Anda di halaman 1dari 103

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

PEDOMAN PENULISAN TASKAP


SUSJEMENSTRA SESKOAL

DISAHKAN DENGAN PERATURAN KOMANDAN SESKOAL


NOMOR 9 TAHUN 2018
1

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN LAUT


NOMOR 9 TAHUN 2018

TENTANG

PEDOMAN
PENULISAN TASKAP SUSJEMENSTRA SESKOAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KOMANDAN SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN LAUT,

Menimbang : Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan penulisan Tugas Akhir bagi


Pasis Susjemenstra Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut
perlu adanya Peraturan Komandan tentang Pedoman Penulisan
Taskap.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi.

2. Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: SKEP/364/V/2001 tanggal


21 Mei 2001, tentang Perangkat Kendali Pendidikan TNI.

3. Peraturan Panglima TNI Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pedoman


Administrasi Umum Tentara Nasional Indonesia .

4. Peraturan Komandan Seskoal Nomor Perdan/01/I/2018 tanggal


8 Januari 2018 tentang Penilaian Pasis Seskoal.

5. Buku III dan IV Perangkat Kendali Pendidikan Susjemenstra


Seskoal Angkatan ke-13 TP 2018.
2

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN KOMANDAN SESKOAL TENTANG PEDOMAN


PENULISAN TASKAP

Pasal 1

Mengesahkan berlakunya Peraturan Komandan tentang penulisan


Taskap sebagaimana tercantum pada lampiran Peraturan Komandan
ini.

Pasal 2

Peraturan Komandan ini digunakan sebagai pedoman penulisan


Taskap di Seskoal.

Pasal 3

Dengan ditetapkannya Peraturan Komandan ini maka Peraturan


Komandan Nomor 04 tahun 2016 tanggal 13 Januari 2016 tentang
Pedoman Penulisan Taskap Susjemenstra Seskoal dinyatakan tidak
berlaku lagi.

Pasal 4
Peraturan Komandan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Juni 2018

Distribusi :

A dan B Seskoal
3

DAFTAR ISI

Halaman

Peraturan Komandan Seskoal Nomor 9 tahun 2018 tanggal 4 Juni 2018 tentang Pedoman
Penulisan Taskap Susjemenstra Seskoal.

BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ..........................................................................................................
1
2. Maksud dan Tujuan .....................................................................................
1
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ...................................................................
2
4. Dasar ...........................................................................................................
2

BAB II FORMAT NASKAH TASKAP


5. Umum ..........................................................................................................
3
6. Tahapan Penulisan.....................................................................................
3 )
7. Format Naskah Taskap ...............................................................................
3

BAB III PENILAIAN NASKAH TASKAP


8. Umum .........................................................................................................
22
9. Ketentuan Penilaian.....................................................................................
22
10. Pelaksanaan Kegiatan Penilaian .................................................................
24

BAB IV PENGUJIAN TASKAP


11. Umum ..........................................................................................................
25
12. Ketentuan Pengujian ..................................................................................
25
13. Pelaksanaan Kegiatan Pengujian ...............................................................
26

BAB V KETENTUAN PENILAIAN TASKAP


14. Umum ..........................................................................................................
28
15. Tata Cara Penilaian Naskah Taskap ..........................................................
28
16. Tata Cara Pengolahan Nilai Taskap ...........................................................
30
17. Sanksi ........................................................................................................
30
4

BAB VI PEMBIMBINGAN DAN ADMINISTRASI TASKAP


18. Umum ..........................................................................................................
32
19. Penjelasan ...................................................................................................
32
20. Pembimbing Taskap ...................................................................................
33
21. Tugas dan Tanggung Jawab Pembimbing Taskap ....................................
33
22. Tugas dan Tanggung Jawab Pasis .............................................................
34
23. Ketentuan Penilaian Naskah Taskap ..........................................................
35
24. Ketentuan Penyajian Taskap ......................................................................
36
25. Penyimpanan dan Pemeliharaan … ............................................................
37
26. Penggandaan/Produksi ...............................................................................
37

BAB VII PENUTUP 38


27. Penutup 38

LAMPIRAN

LAMPIRAN A: Penjelasan Pembuatan Alur Pikir dan Pola Pikir


LAMPIRAN B: Tata Cara Penulisan
LAMPIRAN C: Blanko Penilaian
LAMPIRAN D: Contoh Isi Taskap
LAMPIRAN E: Mekanisme Penulisan Taskap
1
LAMPIRAN I Lampiran Peraturan Danseskoal
PERATURAN KOMANDAN SESKOAL
Nomor Perdan / /I/2012
NOMOR 9 TAHUN 2018 Tanggal Januari 2012

TENTANG

PEDOMAN
PENULISAN TASKAP SUSJEMENSTRA SESKOAL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Tugas Akhir adalah karya ilmiah yang disusun menurut kaidah keilmuan dan
ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, di bawah
pengarahan dan pengawasan dosen pembimbing, sehingga memenuhi kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan oleh Seskoal. Mengingat pentingnya tugas yang
dihadapi oleh Pasis, maka perlu disusun sebuah Peraturan Komandan Seskoal
(Perdan) yang dapat memberikan arahan dan pedoman dalam proses penulisan
Taskap.

b. Tugas Akhir dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan satu
program Kursus Menejemen Strategi (Susjemenstra) di Seskoal. Tugas Akhir yang
dimaksud dalam pedoman ini berupa Taskap dengan menggunakan metode
kepustakaan yang memenuhi kaidah keilmuan dan metode ilmiah secara sistematis
sesuai dengan otonomi kelembagaan dan budaya akademik.

c. Sasaran penulisan karya ilmiah ini adalah agar pasis mampu merumuskan
pemecahan masalah dalam bentuk Kebijakan, Strategi, dan Upaya (KSU). Taskap
ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemimpin TNI dan TNI Angkatan Laut,
khususnya dalam mengambil kebijakan dari permasalahan yang ditulis oleh para
Pasis Susjemenstra.

2. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud. Peraturan Komandan ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi
Pasis yang akan menyusun Taskap, juga bagi para Dosen atau Perwira Seskoal
yang ditunjuk sebagai pembimbing maupun penguji Taskap.

b. Tujuan. Peraturan Komandan ini disusun dengan tujuan :

1) Menyeragamkan pokok-pokok format penulisan Taskap.


2) Pedoman bagi Pasis dalam menulis Taskap.
2

3) Pedoman bagi para Dosen atau Perwira Seskoal dalam melaksanakan


pembimbingan penulisan Taskap.
4) Pedoman bagi Penguji dalam menilai naskah dan penyajian Taskap.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup Perdan ini meliputi penjelasan
kerangka dan ketentuan penulisan, penjelasan dan langkah-langkah penulisan serta
pembimbingan dan administrasi Taskap dengan tata urut sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan.
b. Bab II Format Naskah Taskap.
c. Bab III Penilaian Naskah Taskap.
d. Bab IV Pengujian Taskap.
e. Bab V Ketentuan Penilaian Taskap.
f. Bab VI Pembimbingan dan Administrasi Taskap
g. Bab VII Penutup
h. Daftar Pustaka.

4. Dasar.

a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49


Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

b. Surat Keputusan Panglima TNI Nomor SKEP/364/V/2001 tanggal 21 Mei 2001,


tentang Perangkat Kendali Pendidikan TNI.

c. Peraturan Panglima TNI Nomor 5 tahun 2012 tanggal 20 Maret 2012 tentang
Pedoman Administrasi Umum Tentara Nasional Indonesia.

d. Peraturan Komandan Seskoal Nomor Perdan/05/I/2016 tanggal 13 Januari


2017 tentang Petunjuk Teknis Penulisan Taskap.

e. Peraturan Komandan Seskoal Nomor 5 tahun 2017 tanggal 13 Januari 2017


tentang Naskah Sementara Pedoman Penulisan Taskap Dikreg Seskoal.
3

BAB II

FORMAT NASKAH TASKAP

5. Umum. Taskap adalah suatu produk naskah perorangan


yang dibuat oleh masing-masing Pasis sebagai penugasan akhir dalam Susjemenstra,
Taskap merupakan pendapat pribadi (Personal Opinion) dilengkapi dengan dasar teori
atau referensi lainnya sebagai dasar dan pendukung dalam penulisan. Selama kegiatan
perumusan judul Taskap dan naskah Taskap, Pasis mendapat bimbingan dari para
pembimbing yang ditunjuk berdasarkan surat perintah Danseskoal. Pembuatan
perumusan judul dan naskah Taskap mempunyai bentuk dan aturan tertentu yang harus
dipedomani. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan ditetapkan ketentuan
format perumusan judul Taskap, dan naskah Taskap.

6. Tahapan Penulisan
a. Tahap Penentuan Ide Penulisan dan Pembuatan Kerangka Taskap. Tahap
Penentuan Ide Penulisan dan Pembuatan Kerangka Taskap ini meliputi kegiatan
perumusan ide penulisan dan pembuatan RPT (Rencana Penulisan
Taskap)/kerangka penulisan Taskap.

b. Tahap Persetujuan Judul Taskap. Dalam tahap ini Pasis melaksanakan


pembimbingan sampai disetujuinya Judul Taskap oleh Pabingpok.

c. Tahap Pengumpulan Data. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, Pasis


perlu melakukan pengumpulan data melalui studi kepustakaan, korespondensi dan
studi lapangan (jika memungkinkan).

d. Tahap Pembuatan Taskap. Kegiatan pembuatan Taskap dimulai sejak judul


Taskap dan RPT/kerangka penulisan disetujui oleh Pabingpok. Selanjutnya Pasis
melaksanakan konsultasi penulisan kepada Pabing Taskap.

7. Format Naskah Taskap

a. Bagian Awal.

1) Lembar Sampul Luar (Hard Cover).


2) Lembar Sampul Dalam (Soft Cover).
3) Lembar Pernyataan Tidak Plagiat.
4) Lembar Riwayat Hidup.
4

5) Lembar Tanda Persetujuan Taskap.


6) Lembar Tanda Hasil Ujian Taskap.
7) Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi.
8) Lembar Abstrak (dalam bahasa Indonesia).
9) Lembar Abstract (dalam bahasa Inggris).
10) Lembar Kata Pengantar.
11) Lembar Daftar Isi.
12) Lembar Daftar Tabel (bila ada).
13) Lembar Daftar Gambar (bila ada).
14) Lembar Daftar Lampiran (bila ada).

b. Bagian Isi.

Bab I Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut
4. Metode dan Pendekatan
5. Pengertian

Bab II Landasan Pemikiran


6. Umum
7. Peraturan Perundang-Undangan
8 Landasan Teori
9. Penulisan Terdahulu
10. Kerangka Pemikiran

Bab III Kondisi Saat Ini


11. Umum
12. Kondisi Saat Ini
13. Implikasi
14. Persoalan yang ditemukan
Bab IV Faktor-faktor Yang Mempengaruhi.
15. Umum
16. Faktor Eksternal
17. Faktor Internal
19. Peluang dan Kendala
5

Bab V Kondisi Yang Diharapkan


20. Umum
21. Kondisi Yang Diharapkan
22. Kontribusi
23. Indikator Keberhasilan

Bab VI Pemecahan Masalah


24. Umum
25. Pemecahan Masalah
a. Kebijakan
b. Strategi
c. Upaya

Bab VII Penutup


26 Kesimpulan
27. Saran

Daftar Pustaka

Lampiran :
A. Alur Pikir
B. Pola Pikir
C. Lampiran lain (Daftar Pengertian, Daftar Tabel, Daftar Gambar)
D. Dst sesuai kebutuhan.

Penjelasan :

a. Bagian Awal. Bagian Awal sebuah Taskap mencakup lembar sampul luar
(hard cover), lembar sampul dalam (soft cover), lembar pernyataan tidak plagiat,
lembar riwayat hidup, lembar tanda persetujuan Taskap, lembar tanda hasil ujian
Taskap, lembar persetujuan publikasi, lembar abstrak (dalam bahasa Indonesia),
lembar abstract (dalam bahasa Inggris), lembar kata pengantar, lembar daftar isi,
lembar daftar tabel, lembar daftar gambar dan lembar daftar lampiran dengan
penjelasan sebagai berikut :

1) Lembar Sampul Luar disusun sebagai berikut :

a) Kop Seskoal, diletakkan dipojok kiri atas, huruf Arial 11, huruf kapital
diberi garis bawah.
6

b) Lambang TNI Angkatan Laut dengan tulisan JALESVEVA


JAYAMAHE”, ukuran 4,5 x 4,5 cm berwarna.

c) Judul Taskap, diletakkan di tengah-tengah halaman agak ke atas


di bawah lambang TNI Angkatan Laut, huruf Arial 18, Bold, huruf kapital.

d) Data Penulis, diletakkan setelah Judul Taskap, di tengah-tengah


agak ke bawah di atas garis mendatar, huruf Arial 12, Bold, huruf kapital.

e) Garis mendatar. Diletakkan ± 3,5 cm dari batas bawah kertas.

f) Tulisan KERTAS KARYA PERORANGAN, diletakkan dibawah


garis mendatar, ditengah-tengah, huruf Arial 16, Bold, huruf kapital.

g) Tulisan jenis pendidikan di Seskoal, angkatan dan tahun


pendidikan berjalan. Diletakkan di bawah tulisan KERTAS KARYA
PERORANGAN, di tengah-tengah, huruf Arial 14, Bold, huruf kapital.

h) Hard Cover berwarna kuning.

i) Untuk ukuran font dan lain-lain lihat lampiran “D” sub lampiran I.

2) Lembar Sampul Dalam disusun sebagai berikut :

a) Kop Seskoal, diletakkan dipojok kiri atas, huruf Arial 11, huruf
kapital diberi garis bawah.

b) Lambang TNI Angkatan Laut dengan tulisan “JALESVEVA


JAYAMAHE”, ukuran 4,5 x 4,5 cm berwarna.

c) Judul Taskap, diletakkan di tengah-tengah halaman agak ke atas


di bawah lambang TNI Angkatan Laut, huruf Arial 18, Bold, huruf kapital.

d) Tulisan “DIAJUKAN GUNA MEMENUHI SALAH SATU


PERSYARATAN AKADEMIK UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN”.
diletakkan setelah Judul Taskap, di tengah-tengah, huruf Arial 12,
Bold, huruf kapital.

e) Data Penulis, diletakkan setelah d), di tengah-tengah agak ke bawah,


huruf Arial 12, Bold, huruf kapital.

f) Garis mendatar. Diletakkan ± 3,5 cm dari batas bawah kertas.

g) Tulisan KERTAS KARYA PERORANGAN, diletakkan di bawah


garis mendatar, ditengah-tengah, huruf Arial 16, Bold, huruf kapital.
7

h) Tulisan jenis pendidikan di Seskoal, Angkatan dan tahun


pendidikan berjalan. Diletakkan di bawah tulisan KERTAS KARYA
PERORANGAN, di tengah-tengah, huruf Arial 14, Bold, huruf kapital.

i) Soft Cover berwarna putih.

j) Untuk ukuran font dan lain-lain lihat Lampiran “D” sub lampiran II.

3) Lembar Pernyataan Tidak Plagiat. Halaman Pernyataan tidak plagiat


dimaksudkan bahwa Taskap yang ditulis bebas dari plagiat dan kesanggupan
menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Seskoal sebagaimana
diatur dalam Perdan Penilaian Pasis. Pernyataan Tidak Plagiat ditulis huruf
Arial 12 dengan posisi rata kanan dan kiri (justify alignment) sesuai dengan
contoh pada Lampiran “D” sub lampiran III.

4) Lembar Riwayat Hidup. Berisi data-data Pasis dan keluarga termasuk


riwayat pendidikan. (Contoh lihat Lampiran “D” sub lampiran IV).
5) Lembar Tanda Persetujuan Taskap. Berisi pernyataan disetujui dari
Perwira Pembimbing (Pabing) lengkap dengan tanda tangan, tanggal
persetujuan dan diketahui Kadepiptek Seskoal lengkap dengan tanda tangan.
(Contoh lihat Lampiran “D” sub lampiran V).

6) Lembar Tanda Hasil Ujian Taskap. Berisi pernyataan telah


dipertahankan didepan Tim Penguji yang dilengkapi data Pasis, dilengkapi
tanda tangan Tim Penguji dan Pabing. (Contoh lihat Lampiran “D” sub
lampiran VI).

7) Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk


Kepentingan Akademis. Halaman ini berisi pernyataan dari Pasis penulis
Taskap yang memberikan kewenangan kepada lembaga Seskoal untuk
menyimpan, mengalih mediakan/memformatkan, merawat dan
mempublikasikan Taskapnya untuk kepentingan akademis. Artinya, Seskoal
berwenang untuk mempublikasikan suatu Taskap hanya untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan hak cipta tetap pada penulis.
(Contoh lihat Lampiran “D” sub lampiran VII).

8) Lembar Abstrak. Abstrak Taskap merupakan ringkasan substansi tulisan


memuat tujuan penelitian, metode dan pendekatan yang digunakan,
permasalahan dan implikasi, kontribusi dan indikator keberhasilan, pemecahan
masalah serta kesimpulan dan saran. Ketentuan penulisan Abstrak adalah
8

sebagai berikut :

a) Abstrak ditulis dalam satu paragraf minimal 250 kata dan


maksimal 300 kata dengan menggunakan satu spasi dalam satu
halaman. Diketik dengan tipe Arial 12, spasi tunggal (single spacing).

b) Abstrak disusun dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan


bahasa Inggris.

c) Abstrak berisi latar belakang, permasalahan, metode penyelesaian,


kesimpulan, dan kata kunci (key word).

Contoh Abstrak dalam bahasa Indonesia dapat dilihat pada Lampiran “D” sub
lampiran VIII sedangkan dalam bahasa Inggris dapat dilihat pada Lampiran “F”
sub lampiran IX.

9) Lembar Kata Pengantar. Kata Pengantar ditulis tidak lebih dari


2 halaman, berisi antara lain: (Contoh lihat Lampiran “D” sub lampiran X)

a) Ungkapan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Gambaran umum adanya tugas beserta ketentuan yang


dijadikan Dasar dalam penulisan Taskap.

c) Gambaran umum tentang pelaksanaan tugas dan hasil yang


telah dicapai.

d) Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah


mendukung pelaksanaan tugas penulisan Taskap.

10) Lembar Daftar Isi. Daftar isi memuat kerangka tulisan secara
rinci, sampai dengan tingkat subbab yang dituangkan dalam bentuk nomor
secara berurutan. (Contoh lihat Lampiran “D” sub lampiran XI).

11) Lembar Daftar Tabel (kalau ada). Merupakan daftar tabel-tabel yang
ada pada tiap-tiap bab dalam naskah, serta dicantumkan nomor halaman setiap
tabel tersebut. (Contoh lihat Lampiran “D” sub lampiran XII).

12) Lembar Daftar Gambar (kalau ada). Merupakan daftar gambar-


gambar atau bagan-bagan yang ada pada tiap-tiap bab dalam naskah dengan
penomoran secara berurut dan dicantumkan nomor halaman. (Contoh lihat
Lampiran “D” sub lampiran XIII).

13) Lembar Daftar Lampiran (kalau ada). Merupakan daftar lampiran-


9

lampiran yang ada pada Taskap menggunakan Abjad (huruf kapital). Apabila
ada anak lampiran maka ditambah dengan angka dibelakang abjad tersebut
secara berurutan. (Contoh lihat Lampiran “D” sub lampiran XIV).

b. Bagian Utama. Bagian utama Taskap adalah judul Taskap dan isi Taskap
yang terstruktur, menggambarkan suatu kesatuan yang utuh dengan komposisi yang
seimbang sebagai berikut :

1) Judul Taskap.

a) Judul Taskap adalah rumusan pokok suatu tulisan. Oleh sebab itu,
judul harus dinyatakan dengan singkat, jelas dan mudah dipahami dan
harus relevan dengan bidang kajiannya.

b) Rumusan atau susunan judul sebuah Taskap di Seskoal terdiri dari


3 (tiga) kalimat bersambung, yang setiap kalimatnya merupakan variabel
(kalimat kunci).

Contoh:

OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL PERANG


DALAM NEGERI GUNA MEMENUHI ALUTSISTA YANG
BERKUALITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI AL

Variabel kesatu adalah “PROSES PENGADAAN KAPAL


PERANG”, variabel kedua adalah “MEMENUHI ALUTSISTA YANG
BERKUALITAS”, sedangkan variabel ketiga adalah “MENDUKUNG
TUGAS TNI AL”.

Berdasarkan formulasi atau susunan judul tersebut, dapat


ditentukan bahwa titik berat atau pokok bahasan adalah pada
variabel kesatu, yakni “Proses Pengadaan Kapal Perang”.
Sedangkan variabel kedua sebagai “output” dan variabel ketiga
adalah sebagai “outcome”.

c) Untuk memudahkan proses identifikasi judul, pokok bahasan


(variabel kesatu) pada judul Taskap diletakkan pada kalimat pertama
judul.

d) Penulisan judul Taskap bisa diawali dengan istilah-istilah konsepsi,


optimalisasi, aktualisasi, revitalisasi, dan implementasi, namun bukan
merupakan suatu keharusan.
10

(1) Konsepsi merupakan penulisan yang membahas tentang hal-


hal yang belum pernah dilaksanakan/ide original, atau hal yang
sudah ada tetapi dibutuhkan perubahan yang signifikan.

(2) Optimalisasi merupakan penulisan yang membahas tentang


hal- hal/kondisi tertentu untuk ditingkatkan melalui cara, proses,
perbuatan menjadikan kondisi yang lebih baik.

(3) Aktualisasi merupakan penulisan yang membahas tentang


nilai- nilai lama untuk disegarkan kembali sesuai perkembangan
saat ini.

(4) Revitalisasi merupakan penulisan yang membahas tentang


proses perbuatan menghidupkan/menggiatkan kembali ke kondisi
tertentu.

(5) Implementasi merupakan penulisan yang membahas tentang


pelaksanaan, penerapan suatu masalah/topik, aturan atau
kebijakan yang telah disepakati terlebih dulu.

2) Komposisi Penulisan Bagian-bagian Taskap.

a) Bab I Pendahuluan : ± 5%. : ± 8%.


b) Bab II Dasar Pemikiran : ± 7%. : ± 15%.
c) Bab III Kondisi saat ini : ± 18%. : ± 10%.
d) Bab IV Banglingstra/Faktor yang mempengaruhi : ± 12%. : ± 10%.
e) Bab V Kondisi yang diharapkan : ± 22%. : ± 10%.
f) Bab VI Pemecahan Masalah : ± 32% : ± 40%
g) Bab VII Penutup : ± 4%. : ± 7%.
3) Isi Taskap Walaupun terdapat bermacam pola/model pembuatan
penulisan, Taskap di Seskoal merupakan tulisan berbentuk pemecahan
masalah. Penjelasan isi Taskap sebagai berikut :

a) Bab I Pendahuluan.

(1) Umum. Menjelaskan keseluruhan isi naskah secara umum


dan singkat. Rumusan dalam penyusunan pendahuluan adalah
sebagai berikut:

(a) Bagian pertama menjelaskan alasan pentingnya


pemilihan judul dengan menguraikan kondisi dan keterkaitan
antara variabel 3, 2 dan 1.

(b) Bagian kedua berisi kondisi saat ini dan kondisi yang
11

diharapkan dari variabel satu.

(c) Bagian ketiga berisi permasalahan yang timbul pada


variabel satu.

(d) Bagian keempat menjelaskan/merumuskan bentuk


pemecahan masalah dalam mencapai kondisi yang
diharapkan, sehingga variabel kedua dan ketiga dapat
tercapai.

(2) Maksud dan Tujuan.

(a) Maksud penulisan Taskap yaitu untuk


mengungkapkan hal-hal yang akan dilakukan penulis.

(b) Tujuannya yaitu berisi uraian tentang manfaat yang


diharapkan dari pembahasan/analisis dan pemecahan
masalah Taskap tersebut.

(3) Metode dan Pendekatan. Menjelaskan tentang metode dan


teknik yang digunakan dalam melakukan penulisan masing-masing
bagian baik pengamatan, teknik pengumpulan data dan analisisnya.
Pendekatan yaitu cara penulis untuk memudahkan dalam
membahas atau memecahkan masalah. (Lampiran D sub lampiran
XV).

(4) Ruang Lingkup dan Tata Urut.

(a) Ruang lingkup merupakan rumusan batasan agar


pembahasan tidak meluas keluar dari pokok bahasan sesuai
yang dirumuskan dalam judul.

(b) Tata urut merupakan urutan pembahasan yang akan


ditulis dalam naskah yang merupakan judul bab-bab
pembahasan.

(5) Pengertian.

(a) Kata yang umum digunakan dan sering muncul


dalam penulisan serta penulis ingin memberikan pengertian
tertentu terhadap bahasannya.

(b) Kata yang tidak umum/tidak lazim namun sering


digunakan dalam penulisan.
12

(c) Bila penulisan pengertian melebihi satu halaman, maka


dibuat dalam lampiran tersendiri.

(d) Seluruh pengertian harus menyebutkan sumbernya dan


dituliskan pada catatan kaki (footnotes).

b) Bab II Landasan Pemikiran.

(1) Umum. Berisi penjelasan secara umum keterkaitan


landasan pemikiran dan teori pendukung yang digunakan sebagai
dasar pembahasan terhadap permasalahan yang diangkat.

(2) Landasan peraturan perundangan menggunakan metode


content analysis untuk memperoleh kajian tentang teori yang tepat
untuk digunakan dalam menjelaskan dan menganalisis
permasalahan yang sedang diteliti.

(3) Untuk teori pendukung digunakan content analysis, causal


analysis, dan qualitative correlational analysis.

(4) Pada kajian pustaka dapat menggunakan content analysis,


causal analysis, qualitative correlational analysis, comparison
analysis ditambah dengan teori pendukung sampai mendapatkan
dukungan secara teoretik minimal hipotetik bahwa variabel pertama
dapat mempengaruhi variabel ke dua dan dari variabel ke dua
mempengaruhi variabel ketiga (jika ada). Adapun Dasar Pemikiran
yang dapat digunakan antara lain:

(a) Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan


permasalahan, contoh:

i. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang


Pertahanan Negara.

ii. Peraturan Presiden Nomor.....

iii. Peraturan Menteri Nomor……

iv. Peraturan Kasal Nomor......

v. dll.

(b) Landasan Teoritis.

i. Teori-teori yang relevan untuk menganalisis


13

masalah yang dibahas.

ii. Jumlah teori yang dikemukakan disesuaikan


dengan permasalahan yang ada.

(c) Penulisan Terdahulu. Berupa tinjauan pustaka


merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain ataupun
diri sendiri dengan permasalahan yang sama atau yang
mendekati permasalahan yang akan diteliti. :

i. Nama penulis dan judul makalah tersebut.

ii. Permasalahan yang dibahas.

iii. Perbedaan pembahasan tentang metode dan teori-


teori yang digunakan.

iv. Inti dari kesimpulan dan saran yang dibuat.

v. Membuat critical review dari karya ilmiah yang


dijadikan referensi.

(d) Kerangka Pemikiran. Merupakan deskripsi singkat dari


latar belakang masalah, tinjauan pustaka, permasalahan-
permasalahan yang ditemukan, metodologi pembahasan,
kondisi saat ini dan yang diharapkan menjadi suatu penalaran
yang akan digunakan untuk mendapatkan pemecahan masalah
dari rumusan masalah yang sudah ditentukan. (bukan berupa
alur pikir dan pola pikir)

c) Bab III Kondisi Saat ini.

(1) Umum. Berisi pengantar untuk menggambarkan kondisi saat


ini yang dapat menimbulkan implikasi terhadap variabel kedua dan
variabel ketiga.

(2) Kondisi saat ini ……. (sesuai variabel kesatu) merupakan


fakta, data, keadaan, kejadian dan lain-lain yang selama ini terjadi
berupa potret keadaan sebenarnya yang terkait dengan
permasalahan yang dihadapi. Kondisi saat ini dapat diperoleh dari
data kuantitatif atau kualitatif dari sumber primer atau sekunder.
Data primer dengan pengambilan data secara ilmiah melalui
wawancara, kuesioner, maupun survei yang benar secara ilmiah.
14

Data sekunder diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya,


tentunya dengan menyebutkan sumbernya. (Lampiran “D” sub
lampiran XVI)

(3) Implikasi. Implikasi adalah pengaruh atau dampak yang


bersifat negatif dari kondisi saat ini pada variabel kesatu terhadap
variabel kedua dan variabel kedua terhadap variabel ketiga, apabila
permasalahan tidak dapat dipecahkan. menggunakan teori yang
ada di bab II dan kajian pustaka yang sudah dilakukan sehingga
memiliki bobot kekuatan analisis yang tinggi (paling tidak secara
hipotetik) seperti yang diberikan dalam contoh pada Lampiran “D”
sub lampiran XVII.

Implikasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:

(a) Implikasi variabel kesatu terhadap variabel kedua.


Uraian kondisi variabel kedua sebagai akibat dari kondisi
variabel kesatu saat ini.

(b) Implikasi variabel kedua terhadap variabel ketiga.


Uraian kondisi variabel ketiga sebagai akibat dari kondisi
variabel kedua saat ini.

(4) Persoalan yang ditemukan. Berdasarkan dampak kondisi saat


ini dengan implikasi variabel pertama terhadap variabel kedua dan
variabel kedua terhadap variabel ketiga, maka timbul persoalan
yang harus diselesaikan. Persoalan ini diidentifikasi dengan
comparison analysis dan contrast analysis. Subbab ini menjadi
sangat penting, karena rumusan atau temuan permasalahan
merupakan rumusan atau temuan yang akan dijadikan bahan untuk
diproses.

d) Bab IV. Perkembangan Lingkungan Strategis (Banglingstra).

Dalam analisis banglistra dilakukan penilaian pada analisis


lingkungan strategis dan kemungkinan pengaruhnya terhadap kondisi-
kondisi yang ada dengan merujuk ke teori dan kajian pustaka.

(1) Umum. Berisi pengantar tentang pengaruh Banglingstra atau


faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap proses pemecahan
15

masalah dalam mencapai kondisi yang diharapkan.

(2) Perkembangan Lingkungan Strategis. Digunakan apabila


lingkup pokok pembahasan relatif luas yang dipengaruhi oleh
kondisi Global, Regional maupun Nasional. Subbab ini terdiri atas :

(a) Perkembangan Lingkungan Global yaitu perkembangan


berskala Internasional, terutama yang berpengaruh terhadap
proses pemecahan masalah dalam mencapai kondisi yang
diharapkan, diuraikan dari umum ke khusus dan keterkaitan/
korelasinya terhadap pembahasan.

(b) Perkembangan Lingkungan Regional yaitu


perkembangan berskala kawasan regional, terutama yang
mempengaruhi proses pemecahan masalah dalam mencapai
kondisi yang diharapkan, diuraikan dari umum ke khusus dan
keterkaitan/korelasinya terhadap pembahasan.

(c) Perkembangan Lingkungan Nasional yaitu


perkembangan dalam negeri, terutama yang mempengaruhi
proses pemecahan masalah dalam mencapai kondisi yang
diharapkan, diuraikan dari umum ke khusus dan
keterkaitan/korelasinya terhadap pembahasan.

(3) Faktor-faktor yang mempengaruhi. Digunakan apabila lingkup


pokok pembahasan berskala nasional yang relatif lebih sempit,
berupa faktor eksternal dan internal. Lingkup faktor eksternal dan
internal harus ditentukan/dinyatakan di Bab IV. (Lampiran “D” sub
lampiran XVIII).

(a) Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar


lingkup pembahasan yang mempengaruhi terhadap proses
pemecahan masalah dalam mencapai kondisi yang
diharapkan, diuraikan dari umum ke khusus dan
keterkaitan/korelasinya terhadap pembahasan.

(b) Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam


lingkup pembahasan yang mempengaruhi terhadap proses
pemecahan masalah dalam mencapai kondisi yang
diharapkan, diuraikan dari umum ke khusus dan
16

keterkaitan/korelasinya terhadap pembahasan.

(4) Peluang dan kendala. Setelah diperoleh intisari pada


Banglingstra Global, Regional dan Nasional atau faktor eksternal
dan internal, selanjutnya ditelaah sehingga dapat diketahui peluang
dan kendala yang ada.

(a) Peluang. Peluang yaitu pengaruh Banglingstra atau


faktor faktor yang dapat menimbulkan pengaruh positif dan
harus dimanfaatkan dalam pembahasan dan penentuan KSU
(Kebijakan Strategi dan Upaya). (Lampiran “D” sub lampiran
XIX).

(b) Kendala. Kendala yaitu pengaruh Banglingstra


atau faktor-faktor yang dapat menimbulkan pengaruh negatif
yang dapat menghambat pemecahan masalah, sehingga
kendala tersebut harus diantisipasi, dihindari serta disesuaikan
dalam pembahasan dan penentuan KSU. Kendala yang ada
pada Bab ini tidak boleh sama dengan permasalahan yang
dihadapi pada Bab III sebelumnya.

Penilaian dapat dilakukan dengan membuat daftar faktor-


faktor lingkungan strategis atau faktor-faktor yang mempengaruhi
selanjutnya dilakukan penentuan skor terhadap faktor-faktor
tersebut melalui pengisian kuesioner dari nara sumber yang
berkompeten dengan topik pembahasan tersebut sehingga dapat
dihitung peluang dan kendala yang ada untuk digunakan atau
diantisipasi pada tahapan selanjutnya. Contoh daftar faktor-faktor
lingkungan strategis dan penilaiannya.

e) Bab V Kondisi Yang Diharapkan.

(1) Umum. Berisi pengantar untuk menggambarkan kondisi


yang diharapkan yang dapat memberi kontribusi terhadap variabel
kedua dan variabel ketiga.

(2) Merupakan suatu ungkapan/data kuantitatif atau kualitatif


dari sumber primer atau sekunder, dengan ungkapan sebagai
hasil analisis yang dihasilkan dari penelitian terdahulu yang
kredibel maupun menggunakan standar yang sudah ada baik
17

pada level nasional maupun internasional yang merupakan


perbaikan dari kondisi yang ada saat ini. Dalam menentukan
kondisi yang diharapkan, diperlukan analisis menggunakan
Landasan Pemikiran pada Bab II. Pada bagian ini, bila dipandang
perlu, dapat ditambahkan perhitungan-perhitungan (analisis
kuantitatif) yang mendukung untuk merumuskan kondisi yang
diharapkan.

(3) Kontribusi adalah pengaruh atau dampak yang bersifat


positif dari kondisi yang diharapkan pada variabel kesatu terhadap
variabel kedua dan atau variabel ketiga, setelah permasalahan
dapat dipecahkan. Berisi analisis kondisi yang diharapkan dan
kontribusinya terhadap kondisi variabel kedua dan ketiga (paling
tidak secara hipotetik) menggunakan teori yang ada di Bab II dan
kajian pustaka yang sudah dilakukan sehingga memiliki bobot
kekuatan analisis yang tinggi. Kontribusi Merupakan kondisi
negasi/lawan dari implikasi kondisi saat ini terhadap variabel kedua
dan ketiga. Pada penulisan Taskap, kontribusi dibagi menjadi dua
bagian yaitu :

(a) Kontribusi variabel kesatu terhadap variabel kedua.


Uraian kondisi variabel kedua sebagai dampak dari kondisi
variabel kesatu yang diharapkan, sesuai dengan
permasalahan yang diangkat.

(b) Kontribusi variabel kedua terhadap variabel ketiga.


Uraian kondisi variabel ketiga sebagai dampak dari kondisi
variabel kedua yang diharapkan.

(4) Indikator keberhasilan. Berisi analisis tentang ciri-


ciri/karakteristik keberhasilan dalam mencapai kondisi yang
diharapkan, dengan merujuk ke pustaka maupun penelitian
terdahulu yang membahas karakteristik/ciri-ciri suatu kondisi.

f) Bab VI Pemecahan Masalah.

(1) Umum. Berisi pengantar untuk menggambarkan proses


pemecahan masalah yang terdiri dari Kebijakan, Strategi dan
Upaya- upaya yang perlu dilakukan.
18

(2) Pemecahan Masalah. Bentuk pemecahan masalah


merupakan rumusan dalam mewujudkan kondisi yang diharapkan,
yang berisi kebijakan, strategi, dan upaya.

(a) Kebijakan merupakan rangkaian konsep yang menjadi


pedoman dan dasar suatu strategi-strategi yang digunakan
untuk menjawab masalah yang diturunkan menjadi pokok
persoalan. Kebijakan dirumuskan menggunakan policy
formulation analysis memanfaatkan peluang dan mengeliminir
kendala yang ada dan memperhatikan indikasi keberhasilan.

(b) Strategi adalah penjabaran dari kebijakan yang


ditentukan berupa rumusan tujuan (ends), cara (ways),
dengan sumber daya (means) yang ada. Strategi disusun
untuk mencapai tujuan sesuai dengan indikasi keberhasilan,
memanfaatkan peluang dan mengeliminir kendala dengan
cara-cara tertentu dan peralatan/fasilitas yang memungkinkan
dan sesuai. Strategi dapat disusun secara kualitatif maupun
kuantitatif. Secara kuantitatif misalnya dengan analisis SWOT.
Jumlah strategi disesuaikan dengan jumlah permasalahan
yang ada. (Lampiran “D” sub lampiran XX).

(c) Upaya adalah cara/tindakan nyata dari masing-masing


strategi, berisi siapa yang berbuat (subyek), terhadap apa
(obyek/sasaran), dengan cara apa (metode). Upaya
merupakan implementasi strategi dengan memanfaatkan
peluang dan mengeliminir kendala oleh subyek dalam
penelitian dengan cara-cara tertentu dan peralatan/ fasilitas
yang memungkinkan dan sesuai. Upaya dapat disusun secara
kualitatif maupun kuantitatif. Secara kuantitatif misalnya
dengan teknik Riset Operasi menggunakan Metode AHP
atau ANP untuk memilih upaya sesuai prioritas maupun
secara statistis dengan confirmatory factor analysis. Contoh
perankingan prioritas upaya secara kuantitatif dengan metode
AHP. (Lampiran “D” sub lampiran XXI).
19

g) Bab VII Penutup

(1) Kesimpulan. Kesimpulan merupakan intisari hasil


pembahasan dari keseluruhan isi tulisan yang dirumuskan secara
ketat dan padat, sehingga tidak menimbulkan penafsiran lain.

(2) Saran. Saran merupakan uraian berisi harapan-harapan


dari penyusun Taskap kepada pemimpin atau pihak yang terkait
dengan pemecahan masalah, dengan catatan bahwa harapan-
harapan pada saran bukan merupakan bagian atau pengulangan
dari bab pembahasan. Saran berfungsi untuk memperlancar,
mempercepat atau mendukung pelaksanaan KSU yang diambil.

c. Bagian Akhir. Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran
sebagai pelengkap dari bagian pokok/inti penulisan Taskap dengan penjelasan
sebagai berikut :

1) Daftar Pustaka adalah seluruh sumber referensi yang digunakan dalam


penulisan Taskap, terdiri dari buku dan barang cetakan, peraturan perundang-
undangan, sumber internet dan lain-lain. (Lampiran “D” sub lampiran XXII).

2) Lampiran-lampiran terdiri atas :

(a) Alur Pikir (Lampiran D sub lampiran XIV-A)

(b) Pola Pikir (Lampiran D sub lampiran XIV-B)

(c) Daftar Pengertian. Dibuat sebagai lampiran bila penulisan


pengertian pada bab pendahuluan melebihi dari satu halaman.

(d) Lampiran Lain. Berisi bahan-bahan atau naskah pendukung yang


sangat dibutuhkan dalam penulisan Taskap tetapi apabila penulisannya
diletakkan di dalam badan naskah dapat menggangu kesinambungan
dalam membaca, atau penulisannya di luar format yang telah ditentukan
(misal halaman tabel yang lebih dari dua halaman, peta yang lebih besar
dari format kertas A4, gambar atau foto berangkai dalam satu kesatuan
yang tidak dapat dipisah dan lain-lain).

d. Syarat Naskah Taskap

1) Materi tulisan bersifat strategis yang merupakan ide/gagasan murni Pasis,


sehingga bermanfaat dan memungkin untuk diwujudkan.
20

2) Disusun berdasarkan urutan yang konsisten sesuai dengan ketentuan


bentuk naskah Taskap.

3) Setiap bagian saling berhubungan dan merupakan suatu kesisteman yang


utuh mulai pendahuluan sampai dengan penutup.

4) Menggunakan kata dan kalimat Bahasa Indonesia yang baku dan


upayakan penulisan berupa kalimat pendek yang mudah dipahami.

e. Pelaksanaan Kegiatan

1) Pembuatan naskah Taskap dimulai setelah Judul Taskap mendapat


persetujuan dari Pabing.

2) Pasis membuat naskah Taskap secara bertahap dan sistematika dengan


mengembangkan Taskap.

3) Pasis melaksanakan konsultasi dan bimbingan pembuatan naskah


Taskap sesuai jadwal yang ditentukan Depiptek dan waktu di luar jadwal yang
ditentukan Depiptek yang disepakati antara Pabing dan Pasis atau waktu yang
ditentukan Pabing.

4) Pasis secara aktif melaksanakan konsultasi kepada Pabing untuk


mendapat arahan.

5) Jumlah referensi yang digunakan dalam penulisan Taskap minimal 20


referensi (buku, kutipan, website, dan lain-lain)

6) Pabing melaksanakan pemeriksaan secara cermat dan teliti terhadap


konsep naskah Taskap serta memberikan arahan untuk penyempurnaan
naskah Taskap Pasis.

7) Pabing memberikan catatan pada lembar takah tentang materi temuan


dan koreksi sebagai arahan penyempurnaan naskah Taskap.

8) Pabing melaksanakan pemeriksaan secara utuh terhadap kualitas naskah


Taskap Pasis dan catatan-catatan Tata Naskah sebelum memberikan
Persetujuan.

9) Pasis menyerahkan naskah Taskap yang telah mendapat persetujuan


Pabing kepada Kalakgiat dengan ketentuan :

a) 5 eksemplar dijilid dengan sampul putih (bukan hard cover).

(1) 1 eksemplar dijilid dengan identitas lengkap.


21

(2) 4 eksemplar dijilid tanpa identitas Pasis maupun Pabing.

b) Mengumpulkan produk takah dan flasdisk berisi Naskah Taskap


Lengkap.

c) Tata tulis pengetikan Naskah Taskap sesuai ketentuan pada


ketentuan administrasi.

d) Naskah Taskap dilengkapi dan disusun sesuai ketentuan penulisan


Taskap. (Lampiran D)

e) Penyerahan naskah Taskap sesuai jadwal yang ditentukan

10) Pasis menyiapkan kebutuhan bahan ujian Taskap.


22

BAB III
PENILAIAN NASKAH TASKAP

8. Umum. Penilaian naskah Taskap merupakan tahapan lanjutan setelah pembuatan


naskah Taskap. Penilaian naskah Taskap pada dasarnya dimaksudkan untuk mengetahui
dan mengukur kualitas kemampuan Pasis dalam menyampaikan ide/gagasan murni yang
bersifat strategis secara akademis dalam bentuk Taskap Perorangan. Pedoman dalam
pelaksanaan penelitian naskah Taskap meliputi ketentuan dan pelaksanaan kegiatan.

9. Ketentuan Penilaian.

a. Tujuan

1) Mengukur kualitas naskah Taskap pada setiap bagian dan hubungan


antar bagian secara utuh serta metodologi penulisan.

2) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan naskah Taskap Pasis yang


selanjutnya akan digunakan sebagai bahan ujian Taskap.

3) Mengukur kemampuan Pasis dalam menyampaikan ide/gagasan dalam


bentuk Taskap melalui penilaian setiap bagian dari naskah Taskap dan
hubungan antar bagian sebagai gambaran kualitas naskah Taskap secara
utuh.

b. Aspek

1) Kelengkapan naskah Taskap.

2) Format Taskap:

a) bagian pendahuluan, bagian inti dan bagian penutup;

b) hubungan antar bagian;

c) metodologi penulisan;

d) alur pikir; dan

e) pola pikir.

3) Materi tulisan dan kualitas Taskap.

a) Metodologi (cara menganalisis data) yang digunakan dalam


penulisan;
23

b) Tinjauan pustaka. Perbedaan antara pemecahan persoalan yang


digunakan dengan tulisan-tulisan sebelumnya;

c) Hubungan (konsistensi dan kesinambungan) antara latar belakang,


kondisi saat ini (pokok-pokok persoalan), kondisi yang diharapkan
(indikasi keberhasilan), pemecahan persoalan dan kesimpulan;

d) Metode pemecahan persoalannya:

(1) penggunaan strategi;

(2) penggunaan teori (sebagai pisau analisis); dan

(3) penggunaan referensi.

e) Ide atau gagasan penulis. Dilihat dari:

(1) keaslian ide/gagasan Pasis (Dilihat dari tinjauan pustaka).


Terutama kaitan judul konsepsi dan hasil tulisan;

(2) implikasi dan nilai manfaat bagi TNI/Angkatan;dan

(3) realistis dan dapat dilaksanakan (operasional) oleh TNI.

c. Metode.

1) Pemeriksaan. Melaksanakan pemeriksaan terhadap setiap bagian dan


hubungan antar bagian serta metodologi naskah Taskap Pasis.

2) Penilaian. Pengukuran kualitas naskah Taskap Pasis berdasarkan


ketentuan penilaian.

d. Prinsip.

1) Valid. Penilaian naskah Taskap menggunakan alat ukur yang telah


distandarisasikan.

2) Obyektif. Penilaian berdasarkan kondisi nyata kualitas naskah Taskap


dihadapkan pada ketentuan pembuatan dan penilaian naskah Taskap tanpa
dipengaruhi faktor jabatan, sumber matra (ego sektoral), suku maupun
hubungan kerja dan status sosial.

3) Transparan. Prosedur, kriteria dan alat ukur penilaian disampaikan secara


terbuka dan diketahui oleh seluruh Pasis.

4) Keterpaduan. Penilaian dilaksanakan pada setiap bagian naskah Taskap


dan hubungan antar bagian merupakan satu kesatuan yang utuh.
24

5) Akuntabel. Penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari aspek


prosedur, teknik, alat ukur maupun hasil penilaian naskah Taskap.

10. Pelaksanaan Kegiatan Penilaian.

a. Penilaian naskah Taskap ditetapkan berdasarkan surat perintah Danseskoal.

b. Penilai menerima penjelasan Depiptek tentang tata cara penilaian naskah


Taskap.

c. Depiptek mendistribusikan naskah Taskap dan perangkat administrasi kepada


setiap penilai naskah Taskap.

d. Penilai mempelajari, memeriksa dan memberikan nilai naskah Taskap


berpedoman pada alat ukur dengan menerapkan prinsip penilaian.

e. Penilai wajib memberikan catatan tentang kelemahan dan keunggulan naskah


Taskap, ketentuan substansi materi setiap bagian Taskap dan korelasi antar bagian,
sehingga nilai yang diberikan relevan dengan catatan.

f. Penilaian dilaksanakan sesuai alokasi dan batas waktu yang ditentukan oleh
Depiptek.

g. Naskah Taskap yang telah dinilai, lembar penilaian dan lembar catatan
diserahkan kepada Depiptek sesuai batas waktu yang telah ditentukan.

h. Depiptek membuat rekapitulasi hasil penilaian naskah Taskap dan menyiapkan


pelaksanaan ujian penyajian Taskap.
25

BAB IV
PENGUJIAN TASKAP

11. Umum. Pengujian Taskap merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan
Taskap. Keberhasilan mengikuti ujian Taskap sangat ditentukan kualitas naskah yang
dibuat dan kesiapan Pasis Susjemenstra Seskoal, khususnya penguasaan materi Taskap
dan teknik pembuatan Taskap. Pengujian Taskap dimaksudkan untuk mengetahui dan
mendalami kesesuaian antara naskah Taskap dengan kemampuan pemahaman Pasis
tentang materi tulisan yang dibuat dalam bentuk naskah Taskap. Pedoman pengujian
Taskap meliputi ketentuan dan pelaksanaan kegiatan.

12. Ketentuan Pengujian

a. Tujuan.

1) Untuk mengetahui metodologi yang digunakan Pasis dalam menyusun


Taskap.

2) Untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan Pasis terhadap materi


Taskap.

3) Untuk menguji keaslian ide/gagasan dan solusi pemecahan persoalan


yang terdapat pada naskah Taskap yang dibuat oleh Pasis.

4) Untuk mengukur kualitas penulisan Pasis dimulai dari kepatuhan terhadap


format Taskap, ide pemecahan persoalan sampai dengan saran.

b. Aspek

1) Isi naskah Taskap:

(a) Kelengkapan Taskap;

(b) Format, hubungan, metodologi, alur pikir dan pola pikir; dan

(c) Materi Taskap dan kualitas Taskap.

2) Penyajian Taskap:

(a) Efektifitas penyajian;

(b) Peguasaan materi;

(c) Kemampuan menjawab pertanyaan;dan


26

(d) Penampilan pribadi.

c. Metode

1) Paparan. Penyajian dan penjelasan singkat materi setiap bagian penting


dari naskah Taskap.

2) Tanya jawab. Pertanyaan bersifat pemahaman, pendalaman dan


pengembangan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Pasis terhadap
substansi materi Taskap.

3) Penilaian. Pengukuran kualitas Taskap dan tingkat kemampuan Pasis


berdasarkan ketentuan penilaian ujian Taskap.

d. Prinsip

1) Valid. Penilaian ujian Taskap menggunakan alat ukur yang telah


distandarisasikan.

2) Obyektif. Penilaian berdasarkan kondisi nyata sikap dan penampilan


serta tingkat pemahaman Pasis terhadap materi Taskap dihadapkan pada
ketentuan panilaian ujian Taskap tanpa dipengaruhi faktor jabatan, sumber
matra (ego sektoral), suku maupun hubungan kerja dan status sosial.

3) Transparan. Prosedur, kriteria dan alat ukur penilaian disampaikan


secara terbuka dan diketahui oleh seluruh Pasis.

4) Keterpaduan. Penilaian dilaksanakan pada setiap bagian naskah Taskap


dan hubungan antar bagian merupakan satu kesatuan yang utuh.

5) Akuntabel. Penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari


aspek prosedur, teknik, alat ukur maupun hasil penilaian naskah Taskap.

13. Pelaksanaan Kegiatan Pengujian.

a. Penguji Taskap ditetapkan berdasarkan surat perintah Danseskoal.

b. Penguji menerima penjelasan Depiptek tentang tata cara penilaian naskah


Taskap.

c. Depiptek mendistribusikan naskah Taskap dan perangkat administrasi kepada


setiap Penguji Taskap.
27

d. Penguji mempelajari, memeriksa naskah Taskap dan catatan penilai naskah


Taskap serta membuat daftar pertanyaan yang akan disampaikan pada saat ujian
Taskap.

e. Pasis memaparkan dan menjelaskan secara singkat substansi materi setiap


bagian penting dari Taskap selama 25 menit.

f. Penguji secara bergiliran menyampaikan pertanyaan bersifat pemahaman,


pendalaman dan pengembangan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Pasis
terhadap substansi materi Taskap selama 45 menit.

g. Penguji mencermati jawaban Pasis dan membuat catatan terhadap jawaban


Pasis untuk digunakan sebagai data penilaian dan bahan yang perlu disampaikan
kepada Pasis.

h. Penguji memberikan penilaian pada setiap aspek penilaian dan akumulasi nilai
sebagai satu kesatuan yang utuh dengan berpedoman pada ketentuan penilaian
pengujian Taskap.

i. Pasis menyempurnakan Taskap dari hasil ujian selama 7 hari.

j. Taskap hasil koreksi harus mendapat persetujuan dari tim penguji. (Contoh
lembar persetujuan revisi Taskap dari tim penguji).

k. Penguji mengumpulkan hasil penilaian ujian Taskap sesaat setelah ujian


Taskap selesai.

l. Depiptek mengolah nilai naskah Taskap dari hasil ujian Taskap untuk
mendapatkan nilai murni Taskap dengan berpedoman pada ketentuan penilaian
Taskap.
28

BAB V

KETENTUAN PENILAIAN TASKAP

14. Umum. Nilai Taskap merupakan akumulasi hasil penilaian Naskah Taskap dan
hasil ujian Taskap yang berpedoman pada ketentuan. Penilai Naskah Taskap dan penilai
penyajian Taskap dapat dilakukan oleh penilai yang sama maupun berbeda. Nilai Taskap
merupakan gambaran dan tolak ukur kualitas kemampuan Pasis dalam menyampaikan
ide/gagasan murni secara tertulis dalam bentuk Taskap. Nilai Taskap akan digunakan
sebagai data awal untuk menentukan calon Taskap terbaik. Ketentuan penilaian meliputi
tata cara penilaian naskah Taskap, tata cara penilaian ujian Taskap, tata cara pengolahan
nilai Taskap dan tata cara penentuan Taskap Terbaik.

15. Tata Cara Penilaian Naskah Taskap.

a. Penilaian Naskah. Penilaian Naskah Taskap dilakukan oleh Tim Penilai yang
terdiri dari tiga orang untuk setiap Pasis. Nilai ini disebut Nilai Naskah. Naskah judul
konsepsi berkualitas ; nilai akhir ditambah 1,0. Aspek penilaian naskah Taskap
mencakup (penjelasan lengkap ada pada aspek penilaian naskah Taskap) :

1) Kelengkapan naskah Taskap. ………X 5 % = ……


(Cover (BN : 6), Abstrak (BN: 70) Kata Pengantar (BN :7), Daftar Isi
(BN:8), Footnote (BN: 12 ), Alur Pikir (BN : 18), Pola Pikir (BN: 18), Daftar
Pustaka (BN: 9), Ringkasan Rangkuman Hasil Penelitian (BN : 10), Riwayat
Hidup (BN: 5))
2) Format Taskap. ……… x 10% = …..

a) Bagian pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutup. (BN: 60)


b) Hubungan antar bagian. (BN: 40)

3) Kualitas, Materi, dan Tulisan Naskah Taskap. …. X 85 % = …….


a) Ide atau gagasan penulis dan manfaatnya. (BN:38)
b) Rumusan Masalah dan Obyektifitas Data. (BN:14)
c) Kemampuan menganalisis data. (BN:10)
d) Penggunaan Dasar Teori. (BN:8)
e) Metode Pemecahan Persoalan. (BN:7)
f) Metodologi Penulisan. (BN:7)
g) Kesinambungan bab naskah Taskap dan prosentase. (BN:5)
29

h) Keterkaitan Alur Pikir dengan Naskah Taskap. (BN: 4)


i) Keterkaitan Pola Pikir dengan naskah Taskap. (BN: 4)
j) Keruntutan redaksi, kejelasan narasi, estetika.(BN: 3)

Nilai akhir penilaian naskah adalah: jumlah dari nilai kelengkapan naskah
Taskap, nilai format Taskap dan nilai materi tulisan serta kualitas Taskap.

b. Penilaian Penyajian/Paparan. Penilaian terhadap penyajian/ paparan


dilakukan oleh Tim Penilai/Penguji Penyajian, yang dilaksanakan oleh tiga orang
Nilai ini disebut Nilai Penyajian. Adapun hal-hal yang dinilai dititik beratkan kepada
Kemampuan Berbicara Efektif (KBE) yang meliputi :

1) Efektivitas Penyajian: …….. x 15 % = ……..


a) kejelasan kualitas penyampaian materi. (BN : 40)
b) keteraturan susunan (sistematika) pembahasan. (BN : 20 )
c) Ketepatan penggunaan kata-kata/kalimat. (BN :20 )
d) Kelancaran jalannya penyajian dan kejelasan slide. (BN :20)

2) Penguasaan isi materi: ……… x 50 % = …..


a) penguasaan materi yang di bahas. (BN : 20)
b) konsistensi dengan tujuan. (BN :20)
c) reliabilitas, relevansi dan kelengkapan data. (BN :20 )
d) Ide atau gagasan penulis dan manfaatnya. (BN : 40 )
3) Kesiapan Menghadapi Pertanyaan: ……x 25% = …..
a) relevensi jawaban dengan pertanyaan. (BN : 30)
b) objektivitas jawaban. (BN : 30 )
c) konsistensi antara naskah dan jawaban. (BN : 40 )

4) Penampilan Pribadi : …….x 10% = ……


a) ketenangan sikap. (BN : 30 )
b) ketepatan gaya dan gerak. (BN : 40 )
c) pengaturan suara (irama, tempo, volume, nada). (BN : 40)

Nilai Akhir Penyajian adalah jumlah dari nilai efektifitas penyajian, nilai penguasaan
isis materi, nilai kesiapan menghadapi pertanyaan dan nilai penampilan pribadi.
30

16. Tata Cara Pengolahan Nilai Taskap.

a. Nilai Naskah Taskap dan Nilai Ujian Taskap Merupakan nilai murni sesuai hasil
pemeriksaan naskah serta ujian Taskap tanpa/sebelum perbaikan dan
penyempurnaan.

b. Nilai Taskap merupakan akumulasi dari nilai hasil penilaian Naskah Taskap
dan nilai hasil ujian Taskap.

c. Bobot penilaian berjumlah 10 dengan pembagian, sebagai berikut :

1) Bobot Nilai Naskah Taskap (NNT) : 7

2) Bobot Nilai Ujian Taskap (NUT) : 3

d. Nilai Taskap adalah jumlah Nilai Naskah Taskap dan Nilai Ujian Taskap dibagi
dengan 10, sehingga diperoleh Nilai Taskap.

e. Rumus Perhitungan Nilai Taskap:

Nilai Taskap (NNTx7) + (NUTx3)


=
(NT) 10

Nilai Taskap (NT) adalah akumulasi dari Nilai Naskah Taskap dijumlah dengan
Nilai Ujian Taskap setelah dikalikan dengan bobot masing-masing dan dibagi
10.

f. Nilai Akhir merupakan hasil konversi dari seluruh nilai Taskap Pasis.

17. Sanksi.

Ketentuan Sanksi:

a. Pasis tidak hadir tanpa alasan yang dapat diterima atau alpa/lalai
melaksanakan pembimbingan menjadi catatan kepribadian (negatif) dan
menjadi laporan Pabing kepada Dankorsis.

b. Sanksi diberikan kepada Pasis yang tidak menepati batas waktu


penyelesaian Judul Taskap, Proposal Taskap dan Naskah Taskap.

c. Sanksi juga diberikan kepada Pasis yang dinyatakan melakukan


pelanggaran plagiat. Hal tersebut merupakan pelanggaran prinsip naskah
akademis dan karya ilmiah di seluruh lembaga pendidikan dan merupakan hal
31

yang merendahkan diri sendiri dan tidak mencerminkan integritas kepribadian


dan tidak memiliki kepercayaan pada diri sendiri serta tidak mencerminkan
nilai-nilai kepemimpinan TNI.

d. Bentuk sanksi disesuaikan dengan jenis pelanggaran yang dilakukan oleh


Pasis sebagai berikut :

1) Penyelesaian judul Taskap dan Proposal Taskap tidak tepat


waktu/melebihi batas waktu yang ditentukan mendapat pengurangan nilai
kepribadian;

2) Penyelesaian naskah Taskap tidak tepat waktu/melebihi batas waktu


yang ditentukan mendapat pengurangan nilai Taskap 0,2 perhari dari
batas waktu pengumpulan dan dicatat serta pengurangan nilai
kepribadian;

3) Apabila dinyatakan menjiplak (plagiat) bukan ide/gagasan sendiri


atau terbukti Taskap dibuatkan orang/penulis lain diberikan sanksi dalam
bentuk, membuat ulang Taskap denga batas waktu 1 bulan dan apabila
tidak sanggup dinyatakan TIDAK LULUS.

4) Apabila dalam salah satu diantara Bab tertentu Pasis diketahui


menjiplak/menyalin atau menempelkan tulisan orang lain, diantara tulisan
terdapat data/fakta, pernyataan, analisa, uraian atau pendapat tanpa
mencantumkan sumber data/informasi. Atau tanpa catatan kaki (footnote),
maka diberikan sanksi Penulisan Ulang (Her) dengan batas waktu 14
hari dan diberikan hasil nilai terendah. Bila batas waktu 14 hari tidak dapat
ditepati (melebihi), maka Pasis dinyatakan TIDAK LULUS; dan

5) Hasil nilai Taskap mendapat nilai dibawah 75, atau Taskap tidak
memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh lembaga, maka Pasis
diberikan kesempatan dan wajib penulisan ulang (Her) dengan batas
waktu 14 hari dan diberikan nilai maksimal 75. Bila batas waktu 14 hari
tidak dapat ditepati (melebihi), maka dinyatakan TIDAK LULUS.
32

BAB VI
PEMBIMBINGAN DAN ADMINISTRASI TASKAP

18. Umum. Kemampuan Pasis untuk membuat tulisan tidak sama, tergantung pada
pengalaman penugasan sebelumnya, kemampuan menalar permasalahan dan
pengalaman membuat tulisan sebelumnya. Penulisan Taskap pada saat Pasis
melaksanakan tugas belajar di Seskoal diharapkan dapat untuk menyeragamkan teknis
penulisan dalam menuangkan ide melalui tulisan pada saat penugasan. Untuk itu
diperlukan penjelasan mengenai pembahasan dan langkah-langkah penulisan Taskap.

19. Penjelasan.

a. Penentuan pokok masalah serta permasalahan yang dihadapi


merupakan bagian terpenting dari Taskap, dan dapat terdiri dari beberapa sub bab,
yang masing - masing membahas permasalahan secara teratur dan mendalam.
Pembahasan masalah harus dilaksanakan dengan sistematis, berurutan, dengan
menyajikan data, fakta bukan bersifat asumsi (dugaan).

b. Data dan fakta yang diperoleh ditulis dengan lengkap, baik data primer
maupun sekunder, sehingga jelas sumber dan lokasi penelitiannya. Misalnya:
hasil wawancara; pengamatan di lapangan; dari referensi; atau pengalaman
kedinasan yang nyata dan dicatat. Analisis dilaksanakan secara deskriptif dengan
melukiskan, menguraikan, atau menggambarkan secara esensial, melalui
pendekatan formal dari berbagai ilmu yang terkait dengan pokok bahasan.
Pendekatan dapat dilaksanakan secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai
dengan kepentingan untuk meyakinkan kebenaran pembahasan yang akan
dilaksanakan oleh penulis.

c. Penulisan Taskap merupakan sarana untuk melatih Pasis melihat


permasalahan yang ada dan membuat perkiraan langkah-langkah strategis yang
dapat dilakukan oleh organisasi, agar permasalahan yang diidentifikasi dapat
diatasi sehingga kinerja organisasi menjadi lebih baik.

d. Pembahasan isi Taskap harus dilakukan secara mendalam, komprehensif


(menyeluruh), integralistik (saling mengait) dan mampu menjangkau jauh ke
depan. Semua aspek yang terkait dalam pokok permasalahan terbahas dengan
tuntas, sesuai dengan ruang lingkup tulisan, sehingga pemecahan masalah
diharapkan tidak menimbulkan permasalahan baru, yang akhirnya Taskap tidak
33

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademis.

e. Penulisan Taskap merupakan upaya struktural untuk melatih kepekaan Pasis


terhadap permasalahan nyata dihadapkan kepada berbagai pengetahuan yang
diperoleh selama mengikuti pendidikan di Seskoal. Dengan kata lain,
penulisan Taskap adalah sebuah proses aplikasi pengetahuan ideal yang
diperoleh di bangku perkuliahan untuk memecahkan permasalahan di lapangan.
Dengan penulisan Taskap ini, diharapkan sinkronisasi antara teori dengan praktek
dapat tercapai.

f. Taskap yang ditulis oleh Pasis di Seskoal bersifat “policy paper”, sehingga
hasil akhir dari tulisan Taskap harus berupa “kebijakan”, yang dapat dijabarkan
melalui “strategi” dan “upaya”.

20. Pembimbing Taskap.

a. Pembimbing Taskap adalah Dosen dan staf pengajar Seskoal maupun


akademisi/praktisi dari luar Seskoal yang memiliki bidang keilmuan/keahlian yang
relevan dengan Tema Taskap dan diberi tugas oleh Lembaga untuk membimbing
Pasis dalam penelitian dan penulisan Taskap. Pembimbing ditunjuk serta disetujui
melalui Keputusan Danseskoal.

b. Pembimbing terdiri dari Pembimbing I dan Pembimbing II, Pasis bisa


mengajukan calon pembimbing tetapi keputusan diambil pada Sidang/Rapat
Pemilihan Pembimbing Taskap yang disahkan berdasarkan Surat Perintah
Danseskoal.

c. Pembimbing Taskap wajib memahami tugas dan tanggung jawab sebagaimana


yang tercantum dalam uraian tugas Tim Pembimbing.

21. Tugas dan Tanggung Jawab Pembimbing Taskap. Dalam penulisan Taskap,
proses bimbingan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan Pasis dalam
melaksanakan penulisan Taskapnya. Agar tujuan penulisan dapat dicapai secara optimal,
maka Pembimbing Taskap mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Tugas Pembimbing.

1) Memberi bimbingan dan arahan terhadap kedalaman materi, kualitas,


serta bobot penulisan Taskap Pasis yang dibimbingnya.
34

2) Memeriksa redaksional tulisan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan


Komandan.
3) Mengarahkan Pasis untuk melaksanakan konsultasi sesuai Petunjuk
Penulisan Taskap, baik dengan Pembimbing maupun pihak lain sesuai
kebutuhan penulisan.
4) Mengarahkan Pasis untuk mengikuti jadwal penulisan Taskap dan
menyelesaikan penulisan Taskap tepat waktu.
5) Berkoordinasi dengan Kadep Iptek dalam hal pelaksanaan pembimbingan
Taskap dan menandatangani Lembar Tanda Persetujuan Taskap (LTPT).
6) Memberikan masukan dan informasi kepada lembaga dalam hal ini Kadep
Iptek, tentang kemajuan maupun hambatan Pasis dalam melaksanakan
penulisan Taskap.

b. Tanggung Jawab Pembimbing. Dalam melaksanakan bimbingan Taskap,


Pembimbing bertanggungjawab langsung kepada Danseskoal dalam hal :

1) Membimbing Pasis dalam penulisan Taskap agar materi Taskap sesuai


dengan judul yang telah ditentukan dan tata cara konsultasi yang harus
dilakukan oleh Pasis.

2) Jika penulisan Taskap dinyatakan sudah selesai, maka Pembimbing


menandatangani Lembar Tanda Persetujuan Taskap (LTPT). Apabila
Pembimbing berhalangan untuk menandatangani LTPT dapat dilakukan oleh
Kadepiptek Seskoal selaku koordinator penulisan Taskap.

3) Pembimbing bertanggung jawab terhadap struktur dan tata tulis


(redaksional) Taskap.

4) Pembimbing bertanggung jawab terhadap ketepatan waktu pengumpulan


Taskap.

5) Apabila Pembimbing berhalangan untuk melanjutkan pembimbingan,


karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, agar Pembimbing dan
Pasis melaporkan kepada Kadepiptek, untuk diproses Pembimbing pengganti.

22. Tugas dan Tanggung Jawab Pasis.


a. Tugas Pasis.
1) Menyusun Taskap sesuai Perdan tentang pedoman penulisan Taskap
yang berlaku.
35

2) Konsultasi dengan Pembimbing setelah menerima lembar penugasan


yang dikeluarkan oleh Lembaga dalam menyusun Taskap.

3) Melaksanakan seluruh tahapan penulisan sesuai dengan waktu yang


telah ditetapkan oleh Lembaga.

b. Tanggung jawab Pasis.

1) Bertanggung jawab atas materi Taskap yang dibuat serta menjaga


kemurnian gagasan dan pemikiran yang dituangkan ke dalam tulisan. Tidak
diperbolehkan untuk menjiplak/menyadur (plagiat) tulisan orang lain.

2) Mengisi Takah penulisan Taskap dengan benar (minimal melaksanakan


bimbingan sebanyak 10 kali pertemuan dengan masing-masing pembimbing)
serta menjaga kebersihan dan kerapihannya.

3) Pasis menyerahkan naskah Taskap yang telah mendapat persetujuan


Pabing kepada Kadepiptek dengan ketentuan :

a) Sebelum ujian sebanyak 5 eksemplar dijilid dengan sampul putih


(bukan hard cover).

(1) 1 eksemplar dijilid dengan identitas lengkap.

(2) 4 eksemplar dijilid tanpa identitas Pasis maupun Pabing

b) Setelah ujian dan direvisi sebanyak 2 eksemplar dan flasdisk berisi


Naskah Taskap.

23. Ketentuan Penilaian Naskah Taskap.

a. Penilaian naskah Taskap ditetapkan berdasarkan Surat Perintah Danseskoal.

b. Depiptek mendistribusikan naskah Taskap dan perangkat administrasi kepada


setiap penilai naskah Taskap.

c. Penilai mempelajari, memeriksa dan memberikan nilai naskah Taskap

d. Penilai wajib memberikan catatan tentang kelemahan dan keunggulan naskah


Taskap, ketentuan substansi materi setiap bagian Taskap dan korelasi antar
bagian, sehingga nilai yang diberikan relevan dengan catatan.

e. Penilaian dilaksanakan sesuai alokasi dan batas waktu yang ditentukan oleh
Depiptek.
36

f. Naskah Taskap yang telah dinilai, lembar penilaian dan lembar catatan
diserahkan kepada Depiptek sesuai batas waktu yang telah ditentukan.

g. Depiptek meneliti hasil penilaian untuk mengetahui tingkat akurasi hasil


penilaian.

h. Depiptek membuat rekapitulasi hasil penilaian naskah Taskap dan


menyiapkan pelaksanaan ujian penyajian Taskap.

24. Ketentuan Penyajian Taskap.

Setelah naskah Taskap selesai, maka semua Taskap akan disajikan dan
dipertahankan di depan Tim Penguji Taskap. Pengujian tulisan, tidak hanya dimaksudkan
untuk membuktikan kebenarannya tetapi juga untuk dapat memberikan relevansi
penguraiannya dilihat dari segi ilmiah maupun pengalaman yang dimilikinya. Maksud
penyajian Taskap ialah untuk mengetahui apakah penyaji dalam mengemukakan
pendapatnya menguasai materinya dengan baik atau tidak, sehingga dapat dicapai
penilaian yang lebih obyektif. Adapun pelaksanaannya diatur sebagai berikut :

a. Dalam pelaksanaan penyajian Pasis dibagi dalam beberapa kelompok,


selanjutnya masing-masing kelompok akan ditentukan waktu penyajian, tempat dan
Tim Pengujinya.

b. Pasis menyajikan Naskah Taskap selama 20 menit (kurang 3 menit sebelum


penyajian berakhir, akan diperingatkan oleh set penguji).

c. Selesai penyajian Taskap, dilanjutkan dengan tanggapan dan pendalaman


materi oleh Tim Penguji selama 45 - 60 menit.

d. Revisi, merupakan perbaikan naskah Taskap sesuai hasil koreksi yang


disampaikan Tim Penguji.

e. Selama melaksanakan revisi Taskap, Pasis berkonsultasi kepada Tim Penguji.

f. Jangka waktu perbaikan/revisi sebagai berikut :

1) Perbaikan/revisi ringan diselesaikan dalam waktu satu minggu.

2) Perbaikan/revisi sedang diselesaikan dalam waktu dua minggu.

3) Perbaikan/revisi berat diselesaikan dalam waktu satu bulan.

g. Setelah diadakan penyajian, pengujian dan perbaikan/revisi, Taskap tersebut


harus diketahui oleh Katim Penguji dan Kedua Pembimbing selanjutnya diperbanyak
37

dan dijilid dengan sampul keras (hard cover) berwarna kuning sebanyak dua
eksemplar dan flashdisk berisi softcopy naskah Taskap diserahkan ke Depiptek.

25. Penyimpanan dan Pemeliharaan. Taskap disimpan di Depiptek dan di


Perpustakaan Seskoal agar tetap dalam keadaan baik dan setiap saat dapat
dimanfaatkan oleh lembaga untuk kepentingan pengkajian dan pengembangan
pendidikan. Penyimpanan Taskap oleh Depiptek dan Perpustakaan Seskoal
dikelompokkan sesuai bidang studi.

26. Penggandaan/Produksi. Penggandaan Taskap dapat dilakukan untuk kepentingan


perorangan atau lembaga sesuai prosedur yang berlaku.
38

BAB VII
PENUTUP

27. Demikian Pedoman Pembuatan Karya Tulis Perorangan (Taskap) Perwira Siswa
Kursus Menejemen Strategi (Pasis Susjemenstra) Seskoal ini dibuat untuk digunakan
sebagai pedoman bagi Pasis dalam proses pembuatan Karya Tulis. Hal-hal yang belum
tercantum dalam pedoman ini akan disampaikan kemudian yang disesuaikan dengan
perkembangan dan kebutuhan yang diperlukan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Juni 2018
39
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Barang Cetakan

Arikunto, S. (2010), Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,


Jakarta.

Sugiyono (2013), Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, cetakan
ke-16, Alfabeta, Bandung.

Universitas Pertahanan (2011), Petunjuk Pelaksanaan Nomor: Juklak/01/IV/2011 tentang


Penulisan Tugas Akhir Universitas Pertahanan, Jakarta.

Utorodewo, F. N. dkk. (2010), Bahasa Indonesia Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah,


Universitas Indonesia, Depok.

B. Website

http://kbbi.web.id/, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.


1
Lampiran “A”
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Nomor 9 Tahun 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal 4 Juni 2018

PENJELASAN PEMBUATAN ALUR PIKIR DAN POLA PIKIR

1. Alur Pikir.

a. Alur pikir merupakan gambaran umum tentang urutan aliran pemikiran


penulis yang dari sejak awal sampai dengan akhir penulisan dan menunjukkan
hubungan secara langsung antar setiap bagian/bab-bab atau unsur-unsur dalam
pembahasan tulisan, sehingga menjadi suatu kesisteman utuh.
b. Pembahasan menggunakan alur pikir dilaksanakan dengan pendekatan
kesisteman yang berurutan yang dimulai dari kondisi awal sampai pada
terwujudnya kondisi yang diharapkan dari variable 1 sebagai variable berubah
(yang dibahas/dielaborasi) dan hasil proses variable 1 (variable bebas) memberi
pengaruh terhadap variable 2 (variabel antara) dan variabel 3 (variabel tetap).
c. Alur pikir tidak mempunyai bentuk baku, tetapi dibuat dengan
menggunakan unsur garis, bulatan, kotak dan panah (Risbulkonah). Bentuk
bulatan atau lonjong tidak menjadi pembahasan diskusi.

2. Pola Pikir.

a. Pola pikir merupakan bentuk pemetaan dan proses pemikiran naskah


karya tulis yang menggambarkan proses pembahasan pemecahan masalah
persoalan melalui suatu analisis dengan menguraikan formulasi subyek, obyek
dan metode.
b. Proses pembahasan tindakan/kegiatan yang dilakukan oleh subyek
(kolom subyek) terhadap obyek (kolom obyek) dinyatakan sebagai beberapa
metode tertentu (kolom metode) setelah melalui suatu proses analisis untuk
dapat memanfaatkan berbagai peluang dan mengatasi kendala yang ditemukan
dan selanjutnya dilakukan perumusan pemecahan setiap persoalan.
c. Pola pikir mempunyai bentuk baku dan bersifat tetap.
2

d. Pola pikir merupakan alat bantu bagi perwira siswa untuk menyampaikan
kerangka pikirnya kepada orang lain dalam memecahkan suatu permasalahan
yang divisualisasikan dalam bentuk diagram atau skema. Bentuk bulatan atau
lonjong tidak menjadi pembahasan diskusi. Pola pikir sangat tepat digunakan
untuk menyusun/membuat kerangka pikir dan visualisasi pemecahan masalah
secara komprehensif, karena menggunakan pendekatan kesisteman.
Pola pikir terdiri dari: input, proses, output, instrumental input, environmental
input dan out come.
(1) Input. Merupakan masukan, dapat berupa suatu kondisi, benda
ataupun jasa yang akan diproses/diolah menjadi keluaran yang lebih baik.
(2) Proses (SOM)
(a) Merupakan kegiatan transformasi untuk mengubah input
menjadi output melalui suatu tahapan proses. Dalam proses
transformasi ini digambarkan siapa, apa yang diubah/diproses, dan
caranya bagaimana masing-masing dikelompokkan dalam subyek,
obyek dan metode.
(b) Pada dasarnya subyek merupakan “inisiator” yang
melakukan kegiatan proses (bisa nama instansi, jabatan, atau
strata masyarakat dan sebagainya).
(c) Sedangkan obyek adalah entitas yang diproses oleh subyek
(bisa apa saja: manusia, benda, piranti dan sebagainya).
Penentuan obyek didasarkan pada penilaian terhadap hal-hal
signifikan dan berpengaruh langsung guna mengatasi pokok-pokok
pemecahan persoalan yang sudah ada.
(d) Cara yang ditempuh untuk memproses obyek disebut
metode. Mengingat secara fisik kolom yang tersedia untuk
penulisan metode terbatas, maka diupayakan cara-cara proses
tersebut digambarkan dengan menggunakan terminology yang
singkat dan lazim digunakan secara umum (Bahasa Inggris yang
sudah disesuaikan dengan Bahasa Indonesia, contoh: koordinasi,
regulasi dan sebagainya).
3

(3) Output.
(a) Merupakan hasil keluaran dari input yang sudah mengalami
proses transformasi, dapat berupa kondisi, benda, jasa dan
sebagai nya tergantung input nya.
(b) Secara rasional, output merupakan keluaran/produk yang
sudah mengalami proses nilai tambah.
(c) Aliran proses “feed back” /umpan balik dari output ke input
masih diperlukan untuk menggambarkan apabila terjadi output
yang tidak sesuai harapan akan disempurnakan kembali.
(4) Instrumental Input.
(a) Menurut teori kesisteman suatu proses harus ada suatu
“Mekanisme Kontrol” yang mengendalikan proses transformasi
yang terjadi. Sebagai visualisasi mekanisme control, maka pada
pola pikir dilengkapi dengan “Instrumental Input” yang merupakan
instrument atau alat bantu pengarah agar proses yang terjadi
sesuai yang diharapkan.
(b) Yang termasuk instrumental input antara lain meliputi
paradigma nasional, peraturan-peraturan, teori-teori kalau
diperlukan khususnya untuk tulisan yang mengarah kepada
“academic paper”.
(c) Di dalam penulisan Karlis, instrumental input akan dibahas
sebagai landasan pemikiran yang menunjukkan adanya hal-hal
normative yang menjadi parameter/ukuran pada kondisi nyata saat
ini dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai kondisi yang
diharapkan.
(4) Environmental Input.
(a) Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
transformasi. agar pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi
ini lebih komprehensif, maka penulisan Karlis menggunakan istilah
“perkembangan lingkungan strategis (Banglingstra)” yang
4

diklasifikasikan dalam tiga kelompok pengaruh yaitu global,


regional, dan nasional.
(b) Pembahasan perkembangan global, regional dan nasional
dapat memiliki aspek-aspek bahasan yang berbeda menyesuaikan
dengan pembahasan variabel 1 dan harus memiliki keterkaitan
yang dekat, kuat dan langsung dengan pokok masalah variabel 1
dari judul dan sesuai bidang ilmu dan pengetahuan atau teori
utama yang dibahas.
(5) Outcome. Wujud outcome merupakan output yang sudah dapat
digunakan dan diterima atau memuaskan pengguna. Input (masukan)
tidak akan sama dengan output (keluaran/hasil proses). Bentuk Karlis
meminta adanya landasan pemikiran (Bab II) dan pengaruh
perkembangan lingkungan strategis (Bab IV) menunjukkan persoalan
yang sedang dibahas berada dalam pengaruh dari suatu kesisteman dan
prosesnya saling terkait (konstruktif). Dalam suatu kesisteman tersebut,
maka input dari variabel 1 harus dapat berproses menjadi output (hasil
karya) dari variabel 1 dan selanjutnya harus dapat menjadi input dari
variabel 2. Selanjutnya V2 sebagai output menjadi input dari variabel 3
akan menghasilkan kontribusi atau manfaat pada variabel 3 sebagai
outcome (hasil guna atau manfaat).
1 Lampiran “B”
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Nomor 9 Tahun 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal 4 Juni 2018

TATA CARA PENULISAN

Beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian dalam etika penulisan


adalah hal yang menyangkut masalah penunjukan daftar pustaka, penulisan catatan
kaki dan sebagainya.

1. Penulisan Daftar Pustaka. Ada banyak cara mengutip dan merujuk dalam
dunia kepenulisan ilmiah. Kita mengenal sistem perujukan, pengutipan dan bibliografi
Chicago (The Chicago Manual Style), MLA (The Modern Language Association of
America), APA (American Psychological Association), Turabion, Yale, Harvard,
Vancouver dan lain-lain. Bahkan tidak jarang setiap bidang ilmu memiliki sistem
perujukannya masing-masing yang khas sesuai dengan keperluan, sifat dan kebiasaan
selingkung (untuk penggunaan dalam kelas pendidikan dan kutipan berupa footnote).
Sistem perujukan berbeda antar berbagai bidang ilmu, hal ini dapat diterima selama
prinsip dasar kejujuran, autentisitas, orisinalitas dan kaidah keilmiahan yang berciri
sistematis, obyektif dan logis dihayati dan diikuti.
Berikut adalah contoh cara penulis daftar acuan. Contoh tersebut menggunakan
format Harvard (The Learning Centre, 2004). Berbagai sistem dan cara perujukan lain
(termasuk contoh atau model cara merujuk dalam teks) dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan peraturan sepanjang dilakukan dengan benar dan konsisten.

Contoh: Cara penulisan daftar acuan format Hardvard/APA


NO. JENIS RUJUKAN FORMAT HARVARD/APA
1 2 3
1 Satu penulis Chodorow, N.J.1989, Feminism and Psychoanalytic
Theory, Yale University Press, New Haven
2 Dua penulis Swale,J.M. dan Feak,C.B.1994, Academic Writing for
Graduate Student, The University of Michigan
Press, Ann Arbor.
3 Lebih dari dua Mitchell, J.K.1993, Fundamental of Soil Behavior, ed. Ke-
penulis 2, John Wiley & Sons, Inc., New York.
2

1 2 3
4 Lebih dari satu edisi Mitchell, J.K.1993, Fundamental of Soil Behavior, ed. Ke-
2, John Wiley & Sons, Inc., New York.
5 Penulis tidak diketa- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991, Kamus
hui/lembaga Besar Bahasa Indonesia, ed Ke-2, Balai Pustaka,
Jakarta.
6 Buku dengan Shannon, P (peny), 1992, Becoming Political Reading and
penyunting/editor Writing in the Politics of Literacy Education,
Heinemann, Ports-mouth, NH.
7 Buku terjemahan Creswell, J.W. (2002), Research Design: Qualitative and
Quantitative Approaches (Terj) Angkatan III dan IV
KIKUI bekerja sama dengan Nur Khabibah), Eds.
Chryshnanda DL dan Bambang Hastobroto,
Jakarta: KIK Press.
8 Jurnal Christoffersen, Erik Exe, 1996, “Hotel Pro Forma:
Exposing Realiry as a Visual Illusion, “Performance
Research 1 (3), hlm 77-89.
9 Majalah Ayatrohaedi, 2004, “Beragama dalam Kedamaian”,
Tempo, 13 Juni 78
10 Surat kabar Abdurrahman. M, 2004, “Kelas Menengah Islam dan
Multikulturisme, Kompas, 1 Nov, hlm.4.
11 Dokumen Biro Pusat Statistik, 1993, Struktur Ongkos Usaha Tani
Pemerintah Padi dan Palawija, 1990, BPS, Jakarta.
12 Website & Email I Made Andi Arsana, Arti Penting Penegasan Batas
Valid Wilayah Antar Daerah.http://geo-boundaries.blog
spot.com/2006/11/arti-penting-penegasanbatas-
wilauah.html. (diunduh pada 2 Nopember 2006)
______Zona Pesisir dan Zona Laut, Morfologi Dasar
Laut.Pustekom, 2005, http://www.edukasi.
net/mol/mo_full.php?moid=99&fname = geox 0804.
Html. (diunduh pada 4 Pebruari 2008)

Uraian dalam tulisan dapat dilakukan dengan penunjukan sumber pustaka


dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Nama penulis pada bagian permulaan kalimat:
“Jerret (1959) menyebutkan bahwa Artocarpus di Asia mencakup
sejumlah 50 jenis”.

b. Nama penulis pada bagian tengah kalimat:


(Leukoplas yang mengandung butir-butir amilum yang besar
ditemukan oleh Aiers (1963) di dalam serbuk Oenthera Hookerg.
3

c. Nama penulis pada bagian akhir kalimat:


“Penggunaan sterilisator autoklat dapat memberikan pengaruh baik
atau buruk terhadap pertumbuhan, tergantung pada gula yang
dipergunakan dalam medium (Suprapto, 1979)”.

d. Penulis dua orang. Jika penulis terdiri dari 2 orang maka kedua-duanya
harus disebutkan.
“Philips and Andrew (1966) menemukan spermatozoa pada testis
herefor yang berumur 224 hari”.

e. Penulis lebih dari 2 orang. Kalau penulis terdiri dari 2 orang, maka yang
dicantumkan hanya penulis 1 diikuti dengan dkk atau et.al.
“Bulluh serbuk sari Lilium Lingiflorium mengandung sejumlah besar
amioplas (Rosen,dkk,1964) atau (Rosen et.al, 1964)”.

f. Yang diacu lebih dari 2 orang.


1) Kalau nama penulis masuk dalam uraian, semua sumber
disebutkan:
Menurut Shuka dan Misra (1979), Davis dan Heywood
(1973), dan Heywood (1976), studi mengenai kekerabatan
merupakan bagian studi sistematik”.
2) Jika penulis tidak masuk dalam uraian, maka antarasumber-
sumber itu dipasang tanda titik koma:
“Pemberian vitamin C dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya pencoklatan permukaan permukaan irisan jaringan yang
disebabkan oleh reaksi oksidasi (Wereing dan Philip, 1976: Bidwell,
1979, Harisuseno, 1974)’.

2. Pengutipan dari sumber kedua. Pengutipan dari sumber kedua harus


menyebutkan nama penulis aslinya ditunjukkan pula oleh Vasil dan Hildebrandat
4

(Steves, 1972)”. Dalam hal ini yang terdapat dalam daftar pustaka hanyalah tulisan
Steves (1972). Sedapat-dapatnya yang dibaca ialah sumber aslinya.

3. Teknik penulisan Daftar Pustaka. Meskipun setiap bidang ilmu mempunyai


format daftar pustakamya masing-masing keempat unsur daftar pustaka wajib
dicantumkan dalam daftar pustaka. Tata letaknya diatur mengikuti format selingkung.
(Setiap bidang ilmu/lemdik memiliki gaya selingkung).

a) Teknik penulisan daftar pustaka (untuk karya tulis) adalah sebagai berikut:
1) Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua
dan selanjutnya dimulai dengan 10 ketukan ke dalam;
2) Jarak antar baris adalah 1,5 spasi;
3) Pengelompokan jenis sumber pustaka;
4) Daftar pustaka diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama
keluarga penulis, tetapi tanpa nomor urut; dan
5) Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang
dikutip, nama penulis itu harus dicantumkan ulang.

b) Unsur yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah:


1) Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga;
2) Tahun terbitan karya ilmiah yang bersangkutan;
3) Judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf besar untuk huruf
pertama tiap kali kecuali untuk kata sambung dan kata depan; dan
4) Data publikasi berisi nama tempat (kota) dan nama penerbit karya
yang dikutip.

4. Kutipan. Sama dengan fungsi penunjukan sumber pustaka dan catatan kaki,
kutipan digunakan untuk menunjang fakta, konsep gagasan memberikan informasi
tentang data, gagasan dan lain-lain yang relevan. Dan mempertajam masalah yang
dibahas. Untuk menghindari kesan suatu kertas karya hanya merupakan kutipan dari
berbagai sumber dan pendapat orang lain. Kutipan hendaknya digunakan seperlunya
5

saja. Ada dua cara mengutip, yaitu dengan mengutip langsung atau dengan mengambil
intisarinya dan mengemukakan kembali dalam bahasa sendiri.
Kutipan langsung biasanya digunakan untuk peraturan perundangan, rumusan
matematika atau rumusan ilmiah lainnya, yang mana kata atau ungkapan harus tepat
sesuai dengan aslinya. Apa yang dikutip langsung harus ditulis kembali secara persis,
baik ejaan, kapitalisasi, pungtuasi, maupun penulisan alinea. Koreksi atau catatan
sisipan dari pengutip harus dinyatakan.
Kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari tiga baris dinyatakan dalam
tanda petik dua dan ditulis dalam teks. Kutipan tak menggunakan penghubung (bahwa)
untuk menunjukkan penekanan dan kutipan langsung yang panjang ditulis terpisah
dimulai pada ketukan kelima spasi tunggal, tanpa tanda petik buka dan petik tutup.
Hendaknya dihindari pemakaian kutipan langsung yang terlalu banyak dan berpanjang-
panjang dalam suatu kertas karya. Apabila kurang terkendali, kebiasaan ini dapat
menimbulkan kesan bahwa penulis kurang mengolah dan mencerna apa yang diacu
dan karya yang dihasilkan seolah-olah hanya merupakan serangkaian kutipan.

5. Catatan Kaki/Footnote. Dalam penulisan kertas karya perorangan


(khususnya ilmu sosial) biasanya diperlukan catatan yang lazim disebut catatan kaki.
Catatan ini digunakan untuk:
a. Menunjang fakta, konsep dan gagasan
b. Memberikan informasi tentang sumber data, gagasan dan lain-lain yang
relevan.
c. Memberikan penjelasan tambahan terhadap suatu masalah yang
dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara lebih
cermat.

Catatan kaki langsung diberikan di bagian bawah halaman dengan font yang
sama dengan font penulisan Taskap, namun ukurannya lebih kecil (10) dengan spasi
1. Untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki digunakan kata
“ibid” yang berasal dari “ibidum” yang artinya di tempat yang sama dengan diatasnya.
Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya. Ibid tidak dipakai apabila telah
6

ada catatan kaki yang menyelinginya. Ibid diketik atau ditulis sebagai berikut: ibid,
koma, jilid, halaman.

Contoh:
a. Kutipan langsung.
1) …………….. selanjutnya di dalam cerita itu (Pratikto, 1959) Rama
mengatakan, “Hidup ini adalah penderitaan, namun kita harus
menjalaninya” …………….
2) ……………… dalam penjelasannya, Prof. Li Fang Kuei (1973)
menyatakan: In the territory of the Chinesse Republic are found not
only many dialects but also many language of diverse structure,
spoken by peoples of difference cultures and customs. The
language constitutes a problem in which student of politics and
education have to be interested, because language is the only
instrument by means of wich, knowledge and ideas are introduced
and the organization and education of the masses may be carried
on.

b. Kutipan tak langsung.

……… selanjutnya, di dalam cerita itu menyatakan bahwa hidup ini adalah
penderitaan, kita harus menjalaninya (Pratikto, 1996).

Kutipan baik langsung maupun tidak langsung harus disebutkan sumbernya.

c. Foot Note (teknik yang diwajibkan digunakan pada Taskap).


1) Foot Note atau catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang
ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir bab karangan ilmiah atau
dari sumber kutipan yang ditempatkan langsung di belakang kutipan.
Contoh penulisan foot note (catatan kaki) yang baik dan benar.
a) Samsul Nizar, Pemgarang Dasar-dasar Pendidikan Islam
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2011) h.27
7

b) Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam


(Jakarta: Bulan Bintang, 1973)h.7

c) Torbjorn L. Knutsen, A History of International Relations


Theory: An Introduction (Manchester: Manchester University Press,
1992).

2) Pedoman dan Petunjuk Penulisan Catatan kaki (foot note). Dalam


membuat catatan kaki suatu karya ilmiah, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:

a) Ditulis dengan jarak 1 spasi.

b) Tidak menggunakan istilah operacitato (op.cit) dan


lococitato (loc.cit), tetapi setelah ibiden (ibid) tetap digunakan. Jika
referensi yang ditunjuk telah diselingi oleh referensi lain, maka
cukup ditulis nama pengarang, judul awal artikel atau buku dan
halaman buku yang dirujuk.

c) Jika karya yang ditunjuk berupa terjemahan, maka nama


penerjemah ditulis setelah judul karya dan didahului kata “terj”

d) Judul artikel dalam jurnal atau buku antologi (bunga rampai)


ditulis tegak diberi tanda kutip, sementara nama jurnal atau buku
antologi ditulis miring.

e) Penulisan nomor halaman ditulis angka halaman yang


dimaksud dengan tulisan h, diakhiri tanda titik.

f) Penulisan kota, nama penerbit, dan tahun terbit diletakkan


dalam kurung, dengan perincian kurung buka (diikuti nama kota,
titik dua nama penerbit, koma (,), tahun terbit, dan kurung tutup),
tanda koma (,).
8

3) Ibid digunakan pada karya yang dirujuk pada nomor sebelumnya.


Jika halamannya sama, cukup dengan ibid saja. Namun, jika
halamannya berbeda, setelah ibid, dicantumkan nomor
halamannya. Contoh:
a) Sumber dan nomor halaman sama
1 Torbjorn L. Knutsen, A History of International
Relations Theory: An Introduction (Manchester: Manchester
University Press, 1992).
2 Ibid.

b) Sumber sama, halaman beda.


1 Torbjorn L. Knutsen, A History of International
Relations Theory: An Introduction (Manchester: Manchester
University Press, 1992), p.23
2 Ibid., p.24

c) Dalam catatan kaki lazim digunakan tiga singkatan, yaitu


Ibid (ibide), Op.cit (opera citato) dan Loc.cit (loco citato).
(1) Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem, yang artinya di
tempat yang sama. Jika suatu pustaka atau sumber yang
baru saja dikutip (belum diselingi sumber pustaka lain) akan
dikutip lagi, maka cukup menggunakan ibid. jika ibid,
merujuk halaman yang sama dengan karangan yang
sebelumnya maka ibid harus diganti dengan Loc.cit.
(2) Loc.cit. Merupakan singkatan dari Loco citato yang
artinya dikutip tempat yang sama. Bila hendak mengutip
halaman yang sama dari sumber yang baru saja dikutip
(belum diselang oleh sumber lain) maka catatan kaki cukup
disingkat Loc.cit.
(3) Op.cit. Merupakan singkatan opere citato, artinya
telah dikutip. Jika suatu pustaka atau sumber telah dikutip
9

dalam catatan kaki dan telah diselingi oleh satu atau


beberapa sumber lain hendak dikutip lagi, maka penulisan
catatan kakinya dapat disingkat dengan hanya menuliskan
penulisnya saja diikuti op.cit. Contoh:

1. T.R.R. Nitibaskara, Perangkap Penyimpangan dan


Kejahatan Teori Baru dalam Kriminologi, Jakarta: YPKIK, 2009,
hlm.22.
2. Ibid, hlm 49
3. Steven P. Lab, Crime Prevention: Approaches, Practices
and Evaluation, Cincinati, OH: Anderson Publishing Co., 1992,
hlm.15.
4. Loc.cit.
5. T.R.R. Nitibaskara, Op.cit., hlm 100.
6. T.R.R. Nitibaskara, Catatan Kriminal, Jakarta: Jayabaya
Univesity Press, 1999, hlm 45.
7. T.R.R. Nitibaskara, Op.cit., 2009, hlm 45.

Penjelasan tentang contoh:


2 : ditulis “Ibid, halaman 49” artinya merujuk buku sebelumnya
(tanpa selang) yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki
1.

4 : ditulis “Loc.cit” artinya merujuk buku yang sama dan


halaman yang sama dari catatan kaki sebelumnya yaitu sumber
Steven P. Lab pada catatan kaki 3.
5 : ditulis “T.R.R. Nitibaskara, Op.cit., hlm 100” artinya
mengutip kembali sumber yang sama yaitu T.R.R. Nitibaskara
dengan merujuk halaman yang sama atau halaman yang lain
(dalam contoh diatas dirujuk halaman yang lain yaitu halaman 100).
10

Perhatikan : sumber T.R.R. Nitibaskara telah diselang oleh Steven


P. Lab.

7 : Jika dari penulis yang sma digunakan lebih dari satu buku
dan pernah disebutkan sebelumnya, maka ditulis nama penulis dan
tahun yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki 1.

6. Interpolasi. Karena reproduksi yang tepat merupakan syarat mutlak untuk


kutipan langsung, maka apabila ada koreksi atau komentar dari pengutip, koreksi
dan komentar tersebut harus disisipkan dalam kurung siku (square brackets).
Koreksi dapat dilakukan dengan: (1) menambah kata sic. (kata latin yang artinya
“demikian”) dalam kurung siku pada bagian yang salah, (2) Menyisipkan
pembetulannya dalam kurung siku langsung di bagian yang salah, atau (3)
Menambah frase yang menunjukkan adanya kesalahan. Tiga cara tersebut dapat
diberikan contoh sebagai berikut:

a. Tentara Spanyol berontak dan di bawah pimpinan Kaisar Galba


mereka menyerbu Roma pada tahun 86 (sic).

b. Tentara Spanyol berontak dan di bawah pimpinan Galba mereka


menyerbu Roma pada tahun 86 (68).

c. Tentara Spanyol berontak dan di bawah pimpinan Kaisar Galba


mereka menyerbu Roma pada tahun 86 (tahun yang benar adalah 68).

7. Elipsis. Ellipsis adalah penghapusan sebagian dari materi yang dikutip


tanpa mengakibatkan perubahan makna. Apabila ini dilakukan, perlu digunakan tanda
ellipsis (……). Apabila yang dihapus satu alinea atau lebih, digunakan titik-titik hingga
melintas halaman. Contoh:

- Pasukan Peta menyerang markas Tentara Jepang di Yogyakarta pada


tanggal 12 Agustus 1945.
11

- (…….) Peta menyerang (……) Jepang di Jogjakarta pada tangal 12


Agustus 1945.

8. Plagiarisme. Tindakan plagiat merupakan tindakan yang merendahkan diri


sendiri dari penulis karya tulis perorangan dan mencerminkan sikap tidak dapat
menghargai orang lain terutama berkaitan dengan hasil karya intelektual.

a. Pengertian plagiat perlu dipersepsikan sama, sehingga perlu dipahami


hal-hal yang dianggap sebagai tindakan plagiat, sebagaimana pengertian plagiat
yang diambil dari Booth (1995) dan Gibaldi (1999) sebagai berikut:

1) mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.


2) mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri.
3) mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri.
4) mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri.
5) menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda
tanpa menyebutkan asal-usulnya.
6) menyalin (mengutip langsung) bagian tertentu dari tulisan orang
lain tanpa menyebutkan sumbernya dan tanpa membubuhkan tanda petik,
meringkas dengan cara memotong teks tanpa menyebutkan sumbernya
dan tanpa membubuhkan tanda petik.
7) meringkas dan memfrasekan (mengutip tidak langsung) tanpa
menyebut sumbernya.
8) meringkas dan memfrasekan dengan menyebut sumbernya tetapi
rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan
sumbernya.
9) pencantuman sumber dapat dikecualikan apabila pendapat
tersebut merupakan:
a) pengetahuan yang telah bersifat umum
b) pendapat atau fakta tersebut dengan mudah dapat diperiksa
dan diteliti kebenarannya.
12

b. Hal-hal yang tidak tergolong plagiarism:


1) menggunakan informasi yang berupa fakta umum
2) menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau para frase)
opini orang lain dengan memberikan sumber yang jelas.
3) mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda
batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

9. Acuan Prosentase Penulisan Setiap Bab. Naskah Karya Tulis Perorangan


dibuat dengan panjang tulisan minimal 60 halaman, tidak termasuk lampiran.
Pergantian Bab pada halaman baru. Prosentase penulisan sebagai berikut:

a. Bab I : ± 5%.
b. Bab II : ± 7%.
c. Bab III : ± 18%.
d. Bab IV : ± 12%.
e. Bab V : ± 22%.
f. Bab VI : ± 32%
g. Bab VII : ± 4%.

