Anda di halaman 1dari 4

Langkah Internasionalisasi Ideologi Muhammadiyah

di Masa Pandemi Covid-19


(Sebuah Perspektif dan Opini)

Siapa yang tidak kenal dengan Muhammadiyah, Muhammadiyah adalah


organisasi social terbesar di Indonesia. Di era globalisasi ini, Muhammadiyah sebagai
Gerakan dan organisasi social menghadap tantangan yang semakin berat. Muhammadiyah
berdiri sejak tahun 1912, atau telah 100 tahun lebih lamanya menghadapi tantangan untuk
ikut berpartisipasi dalam internasionalisasi. Kita sebagai umat muslim di Indonesia
berharap agar Muhammadiyah dapat mendobrak pagar kokoh ini sehingga dapat segera
menciptakan internasionalisasi ini, tidak hanya khusus melayani local ke-Indonesiaan.
Saat ini mulai muncul intelektual dari negara barat yang tertarik dengan pemikiran Isalm
di Indonesia, utamanya Muhammadiyah, namun Muhammadiyah saat ini telah
menetapkan beberapa upaya-upaya strategis untuk menlakukan ekspansi ideologis ke
jaringan yang lebih luas.

Amin Abdullah pernah menulis persoalan internasionalisasi pemikiran Islam


Indonesia, utamanya tentang Muhammadiyah. Menurutnya, banyak ide-ide baru yang
bisa bermunculan di panggung internasional dari karakteristik pemikiran
Muhammadiyah. Sebagai contoh, hubungan agama (Islam) dengan adat budaya daerah
setempat yang sangat kental, seni, budaya dan lain – lain.

Ide – ide ini menjadi tantangan besar yang harus dihadapi oleh Muhammadiyah
dan umat islam yang lain di Indonesia. Menurut Amin, dengan berbagai perguruan tinggi
yang dimilikinya, lembaga-lembaga penelitian yang ada di dalamnya, jaringan yang
tersebar di berbagai wilayah, dan jumlah dosen yang begitu banyak, Muhammadiyah
dapat secara serentak seirama bersama-sama melakukan internasionalisasi pemikiran
Islam Berkemajuan.

Ide lain dari Internasionalisasi Muhammadiyah yang juga sering dipahami


adalah keikutsertaan Muhammadiyah dalam berbagai organisasi internasional atau
aktivitas di luar negeri. Ini misalnya seperti yang dilakukan oleh beberapa pimpinan
Muhammadiyah seperti Din Syamsuddin, Abdul Mu’ti, dan Syafiq Mughni. Mereka
terlibat dari beberapa pertemuan agama tingkat dunia, berbicara tentang Islam Indonesia

Internasionalisasi Muhammadiyah | Perspektif & Opini


di beberapa forum internasional, dan terlibat dalam aksi kemanusiaan serta filantropi
dengan berbagai negara di dunia.

Realisasi Internasionalisasi Muhammadiyah

Saat ini Muhammadiyah telah melakukan beberapa langkah-langkah strategis


untuk mewujudkan cita-cita besar itu. Hal tersebut dapat dilihat dari tiga faktor, di
antaranya:

Pertama, semakin banyaknya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah


(PCIM) di berbagai belahan dunia. Ada beberapa dalasan mengapa Muhammadiyah di
luar negeri perlu didirikan. Pertama, perlunya memperluas dakwah perjuangan Islam
yang rahmatan lil alamin dalam perspektif Muhammadiyah tidak hanya di negara
Indonesia tetapi ke berbagai negara. kemudian banyaknya kader, anggota dan warga
Muhammadiyah yang menyebar ke berbagai negara baik karena alasan studi maupun
kerja dan mereka memerlukan ruang untuk berorganisasi. Atas dasar alasan dan tujuan di
atas tersebut, pada akhirnya Muhammadiyah di luar negeri dinamakan Pimpinan Cabang
Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan tersebar di berbagai negara, seperti Jepang,
Vietnam, Inggris, Amerika, Mesir, dan Belanda. Inilah makna pertama dari
internasionalisasi Muhammadiyah yang selama ini sering dipahami. Anggota berbagai
PCIM itu, misalnya, masih didominasi oleh orang Indonesia yang kebetulan berada di
luar negeri seperti pelajar, pekerja, dan istri atau suami orang asing. Karena itu seringkali
aktivitasnya sangat tergantung dari luangnya waktu kuliah atau bekerja.

Kedua, Muhammadiyah berupayan untuk melakukan publikasi wacana melalui


jurnal internasional. Saat ini Muhammadiyah makin gencar untuk menyebarkan paham
Islam dengan ke jejaring yang lebih luas dnegan melalui jurnal internasional. Meskipun
belum optimal, Muhammadiyah percaya akan proses dan terus berupaya untuk
menggalakkan cita-cita ini agar cendekiawan lintas negara tahu dan memahami arti
penting Muhammadiyah untuk semesta.

Ketiga, upaya pengenalan Muhammadiyah di bidang Pendidikan, seperti


contohnya di Malaysia dan Australia. Muhammadiyah sedang menunggu dokumen legal
mengenai ijin pemberdayaan dan pembangunan (Planning Permit) dari pemerintah
Australia untuk mendirikan Muhammadiyah Australia College (MAC). Planning Permit
adalah dokumen legal mengenai ijin pemberdayaan dan pembangunan suatu lahan di
wilayah Australia dengan berbagai pertimbangan efek ekologis, ekosistem dan sosial.

Internasionalisasi Muhammadiyah | Perspektif & Opini


Selain itu di Malaysia, Maszlee Malik selaku Menteri Pendidikan Malaysia menyikapi
dan menyambut rencana pendirian Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dengan
tangan terbuka. Nantinya, UMAM akan bersifat terbuka untuk semua negara dan
kebangsaan sebagai wujud pendidikan inklusif bagi semua di ranah global.

Langkah Awal Internasionalisasi Muhammadiyah

Dalam 2 tahun terakhir ini, dunia bersama-sama terluka dalam perihnya


gelombang wabah covid-19, dunia yang ramai tiba-tiba sunyi dan terdiam. Pandemi
Covid-19 mendisrupsi hampir seluruh aktifitas beragam industri termasuk dalam bidang
pendidikan. Perubahan iklim pendidikan dipaksa untuk berubah dan segera menyesuaikan
dengan keadaan. Di dalam hal ini, kolaborasi menjadi kunci menghadapi disrupsi
termasuk di dalam bidang pendidikan, kerjasama yang luas akan memacu semangat
berkompetisi dalam riset, kajian, pembelajaran, dan pengembangan pendidikan. Perluasan
jejaring harus dikembangkan agar kampus-kampus dapat menyerap keunggulan dan mitra
potensial.

Langkah Muhammadiyah membangun kerjasama pendidikan dengan mitra di


Malaysia adalah respon tepat dan efektif atas tuntutan perubahan. Sebanyak 177
perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah menjadi bukti peran Muhammadiyah
dalam pendidikan. Kini tantangan Muhammadiyah adalah meningkatkan kualitas dan
membangun kerjasama yang luas. Kerjasama dengan negeri jiran Malaysia menjadi salah
satu penanda langkah Muhammadiyah dalam menjawabnya. Kehadiran Universiti
Muhammadiyah Malaysia (UMAM) akan mengkokohkan hubungan Indonesia dengan
Malaysia, hubungan yang tulus dan produktif menuju kemajuan. Kerjasama dinamis
menuju terbangunnya pusat keunggulan di Asia Tenggara. Menurut Ketua Umum
Muhammadiyah, Haedar Nashir, pendirian UMAM dimaksudkan sebagai upaya
perluasan gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan pendidikan tinggi
di ranah global.

Muhammadiyah memiliki beberapa alasan strategis ketika merintis kerjasama


pendidikan dengan mitra di Malaysia. Pertama adalah persamaan bangsa serumpun
dengan Malaysia di mana hubungan antara dua negara dipenuhi dengan warna dan
semangat kesamaan ini perlu dirajut kembali. Kedua, Indonesia dan Malaysia sebagai
bagian dari ASEAN terus bergerak menjadi kekuatan regional. Dengan semangat
fastabiqul khairaat, kedua negara terus ingin memainkan peran global bersama seluruh

Internasionalisasi Muhammadiyah | Perspektif & Opini


bangsa di seluruh dunia untuk menciptakan perdamaian, persatuan dan kemajuan hidup
bersama. Ketiga, Muhamadiyah ingin relasi antar bangsa serumpun tidak hanya berhenti
pada alasan konvensional dan tradisional yang selama ini telah dibangun, tetapi ingin
bergerak maju dengan relasi yang dinamis berupa program unggulan atau center of
excellence yang menyatukan Islam dan kebudayaan. Keempat, Muhammadiyah sebagai
gerakan pembaruan harus menjadi yang terdepan memelopori lahirnya pendidikan tinggi
di luar negeri terlebih di era globalisasi seperti saat ini. Setiap organisasi saling
berinteraksi bahkan membuka ruang diberbagai negara.

Internasionalisasi Muhammadiyah | Perspektif & Opini

Anda mungkin juga menyukai