Anda di halaman 1dari 14

BAB I

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Profil Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar 1.1 Lambang Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja

Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Pusat Hiperkes dan
KK) merupakan Unit Pelaksanaan Teknik (UPT) di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI Jakarta. Pusat Higiene Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Pusat Hiperkes dan KK) Disnakertrans dan Energi
Provinsi DKI Jakarta dikukuhkan berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta No. 147 tahun 2019 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi.
Tugas utama Pusat Hiperkes dan KK adalah melaksanakan pengembangan,
pengkajian, pelayanan teknis serta pelayanan tenaga kerja, kesehatan kerja, higiene
perusahaan dan ergonomi serta dilengkapi dengan fasilitas laboratorium. Pusat
Hiperkes dan KK merupakan salah satu unit organsasi pelaksana teknis di tingkat
provinsi di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta
dibidang pelatihan dan pengujian higiene perusahaan, keselamatan dan kesehatan
kerja yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja. Dengan demikian maka keberadaan Pusat Hiperkes dan KK DKI Jakarta
sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
hubungan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan multidisiplin ilmu yang
menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja,
keselamatan kerja, kesehatan kerja dan melindungi tenaga kerja terhadap resiko
bahaya dalam melakukan pekerja serta mencegah terjadinya kerugian akibat
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, dan pencemaran lingkungan kerja.
Ruang lingkup laboratorium Pusat Hiperkes dan KK adalah tempat riset ilmiah
eksperimen pengukuran ataupun pelatihan-pelatihan ilmiah dibidang keselamatan dan
kesehatan kerja. Ruang lingkup laboratorium Pusat Hiperkes dan KK terdiri dari:
1. Laboratorium Pengujian Fisika.
2. Laboratorium Pengujian Kimia.
3. Laboratorium Pengujian Biologi.
4. Laboratorium Kesehatan Kerja.
Laboratorium Pusat Hiperkes dan KK memfokuskan pada upaya
identifikasi/pengenalan, monitoring/penilaian, controlling/pengendalian dan
pemantauan di lingkungan kerja serta melindungi terhadap bahaya keselamatan kerja
bagi tenaga kerja yang merupakan aspek penting dalam penerapan di dalam industri.

1.2 Sejarah Singkat Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja
Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang kemudian
disingkat Pusat Hiperkes dan KK (PHPKK) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi DKI
Jakarta. Unit ini mulai terbentuk pada tahun 1994 dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No.141 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Higiene
Perusahaan, Ergonomi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kemudian struktur
organisasi Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja berubah kembali menjadi suatu Unit
Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta
berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 147 tahun 2019 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Energi.
1.3 Visi dan Misi Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Visi dan Misi di Pusat Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut:
1.3.1 Visi Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
Visi Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Disnakertrans dan Energi Provinsi DKI Jakarta adalah ”Terwujudnya
tenaga kerja yang sehat dan produktif dalam lingkungan kerja yang sehat,
aman dan nyaman”
1.3.2 Misi Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
Misi mempresentasikan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pusat
Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai visi yang
ditetapkan, agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi
yang dirumuskan oleh Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah:
a. Penyusunan Standard Nasional di bidang Higiene Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan hasil penelitian,
pengkajian, pengujian dan prekayasaan serta pelatihan Higiene
Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Membantu upaya peningkatan produktivitas perusahaan melalui
pendekatan Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c. Meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja melalui penerapan
Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
d. Membangun jaringan informasi tentang Higiene Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang bermanfaat dalam rangka
penyusunan kebijakan daerah dalam upaya pelindungan tenaga kerja
e. Meningkatkan dan menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan
kerja.
f. Pengembangan sumber daya manusia/tenaga kesehatan dan
laboratorium.
1.4 Struktur Organisasi Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
1.4.1 Struktur Organisasi Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
1. Kepala Pusat
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Satuan Pelaksana Pelatihan dan Pengembangan
4. Satuan Pelaksana Analisis
5. Sub Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja


Sumber: Dokumen Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja

1. Kepala Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja Provinsi DKI Jakarta, mempunyai
tugas:
a. Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi pusat higiene perusahaan
keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan sub bagian satuan
pelaksana dan sub kelompok jabatan fungsional.
c. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD/UKPD dan instasi
pemerintah/swasta dalam rangka pelaksanaan dan fungsi K3.
d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
K3.
2. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas:
a. Menghimpun, meneliti mengolah dan menyusun program kegiatan.
b. Melaksanakan kegiatan pengolahan surat, menyusun dan kearsipan data dan
informasi.
c. Melaksanakan kegiatan admin kepegawaian.
d. Melaksanakan pengelolahan keuangan, kepegawaian dan barang.
e. Mengurus kebutuhan perlengkapan kantor.
f. Mengkoordinasikan, evaluasi dan penyesuaian laporan kegiatan operasional.
g. Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
strategis serta dokumen pelaksanaan anggaran.
h. Melaksanakan penyedian, penatausahaan, pemeliharan dan perawatan
prasarana dan sarana kerja.
i. Mengoordinasikan penyusunan laporan kuangan, kinerja dan kegiatan serta
akuntabilitas.
3. Satuan Pelaksana Pelatihan dan Pengembangan, mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana, jadwal dan pengaturan pelatihan, orientasi higiene
perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Melaksanakan pelatihan, termasuk menyiapkan bahan, sarana, kurikulum,
instruktur, peserta pelatihan, dokumen dan sertifikat pelatihan.
c. Memberikan pelayanan konsultasi dan bantuan teknis dibidang higiene
perusahaan, ergonomi, keselamatan dan kesehatan kerja kepada perusahaan.
d. Melakukan usaha-usaha pengembangan tenaga higiene perusahaan
keselamatan dan kesehatan kerja melalui seminar, penyuluhan, kerjasama
dengan instansi / badan / lembaga dan program akademik.
e. Mendayagunakan dan mengembangkan fasilitas laboratorium.
f. Melakukan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan analisis orientasi higiene
perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja.
g. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja.
h. Menghimpun, mengolah, memelihara, menyampaikan, mengembangkan dan
memanfaatkan data dan informasi pelatihan higiene perusahaan, keselamatan
dan kesehatan kerja.
i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas satuan
pelaksana pelatihan dan pengembangan.
4. Satuan Pelaksana Analisis, mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana dan program analisis higiene perusahaan keselamatan dan
kesehatan kerja.
b. Melakukan penyelidikan serta pengkajian dibidang higiene perusahaan
keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Melakukan pengolahan fasilitas tempat, peralatan, pelatihan dan pengujian
higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Memberikan pelayanan pengujian analisis higiene perusahaan, keselamatan
dan kesehatan kerja.
e. Melaksanakan kerjasama dalam pengujian analisis hygiene perusahaan
keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas satuan
pelaksana analisis.
5. Sub Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas:
Bertugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Pusat Higiene
Perusahaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Provinsi DKI Jakarta sesuai
dengan keahlian masing-masing.
1.4.2 Struktur Organisasi Laboratorium
Sesuai pernyataan SNI/ISO 17025 maka laboratorium harus memiliki struktur
organisasi.

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Laboratorium


Sumber: Dokumen Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
Uraian Wewenang dan Tanggung Jawab Personil:
1. Manager Puncak
Memastikan proses komunikasi yang tepat diterapkan untuk mendukung
tercapainya tujuan mutu laboratorium Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan melaksanakan kaji ulang manajemen dan
menentukan target-target yang harus dicapai dalam tahun-tahun mendatang.
2. Manager Teknis
Memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa
kegiatan teknis pengujian atau pengambilan sampel dan penerbitan laporan
hasil pengujian atau sertifikat hasil pengujian dilakukan sesuai dengan
perjanjian atau kontrak yang telah disetujui bersama dengan pelanggan dan
metode yang diacu oleh persyaratan pelanggan dengan menjaga jaminan mutu
hasil pengujian yang telah terjadi dalam melaksanakan kegiatannya kepada
manajer mutu untuk dicari penyelesaian, pencegahan dan peningkatan agar
ketidaksesuaian tidak terulang.
3. Manager Mutu
Memiliki wewenang dan tanggung jawab atas penerapan sistem
manajemen mutu, memverifikasi penerapan melalui program audit internal
ataupun jaminan mutu hasil pengujian, serta melalui program penilaian di
komite akreditasi nasional dan secara terus menerus memelihara serta
memperbaiki sistem manajemen mutu melalui tindakan perbaikan dan
pencegahan yang telah ditetapkan.
Selain itu manajer mutu juga bertanggung jawab terhadap pengendalian
dokumen laboratorium, mengidentifikasi penyimpangan dari sistem
manajemen atau dari prosedur untuk melaksanakan kegiatan laboratorium,
menginisiasi tindakan untuk mencegah atau meminimalisasi penyimpangan,
melaporkan kepada manajemen laboratorium terkait untuk kerja sistem
manajemen dan peningkatan yang diperlukan.
4. Manager Administrasi
Memiliki wewenang dan tanggung jawab atas segala administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan yang diberikan oleh pelanggan. Manajer
administrasi berkoordinasi dengan manajer teknis untuk menangani pekerjaan
yang telah diterima dari pelanggan dan berkoordinasi dengan manajer mutu
untuk menangani pengaduan oleh pelanggan untuk dicari jalan keluarnya.
5. Deputi Manager Teknis
Memiliki wewnang dan tanggung jawab berkoordinasi dengan manajer
teknis dalam pelaksanaan validasi, uji banding, antar laboratorium dan uji
profisiensi, meyiapkan bagian masing-masing yang akan diaudit, menyusun
rencana pengadaan alat dan bahan laboratorium serta menyusun rencana dan
jadwal kegiatan pengujian. Menggantikan wewenang manager teknis jika
berhalangan hadir dlam menginformasikan kepada pelanggan mengenai jenis
pengujian yang di subkontrakan, mengesahkan LHU (Laporan Hasil Uji).
Selain itu deputi manager teknis juga melakukan inventarisasi jenis dan
jumlah peralatan laboraturium serta engajukan alat dan bahan yang
rusak/habis dipakai kepada manager teknis.
6. Penyelia
Memiliki wewenang dan tanggung jawab koordinator petugas analis di
laboratorium dalam melakukan analisis sampel, memeriksa rekaman
pengujian, memilih metode analisis, bertanggung jawab terhadap
penyimpanan dan pemusnahan sampel dan membuat laporan hasil uji
sementara.
7. Analisis
Memiliki wewenang dan tanggung jawab mengatur pelaksana kegiatan
analisis laboratorium seperti persiapan bahan kimia dan peralatan dan
perlengkapan serta melaporkan ketersediaan bahan kimia.
8. Petugas Pengambilan Sampel
Memiliki wewenang dan tanggung jawab menyiapkan dan mengecek alat
dan bahan yang akan digunakan di lapangan, melakukan pengambilan sampel
dilapangan dan menjaga kondisi sampel agar tetap dalam keadaan baik.
Berkoordinasi dengan petugas administrasi untuk kelengkapan data lapangan
serta melaporkan kepada koordinator sampling jika ada penyimpangan alat
dan bahan.
1.5 Tugas Pokok, Fungsi dan Tujuan Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh seorang
kepala pusat dalam melaksanakan tugas dan gungsinya berada dibawah dan tanggung
jawab kepada kepala Disnakertrans dan Energi.
1.5.1 Tugas Pokok Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
Menurut keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 168 tahun 2002
adalah melaksanakan pelatihan, pengujian di bidang higiene perusahaan,
ergonomi, keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan fasilitas
laboraturium. Pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan kerja di
laksanakan dengan menggunakan fasilitas laboraturium yang telah
terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional sesuai dengan ISO/IEC
17025:2005 sehingga keberadaannya sudah diakui secara Nasional dan
Internasional sedangkan pelatihan dan penyuluhan Hiperkes dan Kesehatan
Kerja di laksanakan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) sesuai dengan
peruntukannya.
1.5.2 Fungsi Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Pusat Hiperkes dan
Kesehatan Kerja mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana pelatihan dan pengujian Hiperkes dan Kesehatan
Kerja.
b. Pelatihan/ penyuluhan, pemberian pelayanan konsultasi dan bantuan
teknis di bidang higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja
pada perusahaan.
c. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian di bidang higiene
perusahaan, ergonomi, keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Melaksanakan pengolahan fasilitas tempat peralatan pelatihan dan
pengujian higiene perusahaan, ergonomi, keselamatan dan kesehatan
kerja.
1.5.3 Tujuan Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja Provinsi DKI Jakarta mempunyai
tujuan melindungi tenaga kerja maupun masyarakat di sekitar lingkungan
industri atau perusahaan dari bahaya-bahaya yang mungkin timbul akibat
adanya suatu proses produksi atau adanya suatu proses bekerja. Lingkungan
kerja yang aman dan sehat menjadi tujuan sehingga tenaga kerja berada
tingkat kesehatan yang optimal dan produktifitas tinggi.

1.6 Kebijakan dan Strategis Pelaksana Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja
1.6.1 Kebijakan Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
Kebijakan Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja DKI Jakarta adalah:
a. Peningkatan kemampuan masyarakat (tebaga kerja) menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan.
b. Mendorong kesadaran tentang pentingnya Hiperkes dan Kesehatan Kerja.
c. Perbaikan mutu lingkungan hidup/kerja (industri) yang dapat menjamin
kesehatan.
d. Menurunkan/pengurangan angka kematian dan angka kesakitan.
e. Mengembangkan sistem informasi keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Pengembangan system monitoring dan evaluasi pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja.
1.6.2 Strategi Pelaksana Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja
Strategi pelaksana Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja DKI Jakarta
adalah:
a. Sosialisasi melalui tranning.
b. Pemantauan Lingkungan Kerja.
c. Pemantauan Kesehatan Kerja.
1.7 Program Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.7.1 Pengujian Lingkungan Kerja dan Ergonomi Kerja
Pengujian lingkungan kerja bertujuan untuk mengetahui tingkat bahaya
penyebab gangguan kesehatan yang terdapat di tempat kerja. Pengujian
lingkungan kerja yang dilakukan Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja
DKI Jakarta meliputi:
1. Pengujian Faktor Fisika
a. Pengujian Iklim Kerja (Heat Stress)
b. Pengujian Laju Pegerakan Udara
c. Pengujian Kebisingan (Noise)
d. Pengujian Getaran (Hand & Arm Vibration, Whole Body
Vibration)
e. Pengujian Radiasi Gelombang Elektromagnetik (Elektromangetic
Force)
2. Pengujian Faktor Kimia
a. Pengujian Kadar Debu Diudara
b. Pengujian Kadar Karbon Monoksida (CO)
c. Pengujian Sulfur Dioksida (SO2)
d. Pengujian Nitrogen Dioksida (NO2)
e. Pengujian Hidrogen Sulfida (H2S)
f. Pengujian Amoniak (NH3)
g. Pengujian Kadar Logam Berat (Pb, Hg, Cd)
h. Pengujian BTX (Benzene, Toulene, Xylene)
i. Pengujian Emisi Cerobong
3. Pengujian Faktor Biologi
a. Pengujian Koloni Jamur
b. Pengujian Koloni Bakteri
c. Pengujian Angka Kuman
4. Pengujian Faktor Ergonomi
a. Pengujian Cara Kerja (Procedure)
b. Pengujian Angkat Angkut (Manual Handling)
c. Pengujian Tempat Kerja (Work Place)
1.7.2 Pemeriksaan Kesehatan Kerja
Pemeriksaan kesehatan kerja bertujuan untuk mengetahui status
kesehatan tenaga kerja serta mendeteksi dini kemungkinan adanya
penyakit akibat kerja. Pemeriksaan tenaga kerja yang di lakukan oleh
Pusat Hiperkes dan Kesehatan Kerja DKI Jakarta meliputi:
1. Pemeriksaan Kesehatan Umum Tenaga Kerja (Fisik).
2. Pemeriksaan Fungsi Telinga Tenaga Kerja (Audiometri).
3. Pemeriksaan Kelelahan Kerja.
4. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb), Gula Darah Sewaktu (GDS),
Kolesterol, Asam Urat Tenaga Kerja.
5. Pemeriksaan Kesehatan Kerja Awal.
6. Pemeriksaan Kesehatan Kerja Berkala.
7. Pemeriksaan Kesehatan Kerja Khusus.
1.7.3 Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dalam bidang Higiene Perusahaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bagi tenaga kerja. Pelatihan yang di lakukan oleh Pusat
Hiperkes dan Kesehatan Kerja DKI Jakarta meliputi:
1. Pelatihan Hiperkes dan Kesehatan Kerja bagi Dokter.
2. Pelatihan Hiperkes dan Kesehatan Kerja bagi Paramedis.
3. Pelatihan Hiperkes dan Kesehatan Kerja bagi Pengurus/anggota P2K3.
4. Pelatihan Petugas P3K di Tempat Kerja.
5. Pelatihan Industial Higiene.
6. Pelatihan K3 Gedung Bertingkat.
7. Pelatihan Ahli K3 Umum.
8. Pelatihan Ahli K3 Kimia.
9. Pelatihan Teknisi K3 Listrik.
10. Pelatihan Sistem Managemen K3 (SMK3)
11. Pelatihan Operator Crane.
12. Pelatihan Operator Foklift.
13. Pelatihan dan Penyuluhan K3 bagi PPSU DKI Jakarta.

1.8 Lokasi Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pelaksanaan praktek kerja lapangan dilaksanaan di Pusat Higiene Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 69-70
Cempaka Putih, Jakarta Utara.

1.9 Personalia Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1.9.1 Status Karyawan
Status karyawan di lingkungan Pusat Higiene Perusahaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terdiri dari PNS/ASN dan PJLP. Kedua status karyawan
tersebut bertugas dan bertanggung jawab penuh.
1.9.2 Penggajian Karyawan
Sistem penggajian dan tunjangan karyawan dilakukan melalui transfer ke
rekening bank DKI dengan sumber anggaran terdiri atas:
a. Gaji karyawan PNS/ASN bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN)
b. Tunjangan Kesejahteraan Daerah PNS/ASN bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
c. Gaji karyawan PJLP bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD)
1.9.3 Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Karyawan
a. Kesejahteraan karyawan PNS/ASN, khususnya pada penerimaan
pendapatan bulanan terdiri atas:
• Gaji pokok
• Tunjangan anak
• Tunjangan suami/istri
• Tunjangan hari tua
• Tunjangan kesejahteraan daerah
b. Kesejahteraan karyawan PJLP terdiri atas:
• Gaji sebesar UPM DKI Jakarta
• Tunjangan hari raya
• Jaminan Kesehatan terhadap pegawai tersebut dan keluarga
1.9.4 Jam Kerja Karyawan
Jam kerja berlaku untuk semua karyawan selama 8 jam perhari. Waktu kerja
yaitu:
Hari Senin- Kamis : 08.00-16.00 WIB istrahat 12.00-13.00 WIB
Hari Jumat : 08.00-16.30 WIB istrahat 11.30-13.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai