Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

KNOWLEDGE MANAGEMENT CULTURE

DEWI RIZKI NURMALA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN MAKASSAR
DIKLAT KEPEMIMPINAN TK IV ANGKATAN I
2015
Knowledge Management Culture iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP iv
KATA PENGANTAR v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 2
C. MANFAAT 2
D. RUANG LINGKUP 3
E. INDIKATOR KEBERHASILAN 3
BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN 4
A. GAMBARAN UMUM RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO 4
B. MILESTONE 6
C. PENJELASAN MILESTONE 10
D. STAKEHOLDER 36
BAB III HASIL PELAKSANAAN 44
A. KONDISI SEBELUM PROYEK PERUBAHAN 44
B. KONDISI SETELAH IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN 44
C. CAPAIAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT CULTURE 45
D. HAMBATAN 46
E. STRATEGI MENGHADAPI HAMBATAN 46
BAB IV PENUTUP 47
A. KESIMPULAN 47
B. SARAN 47

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


atas berkat dan rahmatNyalah sehingga Implementasi proyek
perubahan Knowledge Management Culture dapat berjalan
sebagaimana yang reformer harapkan yang kemudian dituangkan
dalam Laporan Implementasi Knowledge Management Culture
sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan proses Pendidikan
dan Pelatihan Kepemimpinan (DIKLATPIM) Tingkat IV.
Implementasi Knwledge Management Culture dapat terlaksana berkat keras
semua pihak yang secara sukarela terlibat langsung dalam pelaksanaan knowledge
management culture. Untuk itu izinkan kami selaku project leader meghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi seluruh stakeholder baik internal
maupun eksternal, Ibu Ester Manapa Samparaya, SKM, MARS selaku mentor, Bapak
Drs. H. Patahullah, MM selaku Coach, Bapak Muhammad Yunus, S. IP, S. Psi, M. Si
dan Bapak Dr. Johan Tarru Mada, SE, MM selaku Pengajar, Bapak Mappeasse Toro,
SKM, M. Pd serta seluruh Panitia Penyelenggara, Agussalim M Natsir, SKM, MPH, Muh.
Iskandar Hafid, SKM, MPH selaku Pengendali Diklat yang dengan senang hati
menerima saran dan kritik, Keluarga Besar Bagian Perencanaan dan Evaluasi, seluruh
volunteers yang telah sukarela bergabung dalam Knowledge Management Volunteer,
seluruh jajaran Direksi, Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional khususnya Kepala
Instalasi SIRS dan staf.
Terkhusus buat keluarga kecilku, suami dan anak2 tercinta (H. Syarif, Afiyah,
Aqilah, Aryan), ibu dan ayah yang masih setia mendampingi reformer, kakak dan
adikku yang telah memberikan motivasi dan support yang sangat besar dalam
menjalankan Knowledge Management Culture, semoga apa telah dihasilkan
memberikan manfaat yang besar buat organisasi dan stakeholder yang terlibat.
Akhir kata, Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan segala
keterbatasan sumberdaya, karena itu reformer mengharapkan masukan dan saran
untuk perbaikan laporan.

Makassar, Desember 2015

Dewi Rizki Nurmala

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Knowledge merupakan salah satu aset tak-kasat-mata (intangible) yang
krusial. Meskipun pengetahuan tidak dapat dengan mudah dikuantifikasi, namun
tak dapat dipungkiri bahwa pengetahuan merupakan aset yang dapat
membedakan individu yang satu dengan individu yang lain di perusahaan, dan
lebih lanjut membedakan kompetensi satu organisasi yang satu dengan yang
lainnya. Pada dasarnya setiap organisasi modern, manajemen telah mengatur
explicit knowledge, namun tacit knowledge masih belum dapat didokumentasikan
dengan baik. Tak terkecuali RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai RS
Pendidikan Type A dan Rujukan Kawasan Timur Indonesia adalah organisasi yang
unik dan kompleks karena merupakan institusi yang padat karya, mempunyai
sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsi-fungsi yang khusus dalam baik dalam proses
menghasilkan jasa layanan yang terdiri atas kolaborasi berbagai kelompok profesi
maupun proses pendidikan dan penelitian yang terus menerus berlangsung.
Dengan keragaman profesi serta proses bisnis yang begitu kompleks
menyebabkan manajemen pengetahuan belum dapat berjalan optimal, tacit
knowledge yang ada pada masing-masing profesi belum dapat diidentifikasi,
dikembangkan bahkan didistribusi antara satu dengan yang lain. Apalagi jika
berhubungan antara satu profesi dengan profesi yang lain.

Di sisi lain, peningkatan pengetahuan melalui pendidikan dan pelatihan tak


luput dari perhatian manajemen, setiap tahunnya manajamen mengupayakan
pelatihan minimal 20 jam/karyawan, tetapi tetap belum dapat mengakomodir
seluruh kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan yang seharusnya. Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan anggaran sehingga pendidikan dan pelatihan
di akomodir berdasarkan prioritas. Untuk menyikapi kondisi tersebut maka
seyogyanya RS perlu upaya penyesuaian diri untuk merespon dinamika eksternal
dan fungsi integrasi potensial-potensial internal dalam melaksanakan tugas yang
kompleks.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 2

Salah satu upaya yang dapat dilakukan RS adalah dengan mengoptimalkan


Knowledge Management Process yang terdiri atas Knowledge Creation yaitu
proses penciptaan pengetahuan baru atau redesain pegetahuan, Knowledge
Storage/Retrieval yaitu proses kegiatan penyimpanan pengetahuan yang telah
ada ke dalam bentuk yang dapat dengan mudah diakses dan diambil lagi pada
lain waktu, Knowledge Transfer yaitu proses pertukaran pengetahuan antar
meliputi penyampaian, umpan balik dan penyesuaian timbal balik dari pengirim
serta penerima pengetahuan, dan Knowledge Application yaitu proses
pengambilan kembali dan penggunaan pengetahuan yang dapat mendukung
keputusan, tindakan, dan pemecahan masalah, dan yang pada akhirnya bisa
menciptakan pengetahuan baru atau redesain.

B. TUJUAN
1. Tujuan Jangka Pendek
Menumbuhkembangkan Knowledge Management Process (Creation,
Storage/Retrieval, Transfer, Application) melalui Knowledge Management
Culture di 16 Unit Kerja RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

2. Tujuan Jangka Menengah


Mengembangkan Knowledge Management Process (Creation,
Storage/Retrieval, Transfer, Application) melalui Knowledge Management
Culture di 30 Unit Kerja RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

3. Tujuan Jangka Panjang


Meningkatkan Knowledge Management Process (Creation, Storage/Retrieval,
Transfer, Application) melalui Knowledge Management Culture di seluruh Unit
Kerja RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

C. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dengan Knowledge Management Culture adalah :

1. Terwujudnya peningkatan kinerja di masing-masing unit kerja


2. Terwujudnya peningkatan kompetensi dan profesionalisme karyawan
3. Terwujudnya peningkatan Competitive Advantage
4. Terwujudnya peningkatan kinerja organisasi
5. Terwujudnya Knowledge Management Process sebagai suatu budaya di RSUP
dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 3

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Knowledge Management Culture yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:

1. Adanya persetujuan dan dukungan stakeholder


2. Terbentuknya Knowledge Management Volunteers
3. Rancangan Desain Knowledge Management Culture
4. Uji Coba Knowledge Management Culture
5. Finalisasi Desain Knowledge Management Culture
6. Internalisasi Knowledge Management Culture
7. Implementasi Knowledge Management Culture
8. Evaluasi Penerapan Knowledge Management Culture

E. INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Terciptanya aplikasi Knowledge Management Culture di Sistem Informasi
RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
2. Bertumbuhkembangnya Knowledge Creation dalam Knowledge Management
Culture di 16 unit kerja RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
3. Bertumbuhkembangnya Knowledge Storage/Retireval dalam Knowledge
Management Culture di 16 unit kerja RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
Makassar
4. Bertumbuhkembangnya Knowledge Transfer dalam Knowledge Management
Culture di 16 unit kerja RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
5. Bertumbuhkembangnya Knowledge Application dalam Knowledge
Management Culture di 16 unit kerja RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
Makassar

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 4

BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

A. GAMBARAN UMUM RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO


RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (RSWS) sebagai salah satu UPT
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (BLU), telah melalui perjalanan panjang dan
perkembangan dengan berbagai bentuk struktur organisasi. Cikal bakal RSWS
dimulai pada tahun 1947 didirikan rumah sakit dengan meminjam dua bangsal
RS Jiwa yang telah berdiri sejak tahun 1925 sebagai bangsal bedah dan penyakit
dalam yang merupakan cikal bakal berdirinya RSU Dadi. Kemudian pada tahun
1957 dikenal dengan nama Rumah Sakit Umum Dadi yang berlokasi di Jalan
Lanto Dg. Pasewang No. 43 Makassar sebagai Rumah Sakit Pemerintah Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan. Sampai dengan tahun 1993 RS Dadi merupakan
Rumah Sakit dengan klasifikasi B dengan kapasitas tempat tidur 500 buah dan
yang tersedia sebanyak 472 tempat tidur.

Dengan keterbatasan lahan untuk pengembangan Rumah Sakit maka pada


tahun 1993 Rumah Sakit Dadi dipindahkan di Jalan Perintis Kemerdekaan Km 11
berdekatan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Pada tahun
1994 RS Dadi berubah menjadi rumah sakit vertikal milik Departemen Kesehatan
dengan nama RS Dr Wahidin Sudirohusodo berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.540/SK/VI/1994 sebagai Rumah Sakit Umum
Kelas A yang digunakan oleh Fakultas Kedokteran sebagai tempat pendidikan
calon Dokter, Dokter Spesialis dan Subspesialis serta sebagai Rumah Sakit
Rujukan tertinggi di Kawasan Timur Indonesia.

Pada tanggal 10 Desember 1993 RS Dr. Wahidin Sudirohusodo ditetapkan


menjadi RS Unit Swadana dan pada tahun 1998 dengan dikeluarkannya UU No.
30 tahun 1997, maka RS Dr.Wahidin Sudirohusodo berubah status menjadi Unit
Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah RI No. 125 Tahun 2000 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo beralih
status kelembagaannya menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar yang berakhir pada tahun 2005. Setelah itu diterbitkan
SK Menkes No 1243/MENKES/VIII/2005 maka RSWS berubah menjadi UPT

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 5

Depkes yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum


(PPK-BLU) pada Januari 2006.

Secara garis besar tugas dan fungsi RSUP dr Wahidin Sudirohusodo


Makassar tertuang dalam Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 dengan uraian
sebagai berikut :

1. Visi

2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas yang terintegrasi,
holistik dan profesional.
b. Menumbuhkembangkan sistem manajemen organisasi yang efektif
c. Mengampu RS Jejaring di Wilayah Indonesia Timur

3. Peta Strategis
Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Bisnis Tahun 2015- 2019 terdapat 11 sasaran strategis yang dituaangkan
dalam peta strategis berikut ini :

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 6

B. MILESTONE
Milestone/pentahapan untuk mewujudkan Knowledge Management Culture
terdiri atas 8 milestone yang masing-masing akan diuraikan dengan kegiatan yang
dilakukan :

1. Milestone 1 Adanya persetujuan dan dukungan stakeholder

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI

1 Konsultasi dengan mentor 16 Sept 2015

Pemaparan gagasan Knowledge Minggu ke 3


1. Management Culture kepada Sept 2015 16 Sept 2015
stakeholder internal

Pemaparan gagasan Knowledge


Minggu ke 3 16 Sept – 30 Okt
2. Management Culture kepada
Sept 2015 2015
stakeholder eskternal

Quality Control :
Bukti dokumen dukungan stakeholder internal & eksternal berupa Pernyataan
Dukungan secara kolektif dan foto

2. Milestone 2 Terbentuknya Knowledge Management Volunteers

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI

Pendekatan personal kepada


Minggu ke 3 Sept 17 - 29 Sept
1. stakeholder eksternal yang akan
2015 2015
menjadi volunteers

Pertemuan pembentukan Knowledge Minggu ke 4 Sept


2. 30 Sept 2015
Management Volunteers 2015

Pembagian dan penjelasan tugas Minggu ke 4 Sept


3. 30 Sept 2015
volunteers 2015

Penetapan Knowledge Management Minggu ke 4 Sept


4. 5 Oktober 2015
Volunteers 2015

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 7

2. Milestone 2 Terbentuknya Knowledge Management Volunteers

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI

Pembuatan Telegram Grup Minggu ke 4 Sept


5. 6 Oktober 2015
Knowledge Management Volunteers 2015

Quality Control :
Dokumen pendukung kegiatan berupa undangan, daftar hadir, uraian tugas dan SK
penetapan Knowlegde Management Volunteers, Grup Telegram KMC

4. Milestone 3 Adanya Rancangan Desain Knowledge Management


Culture

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI

Brainstorming anggota Knowledge Minggu ke 1 12 Okt – 19 Okt


1.
Management Volunteers Oktober 2015 2015

Merancang desain Knowledge Minggu ke 1 & 2 15 Okt – 22 Okt


2.
Management Culture Oktober 2015 2015

Quality Control :
Dokumen pendukung kegiatan berupa hasil brainstorming dan rancangan desain
Knowledge Management Culture (foto dan lay out desain)

5. Milestone 4 Uji Coba Aplikasi Knowledge Management Culture

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI

Uji Coba Aplikasi Knowledge Minggu ke 3


1. 23 Okt 2015
Management Culture Tahap 1 Oktober 2015

Uji Coba Aplikasi Knowledge Minggu ke 4


2. 27 Okt 2015
Management Culture Tahap 2 Oktober 2015

Quality Control :
Dokumen pendukung kegiatan berupa Berita Acara Uji Coba Knowledge
Management Culture, foto dan bugs

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 8

6. Milestone 5 Finalisasi Knowledge Management Culture

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI


1.
Penyempurnaan Knowledge Minggu ke 2 Okt
29 Okt 2015
Management Culture 2015
2.
Integrasi Knowledge Management Minggu Ke 2 Okt
29 Okt 2015
Culture ke dalam SIMRS 2015

Quality Control :
Dokumen pendukung kegiatan berupa printscreen aplikasi Knowledge
Management Culture dalam SIMRS, Berita Acara Penyempurnaan Aplikasi

7. Milestone 6 Internalisasi Knowledge Management Culture

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI

Launching Knowledge Management Minggu ke 3 Okt


1. 4 Nov 2015
Culture 2015

Roadshow Knowledge Management Minggu ke 3 Okt 6 Nov – 27 Nov


2.
Culture ke unit-unit kerja 2015 2015

Bimbingan teknis aplikasi Knowledge Minggu Ke 3 Okt 9 Nov – 27 Nov


3.
Management Culture 2015 2015

Quality Control :
Dokumen pendukung kegiatan berupa undangan, daftar hadir, Materi Roadshow
Knowledge Management Culture, foto dan video

8. Milestone 7 Implementasi Knowledge Management Culture

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI


1.
Pendampingan implementasi Minggu ke 4 Okt 9 Nov – 27 Nov
Knowledge Management Culture – Ke 2 Nov 2015 2015
2.
Pemantauan implementasi Minggu ke 4 Okt - 9 Nov – 30 Nov
Knowledge Management Culture Ke 2 Nov 2015 2015

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 9

7. Milestone 7 Implementasi Knowledge Management Culture

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI


3.
Evaluasi Awal Implementasi Minggu Ke 1 Nov
12 Nov 2015
Knowledge Management Cultrue 2015

Quality Control :
Dokumen pendukung kegiatan berupa daftar hadir, foto/video, output Knowledge
Management Culture, Knowledge Management Card

8. Milestone 8 Evaluasi Penerapan Knowledge Management Culture

NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI

Minggu ke 2 Nov
1. Evaluasi Akhir Tahap 1 20 Nov 2015
2015

Minggu ke 3 Nov
2. Evaluasi Akhir Tahap 2 30 Nov 2015
2015

Minggu Ke 3 Nov
3. Rencana Tindak Lanjut 30 Nov 2015
2015

Minggu Ke 4 Nov
4. Pelaporan Hasil Evaluasi 1 Des 2015
2015

Quality Control :
Dokumen pendukung kegiatan berupa output Knowledge Management Culture,
hasil evaluasi, foto, laporan

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 10

C. PENJELASAN MILESTONE

1. Milestone 1

Di milestone 1 diharapkan adanya dukungan stakeholder baik internal


maupun eksternal. Untuk mencapai tahapan tersebut, maka kegiatan yang
dilakukan adalah :

a. Konsultasi dengan Mentor


Sebelum mengimplementasikan Knowledge Management Culture terlebih
dahulu reformer melakukan konsultasi dengan mentor terkait dengan
pelaksanaan Knowledge Management Culture, pada saat konsultasi
tersebut mentor mengarahkan kepada reformer untuk tetap proaktif
dalam melaksanakan proyek perubahan tanpa mengabaikan tugas pokok
dengan strategi pendekatan kepada stakeholder eksternal menggunakan
pendekatan personal/persuasif dan bersifat informal

b. Pemaparan Gagasan Knowledge Management Culture kepada


Stakeholder Internal
Stakeholder internal yang dimaksud adalah Bagian Perencanaan dan
Evaluasi yang Konsultasi dengan Mentor sekaligus pemaparan Knowledge
Management Culture kepada Kasubag Perencanaan di
terdiri atas Kepala ruangan Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi
Bagian/Mentor,
Kepala Subag
Perencanaan
serta staf Bagian
Perencanaan dan
Evaluasi. Untuk
memperoleh
dukungan dalam
pelaksanaan

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 11

proyek perubahan maka reformer memaparkan gagasan Knowledge


Management Culture kepada semua karyawan di Bagian Perencanaan
dan Evaluasi. Dukungan diperoleh sepenuhnya dari seluruh karyawan di
Bagian Perencanaan dan Evaluasi yang dibuktikan dengan kesediaan
menjadi bagian dari Knowledge Management Volunteers yang akan
bertanggung jawab atas pelaksanaan Knowlegde management Culture
baik sebagai tim Ad Hoc, Administrasi maupun Volunteer.

c. Pemaparan Gagasan Knowledge Management Culture kepada


Stakeholder Eksternal
Kegiatan berikutnya adalah pemaparan proyek perubahan kepada
stakeholder eksternal yang terdiri dari 46 stakeholder. Pemaparan proyek
perubahan disesuaikan dengan kondisi dan waktu stakeholder yang
ditemui. Stakeholder
pertama yang menerima
pemaparan proyek
perubahan reformer
adalah Direktur SDM
dan Pendidikan. Di
sela-sela kesibukan
beliau sebagai
Direktur SDM dan
Pendidikan yang baru dilantik,
beliau menyempatkan untuk mendengarkan pemaparan proyek
perubahan Knowledge Management Culture, walaupun sambil berdiri
pemaparan proyek perubahan berlanjut dengan diskusi menarik dimana
beliau sangat antusias merespon dan mengapresiasi apa yang dilakukan
reformer. Beliau memandang proyek ini sangat bermanfaat untuk
karyawan, bahkan beliau merefleksikan apa yang beliau kerjakan pada
saat beliau masih memimpin Instalasi Gawat Darurat, dimana beliau
sangat menekankan stafnya untuk senantiasa berbagi informasi antara
satu dengan yang lain, dan dengan proyek perubahan yang reformer
sampaikan akan sangat membantu aktivitas berbagi informasi yang
dimaksud.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 12

Stakeholder selanjutnya yang mendukung dan sangat


mengapresiasi proyek yang dipaparkan reformer adalah Direktur Utama
yaitu Prof. dr. Abdul Kadir, Ph. D, Sp. THT-KL(K), MARS, diakhir masa
kepemimpinan beliau, beliau masih menyempatkan untuk mendengarkan
pemaparan bahkan menyediakan waktu khusus untuk presentasi
sekaligus demo bahkan menitipkan kepada Direktur Utama selanjutnya
untuk tetap mendukung dan mengembangkan ke arah yang lebih baik
sebagai bagian dari budaya RSUP dr Wahidin Shudirohusodo Makssar.
Stakeholder selanjutnya yang ditemui
reformer adalah Ketua Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien yang kebetulan
melakukan konsultasi kepada Kepala
Bagian Perencanaan dan Evaluasi
tentang revisi kegiatan komite mutu dan
keselamatan pasien. Kesempatan tersebut
dimanfaatkan reformer untuk memaparkan
Pemaparan Knowledge
Knowledge Management Culture dan Management kepada
dr. Hesty Arbie, MARS
meminta dukungan yang disambut dengan baik (Ketua Komite Mutu dan
oleh Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Keselamatan Pasien)

Pasien, dr. Hesty Arbie, MARS dengan menandatangani Peryataan


Dukungan pelaksanaan Knowledge Management Culture.
Reformer juga memanfaatkan moment
setelah Upacara Hari Kesadaran Nasional
sebelum stakeholder melakukan rutinitas
supervisi ke unit pelayanan. Pemaparan
Knowledge Management dilakukan di
Direktorat Medik dan Keperawatan yang
dihadiri oleh Kabid Pelayanan Medik dr.
Syamsuridjal, MBA (atas), Kabid Pelayanan
Keperawatan, Rahmadaeni, S. Kep, Ns
(tengah) dan Kabid Pelayanan Penunjang,
dr. Rahmiwaty Nashir, MMR (bawah), yang
langsung memberikan pernyataan
dukungan pelaksanaan Knowledge
Management Culture.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 13

Reformer juga memaparkan proyek


perubahan kepada stakeholder tidak
hanya secara formal saja, tetapi juga di
beberapa kesempatan informal seperti
saat ada undangan makan siang bersama,
reformer memanfaatkan waktu tersebut
untuk memaparkan proyek perubahan.
Stakeholder yang dimaksud antara
lain, Suwarti Wasugai, Apt, M. Si,
Kepala Instalasi CSSD dan Laundry
(atas), dr. Sudirman Katu, Sp.PD-
KPTI, Ketua Komite Pencegahan
dan Penanggulangan Infeksi
(tengah) dan Dra. Aisyah Madjid, Apt, MARS,
Ketua Unit Layanan Pengadaan Barang dan
Jasa (bawah). Walaupun pemaparan
Knowledge Management Culture dilakukan
secara informal, semua stakeholder
mengapresiasi dan memberikan dukungan
penuh kepada reformer dalam menjalankan
Knowledge Management Culture. Bahkan, Ibu Tatti, panggilan akrab
Kepala Instalasi CSSD dan Laundry menyatakan dengan tegas bahwa
beliau beserta seluruh karyawan yang ada di CSSD dan Laundry siap
menjadi volunteer.
Selanjutnya reformer juga melakukan pemaparan Knowledge
Management Culture
secara khusus kepada
Ketua Satuan Pemeriksa
Internal, Drs. Jintan Ginting,
Apt, MARS, di ruangan
beliau. Beliau
mengapresiasi dan
mendukung pelaksanaan
Knowledge Management

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 14

Culture dan berharap program ini tetap berlanjut sejalan dengan manfaat
yang akan diperoleh dari pelaksanaan Knowledge Managemen Culture.
Perjuangan untuk pemaparan
Knowledge Managemen Culture tidak
berhenti sampai disitu saja,
stakeholder yang begitu banyak
mengharuskan reformer bekerja
keras untuk memperoleh
dukungan dari seluruh stakeholder
yang ada. Selanjutnya, reformer
memaparkan Knowledge Management
Culture kepada Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS,
Arfan Maulana, ST. Kesempatan yang langka ketika mendapatkan Pak
Arfan ini berada di wilayah manajemen, karena kesibukan beliau yang
bertugas dan bertanggung jawab atas semua peralatan di RS baik medik
maupun non medik. Menanggapi pemaparan reformer, Pak Arfan
mengapresiasi dan mendukung pelaksanaan Knowledge Management
Culture karena semua karyawan terlibat langsung tanpa melalui prosedur
yang berjenjang.
Pemaparan Knowledge Management Culture terus menerus
dilakukan oleh
reformer sampai
semua stakeholder
yang di identifikasi
telah memberikan
dukungan kepada
reformer untuk
pelaksanaan
Knowledge Secara keseluruhan pemaparan Knowledge Management
Culture dilakukan pada saat Rapat Monitoring dan Evaluasi
Management Kegiatan RS Triwulan III di Ruang Rapat IGD Lantai 3
Culture. Secara keseluruhan pemaparan Knowledge Management Culture
selesai dilakukan reformer pada tanggal 30 Oktober 2015.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 15

2. Milestone 2
2
Di milestone 2 diharapkan terbentuk Knowledge Management Volunteers
yang akan mengawal dan memastikan Knowledge Management Culture ini
tetap berjalan dan menjadi budaya di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
Makassar dengan kegiatan sebagai berikut :

a. Pendekatan Personal kepada Stakeholder Eksternal yang akan Menjadi


Volunteers
Sebagai langkah awal untuk membentuk Knowledge Management
Volunteers maka reformer melakukan pendekatan personal kepada
stakeholder yang akan terlibat secara informal. Pada saat memaparkan
Knowledge Management Volunteers, beberapa stakeholder dengan
antusias telah Pendekatanan personal dan pemaparan Knowledge
Management Culture kepada stakeholder secara informal.
mendukung dan Kiri : dr. Asvin Nurulita, Sp.PK, M.Kes (Kepala Inst. Lab. Klinik)
Kanan : dr. Nilla Mayasari, Sp.RM, M.Kes (Ka. Inst. Rehab. Medik)
juga bersedia
menjadi bagian dari
volunteers. Selain
itu stakeholder yang
dipilih menjadi
anggota Knowledge
Management
Culture berdasarkan
kredibilitas
stakeholder. Dua orang pertama dari stakeholder yang mendukung penuh
reformer adalah Kepala Instalasi Laboratorium Klinik, dr. Asvin Nurulita,
Sp.PK, M. Kes dan dr. Nilla Mayasari, Sp.RM, M. Kes, Kepala Instalasi
Rehabilitasi Medik. Keduanya reformer masukkan sebagai tim AdHoc
dalam Knowledge Management Culture.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 16

Reformer pun melakukan


pendekatan personal kepada Kepala
Bagian SDM, drg. Emilya Tanri, MARS
agar beliau bersedia bergabung dan
menjadi bagian dari Knowledge
Management Culture. Beliau
menanggapi dengan antusias
dengan harapan nantinya akan
berkolaborasi dengan Direktorat
SDM dan Pendidikan untuk lebih
mengembangkan lagi.
Dalam tahapan ini, reformer melakukan pendekatan personal lebih
banyak ketika melakukan tahapan pemaparan Knowledge Management
Culture, karena reformer mengharapkan stakeholder yang bergabung
dalam Knowledge Management Culture, bukan karena paksaan tetapi
benar-benar mau mengawal dan bertanggung jawab atas kelangsungan
Knowledge Management Culture.

b. Pembentukan Knowledge Management Volunteers


Kegiatan selanjutnya
adalah pembentukan
Knowledge Management
Volunteers yang terdiri atas
tim AdHoc, Administration,
Information Technology,
Evaluation dan Volunteers.
Selain itu dalam
Knowledge Management
Volunteer ini, Direksi dan Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi
(mentor) dilibatkan sebagai Pengarah. Direktur keuangan yang sempat
hadir dalam rapat pembentukan menyampaikan agar Knowledge
Management Volunteers dapat mengawal dan melaksanakan Knowledge
Management Culture sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-
masing volunteers

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 17

c. Pembagian dan Penjelasan Tugas Volunteers


Setelah pembentukan Knowledge
Management Volunteers
dilanjutkan dengan pembagian
dan penjelasan tugas Knowledge
Management Volunteers.
Direktur Keuangan yang
kebetulan hadir memberikan
arahan agar semua karyawan
dapat berpartisipasi aktif untuk
mendukung pelaksanaan Knowledge Management Culture. Adapun tugas
dan tanggung jawab Knowledge Management Volunteers adalah sebagai
berikut :
Administration : bertanggung jawab atas dokumentasi pelaksanaan
kegiatan Knowledge Management Culture
Ad Hoc : bertanggung jawab untuk internalisasi dan implementasi
Knowledge Management Culture
Information Technology : bertanggung jawab atas aplikasi dan
pendampingan Knowledge Management Culture
Evaluation : bertanggung jawab atas evaluasi kegiatan Knowledge
Management Culture
Volunteers : bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Knowledge
Management Culture

d. Penetapan Knowledge Management Volunteers


Selanjutnya pembentukan,
pembagian dan penjelasan
tugas dituangkan dalam
bentuk Surat Keputusan
Direktur Utama tentang
Penetapan Knowledge
Management Volunteers No.
SK. HK.02.04/II/7356/2015 tanggal 5 Oktober 2015. Knowledge
Management Volunteers terdiri atas, Advisor, Project Leader,
Administration, Information Technology, Evaluation, dan Volunteers.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 18

Selain yang tercantum dalam SK Penetapan, beberapa stakeholder juga


secara sukarela ikut bergabung sebagai Volunteers dan Champion dalam
pelaksanaan Knowledge Management Culture.

e. Telegram Grup Knowledge Management Volunteers


Untuk memudahkan komunikasi antar
volunteers, maka dibuatlah telegram
October 6
grup Knowledge Management
Volunteers. Grup ini terdiri dari
anggota Knowledge Management
Volunteers dan orang-orang yang
bersedia secara sukarela bergabung
dalam volunteers dan Champion.
Volunteer dapat memberikan
masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan yang terus menerus
sebagai salah satu bagian penting dari Knowledge Management Process.

3. Milestone 3
3
Di milestone 3, diharapkan hasil adanya rancangan desain aplikasi Knowledge
Management Culture. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Brainstorming Konsep Knowledge Management Culture


Brainstorming tentang konsep
Knowledge Management
Culture dilakukan untuk
mendapatkan saran dan
perbaikan terhadap konsep
Knowledge Management
Culture yang ditawarkan oleh

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 19

project leader. Pada saat brainstorming yang pertama, reformer


menyampaikan konsep Knowledge Management Culture dengan 4
(empat) bagian besar yang akan dikembangkan yaitu Creation,
Storage/Retrieval, Transfer dan Application. Beberapa hal yang menjadi
catatan untuk dibahas pada brainstorming selanjutnya adalah kemudahan
akses karyawan ke dalam aplikasi Knowledge Management Culture
dengan menggunakan user ID yang sudah ada dalam SIMPEG dengan
melibatkankan Direktorat SDM dan Pendidikan yang memegang peranan
penting dan bertanggung jawab atas pengembangan SDM yang ada di
RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tim IT mengambil langkah lebih
awal, sambil menunggu
hasil brainstorming
volunteer - volunteer yang
lain, mereka pun
melakukan brainstorming
terkait bisnis proses yang
akan mereka buat dalam
bentuk interface.
Walaupun sudah di luar jam kerja tim IT tetap semangat melakukan
diskusi terkait Knowledge Management Culture. Selanjutnya sesuai
dengan kesepakatan brainstorming pertama diperlukan advokasi ke
Direktorat SDM dan Pendidikan
sebagai pengampu aplikasi
SIMKA/ SIMPEG dimana
seluruh karyawan memiliki
akses terhadap aplikasi
tersebut. Point peinting yang
dihasilkan setelah melakukan
brainstorming dengan
Direktorat SDM dan Pendidikan
yang diwakili oleh drg. Emilya Tanri, MARS (Kepala Bagian SDM dan
Pendidikan), Fitriani Amin, S. Kep, Ns (Kepala Sub Bagian Administrasi
Kepegawaian) dan Agustini Anwar, SE, MM (Kepala Sub Bagian
Pengembangan SDM) bahwa Knowledge Management Culture merupakan

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 20

sub sistem dari program


Pengembangan SDM
sehingga aplikasinya
dimasukkan saja dalam
SIMPEG/SIMKA yang
sudah ada di SIRS,
dimana username semua
pegawai sudah ada.
Selanjutnya brainstorming
dilakukan dengan tim Information Technology yang diketuai langsung oleh
Poentoro, S. Si (Kepala Instalasi SIRS) dan beberapa staf Instalasi SIRS.
Peran Tim Information Technology dalam merancang desain aplikasi
Knowledge Management Culture sangat besar, sehingga sebagian besar
proses brainstorming dan merancang design dilakukan di ruangan
Instalasi SIRS dan di luar jam kerja agar tidak mengganggu pekerjaan
pokok anggota tim. Dalam brainstorming tersebut diperoleh point penting
terkait, system security, system filter, admin dan kapasitas penyimpanan.

b. Merancang desain Knowledge Management Culture


Setelah brainstorming dilakukan maka hasil-hasil brainstorming dijadikan
acuan dalam merancang desain aplikasi Knowledge Management Culture.
Rancangan desain melibatkan tim
Information Technology dan beberapa
staf di Instalasi SIRS. Rancangan
desain yang dihasilkan dalam bentuk
interface sebagai berikut:

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 21

Interface Storage/Retrieval

Interface Transfer
(View)

Interface Transfer &


Application

Interface Application
(View)

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 22

4. Milestone 4
4

Untuk milestone 4 diharapkan hasil adanya uji coba aplikasi Knowledge


Management Culture, untuk itu mewujudkan hasil tersebut, maka kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Uji Coba Knowledge Management Culture Tahap 1


Pada kegiatan ini dilakukan uji coba aplikasi Knowledge Management
Culture yang telah di
desain. Pada uji coba tahap
1 ini masih ada bugs yang
diperoleh pada part
creation, judul dan
gagasan yang telah
dimasukkan belum
tersimpan (icon “simpan”
belum berfungsi)

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 23

Bugs selanjutnya yang didapatkan di bagian transfer adalah Kolom


penulisan komentar belum tersedia dan icon “simpan” juga belum
berfungsi dan file yang sudah disimpan di menu storage/retrieval tidak
terbaca di menu transfer

Kemudian bugs terakhir, menu application belum berfungsi. Untuk itu tim
IT kembali melakukan perbaikan dan penyempurnaan bugs yang
didapatkan. Kemudian selanjutnya agar user lebih mudah mengakses
Knowledge Management Culture di SIMPEG maka icon Knowledge
Management Culture diusulkan untuk dipindahkan ke tab tersendiri
dibagain tengah tampilan SIMPEG.

b. Uji Coba Knowledge Management Culture Tahap 2


Perbaikan aplikasi Knowledge Management Culture dilakukan untuk
menyempurnakan dan
mengoptimalkan fungsi
menu yang belum dapat
berfungsi. Uji coba
tahap 2 dilakukan untuk
memperbaiki dan
menyempurnakan bugs
yang didapatkan pada
uji coba tahap 1.
Perbaikan dan penyempurnaan aplikasi Knolwedge Management Culture
tidak lagi melibatkan banyak sumber daya, karena pada dasarnya aplikasi
yang sudah di uji coba sudah mencakup semua kesepakatan dan hasil
brainstorming volunteer. Hasil yang diperoleh di uji coba tahap 2 ini adalah
sebagai berikut :

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 24

Tampilan awal pilihan Knowledge Management sudah pindah ke tab


tengah menu, sehingga bisa langsung terlihat oleh user

Kemudian di menu
Transfer untuk
mendownload
lampiran (jika ada
lampiran) sudah
tersedia, dan kolom
penulisan komentar
sudah tersedia dan
sudah bisa menyimpan.
Bugs yang didapatkan pada uji coba tahap 2 ini tersisa 1 yaitu pada menu
Application yang sebelumnya tidak bisa digunakan, sudah bisa digunakan
namun kriteria file yang tersimpan tidak terbaca.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 25

5. Milestone 5
5

Pada milestone 5, hasil yang diharapkan adalah Finalisasi Knowledge


Management Culture, kegiatan yang dilakukan untuk mencapai hasil tersebut
adalah :

a. Penyempurnaan Knowledge Management Culture


Setelah 2 (dua) kali dilakukan uji coba aplikasi Knowledge Management
Culture, maka Knowledge Management Culture disempurnakan sesuai
kekurangan yang didapatkan pada uji coba tahap 2 serta menambahkan
menu evaluasi capaian Knowledge Management Culutre sehingga
didapatkan aplikasi
Knowledge Management
Culture yang sudah siap
untuk diintegrasikan
dengan Sistem Informasi
RS (SIRS). Walaupun
demikian perbaikan dan
penyempurnaan tetap
mutlak ada sebagai
bagian dari Knowlegde
Management Process untuk menghasilkan sebuah aplikasi yang update
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.

b. Integrasi Knowledge Management Culture ke dalam SIRS


Selanjutnya Knowledge Management Culture diintegrasikan ke dalam
Sistem Informasi RS dalam Menu MSDM (SIMPEG) sebagai salah satu
bentuk pengembangan SIM RS yang merupakan salah satu tujuan dalam
Rencana Strategis Bisnis RS Periode Tahun 2015 - 2019

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 26

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 27

6. Milestone 6
6

Pada milestone 6, diharapkan hasil Knowledge Management Culture


terinternalisasi kepada semua stakeholder yang ada di RSUP dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Untuk itu reformer melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :

a. Launching Knowledge Management Culture


Kegiatan pertama yang
dilakukan reformer untuk
menginternalisasikan
Knowledge Management
Culture adalah Launching
Knowledge Management
Culture, yang saat itu
akan dirangkaikan pada
Rapat Monitoring dan
Evaluasi Triwulan III,
tetapi Direktur Utama
pada saat itu Prof. Kadir sapaan akrab beliau, meminta untuk menunda
sampai beliau ada di Makassar yaitu pada hari Rabu, 3 Nopember 2015,
karena beliau ingin hadir dan
melaunching Knowledge Management
Culture. Dalam sambutannya, beliau
mengapresiasi bahkan memberikan
penghargaan atas inovasi dan kreatifitas
reformer. Pada saat Launching, Direktur
Utama juga menyematkan Pin kepada
para volunteers sebagai wujud kesiapan

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 28

para volunteers untuk mengemban amanah dalam mengawal


pelaksanaan Knowledge Management Culture.

b. Roadshow Knowledge Management Culture ke unit-unit kerja


Selanjutnya setelah Knowledge Management di launching, maka
reformer melakukan roadshow ke unit-unit kerja yang ada di RSUP dr
Wahidin Sudirohusodo Makassar. Kegiatan roadshow sangat menentukan
keberhasilan upaya internalisasi Knowledge Management Culture. Unit
pertama yang tidak sabar untuk memperoleh informasi adalah Instalasi
Farmasi dengan
mengambil waktu
morning briefing. Kepala
Instalasi Farmasi, Dra.
Khadijah Tahir, Apt, Sp.
FK, mengapresiasi dan
menyatakan bahwa
beliau bersedia Instalasi
Farmasi mendukung
Knowledge Management
Culture dengan bergabung dalam Knowledge Management Volunteers.
Berturut-turut dengan memposting foto roadshow di Instalasi Farmasi ke
grup telegram Knowledge Management Volunteers, beberapa Instalasi
tidak mau kalah dan menyediakan waktu untuk roadshow di instalasinya
masing-masing, seperti Instalasi Gawat Darurat, Instalasi CSSD dan
Laundry, Instalasi Palem, Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, Instalasi
Radiologi, Instalasi Rawat Jalan dan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
Kepala Instalasi Gawat Darurat,
Dr. dr. Ronald E. Lusikooy, Sp.BD(K)
sangat antusias dan memberikan
apresiasi terhadap Knowledge
Management Culture, bahkan beliau
memberikan masukan agar ke
depannya dapat dikembangkan ke
arah spesifik peningkatan mutu dan
keselamatan pasien dalam bentuk tim-

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 29

tim khusus untuk


penanganan pasien
dengan komplikasi
beberapa penyakit,
serta penambahan
akses Knowledge
Management Culture
based on android.
Selanjutnya, tidak mau kalah,
Instalasi CSSD dan Laundry
dibawah pimpinan Suwarti
Wasugai, S.Si, Apt, M.Si, yang
akrab disapa sebagai Bu Tatty,
mengundang Knowledge
Management Volunteers untuk
melakukan roadshow di
Instalasi CSSD dan Laundry di
pertemuan bulanan mereka.
Walaupun roadshow dilakukan di tempat yang penuh dengan alat-alat,
karyawan tetap antusias menjawab, bahkan beberapa karyawan yang
telah berumur bersedia menjadi volunteer.
Roadshow dilanjutkan ke Instalasi Patologi Klinik sebagaimana
jadwal yang telah
dimasukkan oleh masing-
masing volunteer dalam
telegram grup KMC.
Antusiasme dan apresiasi
yang luar biasa dari
Instalasi Laboratorium
Patologi Klinik menerima
pemaparan Knowledge
Management Culture,
tanya jawab pun mengalir antara reformer dan karyawan di Instalasi
Laboratorium Patologi Klinik yang sebenarnya merupakan salah satu

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 30

bagian dari Knowledge Management Process itu sendiri. Kemudian


menyusul Roadshow di
Instalasi Radiologi yang
juga meluangkan
waktunya untuk
menerima Knowledge
Management Volunteer
dalam memperkenalkan
inovasi Knowledge
Management Culture.
Kepala ruangan di
Radiologi menghimbau
agar karyawan di Radiologi jangan mau kalah dari yang lain, berlomba-
lomba dalam memasukkan gagasan, ide, inovasi maupun tulisan-tulisan
dengan memanfaatkan wadah yang telah dirancang dan diperkenalkan
oleh reformer.
Jadwal roadshow selanjutnya di Instalasi Palem, sebagian besar
dihadiri oleh perawat yang meluangkan waktunya untuk mengikuti
roadshow Knowledge
Management Culture.
Sebagai petugas yang
berada di lini depan,
bagi mereka aplikasi ini
sangat bermanfaat
untuk senantiasa
mengasah dan
menambah kompetensi
di bidang keperawatan.
Apalagi dengan adanya kebijakan manajemen untuk 5 tahun ke depan,
pelatihan diprioritaskan di area-area kritis. Sehingga tentunya kesempatan
untuk mendapatkan pelatihan probabilitasnya lebih kecil.
Roadshow Knowledge Management Culture akan senantiasa
dijadwalkan bagi unit-unit kerja yang masih belum mendapatkan

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 31

pengenalan Knowledge Management Culture secara maksimal serta


ditindaklanjuti dengan bimbingan teknis aplikasi KMC.

c. Bimbingan Teknis Aplikasi Knowledge Management Culture


Bimbingan teknis dilakukan untuk memberikan tutorial penggunaan
aplikasi Knowledge Management Culture sampai karyawan mampu
mengakses sendiri aplikasi tersebut. Dalam bimbingan teknis ini, yang
banyak berperan adalah para volunteer-volunteer dan staf Instalasi SIRS.
Selain itu bimbingan teknis
juga dilakukan dalam telegram
grup KMC jika ada volunteer
yang meminta bimbingan
bagaimana mengakses
aplikasi KMC tersebut.
Bimbingan pun dilakukan
secara informal agar tidak
terkesan kaku dan menggurui
karyawan lain, karena
penekanannya kepada
bagaimana mereka mau terlibat langsung dalam Knowledge Management
Process secara sukarela
dan bukan sebagai
kewajiban ataupun tugas
tambahan. Bahkan
volunteer pun memberikan
bimbingan teknis melalui
aiphone. Sedapat mungkin
bimbingan teknis
dilakukan pada saat jam-
jam yang tidak
mengganggu jam pelayanan.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 32

7. Milestone 7
7
Milestone 7 diharapkan hasil terimplementasinya Knowledge Management
Culture, untuk itu kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Pendampingan implementasi Knowledge Management Culture


Kegiatan pendampingan banyak dilakukan oleh staf implementator
Instalasi SIRS, yang
memang memilik tanggung
jawab untuk kemampuan
staf lain dalam
mengoperasikan SIRS
secara keseluruhan.
Bahkan koordinator
Implementator SIRS,
Muchtamar S. Sos, yang juga tergabung dalam Knowledge Management
Culture ikut terlibat langsung
dalam memberikan
pendampingan kepada staf
yang masih bingung untuk
mengakses aplikasi
Knowledge Management
Culture. Secara teknis
pendampingan ini tidak jauh
beda dengan bimbingan teknis yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi karyawan yang bebas jaga pada saat
bimbingan teknis dilakukan.
Pendampingan implementasi Knowledge Management Culture akan
berkelanjutan sebagai komitmen volunteer untuk memastikan Knowledge
Management Culture tetap berjalan.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 33

b. Pemantauan implementasi Knowledge Management Culture


Pemantauan implementasi Knowledge Management Culture telah
dilakukan sejalan dengan pendampingan yang dilakukan. Pemantauan
dilakukan oleh admin yang bertanggung jawab untuk mempublish gagasan
ataupun file yang telah disimpan dalam aplikasi KMC. Pemantauan
dilakukan secara berkala setiap harinya agar postingan karyawan dapat
dipublish dan dibaca secepatnya oleh karyawan yang lain.

c. Evaluasi awal implementasi Knowledge Management Culture


Evaluasi awal implementasi Knowledge Management Culture
dilaksanakan pada tanggal 12 November 2015 dengan hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut :

Creation Storage/Retrieval Transfer Application

6
6
4
4 3

2 1

0
4 Nov - 11 Nov 2015

Selain melakukan evaluasi awal


pada hasil implementasi yang
diperoleh sampai dengan
tanggal 12 November 2015, tim
evaluasi juga melakukan
evaluasi dengan menggunakan
Knowledge Management Card
yang diisi oleh stakeholder
secara random. Dari 18 yang
sempat mengisi Knowledge
Management Card, secara
keseluruhan memberikan respon
yang positif terhadap implementasi Knowledeg Management Culture.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 34

Selanjutnya dengan hasil evaluasi awal yang


masih minim, maka sebagai upaya tindak lanjut
dari rendahnya capaian di minggu 1 implementasi
Knowledge Management Culture, maka dibuat
buku saku User Guide Knowledge Management
Culture untuk Knowledge Management Volunteer
sebagai bekal dalam melakukan bimbingan teknis dan pendampingan
kepada karyawan lainnya.

8. Milestone 8
8
Pada milestone 8 diharapkan adanya evaluasi penerapan Knowledge
Management Culture yang diwujudkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :

a. Evaluasi Tahap Akhir 1


Evaluasi tahap Akhir 1 bukanlah satu-satunya kegiatan yang berjalan pada
milestone 8, beberapa kegiatan inti dari penerapan Knowledge
Management Culture tetap berjalan sampai dengan akhir November.
Evaluasi tahap akhir 1 ini dilakukan untuk mengukur progress dari
penggunaan Knowledge Management Culture sebagaimana yang
dituangkan dalam tujuan jangka pendek. Evaluasi ini dilakukan pada
tanggal 20 November 2015 dengan periode evaluasi 4 November – 19
November 2015. Hasil yang diperoleh adalah :

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 35

25 120,0

100,0
20
75,0 80,0

15 68,8
12 11 60,0

10 37,5
6 25,0 40,0

5 4
20,0

0 0,0

Cr Sto Tr App

b. Evaluasi Tahap Akhir 2


Selanjutnya implementasi Knowledge Management Culture di evaluasi di
tanggal 1 Desember 2015 untuk periode 4 November – 30 November
2015. Hal ini dilakukan sebagai lanjutan evaluasi tahap akhir sebelumnya
dengan harapan indikator keberhasilan yang ditetapkan pada tujuan
jangka pendek dapat dicapai. Berikut hasil evaluasi tahap akhir 2 :

30 150,0

130,0
25 106,3 100,0 100,0 100,0 110,0

20 17 16 16 16 90,0

15 70,0

50,0
10
30,0

5 10,0

0 -10,0

Cr Sto Tr App

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa capaian pada evaluasi tahap akhir
sudah mencapai target bahkan ada bagian yang sudah melebihi dari apa
yang ditargetkan yaitu Knowledge Creation.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 36

c. Rencana Tindak Lanjut


Sebagaimana telah ditetapkan dalam target jangka menengah dan
panjang, tentunya hal tersebut akan menjadi target yang akan dicapai
selanjutnya dengan tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang merupakan
Knowledge Management Cycle yaitu bimbingan teknis, pendampingan,
monitoring dan evaluasi serta rencana tindak lanjut sebagai berikut :
1. Sebagai bentuk evaluasi yang akan datang, ide, gagasan atau inovasi
yang paling banyak dibaca dan mendapat respon, akan ditindaklanjuti
dalam bentuk seminar ataupun monthly news
2. Untuk peningkatan layanan Knowledge Management Culture akan di
buat berbasis android
3. Ditindaklanjuti dengan Kebijakan Pengisian Wajib bagi karyawan yang
telah mendapatkan pelatihan/workshop yang dibiayai oleh RS

d. Pelaporan Hasil Evaluasi


Sebagai bentuk akuntabilitas kinerja, maka Implementasi Knolwedge
Management Culture dipertanggungjawabkan dalam bentuk pelaporan
hasil evaluasi kepada stakeholder baik internal maupun eksternal.

D. STAKEHOLDER
Stakeholder adalah individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat
baik secara keseluruhan maupun parsial yang memiliki hubungan serta
kepentingan terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan.

1. Stakeholder Internal
Dalam mengimpelemntasikan Knowledge Management Culture, stakeholder
internal adalah unit kerja reformer yaitu Bagian Perencanaan dan Evaluasi
yang terdiri atas Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi, Kepala Sub Bagian
Perencanaan, 2 orang staf Perencanaan dan 3 orang staf Evaluasi dan
Pelaporan.

2. Stakeholder Eksternal
Sedangkan untuk stakeholder eksternal dalam implementasi Knowledge
Management Culture adalah seluruh unit kerja dan karyawan di RSUP dr
Wahidin Sudirohusodo Makassar. Berikut diuraikan stakeholder eksternal
beserta peran dan fungsinya :

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 37

NO STAKEHOLDER PERAN
1 Dirut Otoritas, Legitimasi, Regulasi

2 Direksi Otoritas, Legitimasi, Regulasi

3 Komite Medik Peran dan Kewenangan

4 Komite Keperawatan Peran dan Kewenangan

5 Komite Farmasi Peran dan Kewenangan

6 Komite Etik Peran dan Kewenangan

7 Komite Mutu & Keselamatan Pasien Mutu Layanan

8 Komite PPI Mutu Layanan

9 SPI Pengawasan Internal

10 Bidang Pelayanan Medik Manajerial

11 Bidang Pelayanan Keperawatan Manajerial

12 Bidang Pelayanan Penunjang Manajerial

13 Bagian SDM Manajerial

14 Bagian Pendidikan dan Penelitian Manajerial

15 Bagian Penyusunan & Evaluasi Anggaran Manajerial

16 Bagian Akuntansi dan Verifikasi Manajerial

17 Bagian Perbendaharaan dan MD Manajerial

18 Bagian Umum Manajerial

19 Bagian Hukum Dan Humas Manajerial

20 Instalasi Private Care Center Pengembangan Layanan

21 Instalasi Mother N Child Center Pengembangan Layanan

22 Instalasi Intensive Care Center Pengembangan Layanan

23 Instalasi Infection Center Pengembangan Layanan

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 38

NO STAKEHOLDER PERAN

24 Instalasi Cardiac Center Pengembangan Layanan

25 Instalasi Rawat Jalan Pemberi layanan

26 Instalasi Palem Pemberi layanan

27 Instalasi Lontara 1 Dan Pakis Pemberi layanan

28 Instalasi Lontara 2 Pemberi layanan

29 Instalasi Lontara 3 Pemberi layanan

30 Instalasi Gawat Darurat Pemberi layanan

31 Instalasi Bedah Sentral Pemberi layanan

32 Instalasi Radiologi Pemberi layanan

33 Instalasi Laboratorium Klinik Pemberi layanan

34 Instalasi Laboratorium PA Pemberi layanan

35 Instalasi Rehabilitasi Medik Pemberi layanan

36 Instalasi Farmasi Pemberi layanan

37 Instalasi Forensik & Medikolegal Pemberi Layanan

38 Instalasi CSSD & Laundry Penyedia sarana penunjang

39 Instalasi Pemeliharaan Sarana Penyedia sarana penunjang

40 Instalasi Sanitasi Dan Lingkungan Penyedia sarana penunjang

41 Instalasi Gizi Pemberi layanan

42 Instalasi SIRS Operasional SIMRS

43 Instalasi Pengelolaan Pasien Jaminan Manajerial

44 Instalasi Diklat Pendidikan dan Pelatihan

45 Unit Layanan Pengadaan Manajerial

46 Unit Layanan Penerima Barang Manajerial

47 Karyawan Pemberi layanan

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 39

3. Analisis Stakeholder
a. Penilaian Stakeholder
Penilaian stakeholder dengan menggunakan matriks dengan memberikan
bobot terhadap 2 (dua) indikator yaitu Power (Pengaruh) adalah sejauh
mana kewenangan formal untuk mengambil keputusan dan Interest
(Kepentingan) adalah seberapa besar kepentingan terhadap pelaksanaan
rancangan. Besarnya bobot yang dipakai adalah sebagai berikut :
Definisi Oprasional
Indikator
Kecil - Besar
Power (kekuatan
-5 sd -1 1 sd 5
pengaruh)
Interest (kepentingan) -5 sd -1 1 sd 5

b. Matriks Stakeholder
Dengan indikator penilaian tersebut maka matriks stakeholder yang
didapatkan adalah sebagai berikut :
KEPENTINGAN PENGARUH
NO STAKEHOLDER
(X) (Y)
1 Dirut 5 5
2 Direksi 4 4
3 Komite Medik -2 3
4 Komite Keperawatan -1 3
5 Komite Farmasi -1 3
6 Komite Etik -2 3
7 Komite Mutu dan Keselamatan Pasien -1.5 3
8 Komite PPI -1.5 3
9 SPI -2 3
10 Bidang Pelayanan Medik 2.5 2.5
11 Bidang Pelayanan Keperawatan 2.5 2.5
12 Bidang Pelayanan Penunjang 2.5 2.5
13 Bagian SDM 2.5 2.5
14 Bagian Pendidikan dan Penelitian 2.5 2.5
15 Bagian Penyusunan dan Evaluasi 2.5 2.5
Anggaran
16 Bagian Akuntansi dan Verifikasi 2.5 2.5
17 Bagian Perbendaharaan dan MD 2.5 2.5
18 Bagian Umum 2.5 2.5
19 Bagian Hukum dan Humas 2.5 2.5
20 Instalasi Private Care Center 4 3

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 40

KEPENTINGAN PENGARUH
NO STAKEHOLDER
(X) (Y)
21 Instalasi Mother & Child Center 4 3
22 Instalasi Intensive Care Center 4 3
23 Instalasi Infection Center 4 3
24 Instalasi Cardiac Center 4 3
25 Instalasi Rawat Jalan 4 3
26 Instalasi Palem 3 3
27 Instalasi Lontara 1 Dan Pakis 3 3
28 Instalasi Lontara 2 3 3
29 Instalasi Lontara 3 3 3
30 Instalasi Gawat Darurat 3 3
31 Instalasi Bedah Sentral 4 3
32 Instalasi Radiologi 4 3
33 Instalasi Laboratorium Klinik 4 3
34 Instalasi Laboratorium PA 3 3
35 Instalasi Rehabilitasi Medik 4 3
36 Instalasi Farmasi 4 2
37 Instalasi Forensik dan Medikolegal -1.5 2
38 Instalasi CSSD & Laundry -1.5 2
39 Instalasi Pemeliharaan Sarana -1.5 2
40 Instalasi Sanitasi Dan Lingkungan -1.5 2
41 Instalasi Gizi -2 2
42 Instalasi SIRS 5 3
43 Instalasi Pengelolaan Pasien Jaminan 2 2
44 Instalasi Diklat 3 3
45 Unit Layanan Pengadaan -2 2
46 Unit Layanan Penerima Barang -1 2
47 Karyawan 5 -1

Dengan hasil penilaian matriks stakeholder, maka nilai yang ada pada matriks
tersebut dimasukkan kedalam diagram kartesius untuk memetakan
stakeholder dalam kuadran.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 41

4. Pemetaan Stakeholder
Berikut peta stakeholder sesuai hasil penilaian yang dilakukan:

6
LATEN PROMOTER
KOMITE KEPERAWATAN DIRUT DIREKSI
5 BAGIAN PERENCANAAN & EVALUASI SIRS
KOMITE FARMASI
UNIT LAYANAN PENERIMA BARANG PRIVATE CARE CENTER MCC
INTENSIVE CARE CENTER IC
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
KOMITE PPI
4 CARDIAC CENTER RAWAT JALAN
BEDAH SENTRAL RADIOLOGI
INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL LABORATORIUM KLINIK REHABILITASI MEDIK
INSTALASI CSSD & LAUNDRY FARMASI PALEM
INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA 3 LONTARA 1 DAN PAKIS LONTARA 2
INSTALASI SANITASI DAN LINGKUNGAN LONTARA 3 GAWAT DARURAT
KOMITE MEDIK LABORATORIUM PA DIKLAT
KOMITE ETIK 2 BIDANG YANMED BIDANG YANKEP
BIDANG PELAYANAN PENUNJANG BAGIAN SDM
SPI BAGIAN DIKLIT BAGIAN UMUM
INSTALASI GIZI BAGIAN PEA BAGIAN HUKMAS
UNIT LAYANAN PENGADAAN 1 BAGIAN AKUNTANSI & VERIFIKASI BAGIAN PMD
PENGELOLAAN PASIEN JAMINAN

0
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

-1

APHATETICS -2 DEFENDER
------ KARYAWAN
-3

-4

-5

-6

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 42

5. Strategi Komunikasi

NO PROMOTERS STRATEGI
1 Dirut
2 Direksi
3 Bidang Pelayanan Medik
4 Bidang Pelayanan Keperawatan Strategi komunikasi yang
5 Bidang Pelayanan Penunjang dipakai adalah melibatkan
6 Bagian SDM secara terus menerus
7 Bagian Pendidikan dan Penelitian stakeholder yang ada di
8 Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran kuadran ini dalam
9 Bagian Akuntansi dan Verifikasi menjalankan Knowledge
10 Bagian Perbendaharaan dan MD Management Culture
11 Bagian Perencanaan dan Evaluasi
12 Bagian Umum
13 Bagian Hukum dan Humas
14 Instalasi Private Care Center
15 Instalasi Mother & Child Center
16 Instalasi Intensive Care Center
17 Instalasi Infection Center
18 Instalasi Cardiac Center
19 Instalasi Rawat Jalan
20 Instalasi Palem
21 Instalasi Lontara 1 Dan Pakis
22 Instalasi Lontara 2
23 Instalasi Lontara 3
24 Instalasi Gawat Darurat
25 Instalasi Bedah Sentral
26 Instalasi Radiologi
27 Instalasi Laboratorium Klinik
28 Instalasi Laboratorium PA
29 Instalasi Rehabilitasi Medik
30 Instalasi Farmasi
31 Instalasi SIRS
32 Instalasi Pengelolaan Pasien Jaminan
33 Instalasi Diklat

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 43

NO LATEN STRATEGI
1 Komite Medik Strategi komunikasi yang digunakan
2 Komite Keperawatan adalah metode canalizing dan
3 Komite Farmasi edukatif, dimana stakeholder
4 Komite Etik dipengaruhi untuk menerima ide
5 Komite Mutu dan Keselamatan Pasien berdasarkan fakta-fakta, pendapat
6 Komite PPI dan pengalaman yang dapat
7 SPI dipertanggungjawabkan dari segi
8 Instalasi Cssd & Laundry kebenarannya dengan sengaja,
9 Instalasi Pemeliharaan Sarana teratur dan berencana dengan
10 Instalasi Sanitasi Dan Lingkungan tujuan untuk mengubah pendirian
11 Instalasi Gizi untuk mendukung Knowledge
12 Unit Layanan Pengadaan Management Culture
13 Unit Layanan Penerima Barang

NO DEFENDER STRATEGI
1 Karyawan Melibatkan stakeholder yang ada di
kuadran defenders sebagai
Champion of Project dan Volunteers

6. Stakeholder Resisten
Setelah pemetaan stakeholder, kembali dilakukan analisa terkait stakeholder
yang kemungkinan resisten dengan adanya kegiatan ini. Berikut uraiannya :

NO STAKEHOLDER ALASAN

1 Komite Medik Sibuk


2 Komite Etik Sibuk
3 Instalasi Intensive Care Center Pelayanan 24 jam
4 Instalasi Bedah Sentral Tidak ada waktu
5 Instalasi CSSD & Laundry Tidak ada manfaatnya
6 Instalasi Pemeliharaan Sarana Tidak ada waktu
7 Instalasi Sanitasi dan Lingkungan Sibuk
Strategi yang dilakukan adalah tetap memberikan informasi kepada stakeholder
dengan metode redundancy, mengulang-ulang informasi tersebut sampai pada
akhirnya stakeholder ikut terlibat dan mendukung

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 44

BAB III
HASIL PELAKSANAAN

A. KONDISI SEBELUM PROYEK PERUBAHAN


Kondisi sebelum Knowledge Management Culture diimplementasikan adalah
sebagai berikut :

1. Belum ada wadah untuk seluruh karyawan dalam proses pengelolaan


pengetahuan (Knowledge Management Process)
2. Gagasan, ide ataupun inovasi karyawan sulit untuk digali.
3. Penyampaian ide, gagasan ataupun inovasi tidak sampai pada level
pengambil kebijakan
4. Karyawan sulit untuk berbagi pengetahuan
5. Hasil pelatihan ataupun workshop yang diikuti karyawan tidak terdisribusi
dengan baik (unshare)
6. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal untuk karyawan dengan 20 jam
pelatihan per orang / tahun sulit dipenuhi

B. KONDISI SETELAH IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN


Inovasi yang dilakukan oleh reformer dengan memanfaatkan keunggulan
bersaing (competitive advantage) RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar yang
sudah memiliki SIMRS yang mandiri serta senantiasa terbuka untuk
pengembangan-pengembangan yang sifatnya menambah keunggulan dari SIMRS
itu sendiri. Reformer melakukan inovasi dengan menambahkan sebuah aplikasi
yang berfungsi sebagai wadah untuk proses pengelolaan pengetahuan
(Knowledge Management Process) yang pada akhirnya mengatasi beberapa point
penting yang terkait langsung dengan Rencana Strategis Bisnis RSUP dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar untuk 5 tahun ke depan. Berikut diuraikan :

1. Tercipta wadah untuk seluruh karyawan dalam proses pengelolaan


pengetahuan (Knowledge Management Process)
2. Karyawan mampu mengemukakan gagasan, ide ataupun inovasi dengan
bebas dan bertanggung jawab
3. Penyampaian ide, gagasan ataupun inovasi diketahui di semua lini baik di
lower manager, middle manager maupun top manager.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 45

4. Setiap karyawan dapat memperoleh pengetahuan yang telah tersimpan


dalam wadah Knowledge Management Culture
5. Hasil pelatihan, workshop, jurnal maupun tulisan karyawan tersimpan dan
terdistribusi dengan baik (sharing knowledge)
6. Mengatasi pemenuhan Standar Pelayanan Minimal pelatihan karyawan 20
jam / orang / tahun dengan adanya transfer dan sharing knowledge
7. Mendukung tercapainya Sasaran Strategis yang adalam Rencana Strategis
Bisnis di level yang paling mendasar yaitu Learning and Growth dengan
sasaran strategis terwujudnya kompetensi dan profesionalisme SDM

C. CAPAIAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT


CULTURE
Dalam kurun waktu September – November 2015 sebagaimana tertuang dalam
Roadmap (Milestone) yang telah diuraikan di Bab sebelumnya, secara umum telah
dilaksanakan, walaupun ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal
yang telah direncanakan. Namun demikian, hasil yang diharapkan khususnya
tujuan jangka pendek dapat dicapai bahkan melampaui apa yang telah
ditargetkan. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut :

1. Terciptanya aplikasi Knowledge Management Culture dalam Sistem Informasi


RS
2. Bertumbuhkembangnya Knowledge Management Culture di 16 unit kerja
RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan capaian sebagai berikut :

30 150,0

130,0
25 106,3 100,0 110,0

100,0 100,0
20 17 16 16 16 90,0

15 70,0

50,0

10
30,0

5 10,0

0 -10,0

Cr Sto Tr App

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 46

D. HAMBATAN
Dalam proses menjalankan knowledge management culture reformer banyak
menghadapi hambatan sebagai berikut :

1. Pergantian manajemen yang menyebabkan reformer harus beradaptasi


dengan stakeholder yang baru
2. Di masa transisi, beberapa stakeholder merasa tidak ada gunanya
berpartisipasi
3. Anggota Knowledge Management Volunteer juga mempunyai tugas pokok lain
yang deadline di triwulan 3 dan 4
4. Kesibukan stakeholder khususnya di pelayanan sehingga reformer susah
mendapatkan jadwal roadshow
5. Keengganan karyawan untuk berbagi ilmu yang telah diperoleh, terlebih lagi
jika pelatihan menggunakan biaya pribadi.

E. STRATEGI MENGHADAPI HAMBATAN


1. Melakukan pendekatan persuasif kepada stakeholder baru dalam
manajemen yang baru
2. Mengajak stakeholder untuk ikut berpartisipasi menjadi volunteer dan
champion dalam menjalankan Knowledge Management Culture
3. Memaksimalkan Volunteer-volunteer disela-sela kesibukan tugas pokok
mereka.
4. Menggunakan semua media komunikasi maupun media sosial untuk
memaparkan dan menginternalisasikan Knowledge Management Culture
seperti Grup Telegram, faceebook, path, line, Whatapp, dengan mempublish
stakeholder yang telah menerima roadshow dan PIN Knolwedge Management
Culture.
5. Memodifikasi proyek perubahan ke dalam bentuk Action Research untuk
diikutsertakan dalam perlombaan proposal inovatif dengan tujuan
memaparkan dan menginternalisasikan Knowledge Management Culture.
6. Memberikan edukasi pada saat Roadshow manfaat secara jangka panjang
media Knowledge Management Culture.

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015
Knowledge Management Culture 47

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan Knowledge Management Culture dalam kurun waktu ± 2 bulan
memberikan dampak kepada RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar :

1. Terciptanya wadah untuk Knolwedge Management Process dalam bentuk


aplikasi Knowledge Management Culture
2. Bertumbuhkembangnya Knowledge Creation di 17 unit kerja RSUP dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar (106%)
3. Bertumbuhkembangnya Knowledge Storage/Retrieval di 16 unit kerja RSUP
dr Wahidin Sudirohusodo Makassar (100%)
4. Bertumbuhkembangnya Knowledge Transfer di 16 unit kerja RSUP dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar (100%)
5. Bertumbuhkembangnya Knowledge Application di 16 unit kerja RSUP dr
Wahidin Sudirohusodo Makassar (100%)

B. SARAN
1. Knowledge Management Culture membutuhkan dukungan manajemen
sepenuhnya agar Knowledge Management Process menjadi budaya di RSUP
dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
2. Peningkatan layanan Knowledge Management Culture berbasis android

DEWI RIZKI NURMALA – 18 DIKLATPIM TK. IV ANGKATAN I BBPK MAKASSAR TAHUN 2015

Anda mungkin juga menyukai