Anda di halaman 1dari 10

“TANTANGAN UMKM DI ERA BISNIS DIGITAL”

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan


Maha Penyayang. Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas karya ilmiah dalam mata kuliah Bahasa Indonesia
yang berjudul “Tantangan UMKM Di Era Bisnis Digital” tepat pada
waktunya.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini, masih banyak kekurangan. Oleh karena iitu, saya berharap agar
pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran agar penulis dapat
lebih baik dalam penyusunan laporan penelitian selanjutnya.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan ini, serta saya berharap agar karya
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin!

Kediri, 16 Januari 2023


Nadia Puspitasari
Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Metodologi Penelitian
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik Dan Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Satu karangan terdiri darri beberapa kalimat yang kemudian dissun
menjadi suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-
paragraf,sehingga dapat membentuk suatu karangan. Pada suatu
karangan,tentunya akan mengacu pada maksud dari penulisan utama karangan
tersebt terutama dalam menentukan topik yang ada dalam bagian karangan,
sehingga pembaca dapat mengerti maksud karangan tersebut.
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari
paragraf tersebut berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas.
Sebuah paragraf belum tentu dapat berwujud keselrhan karangan.
Namun,sebuah paragraf sudah bisa memberikan suat informasi kepada pembaca
Karena ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja sehingga
dalam karangan tersebut hanya beris satu pikiran pokok.
Membat suatu karangan, penulis diharapkan dapat menguasai struktur
paragraf yang digunakan agar dalam penlisan karangan tersebut dapat tersusn
suatu paragraf yang baik.Dalam menyusun paragraf dimulai dengan menyusun
tema dan kerangka karangan yang kemudian dilanjtkan dwngan menyusun
kalimat-kalimat secara rntut, logis, dan dalam bentuk kesatuan ide yang
kemudian dikembangkan dan akan terbentuk beberapa kalimat yang dapat
mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pemikiran utama
bagi titik pusatnya dan pemikiran penjelas sebagai pendukungnya.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE


GOOD GOVERNANCE (PEMERINTAHAN YANG BAIK)

Good Governance adalah akuntabilitas, transparansi, keterbukaan dan


aturan hukum sehingga bisa mencapai tujuan dan prinsip yang diangkatnya.
Apa itu Good Governance?
Secara umum, istilah good governance atau pemerintahan yang baik adalah
suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara
politik maupun secara ensioniveve menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan legal dan political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.

2.2 PENGERTIAN (GOODGOVERNANCE) MENURUT PARA AHLI


Pengertian Good Governance Menurut Para Ahli
Mendalami lagi apa itu good governance, maka selain memahami
definisinya secara umum. Juga ens mencoba mengetahui definisi yang
disampaikan oleh sejumlah ahli. Terdapat beberapa ahli yang menyampaikan
pendapatnya, diantaranya adalah:
6. World Bank (Bank Dunia)
Sumber pertama yang menjelaskan definisi dari pemerintahan yang
baik adalah World Bank atau Bank Dunia. Definisinya digunakan sebagai
definisi umum dari pemerintahan yang baik. Jadi, menurut World Bank istilah
good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang
solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun ensioniveve, menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.

B. Karhi Nisjar
Pendapat yang kedua adalah disampaikan oleh Karhi Nisjar. Menurut
Nisjar, pemerintahan yang baik adalah ensio pemerintahan yang mengandung
unsur utama yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, keterbukaan dan aturan
ensi.

Daftar Reseller
C. J.B Kristiadi
Pendapat yang terakhir disampaikan oleh J.B Kristiadi, menurutnya
pemerintahan yang baik adalah suatu ensio pemerintahan yang ens dicapai
melalui pengaturan yang tepat di antara dua fungsi pasar dan fungsi organisasi
termasuk organisasi ensio, sehingga tercapai transaksi transaksi dengan biaya
rendah. Melalui sejumlah definisi yang disampaikan para ahli tersebut, maka
ens disimpulkan. Bahwa good governance adalah kondisi dimana pemerintahan
suatu ensio ens sangat baik. Yakni menyediakan ensio yang akuntabilitas,
transparansi, keterbukaan, dan mengikuti aturan ensi. Sehingga terjadi keadilan
bagi seluruh rakyat, tidak peduli status ensio dan jabatan yang dipegang. Ketika
ada tanggung jawab maka menjadi tanggung jawab yang wajib dilaksanakan.
Kemudian tidak ada lagi istilah ensi yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
2.3 TUJUAN GOOD GOVERNANCE
Pemerintah Indonesia sekaligus pemerintah dari ensio lain tentunya
ingin memiliki sistem pemerintahan yang baik. Sebab lewat sistem inilah
kondisi ensio bisa tetap aman, damai, dan tentram. Sekaligus bisa semakin
sejahtera, dimana masyarakat punya penghasilan yang tinggi. Kemudian kondisi
keuangan ensio juga membaik berkat tingginya kemampuan ekonomi
masyarakat. Penerapan kebijakan pemerintahan yang baik di Indonesia
diketahui didasarkan pada PERMENPAN Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008
tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara. Melalui Permenpan tersebut juga dijelaskan mengenai tujuan
dari pelaksanaan pemerintahan yang baik. Diantaranya adalah:
6. Terciptanya Birokrasi yang Bersih
Tujuan yang pertama adalah untuk menciptakan birokrasi atau sistem
pemerintahan yang bersih. Bersih disini adalah bebas dari tindakan KKN
mencakup korupsi, kolusi, dan nepotisme. KKN adalah praktek yang merugikan
banyak pihak, tidak hanya masyarakat di satu daerah saja tapi seluruh
Indonesia. KKN yang diterapkan oleh satu pihak saja di dalam birokrasi
kemudian membuat wajah birokrasi menjadi hitam seluruhnya.
2. Terciptanya Birokrasi yang Bekerja Secara Efisien
Membangun sistem pemerintahan yang baik juga bertujuan untuk
menciptakan birokrasi yang bekerja secara efisien, efektif, dan juga produktif.
Sehingga mereka mampu memberikan dampak yang besar kepada masyarakat.
Misalnya saat proses administrasi diperpendek dalam mengurus pembuatan
KTP. Sistem dibuat lebih praktis, sehingga KTP bisa jadi dalam hitungan jam
atau mungkin hari saja. Tidak ada istilah harus “menembak” untuk terbebas dari
birokrasi yang berbelit-belit.
3. Membangun Birokrasi yang Bekerja Transparan
Tujuan yang ketiga dari good governance adalah membangun
birokrasi yang transparan, sehingga tidak ada yang ditutupi. Namun, pada aspek
tertentu tetap melindungi informasi yang sifatnya rahasia dan bukan untuk
dikonsumsi oleh ensio.
4. Menciptakan Birokrasi yang Melayani Masyarakat
Pemerintah bersama jajarannya pada dasarnya bertujuan untuk
melayani segala keperluan masyarakat. Mulai dari pembuatan KTP, NPWP,
pemasangan listrik, dan lain sebagainya. Semua layanan yang disediakan
pemerintah harapannya bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. Maka
membangun pemerintahan yang baik bertujuan untuk membuat birokrasi punya
kemampuan melayani masyarakat dengan prima.
5. Menciptakan Birokrasi yang Akuntabel
Tujuan yang terakhir adalah menciptakan atau membangun
birokrasi yang akuntabel. Yakni memiliki tanggung jawab atas semua tindakan
yang dilakukan. Sehingga tidak pernah mencari kambing hitam atas kesalahan
yang dilakukan.

2.4 PIHAK YANG TERLIBAT DALAM MEWUJUDKAN GOOD


GOVERNANCE
Pihak yang Terlibat
Kemudian, siapa saja yang terlibat dalam mewujudkan good governance bisa
berjalan sesuai dengan tujuan dan prinsip yang dibawakan?
6. Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini di Indonesia sebagai lembaga eksekutif,
maka pemerintah yang bisa mengatur dinamika politik dan menjalankan hukum
yang telah dibuat sehingga bisa menimbulkan kondisi yang kondusif.
Sebenarnya, pemerintah disini bisa dari DPR (ensionive yang membuat
peraturan), Eksekutif (yang menjalankan peraturan dan undang-undang) dan
Yudikatif (yang mengadili apabila terjadi pelanggaran).
2. Masyarakat
Masyarakat adalah poin utama sebab objek dalam pemerintahan dan
ensio adalah kesejateraan masyarakat. Masyarakat harus bisa aktif dalam
interasi ensio, interasi ekonomi, peran aktif dalam demokrasi dan interaksi
lainnya.

3. Swasta
Pihak swasta berperan dalam menciptakan sebuah lapangan pekerjaan
dan pendapatan bagi masyarakat pada sebuah daerah sekelilingnya. Ketiganya
diatas tidak bisa berjalan sendiri, tetapi perlu sinergi bersama membangun hal
tersebut.

2.5 CIRI-CIRI GOOD GOVERNANCE


Suatu pemerintahan yang sudah mampu melaksanakan good
governance kemudian ditunjukan dengan beberapa ciri. Ciri-ciri tersebut antara
lain:
1. Sumber daya yang tersedia atau dimiliki mampu dimanfaatkan secara efektif
dan efisien untuk mendukung kebutuhan masyarakat luas.
2. Adanya kesetaraan atau keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia,
sehingga tidak ada yang merasa dan memang diperlakukan tidak adil oleh pihak
manapun.
3. Adanya transparansi dalam menyajikan informasi, apapun informasi yang
memang sebaiknya dipublikasikan.
4. Pemerintah mampu menerima dan menampung setiap keluhan maupun kritik
yang disampaikan masyarakat, kemudian mencoba mengatasi keluhan tersebut
satu per satu dengan baik.
5. Memiliki visi yang strategis sehingga untuk membangun pemerintahan yang
baik bisa lebih mudah, cepat, dan juga tepat.

2.6 FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN (GOOD GOVERNANCE)

Faktor Kunci Keberhasilan Good Governance


Dalam membangun pemerintahan yang baik atau good governance,
tingkat keberhasilan tentu dipengaruhi oleh sejumlah ensio. Terdapat beberapa
ensio yang merupakan ensio kunci. Sehingga ensio-faktor inilah yang sangat
menentukan apakah pemerintah ens membangun pemerintahan yang baik atau
sebaliknya. Faktor yang dimaksudkan antara lain:
6. Keadilan Sosial
Faktor yang pertama dan menentukan sekali suatu pemerintahan yang
baik ens dibentuk atau tidak adalah adanya keadilan ensio. Keadilan yang tidak
hanya ensi pada satu pihak saja, melainkan ens dirasakan oleh semua orang.
Tidak harus menjadi keturunan priyayi, tidak harus berlaku paling sopan, tidak
harus yang punya good looking baru ens mendapat keadilan. Semua orang
berhak mendapatkannya, agar yang salah ens bertanggung jawab sesuai aturan
dan norma yang berlaku. Kedepannya tentu diharapkan tidak ada lagi praktek
tidak adil, apapun perbuatan dan bidangnya. Sebab menurut Pancasila, keadilan
adalah untuk seluruh rakyat Indonesia bukan untuk pihak-pihak tertentu saja.
2. Modernisasi Birokrasi
Birokrasi di tanah air atau mungkin di sejumlah ensio lain di dunia,
ens jadi perlu dimodernisasi. Ada peralihan ensio yang tadinya manual menjadi
online, untuk memberi kemudahan, kepraktisan, dan transparansi akses
informasi maupun layanan. Tentunya dibuat ensio online yang modern
sekaligus yang memang bagus. Supaya tidak hanya asal mengumumkan ensio
sudah dibuat online. Akan tetapi tidak user friendly yang kemudian membuka
peluang bagi para “calo” untuk beraksi. Modernisasi penting agar layanan dari
pemerintah ens efektif dan efisien. Hanya saja jangan asal dalam membuat ensio
online, perlu dipastikan bekerja atau berfungsi dengan baik. Jangan sampai
ensio yang modern justru semakin susah untuk diakses yang tentu membangun
celah bagi mereka yang ingin meraih keuntungan di tengah kesempitan.
3. Pemerintahan yang Kuat
Faktor ketiga yang menjadi kunci keberhasilan good governance
adalah pemerintah yang kuat. Memiliki kebijakan yang memang tangguh dan
menguntungkan semua pihak, terutama rakyat kecil. Pemerintah harus punya
tujuan yang jelas dan ens menerapkan berbagai kebijakan sebaik mungkin tanpa
ada ketimpangan. Perlu punya kebijakan yang menguntungkan rakyat tanpa ada
proses eksploitasi sumber daya yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak luar.
4. Pemerintahan yang Akuntabel
Berikutnya adalah pemerintahan yang akuntabel, yakni yang memang
terpercaya dan ens dipercaya. Pemerintah membangun ensio yang setiap
lembaga dan kementerian di bawah naungannya bersifat akuntabel. Yakni ens
bertanggung jawab penuh atas tanggung jawab atau kewajiban yang diberikan
kepada mereka. Misalnya kewajiban untuk melayani rakyat, maka harus
maksimal dan dibuat efektif, efisien, sekaligus transparan.

2.7 CONTOH (GOOD GOVERNANCE) DI INDONESIA

Contoh Singkat Good Governance di Indonesia


Dalam menciptakan pemerintahan yang baik, banyak upaya dilakukan oleh
pemerintah Indonesia. Prosesnya sendiri menurut catatan sejarah dimulai sejak
era reformasi, sehingga ada beberapa contoh pemerintahan yang baik terlaksana
di Indonesia. Misalnya:
1. Presiden diatur masa jabatannya, yang dulunya ens seumur hidup kemudian
diberi batasan sampai 5 tahun dan maksimal 2 kali mencalonkan diri sebagai
presiden.
2. Pemilihan umum baik untuk anggota DPR, DPRD, sampai Presiden
dilakukan dengan melibatkan rakyat. Dimana dulunya di Indonesia Pemilu
diwakilkan oleh anggota DPR yang tentu hasilnya ens tidak selalu sesuai
dengan keinginan rakyat.
3. Dibukanya seleksi PNS lewat Tes CPNS yang ens diikuti oleh seluruh warga
ensio Indonesia yang memenuhi syarat dari formasi yang dibuka. Sebab
dulunya, PNS sifatnya seperti dinasti saat ada satu anggota keluarga menjadi
PNS maka anak, cucu, cicit, dan seterusnya biasanya menjadi PNS. Sekarang,
siapa saja ens selama hasil tes bagus dan memenuhi syarat dari formasi yang
dilamar.
4. Transparansi terhadap APBN, hal ini menjadi tindak lanjut dari kasus korupsi
terhadap dana APBN yang berlarut-larut. Sehingga dengan mencantumkan
APBN dan laporan rutinnya secara berkala, masyarakat dan semua pihak ens
menjadi pengawas dan audit terhadap penggunaan APBN.
5. Dibentuknya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang menanggulangi
pelaku korupsi di pemerintahan baik daerah maupun pusat. Harapannya dengan
adanya KPK kasus korupsi di Indonesia menurun dan di masa mendatang
generasi muda bahkan tidak kenal apa itu istilah “korupsi”.
6. Dihapusnya status karyawan honorer di sejumlah instansi dan lembaga
pemerintahan, terutama kampus dan sekolah. Sehingga di masa mendatang
tidak ada lagi guru yang sebulan hanya menerima gaji Rp 200 ribu saja atau
dosen yang hanya menerima gaji Rp 700 ribu sebulan. Semua diangkat menjadi
PPPK jika lolos seleksi, sehingga sampai usia ension mendapatkan gaji dan
tunjangan yang layak.
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai