Anda di halaman 1dari 2

Kuttab, Gemilang di Usia Muda

Kata Kuttab pertama kali kami dengar bukan dari Ustadz Budi Ashari. Tetapi dari Bpk Muhaimin
Iqbal lewat tulisannya di website beliau. www.geraidinar.com. Dari tulisan itulah baru kami
ketahui bahwa ahli ilmu dibelakangnya adalah ust. Budi Ashari. Seorang yang jauh lebih muda
dari Bpk Muhaimin Iqbal.

Dari situ kami tertarik dengan ceramah-ceramah ust Budi Ashari yang di broadcast di kanal-
kanal youtube. Salah satunya adalah link berikut,
https://www.youtube.com/watch?v=JrinLTbUU7g. Link tersebut diberi judul “Begini Seharusnya
Sistem Pendidikan Kita”. Jika kita mengikuti kajian tersebut maka akan kita ketahui betapa
jauhnya system pendidikan kita telah melenceng.

Akibatnya, anak anak kita, bahkan kita pun, merasakan bahwa pendidikan yang kita tempuh
selama ini sangat mubadzir. Mubadzir umur, mubadzir kurikulum dan mubadzir biaya. Akibatnya,
hasil dari penddidikan ini, kita sekarang dihantui generasi dan kepemimpinan yang tidak baik.

Hantu ketidakbaikan itu sekarang benar-benar kita rasakan. Digenerasi saya, ketika lulus kuliah,
kebanyakan masih bingung mau ngapain. Tidak bisa apa-apa. Padahal usia telah lebih 20 tahun.

Namun ketika kita cerminkan pada masa kebesaran Islam, generasi seusia itu telah menjadi
orang-orang besar. Mereka gemilang di usia muda.

Contohnya dapat kita lihat seperti Abdullah bin Abbas yang menjadi penasehat Khalifah Umar di
usia 15 tahun, Usamah bin Zaid menjadi panglima dengan kemenangan gemilang di usia 18 tahun,
Ibnu Sina menjadi dokter ternama di usia 18 tahun, hingga Mehmed II menjadi sultan dan
menaklukan Constantinopel-Ibukota negeri adidaya Romawi Timur di usia 23 tahun.

Pada contoh Abdulah bin Abbas bahkan ada pelajaran menarik bagi kita yang sudah setengah
tua. Ketika Khalifah Umar ditanya mengapa membutuhkan solusi dari anak muda. Umar
menjawab, bahwa “yang aku butuhkan adalah ketajaman akal mereka”. Pemuda dikaruniai
ketajaman akal, kreatifitas, energy yang tanpa batas.

Dan begitulah pemuda jika di diddik dengan system Islam.

Pasti kita akan bertanya, dapatkah kegemilangan itu kita ulangkan pada generasi anak anak kita?

EDI SETYO BUDI


1
WALI SANTRI NADA KHAIRUNA
Ust, Budi Ashari dengan mantap menandaskan bahwa semua itu dapat kita hadirkan jika cara
yang telah dicontohkan para ulama dahulu kita jalankan pada hari ini.

Itulah Kuttab. Pengembannya, mulai dari orang tuanya, gurunya, harus mengikuti cara yang di
ajarkan ulama dahulu. Meskipun berbeda dengan yang sekarang dijalankan negara. Kita hanya
perlu meng-copy/paste saja.

Pada ceramah lain ust budi ashari menyampaikan keharusan menjaga para penuntut ilmu dari
As sawaghil (yang melalaikan). Karena jika pendidikan ingin berhasil, maka penuntut ilmu harus
dijauhkan dari As sawaghil. Selain itu keharusan bagi penuntut ilmu adalah kesederhanaan.

Kurikulum yang di gunakan kuttab juga sangat ringan dan ringkas. Yakni kurikulum iman dan
kurikulum Quran saja. Setiap tema pelajaran langsung dikaitkan dengan ayat. Misalnya pelajaran
ilmu hitung. Untuk apa anak anak di ajari ilmu hitung berdasar AlQuran. Ilmu olahraga juga
demikian. Untuk apa anak anak diajari olahraga.

Dan yang menarik system pendidikan kuttab mengacu pada kaidah para sahabat Rasululah SAW.
Yakni “adab sebelum ilmu dan iman sebelum Quran”.

Dengan kaidah tersebut akan dapat kita lihat progresnya setiap saat. Karena adab dan iman
dapat langsung tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Alhamdulillah memasuki tahun ke 8 anak kami di Kuttab Darussalam, kami merasakan progress
yang menyejukan pandangan mata.

Semoga Allah SWT selalu memberkahi para guru dan para pengemban Kuttab Darussalam. Dan
cita cita melahirkan generasi gemilang diusia muda dimudahkan Allah SWT. Amiin.

EDI SETYO BUDI


2
WALI SANTRI NADA KHAIRUNA

Anda mungkin juga menyukai