SEMESTER 1 (X)
Perguruan Muhammadiyah 2
Janji Pelajar Muhammadiyah 1
Latar Belakang Muhammadiyah Berdiri 2
SEMESTER 2 (X)
Ciri-ciri gerakan Muhammadiyah 1
Organisasi Muhammadiyah 2
Mejelis, Lembaga dan Organisasi Otonom Muhamammadiyah 2
SEMESTER 1 (XI)
Periodesasi Perjuangan Muhammadiyah 2
Muqaddimah Aggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) 2
Kepribadian Muhammadiyah 2
SEMESTER 2 (XI)
Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) 2
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) 2
SEMESTER 1 (XII)
Khittah Perjuangan Muhammadiyah 5
Kaderisasi Muhammadiyah 6
Perkaderan Organisasi Otonom Muhammadiyah 7
SEMESTER 2 (XII)
Sikap Muhammadiyah terhadap Gerakan Islam Transnasional 6
Pikiran Islam Berkemajuan 6
KARAKTERISTIK PERGURUAN MUHAMMADIYAH
A. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah
suatu perkumpulan yang
terdiri dan 2-3 orang atau
lebih yang bersepakat untuk
bekerjasama dalam
mewujudkan keinginan
bersama. Fungsi organisasi
dalam suatu perjuangan
adalah suatu alat untuk
mencapai tujuan yang telah
dicita-citakan. Adapun unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam organisasi meliputi: tujuan,
usaha (kerjasama) dan pengorganisasian (pengelolaan). Tujuan dan manfaat organisasi bagi
manusia selain membuat pekerjaan dalam meraih cita-cita menjadi ringan, baik tenaga dan
biayanya juga untuk sarana berinteraksi sekaligus meningkatkan kemampuan diri dalam
membangun sebuah jaringan dan jalinan kerjasama antarkelompok yang pada akhirnya
dapat menguntungkan semua pihak.
Dasar berorganisasi adalah firman Allah Swt yang terdapat dalam OS. Ash-Shaff: 4,
sebagaimana berikut:
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai oran g yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu ban gunan yang tersusun kokoh.”
B. AD/ART Muhammadiyah
Untuk menjalankan sebuah organisasi, apapun namanya, termasuk Muhammadiyah,
diperlukan sebuah komitmen dan loyalitas bagi para pemimpin dan anggota-anggotanya.
Bentuk dan komitmen dan loyalitas dalam berorganisasi adalah dipatuhinya aturan-aturan
yang telah disepakati bersama dalam Anggaran Dasar (AD), maupun Anggaran Rumah
Tangga (ART) organisasi.
AD merupakan kejelasan dan penegasan keberadaan sebuah organisasi yang di
dalamnya memuat tentang nama, pendiri dan tempat kedudukan organisasi; identitas, asas,
lambang, maksud, tujuan dan usaha organisasi; keanggotaan, keorganisasian,
permusyawaratan dan rapat-rapat; serta keuangan dan pelaporan. Semua kejelasan maupun
penegasan tertulis secara garis besar untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan
roda organisasi. Adapun peraturan-peraturan dalam organisasi secara rinci dan bersifat
intern, karena belum diatur dalam AD, dituangkan di dalam ART. Maka, ART merupakan
penjelasan tentang peraturan peraturan organisasi yang tidak diatur dalam AD.
C. Keanggotaan
Muhammadiyah
Dalam Anggaran
Dasar Muhammadiyah
Bab IV pasal 8 disebutkan
bahwa anggota
persyarikatan
Muhammadiyah terdiri
atas Anggota Biasa,
Anggota Luar Blasa dan Anggota Kehormatan. Anggota Biasa adalah Warga Negara
Indonesia, beragama Islam, menyetujui dan bersedia mendukung, melaksanakan usaha-
usaha dalam mencapai maksud dan tujuan persyarikatan Muhammadiyah. Anggota Luar
Biasa adalah seorang bukan warga Negara Indonesia, beragama Islam, setuju dengan
maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya. Sedangkan
Anggota Kehormatan adalah seorang beragama Islam, berjasa terhadap Muhammadiyah
dan atau karena kewibawaannya dan keahliannya diperlukan atau bersedia membantu
Muhammadiyah.
Setelah seseorang menyatakan bersedia menjadi anggota Muhammadiyah, maka
hendaknya berusaha untuk melakukan proses ketetapan menjadi anggota dengan memiliki
Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah. Syarat-syarat untuk memperoleh kartu tanda anggota
Muhammadiyah telah diatur dalam ART sebagai berikut:
1. WNI beragama Islam
2. L/P berumur 17 tahun atau sudah menikah
3. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
4. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah;
5. Mendaftarkan din dan membayar uang pangkal.
Prosedur menjadi anggota Muhammadiyah diatur sebagai berikut;
1. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dengan mengisi formulir yang disediakan. Adapun kelengkapan syarat-syarat yang
harus dipenuhi adalah membayar uang pangkal dan administrasi, menyerahkan pas
foto berwarna terbaru ukuran 2x2 cm (2 lembar) dan ukuran 4x6 cm (2 lembar)
melalui Pimpinan Ranting atau Pimpinan amal usaha ditempat yang belum ada
Ranting, kemudian diteruskan kepada Pimpinan Cabang.
2. Pimpinan Cabang kemudian meneruskannya kepada Pimpinan Pusat dan dengan
disertai pertimbangan.
3. Pimpinan Cabang dapat mengeluarkan Kartu Tanda Anggota sementara kepada
calon anggota, sebelum yang bersangkutan menerima Kartu Tanda Anggota dan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bentuk tanda anggota sementara ditetapkan oleh
Pimpinan Pusat, tetapi dalam pelaksanaannya sekarang usulan oleh PCM diusulkan
ke Pimpinan Wilayah Muhammadiyah propinsinya masing-masing.
4. Pimpinan Pusat memberi Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah kepada calon
anggota blasa yang telah disetujui melalui Pimpinan Cabang yang bersangkutan.
Sekarang membuat kartu tanda anggota Muhammadiyah bisa dilakukan secara online.
Silahkan masuk ke website dengan link ini https://muhammadiyah.or.id/kta-muhammadiyah/
D. Bentuk Kepemimpinan Muhammadiyah
Dalam organisasi setidaknya ada dua bentuk kepemimpinan yaitu tunggal
(individualis) dan dewan (kolegial). Bentuk tunggal maksudnya adalah segenap kekuatan dan
tanggungjawab dipegang oleh satu orang. Sementara, bentuk dewan (kolegialitas) artinya
rasa setia kawan terhadap teman sejawat dan tanggungjawab organisasi dipegang oleh
beberapa orang yang masing-masing mempunyai kewajiban dan tanggungjawab yang sama.
Dari kedua bentuk tersebut, Muhammadiyah lebih menggunakan sistem atau bentuk
kepemimpinan kolegialitas. Karena bentuk kepemimpinannya adalah kolegial, maka setiap
pemimpin Muhammadiyah harus memiliki kompetensi yang memadai.
Syarat-syarat menjadi anggota Pimpinan Muhammadiyah (ART Muhammadiyah Pasal 15):
1. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam
2. Setia pada prinsip dasar perjuangan Muhammadiyah
3. Menjadi teladan di persyarikatan
4. Taat pada garis kebijakan PP Muhammadiyah
5. Cakap dan mampu menjalankan tugas
6. Telah menjadi anggota Muhammadiyah sekurang-kurangnya 1 tahun
7. Berpengalaman dalam kepemimpinan
8. Tidak merangkap jabatan dengan organisasi politik dan pimpinan organisasi yang
amal usahanya sama dengan Muhammadiyah
9. Tidak merangkap jabatan dengan pimpinan Muhammadiyah dan amal usahanya,
baik vertikal maupun horizontal.
Pimpinan Muhammadiyah harus tetap istiqamah menjaga prinsip-prinsip gerakan
Muhammadiyah yang selama ini menjadi kekuatan idealisme yang memelihara kelangsungan
organisasi Islam ini, termasuk menegakkan khittah dan kepribadian secara konsisten tanpa
terjebak pada kepentingan-kepentingan politik sesaat. Pimpinan Muhammadiyah di seluruh
tingkatan harus bersifat transformasional (membawa pada perubahan ke arah kemajuan)
demi memajukan persyarikatan sehingga mampu memberi kemaslahatan yang optimal bagi
kemajuan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan.
E. Struktur Pimpinan Muhammadiyah
Secara vertikal, kepemimpinan Muhammadiyah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pimpinan Pusat (Anggaran Dasar Bab VI pasal 11).
2. Pimpinan Wilayah (Anggaran Dasar, Bab VI pasal 12).
3. Pimpinan Daerah (Anggaran Dasar Bab VI pasal 13).
Bentuk struktur organisasi Muhammadiyah dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
G. Permusyawaratan dalam Muhammadiyah
Permusyawaratan dalam Muhammadiyah ditinjau dan segi status, wewenang dan
materi yang dibahas dapat dibedakan menjadi dua yaitu legislatif dan teknis.
1. Permusyawaratan Legislatif yaitu permusyawaratan yang memegang wewenang untuk
menetapkan kebijaksanaan umum organisasi serta menetapkan susunan dan personalia
pimpinan organisasi.
Acara permusyawaratan Legislatif Muhammadiyah adalah:
a. Laporan pimpnan yang berisi kebijakan pimpinan, Organisasi, Pelaksanaan, keputusan
musyawarah dan Keuangan organisasi
b. Pemilihan pimpinan
c. Masalah-masalah persyarikatan atau organisasi secara umum
d. Usul-usul
Sesuai dengan Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab. IX, maka permusyawaratan di
persyarikatan Muhammadiyah secara berjenjang sebagai berikut:
a. AD. Pasal 22 memuat tentang Muktamar
b. AD. Pasal 23 tentang Muktamar Luar Biasa
c. AD pasal 24 tentang Tanwir
d. AD. Pasal 25 tentang Musyawarah Wilayah
e. AD pasal 26 tentang Musyawarah Daerah
f. AD pasal 27 tentang Musyawarah Cabang
g. AD pasal 28 tentang Musyawarah Ranting
2. Permusyawaratan Teknis, yaitu permusyawaratan yang secara teknis membahas tentang
kebijaksanaan dan garis pimpinan serta pelaksanaan dan keputusan-keputusan
permusyawaratan legislatif. Macam-macam Permusyawaratan Teknis, yaitu Rapat Kerja
Pimpinan (Rakerpim) dan Rapat Kerja Majelis. Rapat-rapat kerja ¡ni juga tersusun secara
bertingkat dan Tingkat Pusat sampai Ranting. Musyawarah Pimpinan diselenggarakan oleh
dan atas tanggungjawab Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat.
Adapun mengenai keabsahan Musyawarah, sesual dengan Anggaran Dasar Pasal 30
dinyatakan; Musyawarah dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga
anggotanya yang telah diundang secara sah oleh Pimpinan Muhammadiyah di tingkat
masing-masing. Keputusan musyawarah tersebut diusahakan dengan cara mufakat.
Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai maka dilakukan pungutan suara dengan
suara terbanyak mutlak (voting). (AD. pasal 31).
MAJELIS, LEMBAGA DAN ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH
2. Lembaga
Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 20, disebutkan bahwa Lembaga adalah
unsur pembantu pimpinan yang menjalankan tugas pendukung Muhammadiyah. Tugas pokok
Lembaga adalah melaksanakan program dan kegiatan pendukung yang bersifat khusus. Lembaga
dibentuk oleh Pimpinan Pusat.
Meskipun demikian, Wilayah dan Daerah yang memandang perlu ada sebuah Lembaga
tertentu, maka masing-masing tingkatan diperkenankan membentuk Lembaga, dengan
persetujuan Pimpinan Muhammadiyah yang ada di atasnya (Anggaran Rumah Tangga Pasal 19).
Lembaga-lembaga di Lingkungan Muhammadiyah
a. Lembaga Pengambangan Cabang dan Ranting
b. Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
c. Lembaga Penelitian dan Pengembangan
d. Lembaga Penanggulangan Bencana
e. Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah
f. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
g. Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
h. Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
i. Lembaga Pengembangan Pesantren
2. Nasyiah
Nasyiah berdiri terdorong oleh QS. al-Hujurat: 1 5 di bawah ini:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-
orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang
yang benar.
Nasyiatul ‘Aisyiyah (Nasyiah) didirikan pada 28 Dzulhijjah
1349 H/16 Mei 1931 M. Tujuan organisasi ini adalah membentuk pribadi Putri Islam dalam
rangka ikut menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Semboyan Nasyiah adalah “al-Birru manittaqa” yang artinya berbuat kebaikan dan
ketakwaan Lambang: 12 butir padi melambangkan 12 Iangkah Muhammadiyah, 2 buah daun
segar dan 2 buah daun Iayu melambangkan sebelum patah telah tumbuh, pita melambangkan
keceriaan dan keoptimisan, sedangkan simpul tau melambangkan persatuan.
3. Pemuda Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah berdiri pada tanggal 26 Dzulhijjah 1350
H/2 Mei 1932 M. Fungsi Pemuda Muhammadiyah adalah sebagai
pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
Tujuan Pemuda Muhammadiyah adaÌah menghimpun potensi pemuda
muslim dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran
agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Arti lambang: lembar kuncup berjumlah 5 menggambarkan Rukun Islam, kelopak
berjumlah 6 menggambarkan tentang Rukun Iman dan 2 daun melambangkan 2 kalimat
syahadat.
Semboyan: “fastabiq al-khairat” artinya berlomba-lomba dalam kebaikan (QS. Al-Baqarah:
148).
4. HizbuI Wathan
Hizbul Wathan (HW) didirikan di Yogyakarta 1918 M/1336 H
atas prakarsa KH. Ahmad Dahlan. Tujuan berdiri: menyiapkan dan
membina anak, remaja dan pemuda yang memiliki akidah, mental dan
fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan
terwujudnya muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
persyarikatan, umat, dan bangsa.
Lambang: sinar matahari dengan logo HW dan kuncup melati. Sinarnya sebanyak 12
melambangkan bahwa HW sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang artinya bahwa
setiap anggota HW mampu memancarkan cahaya pribadi pada masyarakat, bangsa, dan negara.
5. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Ikatan Pelajar Muhammadiyah berdiri tanggal 4 Shaffar 1381 H/18
Juli 1961 M. Tujuan berdiri: terbentuknya pelajar muslim yang berilmu,
berakhlak mulia dan terampil dalam rangka menegakkan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
Arti lambang:
a. Bentuk; Segi lima bersisi runcing di bawah, merupakan
deformasi bentuk pena.
b. Warna; Kuning berarti keagungan, Putih berarti kesucian, Merah
berarti keberanian, Hijau berarti keabadian, ketuhanan.
c. Gambar Matahari bersinar jumlah sinar 12 merupakan lambing
Muhammadiyah, di tengah bulatan matahari terdapat gambar buku berwarna putih berarti
pengetahuan. Pada bulatan matahari bagian bawah ada tulisan Qur’an surat al-Qolam ayat
1 dan 2 yang berbunyi nun waiqotami wamayasthuruun artinya “Demi pena dan apa yang
dituliskannya”.
d. Huruf I, P dan M berwarna merah berarti IPM berani secara aktif menyampaikan dakwah
Islam.