Anda di halaman 1dari 7

Perjanjian Kerja Sama

Nomor : 113/LSR/I/2021

Perjanjian Kerja Sama ini (selanjutnya disebut “Perjanjian”) dibuat dan ditandatangani di
Bali dan mulai efektif mengikat para pihak pada tanggal 12 April 2021 antara:

1. PT. Properti Perkasa, sebuah perusahaan pengembang properti swasta di Indonesia,


selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA” yang memiliki alamat usaha di Jalan Tukad
Badung XXI No. 30A, Renon, Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, yang dalam
pembuatan dan pelaksanaan perjanjian ini diwakili oleh Ambria Rahma, selaku direktur
dari PP, selanjutnya disebut “Direktur” yang akan menandatangani kontrak untuk dan
atas nama PP, bertempat tinggal di Jalan Benoa, Kuta Selatan, Badung Regency,
Bali, Taman Dharmawangsa Suites;

DAN

2. Marinett Hotel Group Asia Pte. Ltd., sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang pariwisata sebagai penyedia layanan hotel swasta di Singapura, selanjutnya
disebut “PIHAK KEDUA” yang memiliki alamat usaha di 168 Robinson Rd, Marinett
Tower, yang dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian ini diwakili oleh Axel Matthew
selaku General Manager dari Marinett, selanjutnya disebut “GM” yang akan
menandatangani kontrak untuk dan atas nama Marinett, bertempat tinggal di 23 Marina
Way, Singapore, Marina One Residences;

dan pihak-pihak perjanjian ini bersama-sama disebut sebagai “PARA PIHAK”.

Menimbang bahwa:
a. PIHAK KEDUA mempunyai reputasi yang baik dalam usahanya sebagai penyedia
layanan hotel;
b. PIHAK PERTAMA berkeinginan untuk membangun hotel di kawasan Bali
menggunakan sistem layanan hotel “Marinett” dengan memperoleh lisensi non-exclusive
dan tidak dapat dipindahtangankan;
c. PIHAK KEDUA bersedia memberikan lisensi kepada PIHAK PERTAMA untuk
pembangunan hotel di Bali.

PARA PIHAK sepakat untuk bermitra sebagai pihak-pihak yang sederajat dan
saling menguntungkan dan mengadakan Perjanjian Kerja Sama dalam rangka pembangunan
hotel di kawasan Bali yang menggunakan nama dan seluruh layanan hotel sesuai standar dari
merk dagang “Marinett”, di mana PIHAK PERTAMA berjanji akan membangun hotel tersebut
sesuai dengan desain dan spesifikasi hotel yang telah dikonsultasikan kepada PIHAK KEDUA
dan dibangun segera setelah perjanjian ini berlaku dan PIHAK KEDUA berjanji untuk
memberikan dukungan berupa bantuan teknis persiapan pembukaan hotel maupun
pengoperasian hotel secara komersial dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati
dan dituangkan dalam Perjanjian ini.

Pasal 1
DEFINISI

Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan istilah-istilah:

1. Perjanjian adalah Perjanjian Kerja Sama antara PT. Properti Perkasa dan Marinett Hotel
Group Asia Pte. Ltd.
2. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
untuk membangun hotel menggunakkan merk dagang dan seluruh layanan hotel
“Marinett”.
3. Merek Dagang adalah “Marinett” yaitu merek dagang yang dimiliki oleh PIHAK
KEDUA.
4. Royalty adalah biaya yang dibayarkan kepada Marinett Hotel Group Asia Pte. Ltd oleh
PT. Properti Perkasa sebagai penerima lisensi.
5. Operator Hotel adalah PT. Properti Perkasa.
6. Direktur adalah perwakilan yang dalam Perjanjian ini secara sah bertindak untuk dan atas
nama PIHAK PERTAMA.
7. GM atau General Manager adalah perwakilan yang dalam Perjanjian ini secara sah
bertindak untuk dan atas nama PIHAK KEDUA.
8. Proyek adalah pembangunan hotel yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dengan
menggunakkan merk dagang dan seluruh layanan hotel PIHAK KEDUA.

Pasal 2
RUANG LINGKUP PERJANJIAN

(1) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk melakukan kerjasama dalam rangka
pembangunan hotel yang menggunakkan merk dagang serta seluruh system layanan
hotel PIHAK KEDUA.
(2) PARA PIHAK berkewajiban untuk menjaga nama baik Pihak lainnya dan dilarang
untuk bertindak apapun yang sekiranya dapat merusak kepentingan, reputasi, dan nama
baik Pihak lainnya.

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

(1) PIHAK PERTAMA berhak untuk mendapatkan bantuan teknis mengenai persiapan
pembukaan dan pengoperasian hotel secara komersial dari PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK PERTAMA wajib menyelesaikan urusan perizinan usaha yang diperlukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari setelah Perjanjian ini ditandatangani PARA PIHAK.

(3) PIHAK PERTAMA wajib memulai pelaksanaan proyek ini segera setelah
mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan, kecuali jika terdapat hal-hal yang
memperlambat atau menunda pelaksanaan proyek yang merupakan kesalahan dan/atau
kelalaian PIHAK KEDUA, maka keterlambatan pelaksanaan proyek dan/atau kerugian
lainnya yang timbul akibat kesalahan dan/atau kelalaian PIHAK KEDUA menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.

(4) PIHAK PERTAMA wajib menyelesaikan proyek selambat-lambatnya satu setengah


tahun setelah proyek mulai dilaksanakan demi mencegah timbulnya kerugian-kerugian
yang akan terjadi bagi PARA PIHAK akibat dari keterlambatan penyelesaian proyek.

(5) PIHAK KEDUA berhak untuk memperoleh biaya royalty dari PIHAK PERTAMA
sebesar yang telah diperjanjikan.

(6) PIHAK KEDUA berhak memperoleh dokumen mengenai laporan pengunjung hotel
dan PIHAK PERTAMA harus memberikan dokumen mengenai laporan pengunjung
hotel tersebut apabila diminta oleh PIHAK KEDUA.

(7) PIHAK KEDUA wajib untuk memberikan bantuan teknis kepada PIHAK PERTAMA
untuk persiapan pembukaan dan pengoperasian hotel secara komersial.

(8) PIHAK KEDUA wajib memastikan bahwa telah menerima dan memiliki persyaratan-
persyaratan Tenaga Kerja Asing (TKA) dan memperhatikan Prosedur Pengurusan
Tenaga Kerja Asing dan hal-hal lain yang sekiranya dapat menunda atau mempersulit
PIHAK KEDUA untuk mendapatkan Izin Tenaga Kerja Asing yang dibutuhkan
sebagaimana Pasal 15.
Apabila persyaratan-persyaratan dan/atau prosedur-prosedur belum terpenuhi dan
mengakibatkan kerugian, bagi PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib
bertanggung jawab dan membayar denda sejumlah uang akibat dari kerugian yang
ditimbulkan tersebut.

Pasal 4
PERNYATAAN DAN JAMINAN

(1) PIHAK PERTAMA adalah sebuah perseroan terbatas yang berdiri sebagai badan
hukum dengan pengesahan Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia dan
apabila sewaktu-waktu terbukti sebaliknya, maka PIHAK PERTAMA akan
menanggung segala kerugian yang dialami oleh PIHAK KEDUA dan perjanjian
dianggap batal.

(2) PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa Direktur sebagai perwakilan PIHAK


PERTAMA dalam perjanjian ini adalah cakap dan berwenang dalam melakukan
perbuatan hukum dan apabila sewaktu-waktu terbukti bahwa Direktur tidak cakap dan
berwenang dalam melakukan perbuatan hukum maka PIHAK PERTAMA akan
menanggung segala kerugian yang dialami PIHAK KEDUA dan perjanjian dianggap
batal.

(3) PIHAK KEDUA sebagai pemberi lisensi menjamin bahwa merk dagang yang akan
dilisensikan kepada PIHAK PERTAMA adalah milik dan dikuasai secara sah oleh
PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan Hukum Singapore dan masih berlaku dan
dapat digunakan untuk melakukan perjanjian lisensi dengan PT. Properti Perkasa serta
bebas dari segala bentuk tuntutan atau klaim pihak ketiga. Apabila sewaktu-waktu
terbukti sebaliknya, maka PIHAK KEDUA akan menanggung segala kerugian yang
dialami oleh PIHAK PERTAMA dan perjanjian dianggap batal.

(4) PIHAK KEDUA menyatakan bahwa GM sebagai perwakilan PIHAK KEDUA dalam
perjanjian ini adalah cakap dan berwenang dalam melakukan perbuatan hukum dan
apabila sewaktu-waktu terbukti bahwa GM tidak cakap dan berwenang dalam
melakukan perbuatan hukum maka PIHAK KEDUA akan menanggung segala kerugian
yang dialami PIHAK PERTAMA dan perjanjian dianggap batal.

(5) PIHAK PERTAMA menjamin bahwa seluruh tenaga kerja yang dipekerjakan oleh
PIHAK PERTAMA untuk mengerjakan proyek sesuai dan memenuhi syarat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila sewaktu-waktu
terbukti bahwa tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PIHAK PERTAMA untuk
mengerjakan proyek bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka PIHAK PERTAMA akan menanggung segala kerugian yang dialami
PIHAK KEDUA dan tetap akan memenuhi prestasi dalam perjanjian ini.
(6) PIHAK PERTAMA menjamin bahwa proyek dikerjakan sesuai dengan desain dan
spesifikasi hotel yang telah dikonsultasikan kepada PIHAK KEDUA. Apabila sewaktu-
waktu terbukti bahwa proyek yang dikerjakan PIHAK PERTAMA bertentangan atau
tidak sesuai dengan desain dan spesifikasi hotel PIHAK KEDUA dan akibat hal
tersebut merugikan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan menanggung
segala kerugian yang dialami PIHAK KEDUA.

Pasal 5
LARANGAN

(1) PARA PIHAK dilarang untuk memutuskan atau membatalkan perjanjian secara
sepihak di luar jangka waktu perjanjian ini dan/atau karena hal-hal lain yang ditentukan
dalam pasal lain perjanjian ini.

(2) PIHAK PERTAMA dilarang baik secara langsung maupun tidak langsung melakukan
tindakan yang dapat mengganggu dan/atau mengurangi kepemilikan merk dagang
PIHAK KEDUA.

Apabila terjadi hal-hal yang tersebut di atas, PIHAK PERTAMA wajib bertanggung
jawab atas kerugian yang dialami oleh PIHAK KEDUA apabila dapat dibuktikan
bahwa kerugian tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh PIHAK PERTAMA.

(3) PIHAK PERTAMA tidak diperbolehkan untuk menyebarluaskan informasi rahasia


terkait lisensi yang dimiliki PIHAK KEDUA yang diketahuinya kepada siapapun
kecuali kepada para karyawan yang bekerja pada PIHAK PERTAMA dan karyawan
tersebut memiliki kepentingan untuk mengetahui informasi rahasia tersebut.

Apabila PIHAK PERTAMA memberikan informasi rahasia kepada Pihak Ketiga tanpa
seizin PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA berhak untuk menuntut
pertanggungjawaban PIHAK PERTAMA dan berhak untuk mengakhiri perjanjian ini
secara sepihak dan kerugian yang timbul akibat hal itu akan ditanggung oleh PIHAK
PERTAMA.

Pasal 6
ROYALTY

(1) PIHAK PERTAMA berjanji untuk membayarkan biaya royalty kepada PIHAK
KEDUA sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari pendapatan kotor pertahun
ditambah 5% (lima persen) dari keuntungan kotor hotel yang diperoleh PIHAK
PERTAMA.
(2) Pembayaran yang diatur dalam perjanjian ini dilakukan dengan menggunakkan mata
uang dollar Amerika Serikat (USD).

Pasal 7
JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN

(1) Jangka Waktu perjanjian ini yaitu sejak ditandatanganinya perjanjian ini hingga hotel
berhenti beroperasi.

(2) Apabila pada masa berlakunya Perjanjian terbit peraturan perundang-undangan yang
melarang pelaksanaan yang disepakati dalam Perjanjian ini, maka PARA PIHAK
dengan sepenuhnya memahami bahwa Perjanjian ini akan dianggap berakhir sebelum
habis masa berlakunya.

(3) Apabila suatu pasal atau persyaratan dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak sah,
melawan hukum, atau tidak dapat dilaksanakan, maka PARA PIHAK akan melakukan
renegosiasi untuk menyepakati pasal atau persyaratan baru yang akan menggantikan
pasal atau persyaratan yang dianggap tidak sah, melawan hukum, atau tidak dapat
dilaksanakan itu.

Pasal 8
FORCE MAJEURE

(1) Force Majeure atau keadaan memaksa adalah keadaan-keadaan di luar kemampuan
PIHAK PERTAMA dalam batas kewajaran untuk mengendalikannya, termasuk tetapi
tidak terbatas pada peristiwa bencana alam, peperangan, pemberontakan, huru-hara,
dan pemogokan massal, di mana dalam keadaan seperti itu PIHAK PERTAMA tidak
dapat dituntut pertanggungjawabannya atas dasar wanprestasi.

(2) Apabila terjadi Force Majeure atau keadaan memaksa yang menyebabkan PIHAK
PERTAMA tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA secara
tertulis bahwa telah terjadi Force Majeure dalam waktu 2x24 jam.

(3) Apabila peristiwa atau keadaan semacam itu mengakibatkan Perjanjian ini tidak
mungkin dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sesuai waktu yang telah
disepakati, maka PARA PIHAK sepakat untuk mengakhiri perjanjian ini atau menunda
pelaksanaan prestasi.

Pasal 9
FORUM DAN HUKUM
(1) PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan semua perselisihan yang timbul dari
pelaksanaan hak dan kewajiban dalam perjanjian ini melalui jalur mediasi, di mana
PARA PIHAK akan menunjuk Pihak Ketiga sebagai mediator dalam penyelesaian
sengketa.

(2) Apabila proses mediasi telah dilaksanakan dan masih belum memberikan penyelesaian
terhadap perselisihan yang timbul dari perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat
untuk menyelesaikan sengketa melalui jalur arbitrase.

(3) PARA PIHAK sepakat untuk menundukkan pembentukan, pelaksanaan, serta


penafsiran atas persyaratan-persyaratan Perjanjian ini pada hukum nasional Republik
Indonesia dengan tidak mengabaikan keberlakuan aturan-aturan hukum yang bersifat
memaksa dari Republik Singapore.

Pasal 10
PENUTUP

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua) yang memiliki
kekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan Perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. PROPERTI PERKASA MARINETT HOTEL GROUP ASIA PTE. LTD

Ambria Rahma Axel Matthew


Direktur General Manager

Anda mungkin juga menyukai