Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SISA PENGUJIAN SEBAGAI

SUBSTITUSI AGREGAT PADA CAMPURAN AC-WC


Ahmad Maulana, Avitra Nur Hasan, Megah Amaliah
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
E-mail: ahmad.maulana.tksi17@polban.ac.id

ABSTRAK
Keterbatasan sumber daya alam dalam menyediakan material membentuk beton merupakan sebuah persoalan yang
penting. Oleh karena itu, lebih baik dimanfaatkan sebagai campuran aspal AC-WC seperti limbah beton pengujian
praktek di POLBAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah beton sebagai
pengganti agregat kasar terhadap kinerja karakteristik campuran aspal AC-WC. Metodologi penelitian terdiri dari,
studi literatur, pengujian bahan (uji mutu aspal dan uji mutu agregat), penentuan suhu pencampuran dan suhu
pemadatan, penggabungan agregat, penentuan kadar aspal rencana (Pb), penentuan kadar subtitusi agregat kasar,
penentuan berat substitusi agregat untuk 1 buah benda uji, penentuan jumlah benda uji, pengujian benda uji,
pengujian benda uji, penentuan kadar aspal optimum, pembuatan benda uji dan perhitungan indeks perendaman pada
kadar aspal optimum. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan kurva pengaruh limbah beton dengan kadar
ssubstitusi agregat kasar yang digunakan adalah 0%; 50%; dan 100%. Maka dapat diketahui pengaruh penggunaan
limbah beton sebagai pengganti agregat kasar terhadap kinerja karakteristik campuran aspal AC-WC.

Kata Kunci: Limbah Beton, Campuran Aspal AC -WC, dan Kadar Subtitusi Agregat Kasar

1. PENDAHULUAN menghabiskan lahan. Limbah beton bekas


1.1 Latar Belakang pengujian tersebut lebih baik dipakai sebagai
Keterbatasan sumber daya alam dalam campuran aspal AC-WC sebagai bahan substitusi
menyediakan material pembentuk beton agregat.
merupakan sebuah persoalan yang penting. Seperti
pembongkaran bangunan dan infratruktur sipil 1.2 Tujuan Penelitian
dengan menggunakan material beton yang Tujuan penelitian ini adalah untuk me-
menghasilkan limbah beton. Limbah beton yang ngetahui pengaruh penggunaan limbah beton
dibiarkan tanpa ada penanganan akan sebagai pengganti agregat kasar terhadap kinerja
menimbulkan permasalahan tersendiri bagi karakteristik campuran aspal AC-WC.
lingkungan. Pembuangan limbah memerlukan
biaya dan tempat pembuangan. 1.3 Manfaat
Seorang civil engineer harus selalu mencari Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
ide-ide dalam bidang konstruksi yang ramah inovasi baru dalam bidang konstruksi yang
lingkungan. Untuk mengurangi permasalahan memanfaatkan limbah sisa beton.
limbah beton tersebut dapat dilakukan daur ulang
limbah beton kembali menjadi material yang dapat 1.4 Metodologi Penelitian
digunakan untuk membuat sebuah konstruksi. Metode penelitian yang dilakukan dapat dilihat
Topik yang akan kami bahas adalah pembuatan pada Gambar 1.
campuran aspal menggunakan material agregat
yang berasal dari limbah beton. Pemanfaatan
tersebut dilakukan karena agregat merupakan
bahan habis pakai dan pengambilannya selalu
merusak alam. Seperti misalnya sisa beton
pengujian praktek di POLBAN banyak yang tidak
terpakai dan hanya menjadi sampah sehingga
MULAI 1.4.3 Pengujian Bahan
Pengujian Bahan yang dilakukan adalah
STUDI LITERATUR pengujian mutu aspal dan mutu agregat yang akan
digunakan untuk campuran aspal AC-WC.
PERSIAPAN BAHAN
a. Uji Mutu Aspal
UJI MUTU ASPAL PENGUJIAN BAHAN UJI MUTU DAN GRADASI Pengujian mutu aspal yang dilakukan adalah
AGREGAT
sebagai berikut.
PENENTUAN SUHU PENCAMPURAN DAN DIGUNAKAN GRADASI IDEAL 1. Uji Penetrasi 3. Titik Lembek
SUHU PEMADATAN
2. BJ Aspal 4. Viskositas
PENENTUAN KADAR ASPAL
RENCANA (Pb)

PEMBUATAN BENDA UJI


b. Uji Mutu Agregat
MARSHALL DAN GMM PENENTUAN BERAT AGREGAT UNTUK 1
BH BENDA UJI DAN JUMLAH BENDA UJI
Pengujian mutu agregat yang dilakukan adalah
PENGUJIAN GMM, MARSHALL, DAN
sebagai berikut.
PERHITUNGAN MARSHALL 1. BJ dan Penyerapan 3. Kadar Lolos#200
2. Uji Abrasi
PEMBUATAN BENDA UJI VIM KEPADATAN MUTLAK PADA
KADAR ASPAL VIM (5±0,5%), MIN 2 SERI

1.4.4 Penentuan Suhu Pencampuran dan


PENENTUAN KADAR ASPAL OPTIMUM Suhu Pemadatan
Suhu Pencampuran adalah suhu aspal pada
SPEK CAMPURAN saat dicampurkan dan suhu pemadatan adalah suhu
AC-WC
aspal pada saat dipadatkan. Kedua suhu ini dapat
YA
ditentukan pada pengujian viskositas.
YA
PEMBUATAN BENDA UJI & PERHITUNGAN INDEKS
PERENDAMAN PADA KADAR ASPAL OPTIMUM 1.4.5 Penggabungan Agregat
TIDAK
Penggabungan agregat yang dipakai adalah
SPEK CAMPURAN
penggabungan yang ideal, yaitu nilai % lolos
AC-WC kumulatif adalah nilai tengah dari Spek Umum
YA
Lolos Kumulatif. Perhitungan % lolos kumulatif
dapat dilihat pada Tabel 1.
KADAR ASPAL OPTIMUM
Tabel 1. Perhitungan % Lolos Kumulatif
Spek
Ukuran % Lolos
DMF Umum %
Ayakan Kumulatif
Lolos Tertahan
Gambar 1. Diagran Alir Metodologi Penelitian (mm) (Ideal)
Kumulatif
19 100 100 0
1.4.1 Studi Literatur
12,5 90 - 100 95 5
Dalam studi litelatur ini memahami sumber- 9,5 77 - 90 83,5 16,5
sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan studi 4,75 53 - 69 61 39
pustaka terhadap kajian limbah beton sebagai 2,36 33 - 53 43 57
subtitusi agregat kasar untuk campuran aspal AC- 1,18 21 - 40 30,5 69,5
WC. 0,6 14 - 30 22 78
0,3 9 - 22 15,5 84,5
1.4.2 Persiapan Bahan 0,15 6 - 15 10,5 89,5
Persiapan bahan yang dilakukan adalah 0,075 4-9 6,5 93,5
pembobokan limbah beton bekas pengujian,
pembelian material agregat dan bahan lain sesuai 1.4.6 Penentuan Kadar Aspal Rencana
dengan kebutuhan. Perkiraan awal kadar aspal rancangan
campuran diperlukan untuk mendapatkan nilai
yang mendekati kadar aspal optimum sehingga
benda uji yang dibuat tidak banyak. Perkiraan
awal kadar aspal rancangan campuran dapat dan variasi kadar aspal yang digunakan. Jumlah
diperoleh dari rumus dibawah ini. benda uji dicantumkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Benda Uji
Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% Filler) + K Berat 1 Jumlah b.
buah bh Rincian Uji (buah)
No Jenis Pengujian
dimana: b.uji Benda Uji 0 50 100
Pb = kadar aspal perkiraan (gram) % % %
5 Variasi
CA = agregat kasar tertahan saringan No. 8 1 Uji Marshall Kadar 5 5 5
FA = agregat halus lolos saringan No. 8 dan Aspal
tertahan No. 200 2 Uji GMM - 1 1 1
Filler = agregat halus lolos saringan No. 200 3 bh
direndam
1150 24 jam,
Nilai konstanta sekitar 0,5-1,0 untuk AC dan HRS Uji Indeks 600 C
Membuat benda uji dengan kadar aspal 3 6 6 6
Perendaman 3 bh
menggunakan rumus di atas, dibulatkan menjadi direndam
60 menit,
0,5%, dengan tiga kadar aspal di atas dan dua 600 C
kadar aspal di bawah kadar aspal perkiraan awal Benda Uji
4 3 3 3
yang sudah dibulatkan mendekati 0,5% ini. Cadangan -
3 bh
Pb = 0,035 (%CA) + 0,045(%FA) + 0,18(%FF) + K Bendaj Uji benda uji
5 PRD/Kepadatan 2500 pd kadar 3 3 3
%CA = 57 %
Mutlak aspal
%FA = 36,5 % maks
%FF = 6,5 % Total 54
Pb = 0,035 (57%) + 0,045(36,5%) + 0,18(6,5%) + K
= 4,81 + K (diambil K=0,69 0,5<K< 1)
1.4.10 Pengujian Benda Uji
5,50% Benda uji yang telah dibuat harus diuji,
=
pengujian yang dilakukan adalah Uji GMM dan
Maka kadar aspal yang digunakan adalah
Marshall.
4,5%;5,0%;5,5%;6,0%;6,5%.
1.4.11 Penentuan Kadar Aspal Optimum
1.4.7 Penentuan Kadar Subtitusi Agregat
Salah satu cara dalam merencanakan
Kasar
campuran aspal beton panas adalah dengan
Kadar subtitusi agregat kasar yang
pendekatan kepadatan mutlak (refusal density).
digunakan adalah 0%; 50%; dan 100%. Tujuan
dibuat 3 jenis campuran dengan kadar yang
1.4.12 Pembuatan Benda Uji & Perhitungan
berbeda adalah agar didapatkan seperti apa kurva
Indeks Perendaman Pada Kadar Aspal
pengaruh limbah beton tersebut terhadap
Optimum
campuran aspal AC-WC.
Mengetahui proses pembuatan benda uji,
untuk pengujian indeks perendaman aspal beton
1.4.8 Penentuan Berat Subtitusi Agregat
sesuai dengan kadar aspal optimum yang didapat
untuk 1 Buah Benda Uji
dari hasil pengujian sebelumnya. Sehingga
Berat total benda uji yang digunakan
didapatkan nilai stabiltas sisa setelah benda uji
adalah 1150 gram dan 2500 gram. Berat subtitusi
dilakukan perendaman selama 24 jam pada suhu
agregat ditentukan berdasarkan masing- masing
60oC.
ukuran ayakan. Perhitungan berat masing-masing
agregat terdapat pada Tabel 1.
1.5 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya terhadap limbah beton
terdapat pada Tabel 3.
1.4.9 Penentuan Jumlah Benda Uji
Penentuan jumlah benda uji ditentukan
berdasarkan variasi kadar subtitusi limbah beton
Tabel 3. Penelitian Sebelumnya Ab.
No Jenis Pengujian Spl. Scr. Fill Spek Ket
Bt.
Penulis, Object
Judul Metode Hasil Berat Jenis
Tahun Penelitian 3,01 3,00 - 3,20 Sesuai
Semen
Kajian Pemanfaatan Fuad Limbah Eksperi- Nilai kuat tekan
Limbah Beton Izzatur Beton men CTB limbah beton Penyerapan Air 0,4 0,41 0,62 ≤ 3% Sesuai
Sebagai Material Rahman umur 7 hari
CTB , 2014 memenuhi Spesi- 100 put 5,64 ≤ 6% Sesuai
fikasi Umum Bina

Abrasi
Marga Tahun 2
2010, sedangkan 500 put 28,0 ≤ 30% Sesuai
CTB umur 28 hari 9
tidak memenuhi.
Pemanfaatan Arys Limbah Eksperi- Nilai kadar limbah
Untuk split
Limbah Beton Andhika Beton men beton optimum se-
dan abu batu
Sebagai Pengganti tama, besar 2,5%
sesuai
Agregat Kasar pada 2013 terhadap total
dengan spek,
Campuran AC-WC agregat kasar. ≤ 2% (agr.
sedangkan
Gradasi Kasar. Kadar Lolos kasar), ≤
3 0,56 3,07 4,7 screen tidak
Pemanfaatan Zakaria Limbah Eksperi- Nilai kadar limbah Ayakan No. 200 10% (agr.
sesuai (harus
Limbah Beton pada Ade Beton men beton optimum se- halus)
dilakukan
Campuran Hot Rahmad besar 10% pencucian
Rolled Sheet Base , 2016 terhadap total sebelum
Ditinjau dari Aspek agregat kasar. digunakan)
Marshall.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


2.3 Hasil Pengujian Benda Uji Terhadap
2.1 Persiapan Bahan
Karakteristik Aspal
Berdasarkan jumlah benda uji yang telah
Pengujian GMM dan Marshall dimaksudkan
ditentukan seperti pada Tabel 2., dapat ditentukan
untuk mengetahui karakteristik campuran.
jumlah material agregat agregat kasar limbah
Karakteristik campuran aspal meliputi stabilitas,
beton yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti
flow, stabilitas aspal, VIM, VMA, dan VFB.
pada Tabel 4.
Tabel 4. Kebutuhan Limbah Beton
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada
Kadar Aspal Optimum didapatkan hasil seperti
Total Kebutuhan
pada Tabel 7.
Ukuran Ayakan (mm) Berat Total (gr) Stabilitas adalah kemampuan campuran aspal
12,5 5568,75 untuk menahan beban sampai terjadinya flow
9,5 12808,125 (kelelehan plastisitas). Sedangkan stabilitas sisa
adalah kemampuan campuran aspal untuk
2.2 Hasil Pengujian Mutu Aspal dan Agregat menahan kerusakan akibat air. Karakteristik aspal
Hasil pengujian mutu aspal dapat dilihat pada lannya yaitu VIM (Voids in Mix) adalah
Tabel 5. dan hasil pengujian agregat dapat dilihat banyaknya rongga dalam campuran aspal, VMA
pada Tabel 6. (Voids in Mineral Aggregate) adalah banyaknya
Tabel 5. Hasil Pengujian Mutu Aspal rongga dalam agregat, dan VFB (Voinds Filled
No
Jenis
Hasil Spesifikasi Ket Bitumen) adalah banyaknya rongga yang terisi
Pengujian
oleh aspal.
Penetrasi Pen 40 (40
1 55,95 Sesuai
Aspal - 59)
Berat Jenis ≥1 untuk Tabel 7. Hasil Pengujian Benda Uji
2 1,04 Sesuai
Aspal Pen 40 Pada Kadar Aspal Optimum
Titik Karakteristik
3 Lembek 50,81
Pen 40 (51
Sesuai
0% 50% 100%
- 63) Limbah Limbah Limbah
Aspal

4 Viskostitas
125,88
- -
Stabilitas 1182,6 1448,2 1453,2
117,17
Flow 3,94 2,15 2,08
Tabel 6. Hasil Pengujian Agregat Stabilitas Sisa 106% 84% 74%
Ab. VIM 4,21% 4,94% 6,58%
No Jenis Pengujian Spl. Scr. Fill Spek Ket
Bt.
Berat Jenis SSD 2,57 2,56 2,5 VMA 12,94% 15,83% 16,95%
VFB 89,07% 88,27% 87,21%
Berat Jenis
1 2,48 2,47 2,36 - -
Kering Oven

Berat Jenis Semu 2,72 2,73 2,76


1600
120%
1400
1200 100%
1000 80%
Kg

800

%
60%
600 Stabilitas Stabilitas
400 40%
Sisa
200 20%
0
0% 50% 100% 0%
0% 50% 100%
Kadar Limbah
Kadar Limbah
Gambar 2. Grafik Pengaruh Limbah Beton Terhadap Nilai Gambar 4. Grafik Pengaruh Limbah Beton Terhadap Nilai
Stabilitas Stabilitas Sisa

Semakin tinggi kadar limbah beton yang Semakin tinggi kadar limbah beton yang
digunakan maka semakin tinggi nilai stabilitas digunakan maka semakin kecil nilai stabilitas sisa
campuran tersebut, seperti yang ditunjukan grafik campuran tersebut, seperti yang ditunjukan grafik
hubungan antara kadar limbah dan nilai stabilitas hubungan antara kadar limbah dan nilai stabilitas
pada Gambar 2. Dengan kadar limbah 50% nilai pada Gambar 4. Dengan kadar limbah 50% nilai
stabilitas naik sebesar 18,34%, sedangkan dengan flow turun sebesar 20,75%, sedangkan dengan
kadar limbah 100% nilai stabilitas naik sebesar kadar limbah 100% nilai flow turun sebesar
18,62%. 30,19%.

4.5 7.00%
4 6.00%
3.5
5.00%
3
2.5 4.00%
mm

2 3.00%
1.5 Flow VIM
2.00%
1
1.00%
0.5
0 0.00%
0% 50% 100% 0% 50% 100%
Kadar Limbah Kadar Aspal Optimum

Gambar 3. Grafik Pengaruh Limbah Beton Terhadap Nilai Gambar 5. Grafik Pengaruh Limbah Beton Terhadap Nilai
Flow VIM

Semakin tinggi kadar limbah beton yang Semakin tinggi kadar limbah beton yang
digunakan maka semakin kecil nilai flow digunakan maka semakin tinggi nilai stabilitas
campuran tersebut, seperti yang ditunjukan grafik campuran tersebut, seperti yang ditunjukan grafik
hubungan antara kadar limbah dan nilai flow pada hubungan antara kadar limbah dan nilai VIM pada
Gambar 3. Dengan kadar limbah 50% nilai flow Gambar5. Dengan kadar limbah 50% nilai VIM
turun sebesar 45,43%, sedangkan dengan kadar naik sebesar 14,78%, sedangkan dengan kadar
limbah 100% nilai flow turun sebesar 47,21%. limbah 100% nilai VIM naik sebesar 36,02%.
18.00% VIM naik 36,02%, nilai VMA naik 23,66%, dan
16.00% nilai VFB turun 2,09%.
14.00%
12.00%
10.00%
%

8.00%
6.00% VMA
4.00%
2.00%
0.00%
0% 50% 100%
Kadar Limbah

Gambar 6. Grafik Pengaruh Limbah Beton Terhadap Nilai


VMA

89.50%
89.00%
88.50%
88.00%
%

87.50%
VFB
87.00%
86.50%
86.00%
0% 50% 100%
Kadar Limbah

Gambar 7. Grafik Pengaruh Limbah Beton Terhadap Nilai


VFB

3. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
dapat diketahui pengaruh penggunaan limbah
beton sebagai pengganti agregat kasar terhadap
kinerja karakteristik campuran aspal AC-WC
dengan kadar limbah 50% yaitu nilai stabilitas
naik 18,34%, nilai flow turun 45,43%, nilai
stabilitas sisa turun 20,75%, nilai VIM naik
14,78%, nilai VMA naik 18,26%, dan nilai VFB
turun 0,90%. Sedangkan dengan kadar limbah
100% nilai stabilitas naik 18,62%, nilai flow turun
47,21%, nilai stabilitas sisa turun 30,19%, nilai

Anda mungkin juga menyukai