Anda di halaman 1dari 11

Muhammadiyah Dalam

Pergaulan Dunia
Internasional
Oleh :

Adi Alvian dan Rahayu Afista


Hardianti
Latar Belakang

 Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam yang didirikan oleh Muhammad Darwis
atau lebih dikenal dengan nama Kyai Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H /
18 Nopember 1912 bertempat di Kampung Kauman Yogyakarta. Awal mula berdirinya
Muhammadiyah bertujuan untuk mengajak masyarakat muslim kembali kepada elan vital
Islam yang sesungguhnya yaitu dengan menjalankan ajaran Islam yang sebenarnya
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist

 Muhammadiyah telah mencanangkan agenda untuk melakukan internasionalisasi


gerakan sebagai salah satu fokus ke depan. Dimulai dari Seminar Pra-Muktamar yang
membahas “internasionalisasi” secara khusus, PP Muhammadiyah juga telah
mencanangkan beberapa program strategis yang terkait dengan internasionalisasi.
Setelah Muktamar Muhammadiyah di Jakarta tahun 2000, muncul gagasan perlunya
pendirian Muhammadiyah di luar negeri.
Rumusan Masalah

 Persoalan-persoalan dunia Internasional


 Pandangan Muhammadiyah tentang kerjasama
Internasional
 Kerjasama Muhammadiyah dengan Organisasi
Islam dunia
 Muhammadiyah dan perdamaian dunia
Tujuan Penulisan

 Mengetahui persoalan-persoalan dunia Internasional


 Mengetahui pandangan Muhammadiyah tentang kerjasama
Internasional
 Mengetahui Kerjasama Muhammadiyah dengan organisasi Islam
Dunia
 Mengetahui peran Muhammadiyah dalam perdamaian dunia
Muhammadiyah dalam persoalan-persoalan dunia
 Muhammadiyah merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang keagamaan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan bertujuan untuk menegakkan agama Islam. Di
samping itu, organisasi Muhammadiyah selain bergerak dalam bidang keagamaan dan
dakwah amar ma’ruf nahi munkar juga bergerak dalam persoalan-persoalan dunia
terlebih bidang kemanusiaan, di antaranya, yakni; pendidikan, kesehatan, dan sosial
politik, serta bencana.
 Dalam beberapa kesempatan Muhammadiyah juga ikut berperan aktif dalam berbagai
kasus dimulai dari mengentaskan pendidikan, mewadahi kegiatan-kegiatan amal usaha,
serta membantu korban bencana (kemanusiaan) yang terjadi di luar batas negara
termasuk melakukan pemberian bantuan kepada kaum minoritas pengungsi Rohingya.
Muhammadiyah sebagai organisasi non pemerintahan (NGO) yang berdiri tanpa ada
campur tangan pemerintah dan memiliki tujuan untuk kesejahteraan umat manusia.
Sebagai organisasi non profit, Muhammadiyah memiliki motivasi yang kuat dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, yaitu :
 MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center)
MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) atau Lembaga Penanggulangan Bencana
Muhammadiyah ialah sebuah lembaga yang dimiliki leh Muhmmadiyah yang berfokus pada
penanggulangan dan penanganan bencana. MDMC lahir pada tahun 2010 ketika Muktamar
Muhammadiyah Yogyakarta. MDMC merupakan organisasi yang secara internasional telah di akui
WHO (World Health Organization) dimana MDMC telah memiliki standar EMT (Emergency Medical
Team) yang memenuhi standar WHO.
 PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah)
Muhammadiyah adalah gerakan Islam pencerahan yang mengusung visi moderat di tengah dinamika
sosial- budaya lintas bangsa dan negara. Dengan etos dan spirit Islam kosmopolitan, Muhammadiyah
hadir di berbagai negara dengan menghadapi ragam latarbelakang etnis, budaya, dan agama. Kehadiran
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di luar negeri adalah salah satu indikasi dari
internasionalisasi Muhammadiyah.
Pandangan Muhammadiyah tentang
Kerjasama Internasional
Muhammadiyah terus menggeloarakan gerakan internasionalisasi dengan
bekerjasama berbagai pihak.  Diantaranya, dengan lembaga-lembaga
internasional seperti USAID, AusAID, Muslim Aid, Unicef, Bill & Melinda
Gate, Sani'tidak Egidio, Asian Muslim Charity Foundation (AMCF).
Dikatakan Sekretaris Umum PPMuhammadiyah, Abdul Mu’ti, fokus awal
langkah internasionalisasi sejak 2011, Muhammadiyah sudah menjadi
permanent consultative member of ECOSOC, lembaga sosial dan ekonomi
PBB.
"Terkait dengan penguatan kerja sama internasional, sejak Muktamar 2015,
Muhammadiyah mengangkat ketua yang membidangi Dialog dan Kerjasama
antar Agama dan Peradaban," terang Mu’ti Rabu (18/4) di Jakarta.
Kerjasama Muhammadiyah dengan
Organisasi Islam Dunia
 Gagasan internasionalisasi Muhammadiyah sudah lama bergulir di kalangan para pimpinan dan
aktivis Muhammadiyah. Akan tetapi, konseptualisasi dan aktualisasi gagasan ini masih belum
menemukan format ideal sekaligus praksis konkret dan operasional. Pendirian sejumlah pimpinan
cabang istemewa Muhammadiyah (PCIM) di luar negeri misalnya, baru sebatas mewadahi kader-
kader Muhammadiyah yang sedang menempuh studi lanjut atau meniti karir di negara itu. Jalinan
kerjasama internasional yang dilakukan sejumlah PTM juga belum mampu mendongkrak
peringkat PTM menjadi universitas riset berkelas dunia.
 Secara personal dan organisasional, Muhammadiyah juga terlibat dalam dialog, perdamaian dunia,
resolusi konflik, dan pembangunan peradaban dunia yang berkeadilan. Din Syamsuddin, mantan
Ketua Umum PP Muhammadiyah misalnya, berkontribusi penting dalam dialog lintas iman dan
perdamaian dunia, sehingga dipercaya sebagai Presiden Conference of Religion for Peace dalam
World Coference Religion for Peace.
 Mendunia
Kerjasama dan kemitraan antara Muhamamdiyah dan negara atau lembaga internasional juga
dikembangkan, baik dalam rangka pertukaran dosen, mahasiswa, pelajar, studi lanjut, riset
kolaboratif, maupun publikasi ilmiah. Karena itu, revitalisasi perguruan tinggi Muhammadiyah
(PTM) sebagai universitas riset bereputasi internasional menjadi sangat strategis, sehingga inovasi
dan temuan teori-teori baru di bidang ipteks dan pemikiran Islam dari PTM menjadi keniscayaan.
Muhammadiyah akan semakin mendunia, apabila mampu mengembangkan jaringan
internsionalnya berbasis  “holding organization” yang modern, terbuka, dan inovatif.  Dengan
jaringan amal usahanya yang luas, Muhammadiyah perlu semakin mempromosikan  praksis Islam
moderat dan berkemajuan  yang sudah terbukti, misalnya, menjadi rumah perdamaian dan
laboratorium toleransi bagi warga bangsa, terutama di wilayah Indonesia Timur, seperti Universitas
Muhammadiyah Sorong, Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, dan
Universitas Muhammadiyah Kupang,  di mana 65-75% dari total mahasiswanya adalah non-
Muslim.
Muhammadiyah dan Perdamaian Dunia

 Muhammadiyah yang akan memasuki usia seabad, akan terus mengupayakan perdamaian
dunia sebagai bagian dari internasionalisasi organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan
tersebut. Dalam program ini, khususnya di kawasan Asia Tenggara Muhammadiyah akan
memprakarsai upaya perdamaian di Filipina Selatan dan Thailand Selatan.
A S I H
A K
E RI M
T

Anda mungkin juga menyukai