:-
'-..
.
MODUL PELATIHAN
.
PRA PURNABAKTI
YANG SEHAT,
MANDIRI DAN
PRODUKTIF
1
Pusat Inteligensia Kesehatan
m:-sMx Wi
, : '. ' ' .- ': '. ; , , : ."''"
Kementerian Kesehatan Rl
KURIKULUM DAN
MODUL PELATIHAN
PRA PURNABAKTI
YANG SEHAT, MANDIRI
DAN PRODUKTIF
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN Rl
Sungguh sangat disyukuri, berkat rahmat Allah SWT, Modul Pelatihan Persiapan
Pra Pumabakti yang Sehat, Mandiri Dan Produktif dapat diselesaikan sesuai harapan.
Dilatarbelakangi tujuan mempersiapkan Pra Pumabakti yang optimal bagi para pegawai
negeri sipil, Kementerian Kesehatan melalui Pusat Inteligensia Kesehatan bersama lintas
program, para ahli, dan pemerhati bidang kualitas hidup berupaya menyusun kurikulum
untuk panduan penyelenggaraan pelatihan pada para pegawai yang akan memasuki
pumabakti
Disusunnya modul ini tentu tak lepas dari tujuan Pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah satu indikator keberhasilannya
diukur dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Hal ini mendorong
pemerintah untuk menyusun sebuah kebijakan dalam menyiapkan skema untuk
memastikan di masa pumabakti nanti pegawai memiliki independensi ekonomi,
kesehatan fisik, mental dan spiritual.
Masa Pumabakti biasanya menyebabkan orang menjadi 'kehilangan' pekerjaan,
penghasilan, status, dan wibawa. Hal ini kerap menimbulkan stres dan mengganggu
kesehatan yang sering dikenal sebagai "post power syndrome". Pelatihan Pra Pumabakti
ada ah upaya meningkatkan kesadaran, pemahaman dan pengetahuan pegawai yang akan
memasuki masa pumabakti untuk mengantisipasi kekhawatiran perubahan kondisi
finansial dan mengantisipasi perubahan kebiasaan, emosi yang tidak terkontrol. Dengan
demikian mempersiapkan pra pumabakti adalah satu hal yang penting.
Melalui pelatihan Pra Pumabakti diharapkan para Pumabakti siap dengan
perubahan yang terjadi, sehingga mampu menciptakan kebahagiaan, kesejahteraan,
kesehatan, dan kedamaian di sepanjang kehidupan barunya yang lebih baik dan siap
menghadapi apa pun dengan kualitas fisik, emosianal, dan tentu saja finansial yang baik.
Pembekalan pengetaliuan, wawasan, tips menghadapi pumabakti akan sangat membantu
dalam menjalani masa pumabakti. Dengan demikian, pegawai tersebut akan lebih tenang
dalam menyelesaikan masa bekerjanya dan dapat memberikan tongkat estafet dengan
baik kepada penerusnya
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu baik
secara moril maupun materiil dalam kegiatan ini, kami sampaikan terimakasih, semoga
apa yang telah kita usahakan dapat berguna-untuk kita semua. Harapan saya yang utama
adalah Pelatihan Persiapan Pra Pumabakti Yang Sehat, Mandiri Dan Produktif ini dapat
menjadi menu pelatihan kedinasan yang wajib diikuti oleh seluruh pegawai.
Terima Kasih
Jakarta, Desember2013
Sekretaris Jenderal
rSupriyantoro, Sp P, MARS
Ill
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTARISI iii
DAFTARTABEL jx
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Filosofi Pelatihan 3
BAB IX SERTIFIKAT 27
IV
MODUL
MODUL MATERI DASAR 1. KEBIJAKAN TENTANG PENSIUN 32
I. Deskripsi Singkat 32
II. Tujuan Pembelajaran 32
A. Tuju an Pembelajaran Umum 32
B. Tuju an Pembelajaran Khusus 32
III. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 32
IV. Bahan Belajar 32
V. Langkah-Langkah 33
VI. Uraian Materi 33
A. Hak da n Kewajiban Pegawai Negeri Sipil 33
B. Jenis Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan
Pemberhentian dari Jabatan Negeri 34
VII. Referensi 44
KONTRIBUTOR 180
VIII
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
LATAR BELAKANG
%iirikuCum dan Modul (Pelatihan <Pra <PurnaSa^tiyang Sehat, Mandiri dan (Produktif
3. Berbasis kompetensi yang memungkinkan peserta untuk:
a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam
memperoleh kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan.
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mendapatkan
kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan.
A. PERAN PESERTA
B. FUNGSI PESERTA
C. KOMPETENSI
TUJUAN UMUM
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:
a. Melakukan latihan fisik yang aman dan bermanfaat bagi lanjut usia
b. Menjelaskan gizi untuk kelanjutusiaan sehat
c. Menjelaskan seksualitas yang sehat pada lanjut usia
d. Menjelaskan persiapan psikologis menghadapi masa pensiun
e. Menjelaskan manajemen stres dan sindroma pasca kuasa
f. Menjelaskan pengembangan potensi diri
g. Menjelaskan kesempatan kedua untuk berkarya
h. Menjelaskan pengelolaan keuangan menjelang pensiun
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
Guna mencapai kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti pelatihan,
struktur kurikulum pelatihan Persiapan Pra Pumabakti yang Sehat, Mandiri dan
Produktif terbagi atas tiga kelompok materi dengan bobot persentase: (1) materi
dasar dengan 10%, (2) materi inti 80%, dan (3) materi penunjang 10%, seperti
tercantum dalam matrik struktur program sebagai berikut:
No Materi Waktu JMLH
T P PL
A Materi dasar:
1. Kebijakan tentang Pensiun 2 -
-
2
2. Kebijakan Healthy and Active Ageing 1 - -
1
Sub Total 3 - -
3
B Materi inti:
1. Latihan Fisik yang Aman dan
1 1 2
Bermanfaat bagi Lanjut Usia
-
BABV
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM
PEMBELAJARAN
Nomor : MD.l
Materi : Kebijakan Tentang Pensiun
Waktu : 2 Jpl @ 45 menit (T=2 JPL, P=0 JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan tentang pension
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang hak 1. Hak dan kewajiban Ceramahtanya Modul Komputer Undang Undang Nomor 11 Tahun 1969
dan kewajiban PNS. PNS. jawab Bahan tayang Proyektor
tentang Pensiun PNS dan Janda/Duda
2. Menjelaskan tentang 2. Pemberhentian
Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999
pemberhentian sebagai sebagai pegawai
pegawai negeri sipil dan negeri sipil dan tentang Pokok Pokok Kepegawaian
pemberhentian dari pemberhentian dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
jabatan negeri. jabatan negeri.
1979 tentang Pemberhentian PNS
Peraturan Kepala BKN Nomor 18 Tahun
2010
Nomor MD.2
Materi Kebijakan Healthy andActive Ageing
Waktu 1 Jpl @ 45 menit (T=l JPL, P=0 JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan tentang healty and active ageing
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan definisi dan 1. Definisi dan tujuan Ceramahtanya Modul Komputer Kementerian Kesehatan RI. 2009.
tujuan kelanjutusiaan kelanjutusiaan sehat jawab Bahan tayang Proyektor
sehat dan aktif. dan aktif. Pedoman Pemeliharaan dan Peningkatan
Kesehatan Inteligensia pada Usia Lanjut
2. Menjelaskan kebijakan 2. Kebijakan yang
yang mendasari mendasari dan Anak. Jakarta.
kelanjutusiaan sehat dan kelanjutusiaan sehat Darmojo, R. Boedhi, dkk. 1999. Buku
aktif. dan aktif.
Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit
3. Menjelaskan fakta 3. Fakta global penuaan FKUI
global penuaan dan dan kesehatan.
kesehatan. Gallo, Joseph. 1998. Buku Saku
Gerontologi. Jakarta: EGC
4. Menjelaskan upaya 4. Upaya menuju
menuju kelanjutusiaan kelanjutusiaan yang Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan
yang sehat dan aktif. sehat dan aktif. Gerontik. Jakarta: EGC
_ _
Nomor MI.l
Materi Latihan Fisik yang Aman dan Bermanfaat bagi Lanjut Usia
Waktu 2 Jpl @ 45 menit (T=l JPL, P=l JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan latihan fisik yang aman dan bermanfaat bagi lanjut usia
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep 1. Konsep lanjut usia Ceramahtanya Modul Komputer Exercise and Physical Activity Your
lanjut usia dengan dengan postur tubuh jawab Bahan tayang Proyektor
postur tubuh dan dan fisiknya sehat Everyday Guide, the National Institute on
Praktik latihan Musik latihan Sound system
fisiknya sehat serta serta bugar. fisik fisik Ageing USA, 2004
bugar.
Ergonomic, NIOSH CDC, 2007
2. Menjelaskan pentingnya 2. Pentingnya latihan Pedoman Kesehatan Olah Raga,
latihan fisik/olahraga. fisik/olahraga. Departemen Kesehatan RI, 2002
3. Menjelaskan tips 3. Tips menghindari
menghindari cedera dan cedera dan kapan
kapan berhenti latihan berhenti latihan
fisik/olahraga. fisik/olahraga
Nomor MI.2
Materi Gizi Untuk Kelanjutusiaan Sehat
Waktu 2 Jpl @ 45 menit (T=l JPL, P=l JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami gizi untuk kelanjutusiaan sehat
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan perubahan 1. Perubahan dan Ceramahtanya Modul Komputer Nutrition & Healthy Ageing. (WHO
dan permasalahan gizi di permasalahan gizi di jawab Bahan tayang Proyektor Europe).
masa pensiun. masa pensiun. Pengisian Instrumen Meteran
kuesioner antropometri Timbangan badan
Menjelaskan antisipasi 2. Antisipasi perubahan
Lembarjadwal
perubahan fisik dan fisik dan mental di
isian asupan
mental di masa pensiun masa pensiun dari
makanan
dari aspek gizi dan aspek gizi dan
perilaku. perilaku.
Nomor MI.3
Materi Seksualitas yang Sehat pada Lanjut Usia
Waktu 1 Jpl @ 45 menit (T=l JPL, P=0 JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami seksualitas yang sehat pada lanjut usia
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan kesehatan 1. Kesehatan Ceramah tanya Modul Komputer Keluarga Sejahtera. Kesehatan
reproduksi lanjut usia, reproduksi lanjut jawab Bahan tayang Proyektor
fase, tantangan dan usia, fase, tantangan Reproduksi, BKKBN
upaya pembinaan. dan upaya Ageing and Longevity, RM Nugroho
pembinaan.
Abikusno, Dr, MD, MSc, DrPH, Univ.
2. Menjelaskan seksualitas 2. Seksualitas pada Trisakti
pada lanjut usia. lanjut usia.
Sehat itu Murah, Hendrawan Nadesul.Dr.
Nomor MI.4
Materi Persiapan Psikologis Menghadapi Masa Pensiun
Waktu 3 Jpl @ 45 menit (T=l JPL, P=2 JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami persiapan psikologis dalam menghadapi masa pensiun.
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan stereotip 1. Stereotip tentang Ceramah tanya Modul Komputer 1. Inui, T.S. 2003. The Need for integrated
tentang masa pensiun. masa pensiun. jawab Bahan tayang Proyektor
Curah pendapat biopsychosocial approach to research on
Kuesioner
2. Menjelaskan 2. Pendekatan- Mengisi successful ageing. Annuals of Internal
Instrumen
pendekatan-pendekatan pendekatan individu kuesioner psikologis Medicine: No. 139, 391 - 394.
individu tentang masa tentang masa
pensiun. pensiun. 2. Papalia, D.E. 2008. Adult Development
3. Menjelaskan fase-fase 3. Fase-fase umum and Ageing. Boston. Mc. Graw Hill.
umum yang dilalui yang dilalui individu 3. Santrock, J.W. 2006. Life Span
individu yang akan dan yang akan dan telah
telah memasuki masa memasuki masa Development, New York: Mc. Graw Hill.
pensiun. pensiun.
5. Menjelaskan 5. Penyesuaian
penyesuaian psikologi psikologi saat
saat memasuki masa memasuki masa
pensiun. pensiun.
Nomor MI.5
Materi Manajemen Stres dan Sindroma Pasca Kuasa
Waktu 3 Jpl @ 45 menit (T=l JPL, P=2 JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami manajemen stres dan sindroma pasca kuasa.
Nomor MI.6
Materi Pengembangan Potensi Diri
Waktu 7 Jpl @ 45 menit (T=l JPL, P=6 JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami pengembangan potensi diri.
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan potensi diri 1. Potensi diri dalam Penugasan Modul Komputer Career Survival, Strategic Job and Role
dalam bidang bidang keterampilan Tanya Jawab Bahan tayang Proyektor
keterampilan teknis. teknis. Planning, Edgar H .Schein, Pfeiffer &
Diskusi Panduan Diskusi Kertas warna
kelompok warni Company, San Diego, USA, 1995.
2. Menjelaskan potensi diri 2. Potensi diri dalam
dalam bidang bidang keterampilan Second Careers, New Ways To Work
keterampilan komunikasi After 50, Caroline Bird, Little Brown And
komunikasi.
Company, Canada, 1992.
3. Menjelaskan potensi 3. Potensi diri dalam
diri dalam jejaring jejaring sosial.
sosial.
Nomor MI.7
Materi Kesempatan Kedua untuk Berkarya
Waktu 3 Jpl @ 45 menit (T=2 JPL, P=l JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kesempatan kedua untuk berkarya.
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan situasi 1. Situasi Ceramah tanya Modul Komputer 1. Santrock J.W. 2006. Life Span
kependudukan lansia di Kependudukan jawab Bahan tayang Proyektor
Indonesia dan global Lansia di Indonesia Diskusi
Development. 10th ed. Mc. Graw Hil
Panduan diskusi
dan Global kelompok 2. Program Kependudukan Dan keluarga
Kuesioner
Pengisian
2. Menjelaskan upaya 2. Upaya Berencana Nasional. Media Pembelajaran
kuesioner
pemberdayaan lansia pemberdayaan lansia BKL, Seri 1 2012. Dtrektorat Bina
potensia dan Wadah potensia dan Wadah
Penggiat "Silver Penggiat "Silver Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan.
College" sebagai model College" sebagai BKKBN. Jakarta.
dan upaya Model dan Upaya
pengembangannya. Pengembangannya 3. Pengembangan Ekonomi Produktif Bagi
Lansia. Media Pembelajaran BKL, Seri 7
3. Menjelaskan upaya 3. Upaya
pengembangan ekonomi Pengembangan 2012. Direktorat Bina Ketahanan
produktif. Ekonomi Produktif Keluarga Lansia dan Rentan. BKKBN.
Jakarta.
Nomor MI.8
Materi Langkah-Langkah Menuju Sukses Berwirausaha
Waktu 4 Jpl @ 45 menit(T=l JPL, P=3 JPL, PL=0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami langkah-langkah menuju sukses berwirausaha
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/ Sub
Metode Media Alat Bantu Pelatihan Referensi
Khusus Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan teori 1. Teori kebutuhan Ceramah tanya Modul Komputer 1. Anonim. 2010. Naskah Akademik Silver
kebutuhan Maslow dan Maslow dan sifat jawab Bahan tayang Proyektor
sifat yang perlu dimiliki yang perlu dimiliki Diskusi
College: Sebagai Penggiat Ketahanan
Panduan diskusi
seorang wirausaha seorang wirausaha kelompok Keluarga dan Masyarakat. P2SDM-
Lembar kasus
Studi kasus
2. Menjelaskan motivasi 2. Motivasi usaha. LPPM. IPB. Bogor. 5 Juni, 2010
usaha. 2. Baum, J. Robert, Michael Frese, dan
Nomor MP.l
Materi Building Learning Commitment (BLC)
Waktu 2 Jpl @ 45 menit(T=0 JPL, P=2 JPL, PL=0JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan konsep "membangun kom
dalam proses pelatihan.
BAB VI
A. PESERTA
1. Kriteria Peserta
Pegawai Negeri Sipil (PNS) aktif yang dalam kurun waktu maksimal 2
tahun akan memasuki masa pensiun
2. Jumlah Peserta
B. PELATIH/FASILITATOR
BAB VII
PENYELENGGARA DAN
TEMPAT
PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARA
TEMPAT PENYELENGGARAAN
BAB VIII
EVALUASI
A. EVALUASI PESERTA
b. Post test
Penguasaan materi
Ketepatan waktu
Sistematika penyajian
Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan
Empati, bahasa tubuh dan sikap kepada peserta
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Kesempatan Tanya jawab
Kemampuan menyajikan
Kerapihan berpakaian
C. EVALUASI PENYELENGGARAAN
BAB IX
SERTIFIKAT
1. 30-80 1
2. 81-160 2
3. 161-480 3
4. 481-640 4
5. 641 - 960 5
Sumber: (SK Menpan NO. 126 Tahun 1990 tentang Pedoman Penyusunan
dan Pengangkatan Tenaga Fungsional dan Angka Kreditnya)
Lampiran
Pembukaan
1
Pre test
-z
Building Learning Commitment (BLQ
1
Ranah Penqetahuan: Ranah Keterampilan:
RTL
Post test
I
Penutupan
Penjelasan
a. Pembukaan
c. Pembahasan Materi
Penutupan
Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan
masukan dari peserta ke penyelenggara dan fasilitator untuk perbaikan
pelatihan yang akan datang.
MODUL
I. DESKRIPSI SINGKAT
V. LANGKAH-LANGKAH
Tujuh Belas Kewajiban yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang disiplin
pegawai negeri.
c. 60 (enam puluh) tahun bagi PNS yang menduduki jabatan Guru (UU
Nomor 14 Tahun 2005)
Dengan PP Nomor 65 Tahun 2008, maka bagi PNS yang menduduki
jabatan struktural eselon I tertentu, BUP dapat diperpanjang sampai dengan
62 (enam puluh dua) tahun. Adapun perpanjangan atau sebagaimana
dimaksud dilaksanakan dengan persyaratan sebagaimana yang telah di
sebutkan di atas. Dan Perpanjangan BUP sampai dengan 62 (enam puluh
dua) tahun ditetapkan dengan Keputusan Presiden atas usul Pimpinan
Instansi/Lembaga setelah mendapat pertimbangan dari Tim Penilai Akhir
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan
Struktural Eselon Perpanjangan BUP sampai dengan 62 (enam puluh dua)
tahun dilakukan secara selektif bagi PNS yang menduduki jabatan struktural
eselon I yang sangat strategis. Dengan demikian, tidak semua PNS yang
menduduki jabatan struktural eselon I dapat diperpanjang BUP-nya sampai
dengan 62 (enam puluh dua) tahun.
a. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kepada pimpinan instansi
induknya 6 bulan setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan
negara, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
b. Pegawai Negeri Sipil yang terlambat melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan
negara diperlakukan sebagai berikut:
1) Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan maka
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dapat dipekerjakan kembali
apabila alasan-alasan tentang keterlambatan melaporkan diri itu dapat
diterima oleh pejabat yang berwenang dan ada lowongan dan setelah
ada persetujuan Kepala BKN.
2) Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan tetapi
alasan-alasan tentang keterlambatan melaporkan diri itu tidak dapat
8. Pemberhentian Sementara
VII. REFERENSI
Kurikulum dan ModuC(Pelatihan (Pra (PumaBakti yang Sehat, Mandiri dan (Produktif
44
DESKRIPSI SINGKAT
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kurikulum dan Modul(Pelatihan (Pra (PumaBakti yang Sehat, Mandiri dan (Produktif
46
V. LANGKAH-LANGKAH
Diperkirakan proporsi lansia (60 tahun keatas) menjadi dua kali lipat
dari 11% di tahun 2006 menjadi 22% pada tahun 2050. Populasi lansia di
dunia yang pada tahun 2006 sekitar 650 juta, akan mencapai 2 miliar pada
tahun 2050. Sebagian besar peningkatan ini terjadi di negara-negara
berkembang, dimana jumlah orang yang lebih tua akan meningkat dari 400
juta pada 2000 menjadi 1,7 miliar pada tahun 2050.
Penyakit yang sering diderita oleh lanjut usia yaitu infeksi, gangguan
pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan intelektual, inkontinensia,
mobilitas terganggu, merasa haus atau lapar, isolasi, impotensi, instabilitas,
sembelit kronis, insomnia, dan Iain-Iain.
b. Gizi seimbang
Diperkirakan 10-25% lansia menderita gizi buruk
Gizi buruk berkontribusi pada berbagai penyakit seperti penyakit
jantung, Kanker, DM, Depresi, Kesulitan daya ingat, Anemia,
Obesitas, Osteoporosis, dll
c. Interaksi sosial
Merokok adalah penyebab utama kematian dini di banyak negara
Merokok diketahui berkontribusi terhadap penyakit kronis, termasuk:
beberapa jenis kanker, penyakit jantung, stroke, penyakit paru dan Iain-
lain
Berhenti merokok, bahkan pada usia yang lebih tua, secara signifikan
dapat memperpanjang hidup
sambungan baru yang penting untuk proses belajar dan mengingat serta gen
yang terlibat dalam proses control pada stres dan pertahanan terhadap
oksidan-oksidan yang merusak seperti radikal bebas. Gen-gen ini sangat
rentan terhadap kerusakan DNA akibat proses menua.
Apabila kerusakan ini dapat dicegah, maka menjadi sangat mungkin
untuk mempertahankan bahkan meningkatkan fungsi kognitif, atau
memperlambat penyakit-penyakit otak yang terkait dengan proses menua
seperti Alzheimer atau Parkinson.
Penurunan kemampuan kognitif terjadi bertahun-tahun sebelum
berakhir menjadi demensia, seperti yang terjadi pada penyakit Alzheimer.
Progresivitas penurunan gangguan kognitif berlangsung sangat lambat,
untuk kemudian memburuk dalam seketika sesaat sebelum berakhir menjadi
Alzheimer. Sehingga, penting untuk melakukan deteksi atau pemeriksaan
kesehatan otak secara teratur dan berkala untuk menilai ada tidaknya
penurunan fungsi kognitif. Walaupun pada akhirnya kita semua akan
mengalami penuaan, namun ada banyak cara yang dapat dilakukan
seseorang untuk mempertahankan fungsi kognitifnya yaitu dengan stimulasi
kognitif.
Stimulasi kognitif merupakan salah satu metode non-farmakologis
dalam penatalaksanaan dan pencegahan terhadap penurunan fungsi kognitif
dan mulai direkomendasikan sebagai pilihan utama untuk pencegahan
terhadap penurunan fungsi kognitif awal.
Aktivitas yang dilakukan dalam stimulasi kognitif dapat disesuaikan
secara individual maupun kelompok sesuai kebutuhan, dirancang untuk
dapat diikuti dengan santai dan rekreatifAktivitas yang dilakukan adalah
tetap dan terus melakukan aktivitas seperti berkebun, bermain kartu,
membaca, kegiatan kerohanian, orientasi realita atau terapi kenangan
dengan mendengarkan musik bersama dan membahas tema mengenai
musik tersebut, mendongeng ke cucu, membaca melalui kesusastraan yang
diminati sepertitentang makanan dan efek bagi kesehatan atau berbagai
kegiatan lain yang membutuhkan konsentrasi dan pemikiran untuk
mempertahankan fungsi kognitif.
VII. REFERENSI
DESKRIPSI SINGKAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
Konsep Lanjut Usia dengan Postur Tubuh dan Fisiknya Sehat serta
Bugar.
Pentingnya Latihan Fisik/ Olahraga.
Menjelaskan Tips Menghindari Cedera dan Kapan Berhenti Latihan Fisik/
Olahraga.
Melakukan Latihan Fisik yang Aman dan Bermanfaat bagi Lanjut Usia.
Handout materi Latihan Fisik yang Aman dan Bermanfaat bagi Usia Lanjut
Instruksi praktik
V. LANGKAH-LANGKAH
Langkah 5. Latihan Fisik Yang Aman dan Bermanfaat bagi Lanjut Usia
(10 menit)
Fasilitator menjelaskan latihan fisik yang aman dan bermanfaat bagi lanjut
usia
Apakah rahasianya agar kita merasa hidup lebih baik dan bisa hidup
lebih lama? Anda harus tetap aktif! Ketika usia kita beranjak menjadi tua kita
cenderung menjadi kurang aktif. Keadaan ini merupakan proses yang perlahan
lahan, dan tanpa disadari membuat kita secara perlahan menjadi kelebihan berat
badan serta merubah bentuk tubuh kita dari yang semula. Bagaimanakah kita
bisa menghentikan proses ini? Langkah pertama menuju gaya hidup sehat yang
lebih aktif adalah latihan fisik atau berolahraga.
Latihan fisik/ olahraga hanya baik untuk Anda, jika Anda merasa baik.
Jika Anda sedang kena flu atau penyakit lain, jangan latihan dulu sampai Anda
merasa lebih baik. Untuk Anda yang memiliki masalah jantung atau riwayat
penyakit jantung, sebelum memulai program Latihan fisik/ o lahraga pastikan
untuk berkonsultasi dengan dokter Anda. Sebaliknya bila Anda tidak
melaksanakan latihan selama lebih dari 2 minggu, pastikan untuk memulai
latihan dengan bertahap dan perlahan-lahan.
Pilihlah aktivitas yang dapat Anda nikmati dan lakukan secara teratur.
Anda tidak perlu membeli pakaian khusus atau menjadi anggota klub kebugaran
untuk menjadi lebih aktif. Aktivitas fisik dapat dan harus menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari Anda. Aktivitas ini antara lain dengan melakukan hal-hal
yang Anda ingin lakukan, seperti berjalan cepat, berenang, naik sepeda, naik
tangga, menyapu dan berkebun di halaman rumah bahkan berdansa adalah
cara yang bagus untuk membuat anda bergerak!
Dalam kegiatan sehari-hari baik dalam keadaan duduk, berdiri, berjalan,
berolah raga maupun dalam keadaan berbaring untuk tidur, kita harus menjaga
postur tubuh dengan baik.
Mengapa postur tubuh sangat penting?
Postur yg baik membantu mempertahankan kurva (lengkungan) tubuh alami,
Postur tubuh yg buruk dapat menarik otot, tendon & ligamen dan
menyebabkan nyeri.
Postur yg baik dapat mencegah sakit leher, pundak, punggung, pinggang,
bokong dan kaki.
Agar tidak bosan, cobalah mencari hal-hal dan cara baru untuk
membangun aktivitas fisik didalam rutinitas harian Anda serta tetap dilaksanakan
dengan postur tubuh yang baik.
Latihan fisik/ olahraga membantu menjaga Anda untuk dapat tetap aktif dan
mempertahankan kemampuan Anda untuk dapat berjalan, yang merupakan
hal utama dan sangat penting dalam mempertahankan kemandirian Anda.
Latihan fisik/ olahraga dapat meningkatkan dan mempertahankan
keseimbangan dan posturtubuh sehingga dapat mengurangi risiko terjatuh.
Latihan fisik/ olahraga dapat meningkatkan kekuatan, ketahanan dan
fleksibilitas otot kita. Hal ini akan membantu mendorong kekuatan tulang.
Rangsangan stres ringan secara berulang-ulang pada tulang kita membantu
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah
cedera dan memastikan Anda beraktivitas fisik/ olahraga dengan aman:
Mulai dengan perlahan, terutama jika Anda belum aktif untuk waktu yang
lama. Sedikit demi sedikit tingkatkan aktivitas Anda.
Jangan menahan napas Anda selama latihan kekuatan, karena dapat
menyebabkan perubahan dalam tekanan darah Anda.
Balapan.
Kesulitan bernafas atau sesak napas yang berlebihan.
Sakit kepala/ pusing.
Sakit perut/ mual.
Saat istirahat keluar keringat dingin.
Mengalami kram otot.
Merasa sakit parah di sendi, pergelangan kaki, atau kaki.
Kesulitan dengan keseimbangan tubuh anda.
fisik pun harus dilakukan secara teratur agar efektif mencapai kebugaran
jasmani, misalnya selama 30 menit sehari dalam 3-4 kali seminggu
Latihan seharusnya tidak menyakiti atau membuat Anda merasa benar-
benar lelah. Anda mungkin merasa sedikit rasa sakit, sedikit ketidaknyamanan,
atau sedikit lelah, tetapi Anda tidak harus merasakan sakit. Bahkan, dalam
banyak hal, mungkin akan membuat Anda merasa lebih baik.
2. Latihan Inti:
VII. REFERENSI
1. Exercise and Physical Activity Your Everyday Guide, the National Institute on
Ageing USA, 2004
2. Ergonomic, NIOSH CDC, 2007
3. Pedoman Kesehatan Olah Raga, Departemen Kesehatan RI, 2002
I. DESKRIPSI SINGKAT
Masalah gizi yang terjadi pada lansia dapat berupa gizi kurang, gizi
berlebih, atau kekurangan vitamin. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang
diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu
dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh. Materi ini akan
membahas mengenai perubahan dan permasalahan gizi di masa pensiun serta
antisipasi perubahan fisik dan mental di masa pensiun dari aspek gizi dan
perilaku.
II TUJUAN PEMBELAJARAN
V. LANGKAH-LANGKAH
Tekanan darah tinggi karena diet makanan tinggi gula pasir dan garam
dapurdan/MSG
Kebiasan merokok tembakau
Kekurusan
Merokok
Alkohol
Corticosteroid
Tirotoksikosis
Fungsi imunitas:
Perubahan imunitas berakibat kepekaan terhadap infeksi dan masa
penyembuhan lama
Kekurangan protein, defisiensi mikronutrien dan zink berkontribusi terhadap
penurunan imunitas
Fungsi pencernaan:
Mulut kering merupakan pertanda dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh
Gangguan fungsi saraf seperti pada pasca stroke menyebabkan gangguan
refleks menelan menyebabkan makan dan minum sulit
Penurunan cairan asam lambung sering akibat atrofi lambung (30% usia 60
tahun ke atas)
Defisiensi B12, folat, kalsium dan besi akibat penurunan asam lambung,
faktor intrinsik dan pepsin
Enzim pankreas menurun dengan meningkatnya usia yang menurunkan
digesti protein dan lemak serta menurunkan sensitivitas kandung empedu
karena enzim cholesistokinin yang menurun
Status gizi:
Status gizi dapat dipengaruhi oleh:
Penyakit
Obat-obatan
Malnutrisi
Kebutuhan gizi untuk energi menurun namun kebutuhan untuk protein dan
zat pengatur seperti vitamin dan mineral meningkat
Kebutuhan gizi:
Kebutuhan protein sekitar 1 g/kg/hari bagi lansia sehat tanpa kelainan ginjal
dan hati
Kebutuhan energi dan lemak sesuai dengan orang dewasa namun karena
nafsu makan lansia umumnya kurang sumber karbohidrat dapat diganti
dengan lemak jenis omega3
Kebutuhan vitamin:
Defisiensi vitamin D:
Kebutuhan vitamin C:
Kebutuhan Mineral:
Defisiensi besi terjadi karena kehilangan darah kronis akibat tukak dan
penyakit, penurunan absorpsi terjadi akibat penurunan asam lambung, atau
obat-obatan seperti aspirin akibat perdarahan di saluran pencernaan
Makanan kaya besi adalah daging, hati dan produk daging lain
Kebutuhan Kalsium:
Peran herbal: Fungsi utama adalah hormonal (fitoestrogen dalam tempe) dan
anti-radang atau antioksidan (bawang putih, jahe, kunyit).
Sumber Folat
Mengapa folat:
Defisiensi folat ditandai peningkatan homosistein darah yang dapat
mengakibatkan kelainan di:
Jantung
Stroke
Kanker Kolon
Alzheimer
Mengapa antioksidan:
Hasil metabolisme dalam tubuh menghasilkan radikal bebas dalam bentuk
oksigen yang reaktif dan dapat merusak DNA sel
Antioksidan berfungsi menetralkan radikal bebas dalam tubuh dan
membuang sisa metabolisme tersebut melalui keringat, air seni dan tinja
Tulang sehat:
Osteoporosis atau kerapuhan tulang merupakan sebab utama disabilitas
atau kecacatan
gender,
status hormonal,
diet, dan
VII. REFERENSI
I. DESKRIPSI SINGKAT
V. LANGKAH-LANGKAH
Kondisi fisik, mental dan sosial setiap orang mengalami perubahan yang
terjadi secara pelan, teratur dan pasti. Diawali dari kondisi anak dengan
keadaan/fase yang masih serba lemah dan tergantung, meningkat sampai
puncaknya pada masa dewasa/matang, kemudian menurun sampai kondisi yang
lemah pula pada lansia. Pada saat mengalami penurunan inilah biasanya terjadi
kegelisahan, kegoncangan bahkan bisa terjadi hal-hal yang sangat merugikan
apabila tidak dipersiapkan dan diantisipasi dengan baik dan benar. Keadaan ini
terjadi pada seluruh organ tubuh, termasuk organ, fungsi dan proses reproduksi.
Termasuk disini yang berkaitan dengan seksualitas, yang bila tidak disikapi
dengan benar dapat berdampak kehancuran pribadi maupun keluarga.
Kemunduran yang berkaitan dengan reproduksi, biasanya dikelompokkan
kedalam fase Klimakterium, Senium, Menopause, dan Andropause. Kemunduran
tersebut adalah hal yang pasti terjadi, oleh karena itu yang bisa kita laksanakan
2. Fase Senium dialami oleh wanita berumur di atas 60 tahun dengan kondisi
mampu beradaptasi terhadap hidup tanpa estrogen. Gejala psikosomatik
yang menonjol seperti mudah berdebar, cemas/ gelisah dan minder. Secara
patologis terdeteksi dengan mudah terjadinya patah tulang terutama tulang
paha sebagai akibat osteoporosis karena tulang tipis dan keropos.
Disamping itu juga terjadi gejala kemunduran Intelectual Quotient (IQ) yang
ditandai dengan cepat lupa, ingatan berkurang, tidak terasa bila berkemih
dan buang air besar, serta sulit melakukan aktivitas di tempat tidur.
Menopause
Menopause adalah fase akhir dari masa reproduksi wanita yang terjadi
secara alamiah. Setiap wanita pasti mengalami masa menopause. Dalam
perjalanan hidupnya seorang wanita yang memasuki usia sekitar 45 tahun,
mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi kebutuhan
hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran
dalam memproduksi hormon, antara lain kemunduran kelenjar tiroid yang
mengeluarkan hormon tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran
kelenjar paratiroid yang mengatur metabolisme kalsium. Penurunan produksi
Proses Menopause
Menopause adalah waktu berhentinya siklus haid seorang wanita
secara alamiah yang biasanya terjadi pada periode dimana wanita berusia
antara 45 - 50 tahun (Kasdu, 2002). Menopause dapat didahului dengan
proses yang berlangsung lama, bahkan dapat berlangsung selama sepuluh
tahun. Artinya seorang perempuan kemungkinan sudah mengalami
perubahan pada siklus dan kualitas haidnya, serta perubahan-perubahan
fisik maupun psikis lainnya pada saat ia berusia 40 tahun. Menstruasi
benar-benar tidak datang lagi pada wanita rata-rata setelah mencapai usia
50 tahun (dengan rentang usia antara 48 - 52 tahun).
Dapat ditambahkan, bahwa saat datangnya menopause berbeda-
beda setiap orang, karena dipengaruhi oleh usia pertama kali perempuan
memperoleh haid (menarche). Variasi ini terjadi pula akibat adanya
perbedaan status, gizi, kultur/budaya, lingkungan sosial. Sebagai contoh
wanita berpendidikan dan berpenghasilan tinggi biasanya mendapatkan
menopause pada usia lebih tua dibanding dengan wanita dari strata
dibawahnya.
3. Gejala menopause
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa saat menopause, volume
hormon estrogen berkurang secara signifikan. Kondisi ini dapat
mengakibatkan penurunan kualitas dan produktivitas hidup kaum wanita,
disertai dengan beberapa kumpulan gejala yang disebut dengan sindroma
kekurangan estrogen, yaitu :
a. Gangguan neurovegetafif; antara lain gejolak panas; Beberapa gejala
menopause adalah timbul hot flushes atau hawa panas, lazimnya terjadi
pada wajah atau kulit leher tetapi dapat pula terasa pada seluruh tubuh.
b. Gangguan psikis; merasa pusing-pusing, emosi berubah-ubah, gampang
tersinggung, depresi (tertekan), insomnia (sulit tidur), dan minat
melakukan hubungan seksual mulai menurun. (Pratiwi, 2005).
Andropause
Andropause merupakan istilah kenyamanan/ kemudahan penyebutan
bagi reproduksi pria yang mengalami penuaan dengan segala konsekuensi dan
gejala-gejala yang ditimbulkannya di bidang fisik, sosial dan mentalnya. Ada pula
yang memakai istilah menopause pria. Istilah tersebut tidak tepat, terutama
karena kalau menopause pada wanita kesuburannya berhenti, sedangkan pada
pria terutama produksi tesetosteron tidak berhenti tetapi hanya mengalami
kemunduran secara bertahap dan pasti. Di samping itu perubahan fisiologis
reproduksi pada lansia pria tidak terlihat atau kurang terasa dibandingkan
perubahan pada wanita yang terlihat atau berakibat nyata. Sedangkan
perubahan mental maupun sosial relatif sama dengan pada wanita, walaupun
umumnya pada kadar yang lebih ringan.
Kurikulum dan Modul (Pelatihan (Pra (PumaBaktiyang Sehat, Mandiri dan (Produktif
85
a. Dasar Pertimbangan
Dalam managemen kemunduran fisik, yang utama adalah
menjaga agar sirkulasi darah dalam tubuh tetap lancar dan menjangkau
seluruh organ tubuh. Untuk itu diperlukan:
sebagainya.
Aktivitas sosial kemasyarakatan dalam bentuk arisan, pengajian, jalan
santai, senam bersama, kunjungan dan pembinaan panti-panti, dan
Iain-Iain kegiatan dapat mendukung dicapainya kesehatan fisik dan
sosial.
a. Memupuk Kepribadian
Bentuk Kepribadian sederhana lanjut usia adalah apabila selalu
diwarnai dengan pemikiran yang simpel/ sederhana, serius, syukur, dan
sabar. Simpel/ sederhana dalam berfikir, bersikap, berperilaku dan
menetapkan tujuan. Serius/ sungguh-sungguh dalam berusaha mencapai
tujuan. Syukur saat mendapat kebahagiaan, mencapai tujuan baik
sepenuhnya maupun hanya sebagian dari tujuannya. Sabar dalam
menghadapi musibah atau tantangan, serta mampu mengelola stres.
sesama.
VII. REFERENSI
I. DESKRIPSI SINGKAT
V. LANGKAH-LANGKAH
Langkah 4. Fase-Fase Umum yang Dilalui Individu yang akan dan telah
Memasuki Masa Pensiun (10 menit)
Fasilitator menjelaskan fase-fase umum yang dilalui individu yang akan
dan telah memasuki masa pensiun
Fasilitator memberi kesempatan untuk tanya jawab
hilangnya wewenang yang selama ini dimiliki (post power syndrome), hubungan
sosial berkurang, dan kondisi kesehatan menurun disebabkan pensiun biasanya
seiring dengan masuk ke lanjut usia. Namun demikian, tidak semua orang
mengalami hal seperti diatas; banyak juga yang berhasil memasuki masa
pensiun dengan hidup nyaman bersama keluarga dan teman-teman karena
mereka menghadapinya dengan sikap positif. Sikap positif ini didapat dari
perluasan wawasan psikologis guna mempersiapkan diri menghadapi masa
pensiun. Penelitian psikologi sosial menemukan bahwa sikap individu terhadap
masa pensiun pada umumnya positif, yang tidak antusias menghadapi masa
pensiun adalah mereka yang masih punya keinginan untuk meneruskan karir
dan pekerjaan lama mereka dan tidak atau belum melihat adanya aktivitas-
aktivitas lain yang dapat mengisi masa pensiun dengan bermakna.
Sebenarnya masa pensiun adalah masa yang akan menghampiri semua
orang pada usia tertentu, dan karenanya memasuki masa pensiun seharusnya
dimaknai sebagai fase dalam kehidupan yang justru dapat menjadikan hidup
lebih bermakna untuk diri sendiri maupun orang lain. Masalahnya tidak semua
karyawan memiliki kesiapan psikologis untuk memasuki masa pensiun. Mereka
belum memiliki rencana dan strategi untuk mengisi masa pensiun karena belum
melakukan pengukuran potensi diri, belum pernah melihat kelebihan dan
kelemahan diri, dan belum membuat tujuan hidup kedepan yang jelas.
Pensiun bukan hanya suatu tonggak sejarah dalam hidup tapi pensiun
adalah proses. Individu yang dapat menyesuaikan diri ke masa pensiun pada
umumnya adalah individu yang sehat fisiknya, tak punya masalah finansial, aktif
melakukan bermacam kegiatan, cukup berpendidikan, punya jejaring sosial
seperti keluarga dan teman, dan biasanya merasa cukup puas dengan
kehidupan sebelum pensiun. Sebaliknya individu yang tidak memiliki cukup
dukungan finansial, memiliki masalah kesehatan, yang mengalami stres
kehidupan bersamaan dengan memasuki masa pensiun (misalnya kehilangan
pasangan hidup) kebanyakan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri
dengan datangnya masa pensiun ini. Kurangnya kemampuan untuk melakukan
penyesuaian psikologis ke masa pensiun dapat berakibat munculnya perasaan
terisolasi, kecemasan dan kebosanan, friksi dalam hubungan rumah tangga, dan
yang terburuk depresi. Yang perlu diingat adalah penyesuaian diri kepada masa
pensiun ini bersifat individual karena setiap orang dibedakan dengan orang lain
oleh berbagai variabel seperti usia pada saat pensiun, jenis kelamin, status
perkawinan, keuangan, dan kesehatan.
Program persiapan pensiun tak hanya meliputi persiapan mengenai
keuangan, tapi juga bagaimana cara mengatur kehidupan supaya sejahtera dan
tetap produktif setelah pensiun, mengantisipasi masalah-masalah fisik dan
emosional, serta menyertakan pasangan hidup yang akan menjalani masa
pensiun bersama para pensiunan. Untuk dapat memasuki masa pensiun
dengan penyesuaian yang smooth, kita perlu mengetahui berbagai aspek
psikologis terkait pensiun, mulai dari berbagai stereotip tentang masa pensiun,
pendekatan-pendekatan psikologis individu-individu ketika memasuki masa
pensiun, fase-fase yang dilalui sebelum dan ketika berada dalam masa pensiun,
dan bagaimana mereka-mereka yang berhasil menyesuaikan diri ke masa
pensiun ini mempersiapkan diri.
lancar. Namun bila pensiunan ini mulai bosan dengan rutinitas, terkadang
muncul depresi karena harapan-harapan mereka tentang masa pensiun
temyata tidak realistis.
d. Fase Tak Puas. Fase bulan madu dapat terus menjadi fase tak puas.
Ketidakpuasan biasanya berkenaan dengan pengalaman kehilangan-
kehilangan kekuasaan, prestis, status, pendapatan, dan tujuan hidup
kedepan. Banyak juga pensiunan yang merasa kehilangan peran kerja,
kehilangan perasaan berguna, kehilangan rekan sekerja dan rindu akan
rutinitas kerja dikantor.
e. Fase Reorientasi. Pada titik tertentu, banyak pensiunan yang merasa tak
puas mulai berfikir secara rasional mencari cara coping. Mereka mulai
bereksplorasi, mengevaluasi dan memutuskan gaya hidup apa yang
sebaiknya mereka jalani untuk memperoleh kepuasan dalam hidup. Namun,
ada pula pensiunan yang pada fase ini terpuruk makin dalam kedalam
perasaan mengasihani diri sendiri yang kemudian berujung pada depresi
dan tak berusaha untuk melakukan coping.
f. Fase Stabilitas. Fase ini dialami ketika pensiunan yang berhasil melakukan
coping psikologis menentukan pilihan-pilihan gaya hidup dan memutuskan
untuk menjalaninya. Buat sebagian pensiunan, fase ini ditandai dengan
menikmati kemandirian dan otonomi.
Secara umum, dilihat dari sikap terhadap masa pensiun, individu dapat
dibagi kedalam 5 kategori, yaitu:
Individu Matang
Individu yang matang adalah individu yang menghadapi masa pensiun
dengan perencanaan yang realistis, berpandangan konstruktif dan
menguasai situasi, serta dengan mudah dapat menyesuaikan diri dengan
statusnya yang baru sebagai pensiunan.
Individu Kursi Goyang
Individu kursi goyang adalah mereka yang menghadapi pensiun dengan
pendapat: "Ah, giliran saya bekerja sudah selesai, sekarang giliran anak-anak
yang mengurusi saya". la cenderung menggampangkan, sebisanya segala
hal diurus orang lain.
Individu Berbaju Zirah
Yang berbaju zirah ini adalah tipe orang yang tidak dapat menerima
kenyataan bahwa ia sudah pensiun. Kemauannya besar sekali untuk tetap
aktif dipekerjaannya, sehingga kadang-kadang ia mengganggu tempatnya
bekerja dulu.
Individu Pencari Kambing Hitam
Yang paling tak enak adalah keluarga individu ini karena harus berhadapan
dengan orang yang memasuki usia pensiun dengan marah-marah, frustrasi
dan kecewa, serta menyalahkan orang lain untuk segala masalah yang
dihadapinya.
Individu Banting Kaca
Ini kebalikannya dari Pencari Kambing Hitam karena individu banting kaca
justru menyalahkan diri sendiri, tenggelam didalam perasaan mengasihani
diri sendiri yang menurut dia bernasib buruk.
Calon pensiunan yang tidak matang, akan terperangkap tanpa persiapan,
merasa hampa dan akhirnya membuat diri sendiri dan keluarganya menderita.
e. Fokus pada mencari kegiatan lain yang bermakna bagi masyarakat dan diri
pribadi, yang dapat membawa kepuasan batin.
f. Mempererat hubungan kasih sayang dengan anggota keluarga, lebih
mengenali anggota keluarga yang selama kita bekerja mungkin kurang kita
'kenal', banyak mendiskusikan rencana-rencana menjalani masa pensiun
dengan pasangan.
g. Lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan yang lebih luas misalnya
olahraga bersama dilingkungan rumah (selain olahraga untuk kesehatan
pribadi), kegiatan yang bersifat voluntir, mentoring, kegiatan sosial dan
budaya.
h. Meningkatkan kebiasaan-kebiasaan yang menunjang hidup sehat
i. Last but not least, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dengan
meningkatkan kegiatan religius spiritual.
VII. REFERENSI
2. Papalia, D.E. 2008. Adult Development and Ageing. Boston. Mc. Graw Hill.
3. Santrock, J.W. 2006. Life Span Development, New York: Mc. Graw Hill.
I. DESKRIPSI SINGKAT
Persiapan, konsep, dan makna dari masa pensiun bagi seseorang
ditentukan oleh kepribadian dan kesiapannya dalam menghadapi masa pensiun,
sehingga upaya untuk menangani stres akibat berbagai reaksi yang timbul dalam
menghadapi masa pensiun perlu dilakukan. Materi ini akan membahas
mengenai reaksi terhadap pensiun, manajemen stres, serta sin droma pasca
kuasa dan penanganannya. 01
V. LANGKAH-LANGKAH
Pensiun akan dialami oleh setiap orang yang bekerja dan mereka
menghabiskan sisa hidupnya dalam masa pensiun. Pada saat pensiun, orang
akan mengalami stres karena terjadinya perubahan besar dalam kehidupan yang
menuntut individu tersebut harus beradaptasi dengan keadaannya yang baru.
Berbagai reaksi akan timbul dalam menghadapi masa pensiun,
tergantung dari persiapan dan konsep mereka terhadap masa tersebut.
Sebagian orang akan merasa senang dan lega, karena ia tak perlu lagi
memenuhi tuntutan dari pekerjaan dan sudah bebas menikmati kehidupannya
yang selama ini tak sempat dinikmati selama bekerja. Sebagian lagi akan diliputi
rasa cemas, takut, sedih, tegang, depresi dan sakit-sakitan. Mereka sering pula
merasa sudah tidak berguna lagi, karena tidak mampu bekerja, padahal
sebetulnya mereka ini masih sangat produktif. Arti dan makna dari masa pensiun
bagi seseorang ditentukan oleh kepribadian dan kesiapannya dalam
menghadapi masa pensiun.
Pensiun bukan semata-mata kehilangan jabatan/ kekuasaan atau
pekerjaan, tapi juga terjadi perubahan pola kehidupan sehari-hari. Bagi orang
yang terbiasa menjalani kehidupan sehari-hari di kantor dan memimpin, tiba-tiba
harus tinggal di rumah, maka kemungkinan tanpa disadari akan mengalami
gejala-gejala yang disebut dengan post power syndrome.
Untuk mencegah dampak negatif dari pensiun, maka orang tersebut
perlu dilatih untuk menangani stres yang dialami sehingga mereka terhindar dari
gejala sindroma pasca kuasa atau dampak negatif lainnya.
Merasa cemas, takut, depresi, merasa tidak berguna dan menjadi sakit-
sakitan
Tahap kedua: bila tahap pertama sudah dilalui, maka pada tahap kedua
orang akan menunjukkan gejala kecemasan yaitu: mudah tersinggung, rasa
takut akan pikiran sendiri, tegang, tak bisa istirahat tenang, gelisah, mudah
kaget, gangguan konsentrasi dan daya ingat, jantung berdebar-debar, dada
terasa sesak, napas pendek, gangguan pencernaan, nyeri otot, pegal-pegal,
kaku dan nyeri seluruh badan, berkeringat, badan panas dingin, mulut
kering, sukar menelan, gangguan makan, gangguan tidur dan mimpi buruk,
gangguan seksual dan Iain-Iain. Seringkali pula disertai oleh gejala depresi
seperti perasaan murung, sedih, merasa tak berguna, tak berdaya, putus
asa, perasaan bersalah, gangguan nafsu makan, gangguan tidur dan
bermimpi dengan orang-orang yang sudah meninggal
Tahap ketiga: bila tahap kedua sudah berlalu, ia baru sadar sehingga mau
menerima kenyataan. Kemudian orang akan mencari berbagai alternatif
untuk mengatasinya
Banyak yang hanya berhenti sampai tahap kedua dan individu tersebut
membutuhkan pertolongan psikologis agar ia kembali mampu menikmati
kehidupan. Dahulu pengertian pensiun merupakan tahap akhir dari kehidupan,
sekarang ini dengan persiapan yang matang, maka pensiun merupakan awal
bagian lain dari kehidupan yang baru.
B. MANAJEMEN STRES
Siklus haid terganggu pada wanita dan perubahan libido pada laki-laki
2. Psikologis, berupa :
Rasa takut, cemas, kuatir berlebihan
3. Perilaku:
Berpikir positif: jangan mudah menyalahkan orang atau situasi, tapi cari
penyebab dan atasi penyebab tersebut
Lakukan relaksasi: mengendurkan otot dan menenangkan pikiran, latih
selama 10 sampai 15 menit setiap hari
Bila stres, lakukan pekerjaan yang disenangi: menikmati hiburan,
mendengarkan musik, menonton, jalan-jalan, rekreasi, bernyanyi dan Iain-Iain
Bicarakan masalah anda dengan orang yang dapat dipercaya: jangan
menanggung sendiri beban kehidupan
Belajar dari pengalaman untuk memecahkan masalah: cari cara terbaik untuk
memecahkan masalah
Tingkatkan iman dan taqwa: terapkan nilai agama dalam kehidupan sehari-
hari
Gejala perilaku berupa: menarik diri dari pergaulan, tidak mau bertemu
dengan mantan teman sekerja, pemarah dan lebih mudah melakukan tindak
kekerasan
Jika pasangan merencanakan untuk hidup sederhana, maka sejak dini sudah
dipersiapkan untuk hidup sederhana, agar saat menjalani pensiun tidak terlalu
terasa perubahan yang dialami.
Bina komunikasi yang baik dalam rumah tangga, tentu dukungan keluarga
sangat berguna dalam mencegah terjadinya sindroma pasca kuasa
VII. REFERENSI
POTENSI DIRI
I. DESKRIPSI SINGKAT
V. LANGKAH-LANGKAH
VII. REFERENSI
1. Career Survival, Strategic Job and Role Planning, Edgar H .Schein, Pfeiffer
& Company, San Diego, USA, 1995.
2. Second Careers, New Ways To Work After 50, Caroline Bird, Little Brown
And Company, Canada, 1992.
I. DESKRIPSI SINGKAT
Kurikulum dan Modul(Pelatihan <Pra (PumaBakti yang Sehat, Mandiri dan (Produktif
129
V. LANGKAH-LANGKAH
11,34%
12
9,77 % *mm
10
-* 7,18%
8 _ ._ . 6,29 %
5,45 % ^=m
6
2
i 3P-
Sumber: BPS
8 NTB 8,21
9 Jabar 8,08
10 Lampung 7,78
11 NTB 7,68
12 Maluku 7,27
Bidang ekonomi kreatif seperti batik dan berbagai bentuk kesenian lain
Bidang konsumsi barang kelanjutusiaan
Bidang kesehatan dan pengobatan komplementer/ tradisional
Bidang wisata dan kuliner
Bidang industri rumah tangga/ perekonomian rakyat
Bidang industri bisnis sosial kepengasuhan
1
Universitas Nusa Cendana Universitas Negeri Makassar
20
Cp: bmanongga@yahoo.co.id Cp: taufiqnurramadhan@yahoo.com
Universitas Pattimura Universitas Hassanudin
2 21
Cp: fredyunpatti@yahoo.com Cp: phunhas@gmail.com
Universitas Udayana Universitas Airlangga
3 22
Cp: guspancima@yahoo.com Cp: annis_catur@yahoo.com
Universitas Negeri Manado Poltekes Jakarta
4 23
Cp: hennie_mokoginta@yahoo.com Cp: trina_astuti@yahoo.com
8 Poltekes Mataram 27
Universitas Brawijaya
Cp: maftuch@ub.ac.id
Universitas Tadulako
9 28 Universitas Samratulangi
Cp: nurdinrahman_67@yahoo.co.id
Universitas Jambi
10 29 UNKRIP Palangkaraya
Cp: wandy_ipb@yahoo.com
11
Universitas Sriwijaya
30 Universitas NW Mataram
Cp: misyafutri@yahoo.com
12 Poltekes Palembang 31 STAKN Palangkaraya
13
Universitas Cenderawasih Universitas Muhammadiyah
32
Cp: soewarto_ct@yahoo.co.id Palu
Universitas Indonesia
14 33 Universitas Batanghari
Cp: lilisherimc@gmail.com
15
Universitas Negeri Jakarta
Cp: rusilanti@gmail.com
34 Stikes Harapan Ibu
16
Universitas Padjajaran
Cp: pinkyhanida@yahoo.co.id
35 Universitas Yapis Papua
Universitas Pendidikan
17
Universitas Ahmad Dahlan
Indonesia 36
cp: rustiawanjogja@yahoo.co.id;
Cp: ellisen_nik@yahoo.com
Universitas Pangeran Universitas Muhammadiyah
18 Dipenogoro 37 Semarang
Cp: laksmiwid@yahoo.com Cp: trinurhidayatitrapsila@yahoo.com
Universitas Jendral Soedirman
19
Cp: totokadh@yahoo.com
College pernah dilaporkan kepada Wapres pada HLUN, 2011) yang diminta
dukungannya untuk memperhatikan Hak-hak Lansia, khususnya lansia
Potensial yang masih sehat dan aktif dan masih ingin berkarya dan mandiri
sebagai "Lansia Peduli" bukan Lansia yang dipedulikan (GNLP, 2011)
VII. REFERENSI
Abikusno. N. 2013. Penduduk usia lanjut Kebijakan Ramah lansia dan Nutrisi
Menuju Tua yang Sehat, Mandiri, Produktif dan Berkualitas. The Dancing
Leader 2.0. Jalan Cerdas menuju Sehat. Penerbit Buku Kompas. Editor
Jusuf Sutanto. Hal 241-248.
2.0. Jalan Cerdas menuju Sehat. Penerbit Buku Kompas. Editor Jusuf
Sutanto. Hal 249-259.
I. DESKRIPSI SINGKAT
Kepercayaan Diri
Upaya Menuju Sukses
Pembuatan Keputusan Usaha/Bisnis
V. LANGKAH-LANGKAH
Menjadi seorang wirausaha adalah pilihan banyak orang saat ini karena
mungkin sulitnya mencari kerja dan kesadaran banyak orang mulai muncul untuk
menjadi orang yang mandiri. Setiap orang pasti memiliki rencana dalam
hidupnya. Salah satunya, tentang bagaimana ia akan menikmati hari tua kelak.
Alternatif yang bisa dipilih? Dengan mengumpulkan cukup simpanan dana
pensiun atau memiliki usaha sendiri yang cukup menghidupi. Namun
adakalanya, tidak perlu menunggu hari tua untuk memulai usaha sendiri.
Beberapa orang memutuskan untuk memiliki usaha sendiri ketika masih di usia
produktif.
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus
dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan
pengalaman usaha. Seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa
dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. la adalah seseorang
yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan
dein kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang
(opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk
bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber
daya.