10. Tata Cara Pengetikan. Pengetikan dalam penulisan Taskap minimal 60


halaman dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kertas. Spesifikasi kertas yang digunakan:
1) Jenis : HVS.
2) Warna : Putih polos.
3) Berat : 80 gram.
4) Ukuran : A4 (21,5 cm x 29,7 cm).

b. Pengetikan. Ketentuan pengetikan adalah sebagai berikut:


1) Pencetakan dilakukan pada satu sisi kertas (single side):
2) Posisi penempatan teks pada tepi kertas:
a) Batas atas : 3 cm dari tepi kertas.
b) Batas bawah : 3 cm dari tepi kertas.
c) Batas kiri : 4 cm dari tepi kertas.
d) Batas kanan : 3 cm dari tepi kertas.
13

3) Huruf menggunakan jenis huruf Arial 12 poin (ukuran sebenarnya)


dan diketik rapi (rata kiri kanan – justify).
4) Pengetikan dilakukan dengan spasi 2 (Line spacing = 2 lines).
5) Huruf yang tercetak dari printer harus berwarna hitam dan
seragam.
6) Jumlah referensi minimal 20 referensi (berupa buku, kutipan, website,
dan lain – lain).

c. Penomoran Halaman. Penomoran halaman tidak diberi imbuhan apapun.


Jenis nomor halaman ada dua macam, yaitu angka romawi kecil dan angka latin.
1) Angka Romawi Kecil.
a) Digunakan pada bagian awal Taskap kecuali halaman
sampul luar.
b) Letak ditengah 2 cm dari tepi bawah kertas (footer).
c) Khusus untuk halaman sampul dalam dan semua halaman
sebelum naskah Taskap (halaman dengan Kop Seskoal),
penomorannya tidak ditulis tetapi tetap diperhitungkan.
2) Angka Latin.
a) Digunakan untuk bagian isi Taskap dan bagian akhir.
b) Letak ditengah 2 cm dari tepi atas kertas (header).
c) Khusus untuk halaman pertama setiap bab, tidak diberi
penomoran, tetapi tetap diperhitungkan.

d. Pengetikan Kop Seskoal, Judul Taskap dan Judul Bab/Sub Bab.


1) Kop Seskoal di pojok kiri atas.
2) Tempat Judul Taskap di tengah-tengah halaman paling atas setelah
Kop Seskoal. Seluruhnya menggunakan huruf kapital, ditebalkan dan
tidak diakhiri dengan titik serta tidak bergaris bawah.
3) Judul Bab dan Judul Sub Bab menggunakan huruf tebal, tidak
diakhiri dengan titik dan tidak digaris bawah. Huruf kapital dipakai pada
permulaan kata- kata yang dipandang penting.
Lampiran “C”
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
Nomor 9 Tahun 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
Tanggal 4 Juni 2018

Kode Naskah:

BLANKO PENILAIAN NASKAH TASKAP

1. Kelengkapan naskah Taskap. …….. x 5% = …..


(cover (BN:6), abstrak (BN:7), Kata pengantar (BN:7), daftar isi (BN:8), footnote
(BN12), alur pikir (BN:18), pola pikir (BN:18), daftar pustaka (BN:9), ringkasan
rangkuman hasil penelitian (BN:10), riwayat hidup (BN:5)),
2. Format Taskap. …….. x 10% = …..
a) Bagian pendahuluan, bagian inti dan bagian penutup (BN:60)
b) Hubungan antar bagian (BN:40)
3. Kualitas, materi, dan tulisan naskah Taskap. ……. X 85% = ….
a) Ide atau gagasan penulis dan manfaatnya (BN:38)
b) Rumusan masalah dan obyektifitas data (BN:14)
c) Kemampuan menganalisis data (BN:10)
d) Penggunaan landasan teori (BN:8)
e) Metode pemecahan persoalan (BN:7)
f) Metodologi penulisan (metode & pendekatan penelitian) (BN:7)
g) Kesinambungan bab-bab naskah Taskap dan prosentase (BN:5)
h) Keterkaitan alur pikir dengan naskah Taskap (BN:4)
i) Keterkaitan pola pikir dengan naskah Taskap (BN:4)
j) Keruntutan redaksi, kejelasan narasi, estetika (BN:3)

NILAI AKHIR NASKAH = JUMLAH TOTAL NILAI 1 s.d. 3 =

Jakarta, ……………….20
Penilai,
Catatan:
Penilai : 0 s.d. 100
Batas lulus : minimal 65
Naskah Konsepsi berkualitas, nilai akhir
Nama
ditambah 1,0.
Pangkat, Korps, NRP
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

LEMBAR CATATAN
PENILAIAN TASKAP

Susjemenstra :
NOMOR NK :

NO TANGGAPAN DAN ARAHAN

Jakarta, ……………….20
Penilai,

Nama
Pangkat, Korps, NRP
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

Kode Naskah:

BLANKO PENILAIAN PENYAJIAN TASKAP

1. Efektifitas Penyajian: ……. x15% = ……


a. kejelasan penyampaian materi. (BN:40)
b. keteraturan susunan (sistematika) pembahasan. (BN:20)
c. ketepatapan penggunaan kata-kata/kalimat. (BN:20)
d. kelancaran jalannya penyajian dan kejelasan slide. (BN:20)
2. Penguasaan isi materi: …… x 50% = ……
a. penguasaan materi yang di bahas. (BN:20)
b. konsistensi dengan tujuan (BN:20)
c. reliabilitas, relevansi dan kelengkapan data (BN:20)
d. ide atau gagasan penulis dan manfaatnya (BN:40)
3. Kesiapan menghadapi pertanyaan: ……. x 25% = ….
a. relevansi jawaban dengan pertanyaan (BN:30)
b. obyektifitas jawaban (BN:30)
c. konsistensi antara naskah dan jawaban (BN:40)
4. Penampilan pribadi: ……. x 10% = …..
a. ketenangan sikap (BN:30)
b. ketepatan gaya dan gerak (BN:40)
c. pengaturan suara (irama, tempo, volume, nada) (BN:30)

NILAI AKHIR PENYAJIAN = JUMLAH TOTAL NILAI 1 s.d. 4 =

Jakarta, ……………….20
Catatan:
Penilaian : 0 – 100
Penilai,
Batas lulus : minimal 65

Nama
Pangkat, Korps, NRP
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

Kode Naskah:
Kode Naskah:

BLANKO PENILAIAN NASKAH TASKAP TERBAIK

1. Kelengkapan naskah Taskap. …….. x 5% = …..


(cover (BN:6), abstrak (BN:7), Kata pengantar (BN:7), daftar isi (BN:8), footnote
(BN12), alur pikir (BN:18), pola pikir (BN:18), daftar pustaka (BN:9), ringkasan
rangkuman hasil penelitian (BN:10), riwayat hidup (BN:5)),
2. Format Taskap. …….. x 10% = …..
a) Bagian pendahuluan, bagian inti dan bagian penutup (BN:60)
b) Hubungan antar bagian (BN:40)
3. Kualitas, materi, dan tulisan naskah Taskap. ……. X 85% = ….
a) Ide atau gagasan penulis dan manfaatnya (BN:38)
b) Rumusan masalah dan obyektifitas data (BN:14)
c) Kemampuan menganalisis data (BN:10)
d) Penggunaan landasan teori (BN:8)
e) Metode pemecahan persoalan (BN:7)
f) Metodologi penulisan (metode & pendekatan penelitian) (BN:7)
g) Kesinambungan bab-bab naskah Taskap dan prosentase (BN:5)
h) Keterkaitan alur pikir dengan naskah Taskap (BN:4)
i) Keterkaitan pola pikir dengan naskah Taskap (BN:4)
j) Keruntutan redaksi, kejelasan narasi, estetika (BN:3)

NILAI AKHIR NASKAH = JUMLAH TOTAL NILAI 1 s.d. 3 =

Jakarta, ……………….20
Penilai,

Catatan:
Penilai : 0 s.d. 100
Batas lulus : minimal 65 Nama
Pangkat, Korps, NRP
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

No. Urut : ………………………………...


Nama Pasis : …………………………………

BLANKO PENILAIAN PENYAJIAN TASKAP


PADA PEMILIHAN TASKAP TERBAIK

1. Efektifitas Penyajian: ……. x15% = ……


a. kejelasan penyampaian materi. (BN:40)
b. keteraturan susunan (sistematika) pembahasan. (BN:20)
c. ketepatapan penggunaan kata-kata/kalimat. (BN:20)
d. kelancaran jalannya penyajian dan kejelasan slide. (BN:20)
2. Penguasaan isi materi: …… x 50% = ……
a. penguasaan materi yang di bahas. (BN:20)
b. konsistensi dengan tujuan (BN:20)
c. reliabilitas, relevansi dan kelengkapan data (BN:20)
d. ide atau gagasan penulis dan manfaatnya (BN:40)
3. Kesiapan menghadapi pertanyaan: ……. x 25% = ….
a. relevansi jawaban dengan pertanyaan (BN:30)
b. obyektifitas jawaban (BN:30)
c. konsistensi antara naskah dan jawaban (BN:40)
4. Penampilan pribadi: ……. x 10% = …..
a. ketenangan sikap (BN:30)
b. ketepatan gaya dan gerak (BN:40)
c. pengaturan suara (irama, tempo, volume, nada) (BN:30)

NILAI AKHIR PENYAJIAN = JUMLAH TOTAL NILAI 1 s.d. 4 =

Jakarta, ……………….20
Catatan:
Penilai,
Menyesuaikan nilai terendah dari yang
terbaik ditambah 0,2

Nama
Pangkat, Korps, NRP
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” sub lampiran I
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 9 Tahun 2018
Tanggal 4 Juni 2018

CONTOH SAMPUL LUAR TASKAP (HARD COVER)

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

(Arial 11 Bold)

4,5 cm

4,5 cm

OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL PERANG


DALAM NEGERI GUNA MEMENUHI ALUTSISTA
YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA
MENDUKUNG TUGAS TNI AL

(Arial 18 Bold)

OLEH

DHARMA WIRATAMA
MAYOR LAUT (P) NRP 56018/P
(Arial 12 Bold)

TASKAP (Arial 16 Bold)


PASIS SUSJEMENSTRA SESKOAL ANGKATAN KE-13
TP 2018 (3,5 cm)
(Arial 14 Bold)
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran II
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH SAMPUL DALAM (SOFT COVER)

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

(Arial 11 Bold)

4,5 cm

4,5 cm

OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL PERANG


DALAM NEGERI GUNA MEMENUHI ALUTSISTA
YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA
MENDUKUNG TUGAS TNI AL
(Arial 18 Bold)

DIAJUKAN GUNA MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN AKADEMIK


UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN
(Arial 12 Bold)

oleh

DHARMA WIRATAMA
MAYOR LAUT (P) NRP 56018/P
(Arial 12 Bold)

KERTAS KARYA PERORANGAN (Arial 16 Bold)


PASIS SUSJEMENSTRA SESKOAL ANGKATAN KE-13
TP 2018 (3,5 cm)
(Arial 14 Bold)
Lampiran “D” Sub Lampiran III
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
Nomor 4 Tahun 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dharma Wiratama


Pangkat/Korp/Nrp : Mayor Laut (P) NRP 56018/P
Nomor Pasis : 150
Pendidikan : Susjemenstra Seskoal Angkatan ke-13TP 2018
Judul Taskap : OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN
KAPAL PERANG DALAM NEGERI GUNA
MEMENUHI ALUTSISTA YANG BERKUALITAS
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI AL

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh dokumen


TASKAP yang saya ajukan sebagai persyaratan akademik untuk menyelesaikan
Susjemenstra Seskoal Angkatan ke-13TP 2018 adalah bebas dari plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti seluruh atau sebagian karya ilmiah ini
merupakan plagiat, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, September 2018


Perwira Siswa

Materai
Rp. 6000

Nomor halaman ini dihitung dalam Dharma Wiratama


Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan Mayor Laut (P) NRP 56018/P
ii
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran IV
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH LEMBAR RIWAYAT HIDUP

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Dharma Wiratama


2. Pangkat/Korps/NRP : Mayor Laut (P) NRP 56018/P
3. Jabatan & Kesatuan Terakhir : (Sebelum masuk Seskoal)
4. Tempat & Tanggal Lahir :
5. Agama :
6. Pendidikan :
a. Pendidikan Umum Terakhir :
b. Pendidikan Militer :
(dalam dan luar negeri) :
7. Keluarga :
a. Nama Istri/Suami :
b. Nama anak :
8. e-mail :

Jakarta, September 2018


Perwira Siswa

Dharma Wiratama
Mayor Laut (P) NRP 1999/P
Nomor halaman ini dihitung dalam
Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan
iii
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran V
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH LEMBAR TANDA PERSETUJUAN

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

TANDA PERSETUJUAN TASKAP

Telah (disetujui/disetujui dengan catatan*) Taskap Perwira Siswa:


Nama : Dharma Wiratama
Pangkat / Korps / Nrp : Mayor Laut (P) NRP 56018/P
Nomor Pasis : 150
Pendidikan : Susjemenstra Seskoal Angkatan ke-13 TP 2018
JudulTaskap : OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL
PERANG DALAM NEGERI GUNA MEMENUHI
ALUTSISTA YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA
MENDUKUNG TUGAS TNI AL

Dikeluarkan di Jakarta
Pada Tanggal, September 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Purwa Cendikia W, M.Si(Han). Dr. Hree Darma Santy, M.Pd.


Kolonel Laut (E) NRP 1947/P Kolonel Laut (KH) NRP 1983/P

Mengetahui
Kadepiptek Seskoal

Ghora Vira Madya J, S.E., M.Pd


Kolonel Laut (T) NRP 1946/P
Catatan:
* Coret yang tidak perlu.
Nomor halaman ini dihitung dalam
Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan
iv
Lampiran “D” Sub Lampiran VI
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH LEMBAR TANDA HASIL UJIAN

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

TANDA HASIL UJIAN TASKAP

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 06 Oktober 2018 dan


dinyatakan memenuhi syarat kelulusan Taskap Perwira Siswa:
Nama : Dharma Wiratama
Pangkat / Korps / Nrp : Mayor Laut (P) NRP 56018/P
Nomor Pasis : 150
Pendidikan : Susjemenstra Seskoal Angkatan ke-13TP 2018
JudulTaskap : OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL
PERANG DALAM NEGERI GUNA MEMENUHI
ALUTSISTA YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA
MENDUKUNG TUGAS TNI AL

Dikeluarkan di Jakarta
Pada Tanggal Oktober 2018

Penguji I Penguji II

Jalasena N, M. Tr (Han) Dwija Sista, S.E., M.M


Kolonel Marinir NRP 1972/P Kolonel Laut (P) NRP 1928/P

Penguji III Penguji IV

Ir. Gajah Mada, M.Si (Han) Wira Dharma, S.T.


Kolonel Laut (T) NRP 1935/P Kolonel Laut (E) NRP 1950/P
Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Purwa Cendikia W, M.Si(Han). Dr. Hree Darma Santi, M.Pd.


Kolonel Laut (E) NRP 1947/P Kolonel Laut (KH) NRP 1983/P
Nomor halaman ini dihitung dalam
Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan
v
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran VII
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademika Seskoal, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dharma Wiratama
Pangkat/Korps/NRP : Mayor Laut (P) NRP 56018/P
Nomor Pasis : 150
Pendidikan : Susjemenstra Seskoal Angkatan ke-13 TP 2018
Jenis karya : Kertas Karya Perorangan (Taskap)

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Seskoal Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL PERANG DALAM NEGERI


GUNA MEMENUHI ALUTSISTA YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA
MENDUKUNG TUGAS TNI AL

Beserta perangkat yang ada (jika ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif ini
Seskoal berhak menyimpan, merawat, dan memublikasikan Taskap saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta/Karya Intelektual dari Taskap ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh tanpa adanya
pemaksaan dari pihak manapun.
Jakarta, September 2018
Perwira Siswa
Materai
Rp. 6000

Dharma Wiratama
Nomor halaman ini dihitung dalam Mayor Laut (P) NRP 56018/P
Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan
vi
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran VIII
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH LEMBAR ABSTRAK DALAM BAHASA INDONESIA

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

ABSTRAK

OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL PERANG DALAM NEGERI


GUNA MEMENUHI ALUTSISTA YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA
MENDUKUNG TUGAS TNI AL

oleh:

Dharma Wiratama
dharmaw56@gmail.com

Kapal perang sebagai bagian dari komponen Sistem Senjata Armada


Terpadu merupakan tulang punggung dalam melaksanakan kegiatan operasi
untuk menjamin tegaknya kedaulatan dan hukum di wilayah laut NKRI. Untuk
dapat mendukung tugas – tugas TNI AL dibutuhkan Alutsista berupa kapal
perang yang berkualitas, yang dihasilkan dari proses pengadaan yang optimal
dan terencana dengan baik. Namun demikian, masih terdapat beberapa
permasalahan yang perlu di optimalisasi seperti belum adanya standardisasi
merk dan type peralatan navigasi, komunikasi dan engine sesuai kelas kapal
yang akan dibangun, belum dimilikinya desain kapal perang sendiri serta belum
adanya jaminan pemeliharaan selama usia pakai dikarenakan perencanaan
pengadaan kapal perang di TNI AL belum memperhitungkan besarnya biaya Life
Cycle Cost. xxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxxx
xxxxxxxxx xxxxxxx xxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxx
xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxx xxxxxxxx xxxx xxxxxxxxxxx xxxxxx xxxxxxxxxx
xxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
xxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx
xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxx
xxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxx xxxxxx xxxx.

Kata kunci: strategi pertahanan. teknologi informasi dan cyber-warfare.


(tulisan kata maksimal 300 kata)

Nomor halaman ini dihitung dalam


Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan
vii
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran IX
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH LEMBAR ABSTRAK DALAM BAHASA INGGRIS

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

ABSTRACT
OPTIMIZATION OF THE PROCUREMENT PROCESS OF DOMESTIC
WARSHIPS TO MEET THE QUALITY ALUTSISTA IN ORDER
TO SUPPORT THE TASK OF THE NAVY

oleh:

Dharma Wiratama
dharmaw56@gmail.com

Warships as part of the components of the Integrated Fleet Weapon


System are the backbone in carrying out operations to ensure the sovereignty and
rule of law in the territorial waters of NKRI. To be able to support the duties of the
Navy needed Alutsista in the form of a good quality warship, resulting from an
optimal procurement process and well planned. Nevertheless, there are still some
problems that need to be optimized like there is no standardization of brand and
type of navigation equipment, communication and engine according to class of
vessel to be built, has not own war ship design and there is no guarantee of
maintenance during the life cycle due to procurement in the Navy has not
calculated the cost of Life Cycle Cost. xxxxxxx xx xxxxxxxx xxxx xxxx xxxxxx
xxxxxxx xxxxxxx xxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxx
xxxxx xxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxx xxxx xxxxxxx xxxxxxxxx
xxxxxxx xxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxx xxxxxxxxxxx
xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxx xxxxxxxx xxxxxxx
xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxx
xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxx xxxxx xxxxx xxxxxxx
xxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxx xxxx xxxxxx xxxxxxx
xxxxx xxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx xxxxxxxx
xxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xx
xxxxxxxx xxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxx.

Keywords: defense strategy. information technology and cyber-warfare


(maximum: 300 words)

Nomor halaman ini dihitung dalam


Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan
viii
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran X
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH LEMBAR KATA PENGANTAR

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke Hadirat Allah SWT atas segala


limpahan rahmat dan karunia-Nya maka penulisan Taskap ini dpat diselesaikan.
Penulisan Taskap ini merupakan persyaratan akademis dalam menempuh
Susjementra TNI Angkatan Laut Angkatan ke-13 TP. 2018. Adapun penulis telah
memilih judul untuk Taskap ini, yaitu:

“OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL PERANG DALAM NEGERI


GUNA MEMENUHI ALUTSISTA YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA
MENDUKUNG TUGAS POKOK TNI AL”

Penulisan Taskap ini juga merupakan bentuk sumbang pikir penulis kepada
Pimpinan TNI Angkatan Laut dalam hal ini melalui Seskoal sebagai lembaga
pendidikan tertinggi di lingkungan TNI Angkatan Laut tentang sebuah konsep
penyelesaian masalah dalam proses pengadaan kapal perang dalam negeri guna
memenuhi alutsista yang berkualitas sehingga menjadi lebih berdaya dalam
rangka mendukung tugas TNI AL.”
1. Laksda TNI Adhi Makayasa, S.H., M.M. selaku Komandan Seskoal
dan Laksma TNI Tri Sakti Wiratama, M.Sc. selaku Wakil Komandan
Seskoal.
2. Kolonel Laut (E) Dwi Purwa Cendikia W, M.Si(Han) NRP 1947/P
selaku dosen Pembimbing-1 dan Kolonel Laut (KH) Dr. Hree Darma Santi,
M.Pd. NRP 1983/P selaku dosen pembimbing-2.

3. Para Dosen dan Perwira Penuntun Seskoal, khususnya para Perwira


Penuntun Kelompok XIV Susjemenstra Seskoal Angkatan ke-13TP. 2018,
yang senantiasa sabar memberikan bimbingan dan arahan-arahannya
dengan bijak.

Nomor halaman ini dihitung dalam


Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan
ix
4. Rekan-rekan Pasis Susjemenstra Seskoal Angkatan ke-13TP. 2018,
khususnya yang tergabung dalam Kelompok XIV, atas dorongan moril dalam
semangat kebersamaan dan persaudaraan yang sangat bermanfaat dalam
rangka penyusunan Taskap ini.

5. Semua pihak yang langsung maupun tidak langsung, telah membantu


penulis dalam penyelesaian Taskap ini.

Penulis menyadari bahwa Taskap ini masih belum sempurna dan


memerlukan perbaikan, oleh karena itu dengan mohon adanya kritikan, saran dan
masukan serta koreksi dari semua pihak guna penyempurnaan isi Taskap ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga karya ini dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan
dan petunjuk kepada kita semua dalam melanjutkan pengabdian kepada bangsa
dan negara, amin.

Jakarta, Oktober 2018


Perwira Siswa,

Dharma Wiratama
Mayor Laut (P) NRP 56018/P

x
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran XI
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH DAFTAR ISI

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR ISI

ISI Halaman

LEMBAR SAMPUL DALAM .............................................................................................. i


LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ii
LEMBAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... iii
LEMBAR TANDA PERSETUJUAN TASKAP ..................................................................... iv
LEMBAR TANDA HASIL UJIAN TASKAP .......................................................................... v
LEMBAR TANDA PERSETUJUAN REVISI TASKAP ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI…………………………………………………. vii
LEMBAR ABSTRAK ......................................................................................................... viii
LEMBAR ABSTRACT……………………………………………………………………………. ix
LEMBAR KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
LEMBAR DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
LEMBAR DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
LEMBAR DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
LEMBAR DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1. Umum................................................................................................ 1
2. Maksud dan Tujuan .....................................................................................
4
3. Metode dan Pendekatan .............................................................................
4
4. Ruang Lingkup dan Tata Urut ................................................................ 5
5. Pengertian-pengertian .................................................................................
6

BAB II DASAR PEMIKIRAN/DASAR TEORI


6. Umum................................................................................................ 7

Nomor halaman ini dihitung dalam


Daftar Isi, tetapi tidak ditampilkan
xi
7. Dasar Teori ...............................................................................................
8
8. Penulisan Terdahulu ..................................................................................
10
9. Kerangka Pemikiran ...................................................................................
12

BAB III KONDISI (VARIABEL 1) SAAT INI

10. Umum ................................................................................................ 16


11. Kondisi (Variabel 1) Saat Ini ................................................................ 17
12. Implikasi ................................................................................................32
13. Persoalan yang Ditemukan ................................................................ 34

BAB IV PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS/FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI (pilih salah satu)

14. Umum ................................................................................................ 35


15. Faktor Eksternal ........................................................................................
35
16. Faktor Internal ...........................................................................................
38
17. Peluang dan Kendala ................................................................................
45

BAB V KONDISI (VARIABEL 1) YANG DIHARAPKAN 47


18. Umum ................................................................................................ 47
19. Kondisi (Variabel 1) Yang Diharapkan … ...................................................
50
20. Kontribusi ................................................................................................
60
21. Indikator Keberhasilan.. ..............................................................................
63

BAB VI PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH 65


22 Umum................................................................................................ 65
23 Pembahasan .............................................................................................
65
24 Pemecahan Masalah...................................................................................
67

BAB VII PENUTUP

25 Kesimpulan ................................................................................................
90
26. Saran ................................................................................................ 92
xii
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran XII
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH DAFTAR TABEL

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 perbedaan merk dan type peralatan spektek …………….…… 23

Tabel 3.2 Uji Validasi Hasil Kuisioner X1…………………………………… 34

Tabel 3.3 Uji Validasi Hasil Kuisioner X2…………………………………… 34

Tabel 3.4 Model Summary X1 terhadap X2……………………………….. 35

Tabel 3.5 Tabel Anova X1 terhadap X2…..…..…………………………….... 36

Nomor halaman ini dihitung dalam


Daftar Isi, tetapi tidak ditulis/dicetak
pada halaman ini
xiii
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran XIII
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Dokumen SKOP………………………..………………………. 19

Gambar 3.2 Dokumen Spesifikasi Teknis………………………………… 21

Gambar 3.3 perbedaan kemiringan koefisien block………………………. 30

Gambar 3.4 Skema Uji Implikasi ……………………………………………. 33

Gambar 5.1 Spiral Design ……………………………………………........... 66

Nomor halaman ini dihitung dalam


Daftar Isi, tetapi tidak ditulis/dicetak
pada halaman ini
xiv
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Lampiran “D” Sub Lampiran XIV
Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH DAFTAR LAMPIRAN

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Alur Pikir

Lampiran B : Pola Pikir

Lampiran C : Kerangka Pemikiran

Lampiran D : Sarana Penelitian

Lampiran E : Hasil Penelitian

Lampiran F : Perhitungan AHP

Nomor halaman ini dihitung dalam


Daftar Isi, tetapi tidak ditulis/dicetak
pada halaman ini
xv
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran XV
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH METODE DAN PENDEKATAN

3. Metode dan Pendekatan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan


Taskap ini adalah menggunakan mix methode, dengan metode penulisan deduktif.
Secara rinci, metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
a Landasan peraturan perundangan, kajian teori dan kajian pustaka
digunakan metode content analysis untuk memperoleh kajian tentang teori yang
tepat untuk digunakan dalam menjelaskan dan menganalisis permasalahan
yang sedang diteliti. Untuk analisis pada kajian pustaka digunakan guna
mendapatkan gambaran yang tepat tentang penelitian sebelumnya yang
memastikan secara teori maupun empirik tentang pengaruh kata kunci pertama
ke kata kunci kedua dan ketiga.
b Analisis kondisi saat ini digunakan penelitian pada cross section data yang
diperoleh melalui penggalian data primer dan data sekunder dari lingkungan TNI
AL serta secara khusus pada organisasi Dinas Pengadaan TNI AL. Selain itu
analisa juga dilaksanakan melalui pengisian kuesioner dan focus group
discussion (FGD) yang dilaksanakan analisis secara kualitatif deskriptif.
c Analisis lingkungan strategis dilaksanakan menggunakan metode penilaian
lingkungan strategis (strategic environment assessment) dengan kuesioner pada
pada staf Disadal, Disenlekal, Diskomlekal, Dismatal dan Galangan Kapal
Industri Pertahanan untuk menghasilkan peluang dan kendala.
d Analisis kondisi yang diharapkan menggunakan cross section data di
lingkungan TNI/ TNI Angkatan Laut serta secara khusus pada organisasi
Disadal, Disenlekal, Diskomlekal, Dismatal dan Galangan Kapal Industri
Pertahanan untuk menghasilkan peluang dan kendala yang diperoleh melalui
focus group discussion (FGD) dan data dari kuesioner serta dilaksanakan
analisis secara kualitatif deskriptif.
e Penyusunan kebijakan dilaksanakan menggunakan analisis
penyusunan kebijakan (policy making) dengan memperhatikan peluang
dan kendala serta kriteria keberhasilan. Selanjutnya analisis penyusunan strategi
menggunakan analisis SWOT.
f Perhitungan upaya prioritas dilaksanakan dengan metode Analytic Hierarchy
Process (AHP) dengan data dari para pakar (ahli) di bidang pengadaan dan
profesi di lingkungan Mabesal.
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran XVI
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH KONDISI SAAT INI

12. Proses Pengadaan Kapal Perang Dalam

Negeri

a. Life Cycle Cost


Pemilihan alternatif alutsista memerlukan analisa terhadap
informasi dan identifikasi berbagai persyaratan, diantaranya
persyaratan operasional (Opsreq) dan persyaratan teknis (Techreq),
termasuk tentunya tidak bisa dilepaskan adalah biaya kontrak
pengadaan alutsista tersebut. Seringkali dalam pengadaan alutsista,
biaya yang menjadi fokus utama adalah biaya kontrak pembelian,
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………..

b. Merk dan type peralatan pada kapal perang

TNI AL memiliki beberapa kapal perang yang memiliki berbagai


macam peralatan untuk mendukung terlaksananya operasi.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Disadal pada bulan April
2017, didapatkan beberapa kontrak pengadaan kapal yang memiliki
kelas kapal yang sama namun dengan peralatan navigasi dan
komunikasi yang berbeda…………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

c. Desain Kapal

TNI AL telah melaksanakan beberapa kali kontrak pengadaan Kapal


Perang dengan desain kapal yang berasal dari galangan – galangan
kapal yang dinyatakan sebagai pemenenang lelang. Hal tersebut
mengakibatkan untuk jenis dan type kapal yang sama memiliki desain
bentuk kapal yang berbeda beda. Berdasarkan FGD yang
dilaksanakan di subdisadalut Disadal, didapatkan informasi bahwa
TNI AL belum memiliki desain kapal perang sendiri, sehingga pada
proses pengadaan dalam lima tahun terakhir,……………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran XVII
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH IMPLIKASI

14. Implikasi.

Dengan penjelasan bagaimana proses pengadaan barang dan jasa yang telah
berjalan dalam lima tahun terakhir, dapat dikatakan bahwa proses pengadaan yang
telah berlangsung perlu dilaksanakan optimalisasi pada proses pengadaan. Implikasi
yang terjadi jika proses pengadaan tidak dilaksanakan secara optimal sbb :
a. Implikasi Variabel 1 terhadap Variabel 2
Implikasi proses pengadaan kapal perang dalam negeri saat ini terhadap
pemenuhan Alutsista yang berkualitas adalah :
1) Jika tidak ada perencanaan Life Cycle Cost dari tahap perencanaan
pengadaan, maka anggaran yang tersedia pada proses pengadaan kapal
perang dalam negeri hanya anggaran untuk pembelian kapal perangnya saja,
tanpa adanya biaya pemeliharaan yang menjaga kualitas kapal perang
selama usia pakai. Sehingga alutsista yang berkualitas tidak terpenuhi……….
….........................................................................................................................
............................................................................................................................

2) Belum adanya standardisasi spesifikasi teknis


Jika spesifikasi teknis yang diterbitkan oleh slogal pada saat
perencanaan proses pengadaan belum menyebutkan type dan merk
….........................................................................................................................
............................................................................................................................

3) TNI AL belum memiliki Desain Kapal sebagai acuan proses pengadaan


kapal perang.
Jika pada proses pengadaan panitia pengadaan tidak menentukan bentuk
kapal yang dibutuhkan, maka dengan kelas kapal yang sama dan dibangun
oleh galangan kapal yang berbeda dapat berpotensi setiap kapal yang
dibangun memiliki bentuk yang berbeda ............................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran XVIII
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH DAFTAR IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

16. Faktor Eksternal.

a. Jumlah Anggaran Pertahanan

Alokasi dana APBN dalam bidang pertahanan dan keamanan di


Indonesia setiap tahun meningkat, ini dapat dilihat pada informasi
APBN 2015, 2016 dan 2017. Meningkatnya anggaran pertahanan
tersebut tentunya dikarenakan pemerintah melihat adanya ancaman
faktual yang terjadi di Laut China Selatan serta konflik yang terjadi di
Korea Utara. ...............................................................................................................
……………………………………………………………………………………

b. Perusahaan Jasa Konsultan Perencana

Berdasarkan pengalaman pelaksanaan lelang Jasa


Konsultan perencana Desain Kapal yang telah dilaksanakan oleh
Departemen Perhubungan pada bulan Januari 201626, didapatkan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….................

17. Faktor Internal.

a. Peran Satker Bintek TNI AL

Satker Bintek di TNI AL berperan aktif dan memiliki pengalaman


dalam menentukan spesifikasi teknis berdasarkan dokumen Opsreq
yang diterbitkan oleh Sopsal dan memiliki
……………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………

b. Kemampuan Dismatal

Dinas Materiil TNI Angkatan Laut disingkat Dismatal bertugas


menyelenggarakan pembinaan materiil yang meliputi pemeliharaan dan
penghapusan terhadap kapal, terutama badan kapal
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
Lampiran “D” Sub Lampiran XIX
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Nomor 4 Tahun 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH PERUMUSAN KEBIJAKAN

25. Pemecahan Masalah

Dengan melalui pembahasan dan analisis tentang optimalisasi proses

pengadaan kapal perang yang diharapkan, maka dapat ditetapkan kebijakan,

strategi dan upaya untuk mewujudkannya sesuai dengan indikator keberhasilan

yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Belum adanya kebijakan yang dikembangkan oleh TNI AL untuk


meningkatkan kualitas Kapal Perang PC 40 M dengan cara
mengoptimalkan perencanaan proses pengadaan kapal perang sehingga
didapatkan kapal PC 40 M yang berkualitas, yang mudah dalam
Masalah pemeliharaannya dan mudah dalam pengoperasian peralatannya. Yang
mana kedua hal tersebut dapat meningkatkan kesiapsiagaan TNI AL
dalam menjalankan tugasnya.

Perencanaan pengadaan kapal perang di TNI AL belum


memperhitungkan besarnya biaya Life Cycle Cost dan baru
Pokok menyiapkan anggaran untuk pembelian kapal perangnya saja.
1
Persoalan Sehingga biaya pemeliharaan selanjutnya tidak dapat terukur dengan
jelas.

TNI AL belum memiliki standardisasi pada merk dan type spesifikasi


teknis yang terintegrasi antara Diskomlekal, Dissenlekal dan Dismatal
2 pada seluruh kelas kapal pada umumnya dan pada kapal kelas PC 40
M pada khususnya sehingga commonality belum terwujud.

TNI AL belum memiliki Desain Kapal sebagai acuan proses


pengadaan. Desain Kapal tersebut merupakan acuan bentuk kapal
3 berdasarkan kelas masing – masing kapal. Dengan TNI AL tidak
memiliki Desain Kapal, maka kapal yang diproduksi oleh galangan
yang berbeda akan memiliki desain dan bentuk yang berbeda pula.

Persentase anggaran pertahanan mengalami kenaikan dari tahun ke


Peluang 1
tahun

Departemen perhubungan telah melaksanakan lelang pengadaan jasa


2 konsultansi studi desain kapal induk kenavigasian, dengan jumlah
calon penyedia yang banyak.

BKI sebagai biro yang bertugas sebagai quality control pembangunan


3
kapal memiliki hubungan yang baik dengan TNI AL
Galangan kapal BUMN dan Swasta dalam negeri telah memiliki
4 kemampuan melaksanakan Pemeliharaan Kapal dalam jangka panjang.

Galangan Kapal yang pernah berkontrak dengan TNI AL memiliki


5 konsultan perencana yang memiliki pengalaman dalam membangun
kapal.
Pemerintah melalui Badan Standardisasi Nasional berdasarkan UU no
6 20 Tahun 2014 untuk melaksanakan pengaturan standardisasi
nasional.
Agen alpalhankam yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang
Kendala 1 dibutuhkan TNI AL, sering menaikkan harga jual kepada galangan kapal
yang memenangkan lelang.

2 Adanya Perka LKPP no 14 Tahun 2012 yang melarang penyebutan


Merk dan Type tertentu pada penentuan spesifikasi teknis
Konsultan perencana yang digunakan oleh galangan kapal yang
3 memenangkan lelang, belum memiliki pengalaman untuk membuat
desain sebuah kapal perang.
Galangan kapal yang telah ditunjuk sebagai pemenang dan desain
4 yang dimiliki telah mendapatkan persetujuan dari TNI AL seringkali
keberatan jika desain mereka dijadikan acuan oleh galangan kapal lain
yang akan membangun kapal yang sejenis.
5 Komisi I DPR akan mempertimbangkan setuju atau tidaknya
pengusulan perubahan Renstra dari TNI AL.

6 Bappenas memiliki kebijakan perencanaan secara Nasional, dan


berwenang menentukan prioritas pembiayaan anggaran Nasional.
Indikator
1 Optimalisasi proses pengadaan kapal perang dalam negeri
Keberhasilan
Dengan terwujudnya perencanaan pengadaan kapal perang di TNI AL
yang memperhitungkan besarnya biaya Life Cycle Cost dari tahap
pembangunan sampai tahap penghapusan, maka proses pengadaan
kapal perang dapat optimal dari sisi ketersediaan anggaran, hal
tersebut menjamin terjaganya kualitas kapal perang selama usia pakai.

Dengan diterbitkannya standardisasi merk dan type peralatan pada kapal


perang, maka pada tahap evaluasi spesifikasi teknis, panitia pengadaan
memiliki acuan standard untuk melaksanakan proses pengadaan kapal
perang, sehingga meskipun kapal akan dibangun oleh galangan kapal
yang berbeda beda, communality tetap dapat dipenuhi. Dengan proses
pengadaan yang optimal, maka akan tercipta kapal perang yang memiliki
peralatan yang memenuhi commonality, sehingga kapal perang yang
berkualitas dapat terwujud
Dengan dimilikinya desain kapal sebagai acuan desain pada proses
pengadaan kapal perang oleh TNI AL, maka Pokja ULP dapat
menjalankan proses pengadan barang dan jasa secara optimal. Dengan
adanya desain kapal, maka dengan mudah HPS dapat disusun
mendekati harga sebenarnya sehingga proses pengadaan dapat berjalan
secara tepat anggaran. Selain itu, siapapun yang menjadi pemenang
lelang dapat langsung membangun kapal perang dengan desain yang
benar – benar sudah teruji sehingga alutsista kapal perang yang
berkualitas dapat terwujud.
a. Kebijakan.

Kebijakan merupakan keputusan strategis berisi rumusan umum


untuk mengarahkan semua langkah yang perlu dilaksanakan dalam
rangka mengoptimalkan pengadaan Alutsista TNI Angkatan Laut.
Kebijakan ini bersifat sebagai pedoman, pegangan bagi para stakeholder
yang terkait dengan pengadaan Alutsista TNI Angkatan Laut supaya
terjadi kesepahaman dalam maksud, cara dan sarana untuk
mengoptimalkan pengadaan Alutsista sehingga tercipta suatu dinamika
tindakan yang terpadu, sehaluan dan seirama dalam mengoptimalkan
pengadaan Alutsista TNI Angkatan Laut secara bersama-sama.
Berdasarkan judul taskap dan setelah melalui berbagai analisis dan
pembahasan, maka dirumuskan suatu kebijakan sebagai berikut:

“Terwujudnya proses pengadaan Kapal Perang Dalam Negeri


melalui dirumuskannya biaya Life Cycle Cost pada
perencanaan anggaran pembelian kapal perang, dipenuhinya
commonality melalui standardisasi spesifikasi teknis pada peralatan
kapal perang dan menetapkan desain kapal perang sebelum
dilaksanakannya proses pengadaan kapal perang, guna terwujudnya
Alutsista yang berkualitas dalam rangka mendukung tugas TNI AL.”
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
Lampiran “D” Sub Lampiran XX
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH PERUMUSAN STRATEGI

b. Strategi.
Berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan, perlu dijabarkan ke
dalam strategi yang tepat, sehingga dapat dijadikan acuan dalam
menentukan upaya-upaya yang dilakukan. Strategi-strategi tersebut
sebagai tindak lanjut kebijakan yang telah dirumuskan, diwujudkan
melalui suatu langkah atau cara (ways) menggunakan daya, dana,
sarana dan prasarana (means) dalam mencapai sasaran (ends) dengan
mengatur skala prioritas sasaran yang ingin dicapai. Berdasarkan
kebijakan yang telah dirumuskan diatas, selanjutnya ditentukan strategi
yang akan diambil dalam rangka menentukan optimalisasi proses
pengadaan kapal perang kelas PC 40 M guna memenuhi alutsista yang
berkualitas dalam rangka mendukung tugas TNI AL. Analisa yang
dilakukan untuk menentukan stategi adalah dengan metode SWOT
menggunakan faktor-faktor baik kekuatan, kelemahan, internal dan
eksternal terkait optimalisasi proses pengadaan kapal perang kelas PC
40 M guna memenuhi alutsista yang berkualitas dalam rangka
mendukung tugas TNI AL. Dibawah ini merupakan perhitungan SWOT
IFAS dan EFAS serta kuadran terpilih sedangkan untuk perhitungan
bobot dan rating terlampir:

BOBOT SKOR
NO IFAS A*B KETERANGAN
(A) (B)
STRENGTH
Satker Bintek di TNI AL
berperan aktif dan memiliki
pengalaman dalam
menentukan spesifikasi
teknis berdasarkan dokumen Penentuan merk spektek
Opsreq yang diterbitkan oleh dilaksanakan untuk
1 Sopsal dan memiliki banyak 0.174 3.100 0.539 memenuhi kebutuhan
referensi agen yang bisa
operasi kapal perang
bekerjasama memenuhi
Alpalhankam sesuai
kebutuhan TNI AL
Personil Dismatal memiliki
Konsep desain spiral
kemampuan untuk terdiri dari empat fase,
melaksanakan pemeriksaan yaitu concept design,
2 desain yang diajukan oleh 0.154 2.800 0.430 preliminary design,
galangan kapal sampai pada contract design, dan detail
tahap preliminary desain. design

Srena telah memiliki


pengalaman untuk
merencanakan dan
3 mengalokasikan anggaran 0.145 3.000 0.434
untuk mewujudkan kekuatan
TNI AL
WEAKNESS

Perencanaan pengadaan Biaya Life Cycle Cost


kapal perang di TNI AL adalah perhitungan
1 belum memperhitungkan 0.180 3.000 0.541 estimasi biaya yang
akan dikeluarkan mulai
besarnya biaya Life Cycle
dari Kapal perang
Cost. dibuat sampai tahap
penghapusan.

TNI AL belum memiliki


standardisasi pada merk dan
type spesifikasi teknis yang
terintegrasi antara
2 Dokumen yang ada
Diskomlekal, Dissenlekal dan 0.174 3.100 0.539 belum menentukan merk
Dismatal pada seluruh kelas dan type spektek
kapal pada umumnya dan
pada kapal kelas PC 40 M
pada khususnya sehingga
commonality belum terwujud.

TNI AL belum memiliki Desain kapal tersebut


Desain kapal perang merupakan acuan
sebagai acuan 0.174 3.100 0.539 bentuk kapal
3 pembangunan kapal berdasarkan kelas
perang pada proses masing – masing
pengadaan. kapal
TABEL EFAS

BOBOT SKOR
NO FAKTOR A*B KETERANGAN
(A) (B)
OPPORTUNITY
Persentase anggaran
pertahanan mengalami Lebih banyak program
1 0.121 3.600 0.435
kenaikan dari tahun ke tahun yang dapat diusulkan

Departemen perhubungan
telah melaksanakan lelang
Semakin banyak
pengadaan jasa konsultansi
perusahaan yang
2 studi desain kapal induk 0.127 3.300 0.419
mengikuti lelang
kenavigasian, dengan jumlah
semakin baik
calon penyedia yang banyak.

BKI sebagai biro yang


Biro klasifikasi
bertugas sebagai quality control
menentukan layak atau
3 pembangunan kapal memiliki 0.121 2.900 0.350
tidaknya sebuah kapal
hubungan yang baik dengan
perang
TNI AL
Galangan kapal BUMN
dan Swasta dalam negeri telah Berdasarkan pengalaman
memiliki kemampuan pada kontrak
4 0.115 2.800 0.321
melaksanakan Pemeliharaan pembangunan kapal
Kapal dalam jangka panjang. sebelumnya

Galangan Kapal yang


pernah berkontrak dengan TNI Berdasarkan pengalaman
AL memiliki konsultan pada kontrak
5 0.105 3.000 0.316
perencana yang memiliki pembangunan kapal
pengalaman dalam membangun sebelumnya
kapal.
Pemerintah melalui Badan
Standardisasi Nasional
berdasarkan UU no 20
6 0.099 2.500 0.248
Tahun 2014 untuk
melaksanakan pengaturan
standardisasi nasional.
THREAT
Agen alpalhankam yang sesuai agen menjual
dengan spesifikasi teknis yang peralatan kepada
1 dibutuhkan TNI AL, sering 0.099 3.500 0.347 galangan dengan
menaikkan harga jual harga yang tidak
kepada wajar, sehingga
MATRIK SWOT
EFAS OPPORTUNITIES THREAT
Agen alpalhankam yang
sesuai dengan spesifikasi
Persentase anggaran teknis yang dibutuhkan TNI
pertahanan mengalami AL, sering menaikkan harga
kenaikan dari tahun ke tahun jual kepada galangan
kapal yang memenangkan
lelang.
Departemen
perhubungan telah
Adanya Perka LKPP no
melaksanakan lelang
14 Tahun 2012 yang
pengadaan jasa konsultansi
melarang penyebutan Merk
studi desain kapal induk
dan Type tertentu pada
kenavigasian, dengan jumlah
penentuan spesifikasi teknis
calon penyedia yang banyak.
Konsultan perencana
yang digunakan oleh
BKI sebagai biro yang galangan kapal yang
bertugas sebagai quality
memenangkan lelang, belum
control pembangunan kapal
memiliki pengalaman untuk
memiliki hubungan yang baik membuat desain sebuah
dengan TNI AL kapal perang.
Galangan kapal yang telah
ditunjuk sebagai pemenang
dan desain yang dimiliki
Galangan kapal BUMN
telah mendapatkan
dan Swasta dalam negeri
telah memiliki persetujuan dari TNI AL
kemampuan melaksanakan seringkali keberatan jika
Pemeliharaan Kapal desain mereka dijadikan
Galangan Kapal yang acuan oleh galangan kapal
pernah berkontrak dengan Komisi I DPR akan
TNI AL memiliki konsultan mempertimbangkan setuju
perencana yang memiliki atau tidaknya pengusulan
pengalaman dalam perubahan Renstra dari TNI
membangun kapal. AL.

Pemerintah melalui Badan


Bappenas memiliki kebijakan
Standardisasi Nasional
perencanaan secara
berdasarkan UU no 20 Tahun Nasional, dan berwenang
2014 untuk melaksanakan menentukan prioritas
pengaturan standardisasi pembiayaan anggaran
nasional. Nasional.
STRENGTH
Satker Bintek di TNI AL berperan Mewujudkan standardisasi
aktif dan memiliki pengalaman Mewujudkan standardisasi
spesifikasi teknis
dalam menentukan spesifikasi spesifikasi teknis melalui
berdasarkan
teknis berdasarkan dokumen kerjasama bintek dengan agen
opsreq melalui peran aktif
Opsreq yang diterbitkan oleh yang kooperatif dan memutus
bintek dengan cara hubungan kerja dengan agen
Sopsal dan memiliki banyak berkolaborasi dengan agen
referensi agen yang bisa yang menaikkan harga jual
penjual sehingga proses pengadan kapal
bekerjasama memenuhi
Alpalhankam sesuai kebutuhan alpalhankam dan BKI perang dapat optimal.
TNI AL sehingga proses pengadan
kapal perang
Mengoptimalkan fungsi Mewujudkan Desain
personel Dismatal agar kapal perang dengan
Personil Dismatal memiliki dapat menciptakan Desain mengoptimalkan
kemampuan untuk kapal perang melalui kemampuan personel
melaksanakan pemeriksaan pendidikan konstruksi Dismatal dengan
desain yang diajukan oleh bangunan kapal yang memberikan petunjuk
galangan kapal sampai bersertifikat dengan tentang konstruksi kapal
pada tahap preliminary anggaran yang ada perang kepada galangan
desain. sehingga proses pengadan kapal sehingga proses
kapal perang dapat optimal pengadan kapal perang
dapat
Srena optimal.
menyusun usulan
Srena telah memiliki Srena dalam hal ini staff yang dapat
pengalaman untuk Ban 1 mengalokasikan dipertanggungjawabkan
merencanakan dan anggaran untuk kepada Komisi I agar
mengalokasikan anggaran mengaplikasikan LCC pada mendapatkan persetujuan
untuk mewujudkan kekuatan setiap pengadaan kapal perubahan Renstra untuk
TNI AL perang mengakomodir LCC
WEAKNESS
Merumuskan perhitungan
besarnya biaya Life Cycle
Cost pada perencanaan Mengoptimalkan fungsi
anggaran pengadaan kapal pemeliharaan di kapal
perang melalui Persentase perang agar dapat
Perencanaan pengadaan anggaran pertahanan yang menekan biaya
kapal perang di TNI AL belum mengalami kenaikan dari pemeliharaan yang belum
memperhitungkan besarnya tahun ke tahun dalam rangka direncanakan di muka
biaya Life Cycle Cost. mendukung proses sehingga dapat
pengadaan kapal perang agar menghindari pembelian
dapat berjalan dengan suku cadang yang
optimal. berharga mahal.
TNI AL belum memiliki Menetapkan standardisasi
standardisasi pada merk dan pada merk dan type
type spesifikasi teknis yang spesifikasi teknis yang Menjaga kemampuan
terintegrasi antara Diskomlekal, terintegrasi antara peralatan Alpalhankam
Dissenlekal dan Dismatal pada Diskomlekal, untuk menghindari
seluruh kelas kapal pada terjadinya kerusakan
Dissenlekal dan Dismatal
melalui perawatan berkala
umumnya dan pada kapal kelas pada seluruh kelas kapal sehingga dapat menekan
PC 40 M pada khususnya sebagai acuan proses biaya pembelian suku
sehingga azaz commonality pengadaan kapal perang cadang Alpalhankam
belum terwujud.pada umumnya melalui kerjasama
dan pada kapal kelas PC 40 dengan BSN sehingga
M pada khususnya. proses pengadan kapal
perang dapat optimal
TNI AL belum memiliki Menetapkan Desain Mengoptimalkan
Desain kapal perang sebagai kapal perang sebagai pembangunan Kapal
acuan pembangunan kapal acuan pembangunan kapal Perang menggunakan Desain
perang pada proses pengadaan. perang pada proses kapal perang pada kontrak
pengadaan menggunakan pengadaan kapal perang yang
kemampuan personel sudah pernah dilaksanakan
Dismatal dan perusahaan sehingga dapat mengurangi
jasa desain kapal untuk ketergantungan pada galangan
membuat desain kapal kapal yang
yang akan menjadi acuan tidak kooperatif.
pembangunan kapal
perang. sehingga proses
pengadan kapal perang

Berdasarkan analisa SWOT diatas dapat disusun tiga strategi gabungan


yang menjadi acuan dalam menentukan upaya – upaya yang akan dilaksanakan
antara lain :

1) Strategi 1 : Merumuskan perhitungan besarnya biaya Life Cycle


Cost pada perencanaan anggaran pengadaan kapal perang melalui
Persentase anggaran pertahanan yang mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun dalam rangka mendukung proses pengadaan kapal perang agar
dapat berjalan dengan optimal.

2) Strategi 2: Menetapkan standardisasi pada merk dan type


spesifikasi teknis yang terintegrasi antara Diskomlekal, Dissenlekal dan
Dismatal pada seluruh kelas kapal melalui kerjasama antara TNI AL
dengan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) selaku badan yang berkompeten
terhadap quality control pembangunan kapal perang dan BSN selaku
badan yang berkompeten terhadap terwujudnya standardisasi nasional
dengan cara melaksanakan koordinasi terpadu antara TNI AL dalam hal ini
Slogal dengan BKI dan BSN sehingga proses pengadan kapal perang
dapat optimal.

3) Strategi 3: Menetapkan Desain kapal perang sebagai acuan


pembangunan kapal perang pada proses pengadaan melalui kemampuan
personel Dismatal dan perusahaan penyedia jasa konsultansi pembuatan
desain kapal yang akan menjadi acuan pembangunan kapal perang,
sehingga proses pengadan kapal perang dapat optimal.
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Lampiran “D” Sub Lampiran XXI
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Nomor 4 Tahun 2018
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH PERANKINGAN PRIORITAS UPAYA

Dari sejumlah upaya yang disusun untuk dilaksanakan, diperlukan suatu


perhitungan berdasarkan Analisa Hierarki Proses dalam rangka menentukan upaya
unggulan agar kebijakan yang akan di implementasikan mendapatkan response dari
internal TNI AL. Dengan menggunakan metode AHP ini, pertama tama akan
ditentukan terlebih dahulu diagram hirarki dari proses AHP yang akan dihitung.
Setelah ditentukan diagram hirarki selanjutnya akan dilaksanakan proses
penghitungan kriteria pada strategi 1 sampai strategi 3. Dengan demikian akan
didapatkan strategi mana yang akan menjadi unggulan. Setelah strategi unggulan
didapatkan, selanjutnya dilaksanakan perhitungan alternative, yang dalam hal ini
adalah perhitungan upaya. Untuk perhitungan upaya, akan dilaksanakan perhitungan
upaya menggunakan metode quickwin. Proses perhitungan AHP dapat dilihat sebagai
berikut:

KEBIJAKAN

STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3


KEBIJAKAN

STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3

UPAYA

UPAYA UPAYA

UPAYA UPAYA UPAYA

UPAYA UPAYA UPAYA

UPAYA UPAYA UPAYA


Hasil perhitungan prioritas sebagai berikut:

Strategi Strategi Strategi


No Kriteria
1 2 3
1 Strategi 1 1 2 4
2 Strategi 2 0.5 1 3
3 Strategi 3 0.25 0.333333 1

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa Strategi 1


terbukti adalah startegi terbaik berdasarkan perhitungan AHP, dengan rasio
konsistensi sebesar 0.015.

Tabel Hasil Quickwins penentuan upaya

PRIORITAS UPAYA
STRATEGI BOBOT
U-1 U-2 U-3 U-4 U-5 U-6 U-7 U-8
STRATEGI 55.84 10% 15% 25% 5% 30% 15% 100%
1
STRATEGI %
31.96 10% 15% 20% 17% 8% 10% 10% 10% 100%
2
STRATEGI %
12.20
23% 26% 28% 23% 100%
3 %
Dari tabel 6.7 dapat dilihat bahwa Upaya ke 5 pada Strategi ke 1
merupakan upaya terbaik berdasarkan perhitungan AHP, dengan nilai final
sebesar 30 x 55,84% = 72,592
Lampiran “D” Sub Lampiran XXII
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
Nomor 4 Tahun 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
Tanggal 8 Januari 2018

CONTOH DAFTAR PUSTAKA

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Barang Cetakan

Jaiswal, N.K., (1997), Military Operation Research: Quantitative Decision Making,


Kluwer’s Academic Publisher, London, UK.

Hardjasoemantri, K., (1990).Hukum Perlindungan Lingkungan, Konservasi Alam Hayati


dan Ekosistemnya , Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Satria, A. dan Singarimbun, M. (2002).Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir, Pustaka


Cidesindo, Jakarta.

Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary (10th ed.), (1993). Springfield, MA: Merriam-


Webster.

B. Terbitan Berkala

Gartner, J. (2009, August). Hathead of state. Psychology Today, 38-40.

Gold, A. H., Malhotra, A., & Segars, A. H. (2001). Knowledge management: An


organizational capabilities perspective. Journal of Management Information Systems, 18
(1), 185-214.

C. Publikasi Elektronik

Rose, D. The Approach to Teaching Literacy. ’http://ab-edBoardofstudies.


nsw.edu.au/go/english, diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 10.00 WIB.

D. Karya Lain dan Karya Noncetak

Walker, W. (Senior Executive Producer). (2009-2010). Larry King live [Television series].
Los Angeles & New york: CNN.
E. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia

Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-


Undangan

Peraturan Presiden RI No. 81 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Keamanan Laut
Lampiran “D” Sub Lampiran XXIII
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Nomor 9 Tahun 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal 4 Juni 2018

CONTOH ALUR PIKIR


MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL PERANG DALAM NEGERI GUNA MEMENUHI


ALUTSISTA YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI AL

ALUR PIKIR LANDASAN PEMIKIRAN

 Perundang-undangan TUGAS
 Landasan Teori TNI AL
Life Cycle TERDUKUNG
Cost

Merk dan
PROSES
Type PROSES OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN TERPENUHINYA
Spesifikasi PENGADAAN PENGADAAN KAPAL ALUTSISTA YANG
KAPAL PERANG KAPAL PERANG
BERKUALITAS
Teknis SAAT INI PERANG DALAM NEGERI YANG
DIHARAPKAN

FAKTOR YG MEMPENGARUHI Jakarta, September 2018


Perwira Siswa
 FAKTOR EKSTERNAL
Desain  FAKTOR INTERNAL
Kapal
 PELUANG DAN KENDALA Dharma Wiratama
Mayor Laut (P) NRP 56018/P
Sub Lampiran “D” Lampiran XXIV
Nomor 9 Tahun 2018
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Tanggal 4 Juni 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
CONTOH POLA PIKIR

OPTIMALISASI PROSES PENGADAAN KAPAL PERANG DALAM NEGERI GUNA MEMENUHI


ALUTSISTA YANG BERKUALITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI AL

POLA PIKIR LANDASAN PEMIKIRAN

 LANDASAN OPERASIONAL
 PERUNDANG-UNDANGAN
 PERATURAN PEMERINTAH
 LANDASAN TEORI
 TEORI ORGANISASI
TERPENUHINYA TUGAS
 TEORI KOMPETENSI
ALUTSISTA YANG TNI AL
 TEORI SINERGITAS
BERKUALITAS TERDUKUNG
 TEORI RMA
 TEORI CYBER WARFARE
 TEORI STRATEGI
 TINJAUAN PUSTAKA

SUBYEK OBYEK METODE

PROSES Komisi I DPR Biro  REGULASI PROSES


Klasifikasi Proses  KOORDINASI PENGADAAN
PENGADAAN
Galangan Kapal Pengadaan  SOSIALISASI KAPAL PERANG
KAPAL PERANG  EVALUASI
TNI AL YANG
SAAT INI Srena
Kapal Perang  EDUKASI
DIHARAPKAN
Disadal Dismatal

Jakarta, September 2018


FAKTOR YG MEMPENGARUHI Perwira Siswa
 FAKTOR EKSTERNAL
 FAKTOR INTERNAL
Dharma Wiratama
 PELUANG DAN KENDALA Mayor Laut (P) NRP 56018/P
UMPAN BALIK
Lampiran “E”
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT Nomor 9 Tahun 2018
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal 4 Juni 2018

MEKANISME PENULISAN TASKAP

IDE/KONSEP
TULISAN

KONSULTASI
IDE/KONSEP DENGAN
PABINGPOK

LAPORAN KE
SPRIN JUDUL KONSULTASI UJIAN TASKAP
DIRDIK
DAN PABING
TASKAP

Anda mungkin juga menyukai