berdasarkan Surat Penetapan Hakim / Hakim Ketua pada PENGADILAN NEGERI Baru Nomor
39/Pid.Sus/2022/PN Baru tanggal 22 Februari 2022, Surat Pelimpahan Perkara Acara
Pemeriksaan Biasa tanggal 16 Februari 2022 Nomor PDM-18./BaruEI/02/2022 Terdakwa
dihadapkan kedepan persidangan dengan dakwaan sebagai berikut :
Dakwaan
PRIMAIR :
Bahwa ia terdakwa POLAN pada hari Senin tanggal 22 November 2021 pukul
16.30 wib atau setidak-tidaknya pada bulan November Tahun 2021 bertempat di urian
Desa Durian Kec.selesai Kab.Baru tepatnya didalam rumah, atau setidak-tidaknya di
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Baru yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya telah melakukan perbuatan, “tanpa
hak dan melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima,
menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan narkotika golongan
I bukan tanaman” perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut:
Pada hari Jumat tanggal 19 November 2021 pukul 20.00 wib saksi SUSANTO
bersama temannya yang bernama JUNAIDI (selaku petugas kepolisian Resort Baru)
mendapat informasi dari masyarakat yang mana di sebuah rumah yang berada di Dusun
durian Desa Durian Kec.selesai Kab.Baru.tepatnya didalam rumah sering terjadi transaksi
narkotika jenis sabu. Selanjutnya pada hari Senin tanggal 22 November 2021 pukul 16.30
wib, petugas melakukan penyamaran sebagai pembeli (undercover buy). Lalu pada saat
petugas melakukan penyamaran dan melakukan transaksi pembelian narkotika jenis
sabu sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) dengan melalui lubang jendela kaca nako
depan rumah milik MEIDIAN (DPO) transaksi dengan tangan kanan terdakwa dan
kemudian terdakwa menerima uang sebesar Rp.100.000 (seratus ribu rupiah) dari tangan
petugas kepolisian. lalu setelah itu petugas melakukan penangkapan dengan cara
membuka pintu depan namun terdakwa berusaha melarikan diri dari pintu depan dan
langsung ditangkap oleh petugas kepolisian sat narkoba polres Baru sedangkan
MEIDIAN (DPO) melarikan diri lewat pintu belakang. Kemudian petugas memeriksa dan
menggeledah rumah tersebut di temukan barang bukti berupa: 7 ( tujuh ) paket narkotika
jenis sabu, 20 (dua puluh) bungkus plastik klip kosong, 1 (satu) buah timbangan elektrik,
2 (dua ) skop, 1( satu) buah kotak tempat penyimpanan sabu, uang tunai Rp. 100.000
(seratus ribu rupiah) serta 1 (satu) unit handphone merk Nokia warna Hitam. Yang mana
terdakwa mengaku barang bukti 1 (satu) unit handphone merk Nokia warna Hitam adalah
milik terdakwa sedangkan barang bukti berupa 7 ( tujuh ) paket narkotika jenis sabu, 20
(dua puluh) bungkus plastik klip kosong, 1 (satu) buah timbangan elektrik, 2 (dua ) skop ,
1( satu) buah kotak tempat penyimpanan sabu, uang tunai Rp. 100.000 (seratus ribu
rupiah) bukan milik terdakwa. Selanjutnya barang bukti tersebut di bawa dan amankan ke
polres Baru untuk proses hukum lebih lanjut sesuai hukum yang berlaku di negara RI.
