Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI PROPERTIES MARSHALL DAN DURABILITAS VARIASI

RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) PADA CAMPURAN


ASPAL EMULSI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik

Oleh:

AULIYA WILDANA POETRA


D 100 110 046

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
EVALUASI PROPERTIES MARSHALL DAN DURABILITAS
VARIASI RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) PADA CAMPURAN
ASPAL EMULSI

Abstrak

Penggunaan bahan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dan aspal emulsi sebagai
alternatif perkerasan jalan dianggap belum kompetitif dibanding campuran konvensional.
Ditambah lagi faktor durabilitas berupa pengaruh cuaca dan iklim yang semakin
menurunkan kualitas perkerasan tersebut. Penelitian mengenai variasi RAP dan aspal
emulsi serta pengaruhnya akibat kondisi klimatik masih sedikit, sehingga penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi Properties Marshall dan durabilitas dari Campuran Aspal
Emulsi Dingin (CAED) menggunakan bahan RAP.
Penelitian ini menggunakan metode pencampuran cold mix bergradasi Asphalt Concrete–
Wearing Course (AC-WC) dengan spesifikasi Lapis Aspal Beton (LASTON) sebagai
pembanding. Skenario dari campuran adalah memvariasikan penambahan RAP sebesar
0%, 50% dan 100%. Sementara untuk menguji tingkat durabilitas dilakukan perendaman
dalam suhu ruang antara 25oC-28oC. Durasi waktu perendaman yakni standar serta
modifikasi selama 1 hari, 3 hari dan 7 hari. Penilaian Properties Marshall meliputi
Stabilitas, Flow, MQ, VIM, VMA dan VFWA, sedangkan parameter tingkat durabilitas
CAED adalah Indeks Kekuatan Sisa (IKS) dan Indeks Durabilitas.
Hasil penelitian Properties Marshall dan durabilitas CAED menunjukkan semakin tinggi
kadar RAP yang digunakan akan menurunkan nilai Stabilitas dan MQ, sedangkan nilai
Flow, VIM, VMA dan VFWA naik, oleh sebab itu menurunkan tingkat durabilitasnya. Hal
ini mengacu pada nilai IKS variasi 0% RAP, 50% RAP dan 100% RAP pada hari ke 7
sebesar masing-masing 73,88%, 68,97% dan 54,64%. Berdasarkan data tersebut tingkat
durabilitas CAED terbaik terdapat pada kadar 0% RAP diikuti yang lebih rendah adalah
50% RAP dan paling rendah adalah 100% RAP, sehingga CAED dengan variasi RAP
tidak memenuhi spesifikasi LASTON Bina Marga 2010.

Kata Kunci : aspal emulsi, RAP, CAED, AC-WC, durabilitas

Abstract

The use of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) materials and emulsion asphalt as an
alternative to road pavement is considered not yet competitive compared to conventional
mixtures. In addition, durability factor in the form of weather and climate influence
which decrease the quality of the pavement. Research on the variation of RAP and
emulsion asphalt and its effect due to climatic conditions is still small, so this study aims
to evaluate Marshall Properties and durability of Cold Asphalt Emulsion Mixture
(CAEM) using RAP material.
This research uses mixed cold mix method of Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-
WC) with Lapis Aspal Beton (LASTON) as the comparison. The scenario of the mixture
is to vary the addition of RAP by 0%, 50% and 100%. Meanwhile, to test the level of
durability is done soaking in room temperature between 25oC-28oC. Duration of
immersion time ie standard and modification for 1 day, 3 days and 7 days. The Marshall
Properties assessment includes Stability, Flow, MQ, VIM, VMA and VFWA, while the
CAEM duration is the Retained Marshall Stability (RMS) and the Durability Index.
The results of the Marshall Properties and CAEM durability studies show that the higher
RAP levels that were used will decrease the Stability and MQ values, while the Flow,

1
VIM, VMA and VFWA values rise, thereby decreasing the durability level. This refers to
the value of RMS variation of 0% RAP, 50% RAP and 100% RAP on day 7 by 73.88%,
68.97% and 54.64% respectively. Based on these data, the best durability of CAEM is at
0% RAP followed by lower is 50% RAP and lowest is 100% RAP, so CAEM with RAP
variation was not meet LASTON Bina Marga 2010 specification.

Keywords: Asphalt Emulsion, RAP, CAEM, AC-WC, durability

1. PENDAHULUAN
Keharusan menuju konstruksi berkelanjutan menimbulkan adanya peningkatan kebutuhan
pada daur ulang, maka guna menangani permasalahan dari limbah tersebut, maka dilakukan daur
ulang dari limbah agregat atau Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). Sebagai bahan bekas pakai RAP
secara kualitas tentu lebih rendah dibanding agregat baru/fresh aggregate, yang akan menimbulkan
kekhawatiran seberapa jauh ketahanan dari bahan tersebut mampu menahan pengaruh dari luar yang
terus menerus yakni cuaca dan air.

Tidak berhenti hanya pada daur ulang limbah agregat, kebutuhan lain yang muncul adalah
pembuatan aspal beton tanpa proses pembakaran yang memerlukan banyak bahan bakar serta
menghasilkan polusi udara akibat proses pembakarannya, hal itu dikarenakan dalam pembuatan
campuran aspal panas (hot mix asphalt) membutuhkan membutuhkan suhu pemanasan yang tinggi.
Maka muncul gagasan untuk menggunakan campuran dingin yang pembuatannya tanpa harus
melalui proses pemanasan, sehingga mulai pada tahun 1970 manufaktur aspal emulsi mulai
berkembang akibat persoalan polusi. Aspal emulsi sendiri tidak memerlukan pemanasan dalam
proses pencampurannya dengan agregat sehingga disebut campuran dingin.

Cuaca dan air yang dalam kurun waktu tertentu dapat mempengaruhi kinerja, belum lagi
apabila terjadi penuaan campuran aspal dalam selama proses pencampuran dan penghamparan. Pada
wilayah tersebut membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendapat fakta lapangan yang lebih
realistis dan dapat menjadi pertimbangan para ahli perkerasan jalan dalam membuat keputusan.
Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dari aspal emulsi dan RAP, penelitian dari campuran
kedua bahan tersebut diperlukan untuk memberikan evaluasi mengenai durabilitasnya sehingga
diharapkan akan memberikan kontribusi dalam pengetahuan tentang aspal emulsi dan RAP untuk
mencapai hasil yang tinggi dari campuran tersebut.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimen yaitu dengan melakukan beberapa percobaan-percobaan
untuk mendapatkan hasil dari penelitian yang diinginkan dan dilakukan di laboratorium Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Bahan yang digunakan selama penelitian adalah RAP yang berasal dari

2
Kabupaten Kendal, Fresh aggregate dari Kabupaten Klaten dan aspal emulsi tipe CSS-1h dari PT.
Izza Sarana Karsa Sidoarjo. Berikut ini tahapan penelitian digambarkan pada bagan alir penelitian
pada Gambar 2 dibawah :

Persiapan Alat & Bahan Tahap I

Pemeriksaan Mutu Bahan

Pengujian Karakteristik Data Spesifikasi Aspal Pengujian Karakteristik


Agregat RAP Emulsi Jenis CSS-1h Fresh Aggregate
- Kadar Residu Kasar
Kasar Halus Halus
- Pen 25˚C 100gr 5detik
- Ekstraksi - Berat jenis dan - Daktilitas (Ductility) - Keausan - Berat Jenis
- Keausan Agregat penyerapan - Kelarutan dalam Trichlor Agregat - Sand
- Berat Jenis dan - Sand Etylen - Berat Jenis dan Equivalent
- Viskositas penyerapan
penyerapan Equivalent
- Tertahan Saringan No.20
- Pengendapan 1 Hari
- Pengendapan 5 Hari
- Berat Jenis
- Muatan Partikel Listrik

Tidak
Sesuai spesifikasi
Bina Marga 2010?

Tahap II
Ya

Penentuan Kadar Aspal Residu


Optimum (KARO)

- Perhitungan kadar aspal emulsi awal


- Pemeriksaan kadar air penyelimutan
dan pemadatan
- Proses Curing
- Pemeriksaan kadar aspal residu
optimum
Tahap III
-

Pembuatan Campuran Aspal Emulsi Dingin menggunakan


RAP sebanyak 24 sampel, terdiri dari 8 sampel 0% RAP, 8
sampe 50% RAP dan 8 sampel 100% RAP

3
A

Campuran 0% RAP Campuran 50% RAP Campuran 100% RAP

Dipadatkan
Tahap IV

Benda uji dengan Perendaman benda uji


tanpa variasi dengan variasi
perendaman atau rendaman 1 hari, 3
keadaan standar hari dan 7 hari pada
perendaman temperature ruang

Pengujian Marshall Test

Untuk mencari nilai Untuk mencari nilai


Marshall benda uji Marshall benda uji
dengan kondisi standar dengan variasi
perendaman perendaman

Tahap V

Analisis data & Pembahasan


 Karakteristik Marshall
 Investigasi Durabilitas
 Analisis Pengaruh RAP
Tahap VI

Kesimpulan & Saran


Tahap VII

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengujian Mutu Bahan


Pengujian Mutu Bahan Terdiri dari Reclaimed Ashalt Pavement (RAP), Fresh Aggregate dan
aspal emulsi.

4
3.1.1 Pemeriksaan Material RAP

Hasil pengujian mutu bahan material RAP dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Material RAP


Hasil Spek.
Jenis Pemeriksaan
Kasar Halus
Ekstraksi (%) 3,5 -
Kadar air (%) 1,30 -
Abrasi (%) 37,3 - Maks 40%
Skala S.E (%) - 95,42 > 50%
Skala kadar lumpur (%) - 1,35
Berat jenis bulk 2,39 1,79
Berat jenis SSD 2,44 1,82
Berat jenis semu 2,51 1,84
Penyerapan (%) 1,95 1,63 ≤ 3,0 %
Sumber : Bina Marga dan Hasil Penelitian

3.1.2 Pemeriksaan Fresh Aggregate

Hasil pengujian mutu bahan material fresh aggregate dapat dilihat pada Tabel 3 berkut :

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fresh Aggregate


Hasil Spek.
Jenis Pemeriksaan
Kasar Halus
Ekstraksi (%) - -
Kadar air (%) 1,40 -
Abrasi (%) 33,6 - Maks 40%
Skala S.E (%) - 91,90 > 50%
Skala kadar lumpur (%) - 3,25
Berat jenis bulk 2,46 2,40
Berat jenis SSD 2,51 2,51
Berat jenis semu 2,59 2,71
Penyerapan (%) 2,13 4,82 ≤ 3,0 %
Sumber : Bina Marga dan Hasil Penelitian
3.1.3 Data Spesifikasi Aspal Emulsi
Karakteristik dan sifat-sifat aspal emulsi CSS-1h yang digunakan merupakan data
sekunder.Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

5
Tabel 4. Sifat-Sifat Aspal Emulsi CSS-1h
JenisPengujian Hasil Uji Syarat
Kadar Residu 58,927 Min. 57%
Pen 25˚C100 gr 5 detik 118,33 100-250
Daktilitas (Ductility) >110 Min. 40
Kelarutan dalam Trichlor Etylen 98,972 Min. 97,5
Viskositas 28,400 20-100
Tertahan Saringan No.20 0,00 Max,0.10
Pengendapan 1 Hari 0,83 1
Pengendapan 5 Hari - 5
Berat Jenis 1,00
Muatan Partikel Listrik positif (+)
Sumber : PT Izza Sarana Karsa

