Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN

MUHAMMADIYAH DI LUAR
NEGERI
(INTERNASIONALISASI
MUHAMMADIYAH)

Kelompok 5
Anggota kelompok 5 :

 REFOKTO SETIAWAN (20180410011)


 RIDHO IRVA MAHENDRA (20180410012)
 NURUL ANZANI (20180410015)
 ARIFIN PRASETYA (20180410019)
 MARLINA (20180410029)
 NADINI ILYA NANDA (20180410030)
 ARYA BIMA ANDHIKA (20180410040)
Sejarah PCIM
Setelah semakin bertambah dewasa, pada Muktamar
Muhammadiyah di Jakarta tahun 2000 muncul gagasan
pendirian cabang Muhammadiyah di luar negeri dengan
berbagai alasan sebagai berikut:
1. perlunya memperluas dakwah perjuangan Islam yang
rahmatan lil alamin dalam perspektif Muhammadiyah
tidak hanya di negara Indonesia tetapi ke berbagai
negara.
2. banyaknya kader, anggota dan warga Muhammadiyah
yang menyebar ke berbagai negara baik karena alasan
studi maupun kerja dan mereka memerlukan ruang
untuk berorganisasi.
Atas dasar alasan dan tujuan di atas tersebut, pada akhirnya
Muhammadiyah di luar negeri dinamakan Pimpinan
Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM).
Pentingnya Kajian internasionalisasi
Muhammadiyah
1. kajian atas tendensi internasionalisasi Muhammadiyah
akan membuka pemahaman atas perilaku organisasi dalam
merespon minat kader dan simpatisan Muhammadiyah
untuk mendirikan organisasi ini di negara mukimnya
masing-masing. Dengan demikian memperlihatkan posisi
Muhammadiyah yang tidak pasif dalam penyebaran
ideologi lintas negara-bangsa.
2. tendensi internasionalisasi dalam Muhammadiyah
membuktikan bahwa gerakan ini fokus pada mengambil
peran sebagai partisipan aktif dalam berbagai kepentingan
internasional, dan memperkuat basis gerakannya dengan
membentuk komunitas sebagai bentuk kontak langsung
dan fokus pada misi dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin.
Dengan demikian, tendensi internasionalisasi
memperlihatkan wujud kerja organisasi yang meluas dari
Muhammadiya
Proses internasionalisasi
muhammadiyah
tiga konteks proses internasionalisasi
Muhammadiyah.
1. muncul jejaring Muhammadiyah di luar
negeri melalui kebijakan pendirian
Pimpinan Cabang Istimewa (PCI).
2. internasionalisasi Muhammadiyah dalam
pengertian partisipasinya terhadap berbagai
isu dan aktivitas global.
3. internasionalisasi Muhammadiyah dalam
konteks relasi lembaga-lembaga pendidikan
dengan dunia akademik global.2 Sejak awal
berdirinya pada tahun 1912, Muhammad
Konsep PCIM
terdapat tiga konsep internasionalisasi
1. internasionalisasi radikal, yaitu internasionalisasi
yang ditujukan dengan misi “mengubah dunia”.
2. internasionalisasi hegemonik, yakni proses
penguasaan dunia melalui penyebaran perangkat
ideologis. Internasionalisasi hegemonik dilakukan
dengan membawa ideologi dari suatu tempat untuk
diterapkan pada tempat yang lainnya tanpa proses
asimilasi.
3. internasionalisme liberal, yakni proses penyebaran
ideologi sebagai bentuk keniscayaan akibat
globalisasi. Internasionalisme liberal menitikberatkan
pada proses interaksi, pertukaran, dan distribusi ide,
daripada membawa misi radikal atau hegemonial.
Peran PCIM
1. sebagai penyelenggara silaturahmi antar
angggota, warga, dan simpatisan
Muhammadiyah.
2. Kedua, menjadi mediator antara Persyarikatan
dengan pemerintah dan lembaga lain setempat.
3. Ketiga, sebagai forum peningkatan kualitas dan
kuantitas anggota dan simpatisan
Muhammadiyah.
4. Keempat, menjadi media pembinaan organisasi
dan ideologi Muhammadiyah.
5. Kelima, sebagai pelaksana dakwah serta
pengembangan syiar Islam sesuai dengan paham
dalam Muhammadiyah
Keuntungan dibentuknya Pimpinan
Cabang Istimewa Muhammadiyah bagi
orgnisasi Muhammadiyah di Indonesia
1. Dapat menjalin silaturahmi anatara kader
kader muhammadiyah di luar negeri
2. melalui pemanfaatan ruang publik.
Muhammadiyah memiliki website dan
majalah terbitan berkala, dan akses
terhadap ruang publik yang luas melalui
ribuan Amal Usaha Muhammadiyah
(AUM) serta aksesnya terhadap proses
politik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai