Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIK DALAM PRESPEKTIF HADIST

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Hadist Tarbawi
Dosen Pengampu : Muhammad Zainal Abidin, M.Pd.

Disusun Oleh :

M Mahfud Shidik
(2120151065)

KELAS A6 LK
SEMESTER IV

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA
TAHUN 2023

i
PEMBAHASAN

A. Kajian Singkat
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tujuan akhir pendidikan islam
adalah terciptanya Insan kamil. Insan kamil adalah manusia yang mempunyai
wajah Qur`ani, terciptanya insan yang memiliki dimensi religious, budaya dan
ilmiah.1
Untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut dalam pendidikan islam,
pendidik yang punya tanggung jawab mengantarkan manusia ke arah tujuan
tersebut, di sana keberadaan pendidik dalam dunia pendidikan sangatlah
krusial, sebab kewajibannya tidak hanya mentransformasikan pengetahuan
tetapi juga di tuntut mengintermalisasikan nilai-nilai pada peserta didik.
Pendidik islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dalam mengembangkan potensinya dan dalam
pencapaian tujuan pendidikan baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
Pendidik dalam pendidikan islam adalah setiap orang dewasa yang
karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan
orang lain. Sedangkan yang menyerahkan tanggung jawab dan amanat
pendidikan adalah agama, dan wewenang pendidik dilegitimasi oleh agama,
sementara yang menerima tanggung jawab adalah orang dewasa. Ini berarti
bahwa pendidik merupakan sifat yang lekat pada setiap orang karena tanggung
jawabnya atas pendidikan.2

B. Teks Hadist
‫ أَ هن َرسُُ َل ه‬: َ‫َّللاِ ب ِْه َع ْم ٍر‬
‫« ِكالٌَُ َما‬: ‫ َم هر بِ َمجْ لِ َسي ِْه فِى َم ْس ِج ِد ِي فَقَا َل‬-‫صلى َّللا عليً َسلم‬- ِ‫َّللا‬ ‫ع َْه َع ْب ِد ه‬
‫َّللاَ ََي َُر ِّغبُُنَ إِلَ ْي ًِ فَئ ِ ْن شَا َء أَ ْعطَاٌُ ْم ََإِ ْن شَا َء‬
‫ أَ هما ٌَ ُؤالَ ِء فَيَ ْد ُعُنَ ه‬، ًِ ِ‫احب‬
ِ ‫ص‬ َ ‫َعلَى َخي ٍْر ََأَ َح ُدٌُ َما أَ ْف‬
َ ‫ض ُل ِم ْه‬

1
Ramayulis dan Samsul Rizal, Flsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009),
hlm. 137
2
Dra. Hj. Afifah, Hadist Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadist Nabi),
(Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015), hlm. 27

1
ُ ‫ ََإِوه َما بُ ِع ْث‬، ‫ض ُل‬
َ َ‫ ثُ هم َجل‬: ‫ت ُم َعلِّما ً » قَا َل‬
‫س‬ َ ‫َمىَ َعٍُ ْم أَ هما ٌَ ُؤالَء فَيَتَ َعله ُمُنَ ْالفِ ْقًَ ََ ْال ِع ْل َم ََيُ َعلِّ ُمُنَ ْال َجا ٌِ َل فٍَُ ْم أَ ْف‬
3
‫رَاي الدارمى‬.‫فِي ٍِ ْم‬

C. Arti Kosakata Hadist

Kosakata Terjemahan Kosakata Terjemahan

‫ع َْه‬ Dari ‫فَئِ ْن شَا َء‬ Maka akan


‫َع ْب ِد ه‬
َ‫َّللاِ ْب ِه َع ْم ٍر‬ Abdullah bin Amr ‫أَ ْعطَاٌُ ْم‬ Memberi

‫أَ ّن‬ Bahwasannya ‫ََإِ ْن شَا َء‬ Dan akan

‫ُُل ه‬
‫صلى َّللا‬- ِ‫َّللا‬ َ ‫َرس‬ Rasulullah SAW ‫َمىَ َعٍُ ْم‬ Melarang
‫عليً َسلم‬
‫َم ّر‬ keluar ‫أَ هما ٌَ ُؤالَء‬ Adapun itu

‫بِ َمجْ لِ َس ْي ِه‬ Dari kamar َ‫فَيَتَ َعله ُمُن‬ Dan mereka
belajar

‫فِى َمس ِْج ِد ِي‬ Ke masjid ًَ‫ْالفِ ْق‬ Pengetahuan

‫فَقَا َل‬ Maka berkata ‫ََ ْال ِع ْلم‬ Dan ilmu


‫ِكالٌَُ َما‬ Keduanya ‫ََيُ َعلِّ ُمُن‬ Mengajarkan

‫َعلَى خَ ي ٍْر‬ Dalam kebaikan ‫ْال َجا ٌِ َل‬ Bodoh/Kurang


pengetahuan
‫ََأَ َح ُدٌُ َما‬ Dan salah satu ‫فٍَُ ْم‬ Maka semuanya

َ ‫أَ ْف‬
‫ض ُل‬ Lebih baik َ ‫أَ ْف‬
‫ض ُل‬ Lebih baik
ًِ ِ‫احب‬
ِ ‫ص‬َ ‫ِم ْه‬ Dari pemiliknya ُ ‫ََإِوه َما بُ ِع ْث‬
‫ت‬ Sesungguhnya
saya di utus
‫أَ هما ٌَ ُؤالَء‬ Adapun itu ً ‫ُم َعلِّما‬ Alim/guru

َ‫فَيَ ْد ُعُن‬ Berdoa ‫قَا َل‬ Berkata


‫ه‬
َ‫َّللا‬ Allah ‫ثُ هم‬ Kemudian

َ‫ََي َُر ِّغبُُن‬ Dan mengharapkan َ َ‫َجل‬


‫س‬ Duduk

ًِ ‫إِلَ ْي‬ Kepadanya ‫فِي ٍِ ْم‬ Di dalamnya

3
Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhl bin Bahram Bin Abdullah Abu Muhammad Ad-
Darimi, Sunan Ad-Darimi, (Riyadh: Darul Mugni, 2000), Juz 1

2
D. Terjemahan
Arti dari hadist di atas:
“Bahwasanya Abdullah bin Amru bin al-„Ash r.a. berkata, “Pada suatu hari
Rasulullah keluar dari salah satu kamar beliau untuk menuju masjid. Dalam
masjid tersebut, beliau mendapati dua kelompok sahabat. Kelompok pertama
adalah golongan orang yang sedang membaca Al-Qur`an dan berdoa kepada
Allah SWT, Sedangkan kelompok kedua adalah golongan orang yang sedang
sibuk mempelajari dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Nabi SAW kemudian
bersabda: “Masing-masing kelompok sama-sama berada dalam kebaikan.
Terhadap yang sedang membaca Al-Qur`an dan berdoa kepada Allah SWT,
maka Allah akan mengabulkan doa mereka jika ia menghendaki, begitupun
sebaliknya, doa mereka tidak akan diterima oleh Allah jika ia tidak berkenan
mengabulkan doa tersebut. Adapun terhadap golongan yang belajar-mengajar,
mereka sedang mempelajari ilmu dan mengajar orang yang belum tahu.
Mereka lebih utama. Maka (ketahuilah) sesungguhnya aku ini diutus untuk
menjadi seorang pengajar (guru). Kemudian Rasulullah SAW ikut bergabung
bersama mereka”.4 (H. R Ad-Darimi).

E. Kandungan Hadist
1. Asbabul Wurud
Di sebabkan keterbatasan yang di miliki penulis. Dalam hal ini,
penulis belum bisa menemukan asbabul wurud dari hadist di atas ini.
2. Penjelasan Kandungan Hadist
Hadis ini menginformasikan bahwa Nabi SAW. menemukan dua
kelompok sahabat dalam masjid, yaitu yang membaca Al-Qur`an dan berdoa
serta kelompok yang membahas ilmu pengetahuan. Beliau menghargai
kedua kelompok tersebut. Akan tetapi, beliau lebih menyukai kelompok
yang membahas ilmu dan bergabung dengan mereka sambil mempertegas
peranannya "sebagai guru".

4
Ibid,.

3
Muhammad SAW, selain sebagai Rasulullah, beliau juga menyatakan
bahwa dirinya adalah sebagai guru bagi umatnya. Pernyataan itu
mengisyaratkan bahwa umat harus menerima pelajaran-pelajaran yang
diberikannya dalam berbagai hal kehidupannya.
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggungjawab
untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif
pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Dalam konteks pendidikan islam pendidik disebut dengan murabbi,
muallim, muaddib. Istilah murabbi sering dijumpai dalam kalimat yang
orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan. Baik yang bersifat jasmani
atau rohani. Pemeliharaan seperti ini terlihat dalam proses orang tua dalam
membesarkan anak nya, mereka tetntunya berusaha memberikan pelayanan
secara penuh agar anak nya tumbuh dengan fisik sehat dan berakhlak yang
terpuji.
Sedangkan untuk istilah muallim, pada umumnya dipakai dalam
membicarakan aktifitas yang lebih terfokus pada pemberian atau
pemindahan ilmu pengetahuan dari orang yang tahu kepada orang yang
tidak tahu.
Adapun istilah muaddib menurut Al Attas, lebih laus dari mualim dan
lebih relevan dengan konsep pendidikan islam.5 Berdasarkan pengertian di
atas, dapat dipahami bahwa pendidik dalam perspektif pendidikan Islam
ialah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani
dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia
mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam. Oleh karena itu, pendidik dalam konteks ini bukan hanya
terbatas pada orang-orang yang bertugas di sekolah tetapi semua orang yang
5
Ahmad Al-Attas, Tafsir Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm. 56-59

4
terlibat dalam proses pendidikan anak mulai sejak dalam kandungan hingga
ia dewasa, bahkan sampai meninggal dunia. Pendidik dalam pendidikan
islam ada beberapa macam:
a. Allah SWT
Allah sebagai pendidik dapat dipahami dalam firman-firman nya
yang diturunkannya kepada Nabi Muhammad SAW.
b. Nabi Muhammad SAW
Nabi sendiri mangidentifikasikan dirinya sebagai muallim. Nabi
sebagai penerima wahyu Al-Qur`an yang bertugas menyampaikan
petunjuk-petunjuk kepada seluruh umat islam kemudian dilanjutkan
dengan mengajarkan kepada manusia ajaran-ajaran tersebut.
c. Orang Tua
Pendidik dalam lingkungan keluarga adalah orang tua, Hal ini
disebabkan karena secara alami anak-anak pada masa awal kehidupannya
berada di tengah-tengah orang tua dari mereka lah anak mulai mengenal
pendidikan nya.
d. Guru
Guru merupakan pendidik di persekolahan.6

F. Nilai Pendidikan yang Terkandung


Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam hadist ini adalah
keutamaan menuntut ilmu. Sebagaimana hadits Abu Hurairah ra, Rasulullah
SAW bersabda:

ِ ‫ َسٍ َهل َّللاُ لًَُ بِ ًِ َ ِر ْيقًا إِلَى ْال َجىه‬،‫َم ْه َسلَ َ َ ِر ْيقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِ ْي ًِ ِع ْل ًما‬

"Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).7

6
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 138
7
Muslim, Shahih muslim, (Kairo: Dar Ibn Al-Hitsam, 2001), hlm. 189

5
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan
didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah
SWT dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat melakukan kebaikan. Oleh
karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga
Allah SWT.

6
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan:
1. Pendidik adalah orang yang memiliki tanggungjawab untuk mendidik.
Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam
adalah orang-orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta
didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik,
baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam. Pendidik dalam pendidikan islam ada 4 macam:
a. Allah SWT
b. Rasulullah SAW
c. Guru
d. Orang tua
2. Nabi Muhammad SAW, selain sebagai Rasulullah, beliau juga menyatakan
bahwa dirinya adalah sebagai guru bagi umatnya. Pernyataan itu
mengisyaratkan bahwa umat harus menerima pelajaran-pelajaran yang
diberikannya dalam berbagai hal kehidupannya.
3. Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam hadist ini adalah keutamaan
menuntut ilmu, karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang
sedang menuju surga Allah.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Demikian uraian yang bisa kami sajikan, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan untuk mendapatkan kajian yang
lebih baik dimasa yang akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhl bin Bahram Bin Abdullah Abu
Muhammad Ad-Darimi, 2000 . Sunan Ad-Darimi, Juz 1, Riyadh: Darul
Mugni.

Ahmad Al-Attas, 2000. Tafsir Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Dra. Hj. Afifah, 2015. Hadist Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadist
Nabi), Pekanbaru: Kreasi Edukasi.

Muslim, 2001. Shahih muslim, Kairo: Dar Ibn Al-Hitsam.

Ramayulis dan Samsul Nizar, 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam
Mulia.

Samsul Nizar, 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Anda mungkin juga menyukai