3.1.4 Desain Campuran Aspal Emulsi Dingin

Desain dari CAED menggunakan variasi kadar RAP sebesar 0%, 50% dan 100%. Berikut
hasil desain untuk CAED dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini :

Tabel 5. Hasil Desain CAED


Pemeriksaan Variasi Kadar RAP
0% 50% 100%
Kadar air penyelimutan dan kepadatan 5,25% 3,515% 1,38%
Enersi Pemadatan 2 x 75 2 x 75 2 x 75
KARO (%) 7,1 6,8 6,1
KAE (%) 12,05 11,54 11,03
Sumber : Hasil Penelitian

3.2 Hasil Pengujian Properties Marshall

Hasil pengujian Properties Marshall dibag menjadi 2 bagian yakni standar perendaman dan
variasi perendaman selama 1, 3 dan 7 hari.

3.2.1 Properties Marshall Standar Perendaman

Pengujian yang dilakukan dalam keadaan tanpa perendaman atau standar Marshall. Hasil
pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :

6
Tabel 6. Properties Marshall dalam Keadaan Standar Perendaman
Jenis Stabilitas flow MQ VMA VIM VFWA
Agregat (kg) (mm) (kg/mm) (%) (%) (%)
0% RAP 580,92 7,95 73,53 31,63 19,33 38,90
50% RAP 306,98 9,45 32,50 20,45 7.99 60,97
100% RAP 301,45 13,75 24,13 14,40 2.90 79,95
spesifikasi ≥800 2-4 ≥250 ≥15 3-5 ≥65

3.2.2 Properties Marshall dengan Variasi Perenaman

Penelitian ini mencakup penambahan bahan RAP sebesasr 0%, 50% dan 100% RAP serta
pengaruh dari perendaman selama 1 hari, 3 hari sampai 7. Hasil pengujian daapt dilihat pada
Tabel 7, Tabel 8 dan Tabel 9 Berikut :

Tabel 7. Hasil Marshall Test 0% RAP Variasi Perendaman


sifat Hasil Marshall Test 0% RAP
spec.
Marshall 1 hari ket. 3 hari ket. 7 hari ket.
stabilitas ≥800 538,66 tidak 459,60 tidak 429,18 tidak
(kg) memenuhi memenuhi memenuhi
kelelehan 2-4 7,89 tidak 7,10 tidak 6,60 tidak
(mm) memenuhi memenuhi memenuhi
MQ ≥250 68,24 tidak 65,79 tidak 65,03 tidak
(kg/mm) memenuhi memenuhi memenuhi
VMA ≥15 30,27 memenuhi 29,37 memenuhi 29,30 memenuhi
(%)
VIM 3-5 17,72 tidak 16,65 tidak 16,57 tidak
(%) memenuhi memenuhi memenuhi
VFWA ≥65 41,50 tidak 43,30 tidak 43,45 tidak
(%) memenuhi memenuhi memenuhi
Sumber : Bina Marga dan Hasil Penelitian

7
Tabel 8. Hasil Hasil Marshall Test 50% RAP Variasi Perendaman
sifat Hasil Marshall Test 50% RAP
spec.
Marshall 1 hari ket. 3 hari ket. 7 hari ket.
stabilitas ≥800 264,99 tidak 248,81 tidak 211,74 tidak
(kg) memenuhi memenuhi memenuhi
kelelehan 2-4 8,88 tidak 8,65 tidak 8,19 tidak
(mm) memenuhi memenuhi memenuhi
MQ ≥250 29,71 tidak 29,11 tidak 27,10 tidak
(kg/mm) memenuhi memenuhi memenuhi
VMA ≥15 20,47 memenuhi 21,02 memenuhi 21,36 memenuhi
(%)
VIM 3-5 8,01 tidak 8,65 tidak 9,04 tidak
(%) memenuhi memenuhi memenuhi
VFWA ≥65 60,89 tidak 58,89 tidak 57,70 tidak
(%) memenuhi memenuhi memenuhi
Sumber : Bina Marga dan Hasil Penelitian

Tabel 9. Hasil Hasil Marshall Test 100% RAP Variasi Perendaman


sifat Hasil Marshall Test 100% RAP
spec.
Marshall 1 hari ket. 3 hari ket. 7 hari ket.
stabilitas ≥800 263,20 tidak 256,46 tidak 164,71 tidak
(kg) memenuhi memenuhi memenuhi
kelelehan 2-4 12,64 tidak 12,60 tidak 11,40 tidak
(mm) memenuhi memenuhi memenuhi
MQ ≥250 20,86 tidak 20,33 tidak 14,65 tidak
(kg/mm) memenuhi memenuhi memenuhi
VMA ≥15 14,39 tidak 14,10 Tidak 13,10 tidak
(%) memenuhi memenuhi memenuhi
VIM 3-5 2,89 tidak 2,57 Tidak 1,43 tidak
(%) memenuhi Memenuhi memenuhi
VFWA ≥68 79,91 memenuhi 82,49 Memenuhi 89,18 memenuhi
(%)
Sumber : Bina Marga dan Hasil Penelitian

8
3.3 Hasil Pemeriksaan Durablitas CAED

Hasil lengkap dari penelitian mengenai durabilitas 0% RAP, 50% RAP dan 100% RAP
ditampilkan dalam Tabel 10 berikut:
Tabel V.19 Hasil Perhitungan IKS, IDP dan IDK
sifat Komposisi Lama Perendaman Hasil
Marshall Benda Uji Standar 1 hari 3 hari 7 hari
Stabilitas 0% RAP 580,92 538,66 459,60 429,18 -
(kg) 50% RAP 306,98 264,99 248,81 211,74 -
100% RAP 301,45 263,20 256,46 164,71 -
Persen sisa 0% RAP 100,00 92,73 79,12 73,88 -
stabilitas 50% RAP 100,00 86,32 81,05 68,97 -
% 100% RAP 100,00 87,31 85,08 54,64 -
Indeks Kekuatan Sisa (IKS)
Durabilitas 0% RAP 92,73
Standar 50% RAP 86,32
IKS (%) 100% RAP 87,31
minimal 90%
Indeks Durabilitas Pertama (IDP)
Kelandaian 0% RAP - 7,27 6,80 1,31 -
r (%) 50% RAP - 13,68 2,63 3,02 -
100% RAP - 12,69 1,12 7,61 -
Indeks Durabilitas Kedua (IDK)
kehilangan
kekuatan 0% RAP - 6,75 9,72 1,50 17,97
selama satu hari 50% RAP - 12,70 3,76 3,45 19,92
a (%) 100% RAP - 11,78 1,60 8,70 22,08
kekuatan sisa 0% RAP 100,00 93,25 83,52 82,03 -
selama satu hari 50% RAP 100,00 87,30 83,53 80,08 -
Sa (%) 100% RAP 100,00 88,22 86,62 77,92 -

A 0% RAP - 39,24 56,47 8,69 104,40


50% RAP - 39,00 11,55 10,59 61,14
(Kg) 100% RAP - 35,52 4,81 26,22 66,55

9
SA = S0-A 0% RAP 580,92 541,68 485,21 476,52 -
(kg) 50% RAP 306,98 267,99 256,43 245,84 -
100% RAP 301,45 265,93 261,12 234,91 -
Sumber : Bina Marga dan Hasil Penelitian

3.3.1 Durabilitas Benda Uji 0% RAP dengan Variasi Perendaman

Tingkat durabilitas benda uji dengan menghubungkan IKS serta sensitivitas penurunan
stabilitas (r) / IDP dan kehilangan kekuatan rata-rata (a) / IDK terhadap waktu perendaman dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Kurva Keawetan Benda Uji 0% RAP

IKS dari benda uji 0% RAP pada perendaman hari ke 1 sebesar 92,73% memenuhi spesifikasi
minimum yakni 90%. Pada perendaman hari ke 3 nilai IKS sudah berada dibawah spesifikasi
sebesaran 79,12%. Berdasarkan hasil IKS, IDP dan IDK maka tingkat durabilitas 0% RAP
merupakan yang paling baik diantara dua yang lainnya.

3.3.2 Durabilitas Benda Uji 50% RAP dengan Variasi Perendaman

Tingkat durabilitas benda uji dengan penambahan kadar RAP sebesar 50% dan Fresh
Aggregate sebesar 50%. dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini:

10
Gambar 3. Kurva Keawetan Benda Uji 50% RAP

IKS dari benda uji 50% RAP pada perendaman hari ke 1 tidak memenuhi spesifikasi
minimal sebesar 90% karena presentasenya hanya 86,32%. Pada perendaman hari ke 3 nilai IKS
sebesar 81,05% yang mana menunjukkan hasil lebih baik dibanding 0% RAP. Presentase 50% RAP
akan berpengaruh terhadap durabilitas campuran dibuktikan dengan hasilnya yang justru mendekati
benda uji 100% RAP.

3.3.3 Durabilitas Benda Uji 100% RAP dengan Variasi Perendaman

Tinkat durabilitas benda uji 100% RAP pada campuran aspal emulsi dapat dilihat pada
Gambar 4 berikut:

Gambar 3. Kurva Keawetan Benda Uji 100% RAP

11
IKS dari benda uji 100% RAP pada perendaman hari ke 1 tidak memenuhi spesifikasi 90% yakni
87,31%. Pada perendaman hari ke 3 nilai IKS campuran 100% RAP mengalami penurunan yang
sangat kecil, yakni turun 2,23% maka angka IKS-nya menjadi 85,08% sehingga indeks
durabilitasnya yang lebih baik dibandingkan 50% RAP dan 0% RAP. Perendaman hari ke 7 nilai
penurunan sebesar 8,70%, menunjukkan penurunan yang drastis dan merupakan yang terbesar
dibanding 0% RAP dan 50%.

3.4 Analisis Pengaruh Penambahan RAP Terhadap Nilai Durabilitas

Perbedaan kandungan kadar RAP dalam setiap campuran mempunyai pengaruh dalam tingkat
stablitas, meskipun digunakan amplop gradasi serta kadar aspal residu optimum yang paling tepat
untuk masing-masing campuran. Besarnya presentase total IKS dalam hubungannya dengan variasi
kadar RAP dapat dilihat dalam Gambar 5 berikut:

Gambar 5 Hubungan IKS terhadap Penambahan RAP

Berdasarkan Gambar 2 diatas, maka semakin banyak kandungan RAP dalam sebuah
campuran maka semakin besar pula penurunan Indeks Kekuatan Sisa. Sedangkan besarnya angka
IKS menandakan bahwa tingkat durabilitas dari perkerasan adalah rendah. Sehingga durabiltas
paling rendah adalah 100% RAP, 50% RAP dan 0% RAP.

4. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian serta hasil dan pembahasan maka beberapa
didapat kesimpulan sebagai berikut :

12
1. Karakteristik Marshall untuk Campuran Aspal Emulsi Dingin belum memenuhi persyaratan
untuk LASTON Bina Marga 2010. Hasil tersebut didasarkan dari pengujian : stabilitas, flow,
VMA, VIM dan VFWA.
2. Dalam pengujian perendaman dalam air selama 1 hari, 3 hari dan 7 hari didapatkan bahwa
Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) berbahan RAP, sebagian besar mempunyai
Kekuatan Sisa dibawah 90%.
3. Penambahan RAP dapat menurunkan nilai durabilitas, diukur dari hasil analsis Indeks
Kekuatan Sisa (IKS), Indeks Durabilitas Pertama (IDP) dan Indeks Durabilitas Kedua (IDK).

4.2 SARAN
1. Diharapkan selanjutnya terdapat penelitan untuk memodifikasi campuran dari bahan RAP
baik dengan bahan tambah ataupun memvariasi metode pencampuran agar kualitas pada
bahan RAP dapat mendekati bahan fresh aggregate.
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai prosedur desain campuran aspal emulsi dingin.
3. Perlu penelitian lebih lanjut menggunakan metode pengujian durabilitas yang berbeda seperti
pengembunan dan penguapan, perenmadan kapiler dan vakum asturnasi dengan variasi yang
RAP yang lebih beragam.
4. Perlu dilanjutkan untuk variasi jenis aspal emulsi (seperti kationik dan nonionik baik slow
setting maupun rapid setting) yang digunakan terhadap durabiltas campuran
DAFTAR PUSTAKA
Alkawaaz, Namir G. Ahmed and Qasim, Halah A. 2016. “Experimentally Evaluation of Durability
Characteristics For Reclaimed Local Asphalt Pavement Mixtures”. Imperial Journal of
Interdisciplinary Research, Vol-2 Issue-10.
Ali Nur, Hustim Muralia, dan Patu, Fauziah Thamrin. 2015. “Analisis Indeks Durabilitas Campuran
Beraspal Berbasis ASBUTON Lawele”. Makassar, Universitas Hasanuddin.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2010. “Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Divisi 6
Perkerasan Beraspal”, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Badan Penelitian dan
Pengembangan, Bandung.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1990. Metode Pengujian Campuran Aspal Dengan Alat Marshall,
Pusat Transportasi Badan Penelitian dan Pengembangan PU.
Juharni, Rudi. 2015. “Analisa Penggunaan Reclaimed Asphalt Pavement sebagai Bahan Campuran
Aspal Dingin Jenis OGEMs dengan Menggunakan Aspal Emulsi Modifikasi”. Thesis.
Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November.
Muliawan, I Wayan. 2011. “Analisis Karakteristik dan Peningkatan Stabilitas Campuran Aspal
Emuls Dingin (CAED)”. Thesis. Denpasar: Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana.

13
Redman, Adam. 2010. “Emulsion Basics”. Heritage Research Group, 28 October 2010, Lowa.
Setiawan, Angga Dwi Agus. 2014. “Pengaruh Penuaan dan Lama Perendaman Terhadap Durabilitas
Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC)”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sunarjono, Sri. 2006. “Evaluasi Engineering Bahan Perkerasan Jalan Menggunakan RAP dan
Foamed Bitumen”. Jurnal Eco Rekayasa, Volume 2 No. 2.
Silvia, Sukirman. 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova.
Silvia, Sukirman. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta: GRANIT.
Thanaya, I Nyoman Arya. 2007. “Review and Recommendation Of Cold Mix Asphalt Emulsion
Mixtures (CAEMs) Design”. Civil Engineering Dimension, Volume 9 No. 1, 49-56.
Thanaya, I Nyoman Arya. 2003. “Improving The Peformance Of Cold Bituminous Emulsion
Mixtures (CEBMs) Incorporating Wate Materials”. Ph.D Dissertation. Leeds: School Of Civil
Engineering, University Of Leeds.
Widodo Sri, Harnaeni Senja Rum, dan Hakim Lukman. 2013. “Hasil Bongkaran Perkerasan Jalan
Sebagai Lapis Fondasi Jalan Raya”. MKTS, Volume 19 No 1.
Yamin, R Anwar dan Djoko Widayat. 2008. “Penggunaan Foamed Bitumen Untuk Daur Ulang
Perkerasan Jalan”. Puslitbang Jalan dan Jembatan, Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai