B. Pelaporan Insiden
Pelaporan insiden adalah pelaporan atas setiap insiden yang terjadi pada pasien/pengunjung/karya-wan, dengan 5
kategori utama insiden sebagai berikut:
1. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
2. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan
4. Kondisi Potensial Cedera (KPC)
5. Kejadian Sentinel
Seluruh karyawan harus memahami pengertian KTD, KTC, KNC dan KPC bagaimana alur dan cara pelaporannya.
Selain 5 kategori tersebut, insiden yang dilaporkan dapat juga berupa:
1. Kerusakan alat medis dan non medis
2. Penarikan kembali alat-alat medis
3. Insiden terkait fasilitas umum
4. Tumpahan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
5. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
6. Intimidasi, pelecehan dan diskriminasi
7. Singkatan yang tidak ada dalam daftar singkatan resmi rumah sakit
8. Duplikasi data RM yang tidak sesuai dengan pasien
9. Insiden pada pengadaan rantai pebekalan (critical supply chain)
10. Kegagalan sistem komunikasi dan informasi rumah sakit
11. Semua reaksi transfusi produk darah
12. Semua kejadian serius akibat rekasi obat
13. Semua kesalahan signifikan yang berhubungan dengan pengobatan pasien
14. Perbedaan besar antara diagnosa pra operasi dan pasca operasi
15. Kejadian tidak diharapkan atau pola kejadian tak diharapkan selama anestesi
16. Kejadian-kejadian lain yang berkaitan dengan perawatan kesehatan atau wabah penyakit menular
17. Biling tidak sesuai dengan tindakan pelayanan atau pelayanan pasien
18. Code Blue (di luar area kritis)
C. PENGELOLAAN SAMPAH
1. Sampah infeksius dimasukkan dalam kantong sampah warna kuning
2. Sampah non-infeksius dimasukan dalam kantong sampah warna hitam
3. Sampah benda tajam dimasukan dalam container khusus benda tajam (sharp container)
4. Sharp container harus diganti jika sudah ¾ penuh
ETIKA BATUK
B. Pelayanan Terintegrasi
Definisi
Pelayanan terintegrasi merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengelola semua aspek perawatan pasien
dengan melibatkan banyak professional pemberi asuhan (PPA) dari berbagai unit kerja dan pelayanan Kesehatan
yang memberikan perawatan kepada pasien.
1. Rencana asuhan untuk setiap pasien dibuat Bersama oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat
dan pemberi pelayanan Kesehatan yang lain dalam waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap
2. Bagaimana bentuknya?
3. Terlihat dalam bentuk SOAP mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan & evaluasi pada rekam medis
pasien yang terintegrasi dan dikoordinasikan antara pemberi pelayanan (dokter, perawat dan petugas kesehatan
lainnya)
4. Bagaimana pengkajian & perencanaan dilakukan?
Pengkajian & perencanaan awal: saat pasien baru
Pengkajian & perencanaan ulang: pasien dengan perubahan kondisi
Tujuan perawatan/goals pasien harus dibuat
5. Siapa yang membuat SOAP?
DPJP, Dokter konsulen, Case Manager, Perawat/Bidan, dan petugas Kesehatan lainnya
6. Kapan SOAP dilakukan?
Setiap hari, termasuk evaluasi akan hasil pemeriksaan, pengobatan & tindakan yang dilakukan serta
diinformasikan kepada pasien/keluarga
Metode pemberian instruksi
1. Jenis instruksi harus tertulis dan dicatat, tetapi Rumah sakit mengijinkan instruksi disampaikan melalui pesan
teks dan memastikan bahwa proses ini melalui bentuk pesan teks yang aman dan memenuhi kriteria:
Proses sign-on yang aman
Pesan terenkripsi
Pelarangan penggunaan pesan teks yang tidak aman
Bukti pesan tersampaikan dan dibaca
Stample tanggal dan waktu
Rentang waktu tertentu untuk retensi pesan teks
Suatu proses otentikasi atau pembuktian keaslian oleh dokter yang memberikan instruksi
2. Instruksi yang diberikan melalui telepon maupun pesan text harus didokumentasikan dalam sistem teramedik
dan dibacakan kembali serta dikonfirmasi kebenarannya pada saat dokter visite.
