Anda di halaman 1dari 56

Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

APPENDIKS
Appendiks vermiformis/ umbai cacing merupakan organ berbentuk tabung. APPENDISITIS
Panjangnya + 10 cm ( 3-15 cm) bepangkal di caecum. 65% intraperitoneal 35% Definisi:
ekstraperitoneal ( dibelakang caecum, colon ascendens, tepi lateral colon Peradangan appendiks
ascendens.
Insiden:
Gejala klinis ditentukan letaknya Dinegara maju lebih sering namun dengan menggunakan makanan berserat dalam
menu sehari-hari kemudian turun secara bermakna. Laki-laki = wanita, usia 20-30
Persarafan parasimpatis : cabang n vagus mengikuti a mesenterica superior dan tahun
a appendicularis
Persarafan simpatis : n thorachalis X shg nyeri visceral bermula di sekitar Etiologi:
umbilikus Penyebab pasti belum diketahui, ada bebarapa pencetus :
- Sumbatan lumen appendiks
Perdarahan dari a appendicularis yang merupakan end arteri tanpa kolateral, - Hiperplasia jaringan limfe
jika tersumbat dapat terjadi gangren - Fekolit (batu tinja)
- Tumor appendiks
Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml/hari yang dicurahkan ke dalam lumen - Cacing ascaris
lalu mengalir ke caecum. Hambatan berperan pada terjadinya appendicitis. - Erosi mukosa appendiks karena parasit (E.Hystolitica)
- Infeksi ( E.Coli, Streptococcus)
IgA dihasilkan GALT (Gut Associated Lymphacitic Tissue) terdapat sepanjang - Reaksi Alergi
saluran cerna termasuk appendiks, sangat berguna sebagai pelindung terhadap
infeksi. Pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem imun karena Penyebab obstruksi : hiperplasia KGB 60%, fekolit 35%, corpus alienum 4%, striktur
jumlah jaringan limfenya sedikit sekali. lumen 1%

Appendiks terletak di ileocaecum, pertemuan ketiga tinea colli Faktor-faktor yang mempengaruhi
Jenis posisi : iliaca, antecaecal, retrocaecal (intra dan retroperitoneum) 1. Adanya isi lumen
Histologis : epitel kubik, submukosa, otot sirkuler, otot longitudinal, serosa 2. Derajat sumbatan yang terus menerus
3. Sekresi mukus yang terus menerus
4. Sifat inelastic mukosa appendiks

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

App Abses

Patofisiologi Appendisitis akut setelah 48 jam :


App Akut Fokal ➢ sembuh
Sumbatan lumen app → sekresi mukus
>>> → tek intraluminal me → ggn Nyeri disekitar umbilikus dan ➢ kronis
drainase limfe → edema app (peran kuman epigastrium akibat regangan ➢ perforasi
visceral mukosa) → ulserasi mukosa visceral (reffered pain), ➢ infiltrat (abses)
disertai anoreksia, mual, Appendisitis tak akan sembuh sempurna tetapi akan terbentuk jaringan parut →
muntah perlengketan jaringan sekitar → keluhan berulang perut kanan bawah. Suatu saat
akan meradang lagi dan dinyatakan eksaserbasi akut
App supuratif
Tekanan intraluminal meningkat → ggn
Nyeri Mc Burney, nyeri App infiltrat dengan proses radang yang masih aktif (pasien tampak sakit, suhu tubuh
vena → trombus → iskemia →kuman →
pus (ulserasi serosa)
somatik karena regangan masih tinggi, peritonitis, leukositosis) sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan
parietal → peritonitis lokal segera setelah pasien disiapkan karena ditakutkan terjadi App abses.
Jika proses radang sudah mereda, tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dgn
antibiotika dan bed rest. Pembedahan dilakukan jika muncul App abses atau
peritonitis umum
Tekanan intraluminal meningkat → ggn
App ganggrenosa
arteri → nekrosis daerah mesenterial → Diagnosis:
ganggren
Anamnesis
1. Nyeri mula-mula di daerah epigastrium kemudian menjalar ke titik
Mc.Burney
Bila proses lambat Bila proses cepat 2. Muntah karena rangsang visceral
Omentum, ileum, caecum bergerak Daya tahan tubuh kurang, 3. Panas (infeksi akut, kuman menembus dinding usus)
melokalisir daerah peradangan mempermudah perforasi → 4. Nafsu makan menurun
membentuk infiltrat peritonitis umum Kadang tidak ada rasa nyeri epigastrium tetapi ada konstipasi sehingga penderita
merasa perlu pencahar tapi tindakan tersebut berbahaya karena berisiko perforasi
Bila ada rangsang peritoneum biassanya bila batuk/berjalam perut akan terasa sakit
App Infiltrat ------------------- sulit terjadi pada anak-anak dan lansia :
Anak-anak : omentum pendek Pemeriksaan Fisik
Lanssia : atrerosklerosis a. Status Generalis
Tanpa terapi - Tampak kesakitan, lemah
- Perut kanan bawah ditekan untuk menghindari pergerakan perut yang
terasa nyeri
- Perabaan suhu axilla dan rectal naik 0,50-10C

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Flexi ringan art.coxae

b. Status Lokalis Pemeriksaan Penunjang:


I : - Datar  Laboratorium : leukositosis, segmen, LED meningkat
- Kembung (sering pada komplikasi perforasi)  Radiologis, bila curiga peritonitis
- Penjolan perut kanan bawah ( massa appendikuler)  USG
 Laparoskopi
P : - Ada peritonitis lokal (ttk Mc Burney) dan nyeri tekan lepas pada regio
iliaca kanan. Nyeri ketok (+) Diagnosis banding:
- Defans muskuler : m rectus abdominalis tegang akibat rangsangan  Ureterolitiasis dextra, divertikulitis meckel, Enteritis regional, pankreatitis,
peritoneum parietal limfadenitis mesenterika, gastroenteritis, DHF
- Kernig’s sign : pada penekanan perut kiri bawah akan terasa nyeri di  Adnexitis, salfingitis, Kista Ovarii terpuntir, KET, endometriosis externa
perut kanan bawah karena udara (+)
App infiltrat : raba massa, batas, ukuran, fluktuasi, permukaan Penatalaksanaan:
- Psoas’s sign (pada app retrocaecal) : tekan m psoas nyeri di ttk Mc
 Appendektomi
Burney 1. Operasi cito : - app akut --------app Chaud
- Obturator’s sign (pada app iliacal) : coxae rotasi dam abduksi nyeri di - app abses
ttk Mc Burney
- app perforasi
2. Operasi elektif : app kronis ------app Froid
P : - Nyeri ketok (+) 3. konservatif--------------------------app infiltrat
- Bila perforasi dan peritonitis umum nyeri menyeluruh abdomen,
pekak hati menghilang
 Konservatif (cara Osher dan Sherron)
1. Bedrest total posisi fowler/ antitrendelenburg. Kaki lebih rendah---bila
A : Bising usus menghilang pada peritonitis
terjadi perforasi pada seluruh abdomen
2. Diet rendah serat
c. RT : untuk menentukan posisi appendiks
3. Antibiotika spektrum luas terutama untuk E coli
– TSA (baik/tdk)
4. Monitoring
– Ampula (feses +/-)
▪ Lokal : - peritonitis bertambah luas/tidak
– Nyeri tekan pada jam 9-12 pada prolitotomi, namun pada anak
- massa membesar/ mengecil
tidak dianjurkan
- fluktuasi massa +/-
▪ Suhu : - meningkat tinggi ------ perforasi
Kemungkinan salah diagnosis sekitar 15%-20% kasus, tersering pada wanita
- menurun --------------- perbaikan
karena keliru dengan keluhan genitalia interna (ovulasi, mens, tulang pelvis,
- instabil ----------------- abses
ginekologis). Untuk menurunkan angka kesalahan tsb, bila diagnosis
▪ LED : - meningkat -------------- terapi inadekuat
memungkinkan dilakukan observasi di RS dengan pengamatan tiap jam

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Pasien pulang bila peritonitis (-), tumor hilang/mengecil, suhu dan LED normal. Medial : contjoint tendon
Operasi 3 minggu – 2 bulan yad Lateral : lig inguinale
Bawah : fascia treansversa (trig hasselbach)
Berisi funikulus spermatikus (a v spermatica, n ilioinguinale, n iliofemorale, proc
Teknik Appendektomi: vaginalis, lig rotundum)
 Aseptik dan antiseptik daerah operasi dan sekitarnya Dibagi oleh vasoepigastrica inferior menjadi :
 Incisi Mc Burney sampai m obliquus interna ➢ Trig Hasselbach – trc mediale = diafragma posterolateral
 Sisihkan m obliquus externus sampai m obliquus internus ➢ Trig Lateral = anulus internus = anulus inguinalis profunda
 Fascia transversa dibebaskan Definisi:
 Peritoneum dibuka Adalah peristiwa keluarnya organ dari suatu rongga melalui defek (lokus minoris)
 Cari appendiks pad apertemuan 2 tinea coli pada dinding rongga tersebut.
 Mesoappendiks dipotong diantara klem dan vena diligasi Misal hernia abdominalis → penonjolan peritoneum parietal yang berisi abdomen
melalui bagian yang lemah pada dinding abdomen
 Appendiks dijepit dengan klem kemudia diligasi
 Jahitan pulse string pada dinding caecum basal appendiks Unsur :
 Appendiks ditampakkan dan dipotong a. kantong (peritoneum parietal)
 Invaginasi basis appendiks ke dalam caecum b. isi (viscus = omentum, usus, vesika urinaria, dll)
 Omentum dikembalikan c. pintu (lokus minoris ressistentiae)
 M obliquus internus dan sarung m rectus dijahit interrupted
 Aponeurosis m obliquus internus dijahit interrupted dengan silk 0 Predisposisi : lokus minoris ressistentiae
 Subkutis dan kulit ditutup seperti biasa Pencetus : peningkatan tekanan intraabdominal (batuk lama, mengangkat
beban berat, ascites, obstruksi saluran kemih, mengejan)

Klasifikasi:
HERNIA 1. Menurut terlihat tidaknya dari luar
Anatomi dinding abdomen :  Hernia interna (tidak terlihat dari luar)
Superficial profunda - Hernia diafragmatica
- kulit - canalis inguinalis - Hernia foramen Winslow
- lemak - m obliquus internus - Hernia Morgagni
- fascia scarpea - m transversus abdominalis  Hernia externa (terlihat dari luar)
- m obliquus externus - fascia transversa - Hernia femoralis
- apponeurosis - peritoneum - Hernia inguinalis
- Hernia umbilicalis
Canalis inguinalis - Hernia scrotalis
Dikelilingi oleh m cremaster - Hernia spiegelian
Batas Atas : apponeurosis m obliquus externus - Hernia obturatoris

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Hernia gluteal ➢ lateral = anulus inguinalis


➢ medial = trig hasselbach

2. Menurut penyebabnya ▪ Letak hernia


 Hernia Kongenital ➢ lateral = lateral v epigastrica inferior
- Hernia umbilicalis ➢ medial = medial v epigastrica inferior
- Hernia diafragmatica ▪ Hernia indirect dapat menjadi hernia scrotalis , hernia direct tidak
- Hernia inguinalis lateralis ▪ Bila anulus inguinalis lateralis ditutup dengan telunjuk lalu penderita mengedan,
 Hernia acquisita pada hernia direct akan tampak menjalar di daerah tsb, pada hernia indirect tidak
- Hernia inguinalis medialis ▪ Bentuk hernia indirect biasanya lonjong, sedangkan hernia direct bulat (sulit
- Hernia femoralis dibedakan pada orang gemuk)
3. Menurut gejala klinisnya ▪ Etiologi hernia direct adalah kegagalan penutupan proc vaginalis sedangkan
 Hernia Reponibilis hernia direct adalah lemahnya fascia transversalis, pada orang tua terjadi karena
Hernia yang dapat direposisi kembali ke dalam rongga abdomen pada degenerasi dan atropi
saat penderita beristirahat
 Hernia Irreponibilis HERNIA FEMORALIS
Hernia yang tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga abdomen Hernia yang terletak dibawah ligamentum inguinalis pouperti diantara lig lacunaris di
 Hernia inkarserata mnedial dan v femoralis di lateral
Hernia yang terjepit di cincin lubangnya, berisiko strangulasi ( Pintu masuknya : anulus femoralis wanita 4x lebih sering mengalami
penjepitan pembuluh darah) → nekrosis organ ybs Perbedaan Hernia femoralis dengan hernia indirect
Gambaran organ yang obstruksi : - Bila hernia turun sampai labium (identik scrotum) → hernia indirect
Proximal ---- destruksi - Perabaan seluruh lig inguinale/lig cowperi
Distal -------- kolaps Bila seluruh lig teraba dan benjolan berada di bawahnya → hernia femoralis,
kadang teraba lig tsb terputus oleh sesuatu diatasnya sering karena femoralis
HERNIA INGUINALIS terlipat ke depan dan ke atas
Pada orang dewasa harus dibedakan hernia inguinalis lateralis dengan hernia
lainnya. Pada pria dibedakan dengan hernia inguinalis medialis sedangkan pada HERNIA UMBILIKALIS
wanita dibedakan dengan hernia inguinalis femoralis. Hernia inguinalis Kongenital pada umbilikal, yang hanya tertutup peritoneum dan kulit. Pada orang
lateralis disebabkan oleh kegagalan penutupan proc vaginalis, tersering pada dewasa faktor predisposisinya biasanya hamil, ascites, obesitas. Perempuan lebih
pria di sisi sebelah kanan. Usia bayi-tua. Pada bayi sering menyebabkan sering 3x lipat. Bila cincin hernia kurang dari 2cm umumnya regresi spontansebelum
kriptokismus, hidrokel. Bila turun ke scrotum---hernia scrotalis. Pada orang usia 6 bln atau 1 tahun. Dapat dipercepat dengan mendekatkan tepi kanan-kiri lalu
tua biasanya ada faktor predisposisi diplester (2-3mg) atau dipasang uang logam. Bila masih menonjol pada usia 1 tahun
atau cincin lebih dari 2 cm umumnya perlu koreksi operasi
Perbedaan Hernia Inguinalis lateralis (indirect) dengan Hernia inguinalis
medialis (direct) HERNIA PARAUMBILIKALIS
▪ Lokus minoris ressistentiae

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi cranial umbilikus, jarang di 2. tonjolan peritoneum parietal
kaudal. Penutupan biasanya perlu operasi koreksi 3. kantong hernia diisi lekuk usus
4. Inkarserasi parsial

HERNIA EPIGASTRICA (HERNIA LINEA ALBA) 5. Hernia Perinealis


Hernia melalui defek di linea alba antara umbilikus dan proc xhypoideus. Isi ▪ Tonjolan hernia melalui defek dasar panggul. Primer pada wanita
tdd penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong multipara sekunder pada penderita dengan riwayat operasi melalui
peritoneum. Terapi dengan reposisi isi hernia dan menutup defek di linea alba perineum

HERNIA VENTRALIS ▪ Hernia anterior : hernia labialis (noninguinalis lateralis)


Nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian anterolateral seperti Hernia pudendalis, hernia vaginolabialis
hernia sikatriks/hernia incisional ▪ Hernia posterior : hernia isiorectalis, hernia rectorectalis
6. Hernia Scrotalis/Labialis
HERNIA LUMBALIS ▪ Merupakan hernia indirect yang mencapai scrotum/labium mayus
Hernia melalui salah satu atau kedua trig antara costa XII dan krista iliaka: ▪ Hernia scrotalis harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis. Scrotum
- trig costolumbalis posterior ( Grijnfelt) testis yang teraba merupakan organ peregangan
- trig iliolumbalis (Petit) ▪ Hernia labialis harus dibedakan dengan hernia femoralis dankista di
canalis nuck
HERNIA KHUSUS 7. Hernia Bilateral
1. Hernia Richter ▪ Umumnya ditemukan pada hernia inguinalis
▪ Hanya pada bagian tertentu yang mengalami inkarserata. ▪ Insiden pada wanita sebanding dengan pria
▪ Biasanya antemesenterial, terjadi karena pintu hernia kecil dengan 8. Hernia Pantalon
tepi keras dan tajam ▪ Kombinasi hernia nguinalis laterlais dan medialis pada satu sisi yang
▪ Ileus obstruksi mungkin parsial/total, sedangkan benjolan baru disanggah oleh v epigastrica inferior shg berbentuk seperti celana
terdiagnosis saat laparotomy ▪ 15% dari hernia inguinalis
▪ Komplikasi : strangulasi, perforasi usus ▪ Biasanya baru ditemukan sewaktu operasi
2. Hernia Littre 9. Hernia Sliding
Adalah hernia yang mengandung diverticulcum meckel ▪ Usus meluncur keluar melalui suatu defek, biasanya terjadi pada organ
3. Hernia Spieghel retroperitoneal seperti colon
Adalah hernia interstitial dengan atau tanpa isinya melalui fascia spieghel
(antara tepi lateral m rectus abdominalis dengan linea semisirkulaaris) Diagnosis:
atau hernia pada celah vagina tendineum m rectus abdominalis Anamnesis
4. Hernia Obturatoria - Timbul beberapa benjolan di lipat paha yanga hilang timbul. Pada
▪ Adalah hernia melalui foramen obturatorium keadaan lanjut dapat menetap (irreponibilis, kec hernia direct)
▪ Dapat berlangsung dalam 4 tahap: - Benjolan hilang timbul bila tekanan intraabdominal meninggi
1. tonjolan lemak retroperitoneal masuk canalis obturatorius - Benjolan dapat hilang bila pasien tiduran atau dengan manual

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Dapat terjadi gangguan pasase usus terutama hernia inkarserata -Pemakaian bantalan penyangga hanya menahan hernia yang telah
- Nyeri pada keadaan strangulasi atau inkarserasi reposisi sehingga dipakai seumur hidup. Tidak dianjurkan karena
- Terdapat fakor-faktor predisposisi komplikasi : merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang
tertekan, sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara
Pemeriksaan fisik ini dapat menimbulkan atropi testis karena tekanan pada tali sperma yang
- Benjolan lipat paha – scrotum dengan batas atas tidak jelas, mengandung pembuluh darah testis.
trasluminasi (-) - Bila reposisi berhasil, rencanakan operasi hari berikutnya. Bila gagal
- Tanda sarung tangan sutra (gesekan 2 lapis kantomg pada perabaan dalam waktu 6jam →operasi cito
funikulus spermaticus jika kantong ksosong 2. Operatif
- Jika reponibel, saat jari masih berada di anulus externus pasien - Pada inkarserata/strangulasi lakukan operasi cito, namun tetap perbaiki
diminta mengejan, Bila hernia menyentuh ujung jari → hernia KU terlebih dahulu. Pengobatan operatif adalah satu-satunya
indirect. Jika hernia menyentuh samping jari → hernia direct pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi sudah ada begitu
diagnosis ditegakkan
Diagnosis banding - Herniotomy
- hidrokel 1. Lakukan tindakan aseptik antiseptik pada daerah operasi dan
- kriptokismus sekitarnya
- torsio testis 2. Buat sayatan sejajar lig inguinale (2 jari diatasnya), dilakukan
- limfogranulum venereum sampai fascia m obliquus externus
- varicocele 3. Sisihkan m iliofemoralis serta ilioinguinalis
4. Sayat sampai ketemu kantong hernia, bebaskan kantong sampai ke
Penatalaksanaan lehernya
1. Konservatif 5. Kantong dibuka isinya didorong ke dalam rongga abdomen, kalau
- Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian ada perlekatan dibebaskan dulu
penyangga untuk mempertahankan isi hernia yang telah reposisi 6. Kantong proksimal dan distal dipisahkan
- Mengatasi faktor-faktor predisposisi 7. Kantong proksimal diikat setinggi mungkin sampaim encapai
- Bukan penatalaksanaan yang ideal preperitoneal fat. Kantong diatal dibiarkan terbuka
- Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata kecuali 8. Luka operasi ditutup
pada anak-anak - Hernioraphy
- Reposisi bimanual dengan cara tangan kiri memegang isi hernia 1. Setelah herniotomy sebelum luka operasi ditutup
berbentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah 2. Jahit contjoint tendon (jika tidak ada pakai fascia m obliquus
cincin hernia dengan tekanan lambat tepi menetap sampai terjadi internus) dengan tuber pubicum
reposisi 3. Jahit contjoint tendon dengan lig inguinale
- Pada anak-anak dengan hernia indirect inkarserata terapi 4. luka operasi ditutup
konservatif adalah dengan menidurkan anak (pemberian sedatif)
dan kompres es diatas hernia sedikap trendelenberg

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

• Pekerjaan tertentu yang menuntut banyak berdiri, misalnya polantas,


ahli bedah, guru, dll
• Pada wanita hamil ada 3 faktor yang mempengaruhi yakni :
- tumor intraabdomen
HAEMORRHOID - kelemahan pembuluh darah akibat pengaruh hormonal
- mengejan saat partus.
Plexus haemorrhoidales tdd :
1. plexus vena haemorrhoidales superior
2. plexus vena haemorrhoidales media
HAEMORRHOID/varises
3. plexus vena haemorrhoidales inferior
Definisi:
Aliran darah : Adalah pelebaran vena di dalam plexus hemorroidalis yang menimbulkan keluhan-
 V haemorrhoidales sup → v sigmoidales → v mesenterica inferior → v keluhan dan gejala
porta Merupakan pengertian klinis, sehingga apabila varises tersebut tidak disertai keluhan
tidak disebut sebagai haemorrhoid
 V haemorrgoidales inferior → v pudenda interna → v iliaca interna →
vena cava inferior
Perjalanan Penyakit:
Derajat 1 Perdarahan dari varises
Plexus haemorrhoidales bisa mengalami pelebaran bila ada :
Anamnesis : darah segar dalam feses atau setelah feses keluar darah
1. Bendungan sirkulasi portal akibat kelainan organik
menetes (+). Diare/konstipasi untuk beberapa lama
• Chirrosis hepatis
Derajat 2 Trombus dalam varises shg varises selalu keluar saat defekasi
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran
Anamnesis : Setelah defekasi selesai, benjolan yang keluar tersebut
vena ke hepar → hipertensi portal → kolateral, antara lain ke
dapat masuk spontan
esofagus dan plexus haemorrhoidalis
Derajat 3 Benjolan tidak dapat masuk spontan, harus didorong
• Bendungan v porta Derajat 4 Benjolan tidak dapat didorong lagi
Misalnya akibat trombosis - Rasa sakit sehingga pasien datang berobat
• Tumor intraabdomen - Biasanya trombus mengundang infeksi, kadang-kadang
Terutama daerah pelvis, yang menekan vena sehingga alirannya perlingkaran pada anus
terganggu misalnya uterus gravida, tumor ovarium, tumor - Sering disebut hemoroid incarserata, padahal TSA tidak
rectum, dll - Berbeda banyak saat membuka dan menutup
2. Idiopatik - Lebih tepat disebut prolaps hemorroid
• Tidak jelas adanya kelainan organik, hanya ada predisposisi - Mukosa kering lama-lama terlepas dan berbentuk seperti ulkus
• Herediter misalnya kelemahan dinding pembuluh darah
• Anatomi, dimana vena di daerah mesenterium tidak memiliki Klasifikasi:
katup sehingga darah mudah kembali → tekanan plexus 1. Haemorrhoid Interna
haemmorhoidalis menjadi tinggi • Asal : plexus v haemorrhoidales sup dan media

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

• Letak: 2/3 atas sal anus (digaris mukokutan, ditutupi mukosa epitel - Nyeri bila trombosis luas dengan edema dan radang
thorax) • Pemeriksaan fisik
• Saraf otonom, tidakn yeri, mudah berdarah I : H ext = benjolan di bawah kulit perineum
• Merupakan bantalan vaskuler dalam jaringan submukosa pada rectum H int = benjolan keluar dari anus
bawah Prolaps = lapisan epitel mengeluarkan mucus yang dapat dilihat bila
• Sering pada 3 posisi primer : kiri lateral, kanan belakang, kanan depan penderita mengedan
(jam 3,7,11)
2. Haemorrhoid externa P: RT = H int teraba sebab tekana vena takcukup besar, biasanya tak nyeri.
• Asal : plexus v haemmorhoidales inferior Benjolan teraba kalau ada trombus atau penebalan mukosa
• Letak : 1/3 bawah saluran anus (distal garis mukokutan di dalam jar di Dilakukan untuk DD/ ca Recti
bwh epitel anus mukosa)
• Saraf sensorik, nyeri, tidak mudah berdarah • Pemeriksaan penunjang
- Anoskopi
Penyulit: Untuk melihat h int yang tak menonjol keluar sebagai struktur yang
• Irreponible karena hemorroid interna prolaps, kongesti → edema dan menonjol ke dalam lumen. Bila mengedan sedikit langsung
trombosis membesar, prolaps langsung nyata terutama pada Morgan’s sites
• Trombosis melingkar pada hemorroid interna dan eksterna serentak - Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan keluhan bukan karena proses radang/keganasan
• Nyeri hebat → nekrosis mukosa dan kulit yang menutupi
di tingkat lebih tinggi
• Emboli septik melalui sistem portal → abses hati Periksa feses adakah darah samar
• Anemia karena perdarahan ringan yang lama, hemorroid membentuk
rintangan portal sistemik. Pada hipertensi portal perdarahan sangat Diagnosis Banding:
banyak 1. Perdarahan rectum : Karsinoma kolorectum
2. Prolaps rectum
Diagnosis: 3. Kondiloma perianal dan tumor anorektum lain
• Anamnesis 4. Umbai kulit : fisura anus
- BAB berdarah, meskipun dari vena tapi warna merah segar karena
perdarahan luas dan intensif membuatnya tetap kaya O2 Prolaps hemoroid Prolaps Recti Prolaps ani
- Prolaps - Tepi kulit tengah -seluruhnya ditutupi - seluruhnya ditutupi
Grade I : prolaps (-), perdarahan (+) mukosa mukosa mukosa
II : prolaps (+), masuk spontan - lipatan radier - pada permukaan tdp - pd permukaan tdp
III : prolaps (+), masuk dengan manual lipatan sirkuler lipatan konsentris
IV : prolaps (+), inkarserata - Jari tdk dpt masuk - jari dpt masuk diantara - jari dapat masuk jauh
- BAB lendir karena iritasi mukosa rectum terdapat lubang yang benjolan dan kulit
- Kelembaban terus menerus dan rangsangan terus mukus → iritasi kulit kecil tapi tidak dalam
perianal → pruritus ani ad dermatitis - Tidak nyeri - Nyeri & Obstipasi

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Pasien datang sebelum 48 jam dapat dirolong dengan baik dengan cara segera
keluarkan trombus/eksisi lengkap. Kulit dieksisi elips untuk cegah bertautnya tepi
luka anus yang tidak dapat direposisi

Penatalaksanaan: Bila varises hemoroidalis merupakan salah satu jalan keluar hipetensi portal, tak
A. Konservatif boleh hemoroidektomi, cukup dibiarkan saja. Bila perdarahan ligasi setempat.
- untuk kebanyakan grade I-II Pada wanita hamil akan sembuh spontan stlah kehamilanbrakhir tdk perlu operasi
- Cara : karena justru membahayakan janin. Bila perdarahan lakukan ligasi sementara,
1. diet tinggi serat – feses jadi lunak setelah partus baru tindakan definitif.
2. Rubber band ligation
Untuk hemoroid besar atau prolaps, dengan cara Barron. Dgn Teknik Operasi
anoskop, mukosa diatas hemor, dijepit dan ditarik/dihisap 1. Metode Langen-Beck
mukosa plexus-nekrosis dan iskemi dalam beberapa hari – Eksisi + jahit primer radier
mukosa +karet. Untuk pertama kalinya hanya diikat 1 kompleks - Semua sayatan di tempat keluar varises sejajar sumbu memanjang rectum
hemoroid, selanjutnya dalam 2-4 mggu. - Mukosa turun diangkat
Penyulit ; nyeri karena terkena garis mukokutan atau karena - Berapapun banyaknya varises dapat diangkat
infeksi, pedarahan sewaktu nekrosis (7-10 hari) - Lamanya 15 menit
3. Scleroting agent 2. Metode Whitehead
4. scleroting drug, dinding lebih elastis Eksisi + jahit primer longitudinal
- Sayatan sirkuler agak jauh dari varises yang menonjol
B. Operatif - Hasil lebih rapi karena varises diangkat mukosa dikembalikan ke
- Indikasi : grade III-IV, perdarahan, nyeri, anemia tempatnya
- KI : toleransi buruk - Bahaya striktur lebih besar – sebelum jadi sempit sekali harus selalu diatasi
- Secepatnya, grade IV dapat langsung dilakukan dengan ’bougie’
- 2 prinsip hemoroidektomi - Cara lain adalah hemoroid dilepaskan tapi tidak dibuang mukosa (eksisi
➢ pengangkatan plexus dan mukosa dan ligasi) untuk menghindari bahaya striktur
➢ pengangkatan plexus tanpa mukosa 3. Metode Morgan-Milligan
- Eksisi sehemat mungkin, hanya pada jaringan yang benar-benar Semua ’primary piles’ diangkat sehingga tidak residif
berlebihan. Pada anoderm dan kulit yang normal tanpa pengganggu 4. Modifikasi Langen-Beck
spincter Eksisi dan sutura
- Penjahitan pedicle haemorrhoid
Keluhan dapat dikurangi dengan rendam duduk pakai larutan hangat, salep - Incisi kulit dari dasar berbentuk huruf V dan pembebasanjaringan
analgetik dan sedasi. Bed rest mempercepat berkurangnya pembengkakan. - Penjahitan zigzag di bawah klem
- Eksisi jaringan diatas klem

Bedah Beku

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Tidak dipakai secara luas karena mukosa nekrotik sukar ditentukan 3. Fase experimental research
luasnya Nonoperation : USA Sarment
- Cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma rectum inoperable Operation : French ASIF

Teknik Bedah lain Epiphiseal plate terdiri dari 4 zona


Dilatasi anus (dlm anestesi) untuk memutuskan jaringan ikat obstruktif dengan - Resting cartilage : tdpt sel kondroblas
metode Lord tidak dianjurkan karena penyulit inkontinensia - Proliferating cartlage : sel kondroblas membentuk kolom-kolom
Komplikasi Operasi - Maturating cartilage : osteoblas mulai terperangkap dan matriks mulai matang
Segera : nyeri, perdarahan, retensiurin 48 jam - Calcifying cartilage : matriks mulai diisi mineral, terutama kalsium
Lanjut : Stenosis, abses, fistula ani
Hormon pemacu pertumbuhan tulang : GH (pituitary anterior) dipengaruhi
Prognosis somatomedin, tiroksin, sexual hormon (androgen, estrogen)
Hemoroidektomi tampaknya lebih efektif dan permanen tapi memilki Hormon penghambat : kortison (kortikosteroid) sehingga hati-hati pemberiannya
komplikasi post operasi pada anak-anak
Hemoroidektomi selalu terjadi infeksi infeksi dan edema luka sayatan karena Pertumbuhan tulang:
banyak kuman GIT – tidak perlu imunisasi tetanus karena bukan berasal dari 1. Memanjang
port d’entre Endochondrial ossification menyebabkan pertumbuhan pada epifiseal plate
dan articular cartilage
2. Melebar
Intramembraneous ossification
Fraktur - membrane : tjd pada periosteum dimana terdapat osteoblas yang
membentuk matriks dan mengeluarkan enzim alkaline
fosfatase ( osteoblastic activity)
Orthopedi: - Endosteum : tdp osteoblas dan osteoklas. Osteoklas bersifat fagositer
Suatu ilmu dan seni dalam pencegahan, pemeriksaan, diagnosis dan pengobatan karena mengeluarkan kalsium dari tulang (osteoclastic
dari kelainan dan trauma pada sistem muskuloskletal dengan cara pemberian activity)
obat, pembedahan, dan latihan fisik. Ditambah dengan mempelajari fisiologi, Jadi pada periosteum terjadi deposit dan pada endosteum terjadi resobsi
patologi dan ilmu-ilmu dasar lain yang berhubungan
Wolf Law → tulang akan mengalami deposit pada sisi atau tempat yang mengalami
Orthos : lurus, tegak, betul stress lebih banyak dan resorpsi pada tempat yang kurang mengalami stress
Pais/phedos : anak
Nicholas Andry (1741) : cara melakukan pencegahan dan koreksi deformitas Pada fraktur dekat metafisis lebih banyak deposit. Pada fraktur dsi batang metafisis
dari seorang anak dan epifisis lebih banyak kalus
Fase perkembangan orthopedi
1. Fase strab dan Buckle
2. Fase empirism

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Fraktur Grade IIIC : Kerusakan Pembuluh darah yang butuh repair


Trauma grade III membutuhkan ext fiksasi
Definisi:
Diagnosis:
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan yang
➢ Anamnesis
umumnya disebabkan karena rudapaksa
Adakah riwayat trauma, mekanisme trauma
➢ Pemeriksaan fisik
Tulang korteks tahan kompresi, tulang spons tidak
umum dan menyeluruh : Airway, Breathing, Ciculation
Deskripsi: Lokal : Look (adakah deformitas, edema, hematoma, luka pemendekan)
LETAK : diafisis, metafisis, epifisis Feel (Nyeri lokal, nyeri tekan sumbu, nyeri ketok,
GARIS FRAKTUR : komplet, inkomplet Movement (NVD, ROM aktif pasif)
KONFIGURASI : transversal, oblique, spiral, kominutuf X Ray : untuk konfirmasi luas luka dan jenis fraktur luka atau tertutup
HUBUNGAN ANTAR FRAGMEN : displacled, undisplaced ( shift side,
angulasi rotasi, distraksi, kontraksi, ➢ Terapi
kompresi, lateralisasi) Prinsip dasar:
JUMLAH GARIS FRAKTUR: simple, kominutif, segmental 1. Reposisi, menyesuaikan fragmen distal dengan proksimal
HUBUNGAN DENGAN DUNIA LUAR : terbuka, tertutup Acceptable → kontak antar fragmen >50%
Sudut antar fragmen <15%
Tidak ada distraksi
PEMBAGIAN FRAKTUR TERBUKA GUSTILLO-ANDERSON Pemendekan <2cm (untuk dewasa)
2. Immobilisasi, menggunakan gips/cast (Gyps circuler, gyps slab) brace,
Grade I : luka pin point (<1cm) traction, splint
Kerusakan jaringan tdk luas Fixatie → Internal ( plate and screw, intramedullary pen)
Fraktur sederhana Eksternal ( cast, splint, brace,traction)
Debridement dan ORIF 3. Rehabilitasi, mengembalikan fungsi mendekati keadaan awal
Grade II : luka >1cm Nonweight bearing bone
Otot rusak sedang/ringan Partial weight bearing bone
Fraktur kominutif ringan Weight bearing bone
Debridement dab ORIF
Grade IIIA : trauma kecepatan tinggi
Stadium Penyembuhan:
Fraktur segmental dan atau kominutif berat
1. Hematom
Jaringan lunak masih dapat menutup tulang
Fraktur menyebabkan rusaknya pembuluh darah tulang dan periosteum
Grade IIIB : trauma kecepatan tinggi
2. Proliferasi
Kehilangan jaringan
Hematom menjadi media pertumbuhan jaringan fibrosis dan vaskuler
Avulsi periosteum
menyebabkan jaringan tulang saling menempel
Kontaminasi berat
3. Kalus

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Jaringan yang menempelkan fragmen patahan tulang tersebut disebut 1. Syok, koagulasi, ggn fx pernafasan
kalus fibrosa. Kedalamnya tumbuh tumbuh pula sel jaringan 2. Sindrom peremukan
osteogenik yang akan berubah menjadi kondroblas, di tempat jauh dari 3. Trombosis vena dan emboli paru
patahan tulang terbentuk osteoblas. Kondroid dan osteoid lalu 4. Tetanus
mengalami osifikasi sehingga menjadi kalus tulang 5. Gas gangren
6. Emboli lemak
4. Konsolidasi Lokal
Penggantian sel tulang terjadi berangsur-angsur sesuai garis tekanan 1. Dini
pada tulang. Akhirnya sel tulangmengatur diri secara lamelar seperti - tulang : infeksi
normal - jaringan lunak : lepuh fraktur, borok, tendon robek, cedera vaskuler
5. Remodelling (kompartment sindrom) cedera saraf, cedera visceral
Kaluas tebal diabsorbsi dan terjadi korteks baru yang sam seperti - sendi : hemarthrosis, infeksi, cedera ligamen, distrofi
sebelum fraktur melalui proses rekanalisasi-sekortikasi-remedulasi 2. Lanjut
Union : sembuh posisi acceptable - tulang : nekrosis avaskuler, penyatuan lambat, nonunion, malunion
Malunion : sembuh tidak dalam posis acceptable - jaringan lunak : ulkus decubitus, miositis osifikans, tendinitis, ruptur tendon,
Delayed union : sembuh dalam waktu >6bln tekanan dan terjepitnya saraf, volkman’s ischemic contracture
Nonunion : >1tahun, pseudoarthrosis - sendi : instabil, rigid, algodistrofi
Clinical union : nyeri(-), pergerakan (+), garis fraktur pada Ro masih ada
Radiological union : garis fraktur (-) Dislokasi→ kehilangan struktur stabilitas

Ada 3 struktru yang mempertahankan tidak terjadinyaabnormalitas ROM dan


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Fraktur: mempertahankan stabilitas sendi
1. Usia 1. Bentuk sendi/permukaan sendi
Semakin muda usia semakin cepat penyatuan tulang terjadi. Fr femur 2. Kapsul dan ligamen
usia 3 tahun akan menyatu dalam 3 mggu, usia 8 tahun dalam 8 mggu, 3. Otot yang mempertahankan sendi
12 tahun dalam 12 mggu, >20 tahun dalam 20 mggu Instabilitas sendi ada 3 derajat
2. Letak dan konfiguarsi fraktur I : Joint instability
Pada tulang yang dikelilingi otot lebih cepat terjadi union, pada fr tlg II : subluxatio, hilang hub normal antar permukaan sendi
conselous lebih cepat daripada tulang cortical. Fraktur oblique lebih III : dialokasi, hilang kontak antar permukaan sendi secara komplit
cepat daripad fraktur transversa, fraktur undisplaced dan periost intake
2 kali lebih cepat dari fraktur displaced
3. Kontraksi/distraksi Penanganan Fraktur:
4. suplai darah ke fragmen fraktur 1. Prinsip umum terapi ilmu bedah orthopedi
a. do no harm
Komplikasi Fraktur: b. base treatement on an accurate diagnose and prognose
Umum c. select treatement with spesific aims

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

d. cooperate with the law of nature 1. Tertutup


e. be realistic and practical in your treatement 2. Terbuka
f. select treatement for your patient as an individual Reposisi narkose (lokal/blok/umum)
Metode terapi 1. manipulasi
- physiological consiedartion 2. traksi
- terapeutic drugs
- orthopedic apparatus and appliance 2. Immobilisasi
- physical and occupational therapy Prinsipnya mempertahankan kedudukan tereposisi sampai tanda-tanda
- surgical menipulation penyembuhan tercapai
- surgical repair and reconstruction - dari luar (ext fixation) : cast, splint, brace, traction
- radiation - dari dalam (int fixation) : plate and screw, intermedullarty nail
Bentuk
Konservatif : tanpa tidakan bedah Metode Spesifik Penanganan Fraktur:
Operatif : dengan tindakan bedah 1. Proteksi
2. Immobilisasi dengan splinting externa (tanpa reduksi)
2. Tindakan 3. Reposisi tertutup dengan manipulasi dilanjutkan dengan immobilisasi
Resusitasi, prinsip-prinsipnya 4. Reposisi tertutup dengan traksi continue dilanjutkan dengan immobilisasi
1. primary survey (3’-5’) 5. Reposisi tertutup dengan functional farcture barcing
Airway, membebaskan jalan nafas 6. Reposisi tertutup dengan manipulasi diikuti skletal fixatie externa
Bleeding, cardivascular system 7. Reposisi tertutup dengan manipulasi diikuti skletal fixatie interna
CNS, penilaian menurut GCS 8. Open reduksi diikuti internal fixatie
2. Resucitation (10’-15’) 9. Incisi fragment fraktur kemudian diganti endoprothesis
Airway, cricothyrotomy, WSD
Bleeding, solution therapy Tipe Fraktur Khusus :
3. Secondary survey 1. Fraktur stress
Airway, monitoring March fracture = metatarsal II-III (pada tentara)
Bleeding, monitoring ECG, CVP, urine prod Fraktur prox tibia = peloncat
CNS, assesment cervical/spinal injury 2. Fraktur Patologis
Digestive, trauma abdomen (multiple system injury Terjadi pada tulang abnormal
Excretory Tanpa trauma yang kuat
Fracture
Efek samping gips:
Penanganan Fraktur Tertutup: - Rasa sakit akibat tekanan
1. Reposisi - Edema pad abagian distal gips
Prinsipnya, mengembalikan fragmen-fragmen fraktur pada kedudukan - Kulitmelepuh dan dermatitis
aslinya - Gangren

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Kompartment sindrom  Nyeri pada keadaan istirahat


 Parestesia
 Pale (pucat)
 Denyut nadi hilang (pulselessnes)
 Jari di posisi flexi
KLASIFIKASI EPIFISEAL PLATE INJURIES (SALTER-HARIS)
 Gangguan diskriminasi dua titk
Type I : Separasi epifisis (dari metafisis)
Tak ada fraktur  Tekanan tinggi didalam kompartment (objektif >40 mmHg)
Akibat shearing force
Syarat Mutu rontgen Fraktur
Biasanya pada neonatus
Therapy close reduction  Patah tulang ditengah foto
Type II : Fraktur separasi epifisis  Tampak persendian proksimal dan distal
Akibat binding force  Dua foto dua arah bersilangan 900
Mengenai metafisi membentuk triangular shaped  Sinar menebus tegak lurus
Paling banyak terjadi  Pada anak-anak harus dibandingkan dengan tulang normal
Biasanya pada anak besar
Therapy dengan closed reposition, hasilnya baik
Type II I : Fraktur sebagian epifisi (intraarticular) FRAKTUR MONTEGIA
Bila vaskularisasi tak terganggu, prognosis baik Adalah fraktur 1/3 proksimal – 1/3 tengah ulna dengan dislokasi caput radii pada
Jarang terjadi sendi radioulnar proksimal
Memerlukan Open reduktion Ulna 1/3 proksimal lebih kuat daripada 1/3 distal sehingga fraktur Montegia jarang
Type IV : Crushing lempeng epifisis dibandingkan dengan fraktur ulna
Akibat crushing force pada satu area epifiseal plate Penilaian X Ray adalah ada tidaknya dislokasi
Banyak terjadi pada knee dan ankle Condylusmedialis, caput radii, pertengahan radius –1 g
Tidak ada displacement Masalah tersering adalah sering terjadinya negleted fraktur pad atipe ini, karena
Prognosis buruk - keterlambatan os ke RS
Therapy dengan mencegah kompresi epifesal plate – NWB 3 - Kurangnya ketajaman dalam menegakkan diagnosis
mgg - Penanganan kurang adekuat
Type V : Rong type - Follow up tidak memadai
Akibat crushing force
Pada sebagian epifisis dan sebagian diafisis (intraarticular) KLASIFIKASI BADO
Banyak terjadi pada epikondilus lateralis humeri TYPE I : Dislokasi anterior caput radii
Prognosis buruk kecuali reposisi sempurna Fraktur ulna dengan angulasi ke anterior
Therapy dengan open reduction dan internal fixation
TYPE II : Dislokasi posterior caput radii
Tanda dan gejala Kompartment Sindrom Fraktur diafisis ulna dengan angulasi ke anterior

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

TYPE III : Dislokasilateral caput radii


Fraktur Ulna dengan angulasi kelateral/posterolateral
TYPE IV : Dislokasi caput radii ke anterior Penatalaksanaan:
Fraktur ulna 1/3 proksimal, fraktur radius pada level=ulna 1. Diagnosis tepat
2. Reduksi ulna yangb aik
Mekanisme trauma Penatalaksanaan 3. Post reposisi pertahankan immobilisasi 4-6 minggu
I. Saat terjadi trauma, menahan Reposisi dalam posisi supinasi, lengan
tubuh dalam posisi lengan bawah fleksi 900-1000
ekstensi dan pronasi LIGAMENTUM ANULARE
II. Saat trauma menahan tubuh Reposisi dalam posisi supinasi ➢ Mengetahui ligamentum anulare intake/tidak adalah sulit pada fraktur
lengan bawah fleksi dan supinasi tertutup
III. Trauma dari arah medial lengan Siku hiperekstensi ➢ Curiga adanya defek pada lig anulare bila,
bawah, tak berhubungan dengan Reposisi posisi netral - Reduksi tertutup gagal
pronasi/supinasi Siku fleksi - Terjadi dislokasi berulang
IV. Sama dengan tipe I, trauma >>> Reposisi posisi supinasi dan siku - Pada dewasa hampir semua ligamentum anulare cedera sehingga pada dewasa
sehingga terjadi pula fraktur fleksi lebih baik reduksi terbuka
radius - Pada anak hampir semua ligamnetum anulare intake sehingga pada anak lebih
baik reduksi tertutup

Diagnosis:
Anamnesis
Adakah trauma, nyeri FRAKTUR GALEAZI
Adalah fraktur 1/3 tengah - 1/3 distal radius disertai dengan dislokasi art radioulnar
Pemeriksaan fisik distal secara total
I : Posisi siku Tipe I : radius di depan caput humeri
Tipe II : radius di belakang caput humeri Mekanisme trauma:
Tipe III : radius di lateral caput humeri 1. trauma langsung sisi lateral karena jatuh
Edema 2. Gerakan pronasi berlebihan dari radius ulna yang biasa terjadi bila lengan bawah
Deformitas ulna dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi
P : Nyeri tekan sumbu, nyeri ketok, dislokasi (Evan)
ROM Aktif pasif Pada fraktur tipe ini karena terjadi dialokasi proc styloideus maka terdapat kerusakan
NVD ligamentum radioulnar distal, tunnel ECU, discus fibrocartilago dan avulsi
ligamentum kolateral ulnaris
Radiologis
Adakah fraktur ulna, dislokasi caput radii

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

3. Barton
Fraktur radius 1/3 distal intraarticular
FRAKTUR COLLES Penatalaksanaan:
Adalah ▪ Konservatif → Reposisi tertutup
1. Fraktur radius 1/3 distal 1 -1,5 inc dari permukaan distal metefisis atau Prinsip : traksi. Conter traction manual siku fleksi pronasi, semifleksi ke volar,
radiocarpal joint deviasi ke ulnar
2. Dislokasi fragment distal ke dorsal atau posterior Teknik :
3. Subluksasi sendi radioulnar distal 1. Asisten pegang siku,traksi dengan tangan kanan,tambahkan defofrmitas
4. Avulsi proc styloideus ulna dengan dorsofleksi fragmen distal
2. Dalam keadaan tetap traksi, tekan fragmen distal ke posisi volar, kemudian
Insidens: paling sering pada wanita tua dengan osteoporosis fleksi pergelangan tangan. Tangan kiri melakukan kontra tekanan fragmen
Suppination injury proksimal dengan thenar eminence
3. Mempertahankan reduksi, lakukan pronasi fragfment distal dan ulnar deviasi
Anatomi: (cotton leader position)
1. Daerah transisi cansellous yang padat dann jarang merupakan titik lemah Fiksasi :
2. Permukaan posterior radius distal agak cembung dan merupakan celah 1. Radial slab (charnley)
tendon extensor 2. Teknik Sarmiento : pronasi lengan bawah, fleksi siku 900 dan volar fleksi +
3. Permukaan anterior agak cekung dan dilintasi oleh m pronator quaadratus ulnar deviasi
4. Proc syloideus radii lebih distal dari proc styloideus ulna Setelah 1 minggu gips dilepaskan ganti dengan orthytest functional brace
▪ Operatif
Klinis: Fiksasi externa
KHAS --- ’dinner fork deformity’ 1. Teknik bohler
o Tonjolan tiba-tiba di dorsul dan volar X wire pada basis metacarpal II,II,IV dan disatukan dalam gips sirkuler
o Pergelangan tangan edema dan lebih lebar selama 8 minggu
o Deviasi radial 2. Teknik cooney
Klasifikasi: Steinnmann pen pada basis metacarpal II,III kemudian 2 pen lain pada radius
1. Salter distal selama 8 minggu
 stabil : garis patah transversal dans edikit kominutif pada korteks Fiksasi interna
 instabil : fraktur sangat kominutif terutama pada korteks sisi dorsal Teknik rush : dengan rush pen
dan os calcaneus Teknik Lucas : dengan rush rod
2. Sarmento
 Tipe I : undisplaced + extraarticular Komplikasi:
 Tipe II : Displaced + extraarticular 1. Stiffness pada jari, wrist, siku, dan bahu
 Tipe III : Undisplaced + intraarticular 2. delayed tendon-EPL rupture
 Tipe IV : Displaced + intraarticular 3. sudeck atrophy (reflex sympathetic distrophy)

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

4. carpal tunnel syndrome a. terjadi avulsi fragmen tulang basis phalanx distal pada insersi tendon
5. lumpuh n ulnaris/neuropati kompresi akibat deviasi n ulnaris >>> b. ruptur pada tendon ekstensor tepat pada proksimal insersi
6. Arthrosis
7. Malunion Gejala Klinis
8. Nyeri menetap karena subluksasi radio ulnar masih tetap ada - tidak terdapat ekstensi DIP
- hematome pada dorsum VIP
FRAKTUR SMITH
=reserve colles Terapi
1. Fraktur komplit radius distal ➢ Mallet’s Splint
2. dislokasi fragment distal ke proksimal dan volar ➢ Aluminium strap 2-3 minggu
3. Garis patah transversal ➢ Bila avulsi fragmen besar lakukan grip dengan K-Wire
4. Tangan + fragmen distal --- deviasi radial

Klinis: BENNET’S FRACTURE


1. Penonjolan dorsal fragmen proksimal Adalah fraktur dislokasi basis metacarpal I. Garis fraktur oblique, fragmen berbentuk
2. fragmen distal di sisi volar pergelangan baji. Tetap berhadapan dengan trapezium karena volar CMP utuh. Metacarpal I
3. deviasi tangan ke radial dislokasi karena tarikan AP dan APL
khas : garden spade deformity
Terapi
reposisi tertutup
Sukar, tidak stabil. Lakukan
prinsip: traksi, manipulasi manual
• Reposisi
immobilisasi
- gips dalam keadaan dorsoflexi ringan, deviasi ulnar, supinasi maksimal • Immobilisasi
- gips mutlak diatas siku dengan fleksi siku 90 derajat o Abduksi Metacarpal I
o Metacarpal I ditunjang pada trapezium
o Sudut metacarpal I dan II jangan mengecil
o Aposisi fragmen
FRAKTUR 3B
• Ingat! :
BASEBALL FINGER/ MALLETS o Hiperekstensi PIP/DIP akan mengurangi abduksi
FRACTURE/CRICKETS FRACTURE o Fleksi MCP akan memberikan abduksi maksimal pada Metacarpal I
Adalah fraktur basis phalanx/garis avulsi pada phalanx distal akibat tarikan Bennet’s Fracture merupakan satu-satunya fraktur pada jari tangan yang
tendo m eksternsor digitorum longus membutuhkan immobilisasi dengan gips yang lama. (Keyser, 1962 di atas 8
minggu).
Mekanisme trauma: • Operatif dengan Closed Pinning atau K-Wire menggunakan 2 wire(untuk
Ujung jari dalam keadaan ekstensi tiba-tiba terjadi fleksi pasif karena adanya fragmen dan untuk menjaga abduksi dan sudut)
trauma atau veltor sehingga :

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Lokal
• kulit : abrasi
• pembuluh darah : robek
BOXER’S FRACTURE • sistem saraf : cedera susum tulang belakang, saraf sensorik dan
Adalah fraktur leher metacarpal distal IV dan V. Tidak tahan terhadap trauma motorik
direct atau torsional. >> kompresi longitudinal (tangan mengepal). Caput • otot
metacarpal mengalami angulasi ke volar atau ke palmar. • organ dalam : jantung, paru, hepar, limpa (pd fraktur costae),
Reposisi immobilisasi : kandung kemih (pd fraktur pelvis)
Jari difleksi pada MCP Joint lalu didorong ke dorsal dan fiksasi. Posisi Umum
dipertahankan selama 3 minggu. • rudapaksa multipel
• syok hemoragik, syok neurogenik
PENYEBAB FRAKTUR PATOLOGI 2. Komplikasi dini
1. Penyakit Tulang Umum Lokal
i. Osteogenesis Imperfecta • Nekrosis kulit
ii. Osteoporosis pasca-Menopause • Ganggren
iii. Penyakit Tulang Metabolik • Sindrom kompartmen
iv. Myelomatosis
• Trombosis vena
v. Dysplacia Fibrosa Poliostatik
• Infeksi sendi
vi. Paget’s Disease
2. Keadaan Lokal Benigna • osteomielitis
i. Infeksi Kronis Umum
ii. Kista Tulang Soliter • ARDS
iii. Defek Fibrosa pada cortex • Emboli paru
iv. Fibroma Chondromixoid • Tetanus
v. Kista tulang Aneurysma 3. Komplikasi lama
vi. Kondroma Lokal
vii. Displasia fibrosa monostatik • sendi : ankilosing fibrosa, ankilosis oral
3. Tumor Ganas Primer • tulang : malunion/nonunion/delayed union, distrofi refleks,
i. kondrosarkoma osteoporosis pascatrauma, ggn pertumbuhan, osteomielitis, patah
ii. osteosarkoma tulang ulang
iii. ewing’s tumor • otot/tendo : penulangan otot, ruptur tendon
4. Tumor Metastatik • saraf : kelumpuhan saraf lambat
Ca metastatik pada payudara, paru, ginjal, tiroid, prostat Umum
Batu ginjal akibat immobilisasi lama, lama di tempat tidur
KOMPLIKASI PATAH TULANG KAIDAH PENANGANAN PATAH TULANG
1. Komplikasi segera

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

1. Terlebih dahulu perhatikan adanya obastruksi jalan nafas, syok, ➢ Kulit abrasi, laserasi, ulkus
perdarahan , ggn kesadran ➢ Kulit Baal
2. Pasang bidai dulu di tempat kecelakaan untuk menghindari cedera ➢ Kecenderungan ganggren
jaringan lunak ➢ Atropi kulit
3. Hindari penanganan patah tulang yang tidak perlu ➢ Gangguan pembuluh darah tepi
4. Perhatikan adanya cedera saraf, motorik, sensorik dan cedera pembuluh ➢ Patahan tulang tumpang tindih atau berat serta kerusakan yang telah lama
darah terutama perdarahan di distal patah tulang, catat dua waktunya Maksimal beban skin traksi adalah 7 kg
dan atur kontrol berkala
5. Perhatikan juga cedera lain seperti pneumothoraks, perdarahan masif, Misculies line : garis yang menghubungkan SIAS, puncak patella dan ujung
dan tanda cedera otak saat pengawasan berikutnya jari II kaki
6. Walau tanpa deformitas dan gangguan gerakan, kemungkinan patah
tulang selalu ada, perhatikan anamnesis, palpasi dan sifat nyeri KAIDAH PENANGANAN GIPS PD PATAH TULANG TUNGKAI BAWAH
7. Reposisi harus secepat mungkin, sedapat mungkin sebelum terjadi ➢ Penderita harus jalan sedini mungkin
bengkak dan edema ➢ Pembebanan fr merupakan rangsangan proses penyembuhan
8. Nyeri kontinyu sering disebabkan iskemia kulit atau iskemia sluruh ➢ Gips tak boleh dibebani sebelum kering betul
anggota gerak ➢ Gips tidak boleh dibuka sebelum penderita dapat berjalan tanpa nyeri
9. Membelah gips sirkuler berarti membuka betul sampai kulit dan
terlonggarkan KAIDAH PATAH TULANG PERGELANGAN KAKI
10. Traksi harus sering ditengok untuk menghindari tarikan yang salah arah Kebanyakan fr bukan kerusakan tunggal melainkan terdiri dari dua kerusakan
atau distraksi Sering reposisi dapat dilakukan tertutup dengan anestesi lokal
11. Yang tak harus immobilisasi harus bergerak teratus melalui mobilisasi Gips ampai batas sistal sendi lutut harus dikenakan dengan teliti
dan latihan Sebaiknya foto rontgen kontrol tanpa membuka gips
12. Fraktur terbuka selalu merupakan luka dan patah tulang terkontaminasi Mobilisasi dengan tongkat dimulai hari 1 dan tak boleh menopang berat badan
13. Tujuan penanganan adalah tercapainya faal tanpa gangguan, yang selama 6 minggu
berarti bahwa
- Untuk anggota gerak atas, yang terpenting faal tangan walaupun FRAKTUR FEMUR
terjadi pemendekan atau dislokasi, masih dalam batas tertentu Klasifikasi
- Untuk anggota gerak bawah dapat berdiri stabil dan berjalan sendiri 1. fr kaput femoris
tanpa nyeri, jika ada pemendekan sedikit masih dapat diterima 2. fr kolum femoris
14. Beri perhatian dan penanganan kepada penderita sesuai dengan 3. fr intertrochanter
kepribadiannya 4. fr subtrochanter
15. Pemeriksaan rontgen terdiri dari dua foto yang diambil dari dua arah, 5. fr intercondiler
sebaiknya juga diperiksa sendiri oleh anda yang kenal dengan penderita 6. fr subkondiler

Penatalaksanaan
KONTRAINDIKASI SKIN TRAKSI

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Fr terbuka Traksi dipasang 3-4 minggu dan penderita dipulangkan dengan gips atau
 perbaiki KU spika panggul selama 3-4 minggu
 Tutup luka denga kasssa steril/bersih Balanced Traction
 Debridement/kultur Untuk remaja. Dipasang steinmanns’s pen atau Kirachner wire pada
 ATS-toksoid, antibiotika proximal tibia
 Reposisi Pemasangan traksi sampai penyembuha klinis, setelah itu pada anak-anak
 Immobilisasi dipasang gips hemaspica atau gips celana

Fr tertutup Pada orang dewasa mobilisasi bertahap dengan bantuan tongkat ketiak mulai
dari nonwieght bearing sampai fullweight bewaring dan akhirnya bekerja
 reposisi
aktif. Tongkat dilepas jika kalus sudah benar-benar kuat
 immobilisasi
 konservatif Pemeriksaan radiologis 2 hari sekali sampai didapat hasil sempurna dengan
 operatif cara mengatur traksi dan manipulasi. Setelah terjado klinkal union traksi
dapat dilepas
KONSERVATIF
Traksi kontinyu atas indikasi Latihan tungkai bawah, kaki dan jari-jari kaki harus segera dimulai. Latihan
- anak/remaja, masih ada pertumbuhan tulang terhadap m quadriceps dimulai setelah 1-2 minggu. Latihan terhadap m
- ada infeksi atau diperkirakan akan timbul infeksi flexores pada minggu ke empat, periksa union secara klinis dan rontgen
- jenis fraktur yang tidak untuk fiksasi internal sekitar 12-14 minggu. Bila union meragukan, teruskan traksi dengan beban
- toleransi penderita terhadap operasi tidak baik yang dikurangai 4-6 minggu lagi
- penderita menolak operasi
Jenis traksi OPERATIF
1. Skin traksi → Bryant’s traction/ gallow’s traction, Russal Indikasi relatif
traction Sukar reposisi tertutup, usia lanjkut, fr tungkai bawah multiple, fr
2. Skletal traksi → Balanced traction komplikasi, fr patologis
Bryant’s Traction
Unutk anak dibawah 4 tahun. Kedua tungkai ditraksi ke atas dengan Kontraindikasi
paha dalam posisi fleksi 900 dan abduksi sedikit. Traksi dilakukan Toleransi buruk terhadap operasi, infeksi, anak-anak, remaj
dengan pita plester lebar. Beban traksi dianggap cukup bila pantat anak
persis terangkat. Balutan berbentuk 9 atau spika, jangan sirkuler Waktu
Russal’s Traction
- < 4jam pd fr terbuka dan kelainan neurovaskuler
Untuk anak usia 4-15 tahun. Traksi dikenakan pada tungkai yang patah - secepat mungkin
dakam posisi fleksi 400 dan lutut dalam posisi flexi 400. Dapat juga Teknik
traksi mejnurut Buck yaitu traksi dengan tungkai bawah ekstensi. Preoperatif dilakukan skin traksi (Russel atau Buck) dengan tujuan
mengurangi spasme otot femur

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Intramedullary nail, Kuntscher nail ideal untuk fr 1/3 proksimal atau 3. fr sangat kominutif dan instabil
1/3 tengah. Dipasang sekitar 5 cm dibawah trocahnter minor, 7 cm 4. fr tidak menyatu
insersi adduktor 5. fr pelvis
6. fr terinfeksi
Traksi di 3 titik : tempat fraktur, proksimal calcaneus dan distal 7. cedera multiple berat
calcaneus
Komplikasi
Syok neurogenik, hipovolemik, infeksi, decubitus, Crush sindrom, tumor mammae
emboli lemak, trombosis vena, emboli paru, kekakuan otot dan sendi
Mammae sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-6 masa embrio,
Di sentral pendidikan dapat dilakukan internal fiksasi. Di daerah lakukan penebalan ektodermal sepanjang milk line yang terbentang dari aksila sampai regio
secara konservatif. inguinal
Caranya : bila fr terbuka lakukan debridement, lanjutkan dengan traksi skletal. Pada manusia 2/3 kaudal segera menghilang meninggalkan sisa di bagian dada
Bila fr tertutup lakukan skletal traksi dilanjutkan dengan balanced scletal sebagai cikal bakal mammae
traction.
Alatnya : thomas’s splint, Pearson’s attachment, Beban dengan katrol, Beberapa hari setealah lahir dapat terjadi mastitis neonatorum. Pembesaran mammae
steintment’s pen unilateral/bilateral diikuti oleh sekresi cairan keruh karena berkembangnya sistem
duktus dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi stroma yang dirangsang tak
Steinment’s pen dipasang pada 3 tempat langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu dalam sirkulasi darah bayi
- supracondilar femur Setelah lahir, estrogen menurun, merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin
- satu inch dibawah tuberosis tibia (bwh patella) → perubahan mammae
- Calcaneus, salah satu bentuknya adalah full extention of Buck (kaki lurus
saja) Mammae merupakan kelenjar atau appendiks kulit di fascia pectoralis. Pada lateral
atas terdapat penonjolan spence (ekor payudara). Setiap mammae terdiri dari 12-20
Indikasi internal fixation lobulus kelenjar, masing-masing mempunyai saluran ke papilla (duktus laktiferus).
1. fr tidak dapat direduksi dengan operasi Ligamentum cowperi kerangka mammae. Jaringan lemak terdapat diantara kelenjar
2. fr cenderung instabil secara bawaan cenderung mengalami pergeseran dengan fascia serta diantara kulit dan kelenjar
kembali setelah direduksi
3. fr yang penyatuannya kurang baik dan perlahan-lahan Perdarahan:
4. fr patologis Cab a.perforantes ant dari a.mammaria int, a.thoracalis lat yangbercabang dari
5. fr multiple a.axillaris dan beberapa a.intercostalis
6. fr pada pasien yang sulit perawatannya Persarafan Kulit:
Indikasi External Fixation
Cab plexus cervical dan n.intercostalis
1. fr disertai kerusakan jaringan lunak hebat diman luka dapat dibiarkan Kelenjar : saraf simpatis
terbuka untuk pemeriksaan, pembalutan atau pencangkokan kulit
2. fr disertai kerusakan jaringan saraf atau pembuluh darah

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Sensitibilitas axilla dan medial lengan atas : n.intercostobrachialis dan


n.cutaneus brachialis medialis. Pada diseksi sukar disingkirkan, menjadi Klasifikasi:
penyulit para;lisis dan mati rasa pascaoperasi 1. Nonneoplastik
n.pectoralis (mengurus m.pectoralis mayor et minor), n.thoracodorsalis Inflamasi : mastitis akut (pigenik), mastitis sel plasma, nekrosis lemak
(mengurus m.lattisimus dorsi) dan n.thoracalis longus sedapat mungkin Hiperplasi : hipertropi, ginekomastia
dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi axilla Displasi : mastitis kronis sistika

Sistem limfatik: 2. Neoplastik


Pengaliran limfe : ke axilla (lebih dari 75%), klenjar parasternal (terutama Jinak : parenkim (adenoma, papilloma)
sentral dan medial), kelenjar interpectoralis Stroma (lipoma, fibroma
- Ln brachialis Campuran (fibroadenoma, sistosarkoma filoides
- Ln axillaris Ganas : lobulus
- Ln infraclavicularis - Noninfiltrating : ca lobulus in situ
- Ln parasternalis - Infiltrating : ca lobulus
- Ln submamarius duktus
- Ln paramammarius - Noninfiltrating : ca intraduktus
- Infiltrating : Chirrhosis Ca mucoid Ca
Etiologi: medullary Ca Paget’s disease
Tiga perubahan dipengaruhi hormon Setiap benjolan di mammae curiga tumor
1. Perubahan pubertas -- fertilitas – klimakterium dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan duktus Angka kejadian Tumor Payudara
berkembang dan timbulnya asinus
2. Perubahan sesuai daur menstruasi. Hari ke 8 mammae membesar
hingga beberapa hari sebelum mens berikutnya ukuran maksimal
sampai mens mulai
3. Perubahan waktu hamil (epitel duktus lobulus dan duktus alveolus :
proliferasi, tumbuh duktus baru) dan menyusui (sekresi hormon
prolaktin memicu laktasi, air susu mengisi asinus)
Ket:
1. FAM
tumor mammae 2. Mammari displasia
3. Ca
Definisi: Tumor ganas prognosis baik : paget’s disease, komedo CA
Benjolan pada payudara Dubia : meningioma, CA dengan variasi

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Buruk : mastitis karsinomatosa


Ginekomastia unilateral mungkin merupakan Ca mammae
Anomali mammae → misal amastia, jar mammae assesorius, mammae aberans
Benjoan spence BUKAN anomali walau bentuknya beragam dari benjolan kecil
sampai yang seolah-olah bertangkai

Klasifikasi Keganasan: Staging berdasarkan GICC:


T ( Tumor Primer)
Tx : tumor primer tidak dapat ditentukan Stadium I : T1a, T1b N0.N1a M0
Tis : karsinoma insitu dan penyakit paget pada papilla teraba tumor II : T0,T1a,T1b N1b M0
T0 : tak ada tumor primer T2a, T2b N0, N1a M0
T1 : ukuran tumor <2cm IIIa : T3a,T3b N2 M0
T2 : ukuran tumor 2-5cm T1a,T2a,T2b,T3a, T3b N3 M0
T3 : Tu uk >5cm IIIb : T1a, T2a, T2b, T3a setiap N M0
T4 : Tu dgn penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dinding T3b
dada dengan tanda edema, tukak, peau d’orange IV : setiap T Setiap N M1
N (nodul limpatik regional)
Nx : kelenjar regional tidak dapat ditentukan Keterangan
N0 : Tidak teraba kelenjar axilla T123
N1 : Teraba kelenjar axilla homolateral yang tidak melekat a. tanpa pelekatan fascia atau otot
N2 : Teraba kelenjar axilla homolateral yang melekat satu sama lain atau b. dengan perlekatan fascia atau otot
melekat pada jaringan sekitarnya T4 ekstensi ke dinding dada atau kulit
N3 : terdapat pembesaran kelenjar mammaria interna homolateral a. dinding dada
M (Metastasis jauh) b. edema kulit atau infiltrasi atau ulserasi
Mx : Metastasis jauh tidak dapat ditentukan c. keduanya
M0 : Tidak ada metastasis jauh N1 KGB axilla mobil
M1 : Terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjar supraclavicular a. dianggap bukan metastasis
b. dianggap metastasis
Lekukan pada kulit, retraksi papil, atau perubahan lain pada kulit kecuali N2 KGB axilla terfiksisr
yang terdapat pada T4 bisa terdapat pada T1,T2, T3 tanpa mengubah N3 KGB supraclavicular atau edema lengan
klasifikasi Untuk penggunaan praktis
Dinding thoraks meliputi costae, otot intercostal, m.serratus ant tanpa m Stadium I : T1N0MO, T2N0M0
pectoralis Stadium II : T1N1M0, T2N1M0
Stadium III : T1N2M0, T3N0M0, T3N1M0, T3N2M0

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Stadium IV : .........M1 Kebanyakan benigna, tapi dapat


juga maligna
Air atau kuning : Ca
Bernanah/membiru : radang
 ada tidaknya sel tumor
 uni/bilateral
 dari satu/beberapa duktus
 keluar spontan setelah dipijat/tidak
Faktor resiko Ca Mammae  keluar bila seluruh mammae ditekan dari segmen tertentu
 Usia  berhubungan dengan daur haidh normal
Makin tua risiko makin tinggi  pramenopause atau pascamenopause
 Keluarga  penggunaan obat hormon
Ibu atau saudara kandung pernah menderita Ca mammae khususnya
premenopause dan atau bilateral METASTASIS HEMATOGEN
 Patologi ▪ Otak : nyeri kepala, mual ,muntah, epilepsi, ataxia, paresis
Displasia atau kelainan fibrokistis tertentu, pernah Ca mamma disisi dan parestesia
lain ▪ Pleura : efusi, sesak nafas
 Kehamilan pertama tertunda ▪ Paru : biasanya tanpa gejala
▪ Hati : kadang tanpa gejala, adanya massa, ikterus obstruktif
Kelompok High risk menurut Strark & Way ▪ Tulang tengkorak : tulang iga/tulang panjang, nyeri, fraktur
1. Wanita dengan dermogram meragukan dan atau tanpa mamogram
meragukan Diagnosis:
2. Wanita dengan benjolan payudara fibrokistik dengan niple Anamnesis
discharge - Tanda atau gejala Ca mammae yang mendorong penderita berobat:
3. Wanita dengan riwyata tumor jinak sebelumnya a. benjolan mammae yang tidak nyeri 60%
4. Wanita dengan riwayat keluarga positif b. benjolan yang nyeri 10%
5. Wanita tanpa anak atau anak sedikit atau hamil pertama diatas 35 c. pengeluaran cairan dari puting 10%
thn d. perubahan mammae (retraksi atau edema) 10%
6. Wanita dengan menarche cepat atau menopause lambat - Hal lain yang perlu ditanyakan
7. Wanita dengan riwayat endometrium a. Usia 15-25 th fAM
25-30 th mammari displasia
NIPPLE DISCHARGE (CAIRAN PUTTING SUSU) >35 th malignancy
Diperhatikan b. kapan keluhan utama dan keluhan lain timbul
 sifat cairan c. gejala lokal atau umum berupa skit, nyeri tekan, nipple discharge,
serous kuning sekali : papilloma intraduktus, Ca perubahan BB
Haemorragik : penumbuhan proliferasi di duktus

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

d. bagaimana riwayat penyakit serta kecepatan tumbuh tumor - Tumor dicurigai ganas bila tidak jelas jinak, timbul setelah usia >35 thn, walau
e. menarche atau siklus haid/menopause kehamilan kelihatan jinak atau berupa kista namun berisi cairan berdarah
f. pengobatan yang telah diberikan(oleh siapa, dimana, berupa apa,
bagaimana hasilnya)
g. pemakaian obat hormonal
h. Faktor risiko (umur menarche, menopause, jumlah anak, umur ketika
melahirkan anak pertama, lama menyusui, penyakit mammae Pemeriksaan fisik
sebelumnya, riwayat keluarga) - Pemeriksaan fisik umum
Pada Ca mammae stadium dini keluhan tak banyak, umunya berupa - Pemeriksaan fisik mammae
tumor tanpa nyeri atau keluar cairan serous, dapat juga keluar darah a. Penderita dalam posisi duduk, lengan bawah disampaing badan rileks.
dari puting. Stadiumlanjut keluhan dapat banyak, antara lain tumor Bandingkan mamma dextra dg sinistra meliputi :
yang makin membesar, nyeri pada mammae, borok berbau, nyeri atau ➢ simetrisitas
patah tulang, lumpuh, kuning, sakit kepala, sesak nafas, batuk ➢ ukuran
batuk,merah,bengkak pada tangan, massa di axilla, nyeri puting susu, ➢ tinggi dan besar kontur mammae terutama lipat bawah
discharge, erosi, gatal, retraksi, pembesaran ➢ adanya perubahan bentuk karena tumor membesar atau
i. Ca mammae juga dapat ditemui pada kelurga yang berhubungan ➢ mengisut
dengan kelaian histologis kanker lainnya, baik GIT, Ca Ovarium dan Dengan gerakan perlahan-lahan keatas bersama-sama, perhatikan :
endometrium, leukimia, sarkoma ➢ adakah tumor yang turut bergerak di bawah kulit
j. Angka kejadian menurut letak tumor di payudara ➢ tumor kecil dalam fase ini telah mungkin terlihat
Lateral atas 45% Lengan tegak keatas samping mammae, perhatikan :
Sentral 25% ➢ simetrisitas
Medial atas 15% ➢ besar mammae
Lateral bawah 10% ➢ tinggi dan besar kontur mammae teutama kontur bawah
Medial bawah 5% (harapan hidup baik) ➢ tinggi dan besar papilla dan areola mammae
➢ adanya perubahan bentuk karena tumor
- Kelainan fibrokistik berupa mastitis kronik kistik atau hiperplasia
kistik/mastopati kistik/displasia mammae b. Penderita dalam posisi berbaring
➢ proses epitelisasi jinak amat beragam dengan histopatologi dan Sedapatnya dengan ganjalan di bawah bahu, diatur supaya jaringan
klinisa beragam pula mammae tersebut tersebar merata sehingga kulit mammae tidak terlihat
➢ penderita cemas akan nyerinya → pastikan bukan ganas dan tepi diskus atau hemisfer jaringan mammae sama tipis atau tebal,
➢ bila ragu → biopsi jangan jatuh ke kaudal atau lateral
➢ sebagian kecil mengandung risiko berkembang menjadi Ca Pemeriksa berdiri di samping penderita, sebelah mammae yang diperiksa
- FAM, terutama pada wanita muda, setelah menopause tak dapt lagi INSPEKSI
dijumpai. Biasanya tdk nyeri tetapi kadang nyeri tekan Perubahan kulit : dimpling, retraksi akibat serabut fascia yang
melekatkan kulit dan tumor mengalami pemendekan. Terlihat jelas

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

dengan tangan menegangkan fascia. Lihat gambaran vena, 2. Penonjolan di mammae


perdarahan, edema a. Keras, permukaan licin FAM/kista
Perubahan ,mammae dan areola : ekskoriasi, discharge (darah, permukaan kasar, berbenjol,
sekret, nanah), pointing nipple (arah puting biasanya berbelok atau melekat kanker/inflamasi
ke arah tumor) b. Kenyal Kelainan fibrokistik
Peau d’orange, akibat obstruksi limfatik sekitar c. Lunak Lipoma
Adanya tumor
PALPASI 3. Perubahan kulit
Dilakukan dengan volar phalank II, phalank akhir dan jari II- a. Bercawak sangat mencurigakan Ca
III-IV bersama –sama b. Benjolan tampak Kista, Ca, FAM besar
Untuk separuh lateral mammae lengan penderita diposisikan ke c. Kulit jeruk diatas bejolan →khas kanker
atas, ke samping kepala d. Kemerahan infeksi (jika panas)
Untuk memeriksa separuh medial mammae lengan penderita e. Tukak Kanker lama (terutama orang tua)
diletakkan rileks disamping badan 4. Kelainan puting/areola
c. Palpasi dilakukan pada seluruh daerah mammae sistem dari a. Retraksi Fibrosis karena Ca
kclavicula sampai iga VI, dari tepi sternum, latissimus dorsi, garis b. Inversi baru Retraksi fibrosis krn Ca (kdg krn pelebaran
aksila depan duktus)
c. Eksema unilateral menunjukkan khas Paget’s disease
Bila ditemukan tumor, tentukan letaknya pada kuadran mana, ukuran, 5. Keluarnya cairan
konsistensi, batas, mobilitas. Untuk menentukan tumor sudah lengket a. Spt susu kehamilan/laktasi
pada iga atau m intercostalis penderita diminta melakukan kontraksi b. Jernih normal
m pectoralis ddengan cara tangan dua0dua satu dsama lain diatas c. Hijau perimenopause, pelebaran duktus, kel
crista iliaca. Jika tumor bergerak berarti tumor tersebut lengket. fibrokistik
d. Hemoragik Ca, papilloma intraduktus
d. Kelainan : deformitas, ulcus carsinomatous, kanker eneurtase, mastitis
carsinomatous, satelit lesion, peau d’orange
KELAINAN FIBROKISTIK
e. Deskripsi benjolan, letak, ukuran, konsistensi, batas, mobililtas • Benjolan di mammae multipel, bilateral, nyeri terutama pramenstruasi
• Perubahan dan fluktuasi gambaran klinis jelas
• Gejala dan tanda lebih jelas dan lebih hebat pada prahaid
• Usia 30-50 tahun
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA MAMMAE
1. Nyeri
a. Berubah dengan daur (fisiologis, misal premenstrual FAM
tension, fibrokistik disease) • Teraba sebagai benjolan bulat/berbenjol-benjol dengan simpai licin dan
b. Tidak tergantung daur mens (tumor jinak, ganas, infeksi) konsistensi kenyal padat

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

• Tumor tidak melekat pada jaringan sekitarnya dan sangat mudah ➢ Limfoma maligna
digerakkan
• Biasanya tidak nyeri tapi dapat nyeri tekan (+)
• Kadang-kadang multipel
• Pada masa adolesence bisa terdadpat massa yang besar
• Pertumbuah bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau - Pemeriksaan kelenjar getah bening
menjelang menopause karena rangsangan estrogen meninggi Dilakukan dengan palpasi KGB dalam keadaan berbaring
• Harus diekstirpasi karena terus membesar 1. Aksila – KGB dibagi dalam beberapa kelompok
• Paramammae dan paraglandula di tepi mamma dan m pectoralis
major
CA MAMMAE • Interpectoralis dan subpectoralis di bawah m pectoralis dan sebelah
• Sebagian besar mulai berkembang di duktus lalumenembus ke dinding thoraks
parenkim • Subscapula di sudut bawah scapula dan sebelah scapula
• 15-40% multisentris • Sekitar v axillaris sebelah humerus
• tanda dini berupa : • Di puncak axilla -- infrasubscapular
➢ benjolan tunggal tanpa nyeri yang agak keras dengan batas 2. Supraclavucula – klenjar leher yang pertama membesar di sudut clavicula-
kurang tegas sternocleidomastoideus : pada pertemuan v jugularis dan transversus colli
➢ kelainan mammogram tanpa kelainan pada palpasi 3. Mammae kolateral
• Tanda lama berupa : 4. Aksila kontralateral
➢ pengecilan mamma (mengkerut)
➢ pembesaran mammae Pemeriksaan penunjang
➢ kemerahan - Laboratorium
➢ edema kulit 1. Hb, leukosit, LED, trombosit
➢ fiksasi pada kulit atau dinding thoraks 2. LFT : alkalin fosfatase, serum calsium phosphate, SGPT
• Tanda akhir 3. Renal function : ureum, kreatinin
➢ Tukak 4. Gula darah hemostasis, kolesterol
➢ Kelenjar supraclavicula dapat diraba 5. Estrogen reseptor, aktivitas estrogen dan hormon lain
➢ Edema lengan 6. Sitologi : sekret puting, isi kiste, aspirasi jarum halus, sumsum tulang.
➢ Metastasis tulang, paru, hati, otak, pleura tau di tempat lain Sitologi vagina untuk wanita premenopause
• Ca mammae pada laki-laki 7. Patologi : biopsi dengan vries coupe
➢ benjolan tanpa nyeri di belakang areola mammae
➢ pengeluaran cairan dari puting - Mammografi, indikasi :
➢ perubahan areola dan papilla, retraksi atau tukak 1. Adanya benjolan pada mammae dengan atau tanpa nyeri, dirasakan
• Tumor gana s lain pada mammae penderita tapi dokter belum dapat meraba
➢ Sarkoma : fibrosarcoma, liposarcoma, angiosarcoma 2. Adanya rasa tidak enak pada payudara, misalnya sangat nyeri, sangat peka,
kelainan puting susu

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

3. Penderita dengan risiko tinggi keganasasn Penyakit yang sering dipapilla mammae adalah paget’s disease of breast berupal esi
4. Pembesrana KGB axilla yang meragukan areolar (keadaan premaligna). Dari statistik bila dibiarkan pasti menjadi kanker
5. Paget’s disease
6. Adanya penyebaran metastasis tanpa diketahui asal tumor primer Lesi premaligna tidak memiliki stadium, jika telah menjadi maligna ada stadiumnya
7. Pada penderita dengan ‚cancerophobia’ dan ada tanda maligna (histologi, klinis, makros), ada gejala lokal dan gejala
8. Mammae kontralateral jika (pernah) ada Ca mamma metastase
9. Penapisan sebelum tindak bedah plastik/kosmetik Mammary displasia
Adalah penyimpang bentuk dimana timbul sebagai kelainan spons yang lunak.
Bila tidak ditemui apa-apa lanjutkan dengan biopsi krn sering tak nampak Diakibatkan oleh kelainan hormon estrogen. Mekanisme belum jelas, sebagai
pada mammogram. Bila (+) klinis, tak teraba tumor lanjutkan dengan mammae berbentuk tak menentu irreguler. Pinggir tak tegas, ukuran beragam
punksi biopsi ditempat yang ditunjukkan
Mammografi kurang bermanfaat pada premenopause karena gambaran Ca FAM
diantara jaringan lamak kurang tampak Klinisnya keras sampai kenyal, tidaknyeri tekan, bulat, berbatas tidak tegas, mobile,
ukuran dari sebesar kacang kedelai sampai sebesar bola tenis, jarang menyebabkan
- Radiologi, meliputi foto thoraks, fotopolos perut, hepar, bone survey kanker. Payudara membesar tapi sekresi tertekan, sering pada wanita dengan
lumbal, pelvis dan femur mammae besar tapi ASI sedikit sekali/tidak ada, juga pada wanita dengan mammae
kecil tapi ASI banyak.
- Termografi, menggunakan prinsip hipervaskularisasi dan termogenesis Diagnosis ditegakkan dengan FNAB, dimana ditemukan serat-serat fibrous dan
yang berbeda kelenjar
False (-) : infeksi
False (+) : tak semua Ca panas Penyakit mammae yang perlu tindakan Bedah
Termotomografi → berdasarkan pemantulan gelombang olehlapisan 1. Infeksi : mastitis akut, mastitis purulenta, abses mammae
abnormal 2. Inflamasi tanpa infeksi : duktektasis, nekrosis lemak
3. Reaksi fisiologis kurang teratur : kelaina fibrokistik
- Histopatologi, parafin, potong beku 4. Tumor Jinak : FAM, papilla intraduktus, lipoma
Biopsi berupa biopsi insisional, biopsi eksisional, punksi, sitodiagnostik 5. Tumor Ganas : Adenokarsinoma mammae, sarkoma (jarang),
Indikasi biopsi metastasis (sangat jarang)
➢ adanya massa
➢ sekret nipple mengandung darah Penatalaksanaan:
➢ Nipple menyerupai eksim Stad I : Mastekstomi radikal
➢ Mammografi (+) - Jika KGB axilla tidak mengandung metastasis, radiasi post op (-)
- Jika KGB axila metastasis, lakukan radiasipost op KGB regional
- Lain-lain, berupa galaktografi, USG, CT scan - Jika dilakukan mastektomi simplek diikuti radiasi tumor bed +
KGB regional (radiasi lokal + regional)
Stad II : T0N1b, T1N1b
- Mastektomi radikal + radiasi KGB regional atau

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Mastektomi simplek + radiasi tumor bed & KGB regional I. Pembedahan


Stad III : T3N0-1a Biopsi merupakan tindakan pertama untuk mendapatkan diagnosis histologi.
- Mastektomi simpleks + radiasi tumor bed & KGB regional Bila sediaan dari VC menunjukkan tanda tumor jinak opersi diselesaikan. Bila
Stad lanjut : ganas lanjutkan dengan tindakan bedah kuratif jika tumor terbatas pada payudara
- Stadium lanjut lokasi regional tanpa metastasis jauh (operable)
T3N1-2M0 : simple mastektomi + radiasi bed tumor + Mastektomi radikal – dikerjakan menurut Haslteed
KGB regional - pengangkatan seluruh jaringan mammae dengan sebagian besar
T3N2-3/T4N0-3M0 : super voltage pada tumor +KGB kulitnya, papilla, m pectoralis major et minor, semua kelenjar aksila
regional dan jaringan lemak disekitarnya sekaligus
- Stadium lanjut dengan metastasis jauh - bedah radikal diperluas (cara urban) tdd bedah Halsted dengan
Perhatikan status menstruasi pengeluaran kelenjar limfe pada a mammaria interna (operasi
a. Premenopause : radiasi lokal dearah tumor, bila diperluas dengan torakotomi)
estrogen binding receptor (ER) positif, tambahkan - bedah super radikal tdd bedah urban yang diperluas dengan
kastrasi + sitostatika pengeluaran kelenjar limfe supraclavicula
b. menopause 1-5 tahun : jika ER (+) lakuakn radiasi - bedah urban dan super radikal umumnya tak dilakukan
tumor + kastrasi + sitostatika, jika ER(-) cukup - penyulit mastektomi radikal :
kombinasi sitostatika a. luka mastektomi dan diseksi axilla (hematom, infeksi, serosa)
c. menopause >5 tahun : radiasi lokal tumor + sitostatika infeksi n intercostobrachialis – mati rasa kulit ketiak dan medial
+ terapi estrogen lengan
n thoracis longus – m serratus anterior
n thoracodrsalis – m lattisismus dorsi
KRITERIA OPERABILITAS (HEAGENSEN) n pectorallis – m pectoralis
Semua Ca mammae wanita segala usia harus di mastektomi radikal jika b. kontraktur bahu
keadaan umumnya memungkinkan, kecualiterdapat : c. limfedema ekstremitas atas
1. Edema lengan luas pada kulit mammae (peau d’orange) Mastektomi radikal yang dimodifikasi (cara Pater)
2. Adanya nodulus satelit di kulit yang menutup kelenjar mammae - m pectoralis major et minor dipertahankan jika tumor mammae jelas
3. Adanya mastitis karsinomatosa (Ca inflamatoris) bebas dari otot tersebut
4. Adanya nodulus parasternal - bedah konservatif – tdd eksisi luas, diseksi axilla dan penyinaran
5. Adanya nodulus supraclavicula mammae
6. adanya metastasis jauh keparu, hati, tulang, usus, alat kelamin Syarat mutlak : tumor kecil, tersedia sarana radioterapi khusus
7. Dua atau lebih gejala berikut: (megavolt). Penyinaran dibutuhkan untuk mencegah kambuhnya
- ulserasi kulit tumor yang tertinggal atau dari sarang tumor lain (ca multisentrik)
- edema kulit terbatas Terapi bedah dianjurkan berupa lumpektomi luas, segmentasi atau
- tumor aksiler lebih dari 3 cm kuadranektomi dengan diseksi kelenjar axilla
- nodul aksiler terfiksir lebih dalam (lengket di kulit, struktur lain di aksila) Rekonstruksi

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Bila dilakukan pengangkatan mammae dipertimbangkan Biasanya paliatif sebelum kemoterapi --- efek terappi lebih lama, efek samping
kemungkinan rekonstruksi dengan implantasi protesis atau kurang --- tidak semua Ca mammae peka (60% dari uji reseptor estrogen)
cangkok. Jika tak mungkin dilakukan dengan protesis eksternus Pramenopause berupa ovarektomi bilateral atau antiestrogen (tamoksifen,
(disangga bra) aminoglutetimid) --- paliatif
Mastektomi simpel Pascamenopause, bila ER (+) dan PA ditemukan kelenjar axilla berisi metatasis -
Yaitu mengangkat seluruh jaringan mammae tanpa pengangkatan -- tamoksifen (tidak diberi estrogen karena efek samping terlalu berat)
KGB regional tapi lakukan fascia pectoralis
Bedah paliatif TERAPI PADA KEADAAN KHUSUS
Hampir tidak pernah dilakukan • Ca mammae pada kehamilan
- kadang residif lokoregional yang soliter, sering pengangkatan 3 bulan I kemoterapi/radiasi tidak dapat diberikan --- teratogen
tak berguna 3 bulan terakhir kemoterapi ditunda sampai pascapartus. Obat dapat
- kadang amputasi kelenjar mammae pada tumor yang tadinya masuk ke janin via ASI
tak mampu diangkat karena ukurannya terlalu besar dilakukan Cyclophospamid, MTX dapat menyebabkan neutropenia pada bayi ---
pengecilan dengan radioterapi diganti
T1N0M0 --- anjuran tunda konsepsi baru selama 2 tahun
T2-T3 --- anjuran tidak hamil lagi dengan alasan sosial etis
II. Radioterapi Penggunaan pil KB tidak dibatasi waktu
Biasanya pada terapi kuratif ayng konservatif dan sebagai terapi
tambahan/paliatif • Ca mmame residif metastasis
Seluruh mammae dan kelenjar axilla dan supraclavixular dapat diradiasi, Tidak lagi pembedahan, kecuali biopsi --- radiasi untuk penangan
penyulit : pembengkakan lengan karena limfedema akibat kelenjar axila- setempat, kemoterapi/hormonal untuk efek paliasi sistemik
supraclauvicula rusak
Dipertimbangkan pa Ca mammae yang tidak mampu angkat atau jika ada • Ca mammae lanjur secara lokal (T4)
metastasis Radioterapi dulu --- beberapa minggu kemudian mastektomi sekunder (bila
dapat angkat dan hormonal/kemoterapi tidak dapat diteruskan)
III. Kemoterapi
Digunakan bila ada penyebaran sistemik atau sebagai adjuvan
Kemoterapi adjuvant jika ditemukan metastasis atau pada pemeriksaan PA
pascamastectomi. Tujuan untukmenghancurkan mikrometastasis • Ca inflamasi (prognosis amat buruk)
Sering dipakai kombinasi CMF (cyclophospamid, metrotrexate, 5 FU) 6 Radiasi sinar ortovolt : bagian meradang akan membasah dan nyeri sekali -
bulan pada premenopause atau CAF (cyclophospamid, Adriamisin, 5 FU) -- kemoterapi kombinasi diikuti radiasi : efek paliasi lumayan
atau VA (Vincristin, Adriamisin)
Hormonal berupa pil antiestrogen pada pascamenopause • Ca mammae wanita lansia
Prinsipnya sama dengan usia muda. Bila tua sekali --- batasi sehubungan
IV. Terapi Hormonal cadangan faal hati, ginajl, jantung
Indikasi untuk metastasis jauh

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

• Reaksi psikis
Petunjuk memperoleh metastasis yang memadai
Hipertropi prostat
Pencegahan:
a. Menghindari faktor penyebab
Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar fibromuskuler yangmelingkari ’bladder
b. Menetukan kasus dini --- kuratif neck’ dan bagian proksimal uretra. Berat pada dewasa adlah 20 gr, ukurannya 3,4 cm
c. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebulan sekali pada hari ke-8 x 4,4 cm x 2,6 cm. Secara embriologis terdiri dari 5 lobulus : 1 lobus medius, 1 lobus
menstruasi anterior, 1 lobus posterior, 2 lobus lateral. Slema perkembangan ketiga lobus
d. Pemeriksaan oleh dokter, jika dicurigai berisiko tinggi, terutama usia >35
pertama menjadi lobus medius saja
tahun
e. Mammogram, rontgen penyaring mutakhir Pada penampang melintang setinggi uretra pars posterior :
f. 6 langkah dtekdi Ca mammae
 Kapsul anatomi
- inspeksi saat penderita duduk, bandingkan ka ki
 Jaringan stroma
- inspeksi saat penderita mengangkat kedua lengan dan
Tdd jaringan fibrosa dan jaringan muskuler
menurunkannya, bandingkan ka ki
- pemeriksaan puting  Jaringan kelenjar
- palpasi keempat kuadran, bandingkan ka ki Tdd luar – kel prostat sebenarnya
- palpasiketiak Tengah – kel submukosal (adenomatous zone)
- pemeriksaan diarahkan untuk mencari adanya metastasis Sekitarr uretra – periuretral gland

Prognosis: Saluran keluar ketiga kelenjar tersebut + saluran dari vesica seminalis bersatu
membentuk ductus ejaculatorius communis – bersastu dalam uretra
Tergantung dari :
a. Ukuran tumor
Arteri : a vesicalis inf dan a rectalis med
b. Jumlah, tempat, ukuran KGB yang terkena
Vena : bersifat difus, bermuara ke plexus Santorini
c. Skin involvement
Inervasi : plexus santorini (simpatis) dan n sacralis III,IV
d. Fiksasi tumor primer/KGB (+)
Sist limfatik : ke nl obturatorius, nl iliaca interna et externa, nl presacralis
e. Histologi
Histologi : jar ikat, otot polos, klnj, epitel (thoraks tinggi, basal gepeng)
- Ductal baik – seluler, papiler cystadenoma, comedo, Paget’s disease
Lambat – schirrhous Ca, degenerasi epidermoid
Terbagi menjadi 2 jenis jaringan :
Buruk -- lobuler
- Kel periuretra inferior : mengalami hiperplasia dan bermanifestasi pembesaran
- Asinus baik – lobuler
jinak pada usia lanjut
f. Derajat neoplasia
- Kelenjar bag luar : musculoglandula, sumber keganasan
g. Usia status menstruasi
h. Kelambatan terapi
Fungsi nya menghasilkan kcairan yangmengandung asam sitras dan asam fosfatase
i. Kehamilan
yang ditambahkan pada semen saat ejakulasi.
j. ER content

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Asam fosfatase paling efektif bekerja pada pH 5, jumlahnya sangat sedikit - trabekulasi pada dinding buli
sehngga tidak terukur dalam darah. Bila terjadi neoplasma jumlahnya tidak - hipertropi inter uretric ridge
dapat diukur - diverticel pada dinding buli
Kemampuan kompensasi pada tiap orang berbeda
5-alpha reduktase Gejala obstruksi tergantung pada :
testosteron = dihidrotestosteron 1. Volume kelenjar periuretral
diphosphat 2. Elastisistas leher vesika,otot prostat, kapsul prostat
- memproduksi prostaglandinn 3. Kekuatan kontraksi detrusor
- enzim assam fosfatase
Efek Pembesaran Prostat:
Hipertropi prostat Trias patofisiologi Hipertropi Prostat
1. Resistensi uretra daerah prostat
2. Tonus trigonum dan leher vesika – simpatis
Definisi: 3. Kekuatankontraksi detrusor – parasimpatis
Suatu keadaan terjadinya pertumbuhan yanng berlebihan dari komponen stroma
epitel glandula prostat Tahap awal : rsesitensi pada leher vesica dan daerah prostat meningkat → kontraksi
detrusor meningkat → detrusosr menebal,penonjolan otot detrusor ke mukosa vesica
Secara PA sebenarnya ialah hiperplasia kelenjar periuretral yang mendesak → trabekulasi (sistoskopi)
jaringan prostat yang asli ke perifer menjadi ’surgical capsule’ Tahap berikutnya (fase kompensasi) : tekanan intravesica sangant tinggi (N=20-40
cmH2O) → mukosa menerobos diantara serat detrusosr, bila kecil timbul sakula, bila
Etiologi: besar diverticula
Belum diketahui pasti. Beberapa teori yang ditegakkan : Tahap lanjut (fase dekompensata) : detrusor lelah dan tak mampu berkontraksi →
 Teori tumor jinak (karena komponennya) retensi urine total → grade IV (sisa urine lebih dari 150 cc)
 Teori rasial dan faktor sosial
Teori terjadinya Hipertropi Prostat:
 Teori infeksi dari zat-zat yang belum diketahui
a. Teori Steem cell
 Teori yang berhubungan dengan aktivitas hubungan seks
Normal : stedy state (growth cell = death cell)
 Teori ketidakseimbangan hormonal → plg sering dipakai
Karena adanya konsentrasi testosteron dalam jaringan prostat → stem cell
Bagian prostat yang peka terhadap estrogen adalah bagian tengah, bagian tepi
berproliferasi → pada keadaan tertentu proliferasi tersebut lebih cepat
peka terhadap androgen
Pada orang tua sekresi androgen berkurang, estrogenbertambah secara b. Teori reawakening
relatif/absolut → bagian tengah hiperplasi
Hiperplasia prostat merupakan interaksi antara elemen stroma dan epitel
Akibat adanya obstruksi maka dapat timbul :
Pada kehidupan embrional : elemen stroma menginduksi pertumbuhan epitel
➢ residual urine
Pengulangan proliferasi ini menimbulkan Hipertropi prostat
➢ otot detrusor mengalami hipertropi kompensasi – dinding buli menebal
➢ Setelah fase kompensasi dpat diikuti : c. Teori hipothalamic-pituitary Gonad Axis

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Testosteron bebas (2%) masuk ke sitoplasma dan direduksi oleh enzim


5-alpha reduktase→ 5 dehidrotestosteron, dibantu reseptor → hormon
reseptor kompleks, bertransformasi → nuclear receptor, masuk ke inti Gambaran Klinik:
→ melekat pada kromatin → transkripsi RNA → sintesis protein → 1. Usia diatas 50 tahun
nodul stroma 2. Bila timbul kelaian TU atas → kedua ginjal teraba (refluks vesicoureter) →
hidroureter → hidronefrosis → renal failure. Dipercepa bila ada infeksi
Patofisiologi: Pielonefritis – sakit pinggang, nyeri ketok pinggang
Pembesaran prostat dapat mengenai daerah periuretral, daerah subtrigonal atau 3. Bila retensi total, vesica dapat diraba
daerah bladder neck – pendesakan menyebabkan gejala klinis. Progresifitas 4. Mengedan setiap miksi, lama-lama dapat terjad hernia atau hemorrhoid
lembat. Tidak semua HP menimbulkan keluhan. Keluhan tersebut dibagi 3 5. Selalu ada sisa urine → endapan batu → menambah keluhan iritasi +
derajat hematuria → batu juga dapat menimbulkan sistitis/pielonefritis
Derajat I : pancaran kencing lemah, tak lampias, frekuensi bertambah 6. Digital Rectal examination
terutama malam hari Prostat dinilai pembesarannya, sulit jika membesar transvesica atau middle
Derajat II : retensi urine → infeksi → miksi terasa panas (disuria), kencing hypertrophy. Bila batas atas tak teraba dipastikan melebihi ukuran normal
malam tambah berat  Konsistensi, jika pembesaran jinak teraba kenyal. Keras dan
Derajat III : Retensitotal → refluks ke atas → dapat timbul infeksi asendens berbenjol benjol pada keganasan. Pada bases teraba lunak, fluktuasi
ke ginjal → pielonefritis dan hidronefrosis dannyeri tekan. Batu pada prostat keras bernodulus dan teraba
krepitasi
Gejala-gejala lain : massa abdomen bawah, hematuria, overflow urinary  Simetrisitas. Curiga ganas jika ada prostat asimetris dengan bagian
incontinence atau efek sekunder obstruksi dan sebagai gejala permulaan sperti lebih keras
anemia, peningkatan ureum dan kreatinin atau tanda-tanda insufisiensi renal  Kadang batu tepat dibawah permukaan kelenjar sebagai nodulus
lainnya kecil, keras seperti mutiara
Gejala obstruksi : detrusor gagal kontak cukup kuat dan lama  Permukaan rata atau berdungkul-dungkul
Hesistensi : harus menunggu pada awal miksi  Sulcus interlobularis medial dan lateral. Ssalah satu tanda awal
Intermittency : miksi terputus pembesaran benigna adalah hilangnya sulcus medialis. Hilangnya
Terminal dribbling : menetes pada akhir miksi sulcus lateralis merupakan tanda awal keganasan . Prostatitis akut
Pancaran miksi melemah terasa panas, sangat nyeri tekan, pembessaran menyeluruh, kronis
Tak lampias teraba keras, nodulus ireguler, sulcus lateralis jelas.
 Sarung tangan : jika setelah DRE (RT) ada darah, lendir, nanah →
Gejala iritatif : pengosongan tak sempurna saat miksi, pembesaran prostat curiga ganas
menimbulkan rangsangan pada vesica
Frekuensi : frekuensi miksi bertambah
Nocturia : kencing bertambah pada malamhari Cara Menentukan Pembesaran:
Urgency : tidak dapat menahan miksi 1. Pemeriksaan bimanual : RT dan penekanan suprapubik
Disuria : nyeri saat miksi 2. Rectal staging
Stage 0 : teraba 0-1 cm, <10 gr

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Stage I : teraba 1-2 cm, 20-26 gr


Stage II : teraba 2-3 cm, 26-60 gr
Stage III : teraba 3-4 cm, 60-100 gr 2. Uroflowmetri
Stage IV : teraba >4cm, >100gr N : + 10-12 ml/dtk. MAX 20 ml/dtk
3. Clinical grading Ringan : <9 ml/dtk
Pada pagi hari atau setelah minum banyak penderita disuruh BAK Sedang : 10-12 ml/dtk
sampai habis dengan kateter Berat : >12 ml/dtk
Grade I : sisa urine <50cc, penonjolan prostat (+), batas atas 3. Symptoms score
teraba  Madesn score : pancaran, hesitensi, intermitten, frekuensi, nokturia,
Grade II : 50-100 cc, penonjolan jelas, batas atas tidak dapat bladder emptying, inkontinensia, urgensi, max day time flow
dicapai  Boyarsky
Grade III : >150cc. Batas atas tidak teraba  AUA
Grade IV : retensio urine total 4. cystometri
4. Intrauretral grading Untuk mengecek kelemahan otot vesica
Dengan panendoskopi, cara terbaik untuk melihat seberapa jauh
penonjolan prostat ke lumen. Sleuruh vesica dapat diperiksa
5. Intravesical grading PROSTATISMUS
Dengan cyctogram, petunjuk penting terlihat danya filling defek di Suatu gejala obstruksi TU inferior
vesica serta gambaran uretra yang terlihat naik karena pembesaran - Iritasi : infeksi kronis, resistensi sphincter-hipertropi detrusosr
prostat ke atas - Obstruksi : prostat (hipertropi, keganasan, dll), kelemahan otot
6. USG detrusosr, batu kecil, striktur uretra, fismosis dan parafimosis
Transrectal (TRUS) atau transabdominal, dapat pula suprapubic
7. BNO/IVP Hubungan obstruktif dan iritatif
BNO untuk menilai adakah pembesaran ginjal, adakah gambaran Obstruksi menyebabkan retensi urine, terdapat urine sisa, terjadi peningkatan
radioopak daerah TU. IVP untuk melihat fungsi ginjal, adakah jumalh kuman (>105/gr jaringan) pada urine yang dikultur. Resiko infeksi
hidronefrosis. KI USG adalah jika BUN dari kreatinin serum tinggi meningkat, pH buli menjadi asam, terbentuk batu. Batu mengiritasi mukosa
Sebelum miksi : melihat adakah intravesicle enlargement, tumor, vesica, obstruksi → divertikel
diverticle
Selagi miksi (voiding cystography) : adakah refluks urine Otot polos prostat, leher buli, sphinter dipersarafi oleh saraf simpatis –
Sesudah miksi (postevacuation) : adakah resdual urine rseptor alpha – alpha blocker menghambat reseptor – tjd relaksasi otot polos
8. Pencitraan lain Misal : pemberian prazosin 2x2 mg, tetrazosin 5 mg
CT scan, MRI (jarang) Komplikasi : hipertensi

Pengukuran Derajat Berat Obstruksi: Diagnosis


1. Sisa urine 1. Anamnesis
Dengan kateterisasi, USG, foto postvoiding (cystoscopy) Riwayat sindromprostatismus (obstruktif dan iritatif)

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Usia > 50 th P : nyeri ketok

2. Pemeriksaan fisik Regio genitalia eksterna


Palpasi suprapubik : vesica penuh, nyeri (+) - Skrotum, penis (discharge, dll)
RT dan bimanual : menentukan besar prostat - RT dan bimanual test
3. Pemeriksaan penunjang - TSA
 Rest urine (clinical grading) - Mukosa rectum dan ampula recti
 Foto polos abdomen ( abdomen trabekulasi atau sakulasi) - Prostat ( pembesaran, batas atas, sulcus interlobaris, permukaan, konsistensi,
 BNO/IVP atau cystogram retrograd nodul, nyeri tekan)
 USG, CT Scan, MRI
 Endoskopi Diagnosis banding:
 Uroflowmetri 1. Kelemahan detrusor
• Neurogenic bladder
Laboratorium • Lesi medulla spinalis
1. Urine • Neuropati diabetik
- mencari tanda-tanda infeksi (sedimen, leukosit, eritrosit) • Bedah radikal mengenai persarafan pelvis
leukosituria : gagal ginjal • Obat penenang, penghambat reseptor ganglionparasimpatik
- Pemeriksaan protein dan reduksi urine 2. Elastisitas leher vesica dengan tonus ototnya (kekakuan)
Proteinuria : gagal ginjal • Fibrosis / kontraktur leher vesica
- Kultur urine + uji resistensi 3. Resistensi Uretra
- Pemeriksaan fungsi ginjal dengan ureum creatinin clearence • Pembesaran prostat jinak / ganas
test • Batu/striktur uretra
2. Darah • Tumor di leher vesica
- Hb, leukosit, hitung jenis, LED
- BPH, Ureum, creatinin, elektrolit : fungsi ginjal DD/ berdasarkan keluhan utama
- Asam fosfatase : bila curiga ganas ➢ Retensi urine : batu buli/uretra, striktur uretra, tumor bertangkai buli-buli,
fibrotik prostat
Pemeriksaan Fisik: ➢ Prostatismus : Ca prostat, Hipertropi prostat, tumor leher vesica, batu buli
Regio CVA (costovertebrae angle) kecil, striktur uretra parsial
I : bulging → hidronefrosis
P : nyeri, ballotement Membedakannya
P : nyeri ketok pinggang Ca prostat
Jarang dibawah usia 60 tahun, prostatismus, gross hematuria, nyeri lumbosakral
Regio suprapubik menjalar ke tungkai, teraba tumor di hepar, supraclavicular (gajala metastasis), berat
I : bulging → fullblast / tumor
P : nyeri tekan

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

badan turun, anemia (metastasis ke tulang), asam fosfatase meningkat, pada ➢ Reseptor alf adarenalin pada leher vesica dan uretral pars prostatika
rectal toucher teraba massa keras berbenjol, melekat pada jaringan sekitar dirusak

Prostatitis akut
Nyeri perianal, demam, disuria, polakisuria, retensi akut, pada rectal toucher C. Hipertermia Prostat
bila ada abses dapat teraba, nyeri tekan, lunak, berfluktuasi ➢ Transuretral Microwave Termotheraphy (TUMT)
Microwave-transduser pada ujung kateter suhu add 60 0 pada kelenjar
Neurogenik bladder prostat sehingga mengalami vacoulisasi dan nekrosis. Diperlukan
Lesi medulla spinalis S2-S1 sehingga spincter externa relaksasi, retensio urine surface cooling dengan lama pemanasan 1 jam. Mesinnya disebut
(+), inkontinensia prostratron
➢ Transuretral Capacity Frequency (TURF)
Striktur uretra Gelombang radio-transduser pada ujung kateter suhu add 400 pada
Pancaran miksi bercabang dengan diameter kecil, retensi urine (+) kelenjar prostat. Tidak perlu surface cooling dengan lama pemanasan 3
jam. Mesinnya disebut Termeks II
Penatalaksanaan: ➢ Trans rectal Microfocus
1. NON-OPERATIF Pemanasan prostat dari arah rectum
A. Medikamentosa
➢ Antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder D. Transuretral Ultrasound Laser Induced Prostatectomy (TULIP)
➢ Mengurangi terbentuknya dihidrotestosteron TUYAG (Medimium Yetrium Alumunium Garnet
i. Tk. Suprahipofises : LHRH agonis (Buserelin) Panjang gelombang 1,064, daya penetrasi 1-1,5 cm
ii. Tk. Infrahipofise : estrogen – menekan FSH, LH (
dietilstilbestrol) ROTH dibimbing oleh USG transversal
iii. Tk. Testikular : orchidectomy (telah ditinggalkan)
iv. Tk. Infratestikular : antiandrogen (flutamid, ciproteranon TULIP
acetat)
v. 5-alpha reductase inhibitor (prostacar)
➢ Mengurangi tonus leher vesica, otot prostat, golongan adrenalin VILAP (Visual Laser Ablation of the Prostat)
blocker (prazosin, 2-6 mg, terazosin) ESO : gejala hipotensi
(pusing, lemah, palpitasi) Cara Kerja :
Laser mengenai prostat, energinya akan diubah menjadi energi
B. Transuretral Ballon Dilatation (TUBD) termal,menguapkan jaringan prostat (efek termal = 100 0C)
Prinsip kerja : Tanpa kontak efek maksimum pada kedalaman 3 mm terjadi koagulasi,
➢ Prostat ditekan menjadi dehidrasi sehingga lumen uretral melebar letusan kecil atau popcorn efect yang aman karena pembuluh darah besar dan
➢ Kapsul prostat diregangkan pembuluh darah pada kapsul merupakan heat sheld (isolator) dengan efek
➢ Tonus otot polos prostat dihilangkan dengan penekanan tersebut abrasi (berupa kawah kecil) dan efek nekrosis pada minggu ke 4-12
postablasi

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Kerugian :
Keuntungan laser - Sindrom TUR
Waktu ablasi lebih singkat daripada TUYAG sehingga kemungkinan - Terjadi resoprsi cairan irigasi-hipervolemi dan hiponatremi sehingga
perdarahan jauh lebih kecil terjadi hemolisis dan edema serebral
Kerugian - Perdarahan yang dapat menyumbat kateter
Tidak didapatkan jaringan nekrosis. Penggunaannya memerlukan - Ejakulasi retrograde
pembinaan dan biaya yang mahal - Impotensia post operatif
Keuntungan VILAP - Komplikasi lain : retensi kembali
Sinar laser mengablasi jaringan dan proses nekrosis koagulasi tanpa
membuka pembuluh darah sehingga tidak terjadi perdarahan atau E. TRANSURETRAL INCISION (TUI) PROSTATECTOMY
penyerapan air selama proses berlangsung Dilakukan untuk :
➢ prostat yang tidak terlau besar
2. OPERATIF ➢ kontraktur leher vesica
A. SUPRAPUBIC TRANSVESICAL PROSTATECTOMY Caranya dengan insisi pada jam 5 dan jam 7 pada leher vesica di dekat muara
Dilakukan bila pembesaran diatas 50 g atau bila masuk atau menonjol ureter atau verumontanum, sampai memotong otot polos vesica sehingga otot
kedalam vesica leher vesica menjadi longgar

B. RETROPUBIC EXTRAVESICAL PROSTATECTOMY Tujuan Pengobatan:


1. Mempertahankan fungsi ginajl
C. PERINEAL PROSTATECTOMY 2. Menghilangkan keluhan penderita
Sudah ditinggalkan karena komplikasi seperti perdarahan, impotensi,
inkontinensia, uretritis dan striktur uretra, epididimiorkitis, trombosis, WHO PSS (PROSTAT SYMPTOM SCORE)
fistula suprapubik atau rektiprostatik, osteitis pubis Pertanyaan Jawaban dan score
Keluhan
D. TRANSURETRAL RESECTION (TUR) PROSTATECTOMY Tidak Hampir
pd bulan < 20% < 50% 50 % > 50%
Merupakan cara terpilih. Untuk pembesaran dibawah 60 gr dilakukan sekali selalu
terakhir
dengan pertimbangan: A 0 1 2 3 4 5
- Cairan irigasi yang dipakai adalah air. Bila operasi berlangsung B 0 1 2 3 4 5
lebih dari 1 jam, kemungkinan intoksikasi lebih besar C 0 1 2 3 4 5
- Prostat dibawah 50 gr sering mengalami kesukaran saat enukleasi
D 0 1 2 3 4 5
karena sukar ditemukan ‘clarve plane’
- Prostat dibawah 50 gr lebih sering inkontinensia E 0 1 2 3 4 5
Keuntungan: F
- Perbaikan lebih cepat pada skor simptom 0 maksimum rest urine Bangun Tidak
1x 2x 3x 4x 5x
- Dapat diperoleh jaringan untuk pemeriksaan PA tidur untuk pernah
- Mortalitas 1% dan morbiditas 8% (nilainya rendah) kencing

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

G 0 1 2 3 4 5 Derajat IV : Bebaskan dulu penderita dari retensi urine total dan pemeriksaan lebih
lanjut untuk melengkapi diagnosis — terapi definitif dengan TUR atau
A : Apakah anda merasa buli tidak kosong selama BAK pembedahan terbuka atau pengobatan invasif lainnya
B : Berapa kali anda harus BAK lagi dalam 2 jam setelah BAK
C : Berapa kali terjadi arus kemih berhenti sewaktu BAK INDIKASI OPERASI
D : Berapa kali anda tidak dapat menahan air kemih • Indikasi kuat : hidronefrosis, overflow inkontinensia, rest urine >100 cc, UTI
E : Berapa kali arus lemah sekali waktu BAK berulang gross hematuria
F : Berapa kali anda kesulitan memulai BAK • Indikasi sedang : Retensi akut, prostatismus sedang-berat, rest urine >50 cc, flow
G : Berapa kali anda bangun tengah malam untuk BAK rate menurun
H : Andaikan cara BAK anda seperti ini seumur hidup, bagaimana perasaan • Indikasi lemah : trabekulasi, prostat membesar
anda
Sekarang memakai Simptom Score (SS)
0 : baik sekali 1. SS of Boyarsky
1 : baik Simptom 0 1 2 3
2 : kurang baik Nokturia 0 1 2-3 >4
3 : kurang Polakisuria 1-4 5-7 8-12 >13
4 : buruk Hesitensi <20% 20-50& 50-99% 100%
5 : buruk sekali Urgensi 0 Jarang >50% 100%
Disuria 0 Kedua rasa >50% panas Sering ditambah
Terapi nonbedah dianjurkan bila skor dibawah 15. Untuk itu dianjurkan panas nyeri
kontrol. Terapi bedah dianjurkan jika niali lebih dari 15 atau terdapat obstruksi Intermiten <20% 20%-50% <1 menit > 1menit
Pancaran Normal Lemah Miksi lama dan terputus
Dalam praktek pembagian besarnya prostat digunakan uuntuk cara terapi kecil
Derajat I : Biasanya konservatif. Keuntungannya memperbaiki keluhan tetapi Rest urine 0 K12 >5%
tidak mempengaruhi proses hiperplasia sedikitpun. Menetes di <20% 20%-50% 50%-99% 100%
Kekurangannya tidak dianjurkan untuk jangka panjang akhir miksi
Derajat II : Coba dengan konservatif tapi biasanya TUR
Derajat III: Reseksi endoskopik, bila dipekirakan tidak cukup 1 jam untuk 2. SS of Madsen
selesai lebih baik pembedahan terbuka, yaitu transvesical,
simptom
retropubic, atau perianal
Pancaran Normal Variabel 0 Lunak Menetes
Keuntungan:
Miksi Spontan - Mengedan 0 -
Tanpa buka vesica sehingga kateter tidak lama
Kerugian : Hesitensi Tidak - - Ya -
Tidak dapat dipakai kalau perlu tindakan lain yang harus dikerjakan Miksi terputus Tidak - - Ya -
dari dalam vesica. Diabnding TUR, morbiditasnya lebih lama tapi Rest urine Tdk tahu Variabel Selalu Retensi 1x Retensi 2x
tak memerlukan alat endoskop khusus Inkontinensia - - Ya - -

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Urgensi Tdk Ringan Sedang Berat - 2. kateterisasi indwelling


Nocturia 0-1 2 3-4 >4 - sangat berguna terutama bila penderita dulunya pernah retensi akut. Tiap
Disuria >3jm 2-3 jam 1-2 jam <1 jam - hari dibersihkan, tiap minggu ganti baru. Hendaknya disertai perlindungan
terhadap bahaya infeksi
Indikasi medis: Fish Hook Appearance
➢ Konservatif : SS <10 Bila prostat sangat membesar menyebabkan ureter distal ke atas, gambaran ureter
➢ Operatif : SS > 10 distal seperti pancing
Indikasi sosial:
Orang yang sering tampil di depan umum Overflow incontinance
Pertolongan pertama pada resistensi urine: Bila vesica pebuh maka tekanan didalamnya tinggi, sebagian urine dikeluarkan.
1. Pasang kateter fooley transuretral Apabila tekanan rendah retensi urine terjadi lagi
2. Bila gagal, suprapubic punction atau
3. Cystotomy (sistofit, trokar, terbuka) Parameter keberhasilan tindakan
4. Bila gagal, kateter dipasang mandrin • Subjektif = simptom
5. Bila gagal rujuk ke RS - obstruktif : cepat menghilang setelah prostatectomy
- Iritatif: tidak segera hilang, bisa sampai 12 bulan
Indikasi kateterisasi : • Objektif
➢ dispersi urine - flow rate
➢ striktur uretra - residual urine
➢ obstruksi uretra karena kelainan prostat
➢ tujuan pemeriksaan Syarat dilakukan operasi
➢ penyembuhan luka - jantung, paru dan vaskuler tenang
➢ sistitis atau untuk drainase kuman - DM terkontrol
➢ untuk mengecek output - Fungsi hati normal
- Bukan Ca lanjut
Komplikasi : - Cara anestesi sebaiknya spinal
➢ Infeksi (uretritis, uretrosistitis)
➢ False route, terutama kateter logam Kontraindikasi Operasi
➢ Pengendapan garam pada balon - kelainan jantung berat
➢ Batu - Insuffisiensi paru hebat
➢ No contraction atau scomple blast ( vesica <<<<<<) - Hipertensi

Kateter untuk retensi urine dapat dengan 2 cara : Kontraindikasi Relatif


1. kateterisasi intermitten - Uncontroled DM
Vesica dikosongkan dan kateter segera dilepaskan beberapa pasien - Kelainan pembuluh darah
kemudian dapat miksi spontan

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

➢ Dieksresikan masuk ke lumen duktus prostaticus


➢ Berada dalam plasma seminal dalam konsntrasi tinggi

Karsinoma prostat 2. PAP (Prostatic Acid Phosphatase)


Kelemahan :
➢ Nilai positif palsu besar
Merupakan keganasan TU kedua tersering setelah keganasan vesica.Hipertropi ➢ Terdapat juga di hati, otak, paru, testis, Vesica urinaria, jantung dan vas
prostat bukan merupakah premaligna. Keganasan prostat biasanya merupakan deferens
adenokarsinoma prostat yang menjadi hipotrofik pada usia dekade 5-7. &5% di Tumor marker yang ideal : yang menandai atau mencirikan sel-sel kanker tertentu
zona perifer, 15-20% di sentral atau transisi dan dapat dideteksi, serta dapat dibuktikan kebenarannya

Derajat keganasan didasrkan pada differensiasi kelenjar atipi sel, kelainan inti Kategori Tumor Marker
sel, merupakan indikator pertumbuhan dan progresifitas tumor (derajat G1 - Sensitifitas memiliki nilai signifikan
beerdiff baik, G2 sedang, G3 buruk). Tingkat penyebaran Ca sistem AUA dan - Spesifisitas khas untuk organ teretentu
TNM - Nilai duga positif hasil pemeriksaan harus memiliki persentase yang
tinggi dari jumlah yang dicurigai
Petanda Tumor
1. PSA (Prostat Spesific Agent) Kriteria Metode deteksi
Konsentrasi normal dalam serum 0,1-4 g/ml. Pada hipertropi prostat - Aman, murah, mudah
dapat meninggi proporsional dengan berat jaringan prostat. Dapt - Digunakan pada penyakit yang sering pada populasi
digunakan untuk mengikuti perkembangan penyakit atau hasil terapi. - Dapat digunakan untuk menunjang terapi yang efektif untuk stadium dini
Nilai juga posistif besar - Untuk deteksi Ca prostat : PSA, PAP, DEL, USC transrectal

Karakteristik
Bersifat spesifik (produk khusus jaringan prostat) – prostat normal,
BPH, Adenoma prostat Batu saluran kemih
Ciri khas
➢ Ca : konsetrasi serum PSA meningkat 3,5 g/ml per gram jaringan Sistem kemih seluruhnya terletak retroperitoneal sehingga proses patologi (obstruksi,
prostat ganas tersebut radang, tumor) terjadi di rrongga abdomen, tetapi gejala dan tandanya mungkin
➢ BPH meningkat 0,3 us/ml per gr jaringan tampak di perut menembus peritoneum parietal belakang
➢ Waktu paruh 2,2-3,2 hari
➢ Untuk menilai serum PSA : sesudah manipulasi waktu yang ideal A renalis dan cabangnya merupakan arteri tunggal tanpa kolateral (end artery)
2-3 minggu dengan message prostat, biopsi jarum (FNAB), sehingga penyumbatan pada arteri atau cabanganya mengakibatkan infark ginjal
transuretral resection, prostatectomy radikal

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Sistem perdarahan ureter bersifat segmental dan berasal dari arteri ginjal, gonad Suatu penyakit yang gejalanya adalah pembentukan batu didaalam saluran kemih.
dan buli dengan hubungan kolateral kaya. Sehingga umumnya perdarahannya Meliputi batu ginjal, batu ureter, batu buli, batu prostat
tak terancam pada tindak bedah ureter

Darah vena mengalir melalui plexus pampiniformis yang bermuara jauh Etiologi :
disebelah kranial, yang sebelah kiri kedalam vena renalis, yang kanan ke vena • Idiopatik
cava inferior • Gangguan aliran urine : fimosis, striktur meatus, hipertropi prostat, refluks
Kelenjar limfe regional dikawasan paraaorta sama dengan kelenjar limfe vesico-uretral, ureterokel, konstriksi hubungan ureteropelvic
regional ginjal sesuai dengan asal terjadinya testis • Gangguan metabolisme : hiperparatiroidisme, hiperurisemia, hiperkalsiuria
• Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme bardaya membuat urease (proteua
Filtrasi glomerolus bergantung pada tekanan hidrostatik arteri dikurangi tekanan mirabilis)
koloid osmotik dan tahanan simpai bowman. Seluruh volume darah difiltrasi • Dehidrasi : kurang minum, suhu, lingkungan,
dalam 4 jam di ginjal. Reabsorpsi air, nutrien vital dan elektrolit (baik aktif
• Benda asing : fragmen kateter, telur scistosoma
maupun pasif) terjadi di tubulus sebanyak 99% volume filtrat. Disamping
• Multifaktor : anak di negara berkembang, penderita multitrauma
resorpsi terdapat sekresi tubulus yang juga untuk mempertahankan imbang
elektrolit. Gangguan sekresi tubulus dapat menyebabkan asidosis
Komposisi dan pembentukan batu :
Hubungan ureter-vesica menjaminkan aliran urine bebas dari ureter ke dalam Komposisi dipakai sebagai landasan menelusuri etiologi. Analissi dapat dilakukan
vesica. Mekanisme katup muskular. Mekanisme katup muskuler – makin terisi dengan
vesica, makin tertutup rapat katup – saat miksi terdapat tambahan kontraksi otot ➢ cara kimiawi : kualitatif, kuantitatif (kromatografik) dan autoanalisis
dinding trigonum ➢ cara optik : diseksi mikroskopik binokuler dengan mikroskop petrografik
➢ cara instrumental : kristalografi radiografik (terbaik karena sederhana dan tepat),
Infeksi, trauma, tumor – striktur uretra, bendungan dan statis aliran spektroskopi infra merah, termoanalitik dan mikroskkop elektron
memudahkan infeksi – memungkinkan terbentuknya batu – memudahkan pula
terjadi bendungan dan infeksi ( benda asing) Komposisi ditemukan dari jenis urat, asam urat, oksalat, fosfat, sistin, xantin
➢ Batu oksalat kalsium kebanyakan idiopatik
Statis urine, urolithiasis dan infeksi saluran kemih merupakan peristiwa saling ➢ Batu campuran oksalat kalsium dan fofat biasnya juga berkaitan dengan sindrom
mempengaruhi – secara berantai saling memicu, saling memberatkan dan saling alkali (kelebihan urat)
menyulitkan penyembuhan ➢ Batu fosfat dan kalsium (hiodroksiapatit) kadang karena hiperkalsiuria (tanpa
hiperkalsemia)
➢ Batu fosfat amonium magnesium pada infeksi kronis (bakteri yang menghasilkan
urease) sehingga urine menjadi alkali karena kadar ureum
➢ Batu asam urat karena hiperurisemia artritis urika
Batu saluran kemih ➢ Batu urat pada anak karena pH urine rendah

Definisi :

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Teori terbentuknya :  pH urine (rata-rata 5,8) jika >6,6 garam anorganik mengendap. Jika <5,5
 Infeksi garam organik yang mengendap
 Defisiensi vitamin A (perannya tidak pernah terbukti)  Kelainan susunan TU – statis urine
 Hipermaturasi bahan-bahan yang relatif tak larut dalam urine (kalsium  Infeksi – biasanya batu tdd Mg-Ammonium fosfat → urosplitting
oksalat, asam urat karena kurang minum) organisme (P.Mirabilis)
 Lingkungan geografik : penting, mungkin peranan diet
PENYEBAB BERDASARKAN LETAK
Kebanyakan timbulnya batu idiopatik. Faktor predisposisinya statis, infeksi dan Faktor prarenal : Endogen (nutrisi, immobilisasi, hipertiroid, hiperurisemia)
benda asing (litiasis) → lingkaran setan Eksogen
Jaringan abnormal/mati seperti nekrosis papilla di ginjal dan benda asing mudah Faktor renal : asidosis tubular, hiperkalsiuru (idiopatik, sistinuria)
menjadi nidus dan inti batu. Telur scistosoma juga dapat berupa nidus batu Faktor postrenal : uropati obstruktif, infeksi
Ekresi berlebihan bahan dasar batu – hiperparatiroidisnme, hiperkalsiuria,
artritis urika, sistinuria Batu primer : Sering disebut batu endemik, terbentuknya langsung di saluran
kemih tanpa sebab yang jelas. Biasanya jika ada kelainan di uretra, bisa juga dari
Faktor Yang mepengaruhi terbentuknya batu : renal atau batu vesica
1. Hipersekresi
 Hiperkalsium/hiperurisemia Batu sekunder : akibat gangguan aliran kemih, misal BPH
Pada laki-laki >300 mg/24 jam, wanita >250 mg/24 jam)
- diet : susu, keju, mentega JENIS BATU
- Immobilisasi terlalu lama a. Batu anorganik : kalsium, oksalat, triple fosfat, kalsium fosfat
- Hiperparatiroid (eksresi fosfat meningkat, tapi dalam darah b. Batu organik : asam urat, sistin, xantin
kalsium fosfat menurun)
- Hiperkalsiurea idiopatik Radiologis : radioopaque → anorganik
- Hipervitaminosis D sehingga absorbsi Ca oleh usus meningkat Radioluscence → organik
- Renal tubular asidosis Urutan dari yang paling opaque : kalsium fosfat, kalsium oksalt, sistin, asam urat,
 Oksalat xantin
Hipereksresi dalam urine : karena faktor endogen, penagruh diet Yang sering ditemukan (RSCM) : kalsium oksalat, asam urat, triple fosfat, kalsium
hanya 10% fosfat
 Cystein : karena kelenjar tiroid
 Asam urat : kemoterapi, terutama terhadap leukimia, polisitemia Diagnosis :
dan Ca lain. Urin harus diupayakan basa Anamnesis dan pemeriksaan fisik
1. Batu ginjal
2. Perubahan fisik urine  Gejala tak khas, tergantung letak batu. Jika di mulut bawah (kaliks)
 Konsentrasi zat tersebut meningkat jika volume urine menurun biasanya tak menimbulkan luka (kelainan fisik) kecuali ada infeksi. Batu
 Ratio ca % Mg – amat mempengaruhi endapan ca diatas pelvis menimbulkan sumbatan dan pegal di costovertebrae. Batu di

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

pelvis dapat hidronefrosis. Pembengkakan pelvicocalices


menyebabkan regangan dinding → kolik ginjal
 Pada pemeriksaan fisik kadang tak ditemukan kelainan apa-apa 4. batu prostat
kecuali jika ada hidronefrosis, teraba ginjal di daerah costovertebrae,  Umumnya berasal dari air kemih yang secara retrograd terdorong ke
nyeri tekan dan atau nyeri ketok (+) pada arcus costae sisi ybs dalamsaluran prostat dan mengendap yang akhirnya berupa batu kecil
 Batu ginjal di pelvis dapat hidronefrosis, batu kaliksumunya tak  Umumnya tak memberikan gejala sama sekali karen atak menggangu
memberikan kelainan fisik pasase air kemih

2. batu ureter 5. batu uretra


 Anatomi : ada beberapa penyempitan yang memungkinkan batu dapat  Umumnya berasal dari ureter atau vesica yang terbawa oleh urine sewaktu
terhenti miksi ke uretra → menyangkut di tempat agak lebar misalnya permulaan
 Peristaltik : gejala kolik, nyeri hilang timbul disertai mual dan atau pars bulbosa, pars prostatika, fossa naviculare atau tempat lain
muntah dengan nyeri alih yang khas (daerah ginjal ke perut bagian  Gejalanya biasanya saat miksi tiba-tiba berhenti, menetes dan nyeri. Dapat
bawah) sampai retensio urine (tanda jelas)
 Nyeri tak hilang pada perubahan posisi  Jika menyangkut di pars anterior, dapat dipalpasi dari luar
 Bila batu ureter distal, kolik menjalar ke skrotum atau testis  Penyulit : divertikel, abses, fistel prokssimal, uremi, dll
 Dapat timbul infeksi atau hematuria
 Mungkin dapat lewat sampai ke vesica dan keluar bersama urine atau Pemeriksaan laboratorium dan penunjang
di vesica berupa nidus menjadi batu vesica yang besar. Mungkin juga LABORATORIUM
dapat tetap di ureter menjadi obstruksi kronik dengan hidroureter (dpt ➢ Tujuannya untuk mencari kelainan urine yang dapat menunjang adanya
asimptomatik) batu di saluran kemih, untuk menilai fungsi ginjal, menentukan sebab
terjadinya batu. Bila hasil biakan (+) lakukan tes resistensi antibiotika
3. batu buli ➢ Darah lengkap, kreatinin serum, BUN, asam urat, klasium, fosfor, dan
 Batu menghalangi aliran air kemih akibat penututpan leher vesica. clearens creatinin (bila batu pada kedua ginjal)
Aliran yang mula-mula lancar tiba-tiba berhenti dan menetes disertai ➢ Urinalisis : proteinuria, hematuria, leukosituria. Sedimen : eritosit, limfosit,
nyeri (tgt infeksi), kristal kalsium. Fosfat, oksalat, asam urat, bakteri
 Pada anak, keluhannya nyeri saat BAK, diekspresikan dengan ➢ Kimiawi : analisis batu
menangis dan mnearik-narik penis. Kadang terjadi prolapsus ani
 Nyeri dapat hilang dengan perubahan posisi RADIOLOGIS
 Pada orang dewasa didapati trias : Hematuria, Disuria, dan Gangguan ➢ Foto polos abdomen (BNO) : kontur ginjal, batu radioopaque (80%), ukuran
pancaran. batu
➢ IVP : fungsi eksresi ginjal, struktur postur ginjal, calyces, ureter, dinding
 Bila batu masuk ke uretra terjadi retensio urine
buli, batu ginjal
 Infeksi sekunder – disertai nyeri menetap suprapubik
➢ Renogram : menentukan faal tiap ginjal atau bila ginjal tersumbat total atau
menentukan ginjal yang mesih punya sisa faal cukup sevagai dasar tindak
bedah pada ginjal yang sakit

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

➢ Retrograd pielografi : jika IVP tak jelas atau tak dapat dilakukan B. Obstruksi ginajal/ureter : hidronefrosis, hidroureter, pyelonefripiositis (pada
➢ USG : semua jenis batu (opak atau lusens), ruang atau lumen saluran gagal ginjal)
kemih, dapat untuk mencegah tertinggalnya batu pada saat C. Bila pada kedua ginjal → divertikulum uretra. Bila obstruksi lama →
pembedahan. Pada gaagl ginjal kronik/akut, hidronefrosis ekstravasasi air kemih → fistula pada proksimal batu
➢ Anterograde pielografi : cara perkutan bila RPG gagal Perbedaan Batu, BPH, Striktur uretra
➢ Scan : batu non opak Batu BPH Striktur Uretra
➢ Endoskopi : untuk batu vesica dan RPG 1. Miksi mula-mula 1. pancaran lemah 1. pancaran kuat
normal
Diagnosis banding : 2. Luas penampang 2. luas penampang 2. luas penampang
Ginjal : pyelonefritis akut, adenokarsinoma ginjal, tumor sel transisional normal normal kecil
sistem pelvicocalyces, TBC ginjal, nekrosis papiler, infark ginjal 3. Miksi lalu berhenti, 3. Pada akhir miksi puas
Ureter : tumor primer ureter, sumbatan bekuan darah dari ginjal, pielonefritis jika posisi berubah
akut dapat miksi lagi
Batu vesica : BPH, striktur uretra, tumor vesica bertangkai, pada anak :
parafimosis/fimosis, striktur uretra kongenital, katup uretra Pada orang deawas diagnosis harus dengan anamnesis, foto, ketok batu dengan
posterior kongenital Bougie

PENDEKATAN Penatalaksanaan :
 Curiga kolik ureter/ginjal (khususnya kanan) kemungkinan kolik Penanganan harus tuntas, pengeluaran batu harus disertai penyembuhan penyakitnya
saluran cerna, kandung empedu, aap akut, adnexitis atau setidaknya terapi pencegahan. Pengeluaran batu baru diperlukan bila ada
 Hematuria : mungkin keganasan apalagi tanpa nyeri gangguan saluran kemih yang mengganggu fungsi ginjal. Bila tidak diharapkan batu
 Batu bertahun-tahun dapat timbulkan tumor akibat rangsangan dapat keluar sendiri
inflamasi (umumnya Ca epidermoid)
 Batu ginjal dengan hidronefrosis : pertimbangkan tumor ginjal INDIKASI PENGELUARAN BATU
(polikistik sam pai tumor Grawitz) 1. Fungsi terganggu
 Batu ureter : terutama radioluscens, bandingkan dulu kemungkinan 2. Obstruksi saluran kemih
tumor 3. Infeksi
 Batu prostat : gambaran foto jelas seperti kumpulan pasir tapi pada RT - Nyeri menetap/ berulang
mirip keganasan → lakukan biopsi - Curiga batu menyebabkan infeksi/ obstruksi
 TBC ginjal : nyeri, hematuria, pyuria steril - Batumetabolik yang tumbuh cepat
4. Soliter kidney
5. Terapi konservatif tidak berhasil
Komplikasi : 6. Nyeri berulang
A. Obstruksi, infeksi sekunder → iritasi berkepanjangan pada ureter, 7. Keadaan batu
menyebabkan keganasan (ssering Ca Epidermoid) Batu dalam pelvis pasti menyebabkan bendungan → indikasi operasi
Batu kaliks supuratif --- bendungan (-) → operasi

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Batu ureter uk 0,4cm terdapat di 1/3 proksimal 80% keluar spontan. perkutan untuk membawa transduser melalui sonde ke batu ginjal (cara
Bila di 1/3 distal 90% keluar spontan. Batu ureter dengan diameter >5 nefrolitostropi perkutan)
mm → indikasi operasi ESWL (Extracorporal Shock Wave Lithotrpsy) = litotripsi gelombang kejut
8. Jika follow up pasien merupakan hal yang sulit (jauh dari pusat luar tubuh. Dapat memecah batu tanpa perlukaan sama sekali, tanpa tindak
kesehatan) bedah apapun. Gelombang kejut dialirkan melalui air ke tubuh dipusatkan ke
9. Profesi batu yang akan dipecahkan. Batu pecah keluar bersama urine (batu dapat
10. .............. pecah dengan ukuran dari 2 mikrometer)

NON-OPERATIF OPERATIF
Konservatif : mengusahakan batu tak ertambah besar sehingga tak jadi Dilakukan bila tak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau cara nombedah
infeksi, agar kerusakan ginjal lebih lanjut dapat dicegah tidak berhasil
Terapi medik : mengeluarkan batu/melarutkan batu Metode :
Terapi simptomatik : mengusahakan nyeri khususnya yang dapat 1. Sitoskop/ureteroskop/renoskop
menghilang dengan pemberian simpatolitik. Batu yang dilarutkan a. Litolapaksi
dapat keluar spontan (terutama batu ureter yang berada di dalam saluran b. Kantong Dormia (vesica, ureter)
kemih/ ginjal dan ukuran kurang dari 0,5 cm) diberikan minum 2. Tindak bedah terbuka
berlebihan dan diuretik a. pyelo (nefro, calyco) lithotomy
Cara pelarutan : untuk batu dari jenis asam urat yang dapat larut dlam b. Ureterolithotomy
pH urine 6,2 diberikan bikarbonas natrikus dan makanan alkali c. Cystolithotomy/Vesicolithotomy
sehingga diharaokan larut. Dibantu penurunan asam urat dalam urin d. Nefrostomy terbuka (indikasi : obstruksi anuria, pielonefrosis)
dan darah dengan alupurinol e. Nefrotomy partial/total (bila ginjal tak berfungsi)
Batu struvit dicegah pembesarannya dengan pengasaman urin dan 3. Tindak bedah perkutan
pemberian antiurease. Bila ada kuman dibasmi a. Nefrostomy perkutan
Infeksi pada urolitiasis sukar dibasmi karena kuman berada di dalam b. Nefrolitolapaksi perkutan (NPL)
batu, tidak tercapai oleh antibiotika 4. Noninvasif
Solutin G : dapat diberikan langsung ke batu vesica tapi biasanya sukar. Litotropsi (mekanik dan atau ultrasonik transduser)
Solutin G, hemidriasin : untuk batu ginjal dengan cara irigasi →
memuaskan untuk batu sisa pascabedah (melalui nefrostomi yang Batu ureter dapat diperlakukan secara:
terpasang). Penyulit : intoksikasi, infeksi yang lebih berat ➢ ekstraksi dengan basket/loop untuk batu <1cm, letak distal
Pemberian spasmolitik pada kolik : iv diulang 4-6 jam ➢ Buli trough, pada batu letak distal
Litotripsi : dulu dengan cara buta, sekarang diulang denngan teknik ➢ Ureterolithotomy, didasarkan atas gangguan fungsi ginjal, nyeri tak
endoskopi. Batu dipecahkan litotriptor secara mekanik melalui tertahankan dan penanganan medis tidak berhasil
sistokop atau dengan gelombang elektrohidrolik/ultrasonik. Batu ureter Grading bendungan
memakai ureteroskop, batu dihancurkan dengan gelombang ultrasonik/ Grade I : bendungan (+), cupping terlihat baik
elektrohidrolik atau sinar laser. Batu ginjal dengan bantuan nefroskopi Grade II : bendungan (+), cupping sudah mulai datar
Grade III : bendungan (+), cupping sudah datar

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Untuk batu kecil, bentuk memanjang, daimeter 1cm, bendungan garde I atau II ➢ prinsip : mendorong dengan tekanan hidrostatik ( denagn spuit berisi minyak
– selalu diambil sikap meninggi : konservatif 3-6 bulan – BNO/IVP ulang – steril) – batu masuk ke vesica tanpa trauma
dinilailetak dan bendungan ➢ Jika batu sudah sampai di fossa naviculare – keluarkan
Bila batu tetap di tempat semula dan bendungan berbentuk lebar berati melekat ➢ Jika batu sudah masuk ke vesica – segera pasang kateter dan kirim ke RS
di dinding – harus ureterolithotomy ➢ Jika batu sulit dikembalikan ke vesica – menyebabkan uretrolithotomy
eksterna
Batu Vesica ➢ Komplikasi : fistula, striktura
Selalu menyebabkan gangguan miksi → harus dikeluarkan
Batu kecil 1 cm : konservatif PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
Batu 1-3cm : litotripsi a. Profilaksis : diberikan pada semua tindakan. Dipakai ampisislin 1 g iv 1-3
Batu besar >3cm : sectio alta/cystolithotomy melalui sayatan jam preoperasi. Bila hipersensitif ganti dengan mengingat faal ginjal
Pfannennsteil atau jangan gelombang kejut b. Terapeutik
Pada kasus bakterinuria, urosepsis, pionefrosis
TEKNIK SECTIO ALTA Dilakukan secepatnya saat pembedahan agar kadar dalamserum selama
- Pasien terlentang dalam analgesia operasi mencukupi
- Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya Dipilih sesuia dengan tes sensitifitas
- Dibuat incisi diatas simfisis pubis pada linea mediana sepanjang 6cm Pada kasus berat atau kritis berikan secara kombinasi
- Peritoneumdicapai secara tajam
- Peritoneum disisihkan ke arah kranial sehingg atmpak vesica
- Dibuat jahitan kembali pada dinding vesica
- Incisi diantara kedua jahitan kendali
Struma
- Batu dikeluarkan dengan Steen-tang
- Dinding vesica dijahit secara overhecting Kelenjar tiroid berada di regio colli anterior, fascia colli media dan fascia
- Dilakukan pengisian vesica melalui kateter, tidak boleh bocor prevertebralis. Dalam ruang yang sma terletak trakes, esofagus, pembuluh darah
- Luka dicuci besar dan saraf.
- Dibuat drainase cavum Secnii Kelenjar tiroid diluar regio ini disebut tiroid ektopik atau struma aberans
- Luka ditutup Batas : m sternocleidomastoideus, m digastricus manubrium sterni. Engan berat
normal 20-30 gram
Batu prostat
Umumnya tidak memerlukan tindakan bedah Terdiri dari dua lobulus yang dihubungkan oleh 1 lobus piramidalis yang berada di
garis media. Cartilago tirodea melekat pada trakea, sehingga pada saat menelan
Batu uretra kelenjar tersebut turut bergerak
➢ retensi atrial total – tanggulangi secra akut Ligamnetum Berry melekat pada otot-otot penelan
➢ termudah : mendorong batu ke vesica, jangan dengan kateter logam
atau Bougie ( risiko kerusakan uretra → striktur) Secara embriologis kelenjar tiroid berkembang dari endoderm pada garis tengah usus
depan. Titik pembentukannya menjadi foramen caecum pada pangkal lidah.

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Endoderm menurun (pada garis tengah) didalam leher sampai setinggi cincin - Nodosa – neoplasma
trakea II dan III membentuk 2 lobulus. Saluran pada truktur ini menetap → 2. Struma toksik
duktus tiroglosus atau lebih rendah lobus piramidalis. Secara fungsional mulai - Difusa – grave, tirotoksikosis primer
mandiri pada minggu intrauterine - Nododa – tirotoksikosis sekunder

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama (tiroksin). Bentuk aktifnya : Neoplasma
triiodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi T4 dan sebagian 1. Jinak (adenoma) : folikuler, papiler, Hurtle sel
kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Bahan baku hormon adalah iodida 2. Ganas : adenoCa folikuler, adenoCa papiler, mixedfolikuler-papiler Ca
inarganik yang terserap dari saluran cerna. Dipekatkan 30-40 kali secara anplastik Ca, embrional Ca
selektif di kelenjar tiroid. Iodida inorganik teroksidasi menjadi bentuk organik,
menadi bagian tirosin dalam tiroglobulin sebagai monoiodotirosin (MIT) atau Hipotiroidisme

diiodotirosin (DIT). Senyawa DIT terbentuk dari MIT menghasilakn T3 atau - Penyakit hipothalamus
T4 disimpan di dalam koloid kelenjar tiroid. Sebagian besar T4 ke sirkulasi, - Kelainan hipofisis
sisanya tetap dalam kelenjar teriodinasi (daur ulang) - Defisiensi iodium
- Obat antitiroid
Dalam sirkulasi hormon tiroid terikat pada globulin (TBG) - Tiroiditis
Sekresi dikendalikan oleh TSH (lobus anterior hipofisis). Kelenjar hipofisis - Iatrogenik
secara langsung dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh kadar hormon tiroid - Tiroidektomi
dalam sirkulasi umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan - Ablasi radioaktif
terhadap hormon pelepas tirotropin (TRH) dari hipothalamus
Tumor ganas
Hormon tiroid memmpunyai pengaruh bermacam-macam terhadap jaringan
tubuh yang berhubungan dengan metabolisme sel Ca Berdifferensiasi baik (75%)
- Adeno Ca papiler
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler, merupakan - Adeno Ca folikuler
polipeptida yang menurunkan kadar kalsium serum, berpengaruh pada tulang - Adeno Ca sel Hurtle

Ca Berdifferensiasiburuk (20%)
- Ca anaplastik sel besar
Struma - Ca anaplastik sel kecil

Definisi: AdenoCa Noduler (4%)


Pembesaran kelenjar tiroid, apapun penyebabnya
Tumor ganas lain (jarang sekali)
Klasifikasi: - Sarcoma tiroid
1. Struma nontoksik - Limfoma maligna
- difusa – endemik goiter - Ca Epidermoid

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Metatsis Ca lain  TD meningkat


 Nadi meningkat
Hipertiroidisme
 Mata
➢ Struma Toksik difusa (graves disease
- Exopthalmus
➢ Tiroiditis
- Stellwag sign : jarangb erkedip
➢ Struma Nodosa toksik
- Von grave sign : palpebra superior tak mengikuti bulbus okuli waktu
➢ Struma ovarium (jarang)
melihat ke bawah
➢ Berlebihan dengan tiroksin
- Norbius sign : tak dapat mengerutkan dahi
➢ Metastasis luas Ca tiroid terdifferensiasi
- Rossenbach sign : tremor palpebra jika mata tertutup
 Hipertoni simpatis : kulit basah, dingin, tremor
Etiologi:
 Takikardi
1. Defisiensi Iodium : endemik goiter, gravida
2. Autoimun : Hashimoto’s tiroiditis
Status Generalis
3. Defisisensi enzim kongenital : gyshormonogenetic goiter
I : Dari depan tampak benjolan, warna, permukaan, mobilitas
4. Idiopatik : struma Riedel, de Quervain’s grave, neoplasma
P : permukaan, suhu, lokalisasi terhadap ukuran, konsistensi, mobilitas, infiltrasi
terhadap kelenjar sekitar, apakah batas bawah terasa, adakah pembesaran KGB
Diagnosis: regional (submandibula, cervical, jugular)
Anamnesis A : Bruitt pada neoplasma dan struma vaskulosa
 Benjolan pada leher dan pembesarannya
 Gangguan menelan, suara serak (gejala penekanan) Struma kistik
 Asal/tempat tinggal - Biasanya 1 lobus, bentuk bulat, batas tekan yang licin, konsistensi kistik
 Riwayat Keluarga (terasa fluktuasi)
 Struma toksik : gejala hipertiroid yang khas - Ukuran beragam (1cm sampai sebesar kepala)
- Kurus (meskipun banyak makan) - Kadang terdapat beberapa bagian
- Keringat banyak, iritable, nervous, palpitasi, nadi lebih cepat, TD
Struma nodosa
meninggi (terutama sistol), BFR mwninggi dan hipertoni simpaticus
- Batas jelas, kenyal sampai keras
- Tak tahan udara panas
- Bila keras sekali curiga ganas berupa adenokarsinoma tiroid
 Struma nontoksis : jika eutiroid tak menunjukkan gejala khas, jika
hipotiroid menunjukkan gejala berlawanan Struma difusa
- Sesak - Tak ada batas yang jelas antara bagian struma dengan bukan struma
- Halin, banyak tidur - Bila teraba suatu batas dan ini ikut bergerak di waktu penderita menelan
- Gangguan pertumbuhan (jika hipotiroid sejak kecil) dapat diketahui bahwa yang membesar adlah tiroid
- Konsistensi biasanya kenyal, lebih ke arah lembek
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis Struma vaskulosa

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Banyak mengandung PD, biasanya arterial Sidik radioaktif menggunakan unsur teknetium (Tc99) atau I131 dapat
- Pada keadaan ekstrem, berdenyut sesuai denyut jantung atau teraba memperlihatkan gambar jaringan tiroid yang hiperfungsi (hot nodul) hipofungsi
pada palpasi (cold nodul) atau normal (normal nodul)
- Auskultasi terdengar bising
Antibodi mikrosom dan antibodi tiroglobulin umumnya meningkat pada
Pemeriksaan Laboratorium penderita denagn tiroiditis autoimun. TSI (Ig perangsang tiroid) dapat ditemukan
Pemeriksaan biokimia --- menetapkan kelenjar tiroid pada penderita penyakit graves. TSI juga berperan pada patogenesisnya.
Radioimunoassay (RIA) : gambaran fungsi tiroid dan mengukur kdar Tiroglobulin dapat dideteksi di dlaam serum orang normal, penetapan kadarnya
T4, T3, TBG dan TSH dalam plasma dapat digunakan untuk mengetahui kesembuhan Ca tiroid setelah tiroidektomi
Kadar T4 total dalam serum : refleksi tepat fungsi kelenjar tiroid total
Kadar T3 total dalam serum : selalu tinggi pada penderita tirotoksikosis
Kadar TBG : interpretasi kadar T4 dan sampai berlaku untuk T3. Radiologi
Kadar TBG dapat berubah pada kehamilan, atau pengobatan dengan Untuk menentukan adakah kalsifikasi pada struma (kemungkinan keganasan
sediaan estrogen tiroid), penyempitan atau pendorongan trakea
Kadar TSH : penyaring peka untuk hipertiroidisme Foto soft tissue : jika batas bawah tak jelas (retrosternal)
Foto thoraks : Coin lession – Ca tiroid papiler
Pengideraan visual --- menetapkan fungsi kelenjar tiroid Coin Cloudy – ca tiroid folikuler
Pemeriksaan Sitologi atau histologi --- menetapkan perubahan patologis Posisi AP adalah pelebaran mediatinum – metastasis pada limfonodi
mediastinum
Pemeriksaan Penunjang Bone Scanning
Scanning Tiroid Konfirmasi
Latar : persentase up take I 131 yang didstribusikan kelenjar tiroid
Dari up take dapat ditentukan fungsi tiroid USG
Up take normal 15-40%/24 jam Untuk menetukan apakah nodul tiroid yang teraba pada palpasi merupakan
nodul tunggal atau multiple dan berkonsistensi solid atau kistik (neoplasma
Hot area : biasanya solid)
Uptak e lebih dari normal, jarang pada neoplasma. Misalnya struma Terbatas nilainya dalam menyingkirkan kemungkinan keganasan, hanya
adenomatosa, adenoma toksisk, radang neoplasma dapat mengenal kelainan di atas penampang organ

Cold area : Fungsi tiroid


Up take kurang dari normal, sering pada neoplasma. Dapat juga terjadi BMR = (0,75 x N) + (0,74 X TD) – 72 : Formula Head
pada kista, hematoma/perdarahan, dan radang. Curiga ganas jika : PSI, mendeteksi kadar hormon tiroid (N : 4-8ng)
- Mouth catten appearance Serum kolesterol : meningkat pada hipotiroid (N : 150-350 mg)
- Pada pria/usia tua/anak-anak Free Thyroid Index = T3/T4

Potong Beku

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Durante operasi. Pada saat operasi jaringan ikat diambil sementara menunggu
hasil. Bila bentuk ringan → tutup. Bila bentuk ganas → simple manuver Diagnosis Banding :
➢ Colloid goiter
Needle Biopsy ➢ Tiroiditis
Menetapkan Ca Tiroid, tiroiditis, limfoma. Large needle cutting biopsy jarang ➢ Dishormogenetic goiter
dilakukan karena sering perdarahan ➢ Struma goiter
➢ Neoplasma
Ganas Jinak
Usia Kurang dari 40 thn Lebih dari 40 thn Penatalaksanaan:
Kelamin Laki-laki Perempuan 1. Konservatif
Benjolan Tunggal Multiple Indikasi : toleransi operasi tidak baik, struma residif, penderita usia lanjut
Lamanya Baru Lama Struma nontoksik : iodium, ekstrak tiroid 300-100 mg/ml
Terapi supresi Mgkn berpengaruh Mungkin dapat regresi Struma toksik : bed rest, lugol 5-10mg, 3x/hari . PTU 100-300mg, 3x/hari ---
D/radioaktif Dingin (fungsi -) Fungsi -/+ periksa leukosit. I131
USG Padat Mungkin kista
Lain-lain Pernah operasi leher 2. Operatif
Indikasi :
RISIKO DAN DIAGNOSIS KEGANASAN NODUL TIROID TUNGGAL  Curiga/pasti ganas : tak harus keras
a. Risiko pada prialebih tinggi Tanda-tanda ganas – infiltrasi ke tulang, atau n reccurens
b. Diet iodium maka risiko lebih kecil (dataran/ikan)  Timbul tanda-tanda desakan trakea atau esofagus
c. Defisiensi iodium (pegunungan) risiko lebih besar Bedakan dari proses infiltrasi:
d. Usia tua (risiko sekitar 30% - terkena trakea – stridor
e. Anmnesis radiasi masa muda (risiko tinggi) - terkena esofagus – disfagi
f. Sidik iodium : nodul dingin - terkena n reccurens – parestesis pita suara
g. USG untuk membedakan nodul atau kista  Struma toksik
h. Biopsi aspirasi membantu menetukan diagnosis  Struma besar
 Struma retrosternal
HASIL PEMERIKSAAN CURIGA GANAS JIKA GOITER NODUL :  Preventif
a. Tumbuh cepa/progresif Persiapan operasi :
b. Pertumbuhan anak kurang dari 12 tahun/pria/usia tua o Rawat – bedrest untuk menurunkan BMR
c. Disertai pembesaran KGB leher o Laboratorium – terutama protrombin (obat antitiroid mempengaruhi
d. Disertai pembengkakan tulang pipih ( Ca folikuler) pembekuan darah)
e. Riwayat radiasi o Lugolisasi – mencegah krisis tiroid dengan cara mengurangi
f. Benjolan terfiksir, suara serak, disfagia, sesak nafas pelepasan tiroksin, menurunkan BMR, memperkecil tiroid.
g. Konsistensi keras, mobilitas terbatas (fixed) Digunakan campuran I2+K2 – mulai 3x1 teets hingga mencapai
h. Tanda Berry ( pendorongan a carotis communis ke lateral belakang)

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

3x15 tetes dengan waktu berbeda-beda tergantung kecepatan


penurunan BMR. Bersamaan dimulainya pemberian lugol, Radical neck disection --- terdapat pembesaran KGB leher
antitiroid diturunkan perlahan-lahan sampai berhenti sebelum lainnya meliputi m sternocleidomastoideus, m digastricus, v
dilakukan operasi jugularis externa, KGB subclavia sampai submental
o Takikardi diterapi dengan propanolol 2x10mg
o Neomercascle (antitiroid) diberikan 3x1 tablet Komplikasi Bedah Tiroid
 Langsung saat pembedahan
Kadang pascaoperasi timbul peningkatan BMR yang hebat, terjadi ➢ perdarahan
krisis tirotoksikodis. Diatndai dengan : ➢ cedera n recurrens uni atau bilateral
- takikardia (nadi >160 x/menit) ➢ cedera trakea, esofagus atau saraf di leher
- gelisah, banyak keringat ➢ kolaps trakea karena trakeomalasia
- TD naik ➢ terangkatnya seluruh kelenjar paratiroid
- Tak sadar, delirium ➢ terputusnya duktus thoracicus di leher kanan
- Gangguan GIT  Segera setelah pembedahan
Penderita terancam dekompensatio cordis fatal. Krisis terjadi - Perdarahan di leher
akibat perdarahan berlebihan - Perdarahan di mediastinum
- Kolaps trakea
Indikasi bedah pada hipertiroid - Krisis tirotoksikosis
➢ Perlu mencapai hasil yang definitif  Beberapa jam sampai beberapa ahri setelah pembedahan
➢ Keberatan obat antitiroid  Hematome
➢ Penanggulanagn dengan antitiroid tidak berhasil  Infeksi luka
➢ Struma noduler dengan hipertiroid  Edema laring
➢ Nodul toksik soliter  Paralisis n recurrens
 Cedera n laryngeus superior
Pembedahan struma dapat dibagi menjadi :  Hipokalsemia
a. Bedah diagnostik : biopsi incisi/ekcisi  Lanjut
b. Bedah terapuetik : realtif
• Hipotiroid
• Lobektomi/isthmolobektomi pada benjolan tiroid
• Hipoparatiroid/hipokalsemia
• Tiroidektomi subtotal pada kelainan metabolik • Paralisis n recurrens
• Tiroidektomi total : Pericapsular nodul dan jaringan
• Cedera n laryngeus superior
alveolar --- tumor terabatas pada kelenjar tiroid
• Nekrosis kulit
• Kelainan duktus thoracicus
Kompartment disection --- KGB terdapat di sepanjang Keseimbangan NATRIUM
jalan n recuurens, diseksi diantara carotid sheath dari
incisura jugularis sampai bagian atas cartilago tiroidea

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Terutama merupakan kation ekstraseluler. Tdp 50-90 mmol/hari dalam diet Pengobatan :
normal. Ginajl normal – kehilangan melalui urine kurang dari 1 mmol/hari. 1. pencegahan : penggantian setiap hari secara adekuat
Jika terjadi restriksi garam akibat sekunder dari efek aldosteron 2. Bila kekurangan tak lebih dari 30 mmol/jam – pemberian cairan
konsentrat melalui jalur sentral untutk menghindari flebitis
HIPONATREMIA
Penyebab: HIPERKALEMIA
1. Kelebihan air iatrogenik misal IVFD Penyebab :Kegagalan ginjal, trauma, asidosis
2. Pelepasan ADH tidak tepat – luka kepala, kanker, pemakaian Komplikasi : Blok jantung, Diatolik arrest, bila kadar 7 mmol atau lebih pada
morfin dan barbiturat EKG terjadi penurunan interval ST dengan puncak T
3. Penyakit Addison – insuffisiensi adrenal kronik Pengobatan :
1. Segera beri 80 mmol laktat atau NA bikarbonat
Komplikasi : kejang, stupor irrasional dan koma 2. 100 ml dekstrose 50% dengan 10 menit insulin iv
Pengobatan : 3. Cation exchange resin
1. Restriksi cairan untuk kasus ringan 4. Dialisis
2. Koreksi parsial Na serum dengan infus 3% saline bila pasien koma 5.
3. teroid – untuk pasien Addison disease Keseimbangan KALSIUM
HIPERNATREMIA
Terbanyak disimpan di tulang. Tdp 1-3 g/hari dalam diet. Eksresi urine kurang dari
300 mg/hari. Sisanya melalui feses
Yaitu kehilangan cairan terutama yang mengandungbanyak elektrolit
Komplikasi : Delirium, hipertermia, oligouria HIPOKALSEMIA
Pengobatan : Rehidrasi – biasanya dengan saline hipotonik
Penyebab :
1. Pascabedah hiperparatiroidisme atau tiroidektomi
Keseimbangan KALIUM 2. Pankreatitis akut
Terutama merupakan kation intraseluler. Tdp 50-100 mmol/hari dalam diet 3. Hipopatratiroidisme
normal. Ekresi melalui urien berkaitan dengan pertukaran Na-H di tubular 4. Sindrom malabsorbsi
distal ginjal. Penggantian setiap hari sekitar 80 mmol 5. Fistula pankreas dan usus kecil
6. Infeksi jaringan lunak masif
7. Kehilanagn Mg hebat
HIPOKALEMIA Komplikasi : Tetanus, kejang
Penyebab: Pengobatan tetanus : 10 ml Ca glukonas 10% iv bolus, diulang bila perlu
1. Kehilangan berlebihan melalui ginjal – diuretik, Konsep kehilanagn melalui ruang ketiga :
hiperaldosteronisme, cushing disease Translokasi CIS ke dalam peritoneum, usus, jaringan, dll setelah trauma (
2. Kehilangan melalui GIT – diare, muntah, fistula pembedahan, sepsis, peradangan)
Cairan tetap dalam ekstraseluler, tapi tak berperan dalam pertukaran normal
Komplikasi : kelemahan otot dan letargi berat, ileus, aritmia jantung, deprsi dengan kompartment cairan lain
SSP, pendataran gel P, sensitivitas terhadap digitalis

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

INDIKASI PEMBERIAN MAKANAN PARENTERAL 6. Alkoholisme kronik


1. Malnutrisi hebat butuh tindakan bedah mayor 7. Luka Bakar
2. Kompliaksi pascaoperasi yang butuh penanggulangan makanan melalui 8. Infus iv lama tanpa suplemen Mg
oral, misal ileus lama, fistula usus Komplikasi : sama seperti hipokalsemia
3. Sepsis lama dan kegagalan ginjal dengan katabolik luas Pengobatan : Pencegahan dengan 1,2 MgSO4 ( sebanding 240 mg Mg)iv/hari
4. ’Short Bowel Syndrome’ setelah reseksi luas pada pasien defisiensi

KOMPLIKASI PEMBERIAN MAKANAN PARENTERAL HIPERMAGNESIMIA


1. Pneumothoraks, hemothoraks, tamponade jantung. Slema insersi jalaur Penyebab :
sentral 1. GGK
2. Sepsis – cairan, jalur, kateter ( bakteri/jamur ) 2. Pengobatan antasid dengan garam-garam Na berlebihan pada pasien
3. Perubahan metabolik dengan gagal ginjal
➢ Hiperosmolar Komplikasi : Perubahan EKG pada hiperkalemia
➢ Hipo-hipernatremia Pengobatan : Koreksi asidosis dan pengurangan volume
➢ Hipofosfatemia – kesulitan berfikir, parestesia
➢ Kalsium/magnesium abnormal KESEIMBANGAN CAIRAN (dewasa)
➢ Defisiensi asam lemak – asam linoleat Pemasukan oral : 2000-2500 ml
➢ Hipoglikemia reaktif – bila cairan berhenti mengalir secara Metabolik : 200 ml
mendadak
➢ Hiperamonemia Pengeluaran Sensible : Urine : 800-1500 ml
➢ Asidosis Feses : 200 ml
➢ Defisiensi zink – akrodermatitis, rambut rontok Keringat : 0-400 ml/jam (tgt kenaikan suhu)
➢ Defisiensi temabag – leukopenia, limfositosis Insensible : paru, kulit : 12 ml/kg/hari
➢ Deffisiensi krom – diabetes, polineuropati
PERKIRAAN VOL & KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN GIT
Keseimbangan MAGNESIUM Volume Na K Cl MCES Mmol/l
%0% terdapat di dalam tulang . Diet 240 mg/hari. Ekskresi terbanyak melalui Lambung 1500-2000 60 10 120 0-25
feses, sedikit melalaui urine. Pankreas 500-1000 140 5 75 80
Empedu 300-1000 148 5 100 85
HIPOMAGNESIMIA Usus kecil 1000-3000 110 5 100 30
Penyebab : Diare 500-17000 120 25 90 45
1. Puasa
2. malabsorbsis
3. Kehilangan cairan melalui GIT berlarut-larut Syok
4. Pankreatitits
5. Sindroma Conn

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Merupakan suatu kelainan fisiologi berat, berhubungan dengan metabolisme Toksin dilepas dari dinding bakteri yang sudah mati + antibodi dan
abnormal. Sering disebabkan berkurangnya perfusi jaringan, atau karena komplemen membentuk anafilotoksin → pelepasan substansi vasoaktof
faktor-faktor lain misalnya sepsis (katekolamin, histamin) → pengumpulan darah terutama pada daerah
splanknik,paru ’venous return’ menurun → rangsangan baroreseptor.
Syok HIPOVOLEMIK Rangsangan persisten ini menyebabkan hipoksia (seperti kehilangan darah)
Peradarahan internal/eksternal, atau kehilangan cairan lain 2. Bakteri hidup
Risiko tinggi : fraktur (mis pelvis), perdarahan GIT,perdarahan pascaoperasi Interaksi bakteri dengan jaringan-jaringan rusak → pelepasan kinin. Sebab-
sebab AV shunt → resistensi perifer menurun, curah jantung meningkat.
PATOFISIOLOGI Shunt ini meningkatkan iskemia daerah hipoksia yanitu : output jantung
Kehilangan darah → volume berkurang → venous return menurun → output meninggi (penurunan penyaluran O2 ke jaringan dan penurunan perdebaan)
jantung dan TD menurun 2A-V
Rangsangan baroreseptor → respon simpatoadrenal → aliran darah setempat
melalui splanknin, ginjal, paru dan kulit (darah reseptor ) menurun → konstrksi
arteriol prekapiler menurun → inflow CES untuk atasi kehilangan darah Syok KARDIOGENIK
Pada kasus-kasus kehilangan darah hebat, vasokonstriksi yang mnenetap → 1. Infeksi pascamiokardinal
akumulasi produk metabolit anaerob (spt laktat) 2. pascapembedahan jantung
Arteriol prekapiler relaksasi tapi venul post kapiler tetap menyempit
(mekanisme tidak diketahui). Kenaikan tekanan hidrostatik → kehilangan Patofisiologi
cairan dari kompartmen vascular dan hipoksia akibat stagnasi cenderung Kontraksi miokard menurun → curah jantung dan rangsangan menurun → resistensi
memperhebat kehilangan darah → stadium syok irreversibel perifer meningkat → aliran ventrikel kiri menurun → iskemia miokardial meningkat
RBC dan WBC berkumpul pada kapiler yang stagnasi → mikrotrombus dan → mempengaruhi kontraksi jantung. Adanya vasokonstriksi persisten – hipoksia
koagulaasi intravascular diseminata stagnasi

Syok SEPSIS PERUBAHAN METABOLISME SEL PADA SYOK


Pemakaian meningkat antibiotika grma (-) adalah penyebab tersering 1. Akumulasi asam laktat → metabolisme anaerob
Tempat asal : - Tr urinarius (pielonefritis, kateterisasi, instrumentasi) 2. Penurunan produksi ATP → metabolisme anaerob
- Pneumonia 3. Fungsi membran berkurang
- Luka terinfeksi - Natrium bocor/merembes masuk kedalam sel
- Abses spt subfrenik (E coli, klebsiella proteus, pseudomonas, - Kalium ke luar dari sel
bacteroides) - Fragmen lisosom -- autodigesti
Risiko tinggi : pembedahan usus dan TU, luka bakar, imunosupresan, steroid, 4. Mobilisasi asam lemak
diabetes - Ketonemia
- Emboli lemak di paru – kontroversia

1. Endotoksin lipopolisakarida yang beredar


KERUSAKAN ORGAN SPESIFIK

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Ginjal ---- nekrosis tubular akut


Paru ------ sindroma distress pernafasan dewasa Pengobatan DIC dengan produk darah segar atau heparin
Usus ------ iskemia mengakibatkan peristaltik menurun
ETIOLOGI PENYAKIT KEGANASAN
PENGOBATAN SYOK 1. Bahan Kimia --- rokok, abses, B-naftalinamin
Pencegahan : identifikasi penderita risiko tinggi secara dini 2. Fisik --- sinar X, sinar UV
Diagnosis penyebab dasar syok 3. Genetik
➢ Koreksi hipovolemia 4. Virus --- EBV
- pemeriksaan CVP 5. Lain-lain ---geografik, diet
- pengukuran tek baji kapiler pulmonal dengan kateter Swan
Ganz Mortalitas kanker (dengan frekuensi menurun)
- Keluarkan urine setiap jam Pria : paru, kolon/rektum, prostat, pankres, lambung
- Hematokrit Wanita : payudara, kolon/rectum, uterus, ovarium
➢ Koreksi asam basa-elektrolit
- pemberian bikarbinat pad asidosis MEKANISME KERJA RADIASI
- Antibiotika pada syok sepsis. Setelah diberikan spektrum luas Radiasi --- ionisasi cairan dalam sel membentuk radikal hidroksi dan perioksida →
ampisilin dan gentamisin kekacauan DNA dan kromosom
- Pada anaerob tambahkan klindamisin / kloramfenikol /
metronidazol Sel-sel neoplastik lebih sensitif terhadap radiasi
Vasokonstriktor memperburuk syok. Pada syok kardiogenik, rangsang RAD= unit pengukuran – julmalh sinar yang diabsorbsi
kontraktilitas spt dengan dopamin dapat meningkatkan output jantung Dosis letal untuk banyak jenis tumor = 4500-6000 rads
yang dapat diukur dengan kateter Swan Ganz
Komplikasi Radioterapi
Steroid misalnya dengan pemberian prednison dosis tinggi dengan ➢ Malaise, nause, muntah
30mg/kg masih merupakan kontroversi ➢ Ulserasi kulit
➢ Striktur, ulserasi, perforasi usus
Bronkodilator seperti fenoksi benzamin, klorpromazin masih juga ➢ Nefritis
kontroversi ➢ Atrofi gonad
➢ Pansitopenia
Antasida dapat mencegah ulkus stress ➢ Pneumonia
➢ Perikarditis
Pembedahan untuk: ➢ Konjunctivitis
- menghentikan perdarahan ➢ Edema serebral
- Mengeluarkan pus ➢ Nekrosis tulang
- Angkat ulkus yang telah mati/rusak ➢ Insiden keganasan seperti leukimia meningkat
Pada syok kardiogenik pasang intraaortik baloon pump

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai