Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN INOVASI & PENGETAHUAN

(Tugas 1)

DISUSUN OLEH

Audi Putranto Butar Butar

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2023
Penerapan Dokumen Teknis ISO 8583 untuk Layanan Transksi Biller Agregator di PT.
Purnawijaya Bakti Kusuma

Company Profile
PT. Purnawijaya Bakti Kusuma didirikan pada tahun 2004, PT. Purnawijaya Bakti
Kusuma memulai dengan Electronic Payment System (EPS) sebagai layanan utamanya.
Salah satu perusahaan switching payment terbaik yang terlibat dengan semua penyedia
penagihan dan industri jasa keuangan sebagai Biller Aggregator. Perusahaan ini telah bekerja
sama dengan mitra jaringan dan berbagai saluran pembayaran di seluruh Indonesia.

Lini pembayaran tagihan yang difasilitasi oleh perusahaan ini adalah pembayaran biller biller
yang mana merupakan tagihan dan kebutuhan sehari hari seperti PLN, BPJS, PDAM, Pulsa.
Sebagai Biller Aggregator, Jatelindo bekerjasama dengan para pihak sebagai penanggung
jawab data dan dana. Mitra atau klien dari perusahaan ini antara lain Indomaret, Alfamart,
Superindo,Tokopedia,Bukalapak,dll.

Gambaran Sederhana Bisnis Perusahaan Biller Agregator

Lini Bisnis yang dilakukan oleh perusahaan Biller Agregator seperti PT. Purnawijaya
Bakti Kusuma adalah melalui biaya admin untuk setiap transaksi yang dikenakan kepada
perusahaan yang menjadi mitra dari perusahaan Biller Agregator. Biaya admin transaksi
tersebut tentunya bervariatif bergantung pada perjanjian kerjasama yang dilakukan antara
perusahaan Biller Agregator dengan mitra atau kliennya.

Sebagai contoh apabila ada perusahaan mitra yang mengambil layanan PLN lalu
melalui perjanjian kerjasama telah menyepakati biaya admin sebesar Rp.2.500,- maka setiap
transaksi PLN baik pembayaran tagihan bulanan ataupun tagihan token listrik maka
dikenakan penambahan biaya Rp.2.500,- dari nominal tagihan awal. Misalnya terdapat
tagihan bulanan listrik yang akan dibayarkan sebesar Rp.765.000,- maka pada saat membayar
tagihan saldo dari perusahaan mitra yang menggunakan layanan ini akan terpotong adalah
Rp.767.500,-.
Metode Teknis Pengembangan Layanan

Dalam menjalankan penjualan jasa sebagai Biller Agregator, PT. Purnawijaya Bakti
Kusuma tentunya perlu melakukan sosialisasi terhadap mitra perusahaan yang akan
mengembangkan fasilitas layanan biller yang disediakan PT. Purnawijaya Bakti Kusuma.
Sosialisasi yang dilakukan yakni terkait mengarahkan mitra perusahaan tersebut untuk
menyambungkan alur transaksi data ke environment development PT. Purnawijaya Bakti
Kusuma agar bisa terhubung ke biller biller yang dituju seperti PLN.

Penyambungan data yang dilakukan mengikuti struktur format data ISO 8583.
Struktur data tersebut tentunya dijelaskan secara lisan oleh tim teknis PT. Purnawijaya Bakti
dalam sesi rapat teknis dengan mitra perusahaan yang akan mengembangkan layanan
tersebut. Penjelasan tersebut berkaitan dengan cara menyambungkan protokol koneksi dari
perusahaan mitra ke protocol koneksi PT. Purnawijaya Bakti, kemudian mitra tersebut
mengirimkan format struktur data yang sudah terurut agar dapat melakukan transaksi dari
mulai inquiry tagihan sampai pada saat melakukan payment terhadap tagihan – tagihan biller
tersebut.

Dalam menyampaikan format strutur data transaksi agar sesuai dengan ISO 8583
maka perlu ditata terlebih dahulu isi dari struktur data transaksi tersebut dan di sisi mitra yang
melakukan pengembangan harus mengetahui fungsi dan isi pesan data yang terkandung
dalam setiap data yang dicantumkan. Isi struktur data meliputi bit system, pengelolaan bit
system untuk setiap jenis transaksi.

Beberapa contoh bit system yang digunakan untuk pengembangan layanan antara lain:

1. (bit2) PAN (PRIMARY ACCOUNT NUMBER)


PAN berisi informasi mengenai kode produk dari pesan

2. (bit3) Processing Code


Data Element ini berisi informasi jenis transaksi yang diberikan.

3. (bit4) Amount Transaction


Data element ini berisi jumlah total biaya yang akan dibayar atau diterima oleh
konsumen
4. (bit7) Transmission Date/Time
Data element ini berisikan waktu terjadinya transmisi pesan.

5. (bit11) STAN (System Trace Audit Number)


Data element ini berisi nomor audit transaksi yang unik dalam satu hari dan isinya 6
digit angka.

6. (bit12) Local Transaction Time


Data element ini berisi jam pengiriman pesan berdasarkan waktu local dari terminal.

7. (bit13) Local Transaction Date


Data element ini berisi hari pengiriman pesan berdasarkan waktu local dari terminal.

8. (bit15) Settlement Date


Data element ini berisi informasi kapan transaksi akan disettle.

9. (bit37) Retrieval Reference Number


Data element ini berisi nomor referensi yang dipergunakan oleh system untuk
mengacu pada transaksi tersebut.

10. (bit39) Response Code


Data element ini berisi kode jawaban dari aplikasi. Tabel response code ada di
dokumen teknis

11. (bit41) Terminal ID


Data element ini adalah kode identifikasi terminal tempat transaksi ini dilakukan. ID
ini diserahkan pada setiap pihak acquirer sebagai keterangan untuk setiap pesan. Isi
dari bit41 ini diinfokan di email data credential dari tim tester.

Permasalahan Sosialisasi

Saat dijelaskan secara lisan (Tacit Knowledge), tentunya tidak seluruhnya bisa
dipahami secara cepat oleh perusahaan mitra dikarenakan susunan data cukup banyak dan
sulit untuk dimengerti dengan hanya sekali penjelasan sehingga diperlukan adanya Explicit
Knowledge dengan membuat suatu dokumen tercatat mengenai bit system dan struktur data
agar informasi teknis agar perusahaan mitra dapat membaca kembali susunan system bit yang
dijelaskan di rapat dan dapat mengimplementasikannya dengan baik saat pengembangan.

Solusi Dokumen Teknis


Agar dapat memudahkan perusahaan mitra untuk melakukan pengembangan, maka
solusi yang dapat dilakukan adalah menyempurnakan Tacit Knowledge yang sudah
disampaikan menjadi Explicit Knowledge. Penjelasan yang telah dilakukan saat rapat teknis
perlu dibuat dokumen teknisnya.

Berikut contoh gambar dokumen teknis yang perlu dibuat:

Gambar 1 Tabel data MTI dan bit system pada Dokumen Teknis ISO 8583
Gambar 2 Penjelasan terkait bit 2 sampai bit 7 Dokumen Teknis ISO 8583
Gambar 3 Penjelasan terkait bit 12 sampai bit 18 Dokumen Teknis ISO 8583
Gambar 4 Penjelasan terkait bit 32 sampai bit 39 Dokumen Teknis ISO 8583

Anda mungkin juga menyukai