Anda di halaman 1dari 65

Lilly A.

Pregiwati

Menyongsong Era
Digitalisasi Penyuluhan

Pusat Pelatihan dan Penyuluhan


Badan Riset dan Sumber Daya Manusia
Kementerian Kelautan dan Perikanan
DIGITALISASI PENYULUHAN
I
Lilly A. Pregiwati

MENYONGSONG ERA
DIGITALISASI PENYULUHAN

Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan


Badan Riset dan Sumber Daya Manusia
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Penulis : Lilly A. Pregiwati
Tim Penyusun:
Ikhsan Haryadi, S.Pi, M.Si
Azmi Nasution, S.Si, M.Si
M.Faishol Rizaghozali, S.Pi, M.Si
Cece Sudrajat, S.ST, MM

Penyunting : Wiko Rahardjo
Dokumentasi : Humas Puslatluh, BRSDM, KKP
Tata letak : Prayitno
Penerbit : Amafrad Press
Alamat : Gedung Mina Bahari III Lt.6,
Jl Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat

Halaman : XII + 84 Halaman

ISBN : 978-623-7651-82-6
e-ISBN : 978-623-7651-83-3 (PDF)

Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memproduksi


sebagian maupun seluruh dari buku ini dalam bentuk atau cara apapun tanpa izin
dari penerbit.

DIGITALISASI PENYULUHAN
IV V
D a fta r Isi

Kata Pengantar VII BAB IV


Penerapan Digitalisasi Dalam Kegiatan Penyuluhan
Prakata X
di Lapangan 57
4.1 Pemanfaatan Media Digital untuk Menyampaikan
BAB I Informasi Kepada Masyarakat 60
Pendahuluan 1 4.2 Menjangkau Pasar Lebih Luas dengan Media Sosial 63
1.1 Penyuluhan Perikanan 3 4.3 Pemanfaatan Media Digital untuk Kelembagaan
1.1.2 Penyuluh Perikanan Sebagai Agen Perubahan 7 Kelompok 67
1.2 Kelompok Masyarakat Perikanan Sebagai 4.4 Tantangan dalam Digitalisasi Penyuluhan Perikanan 72
Target Penyuluhan 14
1.2.1 Potensi Sumber Daya Kelautan dan BAB V
Perikanan Indonesia 14 Integrasi Digitalisasi Penyuluhan 75
1.2.2 Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Kegiatan 5.1 Integrasi Digitalisasi dalam Penyuluhan 78
Perikanan 14 5.2 Luhlapor sebagai Media Penyampai Laporan
1.3 Urgensi Kegiatan Penyuluhan Perikanan 16 Penyuluhan 84
1.4 Organisasi Penyuluhan Perikanan 21
Daftar Pustaka 90
Lampiran 92
BAB II Profil Penulis 108
Tantangan Penyuluhan Perikanan 27
2.1 Luasnya Cakupan Wilayah Kerja Penyuluh
Perikanan 28
2.2 Tantangan dan Efisiensi Tugas Penyuluh
di Masa Pandemi Covid-19 32

BAB III
Penerapan Digitalisasi untuk Peningkatan Kapasitas Penyuluh 37
3.1 Pengenalan Digitalisasi Penyuluhan 40
3.2 Strategi Pemanfaatan Media Sosial untuk
Konseling Perikanan 46
3.3 Video Conference Penyuluhan Perikanan 48
3.4. E-Penyuluh 49

DIGITALISASI PENYULUHAN
VI VII
Prakata mendorong seluruh penyuluh perikanan untuk bisa beradaptasi
dengan perkembangan zaman dan bertransformasi menjadi
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan penyuluh perikanan milenial adalah penting.
Perikanan (Puslatluh KP) Melalui buku “Menyongsong Era Digitalisasi Penyuluhan
Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, S.Pi, M.Si. Perikanan” ini diharapkan ide-ide tentang adaptasi penyuluh
perikanan terhadap perkembangan teknologi digital dapat ditularkan
dan menjadi pedoman.

I
Apa yang tertulis dalam buku ini juga semoga bisa menjadi referensi
ndonesia tengah memasuki era industri 4.0 yang mendorong
bagi masyarakat perikanan dalam menghadapi perkembangan
Bangsa ini untuk lebih efisien dan efektif dalam memaksimalkan
teknologi digital di bidang perikanan dalam upaya untuk beradaptasi
sumber daya. Salah satu ciri dari era ini adalah perkembangan
sehingga dalam mengembangkan usaha dan kesejahteraannya.
teknologi infomasi dan komunikasi yang mengarah kepada teknologi
digital. Di era serba digital ini, masyarakat dituntut untuk mampu
beradaptasi agar tidak tertinggal. Termasuk masyarakat perikanan.
Terima Kasih
Revolusi industri 4.0 telah mempercepat hadirnya perubahan
ekonomi dan sosial di masyarakat melalui inovasi teknologi di bidang
kelautan dan perikanan. Banyak produk-produk inovatif baru yang
bernilai tambah dan berdaya saing tinggi lahir di era ini. Karenanya
Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi penentu keberhasilan
pembangunan kelautan perikanan.
Salah satu kunci agar masyarakat perikanan mampu bersaing di era
serba digital ini adalah adanya transfer teknologi yang diberikan
kepada mereka, salah satunya melalui program penyuluhan
perikanan. Karena itu, dalam menghadapi revolusi industri 4.0
ini, sistem penyuluh perikanan dituntut mengikuti arus milenial
agar dapat berkembang guna menerapkan inovasi teknologi pada
masyarakat. Penyuluh juga harus berupaya meningkatkan kapasitas
dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha. Sehingga
penyuluh perikanan juga harus memiliki tiga komponen utama
yakni knowledge, skill, dan attitude. Itulah mengapa Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatukan antara bidang riset dan
SDM pada satu badan, yaitu Badan Riset dan Sumber Daya Manusia
(BRSDM) agar ilmu yang didapat semuanya berasal dari hasil riset
terbarukan.
Penyuluh perikanan sangat berperan penting dalam mendukung
pencapaian kedaulatan pangan. Penyuluh menjadi faktor kritis
pembangunan kelautan dan perikanan, sehingga kapasitasnya perlu
terus ditingkatkan sesuai peran strategisnya. Kita sepakat bahwa

DIGITALISASI PENYULUHAN
X XI
BAB I

PENDAHULUAN

K abupaten Maluku Tengah memiliki potensi sumber daya


kelautan dan perikanan yang cukup besar. Salah satu sentra
perikanan di kabupaten ini ada di di Kecamatan Kota Masohi. Luas
wilayah Kecamatan Kota Masohi kurang lebih 37,30 km2. Kecamatan
Kota Masohi memiliki 5 (lima) Kelurahan yaitu, Letwaru, Lesane,
Ampera, Namaelo, dan Namasina. Kelurahan Namaelo merupakan
kelurahan yang terluas di Kecamatan Kota Masohi. Luasnya
mencapai 16,67 km2 atau 44,69 persen dari total keseluruhan luas
wilayah Kecamatan Masohi (BPS Kecamatan Kota Masohi Dalam
Angka, 2019).

Dilihat dari aspek geografis, di mana aksesibilitas masyarakat


yang relatif dekat dengan pesisir dan laut, maupun dari segi
ketersediaan sumber daya laut dan pesisir yang ada, sebagian besar
Kecamatan Kota Masohi memanfaatkan sumber daya pesisir dan
laut sebagai basis pengembangan ekonomi keluarga. Adapun jumlah
nelayan di Kecamatan Kota Masohi adalah 670 orang, pengolah ikan
134 orang dan pemasar ikan sebanyak 158 orang (Romeon, 2020).
Para nelayan ini menggunakan armada penangkapan yang terbanyak
dimiliki oleh nelayan di Kecamatan Kota Masohi adalah perahu
tanpa motor (kecil) dan motor tempel 68 unit. Sementara jenis alat

DIGITALISASI PENYULUHAN
XII 1
tangkap yang digunakan didominasi oleh alat tangkap pancing tonda 1.1 Penyuluhan Perikanan
dan pancing ulur. Di kecamatan ini potensi sumber daya perikanan
Penyuluhan seringkali disamakan dengan kegiatan penerangan
yang dimiliki mencapai sebesar 11.088,48 ton dan didominasi oleh
bahkan juga dianggap sebagai propaganda. Hal ini besar kemungkinan
ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis thazard), tuna
dipengaruhi oleh istilah voorlichting (Bahasa Belanda). Dalam Bahasa
(Thunnus albacore) dan layang (Decapterus ruselli) (BPS Kabupaten
Belanda sendiri Voor memiliki arti “depan” dan “lichting” berarti
Maluku Tengah Dalam Angka, 2019).
“lampu atau suluh”. Dalam bahasa Indonesia kemudian diadaptasi
menjadi “penyuluhan”. Di Jerman penyuluhan disebut sebagai
Untuk menunjang aktivitas pemanfaatan sumber daya
aufklarung (pencerahan). Sedangkan di Austria lebih dikenal dengan
perikanan di Kecamatan Kota Masohi, telah tersedia 1 unit Cold
sebutan forderung (bimbingan pedesaan). Istilah capacitation yang
Storage. Keberadaan cold storage ini sangat membantu nelayan
berarti keinginan untuk meningkatkan kemampuan atau pelatihan
menjaga kualitas hasil tangkapan. Ikan-ikan hasil tangkapan
sepertinya yang paling tepat mendefinisikan penyuluhan.
biasanya dipasarkan di pasar ikan Binaya Masohi sebagai tempat
untuk memasarkan hasil perikanan baik nelayan maupun pengolah
Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
ikan.
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan disebutkan
bahwa penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku
Selain memasarkan hasil tangkapan dalam bentuk mentah,
utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong
masyarakat di kota Masohi juga mengolahnya. Di kecamatan in
dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
terdapat Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
(Poklahsar) “G&R Masohi Shop”. Poklahsar ini mengolah ikan
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
tuna menjadi abon ikan. Produksi rata-rata abon ikan tuna dari
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
Poklahsar G&R Masohi sudah mencapai 200 kilogram dengan
fungsi lingkungan hidup.
rata-rata pendapatan kelompok sebesar Rp.5.000.000 per bulan.
Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal dan beberapa swalayan di
kecamatan kota masohi. Untuk menjangkau konsumen yang lebih
luas, kelompok ini juga telah menerapkan sistem pemasaran online
dengan menggunakan media sosial berupa Instagram dan Facebook.
Produk abon ikan tuna Poklahsar G&R Masohi Shop telah didukung
kemasan yang menarik dan memiliki ijin P-IRT. Produk abon ikan
tuna memiliki 2 (dua) variasi rasa yaitu original dan pedas dimana
harga per kemasan rasa original adalah Rp.25.000/100 gram dan Rp.
60.000/250 gram, sedangkan rasa pedas Rp. 30.000/100 gram dan Rp.
65.000/250 gram.

Keberhasilan kelompok pengolah abon ikan tuna dalam


menciptakan produk olahan sehingga memiliki nilai tambah
dari hasil tangkap sumber daya perikanan ini tak lepas dari peran
penyuluh perikanan dari Pusat Pelatihan dan Penyuluhan, Badan Wayan Pugra, Luhkan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, melakukan musyawarah Pok-
Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Kementerian Kelautan dakan Mufakat Ds.Mahang Baru Kec.LAS, rencana serah terima program KKP th.2021
Pembenihan ikan Haruan dari BBAT Mandiangin ke Pemkab Kab.HST (dok. pribadi)
dan Perikanan (KKP).

DIGITALISASI PENYULUHAN
2 3
Penyuluhan juga dikategorikan sebagai proses pendidikan menggunakan landasan falsafah kerja meningkatkan potensi dan
luar sekolah. Yaitu pendidikan non-formal, bukan pendidikan kemampuan para pelaku utama dan keluarganya, sehingga mereka
umum. Karena itu yang menjadi sasaran dari pendidikannya adalah akan dapat mengatasi sendiri kebutuhan dan keinginannya, tanpa
petani/peternak/pembudidayan ikan/nelayan dan keluarganya harus selalu tergantung pada orang lain.
(orang dewasa). Sebagai pendidikan luar sekolah atau non formal,
Mardikanto (1993) menjabarkan bahwa penyuluhan memiliki ciri- Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan
ciri antara lain, penyuluhan adalah sistem pendidikan non-formal perikanan merupakan upaya untuk mengubah aspek sosial, ekonomi,
(di luar sekolah) yang terencana, dapat dilakukan di mana saja, dan budaya perilaku masyarakat pesisir, yang didesain secara
tidak terikat waktu, disesuaikan dengan kebutuhan sasaran dan sistematis dan terstruktur dengan mempertimbangkan kondisi
pendidikan dapat berasal dari salah satu anggota peserta didik dan lingkungan mereka. Hal ini penting karena tanpa memperhatikan
Penyuluhan merupakan pendidikan orang dewasa. kondisi sosial, budaya dan lingkungan komunitas masyarakat
pesisir tersebut, penyuluhan akan senantiasa terperangkap dalam
Sementara Prof. Dr. Ir Sunnaru Samsi Hariadi (2021) menyebut pendekatan vertikal yang justru berpotensi pada timbulnya salah
bahwa penyuluhan merupakan pendidikan non formal atau proses target atau sasaran.
pembelajaran yang bertujuan merubah pengetahuan (P), sikap
(S), dan ketrampilan (K) kepada petani dan keluarganya sehingga Hal ini yang perlu dicegah, agar penyuluhan berkembang sesuai
perilakunya berubah menjadi mampu menolong dirinya sendiri esensinya, menempatkan masyarakat sebagai subyek, memahami
(mandiri) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya masalah dan kebutuhan mereka, menawarkan berbagai alternatif
serta masyarakat. solusi dan bekerja sama dengan mereka dalam memecahkan masalah
yang dihadapi.
Secara umum, penyuluhan didefinisikan sebagai suatu ilmu
sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu Adapun penyuluhan perikanan memiliki fungsi sebagai berikut:
dan masyarakat agar dengan terwujudnya perubahan tersebut 1. Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku
harapan yang sesuai dengan pola atau rencana dapat tercapai. usaha;
Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku di kalangan 2. Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku
masyarakat sehingga mereka tahu, mau, dan mampu melakukan usaha ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya
perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya;
atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010). 3. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan
4. kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha;
Proses belajar dalam penyuluhan tidak hanya diartikan secara 5. Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam
sempit sebagai kegiatan belajar sewaktu-waktu untuk memecahkan menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi
masalah yang sedang dihadapi, namun lebih penting dari itu adalah ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan
terciptanya penumbuhan dan pengembangan semangat belajar tata kelola berusaha yang baik, dan berkelanjutan;
seumur hidup (long life learning) secara mandiri dan berkelanjutan. 6. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta
merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama
Sehingga bisa didefinisikan lebih khusus lagi bahwa dan pelaku usaha dalam mengelola usaha;
penyuluhan perikanan merupakan suatu proses pembelajaran bagi 7. Menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku
para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan beserta keluarganya, usahaterhadap kelestarian fungsi lingkungan; dan

DIGITALISASI PENYULUHAN
4 5
8. Melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian, sekedar orang-orang yang ditugaskan untuk menjadi agen pemerintah
perikanan, dan kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku yang menyampaikan, menyosialisasikan, dan membimbing
utama secara berkelanjutan. kebijakan serta program-program pemerintah di level terbawah,
tapi juga menjadi agen perubahan bagi masyarakat perikanan itu
1.1.1 Sosok, Tugas, dan Peranan Penyuluh Perikanan sendiri. Karena itu kehadiran penyuluh perikanan di tengah-tengah
Penyuluh perikanan adalah orang yang mengemban tugas masyarakat diharapkan mampu menciptakan perubahan yang
memberikan dorongan kepada pelaku utama agar mau mengubah mengarah pada kesejahteraan masyarakat perikanan.
cara berfikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai dengan
perkembangan zaman, perkembangan teknologi perikanan yang Widjaja (2018) menyebut penyuluh perikanan harus memiliki
lebih maju. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan tiga karakteristik utama, yaitu enlightening (mencerahkan),
Perikanan Nomor 48 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja enrichment (memperkaya), dan empowerment (memberdayakan).
Kementerian Kelautan dan Perikanan, penyuluh perikanan berada Pada karakter enlightening, penyuluh perikanan harus memiliki
di bawah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, kemampuan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan. serta dapat mengubah perilaku dan sikap pelaku utama dari tidak
tahu menjadi tahu. Enrichment artinya penyuluh diminta untuk
Penyuluh Perikanan terdiri atas Penyuluh Perikanan Pegawai
Negeri Sipil (PNS), Penyuluh Perikanan Swasta, dan Penyuluh
Perikanan Swadaya (PPS) (UU No 16 tahun 2006). Meskipun
demikian, dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga penyuluh
perikanan, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat mengangkat
penyuluh perikanan kehormatan dan/atau Penyuluh Perikanan
Bantu (PPB) (PP No 62 Tahun 2014).
Kondisi eksisting saat ini, Penyuluh Perikanan yang ada pada
Puslatluh KP terdiri dari Penyuluhan Perikanan Pengawai Negeri
Sipil (PNS), Penyuluh Perikanan Bantu (PPB), dan Penyuluh
Perikanan Swadaya (PPS). Jika digambarkan dalam bentuk piramida,
pada bagian teratas terdapat penyuluh perikanan PNS yang bertindak
sebagai koordinator-koordinator di kabupaten maupun provinsi.
Kemudian pada lapis tengah terdapat PPB yang berperan untuk
menyelesaikan masalah-masalah khusus yang menjadi penugasan
secara nasional. (Lihat Tabel-1).
PPB ini diangkat dari elemen masyarakat yang berstatus sebagai
tenaga kontrak. Kemudian di lapisan selanjutnya terdapat PPS yang
berisi tenaga profesional mandiri dan kelompok masyarakat.

1.1.2 Penyuluh Perikanan Sebagai Agen Perubahan


Yusnaadi Luhkan Kab Bone, Ds Ancee, Kec Cenrana, Bone, menginisiasi penumbuhan
Kehadiran penyuluh perikanan dalam pembangunan sumber
kelembagaan pelaku usaha kp, kepada dua Poklahsar hasil olahan ikan bandeng (dok.
daya manusia perikanan di Indonesia sangat penting. Mereka bukan pribadi)

DIGITALISASI PENYULUHAN
6 7
Tabel-1. Ketenagaan Penyuluh Perikanan

DIGITALISASI PENYULUHAN
8 9
dapat mengubah perilaku dan sikap pelaku utama dari tidak mau dan transformasi ekonomi. Dalam transformasi teknologi, penyuluh
menjadi mau. Sedangkan empowerment adalah penyuluh perikanan perikanan harus mampu menjadikan teknologi yang ada atau yang
diminta untuk dapat memberdayakan masyarakat dari tidak mampu direkomendasikan oleh pemerintah menjadi teknologi yang bisa
menjadi mampu dan menginisiasi untuk menciptakan sesuatu dalam diaplikasikan ke masyarakat. Sehingga melalui peran penyuluh,
rangka mengubah hidup pelaku utama dan pelaku usaha. Ketiga diharapkan masyarakat akan menjadi tahu, mau, dan mampu atau
karakteristik tersebut kemudian juga harus ditopang dengan tiga yang tidak terampil menjadi terampil dalam mengaplikasikan
komponen utama yakni knowledge (pengetahuan), skill (keahlian), teknologi tersebut.
dan attitude (sikap atau perilaku).
Adapun transformasi sosial berkaitan erat dengan sikap
Soemardjo (2021), menyebutkan figur penyuluh perikanan dan mentalitas masyarakat. Penyuluh perikanan harus mampu
sedikitnya harus menguasai empat keahlian (skills) utama, yaitu; (1) mengedukasi masyarakat pelaku utama dan/atau pelaku usaha
Keterampilan teknologi informasi dan komunikasi yang mencakup perikanan untuk memiliki mentalitas pebisnis dan wirausaha yang
kemampuan literasi media, literasi visual, literasi multibudaya, tidak sekedar hobi atau keisengan semata. Sementara sebagai
kesadaran global, dan literasi teknologi; (2) Keterampilan belajar dan agen transformasi ekonomi, penyuluh perikanan memiliki tugas
keinovatifan yang mencakup solusi masalah kompleks, kreativitas memberikan edukasi bahwa sektor perikanan pun bisa diandalkan
dalam berpikir, keingintahuan tinggi, dan keberanian menghadapi karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
dan mengambil resiko; (3) Keterampilan hidup dan karier yang
mencakup kepemimpinan dan tanggungjawab, nilai etika moral, Dalam Peraturan Kepala BRSDM Nomor 3 Tahun 2020 tentang
produktivitas dan akuntabilitas, sosial dan multibudaya, serta inisiatif Pedoman Kerja Penyuluh Perikanan tahun 2020 disebutkan bahwa
dan self direction; dan (4) Kemampuan yang meliputi berkomunikasi tugas penyuluh perikanan antara lain;
efektif dan interaktif, orientasi nasional dan global, tanggung jawab 1. Penyusunan Rencana kerja penyuluhan perikanan;
pribadi dan sosial, serta sikap Kerjasama tim dan kolaborasi. 2. Pendampingan kelompok;
3. Penumbuhan kelompok perikanan;
Yulianty (2020) menyebutkan bahwa dalam peranannya sebagai 4. Penilaian kelas kelompk;
agen perubahan, penyuluh perikanan harus mengikat pada tiga 5. Peningkatan kelas kelompok perikanan;
fungsi transformasi, yaitu transformasi teknologi, transformasi sosial, 6. Pembinaan Usaha Mikro dan Kecil Sektor KP
7. Pembinaan Koperasi Sektor KP;
8. Fasilitasi akses permodalan/pembiayaan KP;
9. Fasilitasi akses pasar;
10. Pendampingan akses informasi dan teknologi;
penyuluh perikanan harus memiliki tiga 11. Sosialisasi peraturan perundang-undangan terkait kelautan
karakteristik utama, yaitu enlightening dan perikanan;
(mencerahkan), enrichment 12. Pendampingan bantuan pemerintah;
13. Pengumpulan/pembaharuan data; dan
(memperkaya), dan empowerment 14. Membuat laporan.
(memberdayakan).

DIGITALISASI PENYULUHAN
10 11
Tabel 2. Figur Skills Penyuluh Perikanan

DIGITALISASI PENYULUHAN
12 13
1.2 Kelompok Masyarakat Perikanan Sebagai Target garam yang berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia
Penyuluhan (UU No 7 tahun 2016).
1.2.1 Potensi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Indonesia Nelayan adalah perorangan warga negara Indonesia atau
Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar korporasi yang mata pencahariannya atau kegiatan usahanya
wilayahnya adalah lautan. Dari 8,3 juta km2 luas wilayah NKRI, 6,4 melakukan penangkapan ikan. Pembudidaya ikan adalah
juta km2 nya adalah wilayah perairan dengan 16.671 pulau besar perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang melakukan
kecil (KKP, 2020). Indonesia juga menjadi negara dengan garis usaha pembudidayaan ikan. Pengolah ikan adalah perorangan warga
panjang pantai terpanjang di dunia. Panjangnya mencapai 108.000 negara Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha pengolahan
km. Dengan segala kondisi tersebut, Indonesia memiliki potensi ikan. Petambak garam adalah setiap orang yang melakukan kegiatan
ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan yang sangat besar. Ada usaha pergaraman.
13 sektor ekonomi yang bisa dikembangkan dari potensi kelautan Sugiharto dalam Dahuri (1996) mendefinisikan masyarakat
dan perikanan Indonesia. Antara lain, perikanan tangkap, perikanan pesisir sebagai masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dengan
budidaya, industri pengolahan perikanan, industri bioteknologi mengantungkan hidupnya dalam ekosistem laut. Berdasarkan
kelautan, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, transportasi karakteristiknya, masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau
laut, industry dan jasa maritim, sumber daya non konvensional, kecil terbagi menjadi tiga yaitu masyarakat hukum adat, masyarakat
bangunan kelautan, pulau-pulau kecil, benda muatan kapal lokal, dan masyarakat tradisional.
tenggelam, biodiversitas dan jasa konservasi.
Masyarakat hukum adat (MHA) merupakan sekelompok orang
Secara umum, potensi sektor kelautan dan perikanan yang secara turun-temurun bermukim di wilayah geografis tertentu
Indonesia mencapai 4,4 juta ton per tahun. Dari angka tersebut, di Negara Kesatuan Republik Indonesia karena adanya ikatan
diperkirakan sebanyak 1,26 juta ton berada di dalam kawasan pada asal usul leluhur, hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah,
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Tahun 2019, Badan sumber daya alam, memiliki pranata pemerintahan adat, dan tatanan
Pusat Statistik mencatat kontribusi sektor kelautan dan perikanan hukum adat di wilayah adatnya sesuai dengan ketentuan peraturan
menyumbang 2,4 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) perundang-undangan.
Indonesia di mana sektor perikanan tangkap dan budidaya beserta
subsektornya menyumbang kontribusi terbesar. Indonesia masih Masyarakat lokal adalah kelompok Masyarakat yang
terus meningkatkan kontribusi sektor perikanannya. Di mana yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari berdasarkan kebiasaan yang
menjadi salah satu fokus penting pertumbuhan kontribusi itu adalah sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum, tetapi tidak
peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM), sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesisir dan pulau-pulau
dalam hal ini adalah masyarakat pesisir. Kecil tertentu. Berbeda dari MHA, masyarakat lokal tidak memiliki
pranata pemerintahan adat secara turun-temurun diterapkan
1.2.2 Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan berdasarkan nilai-nilai adat dan asal-usulnya.
Pelaku utama adalah nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan,
pemasar hasil perikanan, dan masyarakat yang melakukan usaha di Adapun, masyarakat tradisional adalah masyarakat perikanan
bidang kelautan dan perikanan beserta keluarga intinya (Kepmen tradisional yang masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukan
KP No 14 tahun 2012). Sedangkan pelaku usaha adalah orang kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah
perseorangan atau korporasi yang melakukan usaha prasarana dan/ tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan
atau sarana produksi perikanan, prasarana dan/atau sarana produksi kaidah hukum laut internasional.
garam, pengolahan, dan pemasaran hasil perikanan, serta produksi

DIGITALISASI PENYULUHAN
14 15
Permen KP Nomor 30 tahun 2014 tentang Mekanisme Kerja per kapitanya di bawah garis kemiskinan (GK) atau kurang dari Rp
dan Metode Penyuluhan Perikanan menjabarkan dua sasaran dalam 472.525 per kapita per bulan.
kegiatan penyuluhan perikanan, yaitu Sasaran Utama dan Sasaran
Antara. Sasaran Utama adalah pelaku utama dan pelaku usaha Salah satu penyumbang penduduk miskin adalah nelayan.
kegiatan perikanan. Dalam Permen tersebut, pelaku utama kegiatan Belenggu kemiskinan dan keterbelakangan belum beranjak dari
perikanan didefinsikan sebagai masyarakat pesisir yang berprofesi kehidupan nelayan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan
sebagai nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, pengolah garam, Perikanan tahun 2014, dari 2,7 juta nelayan, 97 persennya merupakan
dan pengelola konservasi beserta keluarga intinya. Adapun pelaku nelayan kecil dan tradisional yang hidup di bawah garis kemiskinan.
usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau badan hukum Kemudian berdasarkan data statistik Kementerian Kelautan dan
yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola sebagian Perikanan tahun 2018, jumlah nelayan tercatat tinggal 2.011.455
atau seluruh kegiatan usaha perikanan dari hulu sampai hilir. orang. Artinya terdapat penurunan jumlah nelayan dari tahun 2014
ke tahun 2018. Sebagian besar nelayan tinggal tersebar di 3.216 desa
Sementara Sasaran Antara adalah pemangku kepentingan yang terkategori sebagai desa nelayan (mayoritas penduduknya
lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati perikanan, berprofesi sebagai nelayan).
generasi muda dan tokoh masyarakat.
Jumlah Pelaku Usaha Perikanan
1.3 Urgensi Kegiatan Penyuluhan Perikanan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, per Maret 2021 jumlah PELAKU USAHA JUMLAH
penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,54 juta orang atau 10,14
%. Terdiri dari penduduk miskin perkotaan sejumlah 12,17 juta orang
Nelayan 2,155,191 Orang
dan penduduk miskin pedesaan sejumlah 15,37 juta orang. Adapun - PUD 394,975 Orang
kategori penduduk miskin adalah masyarakat yang pengeluaran
- Laut 1,760,216 Orang
Pembudidaya 1,879,536 Orang
- Pembenihan 57,916 Orang
- Pembesaran 1,810,953 Orang
- Ikan Hias 10,667 Orang
Pengolahan 63,364 Unit Usaha
- UPI Mikro Kecil Kecil 62,389 Unit Usaha
- UPI Menengah Besar 975 Unit Usaha
Petambak Garam 16,737 Orang
Nur Raini Talaohu, Luhkan Seram Bagian Timur, mendampingi Pelatihan Virtual Akbar Pemasar Ikan 24,851 Orang
bersama KUB Fajar Timur menyambut HUT KKP ke-22 oleh BPPP Ambon, mengenai
mesin motor tempel (dok. pribadi) TOTAL 4,139,679 Orang/Unit Usaha

DIGITALISASI PENYULUHAN
16 17
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof Zuzzy Anna
pada tahun 2020, menunjukkan bahwa 11,34 persen nelayan
Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Penelitian ini
menggunakan data dari Survei Sosio Ekonomi Nasional (SUSENAS)
tahun 2017. Persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
beberapa sektor lain, seperti sektor pelayanan restoran (5,56 %),
konstruksi bangunan (9,86 %), dan pengelolaan sampah (9,62 %).
Data lain menunjukkan bahwa jumlah nelayan miskin di Indonesia
mencakup hingga 25 persen dari total angka kemiskinan nasional.

Padahal Indonesia memiliki sumber daya kelautan yang sangat


besar. Tiga per empat luas Indonesia merupakan perairan, Panjang
garis pantai Indonesia 108 km terpanjang kedua di dunia. Terdapat
13 sektor perekonomian Indonesia yang berkaitan dengan kelautan
dan perikanan, meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya, Penyuluh perikanan Banyuwangi melakukan pendampingan pembinaan Mata Pencaha-
industri pengolahan, industri bioteknologi kelautan, pertambangan rian Alternatif Diversifikasi Usaha KUB - Pantai Rejo Banyuwangi (Davi Choiris)
dan energi, pariwisata bahari, transportasi laut, industri dan
jasa maritim, pulau-pulau kecil, sumber daya nonkonvensional,
bangunan kelautan, benda-benda berharga dan warisan budaya, jasa sosial yang mendorong perkembangan manusia dan aktualisasi
lingkungan konservasi dan biodiversitas. potensi manusia secara lebih besar. Hal tersebut sesuai dengan
arahan Presiden yang telah menetapkan 5 (lima) agenda utama
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu pendekatan fokus pembangunan, yaitu pembangunan SDM, pembangunan
yang dapat dilakukan adalah dengan Paradigma pembangunan yang infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi,
berpusat pada manusia (people centered development) memiliki dan transformasi ekonomi.
fokus pada peningkatan perkembangan manusia dan kesejahteraan
manusia. Contoh dari model ini adalah pemberdayaan (empowering). Dari segi regulasi, pembangunan sumber daya manusia
Pada proses ini pemerintah berperan sebagai fasilitator. Peranan kelautan dan perikanan telah diatur dalam Undang Undang Nomor
pemerintah dalam hal ini adalah menciptakan lingkungan sosial UU No 45 Tahun 2009 tentang Perikanan yang mengamanatkan
yang memungkinkan manusia untuk berkembag, yaitu lingkungan pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan dilakukan melalui
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perikanan. Sementara
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Melalui penyuluhan, akan terjadi Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan,
dan petambak garam, Pemerintah Pusat sesuai kewenangannya
perbaikan pengetahuan, keterampilan, memberi fasilitas penyuluhan dan pendampingan kepada nelayan,
dan sikap nelayan. Bisnis mereka akan pembudidaya ikan, dan petambak garam, termasuk keluarganya.
berkembang, demikian pula lingkungan
hidup dan sosial budaya masyarakat Realitas desa-desa pesisir di Indonesia dihadapkan pada
empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan
setempat masyarakat pesisir. (2) tingginya kerusakan sumberdaya pesisir;

DIGITALISASI PENYULUHAN
18 19
(3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan lunturnya 1.4 Organisasi Penyuluhan
nilai-nilai budaya lokal; dan (4) rendahnya infrastruktur desa dan Penyuluhan senantiasa mengalami perubahan seperti perubahan
kesehatan lingkungan pemukiman. Masyarakat perikanan, terutama organisasi, perencanaan strategi, re-organisasi, dan penetapan prioritas
para nelayan maupun pembudidaya skala kecil umumnya juga tidak baru (Aminah, 2006). Pada prinsipnya, penyuluhan ialah proses yang
mampu mengakses modal dan berbagai sarana untuk pengembangan sistematis untuk membantu petani, nelayan, pembudidaya, atau
usaha dan memperbaiki kualitas hidup. Karena itu pengembangan komunitas agar mampu memecahkan masalahnya sendiri (self-help).
kapasitas SDM perikanan melalui program penyuluhan dapat Karena itu penyuluhan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
memberi kontribusi pada peningkatan kemampuan nelayan. Melalui partisipannya.
penyuluhan, akan terjadi perbaikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap nelayan. Bisnis mereka akan berkembang, demikian Röling (dalam Oakley, 1988) dalam Aminah (2006) melaporkan
pula lingkungan hidup dan sosial budaya masyarakat setempat hasil penelitian Universitas Wageningen di Afrika. Ia menemukan
(Aminah,2006). bahwa agar penyuluhan dapat menanggulangi kemiskinan maka
harus melakukan lima kegiatan yaitu, pengadaan masukan, layanan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan jika kegiatan penyuluhan teknis, pendidikan, organisasi, dan penyadaran. Dalam praktek,
perikanan yang memiliki tujuan mulia sebagai proses pembelajaran aktivitas yang paling banyak dilakukan ialah pengadaan masukan
bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu dan layanan teknis, sedangkan aktivitas pendidikan, pengembangan
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses organisasi, dan penyadaran masyarakat terlupakan.
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya,
dan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup memiliki
urgensi yang sangat penting.

Yang perlu manjadi perhatian selanjutnya adalah dalam


praktiknya di lapangan, kegiatan penyuluhan dan perikanan
menghadapi berbagai macam tantangan.

Pengembangan kapasitas SDM


Kunjungan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan ke Bandar Lampung bersama BPPP
perikanan melalui program Tegal (dok. Humas Puslatluh).
penyuluhan dapat memberi kontribusi
pada peningkatan kemampuan
nelayan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
20 21
Sejak pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004, institusi penyuluhan di Indonesia berubah sangat cepat.
Struktur kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten
yang dibangun selama 30 tahun yakni Balai Informasi Penyuluhan
Pertanian (BIPP) berubah menjadi Balai Informasi Pertanian, Unit
Pelaksana Teknis Daerah, Kantor Informasi Penyuluhan (KIP),
Sub Dinas, atau Seksi. Ada yang statusnya tetap dan ada pula yang
belum jelas, bahkan ada yang dibubarkan (Slamet, 2001). Masalah
yang dihadapi penyuluh saat ini adalah pada mekanisme kerja dan
pembiayaan.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, Unit Pelaksana


Teknis Fungsional (UPTF) berkoordinasi dengan Penyuluh
Pertanian Bidang (PPB) KIPP yaitu bidang pertanian, perkebunan,
peternakan, dan perikanan. Koordinasi oleh UPTF dilakukan pula Kapuslatluh KKP, mengikuti kegiatan Temu Lapang Percontohan Penyuluhan Perikanan
dengan dinas-dinas lain atau instansi terkait di level kecamatan dan Pembenihan Ikan Gabus dengan Sistem Jaring Bertingkat di Kota Banjarbaru, Kalsel.
dengan KTNA tingkat kecamatan. (dok. Humas Puslatluh)

Khusus tentang penyuluhan perikanan, pelaksanaannya


terintegrasi dengan penyuluhan pertanian. Ketika Departemen
Perikanan dan Kelautan (DKP) dibentuk pada tahun 1998, Pada tahun 2014, melalui Undang – Undang (UU) Nomor 23
penyuluhan perikanan di daerah dikelola oleh unit kerja yang tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah selanjutnya kewenangan
memiliki tugas dan fungsi penyuluhan perikanan pada salah satu kewenangan penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional dan
dinas terkait yang menangani bidang perikanan. peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat
kelautan dan perikanan, termasuk status kepegawaian penyuluh
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ditunjuk perikanan yang awalnya berada di Pemda Provinsi atau Kabupaten,
pemerintah untuk menyelenggarakan penyuluhan perikanan beralih ke pusat, di bawah Puslatuh KP, BRSDM KP, KKP.
nasional secara terpusat, yang sebelumnya diserahkan kepada Pengalihan kewenangan penyuluhan perikanan ke pusat ini dapat
masing-masing daerah. Peralihan ini diharapkan akan memperkuat mengoptimalkan manfaat dari penyuluhan yang selama ini sudah
amunisi penyuluh perikanan untuk mendukung tercapainya dilakukan.
Nawacita pemerintah.
Dengan berada di bawah kewenangan KKP, telah mempermudah
Pada prinsipnya, penyuluhan ialah proses KKP dalam memantau perkembangan pelaku perikanan dan
pelaksanaan program KKP. Meskipun secara status dialihkan ke
yang sistematis untuk membantu petani,
pusat, namun lokasi kerja tetap di daerah. Peralihan penyuluh
nelayan, pembudidaya, atau komunitas perikanan dari daerah ke pusat juga mempermudah pengorganisiran
agar mampu memecahkan masalahnya penggajian dan kenaikan kepangkatan karena sudah menjadi unit
by sistem termasuk juga untuk pengawas mutu hasil perikanan.
sendiri (self-help).

DIGITALISASI PENYULUHAN
22 23
Selanjutnya, mekanisme dan metode penyuluhan diatur melalui Saat buku ini ditulis, sedang ada wacana untuk pembentukan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2014. organisasi Pusat Penyuluhan Perikanan di mana kewenangan
Dalam Permen tersebut, mekanisme kerja penyuluhan meliputi penyuluhan tidak lagi berada dalam satu lembaga Puslatluh namun
a). tata hubungan kerja penyelenggaraan penyuluhan perikanan; menjadi lembaga sendiri. Dengan kewenangan tersebut, diharapkan
b. tugas instansi pembina; dan c). optimalisasi kegiatan penyuluh kegiatan penyuluhan perikanan akan menjadi lebih terfokus dalam
perikanan. Adapun Tata hubungan kerja penyuluhan dalam pelaksanaannya dan pengorganisasiannya.
Permen KP 30 Tahun 2014 dilaksanakan melalui penyelenggaraan
penyuluhan perikanan secara horisontal dan vertikal.

Tata hubungan kerja penyelenggaraan penyuluhan perikanan


secara horizontal ini meliputi a). tingkat pusat antara badan
dengan unit eselon I lainnya dan UPT di lingkup KKP; b). tingkat
provinsi antara Badan Koordinasi Penyuluhan dengan dinas yang
membidangi perikanan dan UPT di lingkup Kementerian Kelautan
dan Perikanan yang berada di wilayahnya; c). tingkat kabupaten/
kota antara Badan Pelaksana Penyuluhan/lembaga yang menangani
penyuluhan dengan dinas yang membidangi perikanan, UPT Daerah
yang menangani perikanan, dan instansi terkait lainnya yang berada
di wilayahnya; dan d). tingkat kecamatan antara Balai Penyuluhan
dengan UPT Daerah yang menangani perikanan, instansi terkait
lainnya, dan Pos Pelayanan Penyuluhan Perikanan yang berada di
kawasan potensi perikanan.
Mawaddatus Sya’adah SPi, Luhkan Berau, memberikan pendampingan KUB Sinar Laut
Kp Sei Bebanir Bangun dalam rangka konsultasi Proposal BanPem ke Diskan Berau
Sedangkan tata hubungan kerja penyelenggaraan penyuluhan (dok. pribadi)
perikanan secara vertikal seperti yang tercantum dalam Permen KP
No 30 Tahun 2014 meliputi a). Badan dengan Badan Koordinasi
Penyuluhan dan/atau dinas yang membidangi perikanan di tingkat
provinsi; b). Badan dengan Badan Pelaksana Penyuluhan/lembaga
yang menangani penyuluhan dan/atau dinas yang membidangi
perikanan di tingkat kabupaten/kota; c). Badan Koordinasi
Penyuluhan dan/atau dinas yang membidangi perikanan di tingkat
provinsi dengan Badan Pelaksana Penyuluhan/lembaga yang
menangani penyuluhan dan/atau dinas yang membidangi perikanan
di tingkat kabupaten/kota; d). Badan Pelaksana Penyuluhan/lembaga
yang menangani penyuluhan dan/atau dinas yang membidangi
perikanan di tingkat kabupaten/kota dengan Balai Penyuluhan;
dan e). Badan Pelaksana Penyuluhan/lembaga yang menangani
penyuluhan dan/atau dinas yang membidangi perikanan di tingkat
kabupaten/kota dengan Pos Penyuluhan Perikanan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
24 25
BAB II

TANTANGAN
PENYULUHAN PERIKANAN

K abupaten Aceh Timur memiliki luas 6.040,60 km2 dengan


wilayah laut kewenangan sejauh 4 mil (dan sepanjang garis
pantai) sehingga luas keseluruhan sejumlah 719,01 km2 (SK
Gubernur Aceh No. 19 Tahun 1999). Secara administrasi Kabupaten
Aceh Timur terdiri dari 24 Kecamatan, 51 Mukim. dan 512 Gampong
(kampung). Sektor perikanan menjadi salah satu sektor ekonomi
utama di Kabupaten Aceh Timur walaupun mayoritas masih dikelola
secara tradisional. Untuk mendorong percepatan pembangunan
ekonomi sektor perikanan, melalui program penyuluhan perikanan,
pemerintah daerah Aceh Timur menetapkan 11 kecamatan yang
menjadi wilayah kerja penyuluh perikanan (SK Kepala Dinas
Perikanan Kabupaten Aceh Timur Nomor 523.11/498/2020 tentang
Penetapan Wilayah Kerja Penyuluh Perikanan pada Dinas Perikanan
Kabupaten Aceh Timur Tahun 2020). Penetapan wilayah kerja
tersebut, menurut Saady (2020), didasarkan luas wilayah, jumlah
sasaran dan domisili Penyuluh Perikanan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
26 27
Sampai akhir tahun 2019, menurut Saady (2020), terdapat tersendiri bagi para tenaga penyuluh. Karena itu dedikasi tinggi
12 orang penyuluh, yaitu: 7 (tujuh) orang penyuluh PNS dan 5 yang bertujuan untuk memberikan perubahan pada pembangunan
(lima) orang Penyuluh Perikanan Bantu (PPB). Sehingga untuk ekonomi perikanan sangat dibutuhkan dari sosok seorang penyuluh
dapat manjangkau seluruh wilayah kerja penyuluhan, terdapat perikanan. Karena itu, tugas penyuluhan bagi sebagian besar tenaga
kecamatan yang harus dibina lebih dari satu penyuluh perikanan. penyuluhan merupakan sebuah profesi yang mulia.
Pada 11 kecamatan tersebut, terdapat 215 kelompok yang dibentuk
dan dibina penyuluh perikanan, dengan 70 persen di antaranya Dalam pelaksanaannya, penyuluhan perikanan dilakukan
merupakan kelompok pembudidaya ikan. Selain itu masih terdapat melalui pendekatan Wilker. Pendekatan wilayah memang sering
72 orang nelayan, 132 orang pembudidaya dan 6 orang pengolahan/ digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses perencanaan
pemasaran yang dibina secara perorangan karena belum bergabung atau penyusunan program kerja dan kebijakan pemerintah. Sebut
dalam kelompok. saja program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pendekatan wilayah
dalam konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan
Akses jaringan listrik yang belum terdistribusi merata di seluruh berbasis kawasan selanjutnya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip
wilayah, kondisi akses jalan desa menuju lokasi pelaku utama dan terintegrasi, efesiensi, berkualitas dan percepatan.
pelaku usaha berada menjadi salah satu tantangan kerja penyuluh
perikanan di Aceh Timur. Ini sebenarnya sudah menjadi gambaran Dalam penyuluhan perikanan, Wilker bukan lagi dipandang
umum tantangan pekerjaan penyuluh perikanan di seluruh oleh penyuluh sebagai lokasi lapangan kegiatan pembinaan dan
Indonesia. pendampingan pelaku utama dan pelaku usaha perikanan. Namun
harus dilihat sebagai suatu lokasi yang diamanatkan untuk menjadi
2.1 Luasnya Cakupan Wilayah Kerja Penyuluh Perikanan lokasi bekerja dan berkarya demi terwujudnya pembangunan
perikanan dan perubahan masyarakat perikanan di wilayah tersebut.
Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki wilayah
geografis yang luas dengan panjang garis pantai yang mencapai
108.000 kilometer. Di sepanjang garis pantai tersebut tersebar
wilayah pesisir yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan
hidup dengan berprofesi sebagai pelaku utama dan pelaku usaha
perikanan. Banyaknya wilayah pesisir di Indonesia saat ini memang
belum sebanding dengan banyaknya tenaga penyuluh perikanan
yang ada.Sampai dengan Juni 2021, jumlah tenaga penyuluh
perikanan di Indonesia sudah mencapai 6.262 orang yang terdiri
dari 2.429 PPNS, 1.973 PPB, dan 1.862 PPS. Mereka tersebar di
Sembilan Satuan Administrasi Pangkalan (Satminkal), antara lain
di BPPP Medan, BRPPUPP Palembang, BRPBATPP Bogor, BPPP
Tegal, BPPP Banyuwangi, BBRPBALPP Gondol, BRPBAPPP
Maros, BPPP Ambon, dan BPPP Bitung.

Untuk bisa memenuhi pelaksanaan program penyuluhan


tak sedikit tenaga penyuluh perikanan yang memiliki lebih dari Melinda Febriyanti, Luhkan Kab. Banyuasin, melakukan kunjungan ke pelaku utama
satu Wilayah Kerja (Wilker). Tak sedikit pula penyluh perikanan perikanan di Desa Pulau Harapan, Kecamatan Sembawa (dok. pribadi)
yang harus menempuh jarak hingga puluhan kilometer untuk
menjangkau lokasi Wilker mereka. Hal ini tentu menjadi tantangan

DIGITALISASI PENYULUHAN
28 29
Penyuluh perikanan juga harus menjadikan Wilker sebagai Para penyuluh perikanan juga harus melihat Wilker sebagai
lokasi untuk melaksanakan fungsi koordinasi dan komunikasi dengan sentra produksi karena setiap Wilker memiliki potensi-potensi
Pemerintah Desa dan Kecamatan di wilayah kerjanya. Hal ini agar ekonomi perikanan yang harus dimanfaatkan dan dikelola oleh
tercapainya penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang parsitipatif masyarakat sekitar untuk kesejahteraan taraf hidupnya. Wilker yang
dengan melibatkan segenap pihak-pihak yang berkepentingan, berkembang menjadi sentra produksi akan memiliki kelebihan,
sehingga efesiensi dan efektifitas kegiatan bisa berjalan dengan baik. di antaranya adalah sebagai pusat data dan informasi, dapat
Karena itu penyuluh perikanan seharusnya menganggap wilayah mendatangkan investor, menumbuhkan lapangan pekerjaan baru,
kerja sebagai suatu aset yang harus ditumbuhkembangkan. membangun jejaring kerja, dan bisa sebagai calon lokasi suatu
kegiatan atau program dari pemerintah.
Penyuluh perikanan juga harus memahami bahwa Wilker
dalam hal ini desa tempat pelaku utama dan pelaku usaha berada Perkembangan suatu Wilker penyuluhan selanjutnya akan
merupakan wilayah yang memiliki struktur dan karakteristik potensi menjadi indikator keberhasilanb kinerja bagi penyuluhan perikanan.
yang beragam, yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Karena
itu, penyuluh perikanan harus melihat Wilker sebagai pusat interaksi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 54
sosial. Karena itu seorang penyuluh perikanan dituntut memiliki Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh
kapabilitas tinggi untuk berinteraksi sosial dengan penduduk di Perikanan dan Angka Kreditnya, menyebutkan banyak sekali butir-
wilayah tersebut. Hal ini sangat berguna untuk membangun dan butir kegiatan yang berkaitan dengan Wilker untuk diusulkan dalam
memupuk rasa solidaritas, kekeluargaan dan keakraban dengan penyusunan dan penilaian angka kredit penyuluh perikanan. Secara
masyarakat sekitar. garis besar meliputi;
a. Identifikasi potensi wilayah, meliputi :
Terkadang penyuluh perikanan perlu terlibat dalam kegiatan 1)Mengumpulkan data/ informasi tentang potensi wilayah;
yang bersifat sosial seperti pengajian, gotong royong, musyawarah 2)Mengolah data/ informasi tentang potensi wilayah;
desa, dan lain-lain. Hal ini memiliki tujuan mulia karena secara tidak 3)Menganalisis data/ informasi tentang potensi wilayah.
langsung dengan membaur dalam kegiatan sosial, maka masyarakat b. Membuat peta kegiatan usaha perikanan.
akan menganggap keberadaan kita dan mengangkat citra nama baik c. Membuat data monografi wilayah binaan.
sebagai penyuluh perikanan. d. Menyusun program penyuluhan perikanan.
e. Menyusun rencana kerja penyuluhan perikanan.

Saat seorang penyuluh perikanan mampu membangun sektor


perekonomian di Wilker yang menjadi tanggung jawabnya, ia tentunya
Dalam penyuluhan perikanan, Wilker memiliki integritas yang luar biasa terhadap pekerjaaannya. Karena
bukan lagi dipandang oleh penyuluh suatu lembaga atau instansi saja belum tentu mampu membangun
perekonomian yang lebih baik bagi suatu wilayah walaupun dengan
sebagai lokasi lapangan kegiatan embel-embel bantuan sosial atau program-program kegiatan fisik
pembinaan dan pendampingan pelaku yang dilaksanakan di wilayah tersebut.
utama dan pelaku usaha perikanan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
30 31
2.2 Tantangan dan Efisiensi Tugas Penyuluh di Masa Pandemi Disruption pandemic menambah perubahan di masyarakat.
Covid-19 Berbeda dengan disruption technology, perubahan karena pandemi
memang diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa tahun
Selain tantangan-tantangan yang sudah disebutkan di atas, para
saja. Namun dalam rentang beberapa tahun itu masyarakat turut
penyuluh perikanan mendapatkan tantangan baru seiring dengan
dituntut untuk bisa beradaptasi dan meninggalkan cara-cara
menyebarnya wabah virus Covid-19 di Indonesia. Penyebaran virus
konvensional yang selama ini dilakukan. Aktivitas pekerjaan tak lagi
Covid-19 sangat cepat dan masif. Efek yang ditimbulkan juga sangat
100 persen dilakukan di perkantoran. Begitu pula dengan kegiatan
menakutkan. Hampir setiap hari kasus positif Covid-19 di Indonesia
pembelajaran.
terus terjadi. Angka kematian pun sangat tinggi. Sifat penularannya
yang mirip dengan penularan penyakit flu ini mengharuskan
Menurut Kasali (2021), pada era double disruption, kemampuan
masyarakat Indonesia menahan diri untuk membatasi kegiatannya.
adaptif dan eksploratif semakin penting untuk dimiliki siapa
Hal ini tentu menjadi tantangan baru bagi para penyuluh perikanan.
saja. Entah itu mulai pemimpin bisnis, pengambil kebijakan di
pemerintah, hingga masyarakat umum. Peter F. Drucker. Pakar
Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali,
manajemen pada era Industri 3.0 pernah berujar, ”The greatest
masa New Normal ini penuh dengan ketidakpastian. Karena itu
danger in times of turbulence is not the turbulence; it is to act with
para pemimpin dan agent of change dituntut untuk bekerja lebih
yesterday’s logic.” Menurutnya, bahaya terbesar di masa turbulensi
keras, bertanggung jawab, lebih berempati dan bisa memberikan
ini adalah bukan turbulensi itu sendiri melainkan cara pandang kita
dukungan serta arah baru (Kasali,2021). Menurut Kasali, dunia
pada cara-cara sebelumnya. Masyarakat perlu melakukan eksplorasi,
tengah mengalami double disruption, yaitu perubahan mendasar di
bukan eksploitasi atau imitasi, bahkan memperbaiki yang sudah
kehidupan yang disebabkan teknologi dan juga pandemi sehingga
ada dari kemarin saja tidak lagi cukup. Pada era double disruption
dibutuhkan kecerdasan-kecerdasan baru untuk bisa menghadapi
ini, kita tidak bisa lagi berpikir dan bekerja dengan cara-cara lama
ketidakpastian yang terjadi.
(Kasali, 2021).
Dalam disruption technology, masyarakat tengah memasuki
era digital 4.0, yang dimulai dengan terbangunnya jaringan internet
yang berkontribusi pada pesatnya perkembangan teknologi digital.
Hampir dipastikan seluruh aktivitas masyarakat sekarang ini
disokong dengan teknologi digital. Mulai dari mengakses informasi,
komunikasi, berinteraksi sosial, pendidikan, transportasi, hingga
hal-hal kecil seperti berbelanja pakaian dan makanan. Disruption
technology menuntut masyarakat untuk lebih melek teknologi.
Mereka yang sebelumnya tak terbiasa menggunakan telepon
genggam harus menguasainya. Cara-cara konvensional pun mulai
ditinggalkan. Untuk mendapatkan layanan transportasi umum kini
tak lagi harus menunggu di pinggir jalan melainkan sudah bisa
sambil duduk santai di rumah.

Toha Muslih, Luhkan Lamongan melakukan pendampingan sosialisasi izin usaha


pengolahan dan pemasaran produk hasil kelautan dan perikanan, di kantor Dinas KP
Lamongan, Provinsi Jatim (dok. pribadi)

DIGITALISASI PENYULUHAN
32 33
Di bidang penyuluhan perikanan, double disruption ini
sangat menjadi tantangan. Maklum, penyuluhan sebagai kegiatan
pembelajaran dan pendampingan selama ini membutuhkan interaksi
sosial dan banyak pertemuan dengan antara penyuluh dan pelaku
utama/pelaku usaha. Di masa pandemi Covid-19 ini, penyuluh
perikanan dituntut untuk terus menjalankan tanggung jawabnya
sekaligus juga menjaga kesehatan, baik bagi dirinya maupun pelaku
utama dan pelaku usaha yang disuluhnya.

Selama masa pandemi yang juga dikenal dengan istilah era New
Normal ini para penyuluh perikanan dituntut untuk melaksanakan
tiga fokus utama penyuluh perikanan, yaitu kesehatan, peningkatan
produksi, dan kesejahteraan masyarakat. Terkait produksi, selama
masa New Normal ini target tenaga penyuluh perikanan bukan
lagi berorientasi pada jumlah (kuantitas), melainkan tingkat
produktivitas.

Penyuluh perikanan untuk sedikit menggeser pola kerja


dengan kelompok binaan untuk melakukan efisiensi. Penyuluh
perikanan juga diimbau untuk mengurangi kunjungan langsung
ke lapangan dan fokus membina kelompok yang sudah ada, tanpa
perlu memaksakan pembentukan kelompok baru selama pandemi.
Selanjutnya, penyuluh perikanan dituntut untuk lebih banyak
memanfaatkan teknologi informasi dalam melaksanakan tugas
penyuluhan dan berinteraksi dengan masyarakat.

Sebagai leader dan agent of change, seorang penyuluh perikanan


dituntut untuk terus beradaptasi dalam era double disruption ini.
Penting bagi penyukuh perikanan untuk menggunakan cara-cara
baru dalam menjalankan tugas kepenyuluhan. Dalam perjalanannya,
masa New Normal yang menjadi tantangan ini telah melahirkan
berbagai macam inovasi dari para penyuluh perikanan. Pertemuan-
pertemuan rutin yang biasa dilakukan melalui kegiatan tatap muka
sudah beralih dengan pertemuan online. Pembelajaran kini sudah
menggunakan video, komunikasi dilakukan melalui pesan di aplikasi
pesan WhatsApp Group.

Berbagai inovasi yang sudah dilakukan di masa pandemi ini akan


terus ditingkatkan. Penyuluhan perikanan harus terus beradaptasi
pada tantangan disruption technology. Karenanya, penyuluhan
perikanan kini mulai menatap pada era baru penyuluhan yaitu era
digitalisasi penyuluhan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
34 35
BAB III

PENERAPAN DIGITALISASI
UNTUK PENINGKATAN
KAPASITAS PENYULUH

K ecamatan Buay Bahuga dan Kecamatan Bahuga merupakan


kecamatan yang terletak di bagian utara Kabupaten Way kanan,
Provinsi Lampung. Di sebelah utara, dua kecamatan ini berbatasan
dengan Kabupaten OKU Timur, Sumsel; di sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan Bumi Agung; di sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Pakuan Ratu; dan di sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Bumi Agung dan Kabupaten OKU
Timur, Sumsel. Terdapat sekitar 2 (dua) sungai besar dengan anak
sungainya yang mengalir di wilayah Kecamatan Buay Bahuga, yaitu
Sungai Way Umpu. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Way
Umpu dengan anak–anak sungainya secara keseluruhan mencapai ±
1.179 Km2. Areal pelayanan sungai ini meliputi Kecamatan Bahuga,
Buay Bahuga, Bumi Agung, dan Blambangan Umpu. Sungai kedua
adalah Sungai Way Pisang dengan Luas DAS dan anak-anak
sungainya secara keseluruhan mencapai 386 Km2. Areal pelayanan
sungai ini meliputi Kecamatan Bahuga, Bumi Agung, Buay Bahuga,
dan Way Tuba.

DIGITALISASI PENYULUHAN
36 37
Menurut data Way Kanan dalam Angka Tahun 2020, Kecamatan Meskipun demikian, tanggung jawab tenaga penyuluh
Buay Bahuga yang beribukota di Bumi Harjo terdiri dari 9 (sembilan) perikanan untuk terus mendampingi dan memberikan pembelajaran
Desa/ Kampung dengan luas wilayah 102,04 km2 dan jumlah bagi pelaku utama dan pelaku usaha perikanan di dua kecamatan
penduduk sebanyak 19.313 orang terdiri dari 5.774 rumah tangga. tersebut terus berjalan. Berbagai strategi dan inovasi terus dilakukan
Sedangkan Kecamatan Bahuga yang beribukota di Mesir Ilir terdiri oleh para tenaga penyuluh perikanan dalam melaksanakan tugas
dari 11 (sebelas) Desa / Kampung dengan luas wilayah 138,22 km2 kepenyuluhannya. Komunikasi yang saat ini berkembang maju
dan jumlah penduduk sebanyak 9.745 orang terdiri dari 2.698 rumah relatif sangat pesat untuk menjadi alternatif saluran pelaksanaan
tangga. penyuluhan perikanan menggantikan kebiasaan lama bertatap
muka, berkumpul massal dan kontak fisik lainnya dengan cara
Berada di tepi aliran sungai membuat dua kecamatan ini adaptasi menggunakan teknologi (Setiawan, 2020).
memiliki potensi pengembangan kegiatan usaha perikanan
budidaya. Jenis perikanan budidaya yang sudah dikembangkan Siti Aminah dalam Praherdhiono, et al., (2020) dalam
oleh masyarakat di dua kecamatan tersebut antara lain perikanan Setiawan (2020) menerangkan bahwa setelah terjadinya pandemi
budidaya pembesaran ikan patin yang tersebar di Kampung Bumi Covid-19, akan terjadi pemikiran bahwa banyak hal yang harus
Agung Wates, Suka Agung, Sukabumi, dan Bumi Harjo; perikanan dipersiapkan. Pemikiran-pemikiran tersebut adalah banyak orang
budidaya pembesaran ikan lele, yang tersebar di Kampung Bumi yang menginginkan perlunya antisipasi terhadap pembelajaran
Harjo, Way Agung dan Sukabumi; perikanan budidaya Minapadi yang selalu berubah dalam rangka penyesuaian setiap kondisi. Salah
pembesaran ikan mas yang tersebar di Kampung Serdang Kuring dan satu indikasi keinginan masyarakat adalah kegiatan yang rutin dan
Sukabumi; perikanan budidaya pembenihan ikan lele yang terletak kegiatan yang yang memiliki pola yang sama, baik dalam masa
di Way Agung; serta perikanan tangkap perairan umum sungai yang pandemi Covid-19 maupun di masa yang akan datang, sehingga
tersebar di Kampung Mesir Ilir dan Mesir Udik. Dua kecamatan pelayanan akan tetap jalan baik waktu terjadi pandemi, maupun
tersebut menjadi Wilayah Kerja (Wilker) penyuluh perikanan dari kondisi dimasa yang akan datang, ini disebut mesin otomatisasi.
Satuan Administrasi Pangkalan (Satminkal) Palembang.
Setiawan (2020) menceritakan jika selama pandemi Covid-19
ini, kinerja penyuluh perikanan di dua kecamatan ini secara langsung
dan tidak langsung terganggu dan terdampak pelaksanaannya,
terutama hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
yang bersifat kontak fisik dan pengumpulan massa dengan jumlah
banyak. Kendala ini semakin terasa bagi penyuluh perikanan yang
berada di Zona Merah pandemi Covid-19 dan daerah yang sedang
menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Berbagai strategi dan inovasi terus


dilakukan oleh para tenaga penyuluh
perikanan dalam melaksanakan tugas
kepenyuluhannya.
Suparmanto, Luhkan Kota Pontianak mengikuti pelatihan online dalam rangka HUT-22
KKP yang diselenggarakan oleh BPPP Medan (dok.pribadi)

DIGITALISASI PENYULUHAN
38 39
Taryoto, A.H (2019) menyebutkan bahwa kegiatan penyuluhan Sejak itu, di dalam melaksanakan tugasnya para penyuluh
harus peka terhadap perkembangan teknologi komunikasi dan menyadari bahwa penggunaan TIK akan dapat mempermudah
teknologi informasi. Era digital menurut Taryoto (2019) akan dan memperlancar tugas-tugas penyuluhannya. Namun demikian
menjadi suatu keniscayaan, sehingga diperlukan perubahan dirasakan bahwa beberapa hambatan masih harus mereka hadapi;
paradigma penyuluhan di masa mendatang. Pendekatan Latihan keterbatasan fasilitas komunikasi, keterbatasan kemampuan
dan Kunjungan (LAKU) yang dulu merupakan pendekatan yang kelompok sasaran penyuluhan, serta luasnya cakupan kerja para
dinilai paling efektif, nampaknya saat ini harus ditinjau kembali penyuluh adalah beberapa di antara kendala dominan yang dihadapi
penerapannya. Kegiatan penyuluhan melalui pendekatan teknologi (Taryoto, 2021).
informasi dan komunikasi (TIK) seudah selayaknya semakin terus
dikembangkan. Apalagi, saat ini masyarakat tengah dihadapkan pada Masyarakat Indonesia kemudian menghadapi era globalisasi.
era revolusi teknologi 4.0 yang konon dalam perkembangan menuju Globalisasi secara umum bisa diartikan sebagai “mendunia”.
Revolusi Industri 5.0 di mana semua teknologi kini berkembang Globalisasi juga disebut sebagai proses integrasi internasional yang
ke arah digital. Ahmad (2012) dalam Taryoto dan Budi (2021), terjadi adanya pertukaran pandangan dunia, pemikiran, produk,
menyebutkan bahwa perkembangan TIK disebut sebagai suatu dan berbagai aspek kebudayaan lain. Pada era ini dunia yang begitu
revolusi, karena perubahan TIK maupun dampaknya terjadi begitu luas dan jarak antarnegara tidak lagi menjadi halangan untuk saling
cepat, sehingga cukup banyak aspek kehidupan yang menjadi berhubungan. Salah satunya adalah ditandai dengan berkembangnya
terpengaruh. Begitu cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi teknologi internet. Random House dalam bukunya yang berjudul
itu, maka dua kata kunci yang harus terus dikembangkan adalah “A Future Perfect: The Challenge and Promise of Globalizsation
berpikir kritis serta dan mengembangkan kreativitas. Penyuluh (2003)” menyebut jika globalisai memberikan pengaruh perilaku
perikanan sudah sepatutnya memiliki dua kata kunci tersebut. masyarakat dalam aspek kehidupan. Pengaruh ini kemudian
memberikan perubahan perilaku kepada siapa saja, baik positif
3.1 Pengenalan Digitalisasi Penyuluhan maupun negatif. Sehingga diharapkan manusia bisa memilih mana
yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan. Salah satu perubahan
Periode awal dari pemanfaatan TIK pada bidang penyuluhan
perilaku masyarakat yang disebabkan adanya globalisasi adalah
dimulai pada tahun 1962 bertepatan dengan ketika televisi mulai
dalam hal komunikasi dan akses informasi.
dikenalkan di Indonesia (Nazar, 2019; Pramesti, 2011). Kegiatan
penyuluhan pun mulai masuk menjadi bagian dari acara melalui siaran
televisi, menyusul aktivitas penyuluhan yang telah dikembangkan
melalui radio maupun pemutaran-pemutaran film bidang pertanian
kepada masyarakat pertanian sebelumnya (Warnaen dkk, 2017).
Dalam perkembangannya, berbagai format TIK untuk kegiatan Kegiatan penyuluhan harus peka
penyuluhan terus bergerak maju dari waktu ke waktu. Sebagai bagian
dari aktivitas di bidang perikanan, uraian terdahulu menunjukkan terhadap perkembangan teknologi
bahwa secara perlahan namun pasti, aktivitas penyuluhan perikanan komunikasi dan teknologi informasi.
telah dipengaruhi oleh perkembangan TIK. Pemanfaatan TIK tidak
hanya dilakukan oleh para penyuluh perikanan, namun juga secara
bersamaan telah dilakukan oleh para pelaku utama maupun pelaku
usaha di bidang perikanan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
40 41
Alvin Toffler (1980) menyatakan bahwa era kemanusiaan dibagi Don Tapscott (1996), seorang pemerhati perkembangan
dalam tiga era pokok, yaitu era masyarakat agraris, masyarakat industri teknologi informasi dan komunikasi di Amerika Serikat—dalam
dan masyarakat informasi yang saat ini telah dan sedang menjadi bukunya yang berjudul The Digital Economy, Promise and
kenyataan umum yang mau tidak mau diakui (Wuryanta,2020). Peril in the Age of Networked Intelligence—menyatakan bahwa
Masyarakat informasi adalah masyarakat mempunyai aktivitas perkembangan ekonomi dunia sedang mengalami perubahan dari
ekonomi politik-sosial melalui proses produksi, konsumsi dan dinamika masyarakat industri yang berbasis pada baja, kendaraan,
distribusi informasi. Masyarakat informasi ditandai dengan dan jalan raya ke arah dinamika masyarakat ekonomi baru yang
intensitas yang tinggi atas pertukaran dan penggunaan teknologi dibentuk oleh silicon, komputer, dan jaringan (networking).
komunikasi (Straubhar, 2002). Dapat dikatakan bahwa informasi Beberapa adagium yang telah dikemukakan oleh para pemerhati
menjadi kebutuhan pokok sehingga dapat dinyatakan dengan perkembangan komunikasi modern memperlihatkan kepada setiap
ungkapan “information is the lifeblood that sustains political, social manusia bahwa informasi menjadi salah satu unsur konstitutif dalam
and business decision”. Hal ini pula yang menyebabkan bahwa suatu masyarakat.
masyarakat mulai harus membuka diri dengan perkembangan dan
dinamikamedia baru dan komunikasi global. Perputaran produksi, Apa dampaknya bagi perkembangan penyuluhan perikanan?
konsumsi dan distribusi informasi semakin cepat dialami dan
Untuk menjawab ini, kita harus memahami terlebih dahulu
dimiliki oleh sistem masyarakat baru yang global dengan didukung
apa yang kemudian disebuta sebagai Revolusi Industri 4.0. revolusi
oleh kekuatan dan ekspansi ekonomi, jaringan sistem informasi
yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan teknologi digital
global serta terakhir disokong oleh teknologi.
dan era informasi ini dikatakan telah mendorong bangsa Indonesia
untuk lebih efisien dan efektif dalam memaksimalkan sumber daya.
Sebagai bagian dari ciri globalisasi, kehadiran internet telah
Widjaja (2019) menyebut revolusi industri 4.0 telah mempercepat
mengubah cara manusia berkomunikasi. Internet memicu tumbuhnya
hadirnya perubahan ekonomi dan sosial di masyarakat melalui
teknologi digital. Teknologi internet yang kini berkembang juga
inovasi teknologi di bidang kelautan dan perikanan. Banyak produk-
menjadi sumber utama komunikasi dan bertukar informasi secara
produk inovatif baru yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi
cepat, bahkan hanya hitungan detik. Informasi yang diterima atau
lahir di era ini. Karenanya Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi
diberikan bisa tersebar atau didapat dari berbagai belahan dunia.
penentu keberhasilan pembangunan kelautan perikanan (Widjaja,
Sebagian masyarakat tentu sudah mengenal namanya alat komunikasi
2019).
atau lebih dikenal dengan telepon genggam yang merupakan bagian
hasil perkembangan teknologi digital. Telepon genggam ini menjadi
Widjaja (2019) menyebut bahwa penyuluhan perikanan sebagai
salah satu teknologi komunikasi yang berkembang seiring arus
bagian dari program peningkatan kualitas dan kapabilitas SDM
globalisasi yang terjadi. Pertumbuhan teknologi telepon genggam
perikanan di Indonesia perlu menguasai teknologi digital agar
yang sangat pesat pada akhirnya memang semakin menyuburkan
bisa bersaing di Revolusi Industri 4.0 ini. Digitalisasi penyuluhan
teknologi-teknologi digital lainnya. Bahkan dikatakan telepon
perikanan, menurut Widjaja, menjadi kunci untuk bisa bersaing di
genggam yang selanjutnya berinovasi menjadi telepon pintar hampir-
kancah global dan mengoptimalkan sumber daya laut yang begitu
hampir menggantikan era penggunaan teknologi komputer. Internet
melimpah. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini, sistem
telah membawa masyarakat memasuki era digital dan keterbukaan
penyuluh perikanan dituntut mengikuti arus milenial agar dapat
informasi. Di era ini, telepon tak lagi hanya mampu memenuhi fungsi
berkembang guna menerapkan inovasi teknologi pada masyarakat
dasarnya sebagai alat komunikasi namun telah berubah menjadi
(Widjaja, 2019). Penyuluh disebutnya juga harus berupaya
teknologi yang bisa membuat penggunanya melakukan banyak hal.
meningkatkan kapasitas dan keterampilan pelaku utama dan

DIGITALISASI PENYULUHAN
42 43
pelaku usaha. Sehingga penyuluh perikanan juga harus memiliki Tentunya, untuk bisa mentransfer teknologi digital kepada
tiga komponen utama yakni knowledge, skill, dan attitude. Itulah pelaku utama dan pelaku usaha perikanan, para tenaga penyuluh
mengapa KKP menyatukan antara research and human resources perikanan ini harus terlebih dahulu menguasai teknologi tersebut.
pada BRSDM agar ilmu yang didapat semuanya berasal dari hasil Sehingga pengenalan digitalisasi penyuluhan terhadap tenaga
riset terbarukan,” lanjut Sjarief. penyuluh perikanan merupakan hal yang mutlak.

Pendekatan penyuluhan perikanan kepada pelaku utama Seperti yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan
dan pelaku usaha tidak lagi mengandalkan cara-cara lama dan dan dan Perikanan Republik Indonesia No. 30/PERMEN-
konvensional di era informasi digital ini. Pendekatan penyuluhan KP/2014 Tentang Mekanisme Kerja dan Metode Penyuluhan
harus mulai menerapkan teknologi digital agar masyarakat Perikanan, dijelaskan salah satu metode penyuluhan perikanan
perikanan tak lagi menjadi masyarakat yang termarjinalkan. Dengan berdasarkan teknik komunikasi ada dua yaitu komunikasi
pendekatan teknologi digital, diharapkan masyarakat perikanan langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung
menuju masyarakat modern. cukup dilakukan dengan pemanfaatan sebagaimana dalam kegiatan penyuluhan perikanan merupakan
media seperti Zoom ataupun Google meet, dan sejenisnya. Untuk itu Metode Penyuluhan yang dilakukan melalui percakapan tatap
penyuluhan sudah harus dilakukan melalui pemanfaatan teknologi muka atau melalui media tertentu yang memungkinkan penyuluh
digital seperti pemanfaatan fitur aplikasi pesan instan, video call, dapat berkomunikasi secara langsung untuk memperoleh respon
fitur formulir daring (Online Form) untuk laporan hasil kunjungan dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat. Komunikasi
virtual-nya dan pengiriman SMS massal baik secara konvensional langsung bisa dilakukan melalui telepon, diskusi, dialog, cyber-
maupun memanfaatkan fitur produk teknologi informasi dan net, Zoom Meeting atau media sosial yang lain. Sedangkan untuk
komunikasi dari pihak ketiga. Komunikasi tidak langsung dalam kegiatan penyuluhan perikanan
adalah merupakan metode penyuluhan yang dilakukan melalui
perantara orang lain, melalui surat atau melalui media lain yang
tidak memungkinkan penyuluh untuk dapat menerima respon dari
sasaran dalam waktu yang relatif singkat. Komunikasi tidak langsung
dilakukan melalui pemasangan poster, penyebaran brosur/leaflet/
booklet/folder/majalah, siaran radio, tayangan televisi, pemutaran
slide, pemutaran film, pertunjukan seni budaya masyarakat.

Dengan pendekatan teknologi digital,


diharapkan masyarakat perikanan menuju
masyarakat modern. cukup dilakukan
dengan pemanfaatan media seperti Zoom
ataupun google-meet, dan sejenisnya.
Kegiatan zoom meeting dalam rangka sosialisasi program penyuluhan peerikanan (dok.
Humas Puslatluh)

DIGITALISASI PENYULUHAN
44 45
3.2 Strategi Pemanfaatan Media Sosial untuk Konseling Ketika teknologi internet dan telepon genggam yang berinovasi
Perikanan menjadi telepon pintar atau smart phone semakin maju, maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Untuk mengakses Instagram,
Media sosial secara umum didefinisikan sebagai sebuah media
Youtube, Facebook atau Twitter misalnya, bisa dilakukan di mana
online, di mana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah smart
membuat, dan membagikan informasi melalui jaringan internet.
phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial
Blog, jejaring sosial, dan aplikasi pesan instan merupakan bentuk
mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di
tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena
seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah
kecepatannya media sosial juga menjadi salah satu alternatif untuk
media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
menyebarkan informasi, termasuk penyuluhan perikanan.
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi
menjadi dialog interaktif.
Pusat Pelatihan dan Penyuluhan (Puslatluh), BRSDM,
KKP sejak beberapa tahun ini mendorong para tenaga penyuluh
Selain media sosial kita juga mengenal jejaring sosial, yaitu
perikanan untuk mampu menggunakan berbagai platform media
media online atau situs di mana setiap orang bisa membuat halaman
sosial dengan baik dan bijak. Setiap Satminkal diwajibkan untuk
online pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk
memiliki sedikitnya satu akun media sosial. Untuk bisa mentransfer
berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar dan
informasi melalui media sosial dan jejaring sosial, maka para tenaga
yang paling banyak digunakan dewasa ini antara lain Facebook,
penyuluh perikanan terlebih dahulu diberikan bekal menguasai
Instagram, Youtube, dan Twitter. Jika media massa tradisional lebih
ilmu dan strategi penggunaan media sosial. Karena pada dasarnya,
menekankan pada karya jurnalistik dan kinerja para penulis berita
penyebaran informasi perikanan melalui media sosial, meski terlihat
dalam naungan perusahaan media maka media media sosial mengajak
mudah, namun tetap membutuhkan strategi khusus agar tepat
siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi
sasaran dan mudah dipahami oleh pelaku utama dan pelaku usaha
kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
yang menerima informasi. Pelatihan yang diberikan menyangkut
membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Hal ini
pemahaman dasar media sosial, pengenalan fitur-fitur yang terdapat
yang membuat pertumbuhan media sosial sangat pesat.
di dalamnya.

Puslatluh KKP menggunakan platform media sosial sebagai


sarana untuk penyebaran informasi penyuluhan perikanan.
Puslatluh, misalnya, memiliki kanal Youtube Konseling Perikanan
sebagai media siaran informasi pelatihan dan penyuluhan perikanan
bagi masyarakat umum. Pertama kali pada 15 Januari 2020, sampai
dengan Juni 2021 sudah lebih dari 20 video berhasil dipublikasikan
lewat kanal ini dengan jumlah penonton yang sudah mencapai
angka di atas dengan 280.000 viewers dan memperoleh lebih dari
5.980 subscribers. Penyebaran informasi melalui kanal Konseling
Perikanan sangat efektif dan efisien karena bisa diakses di mana saja
dan dari mana saja oleh tenaga penyuluh di daerah dan pelaku utama
serta pelaku usaha perikanan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
46 47
Kanal Youtube Konseling Perikanan yang menjadi media penyiar kegiatan penyuluhan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan melakukan Zoom Meeting dengan Luhkan di
KP, Puslatluh KP (dok. Humas Puslatluh). berbagai daerah (dok. Humas Puslatluh).

3.3 Video Conference Penyuluhan Perikanan


3.4. E-Penyuluh
Platform media sosial lainnya yang juga digunakan oleh tenaga
Sebagai pengembangan konsultasi dan pelatihan teknis
penyuluh dalam menyebarkan informasi perikanan kepada pelaku
bagi para tenaga penyuluh perikanan, Puslatluh kemudian
utama dan pelaku usaha perikanan adalah platform video conference.
mengembangkan aplikasi online berbasis sistem operasi android
Meski sudah digunakan sejak beberapa tahun lalu, penggunaan
yang dinama e-Penyuluh. Sistem aplikasi modul e-Penyuluh ini
platform video conference dalam penyuluhan perikanan semakin
uga digunakan sebagai alat bantu terukur berbasis web dan mobile
popular dan intens selama masa pandemi Covid-19. Dengan platform
dalam pelaksanaan layanan penyuluhan di lapangan. Melalui sistem
ini, pembinaan dan pendampingan terhadap para tenaga penyuluh
tersebut, penyuluh perikanan dapat melaporkan hasil kinerjanya
perikanan terus berjalan di tengah-tengah pembatasan interaksi
tanpa harus datang ke kantor.
sosial langsung.
Sistem e-Penyuluh memiliki berbagai keunggulan dalam rangka
Sepanjang tahun 2020, Puslatluh telah mengadakan konsultasi
meningkatkan kinerja dan peran penyuluh perikanan. Di antaranya,
dengan penyuluh setiap minggu melalui video conference.
hasil kegiatan penyuluh perikanan dapat dimasukkan langsung
Sampai akhir tahun 2020 target 40 kali pertemuan sudah tercapai.
dalam modul e-Penyuluh yang telah dipasang di telepon seluler.
Antusiasme para tenaga penyuluh untuk mengikuti sesi konsultasi
Selanjutnya, modul e-penyuluh dapat dibuka dan dimasukkan
penyuluhan lewat video conference ini sangat tinggi. Terlihat dari
secara offline, tidak tergantung jaringan internet.
rata-rata jumlah peserta yang mencapai 500 - 1000 orang.
Modul e-Penyuluh juga terintegrasi dengan modul KUSUKA
Dari materi yang disampaikan terdapat beberapa materi yang
dan pendataan produksi. KUSUKA merupakan Kartu Pelaku Usaha
paling disukai oleh tenaga penyuluh. Antara lain Teknis Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan yang digunakan sebagai kartu identitas
(33%), Program & Kebijakan (24,3%), Teknis Budidaya (24,3%),
tunggal pelaku usaha kelautan dan perikanan. Sehingga kegiatan
Teknis Pengolahan (6,5%), Teknis Penangkapan (4,3%), dan Garam
pendataan pun dapat dilakukan pada perangkat telepon yang sama.
dan Konservasi (1,3%).

DIGITALISASI PENYULUHAN
48 49
Bahkan, kehadiran penyuluh perikanan juga tercatat sesuai waktu OPINI PENYULUH
masuk saat mengisi informasi kegiatan dan waktu keluar saat selesai
melakukan kegiatan Media Digital Sebagai Sarana Meningkatkan
Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS)
Untuk mengakses aplikasi e-Penyuluh, penyuluh perikanan
harus terlebih dahulu melakukan registrasi pada laman www. Pelaku Utama Perikanan.
satudata.kkp.go.id dengan mengisi penugasan wilayah kerjanya -Agus Rochdianto, Penyuluh Perikanan Kabupaten Tabanan, Bali-
yang dibuktikan dengan upload file SK. Langkah selanjutnya,

A
penyuluh perikanan dapat melakukan input laporan sesuai modul danya pandemi covid 19 sejak Maret 2020 lalu ternyata
e-Penyuluh dengan melampirkan upload bukti kegiatan penyuluhan memberikan hikmah tersendiri bagi penyuluh perikanan
di lapangan. Karena itu, para penyuluh perikanan diharapkan untuk dan pelaku utama perikanan di Kabupaten Tabanan,
berperan aktif dalam mensosialisasikan kebijakan KKP di wilayah Bali. Karena adanya pembatasan dalam tatap muka dan menghindari
kerja masing-masing. Berkontribusi mengawal program KKP di kerumunan, maka dalam kegiatan penyuluhan dan komunikasi antara
tingkat lapangan, terutama bantuan pemerintah yang diberikan penyuluh dan pelaku utama banyak yang memanfaatkan Informasi dan
kepada pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan. Teknologi (IT) di antaranya pemanfaatan media sosial melalui aplikasi
WhatsApp, Youtube, dan Zoom.
Selain bisa menjadi sarana penyuluhan, ketiga platform aplikasi
online tersebut juga bisa untuk menjadi sarana meningkatkan
Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) pelaku utama perikanan.
Baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal inilah yang dirasakan oleh Agus Rochdianto, penyuluh
perikanan yang mewilayahi Kecamatan Tabanan. Sejak April 2020 ia
telah membentuk grup WhatsApp Perikanan Kecamatan Tabanan yang
beranggotakan perwakilan dari masing-masing kelompok perikanan
binaan, Penyuluh Perikanan dan Pengepul ikan.
I Nengah Suastika, Seksi Produksi Pokdakan Mina Sesandan
Lestari yang menjadi anggota Grup Whats App Perikanan Kecamatan.
Tabanan mengakui adanya grup ini memberikan banyak manfaat bagi
kelompoknya. Di antaranya dalam pemasaran ikan lele konsumsi ia bisa
langsung mengontak pengepul yang ada di grup WhatsApp tersebut.
“Banyak manfaat yang bisa dipetik dari adanya grup Whats App. Selain
bisa berkomunikasi dan berdiskusi tentang perikanan dengan anggota
grup dari kelompok lainnya, juga bisa memperlancar pemasaran ikan,”
katanya berterus-terang.
Menurut Suastika, selain ikut grup WhatsApp Perikanan
Kecamatan Tabanan, kelompoknya juga memiliki grup WhatsApp yang
anggotanya dari kelompoknya sendiri serta penyuluh perikanan. “ Grup
WhatsApp ini juga kami gunakan untuk koordinasi dan komunikasi

DIGITALISASI PENYULUHAN
50 51
internal sesama anggota dan dengan penyuluh dalam berbagai hal. Baik
itu tentang teknis perikanan maupun hal lainnya,” katanya.
Pemanfaatan WhatsApp juga telah dilakukan oleh Kelompok
Pengolah dan Pemasaran (Poklahsar) Karya Lestari di Desa Dauh
Peken, Kecamatan Tabanan. Ketua Poklahsar Karya Lestari Ni Made
Putriningsih Wirna menuturkan pemanfaatan WhatsApp sudah lama
diterapkan di kelompoknya untuk komunikasi dan diskusi. “Kami
juga sudah terbiasa kumunikasi dan diskusi dengan penyuluh melalui
WHATSAPP. Inbformasi teknis dan pelatihan daring juga sering kami
terima dari penyuluh di WhatsApp,” katanya.
Menurut Putriningsih Wirna, selain pemanfaatan WHATSAPP
pihaknya juga sudah terbiasa memanfaatkan aplikasi Zoom untuk
mengikuti rapat atau pelatihan tentang praktek pengolahan ikan yang
diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai
Pelatihan Penyuluhan Perikanan (BPPP) BanyuWhatsAppngi maupun
lainnya. “Kami mengikuti praktek pelatihan pengolahan melalui zoom Penyuluh Perikanan memperkenalkan manfaat Teknologi IT kepada pelaku utama
bersama anggota kelompok dan kadang kala dengan pendampingan perikanan/ peserta pelatihan di P2MKP Dahrma Nadi(dok. Pribadi).
penyuluh,” paparnya.
Tidak itu saja, Poklahsar Karya Lestari juga telah memanfaatkan
grup WhatsApp untuk memperlancar pemasaran produk pengolahan cara membuat micro bubble dan yang lainnya. “Setelah kenal dengan
hasil perikanan. “Selain memiliki grup WhatsApp sendiri, kami juga ikut penyuluh perikanan, hasil belajar di Youtube itu saya diskusikan dengan
bergabung dengan grup WhatsApp Usaha Mikro dan Kecil Menengah penyuluh secara langsung maupun melalui WhatsApp,” katanya.
(UMKM) Bali dan Tabanan untuk komunikasi dan pemasaran produk
hasil pengolahan ikan dari Karya Lestari,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Mustafa, Pelaku utama perikanan di
Desa Dauh Peken yang saat ini menekuni usaha pembenihan ikan lele.
Putriningsih Wirna menambahkan, selain memanfaatkan Diakuinya, dirinya sudah cukup lama memanfaatkan Youtube untuk
WhatsApp untuk pemasaran ikan, pihaknya juga sudah memanfaatkan belajar tentang perikanan. Jauh sebelum dirinya mengenal penyuluh
market place seperti melalui Bukalapak dan Tokopedia dengan nama perikanan.
toko Lestari Fish Food . “Kami juga sudah sering memanfaatkan
Youtube untuk mencari informasi tentang pengolahan hasil perikanan “Saya mengenal usaha budidaya ikan lele WhatsApplnya dari
dan informasi teknis pengolahan dan pemasaran lainnya,” katanya. Youtube. Setelah melihat video tentang budidaya ikan lele di kolam
terpal, saya merasa tertarik dan mencobanya dengan membuat kolam
Pemanfaatan Youtube juga sudah cukup lama dilakukan oleh terpal secara bertahap hingga berjumlah 12 unit untuk pembesaran
I Putu Suteja dan Mustafa, pelaku utama perikanan di Kecamatan lele,” paparnya.
Tabanan. I Putu Suteja yang tinggal di Desa Denbantas mengemukakan
aWhatsApplnya sebelum mengenal penyuluh perikanan dirinya banyak Menurutnya, dari video yang ia lihat di Youtube juga kolam
belajar teknik perikanan dari kanal Youtube. Baik itu tentang teknik lele tersebut akhirnya ditumpangsarikan dengan sayuran kangkung
budidaya ikan lele, cara pengangkutan ikan, cara pembuatan pelet, menggunakan media paralon di atas kolam. Dari sayur kangkung,
kemudian diganti dengan sayur hijau, bahkan sampai dengan

DIGITALISASI PENYULUHAN
52 53
baWhatsAppng merah. “Eksperimen itu saya lakukan setelah melihat
video di Youtube. Dari hasil ekperimen saya itu juga saya videokan dan
bagikan ke Youtube melalui akun saya Dukuh Farm Organik,” katanya.
Mustafa yang populer dipanggil dengan nama Apay ini
menambahkan, dari usaha budidaya lele saya lalu mencoba berganti
memelihara ikan nila merah, lalu sekarang fokus menekuni usaha
pembenihan lele. “Setelah mengenal penyuluh perikanan, hasil nonton
video di Youtube akhirnya disikusikan danb dikonsultasi dengan
penyuluh perikanan,” katanya.
Hal senada dilakukan oleh I Made Budiasa, Penyuluh Perikanan
yang mewilayahi Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.
Diakuinya pemanfaatan WhatsApp sudah lama diterapkan untuk
memperlancar kegiatan penyuluhan di lapangan. “Sampai saat ini saya
telah membentuk tiga grup WhatsApp untuk mendukung kegiatan
penyuluhan di lapangan. Masing-masing adalah grup WhatsApp
Bioflok, grup WhatsApp Ngubuh Ikan (Red: Pelihara ikan) dan grup
WhatsApp Nelayan,” katanya.
Menurut Made Budiasa, melalui grup WhatsApp tersebut dirinya
bisa melakukan koordinasi dan diskusi tentang berbagai masalah
perikanan yang dialami oleh kelompok ataupun pelaku utama perikanan.
“Bila masalah yang ada bisa dipecahkan melalui WhatsApp, cukup
selesai di WhatsApp saja. Bila perlu solusi lanjutan, dari WhatsApp
bisa dilanjutkan melalui pertemuan langsung,” katanya.
Budiasa mengakui, dari Grup WhatsApp tersebut dirinya juga
lebih mudah dalam mengetahui stok ikan konsumsi yang akan
dipasarkan oleh para pelaku utama dan kelompok untuk difasilitasi
dalam pemasarannya.
Budiasa mengakui, pemanfatan IT belum bisa sepenuhnya
dimanfaatkan oleh para pelaku utma perikanan di wilayah binaannya.
Hal ini dikarenakan faktor manusianya yakni tidak bisa memanfaatkan
IT karena usia lanjut dan tidak memiliki telepone seluler bersistem
operasi Android. Selain itu juga faktor signal internet yang tidak bisa
menjangkau seluruh wilayah yang ada.

DIGITALISASI PENYULUHAN
54 55
BAB IV

PENERAPAN DIGITALISASI
DALAM KEGIATAN
PENYULUHAN DI LAPANGAN

K ecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah


memiliki luas wilayah mencapai 52,73 Km2. Kecamatan yang
terdiri dari 11 desa dan 14 kelurahan ini memiliki batas-batas wilayah,
yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Loano; di
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kaligesin; di sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Bagelen; dan di sebelah barat
: Kecamatan Bayan dan Kecamatan Banyuurip

Kecamatan Purworejo memiliki populasi 84.419 jiwa yang


terdiri dari laki-laki 41.283 jiwa dan perempuan 43.136 jiwa. Di
sektor perikanan, kecamatan ini memiliki potensi pengembangan
budidaya lele, gurame, dan nila. Menurut Anggih Isti Choeronawati,
Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) dari Satmingkal Balai Pelatihan
dan Penyuluhan Tegal, kegiatan penyuluhan telah lama dilakukan
dilakukan di Kecamatan Purworejo. Di wilayah ini sudah terbentuk
14 kelompok pelaku utama/usaha yang terdiri dari 12 Kelompok
Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan 2 Kelompok Pengolahan dan
Pemasaran (Poklahsar). Dari 14 kelompok tersebut, sebanyak 13
kelompok masih tergolong kelas pemula, dan 1 kelompok sudah
tergolong kelas Madya (Choeronawati, 2020). Untuk menunjang
kegiatan produksi perikanan, masing-masing kelompok memiliki

DIGITALISASI PENYULUHAN
56 57
sarana dan prasarana dari hasil swadaya masing-masing anggota Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan dan Perikanan Republik
kelompok. Di samping itu, setiap tahun mereka bisa mendapatkan Indonesia No. 30/PERMEN-KP/2014 Tentang Mekanisme Kerja
bantuan peralatan untuk budidaya berupa paket kolam terpal dari dan Metode Penyuluhan Perikanan, dijelaskan salah satu metode
pemerintah. penyuluhan perikanan berdasarkan pada teknik komunikasi terdapat
dua cara, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.
Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan, terdapat tiga Metode komunikasi langsung dilakukan melalui percakapan tatap
metode yang dilaksanakan, yaitu (1) melalui pendekatan perorangan, muka atau melalui media tertentu yang memungkinkan penyuluh
misalnya kegiatan kunjungan perorangan, konsultasi ke rumah, dapat berkomunikasi secara langsung untuk memperoleh respon
penggunaann surat atau telpon, dan magang; (2) melalui pendekatan dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat. Komunikasi
kelompok, misalnya kursus tani-nelayan, demonstrasi cara atau hasil, langsung bisa dilakukan melalui telepon, diskusi, zoom meting
kunjungan kelompak, karyawisata, diskusi kelompok, ceramah, atau media sosial yang lain. Sedangkan untuk Komunikasi tidak
pertunjukan film, slide, karyawisata, penyebaran brosur, buletin, langsung dalam kegiatan penyuluhan perikanan adalah merupakan
folder, asah terampil, sarasehan, rembug utama atau madya, temu metode penyuluhan yang dilakukan melalui perantara orang lain,
wicara, temu usaha, temu karya, temu lapang dan lain lain; dan melalui surat atau melalui media lain yang tidak memungkinkan
(3) melalui pendekatan massal seperti pameran, Pekan Nasional penyuluh untuk dapat menerima respon dari sasaran dalam waktu
(Penas), Pekan Daerah (Peda), Pertunjukan film atau wayang, yang relatif singkat. Komunikasi tidak langsung dilakukan melalui
drama, penyebaran pesan melalui Siaran radio, televisi, surat kabar, pemasangan poster, penyebaran brosur/leaflet/booklet/folder/
selebaran atau majalah, pemasangan poster atau spanduk dan majalah, siaran radio, tayangan televisi, pemutaran slide, pemutaran
sebagainya. film, pertunjukan seni budaya masyarakat.

Pandemi Covid-19 turut mempengaruhi pelaksanaan


penyuluhan perikanan di Purworejo. Pihak penyuluh, menurut
Choerunawati (2020), penyuluh perikanan di Purworejo dituntut
untuk melakukan terobosan-terobosan dan menciptakan inovasi-
inovasi selama pandemi agar kegiatan penyuluhan tak terhenti
begitu saja, yaitu dengan memanfaatkan media digital yang ada.
Contoh paling sederhana adalah dengan membuat WhatsApp Group
sebagai media komunikasi penyuluh dengan masyarakat binaan,
video conference, siaran radio maupun media lainnya untuk tetap
menjaga produksi dan produktivitas usaha pelaku utama dan usaha
Kelautan dan Perikanan.

Sebenarnya, pemanfaatan media digital dalam pelaksanaan


penyuluhan untuk penyebaran informasi ke masyarakat tidak
sebatas dalam menghadapi masa pandemi saja. Karena pemanfaatan
Ahmad Sudirjono, luhkan Kab.Gresik mendampingi kunjungan dari Dinas Perikanan media digital dalam era saat ini sudah menjadi kebutuhan yang
Kab.Gresik di Kelompok Nelayan Balai Cilik Kelurahan Lumpur, Gresik (dok. pribadi) wajib terpenuhi agar program penyuluhan perikanan tak tertinggal.

DIGITALISASI PENYULUHAN
58 59
4.1 Pemanfaatan Media Digital untuk Menyampaikan bahwa dari hasil wawancara dengan para tenaga penyuluh perikanan
Informasi Kepada Masyarakat setempat, sebagian besar mengaku telah mencoba memanfaatkan
media teknologi informasi yang mendukung seperti media internet,
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
Cyber Extension maupun media cetak. Motivasi utama dari
multimedia yang begitu cepat, penyuluh perikanan dituntut untuk
penyuluh perikanan untuk memanfaatkan media tersebut adalah
memahami teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penyuluh
untuk mendapatkan informasi terbaru terkait dengan teknologi
juga harus mampu dalam mengaplikasikan teknologi informasi
perikanan yang nantinya informasi tersebut akan diteruskan
sebelum mereka melakukan kegiatan penyuluhan sehingga mereka
ke kelompok sasaran pada saat kegiatan penyuluhan perikanan
mampu menjadi penengah antara pengetahuan dan teknologi
berlangsung (Ratnadila et al, 2019). Untuk mengakses informasi
yang terus berkembang dan bermanfaat bagi sasaran (Ratnadila et
seputar perikanan penyuluh perikanan Kabupaten Tabanan lebih
al, 2019). Penyuluh perikanan akan membimbing pelaku utama
sering menggunakan media handphone dan laptop milik pribadi.
dengan pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang
Penyuluh perikanan ini lebih sering menggunakan laptop pribadi
untuk diterapkan kepada sasaran dalam usahanya. Agar informasi
karena media ini dianggap memudahkan mereka untuk dapat
yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sasaran maka
menggunakan secara optimal karena tampilan informasinya menjadi
penyuluh perlu terus-menerus mengikuti perkembangan ilmu
lebih jelas. Penggunaan smartphone lebih banyak dilakukan ketika
dan teknologi sehingga penyuluh dapat melaksanakan fungsi
mereka berada di lapangan.
dan perannya. Perkembangan ilmu dan teknologi tersebut dapat
diperoleh salah satunya dengan memanfaatkan berbagai macam
Hasil dari observasi Ratnadila, Taryoto, dan Ani terhadap para
media yang tersedia. Informasi yang diperlukan untuk masing-
penyuluh perikanan di Tabanan menunjukkan bahwa media internet
masing penyuluh berbeda tergantung dari masalah spesifik lokasi,
atau jenis layanan yang banyak digunakan oleh penyuluh perikanan
kebutuhan informasi sasaran, maupun kondisi dan kebutuhan
untuk memperoleh informasi adalah situs pencarian Google. Situs
penyuluh tersebut dalam menunjang pelaksanaan tugas dan
pencarian ini dinilai sangat praktis untuk mendapatkan berbagai
pengembangan profesinya (Ratnadila et al, 2019)
informasi yang ingin mereka ketahui. Situs lainnya yang lebih banyak
mereka akses dalam menemukan informasi adalah situs Youtube di
Pesatnya perkembangan internet di Indonesia sudah sangat
mana melalui situs tersebut banyak menampilkan video-video yang
memudahkan penyuluh perikanan dalam memanfaatkan teknologi
inovatif seputar info perikanan yang terbaru (Ratnadila et al, 2019).
informasi dan komunikasi melalui media digital. Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan
pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang
(Kominfo, 2020). Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan
internet untuk mengakses jejaring sosial, seperti WhatsApp,
Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan jejaring sosial lainnya. Pesatnya perkembangan internet di
Indonesia sudah sangat memudahkan
Andriaty, Sankarto, dan Setyorini (2011) menyatakan bahwa
ketersediaan informasi teknologi di suatu wilayah akan berdampak penyuluh perikanan dalam
terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan informasi, sehingga memanfaatkan teknologi informasi dan
penyuluh bisa menyampaikan informasi yang berkualitas kepada komunikasi melalui media digital.
masyarakat. Pemanfaatan dari media teknologi informasi telah
banyak dimanfaatkan oleh penyuluh perikanan Kabupaten Tabanan
dalam menunjang kegiatan penyuluhan yang ada. Hasil penelitian
Ratnadila, Taryoto, dan Ani di Tabanan, Bali pada 2019 menyebutkan

DIGITALISASI PENYULUHAN
60 61
Beberapa keuntungan yang dirasakan oleh penyuluh Penggunaan media digital dalam melakukan penyuluhan juga
perikanan dengan memanfaatkan fasilitas internet di antaranya telah banyak dilakukan oleh para tenaga penyuluh perikanan di
adalah kegiatan penyuluhan dapat disampaikan kapan dan di daerah lainnya. Misal, penyuluhan perikanan di wilayah Kecamatan
mana saja, dapat menambahkan beberapa elemen pembelajaran Ajibarang, Purwokerto Barat, dan Rawalo, Kabupaten Banyumas,
dengan menambahkan unsur komunikasi, materi penyuluhan Provinsi Jawa Tengah melakukan pendekatan penyuluhan perikanan
relatif mudah diperbaharui karena internet banyak menyajikan selama masa pandemi Covid-19 menggunakan teknik komunikasi
informasi terkini, dapat mengembangkan jumlah interaksi di antara langsung dengan memanfaatkan media digital dan online, yang
penyuluh perikanan dan pelaku utama melalui diskusi interaktif mereka sebut sebagai pendekatan Daring Jenius (Yulianty, 2020).
seputar pemanfaatan teknologi informasi, dapat menggunakan
sumber yang telah ada di internet untuk kemudian dibuat materi Para tenaga penyuluh di Banyumas ini melakukan kegiatan
penyuluhan, dapat berhubungan secara real time menggunakan penyuluhan perikanan dengan memanfaatkan jejaring WhatsApp
video conference atau video streaming, mempunyai kemampuan Group (WaG) kelompok perikanan, Facebook, Instagram, Twitter,
untuk mengintegrasikan bermacam unsur media teks, grafik, audio, blog, dan lain- lainnya. Platform media sosial tersebut digunakan
dan video ke dalam materi ajar. Sejalan dengan penelitian Harahap untuk membagikan materi-materi penyuluhan terkait teknis
(2016) yang menyatakan bahwa internet merupakan media pemasok budidaya dan informasi lainnya. Sebagai contoh yaitu kegiatan
informasi terbesar saat ini. Apa saja informasi yang ingin diketahui penyuluhan perikanan yang dilaksanakan di Pokdakan Tirta Jaya
dapat dicari melalui media internet. Informasi di masa lampau dan IV yang berada di Desa Losari Kecamatan Rawalo Kabupaten
informasi di masa kini semua tersedia di internet. Banyumas, banyak dilakukan melalui WAG milik Pokdakan Tirta
Jaya IV. Selain melalui pendekatan WAG Kelompok, bisa juga
dilakukan pendekatan perseorangan melalui Whats App individu
sesuai kebutuhan mereka masing-masing baik terkait permasalahan
teknis perikanan, pemasaran, permodalan, sampai pada masalah
kesehatan ikan.

4.2 Menjangkau Pasar Lebih Luas dengan Media Sosial


Perusahaan media asal Inggris, We Are Social bekerjasama
dengan Hootsuite memasukkan Indonesia ke dalam 10 negara
dengan pengguna media sosial terbesar di dunia dalam laporan
“Digital 2021: The Latest Insights Inti The State of Digital” yang
diterbitkan pada 11 Februari 2021. Menurut laporan tersebut, dari
total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif
media sosialnya mencapai 170 juta. Artinya, jumlah pengguna media
sosial di Indonesia setara dengan 61,8 persen dari total populasi
pada Januari 2021. Angka ini juga meningkat 10 juta, atau sekitar 6,3
persen dibandingkan tahun lalu (kompas.com, 2021).
Sitti Syamsuarti, luhkan Selayar melakukan pendampingan pemberian bantuan Pemer-
intah ke KUB nelayan Desa Bontosunggu dan Desa Kahu-Kahu Kec.Bontoharu Kab.Kep.
Selayar (dok.pribadi) Laporan ini juga menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia
menghabiskan tiga jam 14 menit sehari untuk mengakses media
sosial. Sebanyak 168,5 juta orang Indonesia menggunakan
perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet untuk mengakses

DIGITALISASI PENYULUHAN
62 63
media sosial, dengan penetrasi 99 persen. Adapun aplikasi yang (siap makan). Produk hasil olahan ini memiliki potensi pasar yang
paling banyak digunakan, secara berurutan posisi pertama adalah cukup tinggi mengingat trend konsumsi produk tersebut sedang
YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter. We Are cukup tinggi terutama di kota-kota besar. Hal ini dipengaruhi oleh
Social dan Hootsuite dalam laporannya juga menyebutkan waktu gaya hidup masyarakat perkotaan yang menginginkan segalanya
yang dihabiskan pengguna WhatsApp di Indonesia yaitu sekitar serba instant, termasuk dalam hal makanan.
30,8 jam per bulan, Facebook 17 jam per bulan, Instagram 17 jam
per bulan, TikTok 13,8 jam per bulan, kemudian Twitter 8,1 jam Rully menyarankan agar UMKM di sektor perikanan mulai
per bulan. YouTube masih menduduki posisi teratas dengan rata- memperhatikan penampilan dan kualitas produknya agar bisa
rata waktu penggunaan 25,9 jam per bulan. Pencapaian ini berhasil bersaing di digital marketing. Misal, dalam segi kemasan harus lebih
menggeser posisi aplikasi streaming populer seperti Netflix dan Viu, menarik dan modern.
yang masing-masing berada di urutan keempat dan lima.
Sejalan dengan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia yang
Tingginya pengguna media sosial di Indonesia menjadikan tengah digencarkan oleh pemerintah, Kementerian Kelautan dan
platform media sosial sebagai platform yang memiliki potensi tinggi Perikanan (KKP) mendorong UMKM sektor kelautan dan perikanan
untuk pemasaran produk. Dari data We Are Social dan Hootsuite memperluas pemasaran produknya melalui platform e-commerce.
tersebut kita bisa digambarkan adanya 170 juta calon konsumen
yang bisa dijangkau melalui media sosial. Potensi ini tentu harus Pengenalan pemasaran digital melalui media sosial sudah
bisa digarap oleh pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dalam diupayakan oleh para tenaga penyuluh di Desa Hang Tuah,
memperluas pangsa pasarnya. Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Menurut Rully Setya Permana dari Minapoli, pemasaran Desa Hang Tuah sudah lama dijuluki sebagai kampung lele.
digital atau digital marketing saat ini telah menjadi senjata bagi Hal ini karena desa ini merupakan sentra produksi ikan lele (Clarias
banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam battrachus) hasil budidaya dalam kolam terpal. Bahkan saat ini
memasarkan produknya. Selain memanfaatkan platform media jenis-jenis ikan lain juga telah dibudidayakan masyarakat setempat.
sosial, UMKM tersebut juga bergerak memasarkan produk secara Produksinya sekitar 600.000 ton per tahun(Kementerian Kelautan
online melalui market place, seperti Tokopedia, Bukalapak, dan dan Perikanan, 2018). Namun, tidak semua produksi ikan lele segar
Shopee. Digital marketing, kata Rully, telah menghilangkan jenjang tersebut habis terjual di pasaran. Sebagian diolah masyarakat menjadi
antara perusahaan besar dan UMKM. Artinya, UMKM memiliki kerupuk ikan, nugget ikan, bakso ikan, abon ikan dan sebagainya.
kesempatan yang sama untuk menjangkau pangsa pasar yang sama Para pengolah ikan umumnya para istri pembudidaya ikan, ibu
dengan perusahaan besar. rumah tangga lainnya dan remaja putri desa tersebut. Praktek
pengolahan ini sudah berlangsung sejak tahun 2012. Pengolahan
Adapun bagi UMKM yang bergerak di sektor perikanan, terutama ikan lele segar menjadi nugget, misalnya, mampu memberikan nilai
mereka yang menjual produk hasil laut beku, menurutnya, memang tambah sebesar Rp64.112/kg. Sedangkan bakso mencapai Rp36.200/
masih terkendala pada wilayah jangkauan saat menggunakan sistem kg dan kerupuk ikan Rp19.448/kg.
digital marketing terutama ketika memasarkannya lewat platform
market place. Seperti kita tahu, produk hasil laut beku membutuhkan Pemasaran produk olahan ikan di Desa Hang Tuah masih
cold chain atau rantai dingin yang baik dalam pengiriman agar terbatas hanya di sekitar kecamatan, karena kurangnya promosi
kualitasnya tetap terjaga. Untuk menyiasatinya, Rully menyarankan, yang dilakukan (Ariyanto, 2015). Karena itu, untuk memperluas
agar UMKM sektor perikanan lebih banyak memasarkan produk jangkauan pemasaran produk olahan ikan di Desa Hang Tuah perlu
hasil olahan, baik itu ready to cook (siap masak) maupun ready to eat dilakukan upaya promosi yang tepat (Hendry et al, 2019).

DIGITALISASI PENYULUHAN
64 65
Desa Hang Tuah yang berjarak hanya 60 km dari ibukota Provinsi 4.3 Pemanfaatan Media Digital untuk Kelembagaan Kelompok
Riau, Pekanbaru, memiliki infrastruktur jaringan internet dan
Salah satu tugas penyuluh perikanan dalam melaksanakan
listrik yang sudah sangat memadai. Seluruh rumah penduduk desa
pendampingan kelompok adalah penumbuhan kelompok pelaku
ini sudah memiliki jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara
utama sektor kelautan dan perikanan. Sebagaimana dijelaskan
(PLN). Desa ini juga sudah memiliki jaringan internet yang cukup
sebelumnya, penyuluhan perikanan merupakan proses pembelajaran
bagus. Selain itu sebagian besar penduduk setempat sudah memiliki
dalam rangka peningkatan kapasitas kemampuan para pelaku
pesawat telepon seluler atau smartphone, sehingga memungkinkan
utama dan/atau pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan untuk
mereka dapat menggunakan media sosial (BPS Kabupaten Kampar,
mengorganisasikan dirinya dalam mengembangkan bisnis perikanan
2018). Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan optimalisasi
dan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya dengan
pemanfaatan media sosial di kalangan pengolah ikan di Desa Hang
tetap memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dalam
Tuah untuk meningkatkan pemasaran produk olahan ikan mereka.
implementasinya telah ditempuh berbagai kebijakan salah satunya
Optimalisasi ini diwujudkan melalui pelatihan pembuatan konten
melalui revitalisasi penyuluhan perikanan dengan menata kembali
promosi produk olahan ikan, membuat akun media sosial, serta
sistem kelembagaan penyuluhan perikanan seperti yang tertuang
mempublikasikan konten-konten promosi itu pada media sosial
dalam keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14 tahun
tersebut.
2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan
Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan.
Setiap kelompok dilatih membuat masing-masing tiga akun
media sosial, yaitu Facebook, Instagram, dan Blog yang akan mereka
Kelembagaan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
gunakan sebagai media promosi produk olahan ikan hasil produksi
Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
mereka. Hasil pelatihan, ketiga kelompok peserta akhirnya dapat
Perikanan, dan Kehutanan, terdiri atas kelembagaan penyuluhan
memahami peranan media sosial bahkan terampil membuat konten
pemerintah, kelembagaan penyuluhan swasta dan kelembagaan
promosi produk olahan ikan, baik konten teks, foto maupun
penyuluhan swadaya. Mengingat saat ini di masyarakat telah tumbuh
video (Hendry et al, 2019). Selain itu, masing-masing kelompok
dan berkembang berbagai kelembagaan pelaku utama perikanan,
juga mampu membuat tiga akun media sosial yang kelak mereka
tetapi kelembagaan tersebut masih didominasi oleh usaha perikanan
gunakan untuk mempromosikan produk olahan ikan mereka, yaitu
kecil yang dikelola masyarakat secara tradisional, lokasinya tersebar
Facebook, Instagram, dan Blog.
parsial dan kurang memiliki kompetensi antara satu usaha dengan
usaha lainnya, dikelola dengan manajemen yang kurang baik serta
sulitnya mengakses informasi, teknologi dan permodalan dan juga
belum terintegrasi dengan baik. Untuk itu diperlukan adanya
sentuhan dari Pemerintah dan pemerintah daerah dalam bentuk
fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan pelaku utama perikanan
melalui pengelolaan dan pembenahan kelembagaan pelaku utama
perikanan sehingga diharapkan menjadi sebuah organisasi yang
kuat dan mandiri serta mampu mencapai tujuan yang diharapkan
anggotanya.

Bagi penyuluh perikanan sendiri, penumbuhan kelompok


menjadi indikator kinerja bagi penyuluh perikanan dalam
Suprijantono, luhkan malang, mendampingi Poklahsar Minasari Sukosari Kasembon, melaksanakan pendampingan kelompok perikanan dan sebagai
mengikuti pelatihan daring Bakpia kandas dalam rangka hut KKP (dok.pribadi).
acuan dalam rangka pembinaan kelembagaan pelaku utama

DIGITALISASI PENYULUHAN
66 67
perikanan. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa tahapan kelas kelompok pelaku utama perikanan dengan nilai menengah
yang harus dilalui oleh penyuluh perikanan, yaitu melakukan pada batas skoring penilaian dari 351 sampai dengan 650 dari segi
identifikasi potensi wilayah perikanan binaan untuk mengetahui kemampuannya dalam penguasaan teknologi, pengorganisasian,
topografi, keadaan ekonomi budaya masyarakat,dan dinamika skala usaha, kemampuan permodalan, kemitraan/kerjasama, dan
masyarakat setempat dan pelaksanaan penumbuhan dengan akses informasi pasar, serta sudah melakukan kegiatan perencanaan
melakukan sosialisasi, melakukan pertemuan dan pengukuhan meskipun masih terbatas, dan diberikan piagam pengukuhan yang
dengan menerbitkan sertifikat pengukuhan yang ditandatangani ditandatangani oleh Camat; Kelas Utama adalah kelas kelompok
oleh pejabat wilayah setempat (lurah, kepala desa) dan dilaporkan pelaku utama perikanan dengan nilai tertinggi pada batas skoring
kepada dinas yang menangani penyuluhan perikanan. penilaian dari 651 sampai dengan 1.000 dari segi kemampuannya
dalam penguasaan teknologi, pengorganisasian, skala usaha,
Kelompok ini selanjutnya memiliki peran sebagai media kemampuan permodalan, kemitraan/kerjasama, dan akses informasi
komunikasi dan pergaulan antar pelaku utama dan pelaku usaha pasar, serta sudah melakukan kegiatan dalam perencanaan sampai
perikanan, sebagai basis pembaharuan secara merata, sebagai pelaksanaan meskipun masih terbatas, dan diberikan piagam
pemersatu aspirasi, sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk pengukuhan yang ditandatangani oleh Bupati.
belajar dan bekerja sama, serta sebagai teladan bagi masyarakat
lainnya. Setiap penyuluh perikanan memiliki tanggung jawab untuk
melakukan penilaian apakah kelompok-kelompok perikanan yang
Bentuk-bentuk kelompok pelaku utama perikanan yang dibinanya layak untuk naik kelas atau tidak. Peningkatan kelas
dibentuk melalui program penyuluhan antara lain kelompok kelompok ini juga merupakan alat untuk mengukur keberhasilan
pembudidaya ikan (Pokdakan), yaitu kelompok yang terdiri dari para penyuluh dalam melakukan pemberdayaan pelaku utama sektor
pelaku utama dan pelaku usaha budidaya ikan; Kelompok Usaha kelautan dan perikanan dalam kelompoknya. Indikator yang
Bersama (KUB) yang terdiri dari sekelompok nelayan; Kelompok digunakan adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) yang dibentuk oleh sekelompok anggota kelompoknya. Artinya, peningkatan kelas kelompok harus
pelaku usaha pengolahan dan pemasaran; Kelompok Usaha Garam sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggota
Rakyat (KUGAR) yang terdiri sekelompok pelaku usaha dan kelompoknya, baik nelayan, pembudidaya, pengolah, pemasar,
pelaku utama petani garam; dan Kelompok Masyarakat Pengawas maupun petambak.
(Pokmaswas) yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka mengatur
dan mengawasi pemanfaatan sumber daya perikanan. Pada tahun Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
2020, Puslatuh, BRSDM, KKP berhasil membentuk sebanyak RI Nomor 14 Tahun 2012, penumbuhan dan pengembangan
46.431 kelompok dari target sebesar 41.000 kelompok. kelembagaan pelaku utama perikanan merujuk kepada lima
tolak ukur, yaitu, perencanaan, kemampuan berorganisasi, akses
Dalam Kepmen KP No. 14 tahun 2012 disebutkan beberapa kelembagaan, kemampuan wirausaha, dan kemandirian.
kelas kelompok perikanan, yaitu Kelas Pemula adalah kelas
kelompok pelaku utama perikanan dengan nilai terbawah dan Sepanjang tahun 2020, penyuluh perikanan KKP telah
terendah pada batas skoring penilaian dari 0 sampai dengan 350 dari menumbuhkan 3554 kelompok perikanan dari target 2000
segi kemampuannya dalam penguasaan teknologi, pengorganisasian, kelompok. Adapun kelompok yang meningkat kelasnya mencapai
skala usaha, kemampuan permodalan, kemitraan/kerja sama, dan
1597 kelompok dari target 1500 kelompok.
akses informasi pasar, serta diberikan piagam pengukuhan yang
ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah; Kelas Madya adalah

DIGITALISASI PENYULUHAN
68 69
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah berkomitmen
Grafik Kelompok Perikanan untuk meningkatkan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pelaku
usaha perikanan. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan sektor
perikanan budidaya, perikanan tangkap, serta industri kelautan
dan perikanan. Dengan begitu, produksi perikanan meningkat dan
masyarakat sejahtera. Saat ini masih ada pelaku usaha perikanan yang
belum cukup memiliki literasi keuangan dalam membangun usaha.
Penyebabnya utamanya dikarenakan minimnya informasi akses
pembiayaan bagi pelaku usaha dan informasi calon debitur potensial
di sisi lembaga pembiayaan. Karena itu, penyuluh perikanan harus
bersinergi dengan tenaga pendamping Lembaga Pengelola Modal
Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).

Bentuk sinergi penyuluh perikanan dengan tenaga pendamping


LPMUKP di lapangan berupa sosialisasi akses permodalan LPMUKP
kepada kelompok binaan Penyuluh Perikanan, penyusunan proposal
usaha kelompok sektor KP untuk mendapatkan akses permodalan
usaha KP, mendampingi tenaga pendamping LPMUKP ke lahan
usaha kelompok sektor KP, mendamping kelompok sektor KP pada
Lalu bagaimana media digital berperan dalam penumbuhan akad pencairan dana pinjaman, serta monitoring pemanfaatan akses
kelompok perikanan ini? permodalan usaha pasca pencairan dana pinjaman.

Kemampuan penguasaan teknologi menjadi salah satu poin Adapun petunjuk bagi penyuluh perikanan melakukan
penting dalam peningkatan kelas kelompok. Seorang penyuluh penyuluhan dan pendampingan pelaku usaha telah diatur dalam
perikanan dituntut untuk bisa tak sekedar memberikan Peraturan Kepala BRSDMKP No.3/PER-BRSDM/2020 tentang
pendampingan tapi juga melakukan transfer teknologi kepada Pedoman Kerja Penyuluhan Perikanan.
kelompok perikanan yang menjadi binaannya. Berbagai macam
platform media digital, baik media sosial, aplikasi video conference Penyuluh perikanan juga bertanggung jawab dalam pembinaan
koperasi dan UMKM perikanan. Sepanjang tahun 2020, penyuluh
maupun aplikasi lainnya diajarkan kepada anggota kelompok
perikanan telah melakukan pembinaan terhadap 5469 koperasi dan
agar mereka menguasainya. Transfer teknologi ini menjadi
UMKM.
penting agar anggota kelompok perikanan mampu bersaing di era
serba digital. Media digital bisa dimanfaatkan untuk penyebaran
informasi kepada anggota kelompok, akses permodalan, hingga
menjangkau akses pasar yang lebih luas. Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) telah berkomitmen untuk
Akses permodalan
Penyuluh perikanan memiliki tugas untuk menumbuhkan meningkatkan akses Kredit Usaha
kelompok, meningkatan kelas, memberikan pendampingan akses Rakyat (KUR) untuk pelaku usaha
modal dan pasar, serta membina usaha mikro dan kecil sektor perikanan.
kelautan dan perikanan (KP).

DIGITALISASI PENYULUHAN
70 71
4.4 Tantangan dalam Digitalisasi Penyuluhan Perikanan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha perikanan.
Hal-hal itu antara lain adalah: (1) adanya perbedaan pola pikir serta
Taryoto dan Budi (2019) mengungkapkan jika aktivitas
pola kerja (value chain) antara pelaku usaha perikanan kecil dengan
perikanan secara umum, maupun khususnya yang terkait dengan
pola pikir dan pola kerja perusahaan besar; (2) kondisi sosial ekonomi
kegiatan penyuluhan perikanan, akan sangat dipengaruhi oleh
pelaku usaha kecil yang tidak terlalu kondusif bagi pengembanngan
“keharusan” memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
usaha mereka selanjutnya; dan (3) tidak/belum adanya upaya
(TIK) dalam kegiatan sehari-hari sebagai bagian dari rencana
terintegrasi untuk keperluan pengembangan penggunaan TIK
digitalisasi penyuluhan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan
pada pelaku usaha perikanan kecil, sehingga upaya yang dilakukan
dalam digitalisasi penyuluhan, adalah mengembangkan sarana dan
cenderung tidak dengan baik menyediakan solusi bagi akar
prasarana publik; menyediakan fasilitas TIK dengan basis bahasa
permasalahan yang dihadapi. Apabila tidak diperhatikan dengan
lokal, sehingga lebih memudahkan pemanfatannya; meningkatkan
baik, hal-hal tersebut dapat menjadi penyebab kegagalan untuk
tingkat ‘melek teknologi’ masyarakat secara massal, terutama di
mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan pelaku usaha perikanan
daerah-daerah tertinggal; pelibatan pihak swasta secara aktif dalam
tersebut. Untuk dapat menciptakan kondisi yang lebih baik di masa
upaya penyebaran TIK dalam masyarakat; serta pengembangan
mendatang, Malalalieu lebih lanjut menyarankan agar pihak-pihak
fasilitas-fasilitas TIK bagi masyarakat secara gratis.
terkait (perencana kegiatan, pelaksana kegiatan di lapangan, instansi
pemerintahan dan swasta, serta para pelaku usaha perikanan itu
Taryoto dan Budi (2019) mengutip survei yang dilakukan
sendiri) dapat memiliki komitmen bersama, kesepakatan bersama,
oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) (2015)
serta saling memahami masalah masing-masing untuk dapat
yang menemukan bahwa pemanfaatan TIK masih dicirikan oleh
mencapai tujuan akhir peningkatan kesejahteraan pelaku usaha
penggunaan bagi kepentingan hiburan, baik melalui radio, televisi,
perikanan kecil. Hal ini merupakan tantangan tersendiri untuk
maupun penggunaan internet. Hal tersebut terlihat nyata, terutama
dapat merealisasikannya di lapangan dengan baik.
pada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Untuk petani dan nelayan, antara lain ditemukan bahwa: (1) tingkat
Setiawan (2018) mengingatkan tentang dampak dari
literasi TIK petani dan nelayan masih terbatas, sehingga belum
berkembangnya TIK terhadap kondisi budaya masyarakat. Perlu
didominasi pada penggunaan bagi kepentingan pengembangan
dicermati dominasi dari kelompok masyarakat yang secara menonjol
usaha; (2) sarana TIK yang digunakan meliputi televisi, HP
menguasai TIK, sehingga dapat “memaksa” kelompok masyarakat
kapasitas 2G, radio, serta internet; (3) penggunaan TIK untuk
yang lain untuk mengadopsi pemikiran-pemikiran mereka.
pengembangan usaha lebih banyak dilakukan oleh nelayan daripada
Secara eksplisit, Vacek (2017) menegaskan bahwa saat ini aspek
oleh petani; (4) kualitas TIK yang digunakan masih rendah,
pengembangan Teknologi menjadi topik utama dalam kehidupan
terutama terkait dengan adanya peterbatasan sarana penunjang
manusia secara global. Dalam kaitan dengan hal tersebut, Vacek
infrastruktur; dan (5) informasi yang banyak diperlukan adalah
mengingatkan bahwa pengembangan teknologi (termasuk
terkait dengan hama penyakit, teknik budidaya, serta pemasaran.
TIK) memiliki potensi untuk melemahkan Kohesi Sosial dalam
Kominfo merekomendasikan agar pembentukan Pusat Informasi
kehidupan masyarakat, apabila hal tersebut tidak diikuti dengan
dan Komunikasi Masyarakat (PIKMA) di tingkat komunitas pada
perubahan mendasar pada sistem sosial-ekonomi masyarakat. Hal
setiap desa dapat dipacu pembentukannya, dengan para Penyuluh,
itu terutama berkaitan dengan kecenderungan proses otomatisasi
relawan TIK, serta kelompok-kelompok petani dan nelayan sebagai
dan penggunaan robot dalam kehidupan manusia sehari-hari.
penggerak utamanya.
Gambar 3 memperlihatkan kecenderungan masifnya perkembangan
penggunaan robot di berbagai negara di dunia. Pada saat yang sama,
Menurut Malalalieu (2015) dalam Taryoto dan Budi (2019)
perlu terus diperhatikan aspek-aspek modal intelektual (intellectual
menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
capital), berikut upaya perlindungannya, asesmennya, serta
digitalisasi penyuluhan dengan menjadikan TIK sebagai salah satu
monitoring perkembangannya.

DIGITALISASI PENYULUHAN
72 73
BAB V

INTEGRASI DIGITALISASI
PENYULUHAN

P antai Bangsring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur memiliki


kekayaan sumber daya ikan yang melimpah. Sayangnya,
kekayaan tersebut tidak imbangi dengan pemanfaatan yang baik oleh
nelayan sekitar. Nelayan kerap didapati melakukan penangkapan
ikan dengan cara-cara yang merusak. Mereka menggunakan bom
hingga potasium dalam praktek penangkapan ikan. Cara-cara ini
bukan saja mengotori lingkungan tapi telah merusakan ekosistem
terumbu karang di wilayah tersebut.

Kondisi inilah yang dihadapi oleh Fariana Banyu Kartika ketika


pertama kali ditugaskan sebagai penyuluh perikanan di wilayah
Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi tersebut pada tahun 2011.
Rian, panggilan akrabnya merasa miris dengan perilaku nelayan
setempat yang masih melakukan praktek-praktek penangkapan
merusak lingkungan. Bersama Abdul Aziz, salah stau tokoh
masyarakat setempat, Rian mulai berjuang melakukan penyadaran
agar nelayan setempat tak lagi melakukan destructive fishing.
Penyuluh perikanan bersama BPPP Banyuwangi dan aparat
setempat juga ikut turun tangan dalam menghentikan perburuan
liar. Di sisi lain, dilakukan penyadaran kepada para pelaku untuk
mulai beralih ke penangkapan ikan yang ramah lingkungan ataupun
budidaya perikanan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
74 75
Mereka kemudian menginisiasi berdirinya Kelompok
Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pesona Bahari pada tahun
2015. Lewat kegiatan ini, kegiatan pengawasan rutin dijalankan. Selain membentuk kelembagaan
Pokmaswas juga menjadi momentum bagi para pemuda Bangsring
Pokmaswas, masyarakat juga
untuk mulai percaya diri dan lebih semangat untuk mengelola pesisir
dengan terus membersihkan dan menghijaukan pantai sehingga membentuk Kelompok Usaha Bersama
terlihat lebih indah dan berpenghuni. (KUB) Pesona Bahari yang berfokus
Selain membentuk kelembagaan Pokmaswas, masyarakat juga
pada kegiatan perikanan tangkap.
membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pesona Bahari yang
berfokus pada kegiatan perikanan tangkap. Ada kebiasaan unik
yang kerap dilakukan anggota kelompoknelayan. Yaitu, pada saat
gelombang laut sedang bersahabat, para nelayan akan turun untuk
mencari ikan bermodalkan snorkel, masker, fin, dan speargun di
tangan untuk memburu ikan. Hasil tangkapan seperti kerapu, cumi,
gurita, dan ikan-ikan karang lainnya dikonsumsi untuk makan dengan sisten KJA. Pasalnya perairan Selat Bali terkenal dengan
sehari-hari dan dijual kepada pengepul. arusnya yang cukup deras. Bahkan acap kali limpasan sampah yang
terbawa arus mengenai jaring KJA sehingga membuatnya jebol.
Untuk meningkatkan pendapatan, mereka kemudian didorong
untuk melakukan kegiatan budidaya oleh penyuluh perikanan. Inisiatif ini pun disambut baik oleh BPPP Banyuwangi sebagai
Kelompok ini lalu mulai coba-coba memelihara ikan kerapu dengan unit pelaksana teknis penyuluhan perikanan di wilayah Jawa
keramba jaring apung sederhana. Pada tahun 2016, para anggota Timur dan Kalimantan Selatan. Kepala BPPP Banyuwangi Achmad
kelompok kemudian bersepakat untuk membentuk Kelompok Subijakto (Toto) mengungkapkan, kolaborasi antara penyuluh dan
Pesona Bahari yang di dalamnya terdiri dari Pokmaswas, Pokdakan, KUB, pembudidaya melatarbelakangi penyelenggaraan percontohan
Poklahsar dan Pokdarwis (kelompok wisata) Kelompok Pembudidaya penyuluhan. Dalam perencanaannya, balai membuka komunikasi
Ikan (Pokdakan) Pesona Bahari. Pokdakan membudidayakan seluas-luasnya kepada penyuluh dan kelompok dalam merancang
komoditas ikan kerapu. Semangat mereka untuk melakukan kegiatan inovasi teknologi budidaya. Tujuannya agar bantuan yang diberikan
budidaya ini semakin bertambah setelah mendapatkan bantuan satu pemerintah dapat dimanfaatkan masyarakat secara optimal.
unit Karamba Jaring Apung (KJA) dari Pemprov Jawa Timur yang
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha budidaya. Berbagai pertemuan terus dilakukan untuk membahas rencana
percontohan penyuluhan, utamanya mengenai inovasi teknologi
Melihat potensi benih lobster yang melimpah di perairan yang akan diterapkan. BPPP Banyuwangi membuka ruang diskusi
Banyuwangi, terbesit keinginan Abdul Azis sebagai Ketua Pokdakan bagi kelompok dan penyuluh perikanan. Hingga akhirnya disepakati
Pesona Bahari untuk merintis usaha budidaya lobster. Ia sangat ide penggunaan metode keramba dasar (bottom cage). Metode
yakin dengan pengelolaan secara berkelanjutan, lobster akan terus baru ini diyakini sesuai dengan habitat asli lobster di dasar perairan
melimpah dan menjadi komoditas unggulan Banyuwangi. berpasir sehingga lobster dapat tumbuh dengan baik.

Inisiatif untuk memulai usaha budidaya lobster ini sebenarnya Demi menjaga kontinuitas usaha budidaya lobster, Rian selalu
didasari oleh pengalaman sering gagalnya mereka dalam budidaya melakukan pendampingan akses pasar agar lobster hasil budidaya
kerapu. Memang tidak mudah untuk menjalankan usaha budidaya dapat terserap oleh pasar lokal maupun global. Pendampingan
tersebut menghasilkan kerja sama antara Pokdakan dengan

DIGITALISASI PENYULUHAN
76 77
Banyuwangi tak lepas dari kemampuan mereka dalam menguasai
Berbagai pertemuan terus dilakukan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penguasaan TIK ini
untuk membahas rencana percontohan diadaptasi dalam berbagai macam praktek penyuluhan di lapangan.
Pendekatan dalam upaya penyadaran agar nelayan tak lagi melakukan
penyuluhan, utamanya mengenai inovasi praktek destructive fishing, misalnya, tak cukup hanya dilakukan
teknologi yang akan diterapkan. dengan kampanye secara verbal. Penggunaan media digital, seperti
video, dilakukan agar masyarakat lebih mudah menerima informasi
pengepul lobster yang sudah memiliki kontrak dengan eksportir. yang disampaikan.
Selain itu, adanya budidaya lobster di Kecamatan Wongsorejo telah
menginisiasi terbentuknya dua Kelompok Pengolah dan Pemasar Penggunaan TIK sebagai bagian dari integrasi digitalisasi
(Poklahsar) Anugerah Bahari dan Mawar yang selanjutnya berperan penyuluhan juga dilakukan dalam mencari informasi mengenai
dalam mengolah lobster hasil panen menjadi aneka kuliner yang siap teknik pembuatan KJA serta praktek budidaya. Kelompok pelaku
dijajakan kepada para pengunjung di destinasi wisata Pantai Grand utama juga tak hanya berperan sebagai penerima informasi namun
Watu Dodol - Banyuwangi. dilibatkan secara langsung dalam penggunaan TIK. Tujuannya
tentu saja agar mereka benar-benar mampu memanfaatkan TIK
Lobster hasil budidaya Pokdakan Pesona Bahari telah berhasil yang dikenalkan secara berkelanjutan.
menembus pasar ekspor ke berbagai negara seperti Cina, Taiwan,
dan Singapura yang disalurkan melalui pelaku eksportir di Jakarta.
Jumlah produksi lobster Pokdakan Pesona Bahari mencapai 50 kg
hingga 1 kwintal per bulan dengan kisaran omzet sebesar Rp20-25
juta/bulan.

Berawal dari enam unit karamba dasar bantuan Percontohan


Penyuluhan, kini Pokdakan Pesona Bahari mengelola setidaknya
20 unit keramba dasar. Rian bersama kelompok juga melakukan
riset dan modifikasi dari model keramba dasar yang digunakan.
Hasilnya dipilih karamba dasar berbentuk lingkaran dan terbukti
lebih menguntungkan dari segi hidrodinamika dan efektifitas
pemeliharaan lobster di dasar perairan.

Azis bersama masyarakat Bangsring tentu merasa bersyukur


memiliki penyuluh perikanan yang senantiasa mendampingi
kelompok. Kelompok Pesona Bahari juga pernah meraih
penghargaan Indonesia Sustainable Tourisme Award (ISTA) dalam
kategori Tata Kelola Destinasi Wisata dari Kementerian Pariwisata
pada tahun 2019. Tentunya penghargaan ini tak lepas dari usaha para Erna Juhartini, PPB Kabupaten Hulu Sungai Utara Menjadi narasumber di kegiatan
Pokmaswas dalam melakukan usaha konservasi pesisir dan laut. Sosialisasi Gemarikan di Desa Rukam Hulu Kecamatan Amuntai Selatan (dok.pribadi)

5.1 Integrasi Digitalisasi dalam Penyuluhan


Keberhasilan penyuluh perikanan BPPP Banyuwangi dalam
melakukan perubahan pada kelompok pelaku utama perikanan di

DIGITALISASI PENYULUHAN
78 79
DIGITALISASI PENYULUHAN
80 81
Donelly (2018) dalam Taryoto dan Budi (2021) menemukan
bahwa terdapat sejumlah masalah yang dihadapi dalam penerapan
TIK untuk aktivitas perikanan skala kecil di Indonesia. Masalah-
masalah itu antara lain, tidak dilibatkannya pelaku utama perikanan
secara partisipatif dalam perencanaan kegiatan, tidak sesuainya
program yang diterapkan dengan kondisi di lapangan, serta
kurangnya perhatian terhadap aspek keberlanjutan penerapan
program yang dilakukan. Untuk itu, pengembangan TIK bagi
pelaku utama perikanan skala kecil harus benar-benar didasarkan
pada kondisi keterbatasan yang dihadapi mereka, serta secara aktif
melibatkan mereka dalam perancangan program.

Di Nigeria, TIK digunakan untuk mendapatkan informasi


antara lain tentang konstruksi kolam, sumber benih, pemasaran
produk, penanganan penyakit ikan, serta hasil peramalan cuaca
(Ejiogu-Okereke, Ngozi Eucharia et al 2016). Sarana TIK yang Lia Yulianti, Luhkan Lampung Selatan, mendampingi POKLAHSAR Melati, KUB Putra
mereka gunakan adalah telepon pintar atau smart phone, radio, Ogie & KUB Gunung Botak Bahari, Kec. Kalianda, Lampung Selatan (dok. pribadi)
televisi, internet, serta majalah dan surat kabar. Keterbatasan yang
mereka hadapi terutama terkait dengan sumber daya listrik serta
kelemahan jaringan internet. Di Banyuwangi, dengan kekuatan
jaringan internet yang sudah memadai, masalah ini bisa di atasi. memikirkan suatu langkah terobosan untuk memacu pemanfaatan
TIK bagi para nelayan kecil. Pendekatan-pendekatan yang bersifat
FAO dan WorldFish (2020) menguraikan berbagai aspek yang partisipatif, upaya untuk memasyarakatkan pendekatan digital
terkait dengan pemanfaatan TIK bagi para nelayan kecil, terutama kepada masyarakat (digital inclusion), maupun pendekatan dukungan
berdasaran pendalaman kajian di India, Timor Leste, serta di negara- pengembangan TIK melalui alokasi dana yang memadai (financial
negara Karibia. Diakui bahwa nelayan kecil memang memiliki inclusion) adalah beberapa di antara hal-hal yang perlu dilakukan.
keterbatasan dalam pengetahuan maupun dalam kemampuan untuk Infrastruktur pendukung serta prasarana- prasarana penunjangnya,
dapat akses terhadap TIK pendukung aktivitas sehari-sehari mereka; sebagai sarana TIK disarankan untuk dapat dikembangkan secara
hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mampu membangun khusus.
akses terhadap sumber informasi melalui TIK (Taryoto dan Budi,
2021). Untuk itu pihak pemerintah negara- negara terkait perlu Marciniak (2010) dalam Taryoto dan Budi (2021) menambahkan
bahwa TIK dapat dimanfaatkan dalam kegiatan yang terkait dengan
Penguasaan TIK ini diadaptasi dalam kegiatan pengelolaan stok ikan, pemasaran produk perikanan,
maupun dalam sistem pengelolaan sumberdaya perikanan. Marciniak
berbagai macam praktek penyuluhan melihat bahwa TIK memiliki potensi untuk dapat dikembangkan
di lapangan. Pendekatan dalam upaya dan dimanfaatkan lebih lanjut dalam aspek-aspek kegiatan yang
penyadaran agar nelayan tak lagi terkait dengan bidang perikanan; penggunaan “satellite Vessel
Monitoring Systems” (VMS) merupakan contoh konkrit dari
melakukan praktek destructive fishing, pemanfaatan TIK pada bidang perikanan ini. Hal-hal seperti ukuran

DIGITALISASI PENYULUHAN
82 83
kapal ikan, monitoring hasil tangkapan dari sisi bobot dan jenis ketahanan pangan di sektor kelautan dan perikanan masih cukup
tangkapan, serta intensitas perjalanan kapal (vessel trips) dapat baik.
diketahui dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Proses tersebut
dapat diagendakan untuk dapat mencakup aktivitas perikanan secara Salah satu tugas dari penyuluh perikanan adalah membantu
global. Namun demikian Marciniak menyadari bahwa masih terdapat buka akses pemasaran bagi pelaku utama/usaha binaannya.
beberapa kendala; keterbatasan pengetahuan tentang kompleksitas Termasuk akses pemasaran online selama pandemi covid-19.
penerapan TIK pada bidang perikanan, adanya budaya-budaya Dengan berjalannya kegiatan #LuhLapor ini sudah bisa menjaring
setempat yang tidak/belum mempercayai manfaat TIK, besarnya calon konsumen yang mencari produk-produk perikanan. Karena
jumlah usaha perikanan skala kecil, serta keterbatasan dana, adalah memang kami mendorong kepada para penyuluh untuk tak hanya
beberapa diantara kendala-kendal tersebut. melaporkan hasilpanen tapi juga mengunggah foto-foto produk
pelaku utama/usaha perikanan mereka. Sehingga ketika calon
5.2 Luhlapor sebagai Media Penyampai Laporan Penyuluhan konsumen atau pembeli mengetikkan tagar #LuhLapor mereka bisa
menemukan produk-produk yang diinginkan.
Dalam rangka penyebarluasan kiprah penyuluh perikanan
dalam mendampingi pelaku utama/usaha KP, Pusat Pelatihan dan
Program #LuhLapor ini menjadi terobosan terbaru Puslatluh,
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan kegiatan
BRSDM, KKP dalam menyongsong digitalisasi penyuluhan.
#LuhLapor yang wajib diikuti oleh seluruh penyuluh perikanan.
Adapun #LuhLapor merupakan publikasi mengenai hasil produksi/
panen kelompok binaan penyuluh. Saat ini kegiatan #LaporLuh
difokuskan untuk panen Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan).

Dalam kegiatannya, #LuhLapor ini menggunakan platform


media sosial Twitter. Dalam prosesnya, setiap penyuluh perikanan
diminta untuk melaporkan setiap kegiatan hasil panen produksi
perikanan kelompok binaannya melalui media sosial Twitter dengan
format yang telah disediakan (lihat boks). Selain akan menjadi bukti
dari pencapaian para penyuluh, #LuhLapor ini juga akan menjadi
eksistensi bahwa meski di masa pandemi, pencapaian program

Salah satu tugas dari penyuluh perikanan


adalah membantu buka akses pemasaran
bagi pelaku utama/usaha binaannya.
Termasuk akses pemasaran online selama
pandemi covid-19.

DIGITALISASI PENYULUHAN
84 85
OPINI PENYULUH

Teknologi Informasi Harus Mampu Mengubah


Cara Berpikir dan Bekerja Pelaku Utama
Format penulisan #LuhLapor melalui media Perikanan.
Twitter bagi penyuluh perikanan -Abdul Salam Atjo, Penyuluh Perikanan Kota Palopo-

Template Cuitan Pokdakan (Pembesaran) :


[Hari] (dd/mm), [Nama_Penyuluh], Luhkan [Kab/Kota], di
Pokdakan [Nama_Kelompok] Ds

S
[Nama_Desa], mendampingi Panen [Komoditas], aat ini digitalisasi menjadi bagian penting di era pandemi
[teknologi_budidaya], sebanyak Covid-19. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Demikian
[Total_panen] kg, luas tambak [Luas_Kolam] m2, bobot juga dengan kegiatan penyuluhan perikanan yang juga telah
panen [size_panen] gr, harga memanfaatkan teknologi digital.
[harga_panen]/kg. #GiatLuhkanSatminkal[Balai] #[Kab/ Penyuluh perikanan adalah ujung tombak pembangunan
Kota] #Panen. Kelautan dan Perikanan. Sebagai garda terdepan, maka penyuluh
perikanan memberi dorongan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha agar mampu mengubah cara berpikir, cara kerja, dan cara
hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Template Cuitan Pokdakan (Pembenihan / Ikan Hias) : dan teknologi.
[Hari] (dd/mm), [Nama_Penyuluh], Luhkan [Kab/Kota], di Kegiatan penyuluhan perikanan sekarang memiliki perbedaan
Pokdakan [Nama_Kelompok] Ds dengan penyuluh generasi sebelumnya. Dalam melakukan
penyuluhan, selain tatap muka, saat ini bisa dilakukan melalui video
[Nama_Desa], mendampingi Panen [Komoditas], sebanyak
conference melalui aplikasi zoom meeting, messenger, WhatsApp
[Jumlah_panen] ekor, ukuran
(WA), telegram. Kegiatan penyuluhan juga bisa dilakukan melalui
panen [size_panen] cm, harga [harga_panen]/ekor. media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan lain-lain.
#GiatLuhkanSatminkal[Balai] Sehingga dalam berkomunikasi saat ini tidak ada lagi ruang batas
waktu antara pelaku utama dan penyuluh.
#[Kab/Kota] #Panen.
Nafriwati Dahlan, S.Pi, M.Si, penyuluh perikanan kabupaten
Jeneponto, Sulawesi selatan, mengaku  sudah memanfaatkan
media sosial untuk melakukan penyuluhan ke pelaku utama.
“Ada WA group yang kami sudah buat dengan anggota beberapa
pengurus dan anggota kelompok untuk memudahkan komunikasi
dan penyuluhan kepada mereka,” ujar Nafri. Melalui goup WA
penyuluh bisa melakukan bimbingan pemecahan masalah kepada
pelaku utama yang berkonsultasi.

DIGITALISASI PENYULUHAN
86 87
Hal senada disampaikan oleh Iskandar, S.Pi, koordinator serta kebijakan-kebijakan pemerintah untuk sektor perikanan,” ujar
penyuluh perikanan Kota Palopo. Ia mengatakan, aplikasi WA Hariyanto. Agar informasi tersebut cepat diterima oleh kelompok
dengan mudah membantu pelaku utama dalam memberi solusi binaan maka dibuat group WhatsApp beranggotakan pengurus dan
terhadap masalah teknis yang dihadapinya. Kemudahan dan kelompok lintas kecamatan dari bidang usaha yang sama.
kemurahan lain yang dirasakan oleh Iskandar dari teknologi digital
ini adalah dapat meringankan beban pekerjaannya, “Jika kita Dalam group WhatsApp tersebut selain beranggotakan penyuluh
akan adakan pertemuan kelompok tidak repot lagi antar udangan dan pelaku utama juga ada dari BMKG, distributor sarana produksi
kesana kemari cukup tekan WA pesannya langsung terkirim,” kata perikanan, perwakilan pemerintah daerah (dinas), dan perwakilan
Iskandar. Selain itu teknologi digital ini juga sangat membantu kolektor (pedagang) hasil tambak.
dalam melakukan pengumpulan data terutama data produksi hasil Sudirman, S.Pi mengatakan, penyampaian informasi kepada
perikanan tanpa harus melakukan kunjungan tatap muka. sasaran penyuluhan melalui media digital memang efektif. Namun
Selain aplikasi WA, Iskandar juga memanfaatkan mesin pencari menurutnya, ada beberapa kelemahan yang dialaminya selama ini.
google di internet untuk menelusuri informasi teknologi. “Materi Selain faktor jaringan internet juga keberagaman tingkat pendidikan,
apapun yang diinginkan tinggal klik google maka akan muncul karakter dan usia pelaku utama. “Memang hampir semua pelaku
beragam pilihan tinggal disesuaikan dengan kondisi wilayah kerja,” utama memiliki hp android tapi ada sebagian dipegang oleh anak atau
jelas Iskandar. cucunya untuk main game sehingga tetap sulit untuk komunikasi
penyuluhan,” kata penyuluh perikanan Pinrang ini.
Manfaat teknologi informasi dan komunikasi yang dirasakan
oleh penyuluh perikanan Kota Palopo dan Kabupaten Jeneponto Menurutnya, kelemahan tersebut, ketika menghadapi hal-
juga ikut dirasakan oleh penyuluh perikanan yang lain di Sulawesi hal penting, mekanisme penyuluhannya tetap dilakukan dengan
selatan. Nurlela Bidullah, S.Pi, salah satu penyuluh mengakui materi kunjungan tatap muka.
penyuluhan perikanan selama ini lebih banyak dikutip dari internet.
“ Di internet sangatlah beragam, sehingga jauh lebih gampang
mencari rujukan solusi atas masalah teknis yang dihadapi pelaku
utama,” ungkap Nurlela yang merupakan penyuluh perikanan
kabupaten Pinrang. Dari hasil penelusuran di internet biasanya
materi penyuluhan itu dikemas ulang oleh penyuluh dengan bahasa
yang gampang dicerna oleh sasaran. Nurlela mengatakan selama ini
untuk medsos seperti Facebook biasanya lebih banyak ia gunakan
untuk memposting kegiatan harian di lapangan. Selain berbagi
informasi dari kegiatan penyuluhan juga akun facebook dijadikan
sebagai media penyimpanan dokumen visual.
Penyuluh perikanan lainnya di kabupaten Pinrang yang juga
telah memanfaatkan teknologi digital adalah Hariyanto, S.Pi. Ia
menceritakan pengalamannya sebagai penyuluh perikanan dalam
melakukan penyuluhan dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi yaitu media sosial sebagai media penyuluhan.
“Sebagian besar pelaku utama di wilayah binaan saya sudah
memiliki HP android jadi memudahkan dalam menyampaikan
informasi teknologi, pasar, informasi, pasang surut, cuaca dan iklim

DIGITALISASI PENYULUHAN
88 89
D af t ar Pust aka

Birdsall N., Kelley A. C., Sinding S. W. 2001. Why population


matters: demographic change, economic growth, and poverty in the
developing world Oxford, UK: Oxford University Press

Basri F. 2019. SDM dan teknologi kunci lolos dari middle income
trap. Alinea.id.

Jelita N.I. 2019. Kabar Baik, Human Capital Index Indonesia


Meningkat. Media Indonesia. (https://mediaindonesia.com/
read/detail/346102-kabar-baik-human-capital-index-indonesia-
meningkat)

Arumingtyas L. 2020. Emil Salim: Negara Maju Tak Hanya


Ekonomi, Perlu Kuat SDM dan Lingkungan. Mongabay, 7 Juli 2020.
(https://www.mongabay.co.id/2020/07/07/emil-salim-negara-maju-
tak-hanya-ekonomi-perlu-kuat-sdm-dan-lingkungan/)

Putri, Cantika Adinda. 2020. Kualitas SDM RI Belum


Optimal, Nih, Mas Nadiem!. (https://www.cnbcindonesia.com/
news/20200701184938-4-169544/kualitas-sdm-ri-belum-optimal-
nih-mas-nadiem)

Kiki Nindya Asih, Amalia Insan Kamil, Danny Hermawan A, Sri


Noerhidajati: TRANSISI DEMOGRAFI DAN STABILITAS
SISTEM KEUANGAN: STUDI KASUS INDONESIA DAN
JEPANG

Widjaja, S. 2018. Transformasi Budaya Maritim Berbasis Teknologi.


Amafrad Press.

DIGITALISASI PENYULUHAN
90 91
Laporan Materi Video Conference Penyuluh Perikanan Tahun 2020

NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA

Sosialisasi E- 1. Mardiyanto, S.Pi 1. Kab. Gorontalo


1. Penyuluh 9 Januari (Kepala Subbidang 2. Kab. Pasuruan
2020 Integrasi Aplikasi Sistem 3. Kab. Pasuruan
Informasi Subbidang 4. Kota Maros
Integrasi Aplikasi Sistem 5. Kab. Tabanan
Informas, Pusdatin) 6. Kab. Sidoarjo
2. Nilam Amalia 7. Kab. Karang
Pusparani, S.KOM, Asem
M.T.I. (Pranata Komp 8. Kab. Maros
Madya Kelompok 9. Kota Tomohon
Fungsional, Pusdatin) 10. Kota Baru
11. Puslatluh

1. Kab. Garut
2. Diskusi Operasional 16 Januari Agus Suryadi, S.Pd, 2. Kota Payakumbuh

L a mpi r an
Satu Data Modul 2020 M.Si, Kepala Subbidang 3. Kab. Serang
E-Penyuluh (Tahap II) Standarisasi Aplikasi Sistem 4. Kab. Lampung
Informasi Pusat Data statsitik Selatan)
dan Informasi KKP 5. Kota Bogor

1. Ikhsan Haryadi, S.Pi, 1. Satminkal Banyuwangi


3. Sosialisasi Program 21 Januari M.Si (Kepala Bidang 2. Kab. Pasuruan
dan Pengelolaan 2020 Penyuluhan, Puslatluh 3. Kota Banjarmasin
Administrasi PPB) KP) 4. Kota Sorong
2. Yuniyanti 5. Kota Jeneponto
Rahayuningsih, SE 6. Kota Pariaman
(Kepala Bagian Tata 7. Kab. Kuantansingingi
Usaha, Puslatluh KP) 8. Kab. Lombok Barat

DIGITALISASI PENYULUHAN
92 93
NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA

Sosilaisasi e-Penyuluh 1. Kab Kapuas 1. Direktur Perizinan dan 1. Kab. Rotendao


4. Bagi Penyuluh 23 Januari Agus Suryadi, S.Pd, 2. Kab. Tanah Laut 8. Sosialisasi Program 27 Februari Kenelayanan Ditjen PT 2. Kab. TTS
Perikanan Tahap III. 2020 M.Si, Kepala Subbidang 3. Kab. Pandeglang Perlindungan Nelayan 2020 2. Direktur Kapal dan 3. Kab. Pandeglang
Standarisasi Aplikasi Sistem 4. Kalsel (Termasuk Awak Alat Penangkapan Ikan 4. Kab. Pangkep
Informasi Pusat Data statsitik 5. Kab. Enrekang Kapal Perikanan) Ditjen PT 5. Kab. Garut
dan Informasi KKP 6. Kota Padang melalui Asuransi 6. Kab. Jember
7. BPPP Ambon Mandiri 7. Kota Ambon
8. Kab. Pandeglang 8. Kab. Bangli
9. Kab Sumbawa Barat 9. PPB Banten
10. Kota Serang (10 org)
11. Kab. Kep Sangihe
12. Kota Tomohon 1. Qisti Prima 1. Kab. Halmahera
13. Kota Baru 9. Sosialisasi Program 5 Maret 2020 2. Vachiona Napitu Selatan
14. Puslatluh BPJS Ketenagakerjaan 3. Addinu Nasida (BPJS 2. Kab. Sabu Raijua
Bagi PPB" Ketenagakerjaan 3. Kab. Manokwari
1. Satminkal Banyuwangi Cabang Jkt Mampang) 4. Kab. Parigi Moutong
5. Akses Permodalan 6 Februari Wiwik Fitrianingsih, S.P 2. Kab. Pasuruan 5. Kota Banjarmasin
Usaha KP 2020 (Kepala Subdit Akses 3. Kota Banjarmasin 6. Kab. Banjarbaru
Permodalan, Ditjen Pdsp Kp) 4. Kota Sorong 7. Kab. Maros
5. Kota Jeneponto 8. Satminkal Palembang
6. Kota Pariaman 9. Satminkal Maros
7. Kab. Kuantansingingi 10. Satminkal Ambon
8. Kab. Lombok Barat
9. Kab. Teluk Wondama 1. Kab. Tabanan
10. Kabupaten Sikka 10. Sosialisasi Programa 12 Maret Ikhsan Haryadi, S.Pi, M.Si 2. Kab. Timor Tengah
11. Kabupaten Tanah Penyuluhan Perikanan 2020 (Kepala Bidang Penyuluhan, Selatan
Bumbu Nasional Tahun 2020 Puslatluh KP) 3. Kab. Garut
12. Kota Mataram 4. Kab. Parigi Moutong
13. Kab. Halmahera 5. Kab. Pandeglang
Selatan
14. Kab. Bangli
15. PPB Banten Sosialisasi 1. Kab. Pandeglang
11. e-Penyuluh 13 Maret Agus Suryadi, S.Pd, 2. Kab. Lebak
2020 M.Si, Kepala Subbidang 3. Kab. Barito Kulala
1. Kab. Pandeglang Standarisasi Aplikasi Sistem 4. Kalsel
6. Akses Permodalan 13 Februari Hermawan Jatmiko LPMU 2. Kab. Lebak Informasi Pusat Data statsitik 5. Kab. Maukwari
Pembiayaan Usaha Kp 2020 KP 3. Kab. Barito Kulala dan Informasi KKP 6. Kota Ambon
Dari BLU LPMU KP 4. Kalsel 7. Kab. Barru
5. Kab. Maukwari
6. Kota Ambon
7. Kab. Barru 1. Kab. Halmahera
12. Juknis BP Asuransi 24 Maret Mahrus, S.St.Pi,M.Si (Kepala Selatan
Nelayan (BPAN) 2020 Subdit Kelembagaan Dan 2. Kab. Sabu Raijua
1. Kab. Gorontalo 2020 Perlindungan Nelayan, Ditjen 3. Kab. Manokwari
7. Sosialisasi learning 19 Februari Dr Mochammad Farkan, 2. Kota Tomohon PRL) 4. Kab. Parigi Moutong
Session Tata Cara 2020 A.PI, S.E., M.SI (Kepala 3. Kota Ambon 5. Kota Banjarmasin
Registrasi Anti Bidang Pelatihan, Puslatluh 4. Kota Makassar 6. Kab. Banjarbaru
Korupsi KP) 5. Kab. Tanah Bumbu 7. Kab. Maros
6. Kab. Lima Puluh Kota 8. Satminkal Palembang
9. Satminkal Maros

DIGITALISASI PENYULUHAN
94 95
NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA

Sosialisasi 1. Kab Kapuas


13. e-Penyuluh 16 Maret Agus Suryadi, S.Pd, 2. Kab. Tanah Laut 18. Asuransi Perikanan Bagi 16 April Direktur Produksi dan Usaha 900 Perwakilan Penyuluh
2020 M.Si, Kepala Subbidang Pembudi Daya Ikan Kecil 2020 DJPB
3. Kab. Pandeglang PNS dan PPB melalui
(APPIK)
Standarisasi Aplikasi Sistem 4. Kalsel Aplikasi Zoom
Informasi Pusat Data statsitik 5. Kab. Enrekang Peraturan Direktur
dan Informasi KKP 6. Kota Padang Jenderal Perikanan
7. BPPP Ambon Budidaya Nomor: 48/
PER- DJPB/2020Tahun
2020 serta Administrasi
dan Tugas PPB Tahun
14. Penyusunan Profil 31 Maret Azmi Nasution, S.Si, M.Si Peserta terlamipir (melalui 2020
Kelompok Pelaku 2020 (Kepala Subbidang Sarana aplikasi zoom)
Utama Prasarana dan Kelembagaan,
Puslatluh KP)
19. 1. Sosialisasi calon 29 April Kepala Bidang elatihan 950 Perwakilan Penyuluh
peserta pelatihan 2020 PNS dan PPB melalui
15. Juknis Bantuan 1 April 202 Tajuddin Idris Kartu Pra-kerja Aplikasi Zoom
Pemerintah Budidaya Kasubbdit Ikan Konsumsi Sektor KP
Ikan Sistem Mina 2. Diklat teknis
Padi tahun 2020 online bagi
No.39-PER- penyuluh
DJPB/2020 perikanan

950 Perwakilan Penyuluh


1. Kab. Buluukumba 20. Sosialisasi Pengajuan 11 Mei 2020 Tim Pusat Pelatihan dan PNS dan PPB melalui
16. Pengantar urgensi 7 April 2020 (2 org) e-Dupak Penyuluhan KP Aplikasi Zoom
diklat online oleh 2. Kab. Tanahbumbu
Kepala Bidang 3. Kab. Serang
Pelatihan 4. Kab. Gresik 985 Perwakilan Penyuluh
21. Mempercepat 19 Mei 2020 Kepala Divisi Bisnis Program PNS dan PPB melalui
5. Kab. Pekalongan
Persyaratan penyaluran Kredit dan Kemitraan Aplikasi Zoom
peserta, jenis diklat Usaha Rakyat (KUR)
online yang dapat dengan petugas BRI PT. Bank Rakyat
dikuti Penyuluh di lapangan Indonesia (Persero)
Perikanan dan tata
cara operasional
e-Milea oleh 990 Perwakilan Penyuluh
Pusdatain dan BDA 22. Akses pemodalan 4 Juni 2020 Kepala Kantor Pusat PNS dan PPB melalui
Sukamandi Kredit Ultra Pegadaian Aplikasi Zoom
Mikro (UMI)
bagi pelaku utama/ Jl. Kramat Raya No. 162
usaha kelautan dan Jakarta Pusat
1. Kab. Tanahbumbu
17. Kepdirjen PRL No 1 9 April 2020 Direktur Jasa Kelautan Ditjen perikanan
(10 org)
Tahun 2020 tentang PRL
Pedoman Teknis
2. Kab. Limapuluh Kota
Pengembangan Usaha (4 org)
Garam Rakyat Tahun 3. Kab. Serang (4 org)
2020 4. Kab. Lampung Selatan
(7 org)
5. Kota Bogor (20 org)

DIGITALISASI PENYULUHAN
96 97
NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA

950 Perwakilan Penyuluh


23. Membangkitkan 9 Juni 2020 Asdep Perlindungan Usaha, PNS dan PPB melalui 28. Peran Penyuluh 6 Agustus Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si 800 Perwakilan Penyuluh
Ekonomi UMKM Deputi Bidang Restrukturisasi Aplikasi Zoom Perikanan dalam 2020 Direktur Pengolahan dan PNS dan PPB melalui
sektor KP dimasa Usaha pemberdayaan Bina Mutu Aplikasi Zoom
pandemi covid Poklahsar dan/UPI
Kementerian Koperasi dan Skala Mikro dan Kecil
UKM Sektor KP

24. Akses Permodalan 16 Juni 2020 1. Chandra Bagus Sulistyo, 750 Perwakilan Penyuluh
Usaha Sektor KP SE, Ak, S.SOS. MM, PNS dan PPB melalui 850 Perwakilan Penyuluh
Melalui KUR BNI CFP Aplikasi Zoom 29. Program Gerakan 27 Agustus DJPB PNS dan PPB melalui
dan Dukungan 2. Rika Pakan Ikan Mandiri 2020 Aplikasi Zoom
CSR BNI di tengah
PANDEMI COVID
19 975 Perwakilan Penyuluh
30. Perkembangan 04 September Satminkal PNS dan PPB melalui
(Pengembangan Percontohan 2020 Aplikasi Zoom
UMKMKP dimasa
Kenormalan Baru
1. Sosialisasi
31. progam BPJS Selasa, 8 BPJS Ketenagakerjaan 990 Perwakilan Penyuluh
Ketenagakerjaan September Hendi BPJS PNS dan PPB melalui
25. Pemanfaatan aplikasi Kamis, 16 Kominfo 700 Perwakilan Penyuluh 2. Program 2020 Aplikasi Zoom
PeduliLindungi Juli 2020 PNS dan PPB melalui Pemerintah
dan informasi Aplikasi Zoom Subsidi Gaji
aplikasi lain yang bagi Tenaga
dapat dimanfaatkan Honorer
Penyuluh Perikanan
900 Perwakilan Penyuluh
32. Peran Penyuluhdalam September DJPB PNS dan PPB melalui
Implementasi CBIB 2020 Aplikasi Zoom
INDOGAP

990 Perwakilan Penyuluh


33. Program bantuan 22 September Ditjen Perikanan Tangkap PNS dan PPB melalui
26. Pembinaan Penyuluh Selasa, 28 1. Kabid Penyuluhan 950 Perwakilan Penyuluh Stimulus Perikanan 2020 Aplikasi Zoom
Perikanan PNS dan Juli2020 Puslatluh KP PNS dan PPB melalui Tangkap Tahun
Penyuluh Penyuluh 2. Kabag Tata Usaha Aplikasi Zoom 2020 berupa Alat
Perikanan Bantu PuslatluhKP Penangkapan Ikan
950 Perwakilan Penyuluh
34. Pembinaan Penyuluh 25 September Kadis Sukabumi PNS dan PPB melalui
700 Perwakilan Penyuluh
27. Pembiayaan Ultra Selasa, 3 Penggadaian Perikanan Swadaya di 2020 Aplikasi Zoom
PNS dan PPB melalui
Mikro (Umi) Akses Agustus 2020 Sukabumi
Aplikasi Zoom
Mudah Solusi Tepat

35. Sosialisasi Juknis No. 01 Oktober Syahril ABD Raup, S.T. M.Si 581 orang perwakilan
48 tentang benih 202 Penyuluh PNS dan PPB
bening lobster di melalui aplikasi zoom
WPP NKRI

DIGITALISASI PENYULUHAN
98 99
NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA NO MATERI WAKTU NARASUMBER PESERTA

Sosialisasi Penerbitan 2 Oktober Direktur Pengolahan 100 Peserta penyuluh dan Sosialisasi Inovasi 19 November PusrisKel 950 Perwakilan Penyuluh
36. Surat Keterangan Asal 2020 Sumberdaya Ikan dinas KP 41. Garam 2020 PNS dan PPB melalui
Benih (SKAB) melalui Aplikasi Zoom
e-lobster
Inovasi Pengolahan 27 November Agus Cahyadi, S.Pi, M.Si 900 peserta
Sosialisasi 42. Ikan Patin, 2020
37. penyampaian 8 Oktober Pusdatin 981 orang Perwakilan
Langkah-Langkah 2020 Penyuluh PNS dan PPB
testing integrasi melalui Aplikasi Zoom Diversifikasi 8 Desember Dr. Ema Hastarini, MP 800 peserta
43. Pengolahan Produk 2020 Balai Besar Riset Pengolahan
KUSUKA dan
bantuan pemerintah BerbasisIkan Patin Produk dan Bioteknologi KP
dan perbaikan
KUSUKA koorporasi
tidak valid

Lanjutan Sosialisasi
38. penyampaian 15 Oktober Pusdatin 992 Perwakilan Penyuluh
Langkah-Langkah 2020 PNS dan PPB melalui
Pengukuhan dan Jum’at, Kepala  Bidang Penyuluhan
testing integrasi Aplikasi Zoom 44. Pembinaan Penyuluh 18Desember
KUSUKA dan
Perikanan Swadaya 2020
bantuan pemerintah
Tahap III
dan perbaikan
KUSUKA koorporasi
tidak valid

Temu lapang 5 November BPPP Tegal 354 Perwakilan Penyuluh


39. Percontohan Budidaya 2020 PNS dan PPB melalui
Magot BSF dan Aplikasi Zoom
pemanfaatanya

Menjaring Masukan Koordinator Kegiatan Bidang 990 Perwakilan Penyuluh


40. Dalam Rangka Penyuluhan PNS dan PPB melalui
Penyusunan Draft Aplikasi Zoom
Programa Penyuluhan
Nasional Tahun 2021

DIGITALISASI PENYULUHAN
100 101
Laporan Materi Video Conference Penyuluh Perikanan Tahun 2021

NO Materi Waktu Narasumber Peserta NO Materi Waktu Narasumber Peserta

3 Penjelasan Substansi 28-Jan-21 1. Rennisca Ray Damanti 1.000 orang


1 Program Penyuluhan 14-Jan-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Satminkal Pokok Permen KP (Koordinator Kelompok peserta vicon
Perikanan Nasional A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Penyuluhan No 16/2019 tentang Data Statistik, Pusat Data, yang terdiri
Tahun 2021 dan Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Seluruh SatuData KP dan Statistik, dan Informasi dari Perwakilan
Capaian Kinerja KP) Indonesia, Kasi Penyampaian Pedoman Kementerian Kelautan dan Satminkal
Penyuluhan Tahun 2. Ikhsan Haryadi, S.Pi, M.Si Penyuluhan di Distribusi dan Perikanan) Penyuluhan
2020. (Koordinator Kelompok seluruh Satminkal Penyerahan KUSUKA. 2. Susiyanti (Kelompok Perikanan,
Penyuluhan) Penyuluhan Data Statistik, Pusat Data, Perwakilan
Perikanan Seluruh Statistik, dan Informasi Penyuluh
Indonesia, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan PNS
980 Penyuluh Perikanan di 9 Satminkal
Perikanan seluruh , Perwakilan
Indonesia. Penyuluh
Perikanan Bantu
2 Pembinaan PPB Tahun 21-Jan-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, 1.000 orang di 9 Satminkal,
2021 dan lanjutan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat peserta vicon Perwakilan
Sosialisasil/diskusi Pelatihan dan Penyuluhan yang terdiri Sekretariat
Programa Penyuluhan KP) dari Perwakilan BRSDM KP dan
Perikanan Nasional 2. Ikhsan Haryadi, S.Pi, M.Si Satminkal Pelaksana Pusat
Tahun 2021. (Koordinator Kelompok Penyuluhan Pelatihan dan
Penyuluhan) Perikanan, Penyuluhan KP
3. M. Faisol Rizaghozali, S.Pi, Koordinator
M.Si (Subkoordinator Penyuluh 4 Kebutuhan enumerator 04-Feb-21 1. Rennisca Ray Damanti 900 orang peserta
Kelompok Penyelenggaraan Perikanan, KUSUKA (Koordinator Kelompok vicon yang terdiri
Penyuluhan) Penyuluh Data Statistik, Pusat Data, dari Perwakilan
Perikanan Bantu, Statistik, dan Informasi Satminkal
dan Pelaksana Kementerian Kelautan dan Penyuluhan
Pusat Pelatihan Perikanan) Perikanan,
dan Penyuluhan 2. Bayu aji ( Setditjen Perikanan Koordinator
KP. budidaya) Penyuluh
3. Ikhsan Haryadi, S.Pi, M.Si Perikanan,
(Koordinator Kelompok Penyuluh
Penyuluhan) Perikanan Bantu,
dan Pelaksana
Pusat Pelatihan
dan Penyuluhan
KP

DIGITALISASI PENYULUHAN
102 103
NO Materi Waktu Narasumber Peserta NO Materi Waktu Narasumber Peserta

5 Pendataan KUSUKA, 11-Feb-21 1. Ita Widiyawati, S.Si, 1.000 orang 8 Sosialisasi Petunjuk 10-Mar-21 Irma Minarti HRP, S.PI., M.SI Perwakilan
Produksi Garam dan MSE (Subkoordinator peserta yang Teknis Bantuan (Koordinator Pengembangan Usaha, Ditjen Budidaya,
Produksi Usaha UPI/ Pemanfaatan Air Laut, terdiri dari Pembayaran Premi Direktorat Produksi dan Usaha, Ditjen Koordinator
Usaha Mikro dan Kecil Direktorat Jasa Kelautan, Perwakilan Asuransi Perikanan Budidaya) Penyuluh
Sektor KP Direktorat Jenderal Satminkal Bagi Pembudidaya Perikanan,
Pengelolaan Ruang Laut) Penyuluhan Ikan Kecil Penyuluh
2. Wahyudi Sugiatno, S.Pi Perikanan, Perikanan Bantu,
(Subkoordinator Data, Perwakilan dan Pelaksana
Koordinator Program, Penyuluh Pusat Pelatihan
Sekretariat Ditjen Penguatan Perikanan PNS dan Penyuluhan
Daya Saing Produk Kelautan di 9 Satminkal KP melalui
Dan Perikanan, Direktorat , Perwakilan aplikasi zoom
Jenderal Penguatan Daya Penyuluh meeting sebanyak
Saing Produk Kelautan Dan Perikanan Bantu 1.000 orang
Perikanan. di 9 Satminkal, dan melalui
Perwakilan live streaming
Direktorat Youtube 1.535
Jenderal orang.
Pengelolaan
Ruang Laut, 9 Sosialisasi Logistik 18-Mar-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, 1.000 peserta
Perwakilan Hasil Perikanan. A.Pi, M.Si (Kepala Pusat zoom yang terdiri
Direktorat Pelatihan dan Penyuluhan dari Penyuluh
Jenderal KP) Perikanan di
Penguatan Daya 2. Innes Rahmania, A.Pi, S.Sos, Indonesia; serta
Saing Produk MM, (Direktur Logistik, 505 peserta
Kelautan Dan Ditjen PDSP KP) yang mengikuti
Perikanan dan secara streaming
Pelaksana Pusat 10 Temu Teknis 31-Mar-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, 900 orang peserta
youtube.
Pelatihan dan Upaya Peningkatan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat vicon yang terdiri
Penyuluhan. Produktifitas Budidaya Pelatihan dan Penyuluhan dari Koordinator
Ikan Gurame dan KP) Kelompok
Evaluasi Bansarpras 2. Ir. Surya Dewi Anggoro Penyuluhan-
6 Dukungan Peran 18-Feb-21 1. Sekretaris Ditjen Perikanan 1.000 peserta
Budidaya. Murni, M.Si (Plt. Kepala Puslatluh KP;
Penyuluh Perikanan Tangkap, Direktur Perizinan zoom yang terdiri
Dinas Perikanan dan Sub Koordinator
dalam Pendataan dan Kenelayanan, DJPT dari perwakilan
Peternakan Kabupaten Sarpras dan
KUSUKA 2. Koordinator Penyajian Data penyuluh
Banyumas) Kelembagaan-
dan Informasi, Pusdatin perikanan,
3. Irma Minarti HRP, Puslatluh KP;
satminkal dan
S.PI., M.SI (Koordinator serta Koordinator
Dinas KP
Pengembangan Usaha, Penyuluh
7 Kebijakan Pembiayaan 04-Mar-21 Direktorat Usaha dan Investasi-Ditjen 1.000 peserta Direktorat Produksi dan Perikanan
Sektor KP PDSP KP (Wiwik Fitrianingsih, SP- zoom dan Usaha, Ditjen Budidaya) dan Penyuluh
Koordinator Akses Permodalan) 2.300 peserta 4. Nunuk Listiowati, S.Pi, Perikanan
yang mengikuti M.Si (Peneliti Muda, BRPI Kabupaten
secara streaming Sukamandi) Banyumas,
youtube 5. Dr. Desy Sugiyani, S.Pi, M.Si Tulungagung,
(Peneliti Madya, BRPBATPP Banjarnegara
Bogor) dan Bogor;
Ketua Pokdakan
Pembudidaya
Ikan Gurame
Kabupaten
Banyumas,
Tulungagung,
Banjarnegara dan
DIGITALISASI PENYULUHAN Bogor.
104 105
NO Materi Waktu Narasumber Peserta NO Materi Waktu Narasumber Peserta

11 Sosialisasi Bantuan 14-Apr-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Balai/ 13 Temu Teknis 27-Apr-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Koordinator
Pemerintah Minapadi, A.Pi, M.Si (Kepala Pusat wakil dari 9 Pengembangan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Kelompok
dan Bioflok Pelatihan dan Penyuluhan (sembilan) Kampung Perikanan Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluhan
KP) Satminkal Budidaya Ikan Nila KP) Puslatluh KP
2. Direktur Produksi dan Penyuluhan Salin (Kabupaten 2. Sugeng Raharjo, A.Pi, (Ikhsan Haryadi
Usaha, DJPB yang diwakili Perikanan; Pati) dan Sosialisasi (Kepala BBPBAP Jepara ) S.Pi., M.Si);
oleh Diana Rakhmawati, Kepala/Wakil Programa Penyuluhan 3. Direktorat Kawasan dan Subkoordinator
S.Pi, M.App, Sc dari UPT Perikanan Nasional Kesehatan Ikan diwakili oleh Penyelenggaraan
(Koordinator Ikan Konsumsi, lingkup DJPB; Tahun 2021 di Subkoordinator Rehabilitasi Penyuluhan;
Direktorat Produksi dan Koordinator BBPBAP Jepara Kawasan (Fitria Juniarti Subkoordinator
Usaha, Ditjen PB) Kelompok Prihardini, S.Pi., MT) Penyuluhan BPPP
Penyuluhan- 4. Dian Permana, S.Pi, Tegal; Penyuluh
Puslatluh KP; (Perekayasa Pertama Perikanan
Sub Koordinator BBPBAP Jepara) Kabupaten Pati
Penyelenggaraan (10 orang);
Penyuluhan- Penyuluh
Puslatluh KP; Perikanan
serta Koordinator Kabupaten
Penyuluh Jepara (2 orang);
Perikanan dan dan Penyuluh
1.000 orang Perikanan dari
Penyuluh Kabupaten/Kota
Perikanan di lain sejumlah
Indonesia 582 peserta hadir
secara online/
12 Temu Teknis 22-Apr-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Koordinator daring melalui
Pengembangan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Kelompok zoom meeting.
kampung Perikanan Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluhan
Budidaya dan KP) Puslatluh KP
Sosisalisasi Programa 2. Kepala Balai Riset Perikanan (Ikhsan Haryadi 14 Temu Teknis 30-Apr-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Satminkal BPPP
Penyuluhan Nasional Budidaya Air Tawar dan S.Pi., M.Si); Pengembangan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Banyuwangi,
Tahun 2021 di Penyuluhan Perikanan Subkoordinator Kampung Perikanan Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluh
BRPBAT PP Bogor BRPBAT PP) Bogor (Dr. Penyelenggaraan Budidaya Ikan Kerapu KP) Perikanan dari
Arif Wibowo, SP, M. Si) Penyuluhan; Dan Sosialisasi 2. Perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten
3. Eki Djouhar Fuad, M.Si/ Subkoordinator Programa Penyuluhan Kabupaten Jembrana Kasi Banyuwangi
Koordinator Pakan Buatan, Penyuluhan Perikanan Nasional Perbenihan dan Kawasan sejumlah 11
DJPB BRPBAT PP Tahun 2021 Di BPPP Dinas Perikanan Jembrana. orang, Kabupaten
4. Ir. Helmi Yudiarsafran Zuna, Bogor dan Banyuwangi 3. Ir. Nasrul Effendy HSB, Situbondo
M.Si/Koordinator Ikan Hias, staf; Penyuluh M.Si(Direktorat Perbenihan, sejumlah 5
DJPB Perikanan DJPB oleh Koordinator orang, BPPP
5. Nurly Faridah, S,Pi, M.Si/ Kabupaten Perbenihan Ikan Laut) Banyuwangi 5
Perekayasa Madya, BPBAT Bogor (9 orang); 4. Penyampaian Programa orang, sedangkan
Sukabumi Penyuluh Penyuluhan Perikanan perwakilan
6. Reni Agustina Lubis, S.Si., Perikanan Kota Nasional Tahun 2021 Satminkal
M.Si/Pengawas Perikanan Bogor (3 orang); oleh Subkoordinator BBRBLPP
Madya, BBAT Jambi dan perwakilan Penyelenggaraan Penyuluhan. Gondol,
Irwan, S.Pi, M. Si/Perekayasa Satminkal Penyuluh
Muda, BBAT Jambi BRPUPP Perikanan
Palembang, Kabupaten
BPPP Tegal Jembrana, dan
dan Penyuluh 1.000 orang
Perikanan lainnya Penyuluh
mengikuti melalui Perikanan lainnya
zoom meeting mengikuti
melalui zoom.
DIGITALISASI PENYULUHAN
106 107
NO Materi Waktu Narasumber Peserta NO Materi Waktu Narasumber Peserta

15 Webinar Penyusunan 27-Mei-21 1. Prof. Ir R. Sjarief Widjaja, Kepala Balai/ 17 Pembinaan PPB Tahun 18-Jun-21 Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, A.Pi, M.Si Koordinator
Materi Penyuluhan Ph.D (Kepala Badan wakil dari 9 2021. (Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelompok
dalam Mendukung Riset SDM Kelautan dan (sembilan) KP) Penyuluhan;
Program Terobosan Perikanan) Satminkal Koordinator
KKP Tahun 2021- 2. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Penyuluhan Kelompok TU;
2024. A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Perikanan; Sub Koordinator
Pelatihan dan Penyuluhan Kepala/Wakil Kelembagaan
KP) dari UPT dan Sarpras; Sub
3. Dr. Ir Armen Zulham, M.Sc lingkup DJPB; Koordinator
(Peneliti Utama dari BBRSE Koordinator Penyelenggaraan
KP) Kelompok Penyuluhan;
4. Dian Permana, S.Pi, Penyuluhan- Staf Kelompok
(Perekayasa Pertama Puslatluh KP; Penyuluhan ;
BBPBAP Jepara) Sub Koordinator dan 700 orang
5. Ir. Adang Sudjana Penyelenggaraan penyuluh
(Koordinator Pelayanan Penyuluhan- perikanan bantu
Usaha Direktorat Produksi Puslatluh KP; dari satminkal
dan Usaha DJPB) serta Koordinator Ambon, Maros
6. Sudari Pawiro (National Penyuluh dan Medan.
Chief Technical Advisor Perikanan dan
UNIDO GQSP Indonesia 1.000 orang 18 Temu Teknis 17-Jun-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala/Wakil
SMART-Fish 2) Penyuluh Dukungan Penyuluhan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat dari BRPBAT PP
Perikanan di pada Pembangunan Pelatihan dan Penyuluhan Bogor, Kepala
Indonesia. Kampung Perikanan KP) Dinas Peternakan
Budidaya Bioflok Nila. 2. Plt. Kepala BBPBAT dan Perikanan
16 Webinar Penyusunan 28-Mei-21 1. Prof. Ir R. Sjarief Widjaja, Kepala Balai/ Sukabumi yang diwakilkan Kab. Magelang;
Materi Penyuluhan Ph.D (Kepala Badan wakil dari 9 oleh Koordinator Tata Usaha Kepala/Wakil dari
dalam Mendukung Riset SDM Kelautan dan (sembilan) (Muhammad Nurdin, S.Pi., BPPP Ambon;
Program Terobosan Perikanan) Satminkal M.Si), Koordinator
KKP Tahun 2021- 2. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Penyuluhan 3. Plt. Direktur Pakan dan Kelompok
2024 A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Perikanan; Obat Ikan, DJPB (Dr. Ir. Tri Penyuluhan-
Pelatihan dan Penyuluhan Kepala/Wakil Hariyanto, M.M. ) Puslatluh KP;
KP) dari UPT 4. Tenaga Teknis/Perekayasa Sub Koordinator
3. Prof. Dr. Ir Rudhy Gustiano, lingkup DJPB; Madya BBPAT Sukabumi Penyelenggaraan
M.Sc (Peneliti Utama dari Koordinator (Adi Sucipto, S.Pi, M.Si) Penyuluhan-
BRPBAT PP Bogor) Kelompok Puslatluh KP;
4. Prof. Sukenda (Perwakilan Penyuluhan- Sub Koordinator
dari UNIDO) Puslatluh KP; Sarpras dan
5. Ir. Adang Sudjana Sub Koordinator Kelembagaan,
(Koordinator Pelayanan Penyelenggaraan Puslatluh KP;
Usaha Direktorat Produksi Penyuluhan- serta Koordinator
dan Usaha DJPB) Puslatluh KP; Penyuluh
6. Dr. Ade Sunarma, S.Pi, serta Koordinator Perikanan dan
M.Si(Perekayasa Utama dari Penyuluh 1.000. Penyuluh
BBPBAT Sukabumi) Perikanan dan Perikanan di
1.000 orang Indonesia.
Penyuluh
Perikanan di
Indonesia.

DIGITALISASI PENYULUHAN
108 109
NO Materi Waktu Narasumber Peserta NO Materi Waktu Narasumber Peserta

19 Sosialisasi Keputusan 25-Jun-21 1. Direktur Perizinan dan Kepala Balai/ 21 Bantuan Sarana dan 30-Jun-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Balai/
Menteri Kelautan dan Kenelayanan, DJPT yang wakil dari 9 Prasarana Perikanan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat wakil dari 9
Perikanan Republik diwakili oleh Mahrus, (sembilan) Budidaya Tahun 2021. Pelatihan dan Penyuluhan (sembilan)
Indonesia nomor 31 S.St.Pi,M.Si (Koordinator Satminkal KP) Satminkal
Tahun 2021 tentang Kelembagaan dan Penyuluhan 2. Sigit Rachmad Admojiarso, Penyuluhan
Petunjuk Teknis Perlindungan Nelayan, Perikanan; Sub ST (Statistisi Muda, Biro Perikanan;
Bantuan Premi Direktorat Perizinan dan Koordinator Perencanaan KP) Kepala/Wakil
Asuransi Nelayan Kenelayanan, Ditjen PT) Penyelenggaraan 3. Rido Walidaeni (Sub dari UPT
Tahun Anggaran 2021. 2. Rikrik Rahardian (Sub Penyuluhan- Koordinator Monev, Biro lingkup DJPB;
Koordinator Penyajian Data Puslatluh KP; Perencanaan KP) Koordinator
dan Statistik, Pusdatin) serta Koordinator 4. Ir. Helmi Yudiarsafran Zuna, Kelompok
3. Ikhsan Haryadi, S.Pi, M.Si Penyuluh M.Si (Koordinator Ikan Hias Penyuluhan-
(Koordinator Kelompok Perikanan dan DJPB) Puslatluh KP;
Penyuluhan) 1.000 orang 5. Diana Rakhmawati, S.Pi, Sub Koordinator
Penyuluh M.App. Sc (Koordinator Penyelenggaraan
Perikanan di Ikan Konsumsi, DJPB) Penyuluhan-
Indonesia. 6. Dina Arriyana, S.Si (sub Puslatluh KP;
Koordinator Standarisasi serta Koordinator
data, Pusdatin KKP) Penyuluh
20 Pembinaan Penyuluh 29-Jun-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Peserta Hadir Perikanan dan
Perikanan Swadaya dan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Luring Sejumlah 1.000 orang
Temu Teknis Kesiapan Pelatihan dan Penyuluhan 35 Orang, Penyuluh
Dukungan Penyuluhan KP) Puslatluh Perikanan di
pada Program Shrimp 2. Kepala Dinas Perikanan KP 2 Orang, Indonesia.
Estate. Kabupaten Aceh Timur BBAP Ujung
3. MIRA, S.Pi, M.T., M.Sc Batee 1 Orang,
Peneliti Madya BBRSEKP BPPP Medan 22 Akses Permodalan 29-Jul-21 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Koordinator
(Korporasi Perikanan dalam 1 Orang, 5 Kelautan dan A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Kelompok
Konteks Pengembangan Orang Penyuluh Perikanan dan Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluhan,
Shrimp Estate) Perikanan PNS, 4 Percepatan Realisasi KP) Sub Koordinator
4. Tinggal Hermawan, S.Pi, Orang Penyuluh Program Pembiayaan 2. Subbkoordinator akses Penyelenggaraa
M.Si Direktur Kawasan Perikanan Usaha bagi Pelaku perbankan, Ditjen. PDSP KP Penyuluhan,
dan Kesehatan Ikan DJPB Bantu, 9 Orang Utama dan Usaha KP. Staf Kelompok
(Program Prioritas Perikanan Penyuluh Penyuluhan
melalui Shrimp Estate); Perikanan dan Penyuluh
Swadaya, Dan Perikanan di
Pelaku Utama/ Indonesia yang
Usaha 6 Orang terdiri dari 1000
Peserta Yang peserta zoom
Mengikuti dan 1500 peserta
Kegiatan yang mengikuti
Melalui Daring secara streaming
: Koordinator youtube.
Kelompok
Penyuluhan,
Sub Koordinator
Penyelenggaraan
Pennyuluhan,
Dan 1.000
orang Penyuluh
Perikanan di
Indonesia.

DIGITALISASI PENYULUHAN
110 111
NO Materi Waktu Narasumber Peserta NO Materi Waktu Narasumber Peserta

23 Akses Pembiayaan 3 Agustus 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Koordinator 26 Pemilihan dan 23 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Koordinator
Usaha dari Lembaga 2021 A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Kelompok Penerapan Metode, September A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Kelompok
Pengelola Modal Usaha Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluhan, Teknik dan Media 2021 Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluhan,
KP (LPMU KP). KP) Sub Koordinator Penyuluhan yang KP) Sub Koordinator
2. Direktur Lembaga Pengelola Penyelenggaraa Efektif sesuai 2. Abdul Hanan, S.Pi, M.Si Penyelenggaraa
Modal Usaha Kelautan dan Penyuluhan, Kebutuhan Pelaku (Dosen Prodi Penyuluhan Penyuluhan,
Perikanan (LPMUKP) Staf Kelompok Utama dan Pelaku Politek AUP Jakarta) Staf Kelompok
Penyuluhan Usaha KP. Penyuluhan
dan Penyuluh dan Penyuluh
Perikanan di Perikanan di
Indonesia yang Indonesia yang
terdiri dari 1000 terdiri dari 900
peserta zoom peserta zoom
dan 1500 peserta dan 1000 peserta
yang mengikuti yang mengikuti
secara streaming secara streaming
youtube. youtube.
27 Perkembangan 30 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Koordinator
24 Sosialisasi Surat Edaran 18 Agustus 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Sub Koordinator Penyempurnaan Revisi September A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Kelompok TU,
Dirjen Perikanan 2021 A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Penyelenggaraa PermenPAN RB No. 2021 Pelatihan dan Penyuluhan Dosen Prodi
Budidaya Nomor Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluhan, 19 Tahun 2008 KP) Penyuluhan
B. 21940/DJPB/ KP) Staf Kelompok 2. Ikhsan Haryadi, S.Pi, M.Si Politek AUP
VIII/2021 tentang 2. Koordinator Kelompok Ikan Penyuluhan (Koordinator Kelompok Jakarta,
Penerapan Protokol Konsumsi, Direktur Produksi dan Penyuluh Penyuluhan) Perwakilan dari
Kesehatan Pencegahan dan Usaha Budidaya , DJPB Perikanan di Biro SDMAO KP,
Covid-19 pada Usaha 3. Koordinator Kelompok Indonesia yang Sub Koordinator
Perikanan Budidaya. Penyuluhan. terdiri dari 1000 Penyelenggaraa
peserta zoom Penyuluhan,
dan 1500 peserta Staf Kelompok
yang mengikuti Penyuluhan
secara streaming dan Penyuluh
youtube. Perikanan di
Indonesia yang
25 Akses Pemasaran 2 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Koordinator terdiri dari 900
online/e-commerce September A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Kelompok peserta zoom
Produk KP dengan 2021 Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluhan, dan 1000 peserta
Marketplace KP) Sub Koordinator yang mengikuti
DIGIFISH Network. 2. Ilham Bustami (Government Penyelenggaraa secara streaming
Relations Specialist, Aruna) Penyuluhan, youtube.
3. I Made Yusdi Prawira (VP Staf Kelompok
e-Fishery Fresh, e-Fishery) Penyuluhan
dan Penyuluh
Perikanan di
Indonesia yang
terdiri dari 1000
peserta zoom
dan 1500 peserta
yang mengikuti
secara streaming
youtube.

DIGITALISASI PENYULUHAN
112 113
NO Materi Waktu Narasumber Peserta

28 Pedoman Umum 7 Oktober 1. Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, Koordinator


Korporasi 2021 A.Pi, M.Si (Kepala Pusat Kelompok
Pembudidaya, Pelatihan dan Penyuluhan Penyuluhan,
Lesson Learned Hasil KP) Peneliti dari
Riset Sosek KP di 2. Dr. Armen Zulham (Peneliti BBRSEKP, Sub
Kabupaten Aceh Utama dan Dewan Pakar Koordinator
Tamiang. BBRSEKP) Penyelenggaraa
Penyuluhan,
Staf Kelompok
Penyuluhan
dan Penyuluh
Perikanan di
Indonesia yang
terdiri dari 1000
peserta zoom dan
1000 peserta yang
mengikuti secara
streaming youtbe.

DIGITALISASI PENYULUHAN
114 115
P ro fil P e n ul i s

D r. Lilly Aprilya Pregiwati


lahir di Jakarta pada 7 April
1968. Memiliki pengalaman lebih
Lilly menyelesaikan pendidikan Diploma 3 dalam bidang
akuakultur di Ahli Usaha Perikanan (AUP) pada 1989 silam. Lalu
dari 27 tahun di Kementerian ia melanjutkan Diploma 4 pada bidang yang sama di Sekolah
Kelautan dan Perikanan (KKP), Tinggi Perikanan (STP) Jakarta pada 1993. Pada tahun 2000, Lilly
saat ini ia menjabat sebagai memperoleh gelar sarjana perikanan dari Institut Perikanan Bogor
Kepala Pusat Pelatihan dan (IPB). Ia kemudian menyelesaikan studi magisternya di bidang
Penyuluhan Kelautan dan perikanan laut di IPB pada tahun 2007. Sepuluh tahun kemudian
Perikanan (Puslatluh KP). Selama tepatnya pada tahun 2017, Lilly memperoleh gelar doktor di bidang
kariernya, Lilly telah malang teknologi kelautan dari IPB.
melintang di berbagai bidang.
Pada 2015 hingga 2019, ia ditunjuk Pada tingkat internasional, Lilly juga pernah mengenyam
Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, S.Pi, M.Si sebagai Kepala Biro Hubungan pendidikan informal terkait Study of Environmental and Socio-
KEPALA PUSLATLUH KP Masyarakat dan Kerja Sama Luar Economy dari ASEAN-EEC. Selain itu, ia pernah memperoleh
Negeri di mana ia bertanggung pendidikan mengenai Fish Pathology di Japan International
jawab dalam publikasi dan mendukung kerja sama dengan berbagai Cooperation Agency (JICA), Jepang. Ia juga pernah mengikuti
negara dan organisasi internasional. Senada dengan itu, ia juga pendidikan mengenai Aquaculture Technology di Korea
pernah menempati posisi Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi International Cooperation Agency (KOICA), Korea.
pada tahun 2014-2015.
Buku ini menjadi sumbangsih Lilly untuk mengajak lebih banyak
Sebelumnya pada tahun 2009, Lilly mengemban posisi Kepala lagi masyarakat ikut membangun SDM kelautan dan perikanan
Bagian Perencanaan setelah ia sukses menjalankan perannya sebagai melalui pelatihan. Melalui digitalisasi dan sejumlah inovasi pelatihan
Kepala Subbagian Kerja Sama dan Kepala Subbidang Monitoring, yang dilakukan Lilly di bawah kepemimpinannya di Puslatluh KP,
Evaluasi, dan Pelaporan dalam kurun waktu 2005-2009. Di bidang ia berharap Indonesia akan mencetak semakin banyak nelayan,
pelatihan dan penyuluhan, Lilly juga pernah memangku tanggung pembudidaya, petambak, pengolah hasil laut, maupun ASN yang
jawab sebagai Kepala Subbidang Materi Pendidikan Pelatihan dan mumpuni guna mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan
Penyuluhan selama 2001-2005. Pengalaman ini, diperkaya dengan yang melimpah.
segudang perjalanannya, memperkaya Lilly dalam mengorganisir
SDM kelautan dan perikanan.

DIGITALISASI PENYULUHAN
116 117

Anda mungkin juga menyukai