Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH KIMIA MEDISINAL

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS

“HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS ANTIKANKER”

OLEH :

NAMA : FITKA ULFA RAHMAN

STAMBUK : 15020190186

KELAS : C7

DOSEN : Apt. MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
1. Apa yang menyebabkan obat kemoterapi yang masih sedikit berhasil untuk sel
tumor ?
Jawab :
Resistensi obat merupakan sebab utama kegagalan kemoterapi. Penyebab
timbulnya resistensi obat bervariasi, obat berbeda memiliki mekanisme berbeda.
Pada tahun 1979 Goldie dan Codman mengemukakan model matematik tentang
sifat resistensi obat, beranggapan semakin besar ukuran tumor, jumlah multiplikasi
semakin banyak, jumlah sel resisten obat juga semakin banyak, tapi tidak berkaitan
dengan obat yang dipakai. Kernoterapi harus sedini mungkin digunakan, paling
baik seeara bergantian menggunakan dua set regimen kernoterapi yang sarna
efektif tetapi tidak rnemiliki sifat resistensi obat silang, misalnya untuk terapi
penyakit Hodgkin rnemakai MOPPIABVD,untuk kanker sel keeil paru memakai PEl
CAV seeara bergantian dapat mengurangi resistensi obat, meningkatkan efektivitas
terapi. Resistensi obat lain yang menarik perhatian adalah resistensi obat berganda
(multiple drug resistance, MDR).
Sel kanker setelah kontak dengan satu jenis obat anti kanker, timbul sifat
resistensi terhadap berbagai jenis obat antikanker lain dengan struktur yangjelas
berbeda dan prinsip kerja berbeda. Sifat resistensi obat silang berganda ini sering
terjadi pada berbagai bahan obat alami seperti antara golongan alkaloid tumbuhan
dan antibiotik, Kemungkinan ditimbulkan oleh overekspresi gen resisten obat
berganda (MDR1) yang menyebabkan bertambahnya glikoprotein GP-170
membran sel kanker. Ini memicu bertambahnya rembesan obat antikanker keluar
lewat membran sel. Pernah diternukan obat penyekat saluran kalsiurn seperti
verapamil, diltiazern, inhibitor kalmodulin (trifluoferazin) dan anti estrogen
tamoksifen dapat merefersi sifat resistensi obat ini. Tapi saat ini penelitian tersebut
belum diverifikasi secara klinis.
Sebagai salah satu metode terapi, kernoterapi kanker semakin luas
dimanfaatkan. Berkombinasi dengan operasi dan radioterapi, telah menolong
banyak pasien kanker termasuk yang berada dalam stadium lanjut. Meskipun
dernikian, pada saat ini masalah kernoterapi termasuk kurang banyaknya pilihan,
timbulnya resistensi obat dan toksisitas dan lainnya telah menghambat
perkembangannya. Dengan terus bermuneulannya obat antikanker dengan
efektivitas tinggi dan toksisitas rendah, penelitian mendalam terhadap supresor
onkogen dan gen resistensi obat serta ekspresi molekularnya, bermuneulannya
teknologi terapi baru, kemoterapi akan dapat menjadi armamentarium kuat bagi
umat manusia mengalahkan kanker.
(Deborah, Anita, dkk. 2013)

2. Mencari hubungan antara asam nukleat dan biosintesis protein dengan penyakit
kanker ?
Jawab :
Asam nukleat dan protein merupakan senyawa polimer utama yang terdapat
pada sel. Asam nukleat berfungsi menyimpan dan mentransmisikan informasi
genetik dalam sel. Sel mempunyai dua jenis molekul asam nukleat yaitu DNA
(asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). DNA menyimpan informasi
genetik yang spesifik untuk setiap individu dan spesies tertentu, yang akan
diwariskan ke generasi berikutnya. Semua sel menggunakan sistem dimana
informasi yang terdapat dalam DNA di copy menjadi RNA dan kemudian dirubah
menjadi protein oleh mesin molekul yang disebut ribosom. Pada tingkat molekul,
sel-sel memiliki lebih banyak kesamaan daripada perbedaan.
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali. Sel kanker memiliki kemampuan untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak
terkendali tersebut disebabkan adanya kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di
gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi dibutuhkan
untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi tersebut dapat diakibatkan
oleh agen kimia maupun agen fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi
secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan /mutasi germline.
(Rondo V. S. A, dkk. Jurnal Ilmiah Sains. 2017)

3. Jelaskan hubungan pirimidin, purin, asam folat dan asam amino terhadap
DNA/RNA ?
Jawab :
Nukleotida yang merupakan monomer asam nukleat (building block) memiliki
banyak fungsi dalam metabolisme selular. Sebagai konstituen asam nukleat,
deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA), nukleotida berfungsi
sebagai gudang informasi genetik. Struktur protein dan metabolisme biomolekul
dan komponen selular lainnya merupakan produk informasi yang sudah terprogram
dalam nukleotida. RNA juga terdiri atas nukleotida yang memiliki banyak fungsi.
Ribosomal RNA (rRNA) adalah komponen ribosom yang bertanggungjawab pada
sintesis protein. Massenger RNA (mRNA) merupakan intermediet yang membawa
informasi genetik dari suatu gen ke ribosom. Transfer RNA (tRNA) adalah molekul
yang menerjemahkan informasi pada mRNA untuk menentukan asam amino
spesifik. Selain gudang genetik, nukleotida juga merupakan bagian dari koenzim,
donor gugus fosforil (ATP dan GTP), donor gula (UDP dan GDP-gula) atau donor
lipid (CDP-asilgliserol). Bentuk energi pada metabolisme tubuh tergantung pada
adanya transfer gugus fosforil.
Nukleotida memiliki tiga karakteristik komponen yaitu basa nitrogen
heterosiklik, gula pentosa dan gugus fosfat. Molekul nukleotida yang gugus
fosfatnya mengalami hidrolisis dinamakan dengan nukleosida. Basa dan gula
pentosa penyusun nukleotida merupakan bentuk senyawa heterosiklik.
Basa nitrogen heterosiklik yang menyusun nukleotida yaitu purin dan pirimidin.
Ada empat basa nitrogen yang merupakan unit pembentuk DNA yaitu adenin (A),
guanin (G), sitosin (C) dan timin (T). Sedangkan pembentuk RNA yaitu adenin (A),
guanin (G), sitosin (C) dan urasil (U). Adenin dan guanin merupakan basa nitrogen
jenis purin sedangkan sitosin, timin dan urasil adalah derivat pirimidin.
DAFTAR PUSTAKA

Deborah, Anita dkk. 2013. “BANDUNG CONTROVERSIES AND CONSENSUS IN


OBSTETRICS & GYNECOLOGY”. Jakarta: CV Sagung Seto.

Kuniawati, Puji and Ranowati, Reni, 2017. Modul Biokimia: Jilid 1. Program DIII Analis
Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia.

Rondo V. S. A, dkk. 2017. Jurnal Ilmiah Sains. “IDENTIFIKASI PERUBAHAN


STRUKTUR DNA TERHADAP PEMBENTUKAN SEL KANKER
MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI GRAF”. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No.
2

Anda mungkin juga menyukai