Jiwa wirausaha terkait erat dengan usaha memperbaiki kualitas diri
sendiri dan kehidupan rohani, agar kita mampu menjadi personifikasi yang dapat
dibercaya dan dihormati karena memiliki standar moral tinggi. Keunikan atau
kualitas produk atau jasa maupun kecanggihan pola pemasaran bukan faktor
utama produk atau jasa yang kita tawarkan diterima dengan baik. Sebab sukses
dalam berwirausaha erat kaitannya dengan kemampuan meraih kepercayaan
banyak orang, yang membuat konsumen tidak pernah ragu untuk membeli
prbduk atau memakai jasa yang kita tawarkan.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan ini juga mencakup kemauan
menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan selalu memenuhi kebutuhan
gizi tubuh, cukup berolahraga, minum, dan istirahat. Sebab pada fase awal
berwirausaha itu membutuhkan tingkat energi tinggi, ketahanan mental, dan
motivasi yang besar, sehingga sangat membutuhkan kebugaran fisik. Selain itu
meningkatkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan daya kreativitas,
mnguasai seluruh kemampuan berwirausaha, mulai dari pola pikir,
kehiampuan, karakter serta pengetahuan wirausaha itu sendiri adalah bagian
penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha.
Belajar dari orang-orang yang lebih dahulu sukses, atau menjadikan
orang-orang yang sudah sukses menjadi pemandu usaha yang akan dijalankan.
Hal ini penting dilakukan seorang pelaku usaha dalam upaya mencapai sukses.
Karena kisah-kisah sukses para pengusaha yang telah berhasil, memberikan
banyak info penting seperti informasi mengenai jenis wirausaha apa yang
sedang menjadi tren di tengah masyarakat atau juga mengenai beberapa jenis
wirausaha yang akan berkembang dalam beberapa waktu mendatang,
memberikan beberapa gambaran bisnis yang sudah dijalankan oleh beberapa
pengusaha. Sehingga hal ini bisa memberikan sebuah gambaran yang lebih
mendalam bagi mereka yang hendak masuk ke dunia wirausaha.
Menilik pengalaman Bob Sadino yang kini telah menjadi pebisnis sukses
dan terkenal di Indonesia, dahulu ia memiliki usaha secara door to door dalam
menjual telur dan ayam. Banyak rintangan dan cemoohan orang, namun hal
tersebut justru dijadikan penyemangat. Contoh lainnya pemilik PT. H.M.
Sampoerna, Lion Seeng dan istrinya dahulu bersusah payah merintis usaha
tembakaunya dari bawah dengan membuka kios rokok kecil di pinggir jalan.
Namun seiring waktu kerja keras dan ketekunan mereka terbayar dengan
berkembangnya jaringan bisnis hingga ke manca negara. Hal ini dapat diartikan
bahwa dalam cara mengembangkan usaha, modal bukanlah menjadi faktor
kesuksesan yang utama.
Banyak hal yang patut diketahui dan dipahami oleh para pelaku usaha
pemula agar dapat meraih kesuksesan dalam pengembangan usahanya. Para
pelaku usaha perlu terus menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam
menjalankan usahanya agar dapat mewujudkan impiannya untuk menjadi
pengusaha sukses, yaitu dengan mengikuti pelatihan yang menyajikan berbagai
materi terkait dengan bagaimana seorang pelaku usaha mencapai kesuksesan.
Melalui pelatihan tersebut dapat menumbuhkan atau meningkatkan motivasi
usaha, meningkatkan kepercayaan diri dalam menjalankan usaha, mengetahui
tentang langkah-langkah menuju sukses, mengetahui cara mengambil
keputusan usaha/ bisnis.
B. MOTIVASI USAHA
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang
mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu, termasuk menjadi
young entrepreneur (Sarosa, 2005). Kebanyakan orang yang berhasil di
dunia ini mempunyai motivasi yang kuat yang mendorong tindakan-tindakan
mereka. Mereka mengetahui dengan baik apa yang menjadi motivasinya dan
memelihara motivasi tersebut dalam setiap tindakannya.
Motivasi dalam kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk
mencapai tujuan kewirausahan, seperti tujuan yang melibatkan pengenalan
dan eksploitasi terhadap peluang bisnis (Baum dkk, 2007). Motivasi untuk
mengembangkan usaha baru diperlukan bukan hanya oleh rasa percaya diri
dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh kemampuannya
dalam mengakses informasi mengenai peluang kewirausahaan. Dalam
istilah yang lebih sempit, teori expectancy mengungkapkan bahwa informasi
yang spesifik dan periodik mengenai peluang kewirausahaan mungkin
meningkatkan harapan individu bahwa upaya kewirausahaan akan
memberikan hasil, dengan demikian akan meningkatkan motivasi.
Terdapat lima kategori teori motivasi yaitu :
a. Kebutuhan (needs),
b. Penguatan (reinforcement),
c. Keadilan (equity),
d. Harapan (expectancy), dan
e. Tujuan (goal).
Dari kelima teori tersebut maka teori harapan (expectancy) dan teori
tujuan (goal) merupakan model teori yang paling berguna dalam memahami
motivasi kewirausahaan. Dalam teori harapan (expectancy) tersedia
Sebaliknya tanpa ilmu maka suatu usaha akan terasa sangat berat, semua
kendala dianggap berat.
Saat kita menjalani masa-masa awal berwirausaha, tentu pernah
mengalami kegagalan dan kesalahan. Kegagalan dan kesalahan tersebut
harus dijadikan suatu pembelajaran yang berarti bagi kelanjutan usaha yang
dijalankan. Dari suatu kegagalan kita dapat memperoleh pelajaran-pelajaran
yang berharga, minimal jadi tahu hal-hal apa yang sebaiknya tidak
dilakukan. Insting bisnis seorang pelaku usaha juga akan makin terasa untuk
membedakan mana usaha yang prospeknya bagus dan mana yang tidak.
Hal-hal ini akan membantu seorang pelaku usaha untuk mencapai
keberhasilan di masa yang akan datang. Kegagalan seringkali membuat
orang berhenti di tengah jalan. Hal ini sangat disayangkan karena bisa jadi
mereka akan berhasil di usaha yang berikutnya. Dengan berhenti di tengah
jalan berarti mereka menutup peluang keberhasilan yang bisa jadi sudah
cukup dekat. Karena seorang pelaku usaha harus memiliki sikap pantang
menyerah. Bila usaha belum berhasil, beranilah untuk mencoba lagi.
Jika kegagalan dijadikan suatu pembelajaran, maka keberuntungan
juga sangat penting untuk dijadikan pembelajaran. Sebagai contoh apabila
dalam waktu seketika, pelaku usaha memperoleh keuntungan melimpah,
maka itupun harus dijadikan bahan pembelajaran agar dapat dilakukan terus
perbaikan-perbaikan usaha yang dijalankan.
Menjadikan bisnis sebagai sarana belajar jugas sebagai salah satu
antisipasi agar pada saat gagal seorang pelaku usaha tidak langsung segera
mundur. Justru hal tersebut semakin memacu.
KEPERCAYAAN DIRI
5. Kerja Keras
Hanya dengan bekerja keraslah sebuah usaha akan mengalami
kemajuan dan kesuksesan. Para pengusaha sukses merintis usahanya
dengan kerja keras tanpa mengenai putus asa dan banyak berkorban
waktu dan tenaga.
6. Mau Belajar dari Pengalaman Orang Lain.
Sebuah pepatah mengatakan: "Pengalaman adalah guru yang terbaik."
Seorang calon pengusaha yang sukses mau mengambil pengalaman
dari orang lain dan dari dirinya sendiri. Apapun pengalaman seseorang
itu baik kesuksesan atau kegagalan harus dijadikan suatu pelajaran
yang berharga sebagai panduan seorang calon pengusaha untuk
memulai atau mengembangkan usahanya.
7. Bersedia Menerima Kritikan dan Nasehat dari Orang Lain
Sebagian orang menganggap bahwa kritikan yang ditujukan kepadanya
itu adalah sebagai sebuah penghambat bagi kelangsungan usahanya.
Akan tetapi bagi orang yang berpikir normal akan menjadikan kritikan
atau bahkan nasehat dari orang lain itu sebagai gurunya yang
membimbing dia ke arah sukses. Menerima kritikan berarti menyadari
bahwa kita mempunyai kekurangan. Dengan mengetahui kekurangan
yang ada pada kita maka kita bisa memperbaiki kekurangan itu.
8. Menjalin Kerjasama dengan Orang Lain
Kerjasama dengan rekan, teman, mitra kerja dan klien sangat penting
bagi perkembangan suatu bisnis. Merekalah yang akan memberi
masukan, saran dan kritik dan membantu di saat-saat sulit. Seorang
pebisnis harus mampu menjalin kerjasama dan bergaul untuk menjalin
relasi bisnis dengan seluas-luasnya.
9. Berani Menghadapi Kegagalan
Seorang pengusaha sukses pada umumnya pernah mengalami
kegagalan, namun mereka namun mereka tidak pernah putus asa dan
terus berusaha sampai mencapai keberhasilan.
10.Tidak Suka Menunda
Menilai data-data
VI REFERENSI
9. Sarosa, Pietra. (2005). Becoming young entrepreneur: dream big start small,
act now!: panduan praktis & motivasional bagi kaum muda dan mahasiswa.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
10. Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
MATERI INTI 9
I. DESKRIPSI SINGKAT
II TUJUAN PEMBELAJARAN
IV B AHAN BELAJAR
V. LANGKAH-LANGKAH
yang diinginkannya. Ditotal, hanya sekitar 10% para pensiunan yang siap dan
dapat menikmati kehidupan masa pensiunnya dengan tenang dan mandiri.
Ini dikarenakan banyak orang tidak peduli dengan masa depan terutama
dengan masa pensiunnya. Ketika berusia 35 - 45 tahun, mereka lebih tertarik
untuk menikmati uangnya. Namun, menginjak usia 50 tahun, banyak yang kaget
ketika mengetahui usia produktifnya tersisa beberapa tahun lagi. Pada saat
ini ah mereka baru menyadari belum punya apa-apa untuk keperluan masa
pensiunnya. Mereka bingung menyadari sebentar lagi akan kehilangan sebagian
besar atau seluruh penghasilan bulanannya sementara biaya hidup bulanan
harus terus diadakan dalam jumlah yang relatif sama. Kenyataan pahit untuk
menghadapi penghasilan rutin akan segera terhenti sedangkan biaya hidup tidak
ikut turun drastis tetapi justru akan meningkat sejalan dengan inflasi dan
munculnya penyakit di usia tua.
Cukup beruntung mereka yang perusahaan tempat bekerjanya
mewajibkan karyawannya ikut program asuransi/ tunjangan hari tua, Dana
Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), program pensiun PNS, atau program pensiun
Jafnsostek. Untuk karyawan di perusahaan lainnya atau profesional serta
pengusaha kecil, masih ada alternatif lain yaitu Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK), perencanaan keuangan sendiri atau melalui jasa perencana
keuangan independen.
Sebagian dari mereka yang belum menyiapkan dana pensiun masih
berharap dapat mengandalkan anak dan menantunya untuk membiayai
kehidupan pensiunnya. Ini realistis selama kondisi keuangan anak dan
menantunya berkecukupan dan tidak keberatan untuk ditumpangi. Sebagian
besar yang lain harus terus bekerja atau berakhir di panti jompo (bangkrut).
Mereka yang bekerja pun belum tentu memperoleh dana yang cukup untuk biaya
kesehatannya. Tanpa menyiapkan keuangan saat pensiun dengan baik,
sebagian besar penduduk akan menghadapi timpangnya penghasilan bulanan
ya ig diperoleh dengan pengeluaran bulanan yang diperlukan.
Jika saat ini Anda memiliki passive income sebesar Rp2.000.000 / bulan
yang bertumbuh 5% p.a., maka Anda tidak perlu terlalu pusing memikirkan
bagaimana mengumpulkan dana pensiun. Misalkan Anda memiliki aset properti
selain rumah yang ditinggali, namun tidak menghasilkan passive income. Aset itu
dapat diperhitungkan untuk menjadi pengurang dana pensiun. Caranya adalah
dengan menjualnya sebelum memasuki masa pensiun atau tidak dijual namun
dilj>uat menghasilkan uang sewa atau menjadikannya aset produktif.
Jika Anda tidak punya passive income, inilah total dana yang harus
tei+sedia sebelum pensiun (untuk biaya hidup 25 tahun ke depan):
= Rp505.631.214 (asumsi return 6% p.a. dan inflasi 0% p.a.)
= Rp841.113.895 (asumsi return 6% p.a. dan inflasi 4,8% p.a.)
Total dana yang diperlukan, demikian juga setoran yang harus dilakukan,
akkn berubah jika dana diharapkan dapat memberikan uang pensiun bulanan
seamanya alias tidak akan pernah habis. Untuk menyelesaikan kasus yang
terakhir ini, kita mempunyai konsep perpetuitas yaitu anuitas tak terhingga.
Uqtuk kasus pertama (dana yang harus tersedia) menjadi:
= Rp651.557.800 (asumsi return 6% p.a. dan inflasi 0% p.a.)
Jika saat ini Anda memiliki passive income sebesar Rp2.000.000 / bulan
yang bertumbuh 5% p.a. atau menjadi Rp6,8 juta per bulan sekitar 25 tahun lagi,
maka Anda tidak perlu terlalu pusing harus menyiapkan dana pensiun. Misalkan
Anda memiliki aset properti selain rumah yang ditinggali, namun tidak
menghasilkan passive income. Aset itu dapat diperhitungkan untuk menjadi
pengurang dana pensiun. Caranya adalah dengan menjualnya sebelum
memasuki masa pensiun atau tidak dijual namun dibuat menghasilkan uang
sewa atau menjadikannya aset produktif.
Jika Anda tidak punya passive income, inilah total dana yang harus
tersedia sebelum pensiun (untuk biaya hidup ketika pensiun hingga 25 tahun ke
depan):
Total dana yang dibutuhkan, demikian juga setoran yang harus disiapkan,
akan berubah jika dana diharapkan dapat memberikan uang pensiun bulanan
selamanya alias tidak akan pernah habis. Untuk menyelesaikan kasus yang
terakhir ini, kita mempunyai konsep perpetuitas yaitu anuitas tak terhingga.
Untuk kasus pertama (dana yang harus tersedia) menjadi:
Dari dua contoh di atas terlihat jika setoran bulanan yang dibutuhkan akan
berkurang drastis jika dana pensiun disiapkan jauh sebelum masa pensiun.
Dana yang harus disisihkan setiap bulan turun dari Rp1.837.209 menjadi hanya
Rp324.082 dan dari Rp3.056.184 menjadi Rp539.109 jika dana yang
di^kumulasikan itu dapat memperoleh return 15% per tahun. Dalam kondisi dana
yahg diakumulasikan untuk pensiun di atas hanya mendapatkan return 10% per
tahun hingga masa pensiun, besar setoran dana periodik juga turun dari
Rp2.468.360 per bulan menjadi Rp792.240 dan dari Rp4.106.099 menjadi
Rp1.317.886.
Yang juga harus diperhatikan adalah besarnya return bulanan atau
tahunan yang dapat diperoleh juga akan mempengaruhi dana bulanan yang
harus disiapkan. Perbedaan return tahunan sebesar 5% yaitu dari 15% menjadi
10% akan menyebabkan setoran bulanan naik lebih dari dua kalinya yaitu dari
Rp324.082 menjadi Rp792.240 dan dari Rp539.109 menjadi Rp1.317.886.
Semua perhitungan setoran dana bulanan yang diperlukan di atas
berdasarkan asumsi memulainya dengan saldo nol atau belum ada dana yang
sudah dimiliki untuk menjadi setoran awal. Angka-angka yang didapat akan turun
jika seorang calon pensiunan sudah memiliki saldo dana saat memulainya. Dana
ini dapat berasal dari penjualan aset yang dimiliki atau dari hasil investasi dan
tabungan yang sudah dilakukan sebelumnya. Semakin besar dana awal yang
dirjiiliki, semakin rendah penyisihan dana bulanan yang diperlukan untuk tujuan
memperoleh dana pensiun yang diperlukan.
Pertanyaan berikutnya yang juga relevan untuk dibahas di sini adalah
bagaimana memperoleh return tahunan sebesar 10% atau 15%? Jika Anda
hafiya mengandalkan produk perbankan seperti deposito dan tabungan, bunga
ata^u return yang didapat tidak akan pernah sebesar itu tetapi hanya sekitar 4%-
6% per tahun. Return (tingkat pengembalian) atau yield (imbal hasil) investasi
sebesar 10%-15% akan dapat dihasilkan jika seseorang berusaha atau
mempunyai bisnis yang memiliki keunggulan di pasar. Alternatif lain adalah
dengan berinvestasi dalam produk pasar modal seperti saham, reksadana
saham, atau reksadana campuran. Membeli produk-produk pasar modal di atas
Aset Riil adalah aset dalam pasar barang dan jasa atau dalam sektor riil dan
berwujud (ada bentuk fisiknya)
Usaha
Toko
Ruko
Apartemen
Rumah
Tanah
Komoditi
Lukisan
Barang antik/Coin
Logam mulia
Keuntungan: nilainya naik sesuai dengan inflasi, ada wujud fisiknya, dan
harga tidak berfluktuasi seperti produk pasar modal,
Aset Finansial adalah aset dalam pasar keuangan dan tidak ada bentuk
fisiknya. Umumnya bukti kepemilikan hanya berupa kertas atau sertifikat
atau bukti transaksi.
Pasar Modal
- Saham
- Obligasi
- Reksa dana
Kelemahan: harga volatil, risiko relatif besar (risiko tingkat bunga, default,
dan sistematik).
Keuntungan: Likuid (gampang masuk/ membeli dan keluar/ menjual),
investasi dapat dimulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah, biaya
transaksi rendah, dan menjanjikan return yang besar (sesuai dengan
risikonya yang juga besar).
Pasar Uang
- Deposito
- Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
- Valuta asing
- Repo (Gadai Sekuritas)
- Commercial Paper (CP)
Kelemahan: return di bawah inflasi (deposito dan valas); risiko gagal
bayar (repo dan CP)
Keuntungan: sangat likuid, harga tidak volatil, risiko relatif lebih rendah
dibandingkan produk pasar modal.
Kesimpulan
kebutuhan dana pensiun tergantung banyak faktor yaitu:
Umur saat ini dan umur pensiun atau masa hingga pensiun
Life style
Kemampuan mengendalikan keinginan atau meningkatkan pendapatan
dari berbagai sumber terutama passive income saat pensiun (aset
produktif)
Return investasi dan inflasi periode akumulasi dana hingga usia pensiun
Return investasi dan inflasi selama masa pensiun
VI REFERENSI
KONTRIBUTOR
dr. Erna Tresnaningsih, MOH, PhD, SpOk dr. Ernanti Wahyurini, M.Sc
Yayasan Pelita Usila Yayasan Pelita Usila
e-mail: ernasuharsa@qmail.com e-mail: ernantiwahyurini@hotmail.com
Dr. dr. RM. Nugroho Abikusno, M.Sc, Dr.PH Prof. Dr. Clara Meliyanti Kusharto, M.Sc
Komnas Lansia IPB
e-mail: nabikusno@vahoo.com e-mail: kcl 51@vahoo.co.id