Anda di halaman 1dari 13

STUDI PENGGUNAAN KULIT KERANG DAN SEMEN SEBAGAI FILLER PADA

CAMPURAN ASPAL BETON

Dosen Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik


Ir.H.Lambang Basri Said,MT.Ph.D.
Ir.H.Winarno Arifin,MSc.
Andi Alfuddin,ST,MT (Andhy.alif@yahoo.com)

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Strata Satu (S1)
Muh.Samsul Anwar1, Rifky Setiawan2
Muh.Syamsulanwar92@gmail.com / 573121l@gmail.com

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik


Universitas Muslim Indonesia, Makassar

Abstrak
Lapis beton aspal adalah lapisan penutup konstruksi perkerasan jalan yang mempunyai nilai
structural. Salah satu jenis lapis beton aspal tersebut adalah Asphalt Concrete – Wearing
Course (AC-WC) sebagai lapisan paling atas dalam perkerasan lentur. Material utama
penyusun yaitu agregat dan aspal, termasuk jenis filler di dalam pengguanaannya. Pada
penelitian ini jenis filler yang digunakan yaitu kuli kerang dan semen sebagai
pembandingnya. Kulit kerang dan semen digunakan sebagai bahan subtitusi filler, yang
dimana persentase subtitusi kadar filler yaitu 1% sampai 8%, begitupun pada penggunaan
subtitusi semen sebagai pembandingnya digunakan persentase kadar filler 1% sampai 8%.
Kadar aspal rencana yang digunakan yaitu 5%,5.5%,6%,6.5% dan7%. Hasil pengujian
marshal tahap 1 didapat nilai KAO yaitu pada kadar 6.3%. Pada tahap pengujian marshal
tahap 2 dengan menggunakan kulit kerang didapat nilai stabilitas tertinggi pada kadar 7% dan
penggunaan semen didapat nilai stabilitas tertinggi yaitu pada kadar 5%. Pada uji durabilitas
dengan waktu perendaman 24 jam dengan menggunakan filler kulit kerang dengan kadar 7%,
nilai IKS yaitu 93.60 % sedangankan pada penggunaan semen dengan kadar filler 5% didapat
nilai IKS yaitu 90.69 %.

Kata Kunci : Karakteristik Kulit Kerang, Karakteristik Semen Portland, Karakteristik


Lapisan Aspal Beton Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC), Aspal Pertamina
Penetrasi 60/70, Stabilitas dan Durabilitas.
PENDAHULUAN kapur (CaO), Aluminia dan senyawa
Perkerasan jalan merupakan Silica, dimana bahan baku dari
lapisan perkerasan yang terletak di Portland Cement (PC) juga
antara lapisan tanah dasar dan roda mengandung silica, batu kapur, dan
kendaraan, yang berfungsi aluminia. Ada kesamaan kandungan
memberikan pelayanan kepada sarana unsur kimia yang terkandung pada
transportasi, dan selama masa kulit kerang dan semen.
pelayanannya diharapkan tidak
Semen Portland merupakan salah
terjadi kerusakan yang berarti. Agar
satu material yang sering digunakan
perkerasan jalan yang sesuai dengan
untuk berbagai jenis pekerjaan
mutu yang diharapkan, maka
konstruksi, sehingga penggunaan semen
pengetahuan tentang sifat, pengadaan
Portland memberikan peluang alternatif
dan pengolahan dari bahan penyusun
sebagai salah satu material penyusun
perkerasan jalan sangat diperlukan
campuran beraspal. Material tersebut
(Silvia Sukirman, 1992).
adalah bahan non plastis yang telah
Kerusakan-kerusakan jalan yang disetujui oleh Departemen Pekerjaan
sering terjadi adalah lapisan-lapisan Umum sebagai filler pada campuran
permukaan yang di awali dengan beraspal panas. Selain itu keberadaan
kerusakan yang di pengaruhi oleh semen Portland banyak dijumpai di
cuaca dan beban lalu lintas. Hal ini tempat penjualan material bangunan,
terjadi karena adanya kelemahan sehingga untuk mendapatkan semen
ikatan aspal terhadap campuran, Portland tersebut relatif lebih mudah
dalam hal ini aspal sebagai pengikat. dibandingkan dengan material lainnya
Penambahan bahan tambah yang serta semen Portland juga sudah teruji
memiliki sifat daya rekat yang dapat sebagai bahan penyusun suatu konstruksi
meningkatkan kekuatan pada bangunan.
campuran aspal,salah satu bahan yang
Penelitian ini bertujuan untuk
digunakan adalah penggunaan limbah
mengetahui karakteristik campuran
kulit kerang.
dalam penggunaan kulit kerang dan
Limbah kulit kerang memiliki semen sebagai subtitusi filler dan
Sifat pozzolan yaitu mengandung zat Membandingkan nilai stabilitas dan
durabilitas Marshall dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penggunaan kulit kerang dan semen Untuk mendapatkan nilai
sebagai subtitusi filer filer. karakteristik campuran Split Mastic
Asphalt (SMA) pada penambahan serat
TAHAP ALIR PENELITIAN
selulosa (asbes) maka sebelum
melakukan pembuatan benda uji dengan
menggunakan kadar aspal rencana untuk
menentukkan kadar aspal optimum.

4.1 Analisa Karakteristik Hasil


Pengujian Marshall Utnuk
Mendapatkan Nilai Kadar Aspal
Optimum (KAO)

a) Stabilitas

Spesifikasi min 800 kg


1400

1200
Stability (Kg)

1000

800

600

400
5 5.5 6 6.5 7

Kadar Aspal (%)

Grafik 4.1.Hubungan Antara Kadar


Aspal Dengan Stabilitas

Dari hasil analisa grafik 4.1.


menjelaskan bahwa pada kadar aspal 5%
nilai stabilitas semakin naik sampai pada
kadar aspal 6%. Akan tetapi pada saat
kadar aspal melewati 6% maka nilai
stabilitas campuran akan menurun
sampai 7%.
b) Kelelehan (flow) kadar aspal 5 % mengalami
penurunan nilai presentase volume
5.00 Spesifikasi Min. 2 - 4 mm

4.50 rongga campuran sampai kadar aspal


4.00
selanjutnya,pada kadar 5% sampai
3.50
3.00 5.5% tidak memenuhi spesifikasi.
Flow (Kg)

2.50
2.00
1.50 d) Rongga Antar Agregat (VMA)
1.00
5 5.5 6 6.5 7
Spesifikasi min 15 %
adar Aspal 17.000

Grafik 4.2.Hubungan Antara Kadar 16.000

Aspal dengan Kelelehan (flow). 15.000

VMA (%)
14.000
Dari grafik 4.2. hubungan kadar
aspal dengan flow atau kelelehan 13.000
5 5.5 6 6.5 7
menunjukkan bahwa nilai flow dari
Kadar Aspal(%)
kadar aspal 5% mengalami Grafik 4.4. Hubungan Antara Kadar
peningkatan sampai kadar aspal 7%. Aspal dengan VMA
Pada kadar 7% nilai flow sudah tidak Dari hasil analisa grafik 4.4.
masuk dalam spesifikasi. menunjukkan bahwa,pada kadar aspal
5% sampai 7% terjadi kenaikan nilai
c) Rongga Udara (VIM)
VMA. Pada kadar aspal 5% - 5.5% tidak
Spesifikasi min 3.5%-5.5% memenuhi syarat spesifikasi nilai VMA.
8.500
7.500 Sedangkan pada kadar aspal 6% sampai
6.500
7% memenuhi syarat spesifikasi nilai
5.500
VIM (%)

4.500 VMA.
3.500
2.500 e) Rongga Terisi Aspal
1.500 Spesifikasi min 65 %
90.000
0.500
5 5.5 6 6.5 7 80.000

Kadar Aspal (%) 70.000


VFA (%)

60.000
Grafik 4.3. Hubungan Antara Kadar
50.000
Aspal Dengan Void In Mixture (VIM)
40.000
5 5.5 6 6.5 7
Dari hasil analisa grafik 4.3 Kadar Aspal (%)
menunjukkan bahwa,nilai VIM pada Grafik 4.5. Hubungan Antara Kadar
Aspal dengan VFA
Dari hasil analisa grafik 4.5 e) Kadar Aspal Optimum
menunjukkan bahwa, nilai VFA atau
presentase volume rongga yang terisi
aspal mengalami kenaikan seiring
bertambahnya kadar aspal yang
digunakan.
Grafik 4.7. kadar Aspal Optimum
f) Marshall Quantity
Dari hasil analisa grafik 4.7.
3
Spesifikasi Min.180 kg/mm
300.00 dijleaskan bahwa nilai stabilitas kadar
280.00 aspal 5.5% sampai 7% memenuhi
Marshall Quitment

260.00
spesifikasi,nilai flow memenuhi
(Kg/mm)

240.00
spesifikasi pada kadar aspal 5% sampai
220.00
6.7%,nilai VIM yang memenuhi
200.00
180.00
spesifikasi hanya pada kadar aspal 5.9%
5 5.5 6 6.5 7
sampai 7%%, nilai VMA yang memenihi
Kadar Aspal (%)
spesifikasi pada kadar aspal 5.8%
Grafik 4.6. Hubungan Antara Kadar Aspal sampai 7%, nilai VFA yang memeuhi
dengan Marshall Quantity (MQ) spesifikas terdapat pada kadar aspal
Dari hasil analisa grafik 4.6. 5.3% sampai 7% dan nilai marshall
menjelaskan bahwa, nilai marshall quantity dari semua kadar aspal
quantity meningkat pada kadar aspal 5% memenuhi spesifikasi.kadar aspal
sampai 6%, dan kembali menurun optimum dari analisa perhitungan dapat
setelah melewati kadar aspal 6% sampai ditentukan dengan cara berikut:
7%. Nilai marshall quantity dari semua
kadar aspal yaitu 5% sampai 7%
memenuhi syarat spesifikasi dari nilai Batas Min. + Batas Max.
marshall quantity, yang dimana
KAO=
spesifikasi nilai marshall quantity yaitu
minimal 180kg/mm 3 . 2

5.9 + 6.7
KAO = = 6.3
2
Dari perhitungan di atas, dapat kita Tabel 4.3. Rekapitulasi Pengujian
tentukan nilai kadar aspal optimum dari Marshall Campuran AC-WC Untuk
variasi kadar aspal 5% sampai 7% yaitu Kadar Filler Kulit Kerang dan Semen
6.3%. Dengan Waktu Perendaman 24 jam

VARIASI Karakteristik Marshall Test


4.2 Hasil Pengujian Marshall Test KADAR Spesifikasi
Min Min
NO FILLER Min 2 - Min Min
Min 800 Kg 3.5-5.5 180
Kulit 4 mm 15 % 65 %
Tahap II Berdasarkan KAO Kerang
STABILITAS FLOW
%
VIM VMA VFA
%
MQ
1 0% 733.61 2.63 5.255 15.865 70.432 280.81
2 1% 826.32 2.53 4.964 15.607 71.669 326.31
Terhadap Penggunaan Variasi 3 2% 882.75 2.46 4.879 15.532 72.033 358.67
4 3% 955.31 2.40 4.710 15.381 72.775 398.29
5 4% 1003.68 2.36 4.586 15.271 73.325 427.27
Filler Kulit Kerang Dan Semen. 6
7
5%
6%
1060.11
1108.48
2.33
2.23
4.488
4.399
15.184
15.105
73.765
74.171
457.06
497.47
8 7% 1120.57 2.20 4.168 14.820 75.248 513.26
9 8% 1064.14 2.10 4.134 14.789 75.408 509.72

4.2.1 Karakteristik Campuran Asphalt VARIASI


KADAR
Karakteristik Marshall Test
Spesifikasi
Min Min
NO Min 2 - Min Min
Concrete – Wearing Course FILLER
Semen
Min 800 Kg
4 mm
3.5-
5.5 %
15 % 65 %
180
%
STABILITAS FLOW VIM VMA VFA MQ
1 0% 737.64 2.66 5.260 15.870 70.411 279.47
(AC-WC) 2 1% 927.09 2.33 4.759 15.425 72.560 397.46
3 2% 975.46 2.30 4.616 15.298 73.190 424.50
4 3% 1043.99 2.26 4.514 15.207 73.649 460.12
5 4% 1098.32 2.23 4.342 15.055 74.428 493.28
6 5% 1137.83 2.20 4.218 14.945 74.999 517.68
Rekapitulasi hasil pengujian 7
8
6%
7%
1115.09
1088.49
2.16
2.13
4.067
3.662
14.810
14.370
75.710
77.670
515.72
512.59
9 8% 1043.18 2.06 3.453 14.184 78.708 505.39
marshall campuran AC WC untuk (Sumber : Analisa Data)

Kadar Filler Kulit Kerang dan Semen 1. Stabilitas


dengan waktu perendaman 30 menit dan Stabilitas adalah kemampuan
24 jam. perkerasan jalan dalam menerima beban
lalu lintas tanpa terjadi perubahan
Tabel 4.2. Rekapitulasi Pengujian
bentuk. Berikut grafik stabilitas
Marshall Campuran AC-WC Untuk
disajikan pada grafik 4.9.
Kadar Filler Kulit Kerang dan Semen
Dengan Waktu Perendaman 30 Menit

VARIASI Karakteristik Marshall Test


KADAR Spesifikasi
Min Min
NO FILLER Min 2 - Min Min
Min 800 Kg 3.5-5.5 180
Kulit 4 mm 15 % 65 %
% %
Kerang
STABILITAS FLOW VIM VMA VFA MQ
1 0% 866.64 3.43 5.282 15.889 70.321 253.2
2 1% 987.56 2.90 4.937 15.582 71.786 353.2
3 2% 1088.33 2.76 4.826 15.484 72.267 411.4
4 3% 1092.36 2.72 4.683 15.357 72.894 402.0
5 4% 1120.57 2.71 4.559 15.247 73.446 413.6
6 5% 1128.64 2.66 4.496 15.191 73.731 439.9
7 6% 1136.70 2.61 4.372 15.081 74.293 454.1
8 7% 1197.16 2.55 4.141 14.795 75.375 468.9
9 8% 1096.39 2.50 4.107 14.765 75.534 450.1

VARIASI Karakteristik Marshall Test


KADAR Spesifikasi
Min Min
NO
FILLER Min 800 Kg
Min 2 -
4 mm
3.5-
Min Min
15 % 65 %
180 Grafik 4.8. Hubungan Kadar Filler
Semen 5.5 % %
STABILITAS FLOW VIM VMA VFA MQ
1 0% 870.66 3.30 5.221 15.835 70.577 265.6 Kulit Kerang dan Semen Tehadap Nilai
2 1% 1021.90 2.63 4.760 15.426 72.554 391.5
3 2% 1104.45 2.56 4.654 15.331 73.025 431.7
4 3% 1160.88 2.50 4.487 15.183 73.771 464.8 Stabilitas
5 4% 1205.22 2.43 4.350 15.062 74.392 497.8
6 5% 1254.56 2.40 4.219 14.945 74.996 526.0
7 6% 1213.28 2.36 4.120 14.858 75.457 513.3 Dari hasil analisa grafik 4.8
8 7% 1152.82 2.30 3.709 14.411 77.441 502.2
9 8% 1042.70
(Sumber : Analisa Data)
2.26 3.535 14.257 78.297 461.9
menjelaskan nilai stabilitas pada variasi
filler menggunakan kulit kerang dan
semen dengan variasi kadar filler 1 kelelehan pada penggunaan filler kulit
sampai 8% dengan waktu perendaman 30 kerang dan semen dengan waktu
menit dan 24 jam. Pada variasi filler perendaman 30 menit dan 24 jam
kulit kerang dengan waktu perendaman emngalami penurunan dengan
30 menit dan 24 jam nilai stabilitas bertambahnya kadar filler. Kedua variasi
meningkat dari 1% sampai 7% dan filler dengan waktu perendaman 30
kembali mengalami penurunan nilai menit dan 24 jam memenuhi spesifikasi
stabilitas pada saat kadar filler melewati dari nilai flow yaitu minimal 2mm dan
7%, menurun sampai 8%. maximal 4mm.

2. Kelelehan (Flow) 3. Void In Mixture (VIM)


Nilai flow menyatakan besarnya
Void In Mixture (VIM) adalah
deformasi yang terjadi pada suatu
parameter yang menunjukkan volume
lapisan perkerasan akibat beban lalu
rongga yang berisi udara dalam
lintas. Suatu campuran dengan nilai
campuran aspal yang dinyatakan dalam
flow tinggi akan cenderung lembek,
% volume.
sehingga mudah berubah bentuk jika
menerima beban. Sebaliknya jika
flow rendah maka campuran menjadi
kaku dan mudah retak jika menerima
beban yang melampaui daya
dukungnya.

Grafik 4.10. Hubungan Kadar Filler


Kulit Kerang dan Semen Terhadap Nilai
VIM

Dari analisa grafik 4.10. menjelaskan


bahwa penggunaan variasi filler kulit kerang
dan semen degan perendaman 30 menit dan
Grafik.4.9. Hubungan Kadar Filler Kulit 24 jam. Pada penggunaan variasi filler kulit
Kerang dan Semen Terhadap Flow kerang, nilai VIM mengalami penurunan

Dari analisa grafik 4.9. pada kadar filler 1% sampai 8%, begitupun

menunjukkan bahwa nilai flow atau pada penggunaan variasi filler semen dengan
waktu perendaman 30 menit dan 24 jam,
nilai vim terus mengalami penurunan setelah filler 1% sampai 8. Pada penggunaan
penambahan kadar filler 1% sampai 8%. variasi filler kulit kerang dengan
Pada penggunaan variasi filler semen dengan waktu perendaman 30 menit dan 24
kadar 8% dan waktu perendaman 24 jam
jam dengan kadar filler 7% sampai
tidak memenuhi spesifikasi nilai vim,
8% tidak memenuhi spesifikasi,
spesifikasi VIM yaitu 3.5 sampai 5.5
sedangan pada penggunaan variasi
4. Voids in Mineral Aggregates filler semen dengan waktu
(VMA) perendaman 30 menit dan 24 jam
dengan kadar filler 5% sampai 8%
Voids in Mineral Aggregates
tidak memenuhi spesifikasi dari nilai
(VMA) adalah volume rongga yang
VMA.spesifikasi nilai VMA yaitu
terdapat diantara butir-butir agregat dari
minimal 15%.
suatu campuran beraspal yang telah
dipadatkan, termasuk didalamnya rongga 5. Void Filled with Asphalt (VFA)
udara dan rongga yang berisi aspal
efektif, dinyatakan dalam % volume. Void Filled with Asphalt (VFA)

adalah Rongga terisi aspal bagian

volume rongga dalam agregat yang terisi

aspal yang dinyatakan dalam % terhadap

rongga antar butiran ageragat (VMA),

nilai anatara Voids in Mineral

Aggregates (VMA) dengan Void Filled

Grafik 4.11. Hubungan Kadar Filler with Asphalt (VFA) memiliki

Kulit Kerang dan Semen Terhadap katerkaitan yang artinya VFA adalah
Nilai VMA bagian dari VMA yang terabsorsi oleh

masing-masing agregat,dan juga VFA


Dari analisa grafik 4.11.
menjelaskan bahwa nilai VMA pada tidak termaksud aspal yang diserap oleh

variasi filler kulit kerang dan semen agregat.


dengan waktu perendaman 30 menit
mengalami penurunan pada kadar
dikoreksi terhadap nilai kelelehan

(flow).

Grafik 4.12. Hubungan Kadar Filler


Kulit Kerang dan Semen Terhadap Nilai
VFA Grafik 4.13. Hubungan Kadar Filler
Kulit Kerang dan Semen Terhadap Nilai
Dari analisa grafik 4.12.
Marshall Quantity
menjelaskan bahwa nilai VFA
Dari analisa grafik 4.13.
penggunaan kulit kerang dan semen
menjelaskan, nilai MQ pada
dengan waktu perendaman 30 menit dan
penggunaan variasi filler kulit kerang
24 jam mrngalami peningkatan seiring
dan semen dengan waktu perendaman 30
peningkatan kadar filler. Penggunaan
menit dan 24 jam. Pada penggunaan
variasi filler semen dan kulit kerang
variasi filler kulit kerang dengan watu
dengan waktu perendaman 30 menit dan
perendaman 30 menit dan 24 jam
24 jam memenuhi spesifikasi dari nilai
mengalami peningkatan nilai marshall
VFA yaitu minimal 63%.
quantity pada kadar filler 1% sampai 7%
6 Marshall Quotient
dan mengalami penurunan nilai marshall
Marshall Quentient adalah nilai
quantity setelah melewati kadar filler
perbandingan yang hampir menunjukkan
7% sampai 8%. Pada penggunaan variasi
nilai kekuatan suatu campuran beraspal
filler semen, nilai marshall quantity
dalam menerima beban dinyatakan
mengalami peningkatan pada kadar filler
dalam kg/mm. nilai MQ diperoleh dari
1% sampai 5%, setelah itu mengalami
perbandingan antara nilai stabilitas yang
penurunan setelah melewati kadar filler
5% sampai 8%. Penggunaan variasi filler kerusakan oleh pengaruh air. Indeks keuatan
sisa sebesar 75% merupakan nilai minimum
kuli kerang dan seman dengan waktu
yang disyratkan, karena pada nilai tersebut
perendaman 30 menit dan 24 jam
campuran aspal aianggap cukup tahan
memenuhi spesifikasi dari nilai marshall terhadap kerusakan yang timbulkan oleh
pengruh air pada saat perendaman.
quantity yaitu minimal 180 kg.

Tabel 4.4. Rekapitulasi Indeks Kekuatan


4.3. Indeks Kekuatan Sisa ( IKS)
Sisa (IKS) Filer Kulit Kerang

4.3.1. Analisa dan pembahasan IKS Indeks Kekuatan Sisa fil er Kulit Kerang
Uji Marhall Campura Acpalt concrete –
Kadar Fil er (%) Stabilitas 30 Menit (Kg) Stabilitas 24 Jam (Kg) IKS
0 866.634 733.616 84.6512
wearing course (AC-WC) Terhadap 1 987.560 826.326 83.6735
Kondisi Standar Dan Durabilitas 2 1088.332 882.758 81.1111
3 1092.362 955.313 87.4539
4 1120.579 1003.684 89.5683
Dari nilai stabilitas yang didapat
5 1128.640 1060.116 93.9286
dari kedua pengujian perendaman, yaitu 6 1136.702 1108.486 97.5177
perendaman 30 menit dan perendaman24 jam
7 1197.165 1120.579 93.6027
8 1096.393 1064.146 97.0588
kedua perendaman ini kemudian ditentukan
Tabel 4.5. Rekapitulasi Indeks Kekuatan
nilai Indeks Kekuatan Sisa dengan
Sisa (IKS) Filer Semen
menggunakan peresamaan sebagai beriut :
Indeks Kekuatan Sisa fil er Semen
S1 Kadar Fil er (%) Stabilitas 30 Menit (Kg) Stabilitas 24 Jam (Kg) IKS
IKS = x 100
S2
0 870.665 737.647 84.7222
Ket : 1 1021.903 927.097 90.7226
2 1104.455 975.468 88.3212
S1 = Rata-rata nilai stabilitas setelah
3 1160.887 1043.992 89.9306
perendaman 24 Jam.
4 1205.227 1098.328 91.1304
S2 = Rata-rata nilai stabilitas setelah 5 1254.564 1137.831 90.6953
perendaman 30 Menit. 6 1213.288 1115.097 91.907
7 1152.825 1088.493 94.4196
Kehilangan stabilitas akibat 8 1042.702 1043.186 100.046
perendaman menggambarkan tingkat
semua kadar filler memenuhi spesifikasi
dari nilai IKS.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah


dilakukan pada campuran Asphalt concrete –
Gambar4.1.Grafik Hubungan IKS Wearing course ( AC - WC) dengan
dengan Kadar Filler Kulit Kerang perbandingan penggunaan filler Kulit Kerang
dan Semen, maka dapat diambil kesimpulan
Berdasarkan Gambar 4.1.Grafik
sebagai berikut:
hubungan IKS dengan kadar filler kulit
kerang, nilai IKS tertinggi terdapat pada 1. Penggunaan kulit kerang dan semen
kadar filler 6% yaitu 97.518%,
dapat diguanakan sebagai bahan subtitusi
sedangkan nilai IKS terendah terdapat
filler campuran Asphalt Concrete –
pada kadar filler 2% yaitu 81.111%.
Wearing Course (AC-WC), dikarenakan
Pada Kadar Filler 1% dan 2% tidak
dapat meningkatkan karakteristik dalam
memenuhi spesifikasi.
campuran aspal beton.

2. A. Nilai Stabilitas tertinggi pada


penggunaan kulit kerang sebagai
filler yaitu pada kadar 7% sedangkan
pada penggunaan semen terdapat
pada kadar filler 5%

B. Pada waktu perendaman 30


Gambar4.2.Grafik Hubungan IKS
menit dan 24 jam pada penggunaan
dengan Kadar Filler Semen
kulit kerang di peroleh nilai rata-rata
Berdasarkan Gambar 4.2.Grafik indeks kekuatan sisa yaitu 89.84%,
hubungan IKS dengan kadar filler kulit sedangkan pada penggunaan semen
kerang, nilai IKS tertinggi terdapat pada
diperoleh nilai rata-rata indeks
kadar filler 8% yaitu 100.05%,
kekuatan sisa yaitu 91.32%.
sedangkan nilai IKS terendah terdapat
pada kadar filler 2% yaitu 88.321%.
5.2. Saran Mukhlis, Adibroto Fauna. 2006.
Pengaruh Penggunaan Filler
Berdasarkan hasil kesimpulan maka
Portlan Cemen Dalam Campuran
dapat diberikan beberapa saran sebagai
Aspaltic Concrete (AC) Terhadap
berikut :
Sifat Marshall dan Nilai
Kulit kerang dapat digunakan Struktural.Padang: Politeknik
sebagai filler pada campuran aspal beton Negeri Padang.
dikarenakan dapat meningkatkan kinerja
Revisi Stnadar Nasional Indonesai
campuran yang ditunjukkan dengan
(RSNI). 2005. Gradasi Agregat
peningkatan nilai karakteristik aspal
Untuk campuran Beraspal.
beton

1. Penelitian ini diharapkan dapat Rian Putrwijoyo. 2006. Kajian


dikembangkan lebih lanjut di Laboratorium Sifat Marshall dan
lapangan untuk meneliti lebih dalam Durabilitas Aspal Concrete –
pengaruh penggunaan filler kulit Wearing Course (AC-WC) dengan
kerang terhadap pengaruh beban lalu Membandingkan Penggunaan
lintas. antara Semen Portland dan Abu
Batu sebagai filler, Semarang
2. Perlu dilakukan penelitian lebih
Soehatono. 2008.Teknologi Aspal dan
lanjut tentang penggunaan filler kulit
penggunaannya dalam konstruksi
kerang dan semen pada jenis
perkerasan jalan. Edisi Pertama.
campuran aspal beton lainnya.
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Siregear, Shinta Marito. 2009.
Pemanfaatan Kulit Kerang dan
Departemen Permukiman dan Prasarana
Resin Efoksi Terhadap karakteristik
Wilayah. (2004).Spesifikasi Proyek
Beton Polimer.Medan: Sekolah
Pembangunan Jalan dan Jembatan
Pascasarjana Universitas Sumatra
Propinsi Jawa Tengah, Direktorat
Utara.
Jendral Prasarana Wilayah, Jakarta.

Hamirhan Saodang. 2004. Konstruksi Sukirman.Silvia. 1992. Perencanaan


Jalan Raya, Jilid 2, Nova, Bandung. Tebal Struktur Perkerasan Lentur.
Bandung: Nova
Sukiram, Silvia. 1995. Perkerasan Lentur
Jalan Raya. Bandung: Nova.

Sukiramn, Silvia. 2003. Beton Aspal


CAmpuran Panas. Jakarta: Granit

Anda mungkin juga menyukai