PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sidang umum PBB tanggal 25 Desember 2015 di New York, seacra resmi
dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak yang tertera pada Goals 3 yaitu pada
tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 KH.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan
12 per 1.000 KH dan angka kematian balita 25 per 1.000 KH (DepkesRI 2015).
Dimana salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan post partum atau pada
masa nifas.
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium yaitu masa atau
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam
diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun
bayinya. Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai
2 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Diperkirakan bahwa
60% kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 40% kematian masa nifas terjadi
juta kematian bayi di dunia dan 30.000 kematian bayi di Indonesia setiap tahunnya.
UNICEF menyebutkan bukti ilmiah terbaru, yang juga dikeluarkan oleh jurnal ini
bahwa bayi yang diberikan susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal
dunia pada bulan pertama kelahirannya, dibandingkan bayi yang disusui ibunya
secara ekslusif. Tingginya angka kematian ibu dan bayi ini dapat diminimalisir
dampaknya terhadap ibu adalah untuk mencegah terjadinya perdarahan pada masa
Bounding attachment berasal dari dua suku kata, yaitu bounding dan
hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini
merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara
bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya
dalam menyusui bayinya setiap saat serta belajar merawat bayinya. Bagi ibu baru
membuatnya syok. Rawat gabung membuat transisi dari rumah sakit ke rumah
secara bertahap dan alami sehingga tidak membuat ibu syok (Varney, 2008).
Apabila seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap kebutuhan bayi dan
mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi akan
terpacu dan terbentuklah ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan
dan ikatan batin antar seorang bayi dengan ibunya dapat mempengaruhi hubungan
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Pada proses
setelah kelahiran selesai, proses yang baru dimulai sama pentingnya untuk masa
depan keluarga. Ibu mulai merasa bisa terbuka terhadap bayi baru lahir dan bayi
berada dalam periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan pengalaman baru
yang paling berharga untuk proses bounding. Manfaat dari bounding attachment
sikap sosial dan bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi (Lusa 2010).
Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif. Inisiasi menyusui dini dapat
putting susu ibu dapat menimbulkan kontraksi uterus. Selain itu inisiasi menyusui
dini (IMD) pada bayi dapat menurunkan AKB karena hipotermi. Pemberian ASI
eksklusif dapat memberi kekebalan tubuh bayi dan mengurangi AKB (Utami dalam
Aulia, 2012).
antara lain adalah sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan
ibu, sentuhan pada pipi yang dapat menstimulasi respon yang menyebabkan
terjadinya gerakan muka bayi ke arah muka ibu atau ke arah payudara sehingga
terjadilah rangsangan untuk sekresi prolaktin, tatap mata bayi dan ibu yang dapat
menimbulkan perasaan saling memiliki antara ibu dan bayi, tangisan bayi dapat
memberikan respon berupa sentuhan dan suatu yang lembut misalnya ibu
menyentuh dengan ujung jari sehingga dapat menyenangkan bayi (Wulandari dan
Handayani, 2010).
Hasil studi yang dilakukan oleh Utami dalam Aulia (2012) di 18 rumah sakit
yang ada di Jakarta, Bandung dan Semarang terlihat bahwa setidaknya 11 dari 30
orang ibu nifas (36%) sudah mengerti dan melakukan Bounding Attachment,
Hasil studi pendahuluan di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan pada tanggal 03
Januari 2019 diketahui bahwa jumlah ibu nifas normal selama bulan Oktober s/d
Desember 2018 adalah sebanyak 178 orang dan rata-rata ibu nifas di RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan per bulan adalah 68 orang. Hasil wawancara tentang
bounding attachment terhadap 5 orang ibu nifas yang berhasil penulis temui di
RSUD Dr. Muhammad Zein Painan didapatkan 5 orang ibu nifas tersebut
anak dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut, maka
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Tahun 2019
Tahun 2019
d. Untuk Mengetahui Hubungan Pendidikan Dengan Bounding
Tahun 2019
D. Manfaat Penelitian
kampus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
lanjutan dari ketika bayi baru lahir diletakkan dalam dekapan ibu untuk
langsung disusui supaya terdapat trust antara ibu dan anak secara psikologis.
ibu dan bayi dalam masa awal neonatus, attachment adalah sentuhan, jadi
Bounding attachment adalah ikatan antara ibu dan bayi dalam bentuk kasih
sayang dan belaian. Teori serupa juga dikemukakan oleh Sumarah (2008)
yang menjelaskan bahwa Bounding attachment merupakan usaha untuk segera
mendekatkan bayi pada ibunya dengan segera setelah dilahirkan supaya bayi
(kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir sendangkan
attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang
kontak dini secara lngsung natara ibu dan bayi setelah proses persalinan,
dimulai pada kala III sampai dengan postpartum (Nur Muslihatun, 2010).
kontak antara ibu, ayah dan anak dimana berada dalam ikatan kasih.
antara individu, misalnya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka
mengikat individu dengan aidividu lain. Sedangkan menurut Nelson dan May
serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab. Menurut Klaus, Bounding
menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapt terus berlanjut
bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda
Ikatan antara orangtua dan bayi baru lahir sangatlah penting untuk
terjalin. Reaksi orangtua, khususnya ayah dan keluarga terhadap bayi yang
baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal,
berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lainlain
(Andy, 2012).
Proses ini dimulai sejak anak belum lahir dengan perencanaan dan
antara ibu dan bayinya memicu berbagai penghargaan satu sama lain, dan
interaksi yang menyenangkan seperti sentuhan ibu pada tungkai dan muka bayi
dengan ujung-ujung jari dan memeluk serta memijat bayi secara halus
prolaktin. Keadaan bayi yang waspada dan tenang pada mulanya memberikan
kesempatan untuk kontak mata dengan mata, yang terutama penting dalam
merangsang rasa cinta dan perasaan memiliki banyak orang tua pada bayinya
(Ririn, 2010).
b. Bounding (keterikatan)
2010):
a. sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan
memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak
badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya. Gerakan ini dipakai
menenangkan bayi.
b. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan
kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu
c. Suara
Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga
Sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orang tua
mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
d. Aroma
Perilaku lain yang terjalinya antara orang tua dan bayi ialah respons
memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk
e. Entrainment
orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini
berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan
f. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan
ritme alamiah ibuya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah
membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses
Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk
belajar.
g. Kontak dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak
dini setelah lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua-anak.
attachment adalah:
f. Adaptasi
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membangut dalam member
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa
nyaman
sistem, ibu dengan resiko (ibu sakit), bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi
sakit, bayi dengan cacat fisik), kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
lain:
tubuh). Bila suhu tubuh bayi rendah karena kedinginan, maka tubuh ibu
e. Inisiasi menyusu dini dan Bounding attachment ini juga berpengaruh pada
kesehatan ibu. Oleh karena begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh
hal ini harus disiapkan sebelumnya oleh suami dan istri serta memerlukan
konsultasi ke tenaga medis serta tempat bersalin yang dituju terkait bisa
1. Definisi Nifas
2. Menurut Suherni, dkk (2009) masa nifas disebut juga masa post partum
atau puerperium yaitu masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
partum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang
artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan yaitu masa pulih kembali
partum ialah masa 6 minggu sejak bayi baru lahir sampai organorgan
salin sangat penting karena pada masa ini merupakan masa kritis baik bagi
ibu maupun bagi bayinya. Sekitar 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi pada masa setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
a. Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
komplikasi
Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas adalah
terjadi pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu
f. Lochea, dimana bila bayi mulai disusui, hisapan pada puting susu
sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna, hal ini dapat
g. Buang air kecil, dimana ibu perlu belajar berkemih secara spontan setelah
melahirkan.
h. Buang air besar, dimana konstipasi dapat terjadi karena ketakutan akan rasa
sakit, takut jahitan terbuka, kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi
dini, mengkonsumsi makanan tinggi serat, dan cukup minum, sehingga bisa
C. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, indra pendengaran, penciuman, penglihatan, rasa, raba dan sebagian besar
baru dalam diri orang tersebut sehingga terjadi suatu proses berurutan, yaitu :
sikap.
2. Tingkat Pengetahuan
yaitu :
a. Tahu
artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa ia tahu ialah ia dapat menyebutkan,
b. Memahami
c. Penerapan
d. Analisis
kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur objek tersebut dan masih terkait
e. Sintesis
terhadap suatu objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau
disusun sendiri.
D. Pendidikan
1. Pendidikan
suatu proses yang unsurnya terdiri dari masukan (input) yaitu sasaran pendidikan
(out put) yaitu suatu bentuk perilaku dan kemampuan dari saran-saran pendidikan.
Tujuan pendidikan untuk mengubah prilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi
sehat. tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan bahwa manusia selalu dapat
belajar atau berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah untuk
pengetahuan, sikap dan prilaku orang tersebut sehingga mempunyai kesadaran yang
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Menurut lain (Andy, 2012). Ikatan antara orangtua dan bayi baru lahir
sangatlah penting untuk diperhatikan. Sejak masa antenatal, ibu sudah harus
antenatal, hubungan antara ibu dan anak yang berlandaskan ikatan kasih
sayang sudah mesti terjalin. Reaksi orangtua, khususnya ayah dan keluarga
terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh
B. Definisi Operasional
Bounding attachment
Variabel
dependen
Menyebarkan
kuesioner dengan
kriteria:
Merupakan ikatan
a. Ya jika ibu
kasih sayang dan
melakukan
belaian yang
Bounding bounding a. Ya
1 dilakukan sedini Observasi Ordinal
Attechment attechment b. Tidak
mungkin pada saat
b. Tidak, jika ibu
rawat gabung antara
tidak
ibu dan bayi
melakukan
bounding
attechment
Variabel
independen
Menyebarkan
kuesioner tentang
bounding attachment
dengan kriteria:
a. Baik, jika
75%-100% dari
sepuluh
pertanyaan
Hasil tahu ibu a. Baik
b. Cukup, jika
2 Pengetahuan tentang Bounding Kuesioner b. Cukup Ordinal
jawaban benar
Attechment c. Kurang
56%-75% dari
sepuluh
pertanyaan
c. Kurang, jika
jawaban benar
≤ 56% dari
sepuluh
pertanyaan
a. Tinggi, bila h
responden
tamatan
perguruan
tinggi.
b. Menengah, bila
responden
tamatan c. Dasar
SMA/MAN
sederajat.
c. rendah, bila
responden tamat
SD/SMP
sederajat
C. Hipotesa Penelitian