4. Monitoring:
Cek TTV, reaksi alergi (seperti sesak nafas, gatal, dll)
Kapan monitoring dilakukan:
5 menit sebelum transfusi di berikan
Saat transfusi:
a) 5 menit pertama
b) 5 menit kedua
c) 5 menit ketiga
d) Selanjutnya tiap 30 menit sampai transfusi selesai
5. Identifikasi & respons terhadap reaksi alergi:
Kalau terjadi reaksi alergi, segera hentikan transfusi & lapor dokter
Ikuti alogaritma penatalaksanaan penanganan reaksi transfusi
Dokumentasi
6. Kebutuhan donor darah cito kondisi life saving
Bila darah tersedia di RS UMMI
a) Pastikan gol darah pasien sudah jelas
b) Crossmatch oleh lab dengan darah yang ada
c) Buat Informed Concent
d) Administrasi permintaan darah tetap dilakukan
Bila tidak tersedia darah di RS UMMI:
a) Dokter menginformasikan kepada keluarga tentang kebutuhan darah cito
b) Buat Informed Concent terhadap pemberian darah dari donor langsung
c) Siapkan pendorong, untuk diambil darah di tempat yang ditentukan
d) Darah crossmatch cito oleh lab / B
E.5. Perawatan Pasien yang Menggunakan Alat Bantu dan Penunjang Kehidupan
Pengertian alat bantu/penunjang kehidupan
Adalah alat bantu dan penunjang untuk mempertahankan kehidupan pasien yang mengalami kondisi kritis. Alat bantu
dan penunjang kehidupan bisa berupa: artificial airway, artificial nutrition, pemberian obat-obatan inotropik, ventilasi
mekanik, resusitasi jantung paru, dan tindakan defibrilasi.
Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan
1. Memerlukan Informed Consent ETT, ventilasi mekanik, tracheostomi, defibrilasi, PEG (Percutaneous
Endoscopic Gastrostomy), PEJ (Percutaneous Endoscopic Jejunostomy)
2. Monitoring ketat
3. Dilakukan oleh petugas yang kompeten
4. Pendokumentasian dalam rekam medis
5. Staff mengidentifikasi dan mencegah risiko-risiko yang dapat timbul akibat prosedur atau tindakan akibat penggunaan
alat bantu kehidupan seperti VAP (ventilator acquired pneumonia), pressure ulcer, dll.
E.6. Perawatan Pasien dengan Penurunan Kekebalan Tubuh/Immunosuppressed & Penyakit Menular
Hal yang harus diperhatikan dalam perawatan pasien:
1. Hand hygiene
2. Penggunaan APD yang sesuai
3. Pembatalan jumlah pengunjung
4. Jika diperlukan dirawat diruangan tersendiri
E.13. Perawatan Bagi Pasien Dalam Kondisi Akhir Kehidupan (End of Life)
Perawatan ini diberikan di akhir kehidupan (menjelang ajal). Skrining End of Life dilakukan jika ditemukan 3 dari 6
kriteria berikut:
1. Memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan (Cancer, HIV, end state of organ failure, DM komplikasi, gagal ginjal,
gagal jantung stadium lanjut, PPOK stadium lanjut)
2. Mengalami progresifitas penyakit walaupun dengan obat-obatan kausatif
3. Mengalami penularan keadaan umum disertai dengan kondisi tidak memberikan respon terhadap lingkungan
4. Tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri (membutuhkan perawatan total)
5. Tidak dapat bangun dari tempat tidur
6. Tidak mampu menelan makanan atau minuman
Segera laporkan hasil pengkajian ini pada DPJP:
1. Dokter akan melakukan Paliative Care dengan melakukan pengkajian dan monitoring kondisi akhir kehidupan
2. Perawatan melakukan dokumentasi pengkajian ulang perawatan kondisi akhir kehidupan
3. Obat-obatan dan intervensi yang tidak esensial dihentikan dan obat-oabtan untuk mengendalikan gejala diberikan
4. Pengkajian ulang yaitu monitoring oleh perawat setiap hari/sesuai kondisi pasien
5. Perawatan di berikan dengan memberikan posisi dan tempat yang nyaman/tenang, menghormati nolai-nilai, agama
(pelayanan kerohanian) dan budaya pasien, melibatkan keluarga
6. Keputusan DNR (Do Not Rescucitation) harus dibuat Informed Consent.
Panduan implant
1. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implant yang tidak dan atau mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh
2. Implan adalah perangkat medis yang diproduksi untuk menggantikan struktur biologis yang hilang, mendukung
struktur biologis rusak dan dipasang di dalam atau permukaan tubuh secara permanent atau sementara
3. Pemasangan implant adalah proses penanaman alat melalui tindakan untuk membantu memulihkan atau
menggantikan fungsi sistem organ atau struktur tubuh manusia
4. Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi pada tempat atau daerah insisi akibat tindakan
pembedahan
5. Adverse event/Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang
mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
6. Pastikan Implant sudah teregistrasi depkes
7. Pastikan dokter sudah menjelaskan terkait pemasangan implant dan TTD Informed Consent
8. Dokumentasikan pemasangan implant pada Teramedik:
Dokter menulis jenis implant yang dipasang di kolom alert dan di laporkan operasi
Perawat menulis:
a) Jenis implan
b) Jumlah implan
c) Nomor bets/nomor LOT
d) Ukuran dan nomor implan
e) Waktu kedaluwarsa
Catat di dalam kartu implant dan buat reminder untuk pelepasan implant jika diperlukan. Kartu implant
berikan ke pasien dan atau keluarga. Perawat memberikan edukasi terkait perawatan pemasangan implant.
F. Pelayanan Nutrisi
Apakah tersedia variasi menu makanan untuk pasien?
Tersedia, 3 menu pilihan yaitu: Indonesia, Eropa, Chinese, kecuali pasien kelas 3 hanya menu Indonesia
Bagaimana pasien mendapatkan makanan?
Sesuai dengan diet yang ditentukan oleh dokter
Kapan pasien mendapatkan makan?
Sesuai waktu yang ditetapkan oleh RS
1. Breakfast (06.30-07.30), snack (09.00-10.00)
2. Lunch (11.30-12.30), snack (14.00-15.00)
3. Dinner (18.00-19.00)
Pasien tidak boleh membawa makan dari luar.
Terapi nutrisi
1. Siapakah yang melakukan skrining gizi?
Perawat
2. Kapan dilakukan skrining gizi?
Dalam waktu 24 jam setelah pasien dirawat
3. Apa yang dilakukan bila hasil skrining gizi berisiko?
Konsul ke dokter gizi / ahli gizi
4. Apa yang dilakukan bila ada perubahan diit?
Melaporkan melalui telepon ke ahli gizi di kitchen dan buat order di rekam medis pasien
5. Kemana bila pasien membutuhkan informasi diet lanjutan setelah rawat?
Lapor ke ahli gizi rumah sakit
CONTOH MSDS
GAMBAR MATERIAL SAFETY DATA SHEETS
C. Kebakaran
Penanganan Kebakaran
D. Valve Medis
Cara Menutup Valve Medis
Gambar
E. Gempa Bumi
Prosedur bila terjadi gempa bumi
Gambar
Tindakan apa yang harus dilakukan bila terjebak di dalam reruntuhan pasca gempa bumi.
1. Jangan menyalakan korek api
2. Jangan menggerakan atau menendang debu
3. Tutup mulut anda dengan sapu tangan atau pakaian
4. Ketuk-ketuk pipa atau dinding sehingga tim penyelamat dapat menemukan anda
5. Gunakan peluit jika tersedia
6. Berteriak hanya sebagai usaha terakhir (berte-riak dapat menyebabkan Anda menghirup debu yang berpotensi
bahaya)
Hal-hal yang harus dilakukan pasca gempa bumi
Gambar
F. Kode Bencana
1. Kode coklat : bencana eksternal besar
2. Kode abu-abu : bencana alam
3. Kode kuning : bencana internal besar
4. Kode merah : kebakaran
5. Kode ungu : ancaman bom
6. Kode hitam : ancaman pribadi
7. Kode pink : penculikan anak/bayi
8. Kode biru : insiden/darurat medis
9. Kode jingga : evaluasi
10. Kode hijau : kembali ke keadaan normal/ bencana teratasi
KODE BENCANA
Gambar
Jenis bencana
1. Bencana alam
Gempa, banjir, epidemik, putting beliung
2. Bencana internal
Kebakaran, tumpahan bahan berbahaya, kega-galan air, kegagalan listrik dan kegagalan IT
3. Bencana berhubungan dengan manusia
Ancaman bom, penculikan anak, penyanderaan, ledakan, insiden masal (jumlah korban kecil/ besar)
Prosedur evakuasi
1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari, ikuti petunjuk arah evakuasi atau instruksi dari petugas evakuasi
2. Gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi
3. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja sewaktu alarm berbunyi
4. Jangan mencoba mengambil barang yang ter-tinggal
5. Lepaskan sepatu hak tinggi bagi yang meng-gunakan
6. Jangan merangkak menuju tangga darurat, bila Lorong dipenuhi asap
7. Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue yang telah dibasahi air guna menghindari dari
kemungkinan menghirup zat-zat beracun.
8. Keluar menuju titik kumpul
B. Kewajiban Pasien
Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap rumah sakit atas pelayanan yang telah diterima dengan mematuhi
ketentuan yang berlaku di rumah sakit, sebagai berikut:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara ber-tanggung jawab.
3. Menghormati hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah
sakit.
Memperlakukan staf rumah sakit, pasien lainnya, dan pengunjung dengan sopan dan hormat.
Menghormati privasi pasien lainnya.
Bila membuat perjanjian, datang sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Jika pasien tidak bisa hadir sesuai
perjanjian, silahkan memberitahukan pihak rumah sakit sebelumnya.
Pasien bertanggungjawab atas keamanan barang-barang berharga dan barang-barang pribadi pasien selama
berada di rumah sakit.
Memperlakukan properti dan fasilitas rumah sakit dengan hati hati dan penuh tanggung jawab.
Menginfromasikan ke perawat jika pasien akan menerima kunjungan religius dan diperbolehkan menjalankan
ibadah di tempat rawat inap sepanjang tidak mengganggu pasien/orang lain.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan pengetahuan tentang masalah
kesehatannya.
Memberikan informasi yang lengkap dan akurat atas Kesehatan pasien, termasuk kondisi terkini, Riwayat
penyakit, Riwayat opname, obat-obatan yang digunakan, alergi yang diderita dan segala informasi mengenai
Kesehatan pasien yang patut untuk diketahui oleh dokter dan pihak rumah sakit.
Memberikan data pribadi pasien secara lengkap dan akurat, seperti nama lengkap, tanggal lahir, alamat, nomor
kontak. Patut dengan proses identifikasi pasien yang diterapkan rumah sakit demi keamanan dan keselamatan
pasien.
Bertanya bila pasien tidak mengerti diagnosa atau rencana pengobatan yang akan pasien jalani. Pasien dan
keluarga pasien bertanggung jawab untuk memberitahu pihak rumah sakit apabila pasien tidak mengerti
prosedur yang akan dijalankan.
Memberitahukan perubahan yang terjadi atas kondisi atau/dan kesehatan pasien selama dalam perawatan di
rumah sakit.
Memberitahu pihak rumah sakit/dokter bila pasien tidak memerlukan/menolak pengobatan yang dapat
memperpanjang masa kehidupan pasien (Do Not Resuscitate).
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang dimilikinya;
Menyelesaikan semua biaya rumah sakit pada waktunya sesuai dengan pelayanan dan pengo-batan yang
disediakan/diberikan untuk pasien selama pasien di rumah sakit.
Mencari penjelasan apabila ada masalah finansial/biaya perawatan yang tidak dime-ngerti.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh pasien
yang bersangkutan setelah mendapat-kan penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Menerima segala konseksuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan
oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Bertanggungjawab atas semua konsekuensi yang ada apabila pasien menolak pengobatan medis, rencana pengobatan
pasien, meninggalkan rumah sakit atau bertentangan dengan nasehat medis (pasien harus mengisi formulir
penolakan).
9. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
D. Informed Consent
RS UMMI memiliki 3 (tiga) jenis form persetujuan tindakan, yaitu:
1. General Consent yang merupakan persetujuan tindakan umum ketika pasien pertama kali berobat serta ketika akan
masuk rawat inap. Form ini terdapat di form pasien baru dan form pernyataan rawat inap.
2. Informed Consent yang merupakan persetujuan untuk semua tindakan medis berisiko tinggi diluar tindakan spesifik.
3. Informed Consent Lainnya yang merupakan persetujuan tindakan medis berisiko tinggi untuk tindakan
spesifik/khusus, yaitu antara lain:
Anestesi dan Sedasi
Transfusi Darah atau Produk Darah Lainnya
Pemeriksaan HIV
Tindakan Perawatan Gigi dan Mulut Anak
F. Layanan Pelanggan
Dimana terdapat Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga?
1. Kebijakan dan Panduan Hak dan Kewajiban Pasien.
2. Brosur Hak dan Kewajiban Pasien
3. Customer Service ketika pasien/keluarga mem-butuhkan informasi dan penjelasan lebih lanjut mengenai hak dan
kewajiban pasien dan keluarga.
4. Saat masuk ranap ketika perawat menjelaskan hak & kewajiban pasien sesuai informasi pada check list
penerimaan pasien baru.
Bagaimana prosedur untuk mendapatkan akses ke penerjemah (Bahasa) untuk seorang pasien?
Hubungi Customer Service Officer di Extention 100 / 101
Apakah tanggung jawab saya kepada pasien perihal kerahasiaan?
1. Semua staf rumah sakit bertanggung jawab untuk menjaga surat, komunikasi verbal, dokumentasi tertulis, dan
informasi computer mengenai rahasia perawatan pasien dan membahas masalah perawatan pasien hanya dengan
penyedia perawatan yang langsung menangani.
2. Informasi perawatan pasien tidak dibahas di tempat umum (lift, kantin, dan Lorong-lorong, juga di rumah)
Motto RS UMMI
We care and cure with heart
Nilai Utama RS UMMI
Amanah, ikhlas, professional,intergritas, semangat, kolaborasi, inovasi,orientasi pelanggan
1. Amanah
Siap menjalankan tugas sebagai ibadah pada Allah dan pelayanan pada pasien dengan penuh tanggungjawab.
Memegang teguh rahasia jabatan dan institusi serta tidak menyalahkan gunakan jabatan untuk kepentingan pribadi
atau kelompok.
2. Profesional
Bersedia meningkatkan kemampuan diri melalui kebiasaan belajar tanpa henti
3. Ikhlas
Melaksanakan tupoksi sesuai arahan pimpinan dengan lapang dada dan jiwa besar
4. Empati
Senantiasa sigap dalam merespon kebutuhan pasien serta cekatan dlm memberi solusi atas problem yang ada
5. Komunikasi Efektif
Senantiasa menjaga nama baik dan reputasi pimpinan dan institusi melalui komunikasi yang jelas, tepat dan sehat
Struktur dan otoritas kepemimpinan dari seluruh level rumah sakit di deskripsikan dalam suatu dokumen tertulis.
Setiap kepala departemen menyelenggarakan program orientasi yang terdokumentasi untuk me-mastikan stafnya dapat
bekerja dengan baik. Dan setiap karyawan yang bekerja di RS UMMI wajib memiliki dan mengerti deskripsi kerja masing-
masing.
Peralatan dan sumber daya lainnya diindentifikasi setelah mendapatkan masukan dari staf professional untuk
mendapatkan peralatan dan sumber daya lainnya yang terbaik. Pembelian peralatan, obat-obatan dan consumable
melalui 1 pintu yaitu purchasing RS dengan memperhatikan supply chain serta mutu dan kesela-matan pasien.
Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu dan menjamin keselamatan pasien, kerjasama dengan
pihak luar (outsource/pihak ketiga/vendor) akan di evaluasi per tahun dan tindak lanjut akan dilakukan bagi pihak luar
yang tidak memenuhi harapan. Dengan pihak luar, rumah sakit mempunyai program CSR (Corporate Social Responsibility)