S1 dan muscle athrophy lower leg dextra 2)Menurut beberapa literatur Lama Tindakan : 20 menit operasi, meskipun bukan merupakan tindakan operasi. Dapat dilakukan ODS.
Injection Belakang (Sedang) pro CESI (Caudal Epidural Steroid Injection) prosedur CESI dilakukan sebagai
Rawat Inap : LOS 2 hari layanan rawat jalan, adakah indikasi What happens after a caudal injection?
Diagnosis utama : M54.59 low back pain unspecified layanan CESI diberikan sebagai rawat A caudal injection is an outpatient procedure,
Diagnosis sekunder : M62.56 muscle wasting and atrophy, lower leg inap; dan pada kondisi pasien seperti meaning you can go home the same day. The entire
Prosedur : 03.92 injection of other agent into spinal cord apa dapat dilanjutkan rawat inap? process usually takes only 15 to 30 minutes.
Gruper CBG : M-4-17-II Masalah Bagian Pinggul/Pinggang Belakang (Sedang) Catt : Pada PPK Faskes tidak
Lama Tindakan : 20 menit dijelaskan prosedur dikerjakan di Typically, you need to avoid strenuous activity and
Prosedur tindakan (PPK RS): RJTL atau RITL driving for the first 24 hours after the injection. You
1. Pasien posisi pronasi pada meja operasi may notice some soreness near the injection site.
2. Disinfeksi, draping steril Many people experience back pain relief within two
3. Dilakukan identifikasi hiatus sakralis dengan guiding C-arm/ fluoroscopy to three days.
4. Dilakukan injeksi anestesi local pada kulit
5. Arahkan jarum epidural 45 derajat, konfirmasi radiografi anterior dan lateral https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/16
6. Setelah memasuki hiatus sakralis, sudut jarum dikurangi mendekati horizontal. Bevel/sudut jarum menghadap ke atas 852-caudal-
7. Bevel maksimal sampai level S2-3, tidak melebihi batas filum terminale injection#:~:text=Caudal%20injections%20are%20a
8. Lokasi actual jarum dikonfirmasi oleh teknik hilang tahanan dengan mendorong udara atau saline %20type,relief%20within%20a%20few%20days
9. Darah/ CSF tidak boleh ada, lalu steroid/anestetik lokal diinjeksikan
4 Cirebon Prosedur G-1-30-I 7 109.857.000 Pasien M, wanita, 47 tahun 1) LOS 3 hari, tindakan dilakukan di 1. Adhesiolisis tidak dapat dilakukan rawat jalan.
adhesiolysis Anamnesis : nyeri punggung bawah menjalar sejak 2 tahun SMRS. Keluhan dirasa sangat hebat 2 bulan terakhir ini hingga hari ke-2 rawat selama 30 menit 2. Termasuk dalam adhesiolisis secara mekanik karena menggunakan alat.
spinal pasien kesulitan berjalan dan kesakitan hebat. baal (+), kesemutan (+). Keluhan dirasa sangat hebat ketika pasien mengubah dengan lokal anestesi, apakah bisa
posisi badannya. Pasien didiagnosis facet joint arthropathy, HNP, radiculopathy lumbal, kardiomegali, hipertensi, DM tipe 2, dilakukan rawat jalan?
obesitas morbid. Pasien dilakukan spinal adhesiolysis dengan C-arm guided. Pasien dirawat dan pulang sembuh. 2) Proses adhesiolysis dilakukan
Kesadaran : GCS 15; Tekanan Darah : 150/90 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Respirasi Rate : 12 x/menit Suhu / Temperatur : 36,8 dengan bantuan tip atau ujung dari
derajatSaturasi O2 : 99% spuit, apakah ini termasuk
LOS 2 hari adhesiolysis secara mekanik ?
Anestesi lokal tanpa dokter anestesi
Durasi operasi : 30 menit
Prosedur operasi :
1. Pasien posisi prone 2. A dan antisepsis, drapping daerah operasi 3. Levelling dan marking secara C-arm guided 4. Dilakukan
infiltrasi menggunakan lidokain 1% pada daerah puncture 5. Insersi needle secara trajektori hingga mencapai saraf medial
branch 6. Dilakukan stimulasi sensorik dan motorik
7. Injeksi anestesi lokal lidokain 2% 1 cc 8. Denervasi saraf medial branch L3 L4 L5 kanan-kiri dengan menggunakan thermal
82 derajat celsius selama 90 detik 9. Marking secara C-arm guided. 10. Dilakukan identifikasi hiatus sacralis 11. Injeksi
anestesi lokal lidokain 1% 1 cc 12. Identifikasi liquor serebrospinal dengan fluoroscopy. Aliran LCS (-) 13. Injeksi contrast
agent, visualisasi epidural space
14. Dilakukan adhesiolysis dengan mempertahankan tip tetap berada di bawah level dural sac guna melisiskan
impringement saraf 15. Prosedur selesai

5 Cirebon Diagnosis G-1-10-II Pasien M, wanita, 45 tahun 1). Pada kondisi seperti apa TTIK bisa 1. TTIK terjadi jika ada penambahan yang ada dalam kepala, darah dll. Tumor berarti penambahan
peningkatan TIK Anamnesis: pasien datang dengan nyeri kepala sejak 1 tahun SMRS disertai pandangan buram dan kepala sebelah kiri terjadi ? massa yang ada pada jaringan otak. Gejalanya sama yaitu TTIK.
pada kasus SOL tampak menonjol sejak 15 tahun yll, semakin membesar 4 bulan terakhir 2) Apa saja kriteria klinis, temuan 2. Kriteria klinis : Tidak sadar, nyeri kepala, pengelihatan buram. Pemeriksaan penunjang : pasang 1
dan stroke Kesadaran : GCS 14 Tekanan Darah : 150/90 mmHg Nadi : 88 x/menit Respirasi Rate : 18 x/menit fisik, dan temuan di pemeriksaan monitor pengukur tekanan kepala dengan bantuan Bedah Saraf, CT Scan/ MRI menunjukkan tumor,
hemoragik Suhu / Temperatur : 36,2 derajat Saturasi O2 : 99% penunjangnya? perdarahan atau hidosefalus.
CT scan: meningioma at frontal dextra 3) Apa tatalaksana spesfiknya yang 3. Asuhan utama jika tumor, diangkat tumornya namun tumor biasanya disertai dengan tanda TTIK
Prosedur : craniotomy tumor removal berbeda dari tatalaksana kondisi yang meningkat, pasien diberikan dexa dan mannitol.
Medikamentosa : Inj Ceftriaxone, Inj Ketorolac, Inj Mannitol, Inj Dexametasone utamanya (tumor removal)?

6 Cirebon Prosedur AV N-1-12-II 58 Pasien N, 23 tahun, wanita Apakah prosedur AV shunt ringan Pasien anemia dengan gangguan hemodinamik seperti jantung atau zat besi yang rendah perlu
shunt dengan Anamnesis: ckd on hd, belum ada akses hemodialisa jangka panjang. sesak makin berat sejak semalam sesuai matriks Perbesvi dengan mendapatkan perawatan untuk transfusi. Bukan hanya untuk menambah Hb, namun untuk
anemia Kesadaran : compos mentis Tekanan Darah : 160/90 mmHg Nadi : 90 x/menit Respirasi Rate : 20 x/menit kondisi anemia seperti di atas bisa memperbaiki kualitas hidup pasien terutama pada organ lain. AV Shunt merupakan tindakan yang
Suhu / Temperatur : 37 derajat Saturasi O2 : 98% conjungtiva anemis +/+ dilakukan rawat jalan? memiliki risiko tinggi sehingga tidak bisa dilakukan di rawat jalan untuk menghindari komplikasi
Hemoglobin : 7.5 g/dL---> 9.20 g/dL apabila Hb<8 Tekanan darah tinggi dan HR tinggi karena sudah menandakan hipoksemia.
Ureum: 58.59 mg/dL
Kreatinin: 7.19 mg/dL
Tindakan: AV shunt radiocephalica kanan secara end to side
Tatalaksana: Bicnat 500 mg tab, Amlodipin 1o mg, kalsium laktat, transfusi PRC 1 labu

Permasalahan
Poin ini sudah pernah dibahas di DPM Jabar Mei 2018 dan dinyatakan AV shunt bisa dilakukan dengan One Day Care kecuali
jika ada penyulit/komplikasi atau indikasi medis lainnya. Namun tidak dijelaskan dengan detail penyulit seperti apa. Jika
mengacu pada PPK Perbesvi, maka anemia tidak termasuk penyulit/ komplikasi yang menjadi indikasi untuk bisa dirawat
inapkan.

7 Bandung Kondisi G-1-30-III Tn.V/33 tahun Anamnesis : lemah badan kanan (+) baal (+) Pemeriksaan Fisik : Deformintas (+) Pemeriksaan penunjang : 1) Pada kondisi seperti apa 1. Myelopathy merupakan suatu diagnosis penyakit, semua kelainan yang berkaitan dengan sumsum
myelopathy Reverse spondylolistesis L5 minimal (<25%) disertai stenosis foramen intervertebra L5-S1 Prosedur : Exploratory of Spinal Myelopathy dapat terjadi? apakah tulang belakang baik disebabkan oleh infeksi, sumbatan, radang atau tumor. Jika terjadi di medula
dan Canal Medikamentosa : Arcoxia , Cefadroksil, Megabal myelopati merupakan suatu spinalis/ sumsum tulang belakang dimasukkan dalam diagnosis myelopathy.
spondylosis, diagnosis penyakit? ataukah kondisi 2. Gejala : rasa terikat di batang tubuh sesuai dengan tempat kelainan di sumsum tulangnya, disertai
pasien dengan penyerta? dengan tungkai bawah tidak bisa bergerak atau kelumpuhan, gangguan BAK (tidak bisa keluar tanpa
diagnosis 2) Apa saja kriteria klinis, temuan mengejan)/ BAB.
masuk LBP fisik, dan temuan di pemeriksaan 3. Tatalaksana : tindakan eksplorasi oleh bedah saraf, tindakan spesifik untuk diagnosa
dilakukan penunjangnya? spondyolustesis. Jika kejadian di L5 biasanya nyeri menjalar, jika di sumsum tulang sampai otak
tindakan 3) Apa tatalaksana spesifik yang gejalanya berbeda harus melihat kondisi umum. L5 sd S1 tidak mungkin ada myelopathy.
eksplorasi berbeda dari tatalaksana kondisi
tulang belakang utamanya?
kemudian
didiagnosis
dengan
Spondilosis
disertai
Myelopathy
8 Cirebon pengkodean O-6-12-I pasein S wanita umur 24 tahun 1) untuk pasien melahirkan normal, Fase aktif kontraksi 3x dalam 10 menit dan kontraksinya kuat. Apabila pada saat pemantauan dalam
tindakan pasien datang dengan leuhan mules2, dari jam 3 subuh, keluar air2 (-), gerkana janin masih bisa dilakukan tindakan amniotomi apakah 4 jam penurunan kepala tidak turun, kontraksi tidak naik, pembukaan tetap maka akan melewati
amniotomi anamnesis : partus normal dengan prolong preganncy termasuk ke dalam tindakan garis waspada sehingga dilakukan tindakan amniotomi untuk mempercepat persalinan. Tindakan
pada pasien pemeriksaan fisik : td 130/90, rr 21x/menit, suhu 36,2 persalinan amniotomi termasuk dalam tindakan persalinan. Tindakan amniotomi harus dilakukan di Faskes
persalinan prosedur: persalinan normal 2) untuk tindakan amniotomi apakh tingkat lanjutan karena komplikasi dari tindakan amniotomi cukup banyak.
normal medikamentosa : tidak selayaknya menjadi kompetensi
di PPK 1
3) kapan tindakan amniotomi perlu
dilakukan

9 Cirebon Tindakan M-4-17-I 37 193.611.600 Pasien S, Laki-laki, 61 tahun Pada PPK yang disampaikan RS tidak dijelaskan Akan dilakukan Pembahasan Internal TKMKB
Radiofrequency Anamnesis : nyeri punggung dialami pasien sejak lama, memberat sejak 3 hari smrs, tungkai lebih mengecil dengan riwayat 1) LOS 2 hari, tindakan dilakukan di tindakan dapat dilakukan di Rawat Jalan ataupun
(04.2) penyakit LBP, muscle atropi hari ke-2 rawat selama 45menit untuk Rawat inap.
Kesadaran : GCS 15; Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Nadi : 56 x/menit, Respirasi Rate : 20x/menit Suhu / Temperatur : pain management, apakah bisa sesuai jurnal
36derajat motorik 5 dilakukan di rawat jalan? AAOS_Comprehensive_Orthopaedic_Review hal 715
LOS 2 hari 2) untuk kasus yang lain, adakah
pain management (transforaminal Epidural Injection & Denervation) kriteria pain management yang
Durasi operasi : 45 menit memang harus dilakukan di rawat
Prosedur operasi : inap?
Singkatan kelainan yang ditemukan dengan gambar a.r Lumbal L45. L5S1 bilateral :
1. Dilakukan tindakan a dan antiseptik, drapping
2. Dengan bantuan C-Arm, guiding spinocath ke arah foramen intervertebralis
3. Konfirmasi posisi nedle dengan kontras
4. Dilakukan stimulasi saraf sensorik dan motorik untuk menetukan area safe zone
5. Diinjeksikan Ropivacain + Dextreose 40% + Trilac +- 1-1,5 cc sebagai premedikasi
6. Dilakukan denervasi Selective Spinal Root Nerve dengan Pulsed RF 45 Volt dan 65 Volt selama 2'00'' dan 85 Volt selama
3'00''
7. Laporan operasi lengkap.

10 Soreang Kasus Demam A-4-12-I 141 433.846.700 Uraian Kasus : 1. Bagaimanakah kriteria dalam Dalam BA Kesepakatan mengenai Panduan 1. Fever (unspesified) dapat ditegakkan jika sudah bisa menyingkirkan sebab-sebab yang lainnya,
Demam Yang Tidak Pada kasus dimana kondisi demam sebagai diagnosa utama disertai penurunan trombosit, RS menggunakan kode R50.9 penegakan diagnosis dengan kondisi Penatalaksanaan Solusi Permasalahan Klaim INA setelah dilakukan pemeriksaan penunjang seperti IgG IgM, NS-1, dan kultur dengan hasil negatif dan
Ditentukan (Grouping menjadi A-4-12-I). fever (Unspecified)? CBG Tahun 2019: demam hilang dalam beberapa hari.
Sedangkan pada kasus lain dimana demam sebagai kondisi sekunder disertai penurunan trombosit selalu dikoding sebagai 2. Apa saja kriteria yang
A90 Dengue Fever (Grouping menjadi Severity level 2). membedakan diagnosa fever Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai 2. Untuk membedakan fever (unspecified)/ dengue fever/viral infection, jika tidak ada pemeriksaan
Diagnosa utama : Pasien A, 28 tahun (Unspecified) dengan dengue klinis dan pemeriksaan penunjang, tata laksana dan penunjang, maka ditinjau kembali dari gejala klinis viral infection seperti : Penurunan trombosit,
R50.9 Fever, anamnesis: Demam, Pusing, Lemah badan, nyeri ulu hati, mual fever/viral infection/bacterial pemeriksaan penunjang. penurunan leukosit, dan sebelum 1 minggu sudah kembali normal.
Unspecified Hb: 16,8 Leukosit: 3.100 Trombosit: 1) 54.000 2) 94.000 infection? Jika merupakan bagian tanda dan gejala dari suatu
medikamentosa 3. Apakah setiap kasus dimana penyakit, maka tidak 3. Penegakan diagnosa Dengue Fever tidak bisa hanya dari penurunan trombosit, harus ada
LOS 4 hari ditemukan penurunan trombosit dapat dikoding terpisah. pemeriksaan penunjang tambahan.
Diagnosa: Fever, unspecified secara bermakna dapat ditegakkan
Pasien B sebagai diagnosa dengue fever?
anamnesis: Demam 1 minggu, pusing, mual, muntah
GDS: 205 Hb: 16 Leukosit: 6.500 Trombosit: 1) 62.000 2) 82.000
medikamentosa
LOS 8 hari
Diagnosa: DM + Dengue Fever

11 Sumedang Abnormalitas I-4-12-III 56 563.893.500 Pengajuan Klaim gagal jantung sebagai diagnosa utama selau diikuti oleh diagnosa sekunder hasil abnormalitas EKG seperti Pedoman nasional tatalaksana gagal jantung dari Jika ada infeksi/ anemia maka ada permasalahan lain dari HF. Jika ada sinus bradikardi/ block. Jika
Hasil EKG sinus takikardia sinus bradikardia atrial fibrilasi artitma Ventrikel VES blok atriventikular perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular bahwa ada kelainan EKG, kecenderungan terjadi HF lebih tinggi, Diagnosa primer CHF. Abnormalitas dapat
dengan dalam tatalaksana gagal jantung terdapat dicantumkan sebagai diagnose sekunder, namun tidak semua kasus. Sinus takikardi merupakan
diagnosa gagal abnormalitas EKG seperti sinus takikardia sinus bagian dari HF. Sinus takikardi tidak menjadi diagnose sekunder, jika Atrial fibrilasi dan sebelumnya
jantung bradikardia atrial fibrilasi artitma Ventrikel VES blok tidak ada namun ada keluhan lain nyeri dada maka mungkin ke arah coroner . VES dapat ditegakan
atriventikular sehingga menjadi satu bagian apabila terdapat pemeriksaan 2x yang menandakan VES dan penatalaksanaannya sesuai BA
diagnosa. Sign dan Symptom dari diagnosa utama Kesepakatan Kemenkes yaitu seperti tata laksana henti jantung.. Deskripsi abnormalitas EKG :sinus
tidak ditagihkan terpisah. takikardia,sinus bradikardia, Atrial takikardia/flutter/fibrilasi, gelombang Q, hipertrofi ventrikel kiri,
Blok atrioventrikular AV Block Tingkat >2,microvoltase dan Aritmia lain (VES yang berbahaya, adanya
repetitif yang berpasangan 2 atau 3, Multivokal, R on T, SVT).

12 Sumedang Kasus sepsis A-4-10-III 193 834.840.800 Pengajuan klaim Sepsis hanya menggunakan pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan leukosit yang meningkat sehingga KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK Yang digunakan adalah PNPK Sepsis 2017 sudah ada variabel klinis, variabel inflamasi, hemodinamik
tanpa kasus sepsis pada satu peserta bisa 3x selama 3 bulan berturut-turut . INDONESIA dan disfungsi organ, harus terpenuhi seluruhnya. Semua infeksi yang disebabkan oleh bakteri akan
pemeriksaan 10/9/2019 Sepsis NOMOR HK.01.07/MENKES/342/2017 menyebabkan leukositosis. Dasar leukositosis tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa
Kultur dan 22/10/2019 Sepsis TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN sepsis. Kultur positif nya <40% sehingga ada 60% pasien yang tidak terpenuhi sepsisnya. Sesuai PNPK
adanya kasus 13/12/2019 Sepsis KEDOKTERAN TATA LAKSANA SEPSIS bahwa dalam Sepsis Pengambilan kultur harus dikerjakan secara rutin dan dilakukan sebelum pemberian
sepsis setiap tatallaksana SEPSIS Pengambilan kultur harus antibiotik sehingga kultur sebagai gold standar penegakan diagnosa.
bulan selama 3 dikerjakan secara rutin dan
bulan berturut- sebaiknya dilakukan sebelum pemberian antibiotik.
turut pada satu
pasien
13 Sumedang Pemeriksaan M-1-30-III 2 27.730.100 Pasien 52 th 2 minggu lemas,nyeri dikaki (post amputasi digiti manus 1 bulan yang lalu demam disertai batuk berdahak Kode pneumonia dengan organisme penyebab Infiltrat merupakan bercak yang ada di hasil thorax. Penyebab : Pneumonia, udem paru dll. Untuk
Bronkopneumo riwayat dm,ht TD 120/70 R 22 P 80-96 Suhu 39,2 terapi cefixim,cetrizin,metanidazol,levemir dengan hasil RO: Dengan kesan spesifik ada pada J12-J17 pneumonia infiltrat harus disertai dengan tanda-tanda infeksi seperti batuk prulen, demam,
nia/Pneumonia Infiltrat perihiler pulmo dextra Pertanyaan Pneumonia dapat didiagnosis sesuai dengan KMK RI leukositosis/ leukopenia, minimal 2 dari beberapa kriteria yang terpenuhi dapat dikatakan sebagai
dengan hasil 1. Apakah untuk hasil RO dengan kesan Infiltrat perihiler pulmo dextra bisa ditegakan dengan diagnosa pneumonia? No. HK. 02.02/MENKES/514/2015 yaitu jika pada pneumonia. Jika ada infiltrat saja dan tidak ada tanda infeksi harus dilakukan evaluasi ulang. DPJP
infiltrat pulmo 2. Apakah dengan kesan infiltrat saja sudah dapat disimpulkan sebagai pasien dengan Peneumonia foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat Spesialis radilogi harus menuliskan expertise hasil tersebut yaitu gambaran Bronkopneumonia.
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala
dibawah ini :
1. Batuk-batuk bertambah
2. Perubahan karakteristik dahak / purulen
3. Suhu tubuh > 38°C (aksila) / riwayat demam
4. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
5. Leukosit > 10.000 atau < 4500

14 Sumedang Pemerikasaan G-4-15-II 49 1.484.745.000 Permasalahan : Terdapat banyak kasus Hypokalemia,Hyponatremia sebagai diagnosa sekunder dengan pemeriksaan kalium 1. Apakah Diagnosa Hypokalemia, BA Kesepakatan Tahun 2018 : Jika hiperkalemi 5,5 atau hipokalemi 2,5 curiga harus diobati karena akan berdampak pada hasil EKG
Hypokalemia,H data dari lebih rendah dari nilai normal(K < 3,5 mEq/L) , misalnya pada kasus diagnosa jantung ( STEMI, NSTEMI, Unstable Angina, dan Hypokalsium merupakan "Kondisi dimana kadar natrium lebih rendah dari maka dapat ditambahkan sebagai diagnosa. Hasil natrium masih >130 tidak dapat ditambahkan
yponatremia September diagnosa jantung lainnya ) dengan tindakan PCI dengan therapy Aspar K atau KSR, gejala/bagian dari diagnosa-diagnosa nilai normal (Na < 135 mEq/L), maka kondisi sebagai diagnosa. Hiponatremi akan berdampak jika hasilnya <120mEq/L sehingga perlu diberikan
tanpa koreksi 2021- terdapat pemeriksaan hypokalsium <8.1 mg/dl (contoh kasus : 7,87 mg/dl)dengan tatalaksana callos sebagai therapy Jantung? tersebut tetap dikatakan sebagai hiponatremia, dan terapi.
pemeriksaan September Permasalahan : Hyponatremia sebagai diagnosa sekunder dengan pemeriksaan Natrium lebih rendah dari nilai 2. Apakah dengan hanya dapat digunakan sebagai diagnosa sekunder apabila
Lab setelah 2022 normal(Natrium < 135 -145 mEq/L) pemeriksaan lab 1 x kalium lebih ada tatalaksana/terapi diberikan.
pemberian 1. Apakah dengan hanya pemeriksaan lab 1 x Natrium lebih rendah dari nilai normal(Natrium < 135 -145 mEq/L) dan terapi rendah dari nilai normal(K < 3,5 Pada anak natrium dibawah 130 dan/atau terdapat
terapi Nacl bisa ditegakkan diagnosa tersebut? mEq/L) dan terapi KSR bisa kondisi klinis kejang atau penurunan kesadaran atau
2. Apakah setelah terapi perlu dilakukan kembali pemeriksaan lab koreksi post terapi? ditegakkan diagnosa tersebut? dehidrasi berat. Untuk dengan penyerta penyakit
3. Apakah setelah terapy perlu jantung dibawah 135."
dilakukan kembali pemeriksaan lab "Kondisi dimana kadar kalium lebih rendah dari nilai
koreksi post terapi? normal (K < 3,5 mEq/L), maka kondisi tersebut tetap
dikatakan sebagai hipokalemia, dan dapat
digunakan sebagai diagnosa sekunder apabila ada
tatalaksana/terapi diberikan.
Hipokalemi pada anak kalium dibawah 3 dan/atau
ada gejala klinis kelemahan otot atau kembung atau
aritmia atau bising usus menurun. Pada pasien
dengan penyakit penyerta jantung maka kalium
dibawah 3,5."

15 Sumedang Diagnosa AKI I-4-10-III 111 2.179.897.300 Permasalahan: 1. apakah diagnosa AKI sudah tepat Sesuai dengan Kriteria Gagal Ginjal Akut adalah Berdasarkan Hasil Pembahasan Kasus Dispute Medis BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jawab
pada kasus- (Data Sept Terdapat banyak Diagnosa sekunder AKI pada diagnosa jantung dengan kenaikan selisih nilai kreatinin >0.3 mg/dl dalam pada pasien-pasien dengan sakit sesuai dengan kriteria KDIGO tahun 2012 yaitu Barat sd Oktober 2020
kasus jantung 2021-Sept minimal 48 jam jantung dan dikode secara terpisah berdasarkan peningkatan kreatinin serum dan/atau Penegakan diagnose AKI (N17.9/N17.8) berdasarkan serum Cr yang meningkat 0,3 mg/dl dalam 48
2022 ) (bukan bagian dari terapi diagnosa urine output. jam, dengan memantau hasil serum Cr berikutnya yang menunjukkan adanya perbaikan atau tidak.
utama)? Kondisi Gagal Ginjal Akut menjadi wajar apabila Atau adanya peningkatan serum Cr >0,3 mg/dl dan pemantauan hasil UOP (Urine Out Put) yang
pasien datang untuk keluhan pertama kali, menurun <0,5 mg/kg BB. Dan penetuan peningkatan serum Cr dengan adanya nilai baseline serum Cr
menunjukkan adanya gangguan/gejala kerusakan yang menjadi standar sebagai pembanding. Critical illness dari suatu gagal ginjal dinilai dari UOPnya.
ginjalnya (dengan catatan tidak ada record baseline Penegakan diagnosa AKI (N17.9/N17.8) pada kasus CKD (N18.-) harus dengan penilaian adanya
kreatinin pada pasien tersebut sebelumnya dan lonjakan serum Cr diatas baseline sebelummnya (bukan Cr normal, tapi baseline Cr pada pasien
dianggap dalam batas normal). Pada kondisi CKD). Dan pengkodingan tidak terpisan, namun menjadi acute on CKD (jika memang terbukti
berulang, maka diagnosisnya menjadi Gagal Ginjal terjadinya acute on CKD dengan syarat diatas). Diagnosa AKI harus melalui persetujuan oleh Sp.PD.
Kronik atau pada kondisi tertentu dapat dikatakan Harus ada rawat bersama dengan Sp.JP , Sp.PD dan Sp. Urologi
kembali menjadi diagnosis Gagal Ginjal Akut,
apabila ada upaya tambahan yang dilakukan dan
menyatakan kelainan ginjal pada episode pertama
sudah ada perbaikan terlebih dahulu.

16 Sumedang Diagnosa I-1-15-II 124 1.702.768.200 Permasalahan : 1. apakah diagnosa Insufisiensi Renal Kriteria penegakan diagnosa Insufisiensi renal: Nilai Penegakkan diagnosa insufisiensi renal sesuai dengan BA kesepakatan Nilai GFR < 60 ,nilai creatinin
Insufisiensi (Data Sept Terdapat banyak kasus diagnosa sekunder Insufisiensi renal pada kasus DU jantung dengan kenaikan nilai kreatinin dari sudah tepat pada pasien-pasien GFR kurang dari 60 atau nilai creatinin wanita diatas wanita diatas 1,1 dan Pria diatas 1,3 dan dilakukan pemeriksaan berulang . Hasil urin output
Renal pada 2021-Sept baseline ( pada contoh kasus : 1,4 mg/dl ) dengan tatalaksana Input Output cairan dengan sakit jantung dan dikode 1,1 dan pria diatas 1,3. Pada anak dilakukan dilampirkan. Harus ada rawat bersama dengan Sp.JP , Sp.PD dan Sp. Urologi
kasus-kasus 2022 ) secara terpisah (bukan bagian dari pemeriksaan urieum kreatinin berulang.
jantung terapi diagnosa utama)?
Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Wakil Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Deputi Direksi Wilayah Jawa Barat

Eka Mulyana dr,Sp.OT (K), FICS., M.Kes.,SH., MH.Kes Toni Mustahsani Aprami, dr., Sp.PD.,Sp.JP(K) dr. Fachrurrazi, M.M., AAK., CGP

Anda mungkin juga menyukai