PENDAHULUAN
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang didirikan atas dasar pengkajian dan
pendalaman KH. Ahmad Dahlan. Organisasi Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi
sosial, pendidikan, dan juga dakwah. Islam tampil sebagai agama yang mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan, sekaligus juga mudah diingat. Sasarannya adalah masyarakat kota yang
rasional dan lebih sibuk. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam modernis dimana
memiliki sebuah peran penting dalam pergerakan perjuangan Indonesia.
1
peneliti akan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana gerakan organisasi Muhammadiyah di
sektor internasional.
BAHASAN
Organisasi Islam Muhammadiyah yang dilatar belakangi oleh pendiri KH. Ahmad
Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah (18 November 1912) berfokus pada dakwah
dan gerakan sosial keagamaan yang berfokus pada pendidikan, sosial, kesehatan, dan
filantropi (Nashir, Jinan, et al., 2019). Gerakan dakwah Muhammadiyah bertujuan untuk
terciptanya masyarakat utama, adil dan makmur. Organisasi Muhammadiyah merupakan
organisasi yang tertua di Indonesia. Sebagai organisasi Islam moderen terbesar (Barathon,
2014) di dunia, Muhammadiyah mengungsung gerakan Islam bekemajuan yang selalu
berkontribusi melintasi zaman dan batas-batas geografik negara. Visi dari moderat
Muhammadiyah meletakkan sebuah pondasi keberagaman pada sektor nasional maupun
internasional.
Gerakan go intenrnasional yang didirikan KH. Ahmad Dahlan pada usianya yang
masih muda dimana beliau menuntut ilmu di Mekah dan berinteraksi dengan pemikiran-
pemikiran pembaruan Islam yang menginspirasi melahirkan gerakan Islam moderat di
Indonesia dengan visi internasional. Gerakan organisasi ini berguna untuk menumbuhkan
semangat internasionalisasi/global dan mampu berkompetisi di ranah global, dan sudah
saatnya Muhammadiyah berkompetisi di dunia internasional (Santoso, 2016), melalui
gerakan internasionalisasi dakwah dan pemikiran Muhammadiyah dibidang pendidikan.
Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah ini terus dilaksanakan, didiskusikan dan didesain
sebaik mungkin sehingga benar-benar nyata dalam level internasional.
2
1. Menanggulangi kemiskinan serta kelaparan
2. Mencapai Pendidikan dasar untuk semua kalangan
3. Mendorong kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian pada Anak
5. Meningkatkan kesehatan Ibu
6. Memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria serta penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan
Deklarasi MDGs tersebut adalah hasil dari perjuangan dan kesepakatan bersama
antara negara-negara berkembang dan maju. Negara berkembang wajib untuk
melaksanakannya, termasuk Indonesia dikarenakan kegiatan MDGs Indonesia mencakup
pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Negara maju wajib mendukung dan memberikan
bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs. Dalam MDGs potret
dari kemakmuran rakyat diukur melalui beberapa indikator, yaitu bertambah tingginya
tingkat pendapatan penduduk, kualitas pendidikan dan derajat kesehatan yang membaik.
Penduduk mempunyai kesempatan untuk mengakses sumber daya yang tersedia, lapangan
kerja yang terbuka untuk semua penduduk, terbebas dari kemiskinan, dan kelaparan.
Kegiatan yang didirikan hingga berjalan sesuai tujuan awal pasti ingin maju dan
berkembang hingga mencapai titik internasional, adapun misi internasionalisasi
Muhammadiyah mengirimkan kader-kader terbaiknya. Kader yang dikirimkan tersebut
adalah (dosen pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) untuk kuliah di
luar negeri, yang merata di 5 benua, Asia, Amerika, Eropa, Afrika, dan Australia. Semangat
dari kader tersebut sebagai inisiator pembentukan dan pengembangan dakwah gerakan
Muhammadiyah melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM). PCIM banyak
dikelola oleh intelektual muda Muhammadiyah yang merupakan organisasi sosial moderen
yang kuat dibidang intelektual dan harus mampu berperan dan berkompetisi pada tingkat
nasional (Al Hamdi, 2021), sekaligus harus mampu membangun dan memperluas jaringan
dan jangkauan gerakan Muhammadiyah di berbagai belahan dunia. PCIM hadir dan
berkontribusi pada masyarakat lokal maupun negara ditempat PCIM berada, selain itu juga
mengemban gerakan Islam berkemajuan yang ramah. Program pengabdian internasional ini
dilakukan agar pengelolaan PCIM dapat berkelanjutan. Pengabdian internasional dilakukan
sebagai tindak lanjut dari pengabdian internasional dimana sebelumnya dilakukan oleh Ridho
Al-Hamdi dan Indar Surahmat (Al Hamdi dan Surahmat, 2022) dengan mengungsung
3
kegiatan Strategi Dakwah Islam di Eropa. Dan pengabdian ini lebih difokuskan pada arah
gerak internasionalisasi PCIM (dakwah eksternal PCIM) dengan menggandeng mitra
pengabdian: Muhammadiyah Deutschland e.V dengan melibatkan PCIM sedunia.
Apasih hambatan dari PCIM itu? PCIM sebagai wajah Muhammadiyah di luar negeri
perlu didesain sebaik mungkin sehingga gerakannya tidak dilakukan secara spontan dan
sebatas wadah berkumpul aktivitas Muhammadiyah di luar negeri. Hambatan dari PCIM
sendiri dikarenakan lemahnya pemahaman anggota dan pengururs Muhammadiyah tentang
ideologi Muhammadiyah (Al Hamdi dan Surahmat, 2022), dan jika dikaitkan dengan gerakan
internasionalisasi gerakan Muhammadiyah. Adapun kelemahan tersebut adalah mitra
pengabdian PCIM Jerman sudah berstatus badan hukum yang diakui oleh Pemerintah Jerman,
yaitu Muhammadiyah Deutschland e.V. Masih ada beberapa persoalan upaya melakukan
pengembangan dakwah melalui amal usaha sebagai penyongkong financial PCIM,
dikarenakan hingga saat ini belum memiliki amal usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2020). Pengertian dan Tujuan MDGs (Millennium Development Goals), Lengkap
Penjelasan. MARKIJAR.
4
Barton, G. (2014). The Gulen Movement, Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama: Progressive
Islamic Thought, religious Philanthropy and Civil Society in Turkey and Indonesia.
Islam and Christian-Muslim Relations, 25(3), 287-301., 1-16. Diambil kembali dari
https://doi.org/10.1080/09596410.2014.916124