SEJARAH
Keberadaan angkot dimulai pada tahun 1943 ketika Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jenis
transportasi ini dimaksudkan sebagai cara bepergian dengan kendaraan bermotor. Pada tahun
1946, angkot menjadi bagian dari DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia)
sebagai angkutan umum. Angkot atau mikrolet menjadi sangat populer karena mampu
melakukan perjalanan dengan kendaraan yang relatif kecil hingga 10 penumpang di dalamnya.
Mikrolet jauh lebih kecil daripada bus, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk bepergian di
jalan-jalan Jakarta tanpa menyebabkan kemacetan lalu lintas
SEBUTAN
Di beberapa tempat juga ada kendaraan roda tiga yang disebut Bemo (seperti becak yang
berdasarkan Daihatsu Midget), tetapi kini sudah dihapus. Angkot versi lama disebut Oplet. Nama
transportasi ini berbeda di setiap provinsi atau daerah yang berbeda. Di Jakarta disebut Angkot,
di daerah lain seperti di Sulawesi, istilah Mikrolet yang disingkat "Mikro" lebih banyak digunakan
terutama di Manado.
Angkutan Kota di Indonesia memiliki berbagai macam istilah tergantung daerah masing-
masing. Mikrolet dan JAK Lingko adalah angkutan umum layaknya angkot di Jakarta.
Di Surabaya angkutan kota lebih dikenal dengan istilah "Lyn". Di Makassar dikenal dengan istilah
"Pete-pete". Di daerah Papua dan Papua Barat dikenal dengan sebutan "Taksi". Sementara,
di Medan dikenal sebutan Sudako, di Aceh dikenal sebutan Labi-Labi, dan di Malang dikenal
sebagai Angkota
ANGKOT DI LUAR NEGERI
AUSTRALIA
Angkot di Australia dikenal sebagai Gordon Valentine, awalnya bernama koperasi angkutan kota
Australia, berdiri sejak 1975 dengan armada bermesin Mitsubishi Colt Diesel T200, dengan
model yang sama seperti metromini era 80an, saat ini Gordon Valentine dengan mudah dapat
dijumpai di jalanan Australia, baik berukuran mikro bus maupun medium bus.
FILIPINA
Di Hong Kong, angkot dikenal sebagai public light bus atau bus ringan umum (bahasa Tionghoa:
公共小型巴士). Kendaraan umum ini menggunakan minibus untuk melayani area yang tidak
dapat dijangkau oleh jalur bus standar Hong Kong secara efisien. Kendaraan ini sehari-hari
dikenal dengan kode-switch Van 仔 (Van Jái) secara harfiah "van-ette".
Angkot ini biasanya menawarkan solusi transportasi yang lebih cepat dan efisien karena
ukurannya yang kecil, daya dukung yang terbatas, frekuensi dan rute yang beragam, meskipun
umumnya sedikit lebih mahal daripada bus standar, minibus ini dapat membawa maksimal 19
penumpang duduk. Penumpang tidak diperbolehkan utuk berdiri.
KLASIFIKASI ANGKUTAN PERKOTAAN
Angkutan perkotaan merujuk pada sistem transportasi yang digunakan di dalam kota atau
perkotaan untuk mengangkut penumpang atau barang. Tipologi angkutan perkotaan dapat
bervariasi tergantung pada infrastruktur, kebutuhan lokal, dan perkembangan teknologi di suatu
wilayah. Berikut adalah beberapa tipologi umum dari angkutan perkotaan:
Angkutan Umum: Angkutan umum meliputi bus, kereta bawah tanah (subway/metro), kereta api
komuter, trem, dan angkutan kota. Biasanya, angkutan umum menggunakan jaringan yang luas
dan memiliki rute yang tetap. Angkutan umum biasanya lebih terjangkau dibandingkan dengan
menggunakan kendaraan pribadi, dan dapat mengangkut banyak penumpang dalam satu
perjalanan.
Taksi: Taksi adalah layanan transportasi individu yang tersedia untuk digunakan oleh siapa saja.
Biasanya, taksi dapat dipesan secara langsung atau melalui aplikasi ponsel. Pengemudi taksi
mengambil penumpang dari titik A ke titik B sesuai dengan permintaan. Taksi sering digunakan
oleh individu atau kelompok kecil yang membutuhkan fleksibilitas dalam perjalanan mereka.
Ojek Online: Ojek online atau ride-hailing services adalah layanan transportasi di mana
pengemudi dengan sepeda motor atau mobil pribadi mengangkut penumpang sesuai permintaan
melalui aplikasi ponsel. Layanan ini telah menjadi populer di banyak kota di seluruh dunia,
karena kemudahan penggunaannya dan kecepatan responnya.
Transportasi Berbagi: Konsep transportasi berbagi mencakup sepeda berbagi, skuter listrik
berbagi, dan mobil berbagi. Pengguna dapat menyewa kendaraan ini untuk digunakan dalam
jangka waktu tertentu dan mengembalikannya setelah selesai. Transportasi berbagi memiliki
tujuan untuk mengurangi lalu lintas, mengurangi emisi karbon, dan mempromosikan mobilitas
yang berkelanjutan.
Evolusi angkutan perkotaan telah melalui beberapa tahap perubahan yang dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi dan kebutuhan pengguna. Beberapa perkembangan penting dalam
evolusi ini meliputi:
Integrasi Teknologi: Teknologi seperti aplikasi ponsel telah mengubah cara kita memesan dan
menggunakan angkutan perkotaan. Aplikasi ride-hailing, pemantauan waktu nyata, dan
pembayaran digital telah meningkatkan kenyamanan dan efisiensi penggunaan angkutan
perkotaan.
Mobilitas Terhubung: Konsep mobilitas terhubung melibatkan integrasi yang lebih baik antara
berbagai moda transportasi. Misalnya, pengguna dapat menggunakan aplikasi yang terhubung
untuk merencanakan perjalanan yang melib