Bahwa barang bukti sesuai dengan Berita Acara Analisis Labforensik Polri Cabang
Baru dengan No. Lab : 9700 /NNF/2021 tanggal 10 Desember 2021 ditandatangani oleh
Debora Kila,S.Si.,Apt dan Muhammad,S.Farm.,Apt dengan kesimpulan bahwa barang
bukti 7 (tujuh) bungkus plastic klip berisi kristal putih dengan Berat Netto 0,33 (nol koma
tiga tiga) Gram diduga mengandung narkotika, yang diperiksa milik terdakwa POLAN
adalah benar mengandung Positif Metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan I
(satu) nomor urut 61 lampiran I UU.RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, serta
terdakwa tidak ada ijin dari pejabat yang berwenang yaitu Departemen Kesehatan RI.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat
(1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.-----------------------------------------------------
SUBSIDAIR:
Bahwa ia terdakwa POLAN pada hari Senin tanggal 22 November 2021 pukul
16.30 wib atau setidak-tidaknya pada bulan November Tahun 2021 bertempat di Dusun
durian Desa Durian Kec.selesai Kab.Baru tepatnya didalam rumah, atau setidak-tidaknya
di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Baru yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya telah melakukan perbuatan, tanpa hak
dan melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan
Narkotika Golongan I bukan tanaman, perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan
cara sebagai berikut:
Pada hari Jumat tanggal 19 November 2021 pukul 20.00 wib saksi SUSANTO
bersama temannya yang bernama JUNAIDI (selaku petugas kepolisian Resort Baru)
mendapat informasi dari masyarakat yang mana di sebuah rumah yang berada di Dusun
durian Desa Durian Kec.selesai Kab.Baru.tepatnya didalam rumah sering terjadi transaksi
narkotika jenis sabu. Selanjutnya pada hari Senin tanggal 22 November 2021 pukul 16.30
wib, petugas melakukan penyamaran sebagai pembeli (undercover buy). Lalu setelah itu
petugas melakukan penangkapan dengan cara membuka pintu depan namun terdakwa
berusaha melarikan diri dari pintu depan dan langsung ditangkap oleh petugas kepolisian
sat narkoba polres Baru sedangkan MEIDIAN (DPO) melarikan diri lewat pintu belakang.
Kemudian petugas memeriksa dan menggeledah rumah tersebut di temukan barang
bukti berupa: 7 ( tujuh ) paket narkotika jenis sabu, 20 (dua puluh) bungkus plastik klip
kosong, 1 (satu) buah timbangan elektrik, 2 (dua ) skop, 1( satu) buah kotak tempat
penyimpanan sabu, uang tunai Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) serta 1 (satu) unit
handphone merk Nokia warna Hitam. Yang mana terdakwa mengaku barang bukti 1
(satu) unit handphone merk Nokia warna Hitam adalah milik terdakwa sedangkan barang
bukti berupa 7 ( tujuh ) paket narkotika jenis sabu, 20 (dua puluh) bungkus plastik klip
kosong, 1 (satu) buah timbangan elektrik, 2 (dua ) skop , 1( satu) buah kotak tempat
penyimpanan sabu, uang tunai Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) bukan milik terdakwa.
Selanjutnya barang bukti tersebut di bawa dan amankan ke polres Baru untuk proses
hukum lebih lanjut sesuai hukum yang berlaku di negara RI.
Perbuatan ia terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 112 ayat (1)
UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.----------------------------------------------------
-Keterangan Ahli :-
-Surat :
- Bahwa berdasarkan Berita Acara Penimbangan Pegadaian Nomor :
230/10999/XI/2021 tanggal 25 November 2021 telah melakukan
penimbangan/Penaksiran barang bukti berupa 7 (tujuh) paket yang dibungkus
dengan plastic klip warna putih transfaran yang diduga berisi narkotika jenis sabu-
sabu berat brutto 1,37 (satu koma tiga tujuh) gram dan berat netto 0,33 (nol koma tiga
tiga) gram, yang diduga milik terdakwa an. POLAN yang dibuat dan ditandatangani
oleh SENTOT SUNARSO,SE selaku pemimpin Cabang PT.Pegadaian (pesero).
- Bahwa berdasarkan berita Acara Analisis Laborattorium Barang Bukti Narkotika No.
9363/NNF/2021 hari Jumat tanggal 10 Desember 2021 yang Mengetahui Ungkap
Siahaan, S.Si. M.Si AKBP NRP 75100926, Pemeriksa DEBORA KILA, S.Si., M.
Farm., Apt dan MUHAMMAD ,S.Farm.,Apt barang yang diterima 7 (tujuh) bungkus
plastic klip berisi kristal putih dengan berat netto 0,33 (nol koma tiga tiga) gram diduga
mengandung Narkotika mengambil kesimpulan bahwa barang bukti milik POLAN
adalah mengandung Positif Metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan 1 (satu)
nomor urut 61 Lampiran 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika.
-Petunjuk :
- Bahwa berdasarkanPasal 188 KUHAP :
- Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaian, baik
antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya;
- Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh dari :
- Keterangan saksi.
- Surat.
- Keterangan terdakwa.
- Bahwa sumber petunjuk ini menurut ketentuan ayat (2) Pasal 188 KUHAP diatas
adalah keterangan saksi-saksi, surat dan keterangan terdakwa. Dengan demikian
secara singkat dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan petunjuk adalah tanda-
tanda yang ditarik dari keterangan saksi, surat, keteranganterdakwa, yang karena
persesuaiannya satu sama lain baik antara tanda-tanda itusendiri maupun dengan
tindak pidana yang bersangkutan, dapat menunjukkan bahwa telah terjadi suatu
tindak pidana dan masing-masingsebagai pelakunya.
- Menurut M. YAHYA HARAHAP, yang dimaksud suatu petunjuk adalah suatu isyarat
yang dapat ditarik dari suatu perbuatan, kejadian atau keadaan dimana isyarat tadi
mempunyai “persesuaian” antara yang satu dengan yang lain, maupun isyarat tadi
mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu sendiri dan dari isyarat yang
bersesuaian tersebut melahirkan atau menjadikan suatu petunjuk yang membentuk
“kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan terdakwa pelakunya (Pembahasan
Permasalahan Penerapan KUHAP, 1989 :839).
- Bahwa petunjuk yang dapat ditarik dalam perkara ini, dapat persesuaian keterangan
masing-masing saksi satu sama lain, dan persesuaian keterangan terdakwasaksi-
sakidengan surat-surat yang ada, persesuaian keterangan saksi-saksi dengan
keterangan terdakwa dalam BAP dan persidangan, maupun persesuaian keterangan
terdakwadengan surat-surat yang ada, maka dapat ditarik perbuatan, kejadian atau
keadaan yang bernilai sebagai petunjuk-petunjuk.
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan ini telah disita secara sah menurut hukum,
karena itu dapat digunakan untuk memperkuat pembuktian.
Ketua sidang / Hakim *) telah memperlihatkan barang bukti tersebut kepada Terdakwa dan atau
saksi oleh yang bersangkutan telah membenarkannya.
Berdasarkam fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan maka sampailah kami kepada
pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan, oleh karena dakwaan kami
dalam bentuk Subsidiaritas, maka kami akan membuktikan dakwaan satu persatu yaitu sebagai
berikut:
Dakwaan Primair Pasal 114 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan
unsur-unsur sebagai berikut :
1. Barang siapa
- Bahwa dimaksud dengan barang siapa adalah setiap orang atau subjek hukum sebagai
pendukung hak dan kewajiban yang melakukan perbuatan pidana, dan pada waktu
melakukan perbuatan pidana adalah sehat jasmani dan rohani dan tidak ditemukan
adanya fakta-fakta yang dapat menjadi alasan pemaaf ataupun alasan pembenar
sehingga seluruh perbuatan Terdakwa memenuhi elemen delik yang didakwakan, atau
subjek hukum yang melakukan perbuatan tindak pidana dan kepadanya dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidananya atas tindak pidana yang dilakukannya.
- Bila dihubungkan dengan fakta yang terungkap di persidangan yang diperoleh dari
keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa diperoleh fakta hukum bahwa
Terdakwa POLAN dihadapan persidangan telah membenarkan dan mengakui identitas
dirinya sesuai yang tercantum dalam Surat Dakwaan dan secara fisik dan Phisikis adalah
orang yang sehat dan secara sadar memahami setiap perbuatan yang dilakukan serta
akibat yang ditimbulkannya.
- Bahwa selama berlangsungnya pemeriksaan di persidangan tidak ditemukan hal-hal
alasan pemaaf, baik dengan alasan pemaaf menurut undang-undang, maupun diluar
undang-undang, begitu juga tidak ditemukannya alasan pembenar dan Terdakwa tidak
termasuk dalam ketentuan Pasal 44 ayat (1) KUHP, oleh karena itu Terdakwa termasuk
subjek hukum yang memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab secara hukum dan
kepadanya dijatuhi hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.
Dari uraian di atas maka unsur tersebut telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum.
Bahwa barang bukti sesuai dengan Berita Acara Analisis Labforensik Polri Cabang
Medan dengan No. Lab : 9363 /NNF/2021 tanggal 10 Desember 2021 ditandatangani oleh
Debora KILA,S.Si.,Apt dan Muhammad .,Apt dengan kesimpulan bahwa barang bukti 7
(tujuh) bungkus plastic klip berisi kristal putih dengan Berat Netto 0,33 (nol koma tiga tiga)
Gram diduga mengandung narkotika, yang diperiksa milik terdakwa POLAN adalah benar
mengandung Positif Metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan I (satu) nomor urut 61
lampiran I UU.RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, serta terdakwa tidak ada ijin dari
pejabat yang berwenang yaitu Departemen Kesehatan RI.
Dari uraian di atas maka unsur tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum.
Bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas barang bukti narkotika yang ditemukan oleh
petugas kepolisian pada saat dilakukan penangkapan terhadap Terdakwa barang bukti
tersebut adalah milik terdakwa untuk di jual sehingga unsur menawarkan untuk dijual,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau
menyerahkan narkotika golongan I dalam bentuk tanaman terbukti.
Dakwaan Subsidiair Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan
unsur-unsur sebagai berikut :
1. Barang siapa
Bahwa dimaksud dengan barang siapa adalah setiap orang atau subjek hukum sebagai
pendukung hak dan kewajiban yang melakukan perbuatan pidana, dan pada waktu
melakukan perbuatan pidana adalah sehat jasmani dan rohani dan tidak ditemukan
adanya fakta-fakta yang dapat menjadi alasan pemaaf ataupun alasan pembenar
sehingga seluruh perbuatan Terdakwa memenuhi elemen delik yang didakwakan, atau
subjek hukum yang melakukan perbuatan tindak pidana dan kepadanya dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidananya atas tindak pidana yang dilakukannya.
Bila dihubungkan dengan fakta yang terungkap di persidangan yang diperoleh dari
keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa diperoleh fakta hukum bahwa
Terdakwa POLAN dihadapan persidangan telah membenarkan dan mengakui identitas
dirinya sesuai yang tercantum dalam Surat Dakwaan dan secara fisik dan Phisikis adalah
orang yang sehat dan secara sadar memahami setiap perbuatan yang dilakukan serta
akibat yang ditimbulkannya.
Bahwa selama berlangsungnya pemeriksaan di persidangan tidak ditemukan hal-hal
alasan pemaaf, baik dengan alasan pemaaf menurut undang-undang, maupun diluar
undang-undang, begitu juga tidak ditemukannya alasan pembenar dan Terdakwa tidak
termasuk dalam ketentuan Pasal 44 ayat (1) KUHP, oleh karena itu Terdakwa termasuk
subjek hukum yang memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab secara hukum dan
kepadanya dijatuhi hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.
Dari uraian di atas maka unsur tersebut telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum.
Tanpa hak dan melawan hukum Bahwa unsur ini mensyaratkan adanya perbuatan tanpa
adanya hak kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh undang-
undang, dan perbuatan tersebut Melawan hak dan melawan hukum atau tidak berhak atau
bertentangan dengan hukum.
Dari uraian di atas maka unsur tersebut telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum.
Bahwa barang bukti sesuai dengan Berita Acara Analisis Labforensik Polri Cabang
Medan dengan No. Lab : 9363 /NNF/2021 tanggal 10 Desember 2021 ditandatangani
oleh Debora KILA,S.Si.,Apt dan Muhammad S.Farm.,Apt dengan kesimpulan bahwa
barang bukti 7 (tujuh) bungkus plastic klip berisi kristal putih dengan Berat Netto 0,33 (nol
koma tiga tiga) Gram diduga mengandung narkotika, yang diperiksa milik terdakwa
POLAN adalah benar mengandung Positif Metamfetamina dan terdaftar dalam
Golongan I (satu) nomor urut 61 lampiran I UU.RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
serta terdakwa tidak ada ijin dari pejabat yang berwenang yaitu Departemen Kesehatan
RI.
Dari uraian di atas maka unsur tersebut tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum.
Bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas barang bukti narkotika yang ditemukan oleh
petugas kepolisian pada saat dilakukan penangkapan terhadap Terdakwa merupakan
barang bukti yang dimiliki terdakwa untuk dijual sehingga unsur memiliki, menyimpan,
menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I (satu) dalam bentuk bukan tanaman
tidak terbukti.
Berdasarkan dari keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa dan petunjuk, maka kami
berpendapat bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “Tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan atau menerima Narkotika
Golongan I (satu) dalam bentuk bukan tanaman” yang diatur dan diancam pidana dalam Pasal
114 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009, Tentang Narkotika dalam Dakwaan Primair penuntut
umum.
Sebelum kami sampai kepada tuntutan pidana atas diri Terdakwa, perkenankanlah kami
mengemukakan hal-hal yang kami jadikan pertimbangan mengajukan tuntutan pidana yaitu:
Hal-hal memberatkan
- Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam upaya
pemberantasan Narkotika
- Terdakwa sudah pernah dihukum kasus Narkotika pasal 127
- Terdakwa berbelit-belit didalam dipersidangan
Hal-hal meringankan
- Terdakwa bersikap sopan didalam persidangan
Berdasarkan uraian dimaksud kami jaksa penuntut umum dalam perkara ini, dengan
memperlihatkan ketentuan undang-undang yang bersangkutan.
MENUNTUT
Supaya Hakim / Majelis Hakim PENGADILAN NEGERI Baru yang memeriksa dan mengadili
perkara ini memutuskan:
1. Menyatakan Terdakwa POLAN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “Tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan atau
menerima Narkotika Golongan I (satu) dalam bentuk bukan tanaman” sebagaimana
dalam dakwaan Primair Penuntut Umum.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa POLAN berupa pidana penjara selama 7 (tujuh)
tahun penjara dan denda Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dengan ketentuan
apabila tidak dibayar diganti dengan pidana 3 (tiga) bulan penjara dikurangi selama
Terdakwa berada dalam tahanan dan dengan perintah tetap ditahan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 7 (tujuh) paket sabu
- 20 (dua puluh) bungkus plastik klip kosong
- 1 (satu) buah timbangan elektrik
- 2 (dua) buah skop
- 1 (satu) buah kotak tempat menyimpan sabu
- 1 (satu) unit hp merek Nokia warna hitam
- Uang tunai senilai Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah)
Barang bukti yang diserahkan penyidik berupa :
- Berdasarkan berita acara laboratoris kriminalistik sisanya berupa 7 (tujuh) paket plastik
klip pembungkus
- 20 (dua puluh) bungkus plastik klip kosong
- 1 (satu) buah timbangan elektrik
- 2 (dua) buah skop
- 1 (satu) buah kotak tempat menyimpan sabu
- 1 (satu) unit hp merek Nokia warna hitam
Dirampas untuk dimusnahkan
- Uang tunai senilai Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah)
Dirampas untuk Negara
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah).
Demikian surat tuntutan ini kami bacakan dan di serahkan dalam sidang hari ini Senin
tanggal 28 Maret 2022.