Pancasila untu
pada peresmian ini, dilakukan upacara pengibaran bendera Hinomaru
dan pengibaran bendera Sang Merah Putih.
BPUPK diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil
R.P. Suroso (saat itu menjabat sebagai residen di Kedu, Jawa
Tengah). Anggota BPUPK berjumlah 60 orang, di antaranya
terdapat juga wakil dari golongan masyarakat Tionghoa, Arab,
peranakan Belanda, serta 7 orang lainnya sebagai anggota istimewa
dari Jepang. Susunan kepengurusan selengkapnya, antara lain
sebagai berikut.
1) Badan Perundingan
Anggota Badan Perundingan, sebagai berikut.
a) Seorang kaicõ (ketua), yakni dr. Radjiman Wedyodiningrat.
b) Dua orang fuku kaicõ (ketua muda), yakni Ichibangase Yosio dan
R. P. Suroso.
c) Enam puluh orang lin (anggota).
d) Tujuh orang Jepang sebagai pengurus istimewa yang akan menghadiri setiap
sidang, tetapi tidak mempunyai hak suara.
2) Kantor Tata Usaha atau Sekretariat
Kantor ini yang dipimpin oleh R. P. Suroso dan dibantu oleh Toyohito
Masuda dan Mr. A. G. Pringgodigdo.
c. Pokok-pokok pikiran dalam BPUPK
Pada tanggal 29 Mei 1945, sidang pertama BPUPK dimulai. Pada
sidang pertama ini, dr. Radjiman Wediodiningrat meminta
pandangan para anggota mengenai dasar Negara Indonesia
merdeka yang akan dibentuk. Permintaan tersebut dijawab oleh
para anggota sidang dengan berbagai gagasan. Di antara mereka
ada Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno.
1) Pandangan Muhammad Yamin Sumber: dokumen penerbit
- ncasila
Kepentingan yang berkaitan dengan satu kesatuan atau
persatuan masyarakat menjadi hal yang diutamakan.
Gambar 1.3 Pada tanggal 31 Mei 1945, Supomo menyampaikan lima asas
Prot. Dr. Suponno
yang mendasari Negara Indonesia yang integralistik, sebagai
berikut.
a) Persatuan
Supomo mengusulkan prinsip persatuan, yaitu persatuan
antara pemimpin dan rakyat dan persatuan dalam negara. Artinya,
datam Negara Indonesia merdeka harus tercipta kerja sama untuk
mewujudkan cita-cita bersama. Menurutnya, prinsip persatuan
sangat penting karena sesuai dengan corak masyarakat Indonesia
dan sesuai dengan pikiran ketimuran.
b) Keketuargaan
- Negara tidak memihak golongan tertentu. Negara tidak
mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan
masyarakat. Negara mengutamakan keselamatan dan
kehidupan bangsa sebagai bentuk satu kesatuan yang harus
diutamakan.
- Negara dan rakyat saling bersatu membentuk persatuan.
- Negara mengatasi (memiliki posisi lebih tinggi)
dibandingkan dengan seluruh golongan datam berbagai bidang.